Analisis Masalah Alternatif Solusi Mengenai Sampah Di Wilayah Kota Pasuruan

fida93639 24 views 3 slides Dec 06, 2024
Slide 1
Slide 1 of 3
Slide 1
1
Slide 2
2
Slide 3
3

About This Presentation

Tugas PKWU : Artikel
SMA Negeri 1 Kota Pasuruan


Slide Content

Artikel
ANALISIS MASALAH ALTERNATIF SOLUSI MENGENAI
SAMPAH DI WILAYAH KOTA PASURUAN
SMA NEGERI 1 KOTA PASURUAN
JL.SOEKARNO HATTA NO.40
Guru Pembimbing:
Dety Kurnia
Disusun oleh:
Hikmatul Mufida XI-5 (16)

Pendahuluan
Dalam hal persoalan sampah, Kota Pasuruan adalah salah satu kota di Jawa Timur yang memiliki potensi sekaligus permasalahan terkait dengan tata kelola sampah yang cukup serius. Namun
hal ini bisa diperkuat dari hasil data banyaknya sampah bahwa Kota Pasuruan memiliki tempat pembuangan akhir (TPA) yang beroperasi di Kenep Beji Pasuruan dengan kondisi overload
kapasitas daya tampung sampahnya.Tetapi permasalahan pengelolaan sampah di Kota Pasuruan belum dapat teratasi dengan maksimal. Masih adanya area yang belum mencakup wilayah
layanan pemegang ton sampah 10,88%,timbulnya sampah yang belum tertangani 16,5%,masih adanya TPS liar, pembakaran sampah, pembuangan sampah di sungai, dan permasalahan lain
yang cukup komplek di dalam penanganan pengolahan sampah. Kota Pasuruan sekarang ini dalam kondisi “darurat sampah” dimana dalam 1 hari sampah yang dihasilkan sebesar 4500 ton.
Analisis Masalah Sampah Di Kota Pasuruan
Masalah sampah di Kota Pasuruan memang sangat kompleks dan memerlukan perhatian serius dari masyarakat, Kota Pasuruan memiliki sejumlah
tantangan yang terkait dengan kapasitas infrastruktur, kesadaran masyarakat, serta pengelolaan sampah yang belum terintegrasi dengan baik.
1. Overload TPA (Tempat Pembuangan Akhir)
TPA yang ada di Kenep Beji sudah tidak mampu menampung volume sampah yang terus meningkat. Dengan kapasitas daya tampung yang terbatas,
sementara produksi sampah di kota pasuruan mencapai sekitar 4.500 ton per hari, sehingga TPA ini menjadi sangat terbebani. Jika kapasitas TPA tidak
diperluas atau tidak ada pengelolaan yang lebih baik, masalah overload ini akan semakin parah, yang bisa berisiko menyebabkan penumpukan sampah di
area lain kota pasuruan,yang dapat menurunkan kualitas lingkungan wilayah kota pasuruan.
2. Cakupan Layanan Pengelolaan Sampah yang Terbatas
Sekitar 10,88% wilayah di Kota Pasuruan masih belum tercakup dalam layanan pengelolaan sampah. Dengan ini dapat menunjukkan adanya ketimpangan
dalam distribusi layanan pengelolaan sampah. Daerah-daerah yang tidak tercakup dalam layanan pengangkutan sampah cenderung menjadi sumber sampah
liar, yang bisa memperburuk masalah kebersihan dan kesehatan masyarakat kota pasuruan.
3. Rendahnya Kesadaran Masyarakat
Meskipun sudah ada layanan pengelolaan sampah, banyak masyarakat yang belum sepenuhnya sadar akan pentingnya pemilahan sampah, terutama dalam
hal sampah organik dan non-organik. Banyak sampah yang dibuang tanpa pemilahan, sehingga menyulitkan proses pengelolaan sampah yang lebih efisien
dan ramah lingkungan.
4. Pembuangan Sampah di Sungai
Pembuangan sampah di sungai menjadi masalah besar karena dapat menyebabkan penyumbatan aliran air, banjir, dan pencemaran air. Sampah yang
terbawa ke laut juga dapat mencemari ekosistem perairan dan mengancam keberlangsungan kehidupan laut. Pembuangan sampah di sungai juga
memperburuk sanitasi kota, meningkatkan risiko penyakit, serta merusak kualitas air yang digunakan oleh masyarakat.
5. Kurangnya Infrastruktur Pengelolaan Sampah yang Memadai
Keterbatasan infrastruktur seperti tempat sampah yang tidak memadai, kurangnya tempat pengelolaan sampah daur ulang, dan fasilitas pemrosesan
sampah yang terbatas yang dapat menghambat upaya pengelolaan sampah secara efektif.
Gambar.

Solusi Alternatif
1. Perluasan Pelayanan Pengelolaan Sampah:
sekitar 10,88% wilayah Kota Pasuruan belum tercakup dalam layanan pengelolaan sampah. Pemerintah perlu meningkatkan pelayanan pengolahan sampah, termasuk
kawasan pemukiman dan kawasan padat penduduk, untuk mendapat layanan pengelolaan sampah yang memadai.
2. Pengurangan Sampah Plastik:
Perlunya melaksanakan kampanye pengurangan plastik di kalangan masyarakat dengan menggandeng sekolah, organisasi masyarakat, dan sektor swasta. Penyuluhan tentang
bahaya sampah plastik dan dampaknya terhadap lingkungan yang harus diperkuat.
3. Penanggulangan Pembakaran Sampah dan Pembuangan Sampah di Sungai:
Masyarakat perlu diedukasi tentang dampak buruk dari pembakaran sampah, terutama terhadap kualitas udara dan kesehatan masyarakat. Pemkot Pasuruan perlu
memperketat pengawasan dan penegakan hukum terkait pembuangan sampah sembarangan, pembakaran sampah, dan pembuangan sampah ke sungai.
4. Peningkatan Kesadaran dan Partisipasi Masyarakat:
Pemerintah Kota Pasuruan harus secara konsisten melaksanakan kampanye edukasi tentang pentingnya pengelolaan sampah yang baik, pemilahan sampah, dampak buruk
sampah terhadap lingkungan, serta bagaimana cara membuang sampah dengan benar deangan membentuk komunitas-komunitas pengelolaan sampah di tingkat RT/RW yang
dapat mengorganisir kegiatan pemilahan sampah, pengangkutan sampah, serta daur ulang.
5. Pemanfaatan Teknologi untuk Daur Ulang Sampah;
Pemerintah perlu membangun fasilitas pemrosesan dan daur ulang sampah yang dapat memisahkan sampah organik dan anorganik. Sehingga sampah organik bisa diolah
menjadi kompos, sementara sampah anorganik (seperti plastik, kertas, dan logam) yang dapat didaur ulang dan dimanfaatkan kembali untuk mencegahnya banyaknya
sampah.
Kesimpulan
Kota Pasuruan menghadapi permasalahan pengelolaan sampah yang sangat serius dan kompleks. Meskipun memiliki tempat pembuangan akhir (TPA) di Kenep Beji,
kapasitas TPA tersebut sudah overload dan tidak dapat menampung volume sampah yang terus meningkat. Selain itu, sekitar 10,88% wilayah Kota Pasuruan masih
belum terjangkau oleh layanan pengelolaan sampah, sementara 16,5% timbulan sampah belum tertangani dengan baik. Masalah lainnya termasuk adanya TPS liar,
pembakaran sampah, serta pembuangan sampah di sungai, yang semakin memperburuk kondisi lingkungan dan kesehatan masyarakat. Kini Kota Pasuruan berada
dalam kondisi "darurat sampah" dengan timbulan sampah yang mencapai 4.500 ton per hari, yang memerlukan perhatian serius dan upaya kolaboratif dari
pemerintah, masyarakat, dan sektor terkait untuk mengatasi masalah ini.
Kesan
Secara keseluruhan, pengelolaan sampah di Kota Pasuruan belum dapat ditangani secara optimal, meskipun potensi untuk perbaikan sangat besar. Permasalahan ini
membutuhkan upaya serius dan komprehensif dari seluruh pihak upaya untuk mengurangi wilayah kota pasuruan dari banyaknya sampah , baik pemerintah,
masyarakat, maupun sektor swasta. Mengingat kondisi Kota Pasuran yang semakin memburuk, pengelolaan sampah yang tidak efisien dapat menjadi hal yang sangat
mendesak untuk menciptakan lingkungan yang lebih sehat,nyaman dan layak huni
Saran
Penting untuk mengurangi ketergantungan pada plastik sekali pakai, dengan memperkenalkan alternatif ramah lingkungan kepada masyarakat dan industri, Dengan
melakukan kampanye pengurangan sampah plastik yang masih harus didorong di semua sektor, terutama di pasar, toko, dan fasilitas umum. perlunya penegakan
hukum terhadap pembakaran sampah secara liar dan pembuangan sampah di sungai harus diperketat dengan sanksi yang tegas, dengan pembentukan tim pengawas
sampah di tingkat kelurahan atau kecamatan dapat membantu memantau dan menindak pelanggaran terkait sampah secara lebih efektif.Pemerintah juga harus
memperluas layanan pengelolaan sampah ke seluruh wilayah kota, termasuk daerah yang belum terjangkau layanan, agar semua warga dapat membuang sampah
dengan benar dan tidak membuangnya sembarangan.
sumber:
https://id.scribd.com/document/355701258/RINGKASAN-EKSEKUTIF
https://download.garuda.kemdikbud.go.id/article.php?
article=1833536&val=19370&title=Modernisasi%20Manajemen%20Bank%20Sampah%20Melalui%20Pemanfaatan%20Aplikasi%20Bank%20Sampah%20IT%20
Mobile%20Pada%20Komunitas%20Bank%20Sampah%20TPI%20BISA%20Kelurahan%20Pagak%20Kecamatan%20Beji%20Kab%20Pasuruan
Tags