ANC dan PEMANTAUAN IBU SAAT ANC MENGGUNAKAN BUKU KIA 2022.pptx

rizkyapriliawulandar1 1 views 105 slides Oct 09, 2025
Slide 1
Slide 1 of 105
Slide 1
1
Slide 2
2
Slide 3
3
Slide 4
4
Slide 5
5
Slide 6
6
Slide 7
7
Slide 8
8
Slide 9
9
Slide 10
10
Slide 11
11
Slide 12
12
Slide 13
13
Slide 14
14
Slide 15
15
Slide 16
16
Slide 17
17
Slide 18
18
Slide 19
19
Slide 20
20
Slide 21
21
Slide 22
22
Slide 23
23
Slide 24
24
Slide 25
25
Slide 26
26
Slide 27
27
Slide 28
28
Slide 29
29
Slide 30
30
Slide 31
31
Slide 32
32
Slide 33
33
Slide 34
34
Slide 35
35
Slide 36
36
Slide 37
37
Slide 38
38
Slide 39
39
Slide 40
40
Slide 41
41
Slide 42
42
Slide 43
43
Slide 44
44
Slide 45
45
Slide 46
46
Slide 47
47
Slide 48
48
Slide 49
49
Slide 50
50
Slide 51
51
Slide 52
52
Slide 53
53
Slide 54
54
Slide 55
55
Slide 56
56
Slide 57
57
Slide 58
58
Slide 59
59
Slide 60
60
Slide 61
61
Slide 62
62
Slide 63
63
Slide 64
64
Slide 65
65
Slide 66
66
Slide 67
67
Slide 68
68
Slide 69
69
Slide 70
70
Slide 71
71
Slide 72
72
Slide 73
73
Slide 74
74
Slide 75
75
Slide 76
76
Slide 77
77
Slide 78
78
Slide 79
79
Slide 80
80
Slide 81
81
Slide 82
82
Slide 83
83
Slide 84
84
Slide 85
85
Slide 86
86
Slide 87
87
Slide 88
88
Slide 89
89
Slide 90
90
Slide 91
91
Slide 92
92
Slide 93
93
Slide 94
94
Slide 95
95
Slide 96
96
Slide 97
97
Slide 98
98
Slide 99
99
Slide 100
100
Slide 101
101
Slide 102
102
Slide 103
103
Slide 104
104
Slide 105
105

About This Presentation

ANC dan PEMANTAUAN IBU SAAT ANC MENGGUNAKAN BUKU KIA 2022


Slide Content

KONSEP PELAYANAN A N C TERPADU DAN PEMANTAUAN IBU HAMIL M E N GG UN A K A N B U K U K I A VE R S I 2024 DISAMPAIKAN OLEH : NOVA EKA WONDASARI, SST., M.KES P ELATIHAN ANC, SHK BAGI BIDAN KABUPATEN KApUAS

RUM A H, POS Y ANDU • K e lu a rga • Kader PUS K E S MAS , FKTP • Dokter • Bi d an RUMAH, PUSKESMAS Mandiri Nakes Pemeriksaan 10T : T1: TB dan BB T2: TD T3: LiLa T4: TFU T5: DJJ Janin T6: Status TT T7: Tablet Fe T8: Tes Lab (Gol darah , Hb, GDS, Sifilis , HIV, HepB , Malaria, Proteinuri , Sputum BTA) T9: Tatalaksana Kasus T10: Temu wicara konseling KF1 KF2 KF3 KF4 Bagan Tata Laksana Terpadu Nifas K1 K2 K3 K4 K5 K6 Pemeriksaan 10 T, USG H1 H2 H3 H4 H5 Dst Tanda bahaya Deteksi dan Rujukan Lebih Dini Layak hamil Usia antara 20 – 35 tahun IMT 18,5 – 25,0 Tinggi badan ≥ 145 cm Tidak KEK / LiLA ≥ 23,5 cm Tidak Anemia / Hb ≥ 11 g/dL Jumlah anak ≤ 2 orang Jarak antar kehamilan ≥ 2 tahun Tidak riwayat obstetri buruk penyakit dalam kondisi terkontrol , seperti darah tinggi , diabetes, kanker , masalah kejiwaan dll Catin 3 bulan sebelum menikah PUS Perempuan 1x dalam setahun

Pelayanan Kesehatan Masa Hamil (1/2) D ilakukan sejak terjadinya masa konsepsi hingga sebelum mulainya proses persalinan B ertujuan untuk memenuhi hak setiap ibu hamil memperoleh pelayanan kesehatan yang berkualitas sehingga mampu menjalani kehamilan dengan sehat , bersalin dengan selamat , dan melahirkan bayi yang sehat dan berkualitas . D ilakukan paling sedikit 6 ( enam ) kali selama masa kehamilan meliputi : 1 ( satu ) kali pada trimester pertama ; 2 ( dua ) kali pada trimester kedua ; dan 3 ( tiga ) kali pada trimester ketiga . D ilakukan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi dan kewenangan dan paling sedikit 2 (dua) kali oleh dokter atau dokter spesialis kebidanan dan kandungan pada trimester pertama dan ketiga termasuk pelayanan USG Pelayanan Kesehatan Masa Hamil (1/2)

Wajib dilakukan pemeriksaan laboratorium : tes kehamilan, kadar Haemoglobin darah, golongan darah, tes triple eliminasi (HIV, Sifilis, dan Hepatitis B), malaria pada daerah endemis. Tes lainnya dilakukan sesuai indikasi. Wajib dilakukan melalui pelayanan antenatal sesuai standar dan secara terpadu. Pelayanan antenatal secara terpadu merupakan pelayanan komprehensif dan berkualitas yang dilakukan secara terintegrasi dengan program pelayanan kesehatan lainnya termasuk pelayanan kesehatan jiwa . Harus dicatat dalam kartu ibu/rekam medis, formulir pencatatan kohort ibu, dan buku kesehatan ibu dan anak sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan Pelayanan Kesehatan Masa Hamil (2/2)

DEFINISI PELAYANAN ANTENATAL TERPADU Pelayanan antenatal adalah setiap kegiatan dan/atau serangkaian kegiatan yang dilakukan sejak terjadinya masa konsepsi hingga sebelum mulainya proses persalinan yang komprehensif dan berkualitas dan diberikan kepada seluruh ibu hamil. (Pedoman Pelayanan Antenatal Terpadu Edisi Ketiga Tahun 2020)

Tujuan Antenatal Terpadu Semua ibu hamil memperoleh pelayanan antenatal yang komprehensif dan berkualitas sehingga ibu hamil dapat menjalani kehamilan dan persalinan dengan pengalaman yang bersifat positif serta melahirkan bayi yang sehat dan berkualitas. Pengalaman yang bersifat positif adalah pengalaman yang menyenangkan dan memberikan nilai tambah yang bermanfaat bagi ibu hamil dalam menjalankan perannya sebagai perempuan, istri dan ibu.

Tujuan Khusus Terlaksananya pelayanan antenatal terpadu, termasuk konseling, dan gizi ibu hamil, konseling KB dan pemberian ASI. Terlaksananya dukungan emosi dan psikososial sesuai dengan keadaan ibu hamil pada setiap kontak dengan tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi klinis/kebidanan dan interpersonal yang baik. Setiap ibu hamil untuk mendapatkan pelayanan antenatal terpadu minimal 6 kali selama masa kehamilan. Terlaksananya pemantauan tumbuh kembang janin. Deteksi secara dini kelainan/penyakit/gangguan yang diderita ibu hamil. Dilaksanakannya tatalaksana terhadap kelainan/penyakit/gangguan pada ibu hamil sedini mungkin atau rujukan kasus ke fasilitas pelayanan kesehatan sesuai dengan sistem rujukan yang ada.

Asuhan Antenatal Re k o m e n d a s i WH O 2016 Asuhan A n t e n at a l W HO 2016 Konsep P e l a y a n a n ANC Program Pelayanan A n t en a t a l 10T Periksa K ehami l an Kelengkapan Pelayanan K eseh a t a n Ibu dan Evaluasi K eseh a t a n Ibu

P e l a y ana n Ant e n a t a l Kelengkapan Pelayanan K eseh a t a n Ibu dan Evaluasi K eseh a t a n Ibu Asuhan A n t en a t a l W H O 2016 Konsep P e l a y a n a n ANC Program Pelayanan A n t en a t a l 10T Periksa K ehami l a n Peran Dokter da ANC Standar Kunjungan Pelayanan Antenatal 2015 Trimester Jumlah Kunjungan Minimal Waktu Kunjungan Yang Dianjurkan I 1 kali Sebelum minggu ke- 12 II 1 kali Antara minggu ke- 24 - 28 III 2 kali Antara minggu ke- 30 - 32 Antara minggu ke- 36 - 38 Minimal 1 kali ke dokter untuk deteksi kelainan medis secara umum Standar Kunjungan Pelayanan Antenatal 2020 Trimester Jumlah Kunjungan Minimal Waktu Kunjungan Yang Dianjurkan I 1 kali Sebelum minggu ke- 12 II 2 kali Antara minggu ke- 24 - 28 III 3 kali Antara minggu ke- 30 - 38 Minimal 2 kali ke dokter umum / dokter Obgin yang bertujuan untuk skrining faktor risiko dan deteksi kelainan medis secara umum pada trimester 1 dan 3 Pendahuluan Peran Dokter dalam ANC Terpadu Pengisian Lembar Buku KIA oleh Dokter dan SpOG Review Istilah baru Kesimpulan Referensi

TUJUAN SESI ASUHAN IBU HAMIL TERPADU 2. Melakukan Teknik Pemeriksaan ANC Terpadu danTata Laksana Asuhan Ibu Hamil Anamnese dan Pengkajian data Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan Penunjang / Laboratorium Analisis dan Interpretasi data Penatalaksanaan ( Imunisasi dan Suplementasi ) KIE dan Pendokumentasian Setelah mengikuti materi ini, peserta mampu: 1. Menjelaskan standar pelayanan Antenatal. ANC TERPADU

TEMPAT ANC DAN PERSALINAN (Riskesdas 2018) 13 ,4 Dokter Sp.OG 0,5 Dokter 82 ,4 Bidan 0,5 Perawat 3 ,1 Tidak ANC % TENAGA PEMBERI LAYANAN ANC % TEMPAT PERSALINAN PEREMPUAN 10-54 TAHUN 29% Praktek Bidan 18% RS Swasta 16% Rumah 15% RS Pe m e r in t a h 12% Puskesmas/ Pustu/Puslin 5% Klinik g 4% Polindes/ Poskesdes 1% P r a kt e k Dokter

Rincian P r og ra m P e l a y a n a n Asuh a n An t en ata l 1 2 T

Hal 96

1 Penimbangan berat badan pada setiap kali kunjungan antenatal dilakukan untuk mendeteksi adanya gangguan pertumbuhan janin . Penambahan berat badan yang kurang dari 9 kilogram selama kehamilan atau kurang dari 1 kilogram setiap bulannya menunjukkan adanya gangguan pertumbuhan janin . Pengukuran tinggi badan pada pertama kali kunjungan dilakukan untuk menapis adanya faktor risiko pada ibu hamil . Tinggi badan ibu hamil kurang dari 145 cm meningkatkan risiko untuk terjadinya CPD ( Cephalo Pelvic Disproportion) Timbang Berat Badan dan Ukur Tinggi Badan

IMT pra hamil (kg/m2) Kenaikan BB total selama kehamilan (kg) Laju kenaikan BB pada trimester III (rentang rerata kg/minggu) Gizi Kurang / KEK (<18.5) 12.71 — 18.16 0.45 (0.45 — 0.59) Normal (18.5 - 24.9) 11.35 — 15.89 0.45 (0.36 — 0.45) Kelebihan BB (25.0-29.9) 6.81 — 11.35 0.27 (0.23 — 0.32) Obes (³30.0) 4.99 — 9.08 0.23 (0.18 — 0.27) Peningkatan Berat Badan Selama Kehamilan yang direkomendasikan sesuai IMT Rumus menetukan IMT: BB (Kg)/TB (m)² Indikasi merujuk bila IMT: IMT>30 BB turun >2kg/ bln pd trimester 1 Kenaikan BB <1 kg/ bln pd trimester 2 BB Naik >2kg/ bln pada trimester 3

Hal.108

BB 66 kg

66 kg

2 Indikasi merujuk bila : Tekanan Darah >140/90 mmHg Tekanan Darah <90/60 mmHg Kenaikan Sistolik <30mmHg atau Diastolik >15mmHg Mean Arterial Presure (MAP) ≥90 mmHg Lakukan Skrining Preeklampsia pada usia kehamilan <20 minggu Pada tabel skrining di buku KIA MAP dihitung pada kehamilan <20 Minggu MAP = (2 x Diastole) + Sistole 3 Pengukuran Tekanan Darah Tujuannya untuk mendapatkan hasil tekanan darah pada ibu dan melakukan skrining preeklamsia pada ibu Skrining preeklampsia selama masa kehamilan wajib dilakukan. Skrining ini dimulai dari penilaian tekanan darah selama masa kehamilan dan dicatat pada lembar grafik evaluasi kehamilan pada buku KIA. Setiap ibu hamil melakukan asuhan antenatal, catat tanggal dan hasil pemeriksaan tekanan darah di kolom yang tersedia. Pemeriksaan tekanan darah diukur pada setiap kunjungan

PELAYANAN ANTENATAL TERPADU DENGAN PROGRAM PENYAKIT TIDAK MENULAR (PTM) Deteksi Faktor Risiko Penyakit Tidak Menular (PTM) Skrining Pre eclampsia  ada dalam buku KIA Antenatal Dengan Riwayat Diabetes  GDS pada Trimester II Skrining Anemia dengan pemeriksaan Hb, Ht , MCV, MCH, RDW pada Trimester I dan III Hal.102

3 Status Gizi dapat diketahui melalui Indeks Massa Tubuh (IMT) dan pengukuran Lingkar Lengan Atas KEK (Kurang Energi Kronis Bila LILA <23,5 cm Tetapkan Status Gizi / Ukur LILA Edukasi Konseling Pantau BB Pantau Janin PMT 1 Bulan Hal. 96

4 Palpasi Abdomen dan Teknik Leopold I-IV Pengukuran Tinggi Puncak Rahim (Fundus Uteri) Teknik Waktu Pengukuran Tujuan Palpasi Abdomen Awal Trimester 1 Meraba ada/tdk massa intra abdomen Menetukan tinggi fundus uteri Leopold I Akhir Trimester 1 Menentukan tinggi fundus uteri dan bagian janin yang terletak di fundus uteri Leopold II Trimester 2 dan 3 Menentukan bagian janin pada sisi kiri dan kanan ibu Leopold III Trimester 2 dan 3 Menentukan bagian janin yang terletak dibagian bawah fundus Leopold IV Trimester 3 Usia gestasi >36 mgg Menentukan berapa jauh masuknya janin ke pintu atas panggul

Pengukuran tinggi fundus pada setiap kali kunjungan antenatal dilakukan untuk mendeteksi pertumbuhan janin sesuai atau tidak dengan umur kehamilan . Jika tinggi fundus tidak sesuai dengan umur kehamilan , kemungkinan ada gangguan pertumbuhan janin . Pemeriksaan Tinggi Fundus Tujuan pemeriksaan TFU adalah untuk menilai usia atau besar janin Catatkan pada pencatanan pelayanan Kesehatan ibu & g r afik evaluasi kehamilan Hal. 107 Hal. 96

5 Untuk melihat kelainan letak ( Letak Kepala , Letak Lintang , Letak Bokong dan Oblique) atau masalah lain Hitung Denyut jantung janin Penilaian DJJ dilakukan pada akhir trimester I dan selanjutnya setiap kali kunjungan antenatal. Indikasi merujuk bila : DJJ<110x per menit DJJ>160x per menit Terdengar DJJ lebih dari 1 tempat Tentukan Presentasi Janin dan Denyut Jantung Janin (DJJ) Menentukan presentasi janin dilakukan pada akhir trimester II dan selanjutnya setiap kali kunjungan antenatal. Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk mengetahui letak janin . Jika pada trimester III bagian bawah janin bukan kepala , atau kepala janin belum masuk ke panggul berarti ada kelainan letak , panggul sempit atau ada masalah lain. Hal. 96

Dan di Pencatatan Pelayanan Kes. Ibu yang diperoleh Hal. 107

Petugas harus memahami tentang : penentuan status immunisasi Tetanus dan pencatatannya bagi pengelola KIA maupun petugas Immunisasi Pada kunjungan pertama ANC, dilakukan skrining status imunisasi Td ibu hamil . Apabila diperlukan , diberikan imunisasi pada saat pelayanan antenatal 6 Tujuan : Untuk mencegah terjadinya tetanus pada ibu dan bayi baru lahir Melengkapi status imunisasi Tetanus 34 Skrining Status Imunisasi dan berikan imunisasi Tetanus Difteri (Td) bila diperlukan Hal. 98

Skrining Status Imunisasi Tetanus dan Pemberian Imunisasi Td jika Diperlukan Skrining status Td dilakukan pada kunjungan awal kehamilan (K1)/ atau saat ibu hamil pertama kali bertemu dengan tenaga Kesehatan Imunisasi Td diberikan pada ibu hamil dengan hasil skrining belum mencapai T5 Ibu hamil harus mendapat T2+ Hal.96 dan 97

TETANUS DAPAT DICEGAH DENGAN IMUNISASI YANG MENGANDUNG TT No Imunisasi Usia Pemberian 1 DPT-HB-Hib (4 dosis) 2, 3, 4 dan 18 bulan 2 DT SD/ sederajat Kelas 1 3 Td (2 dosis ) SD/sederajat kelas 2 dan 5 4 Td WUS (jumlah dosis sesuai hasil skrining status T) WUS (15-39 tahun ) Perlu menjadi perhatian bahwa seorang WUS, termasuk ibu hamil , harus mencapai status T5 melalui pemberian imunisasi Td sesuai interval agar mendapatkan perlindungan jangka panjang

38 PENAPISAN IMUNISASI T WUS Penapisan dilakukan berdasarkan riwayat imunisasi yang tercatat maupun berdasarkan ingatan . Periksa catatan riwayat imunisasi Tetanus pada wanita usia subur melalui kartu Imunisasi, buku KIA, kohort ataupun register Imunisasi lainnya . Tanyakan riwayat imunisasi Tetanus apabila wanita usia subur tidak memiliki catatan riwayat . Pertanyaan bisa dimulai dengan riwayat imunisasi saat bayi , baduta , usia sekolah , catin , dan saat kehamilan sebelumnya ..

39 PENAPISAN IMUNISASI T WUS Tentukan status T pada wanita usia subur berdasarkan poin 1 dan 2. Bagi WUS yang tidak mengetahui riwayat imunisasi Tetanus maka dianggap status T0. Jika WUS menyatakan pernah mendapatkan suntikan tetanus pada waktu bayi sampai dengan usia sekolah namun tidak mengingat jumlah dan interval minimal maka dianggap T1

PENILAIAN HASIL PENAPISAN 40 Untuk menentukan status imunisasi tetanus (T) pada WUS, terdapat 2 ( dua ) hal yang sangat penting yaitu jumlah dosis yang diterima dan interval pemberian imunisasi . ÷ Jumlah dosis dihitung berapa kali dosis imunisasi tetanus yang diterima sejak bayi sampai pada saat penapisan . ÷ Imunisasi tetanus dihitung berdasarkan interval pemberian minimal ( tidak mengenal interval maksimal ). Status Imunisasi Interval minimal pemberian Masa perlindungan T1 - - T2 1 bulan setelah T1 3 tahun T3 6 bulan setelah T2 5 tahun T4 12 bulan setelah T3 10 tahun T5 12 bulan setelah T4 > 25 tahun

41 Seorang anak mendapatkan imunisasi DPT-HB-Hib sebanyak 3 kali (pada usia 2 bulan , 3 bulan dan 4 bulan atau selama usia bayi ) maka status imunisasi tetanus anak tersebut adalah T2. Pada saat usia 18 bulan ( baduta ) anak tersebut mendapatkan booster DPT-HB-Hib 1 kali, maka status imunisasi tetanus menjadi T3 (interval antara DPT-HB-Hib 3 dengan booster > 6 bulan ). PENILAIAN HASIL PENAPISAN Saat kelas 1 SD, pada pelaksanaan BIAS mendapat DT 1 kali, maka status imunisasi tetanus anak tersebut menjadi T4. Dan ketika kelas 2 dan 5 SD mendapat Td 1 kali sehingga status imunisasi tetanus anak tersebut menjadi T5 ( lengkap ). Anak tersebut akan memiliki perlindungan terhadap tetanus selama > 25 tahun sejak dosis yang terakhir dan tidak lagi membutuhkan imunisasi tetanus.

42 Jika dari penapisan sasaran menyatakan tidak ingat atau tidak bisa membuktikan pernah mendapatkan imunisasi tetanus maka dianggap status T0. Sebaiknya sasaran sesegera mungkin diberikan imunisasi tetanus untuk mendapatkan status T1 dan untuk imunisasi selanjutnya dapat diberikan sesuai interval minimal. Jika dari penapisan sasaran membuktikan atau menyampaikan pernah mendapatkan imunisasi tetanus 1 kali, maka dapat diberikan 1 kali imunisasi tetanus dengan status T2. Pada ibu hamil yang tidak diketahui riwayat imunisasi tetanus sebelumnya maka dapat diberikan 2 dosis imunisasi tetanus dengan interval minimal 1 bulan , dimana suntikan ke-2 diberikan paling lambat 2 minggu sebelum waktu perkiraan persalinan . (status T1 menjadi T2) PENILAIAN HASIL PENAPISAN

Sebelum pemberian imunisasi Td pada WUS termasuk ibu hamil harus dilakukan skrining status T terlebih dahulu. Pemberian imunisasi Td dilakukan apabila belum mencapai status T5 Anamnesa Status T Pemberian imunisasi Td Belum pernah mendapat imunisasi yang mengandung T sama sekali T0 Diberikan imunisasi pada kunjungan K1, kemudian diberikan kembali dengan interval minimal 4 minggu dan 6 bulan Pernah mendapat imunisasi yang mengandung T satu kali T1 Diberikan imunisasi pada kunjungan K1, kemudian diberikan kembali dengan interval 6 bulan Pernah mendapat imunisasi yang mengandung T dua kali dengan interval minimal 4 minggu T2 Diberikan imunisasi pada kunjungan K1 Pernah mendapat imunisasi yang mengandung T tiga kali dengan interval minimal yang sesuai T3 Diberikan imunisasi pada kunjungan K1 Pernah mendapat imunisasi yang mengandung T empat kali dengan interval yang sesuai T4 Diberikan imunisasi pada kunjungan K1 Sudah mendapat imunisasi yang mengandung T sebanyak 5 kali dengan interval yang sesuai T5 Tidak perlu diberikan imunisasi

7 Ada pengawasan Minum TTD dengan mengisi Kartu Kontrol TTD pada ibu hamil Pemberian Tablet Tambah Darah (TTD/MMS selama masa kehamilan Hal. 7

Bidan mengevaluasi konsumsi TTD lalu mencatat di Buku KIA, sebagai Proteksi kasus Perdarahan

8 Triple Eliminasi ( Tes HIV, Tes Hepatitis, Tes Sifilis Kadar Hemoglobin Tes Golongan Darah Tes Malaria ( Khusus daerah endemis tinggi ) Kadar Protein Urine Kadar Glukosa sewaktu Tes Bakteri Tahan Asetat (BTA) bila ada indikasi Tes / Periksa Laboratorium

Pemeriksaan Laboratorium Ibu hamil minimal harus mendapatkan minimal 6 jenis pemeriksaan labaratorium (golongan darah, Hb, HIV, Hepatitis, Siphilis dan Protein Urin) selama kehamilan Hal. 100, 105

Berdasarkan hasil pemeriksaan antenatal di atas dan hasil pemeriksaan laboratorium , setiap kelainan yang ditemukan pada ibu hamil harus ditangani sesuai dengan standar dan kewenangan bidan . Kasus-kasus yang tidak dapat ditangani dirujuk sesuai dengan sistem rujukan . 9 Diagnosa dan Tata laksana / Penanganan Kasus Sesuai Kewenangan .

Tatalaksana Kasus Tatalaksana kasus dilakukan sesuai hasil pemeriksaan ibu hamil Tatalaksana bisa dilakukan dengan pemberian edukasi Kesehatan, tindakan yang dilakukan atau rujukan Ketika melakukan rujukan, pastikan ibu hamil mendapatkan tata laksana Hal. 101 Hal. 103 Hal. 118 Hal. 119

Anemia pada Kehamilan Skrining anemia melalui pemeriksaan Hb pada Trimester-1 Pemberian TTD minimal 180 tablet selama kehamilan , dimulai pada Trimester-1 kehamilan Pemeriksaan Hb pada Trimester-3 kehamilan Kurang Energi Kronis (KEK) pada Kehamilan Pengukuran LiLA dan IMT pada ANC K1 -- > Skrining Bumil KEK dan risiko KEK Pemberian Makanan Tambahan (PMT) ibu hamil KEK dan risiko KEK Hal.96, 100, 105

PELAYANAN ANTENATAL TERPADU DENGAN PENCEGAHAN MALARIA DALAM KEHAMILAN Pada daerah endemis tinggi malaria, pada K1 ANC dilakukan : Pemberian kelambu berinsektisida Skrining darah malaria Pemberian terapi pada ibu hamil dengan malaria Hal. 98

PELAYANAN ANTENATAL TERPADU DENGAN TRIPLE ELIMINASI Hal. 96 Hal. 100, 105 Hal 98

PELAYANAN ANTENATAL TERPADU DENGAN TRIPLE ELIMINASI 4 Hal. 96,98 Hal. 100, 105 Hal 98

PELAYANAN ANTENATAL TERPADU DENGAN TATALAKSANA TB DALAM KEHAMILAN 5 Skrining TBC pada Ibu Hamil SASARAN METODE Hal. 98

Kesehatan ibu Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Gizi selama kehamilan Tanda-Tanda Bahaya Kehamilan Peran Suami / Keluarga Gejala Penyakit Menular dan Tidak Menular Edukasi untuk Pemeriksaan HIV, Syphilis dan Hepatitis B ( HbASg ) Edukasi tentang penanganan bayi baru lahir dari ibu terinfeksi HIV, Syphilis dan hepatitis B Inisiasi menyusu dini (IMD) KB Pasca persalinan Imunisasi Kekerasan pada perempuan Peningkatan kesehatan intelegensia bayi selama kehamilan Kelas ibu hamil 10 Temu Wicara / Konseling

KHUSUS UNTUK KONSELING KBPP Hal. 18 Hal. 33 Diisi oleh ibu KB apa yang akan dipilh Diisi oleh ibu KB apa yang akan dipilh dan paraf untuk menggunakan KBPP

Temu Wicara/konseling Dilakukan pada setiap kunjungan ibu hamil Sesuaikan dengan masalah ibu hamil yang ditemukan dari hasil pemeriksaan Media dapat menggunakan buku KIA atau lainnya Pastikan ibu hamil memahami pesan yang ada di buku KIA

ANC 4x 6x (2x oleh Dokter ) 1x 2x 3x Trimester 1 Trimester 2 Trimester 3 ANC dilaksanakan minimal 6x selama masa kehamilan KOMPETENSI USG OBSTETRI DASAR TERBATAS DI PUSKESMAS (SKDI 4A) Hamil/Tidak Intra/ Extrauterin Hidup/Meninggal Menghitung DJJ Presentasi Janin Biometri janin (TM1: GS, TM3: BPD, HC,AC,FL) Taksiran Berat Janin Umur Kehamilan berdasarkan USG/HPL Taksiran tanggal Persalinan berdasarkan USG/HPL Lokasi Plasenta serta ada/tidaknya Solutio Plasenta Jumlah Cairan Amnion ANC IBU HAMIL USG OBSTETRI DASAR TERBATAS : KOMPETENSI DOKTER UMUM Tahun 2024: Pemeriksaan dokter sebagai standar ANC 6x ( untuk dilakukan skrining persalinan ) Tahun 2025: Pemeriksaan dokter + USG obstetric terbatas sebagai standar ANC 6x 11

Temui Dokter Untuk Pemeriksaan USG Obstetri Dasar Terbatas Dilakukan 1 kali pada trimester 1 dan 1 kali pada trimester 3 USG Dilakukan oleh dokter umum terlatih atau dokter Sp. OG Dilakukan sebagai deteksi faktor risiko/penyulit/ komplikasi kehamilan dan persalinan Hal. 100 Hal. 105 Menentukan Usia Gestasi selain HPHT dan Skor New Balland , Pemeriksaan USG sangat membantu

Penilaian Kesehatan Jiwa Ibu hamil yang sehat mentalnya merasa senang dan bahagia , mampu menyesuaikan diri terhadap kehamilannya sehingga dapat menerima berbagai perubahan fisik yang terjadi pada dirinya dan dapat tetap aktif melakukan aktifitas sehari hari Masalah atau gangguan kesehatan jiwa yang dialami oleh ibu hamil tidak saja berpengaruh terhadap ibu hamil tersebut , tetapi mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan janinnya saat di dalam kandungan , setelah melahirkan , bayinya , masa kanak kanak dan masa remaja . 12

Skrining Kesehatan Jiwa Skrining Kesehatan jiwa dilakukan pada kunjungan pertama (K1) dan kunjungan ke- 5 (K5) Skrining Kesehatan jiwa menggunakan form EPDS Hal. 97 Hal. 100 Hal. 105

8 Penilaian Kesehatan Jiwa masuk dalam pelayanan Antenatal sesuai Standar disebutkan dalam Permenkes No. 21 tahun 2021 pasal 13 ayat 7 (i)

Hal. 100, 105 Hal. 116

5

6

KEBIJAKAN SISTEM INFORMASI KESEHATAN IBU DAN BAYI BARU LAHIR Dalam Rangka Peningkatan Kualitas Pelayanan Kesehatan Ibu dan Bayi Baru Lahir dan Penurunan Kematian IBu dan Bayi TIDAK DIKETAHUI SECARA PASTI IBU HAMIL MENDAPATKAN ANC SESUAI STANDAR (10T/ 12T) Isu Hasil Diskusi dengan kab/kota Jakarta timur, Kota Surabaya, Kudus, Banyuwangi, Tulungagung, Pola ibu hamil periksa kehamilan dapat dimana saja (bervariasi) Data individu belum tersedia dengan baik (Kota Surabaya lebih baik) Sistem informasi beragam, hampir semua sedang berproses dengan SATU SEHAT/SIMPUS Kebutuhan Data Individu segera, agar diketahui ANC terpadu yang berkualitas Telusur kematian ibu dan bayi Pelaporan pelayanan antenatal menggunakan SIGIZI berbasis data individu dengan 12 standar layanan sesuai RPJMN 2025 – 2029 E Kohort dalam perbaikan  Pelayanan persalinan dan paska salin (KF, KN) akan diupayakan dengan E- KOHORT SATU SEHAT merupakan sistem informasi / pelaporan yahg perlu persiapan cukup panjang namun TETAP DIKERJAKAN dengan mempersiapkan SIMPUS.

BUKU KIA 2024 HAL 6, 16, 19

P ema n t auan Bumil Pada Buku KIA 2024, hal 10-13

Peman t auan Tanda Bahaya Ibu Nifas Menjelas k an Pema n t auan T anda Baha y a Ibu Hamil Dan Ni f as Dibe í i t anda c eklis pada k olom k ondisi sesuai k eadaan ibu Apabila di t emu k an k ondisi ibu hamil/ ibu Ni f as pada k olom m er ah, ma k a r ujuk k e ľenaga keseha t an di fasili t as keseha t an

Hal.14 Hal.25 Hal.39

Hal 34,

Tata Laksana Asuhan Ibu Hamil Terpadu

A. Anamnesa dan Pengkajian data Anamnesa : pengkajian data subjektif yg dilakukan o/ bidan untuk menggali data subjektif yg berkaitan dgn kondisi kes , Bumil & janinnya Pada Kunjungan Awal anamnesa dilakukan untuk menggali secara lengkap yang meliputi : Identitas Ibu & Suami Riwayat kehamilan sekarang HPHT/TP Tanggal persalinan sebelumnya BB sebelum hamil 🡪 Dgn mengetahui BB sblm hamil , bidan dpt menghitung IMT pra hamil shg dapat mengkategorikan status gizi ibu dan menentukan intervensi selanjutnya . Gerakan janin yang pertama kali dirasakan Tanda bahaya dan penyulit kehamilan Status TT Keluhan umum lainnya dan kekhawatiran khusus . Pengkajian thdp keluhan yg dirasakan selama hamil dilakukan agar dpt diberikan penatalaksanaan u/ mengurangi keluhan & mencegah agar keluhan tdk sampai mjd komplikasi .

Lanjutan 3. Riwayat kehamilan , persalinan dan nifas yang lalu Pengkajian pada riwayat kehamilan yang lalu bertujuan untuk melakukan asuhan kehamilan ( konseling , tindakan lanjut dan perencanaan persalinan ). Pengkajian pada riwayat kehamilan , persalinan dan nifas yang lalu meliputi : Jumlah persalinan dengan Gravida (G), Para (P) dan Abortus (A), anak yang lahir hidup , persalinan aterm , premature atau persalinan dengan tindakan Riwayat perdarahan pada kehamilan , persalinan atau nifas sebelumnya Hipertensi disebabkan kehamilan sebelumnya Berat bayi kurang dari 2500 gram atau lebih dari 4000 gram Masalah-masalah lain yang dialami

Lanjutan 4. Riwayat medis lainnya Untuk mengetahui karaktersitik personal, riwayat penyakit menular / keturunan dan riwayat pengobatan serta kelainan-kelainan genetik lainnya . 5. Riwayat sosial ekonomi Riwayat perkawinan Respon ibu , suami dan keluarga terhadap kehamilan Hubungan ibu dengan anggota keluarga suami dan anggota keluarga lain Adat setempat yang dianut dan berhubungan dengan kehamilan dsb .

B. Pemeriksaan Fisik Umum TTV BB & TB Lila

Lanjutan,… 4. Pemeriksaan kepala , wajah dan leher Kepala Amati kebersihan kulit kepala atau terdapat benjolan abnormal b) Wajah Perhatikan adanya pembengkakan pada wajah c) Mata Periksa perubahan warna konjungtiva mata.Konjungtiva yang pucat menandakan ibu menderita anemia sehingga harus dilakukan penanganan lebih lanjut . d) Mulut dan gigi Amati kebersihan gigi dan mulut e) Leher Periksa adanya pembengkan pada leher yang biasanya disebabkan oleh pembengkakan kelenjar

Lanjutan 5. Pemeriksaan Payudara Perhatikan kesimetrisan bentuk payudara , bentuk puting payudara menonjol atau mendatar , apabila putting payudara mendatar , berikan ibu konseling melakukan perawatan payudara agar puting payudara menonjol . Kemudian perhatikan adanya bekas operasi , adanya perubahan kulit pada daerah payudara , adanya tarikan /dimpling, dan lakukan palpasi untuk mengetahui adanya benjolan yang abnormal dan nyeri tekan dimulai dari daerah axilla sampai seluruh bagian payudara . Periksa adanya pengeluaran colostrum/ cairan lain

Lanjutan 6. Pemeriksaan Abdomen Meliputi apakah pembesaran abdomen sesuai usia kehamilan , ada tidaknya luka bekas operasi dan menentukan letak , presentasi , posisi dan penurunan kepala . Pembesaran abdomen yang tidak sesuai usia kehamilan ialah faktor risiko terjadinya kehamilan dengan mola hidatidosa , kehamilan kembar , Polihidramnion . Palpasi

Lanjutan 7. Pemeriksaan ekstremitas atas dan bawah a) Ekstremitas Pemeriksaan Ekstremitas meliputi pemeriksaan tangan & kaki 🡪Varices, edema sbg indikasi dari preeklamsia b) Refleks Patella 🡪 pengetukan pada tendon patella menggunakan refleks hammer. Pada saat pemeriksaan reflex patella ibu harus dlm keadaan rileks dgn kaki yg menggantung

  C. Pemeriksaan Laboratorium Bidan berkolaborasi untuk pelaksanaan pem lab 🡪 pem Hb, proteinuri , glukosaurin , gol . darah , triple eliminasi (HIV, sifilis , HbsAg ) dan tes malaria🡪 daerah endemis

D. Analisis dan Interpretasi Data Keg yg dilakukan  menganalisis & m’interpretasikan semua data yang telah dikumpulkan baik dari hasil anamnesa , pem fisik ataupun pem lab sehingga bidan dapat menentukan intervensi yang tepat sesuai dengan kondisi dan kebutuhan ibu hamil . Kegiatan bidan pada tahap ini dapat berupa KIE, konseling , konsultasi , kolaborasi , dan/ atau melakukan rujukan .

E. Penatalaksanaan Penatalaksanaan dapat dikerjakan keseluruhan oleh bidan bekerja sama dengan tim kesehatan lain. Bidan harus bertanggung jawab terhadap tindakan langsung , konsultasi maupun kolaborasi , implementasi yang efisien akan mengurangi waktu dan biaya perawatan serta meningkatkan kualitas pelayanan pada klien . Contoh penatalaksanaan yang dapat dikerjakan oleh bidan di antaranya : Menginformasikan hasil pemeriksaan kepada ibu Memberikan konseling dan KIE sesuai kondisi dan kebutuhan ibu Memberikan imunisasi Td Dsb

F. Pendokumentasian Asuhan . Rangkaian keg. pemberian asuhan pd ibu hamil dilakukan pencatatan berupa : Dokumentasi dengan SOAP Pengisian Buku KIA/ Mengisi kartu Ibu Mengisi E Kohort / Kohort manual Pelaporan PWS KIA Pengisian Aplikasi Catpol Gizi berbasis masyarakat ( Sigizi , E- Ppgbm ) Pencatatan dan Pelaporan dari program yang sudah ada (PWS imunisasi , Malaria, Gizi , KB, TB, Triple Eliminasi )
Tags