ASUHAN KEPERAWATAN
PADA BAYI PREMATUR
Ns. Kurniasih Widayati, S.Kep.,M.Kes
Pengertian:
•Bayi premature adalahbayiyang dilahirkanpada usia
kehamilanibukurangdari36 minggu.
•Bayi prematuradalahbayiyang lahirpada usia
kehamilankurangatausamadengan37 minggu, tanpa
memperhatikanberatbadan lahir. (Donna L Wong
2004)
•Bayi premature adalahbayiyang lahirsebelumminggu
ke37, dihitungdarimulaiharipertamamenstruasi
terakhir, dianggapsebagaiperiodekehamilan
memendek. (Nelson dan Sacharin, 1996)
ETIOLOGI :
FAKTOR IBU :
•Faktor Penyakit(Toxemia
Gravidarum, Trauma Fisik, dll)
•Faktor UsiaIbu (< 20 tahun/ >
35 tahun)
•KeadaanSosial Ekonomi.
FAKTOR JANIN :
•Hydroamnion.
•KehamilanMultiple / Ganda.
•KelainanCromosom.
Tempat tinggal didataran tinggi.
Radiasi.
Zat-zat beracun.
FAKTOR LINGKUNGAN :
KLASIFIKASI PADA BAYI
PREMATURE
1. Bayi Premature di garis batas :
•37 mg, masa gestasi
•2500 gr, 3250 gr.
•Masalah : Ketidakstabilan,
Kesulitan menyusu, Ikterik, RDS
mungkin muncul
•Penampilan : Lipatan pada kaki
sedikit, Payudara lebih kecil,
Lanugo banyak, Genitalia kurang
berkembang
2. Bayi Premature sedang
•31 mg – 36 mg gestasi.
•1500 gr – 2500 gram.
•Masalah : Ketidakstabilan,
Pengaturan glukosa, RDS,
Ikterik, Anemia, Infeksi,
Kesulitan menyusu.
•Penampilan : Seperti pada bayi
premature di garis batas tetapi
lebih parah, Kulit lebih tipis,
lebih banyak pembuluh darah
yang tampak.
3. Bayi Sangat Premature
•24 mg – 30 mg gestasi.
•500 gr – 1400 gr.
•0,8 % seluruh kelahiran
hidup
•Masalah : semua.
•Penampilan : Kecil tidak
memiliki lemak, Kulit
sangat tipis, Kedua mata
mungkin berdempetan.
GEJALA KLINIS:
TANDA-TANDA ANATOMIS :
•Berat badan lahir rendah (< 2,5 Kg).
•Ukuran kepala lebih besar dari badan.
•Kulitnya tipis, keriput, terang dan berwarna merah muda (transparan
dan tembus cahaya).
•Pembuluh darah dibawah kulit dapat terlihat.
•Lemak subcutannya (brown fat) sedikit.
•Rambut di kepala tampak jarang dan tipis.
•Telinga tipis dan lembek.
Lanjutan…….
• Banyak terdapat lanugo dan vernicaseosa di badannya.
•Tulang tengkorak teraba lunak.
•Kuku jari tangan dan kaki belum mencapai ujung jari.
•Pada bayi laki-laki : testis belum turun, scrotum kecil dan
lipatannya sedikit.
•Pada bayi perempuan : Labia minora lebih menonjol.
•Jaringan payudara belum berkembang.
•Otot lemah, sedikit melakukan aktifitas fisiknya.
TANDA FISIOLOGIS :
•Gerakan bayi pasif, tangis hanya
merintih, bayi lebih banyak
tidur, lebih malas.
•Sistem neuromuscular masih
sangat lemah (reflex isap dan
menelan yang lemah).
•Sistem respirasi belum
adequate (pernafasan yang
tidak teratur).
•Thermolabil (fungsi control suhu
di hypothalamus belum
mature).
KONDISI YANG MENIMBULKAN MASALAH
PADA BAYI PREMATUR
•Sistem Pernapasan
•Otot-otot pernapasan susah berkembang.
•Dinding dada tidak stabil.
•Produksi surfaktan : penurunan.
•Pernafasan tidak teratur dengan periode apnea dan
cianosis.
•Gag reflek dan batuk : penurunan.
Sistem Pencernaan Fungsi Liver Ukuran
Lambung Kecil
•Penurunan Fungsi Enzim.
•Garam Empedu Kurang.
•Keterbatasan mengubah glukosa menjadi glikogen.
•Keterbatasan melepas insulin.
•Kurang koordinasi reflek menghisap dan menelan.
•Fungsi Liver
•Kemampuan mengkonyugasi bill.
•Penurunan Hb setelah lahir
Kestabilan Suhu Sistem Ginjal
•Lemak subkutaneus sedikit, simpanan glikogen & lipid sedikit
•Kemampuan menggigil menurun.
•Aktivitas kurang.
•Postur flaccid, permukaan terexpose meningkat
•Sistem Ginjal
•Ekskresi sodium meningkat
•Kemampuan mengkonsentrasi & mengeluarkan urin menurun.
•Jumlah tubulus glomerulus tidak seimbang untuk protein, as. Amino
& sodium
Sistem Syaraf
•Infeksi respon untuk stimulasi lambat
•Reflek gag, menghisap & menelan kurang.
•Reflek batuk lemah.
•Pusat kontrol pernafasan, suhu & vital lain belum berkembang.
•Pembentukan antibodi kurang.
•Tidak ada munoglobulin M.
•Kemotaksis terbatas.
•Hypo fungsi kel. adrenal
Infeksi :
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
•Jumlah sel darah putih /mm3, netrophil meningkat sampai – /mm3 hari pertama
setelah lahir (menurun jika terjadi sepsis)
•Hematokrit (HT) : 43 % - 61 % (peningkatan sampai 65 % atau lebih menandakan
polisitemia, penurunan kadar menunjukan anemia atau hemoragic prenatal /
perinatal).
•Hemoglobin (HB) : 15 – 20 mg/dL. (kadar lebih rendah berhubungan dengan
anemia atau hemolisis berlebihan).
•Bilirubin total : 6 mg/dL pada hari pertama kehidupan, 8 mg/dL 1 – 2 hari, dan 12
mg / dL pada hari ke - 3 – 5.
•Destrosix : tetes glukosa pertama selama 4 – 6 jam pertama setelah kelahiran,
rata-rata mg/dL meningkat 60 – 70 mg/dL pada hari ke – 3.
•Pemantauan elektrolit (Na+,K+,Cl-) biasanya normal pada awalnya.
•Pemeriksaan Analisa Gas Darah
KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN
•PENGKAJIAN :
•Sirkulasi
•Nadi apikal mungkin cepat / tidak teratur dalam batas normal (120
sampai 160 dpm) murmur jantung yang dapat menandakan duktus
arteriosus paten (PDA)
•Makanan / Cairan
•Berat badan kurang dari 2500 g
Neurosensori
•Tubuh panjang, kurus, lemas dengan perut agak gendut
•Ukuran kepala besar dalam hubungan dengan tubuh : sutura mungkin
mudah di gerakan, fontanel mungkin besar / terbuka lebar
•Umumnya terjadi edema pada kelopak mata, mata mungkin merapat
•Reflek tergantung pada usia gestasi
Pernafasan
•Apgar score mungkin rendah
•Pernafasan dangkal, tidak teratur, pernafasan diafragmatik intermiten
(40-60 x/mnt) mengorok, pernafasan cuping hidung, retraksi
suprasternalsubternal, sianosis ada.
•Adanya bunyi ampelas pada auskultasi, menandakan sindrom distres
pernafasan (RDS)
Keamanan
•Suhu berfluktuasi dengan mudah
•Menangis mungkin lemah
•Wajah mungkin memar, mungkin kaput suksedaneum
•Kulit transparan
•Lanugo terdistribusi secara luas diseluruh tubuh
•Ekstremitas tampak edema
•Garis telapak kaki terlihat
•Kuku pendek
Seksualitas
•Genetalia ; Labia minora lebih besar dari labia mayora dengan kritoris
menonjol testis pria tidak turun, rugae mungkin banyak / tidak ada
pada skrotum.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
•Tidak efektifnya pola nafas berhubungan dengan imaturitas fungsi paru
(kurang produksi surfactant) dan neuromuscular.
•Tidak efektifnya termoregulasi berhubungan dengan imaturitas control
pengatur suhu tubuh dan kurangnya lemak subcutan.
•Resiko infeksi berhubungan dengan imaturitas system imunologi (defisiensi
pertahanan tubuh) dan infeksi transplacenta.
•Resiko gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan
imaturitas saluran cerna (ketidakmampuan tubuh dalam mencerna nutrisi).
•Resiko gangguan integritas kulit berhubungan dengan tipisnya jaringan kulit
dan immobilisasi.
•Kecemasan orang tua berhubungan dengan situasi kritis dan kurangnya
pengetahuan.
RENCANA ASUHAN
KEPERAWATAN
Tidak efektifnya pola nafas b.d imaturitas fungsi
paru dan neuro muscular
•Kriteria Hasil :
•Pola nafas efektif.
•RR x/mnt.
•Sianosis(-)
•Sesak (-).
•Ronchi (-).
•Whezing (-).
•Implementasi :
•Observasi pola nafas.
•Observasi frekuensi dan bunyi nafas.
•Observasi adanya sianosis.
•Monitor dengan teliti hasil pemeriksaan gas
darah.
•Tempatkan kepala pada posisi hiperekstensi.
•Beri O2 sesuai program dokter
•Observasi respon bayi terhadap ventilator dan
terapi O2.
•Atur ventilasi ruangan tempat perawatan
klien.
•Kolaborasi dengan tenaga medis lainnya.
2. Tidak efektifnya termoregulasi b.d imaturitas control pengatur
suhu dan berkurangnya lemak subcutan didalam tubuh
•Kriteria Hasil :
•Suhu C.
•Kulit hangat.
•Sianosis (-).
•Implementasi :
•Observasi tanda-tanda vital.
•Tempatkan bayipada incubator.
•Awasi dan atur control
temperature dalam incubator
sesuaikebutuhan.
•Monitor tanda-tanda Hipo dan
Hipertermi.
•Hindari bayi dari pengaruhyang
dapat menurunkan suhu tubuh.
•Ganti pakaian setiapbasah.
•Observasi adanya sianosis.
3. Resiko infeksi b.d defisiensi pertahanan
tubuh (imunologi) Infeksi tidak terjadi.
•Kriteria Hasil :
•Suhu 36-37 C.
•Tidak ada tanda-tanda infeksi.
•Leukosit – /mm3
•Kaji tanda-tanda infeksi.
•Implementasi :
•Kaji tanda-tanda infeksi.
•Isolasi bayi dengan bayi lain.
•Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak
dengan bayi.
•Gunakan masker setiap kontak dengan
bayi.
•Cegah kontak dengan orang yang
terinfeksi.
•Pastikan semua perawatan yang kontak
dengan bayi dalam keadaan bersih/steril.
•Kolaborasi dengan dokter.
•Berikan antibiotic sesuai program.
Resiko gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan b.d
ketidakmampuan mencerna nutrisi (Imaturitas
saluran cerna)
•Kriteria hasil :
•Nutrisi terpenuhi setelah reflek hisap dan
menelan baik
•Muntah (-).
•Kembung (-).
•BAB lancar.
•Berat badan meningkat 15 gr/hr
•Implementasi :
•Observasi intake dan output.
•Turgor elastis.
•Observasi reflek hisap dan menelan.
•Beri minum sesuai program.
•Pasang NGT bila reflek menghisap dan
menelan tidak ada.
•Monitor tanda-tanda intoleransi terhadap
nutrisi parenteral.
•Kaji kesiapan untuk pemberian nutrisi
enteral
•Kaji kesiapan ibu untuk menyusu.
•Timbang BB setiap hari.
Resiko gangguan integritas kulit b.d tipisnya
jaringan kulit, imobilisasi.
•Kriteria Hasil :
•Gangguan integritas kulit tidak
terjadi
•Suhu 36,5-37 C.
•Tidak ada lecet atau kemerahan
pada kulit.
•Observasi vital sign.
•Tanda-tanda infeksi (-).
•Implementasi :
•Observasi tekstur dan warna kulit.
•Lakukan tindakan secara aseptic
dan antiseptic.
•Cuci tangan sebelum dan sesudah
kontak dengan bayi.
•Jaga kebersihan kulit bayi.
•Ganti pakaian setiap basah.
•Jaga kebersihan tempat tidur.
•Lakukan mobilisasi tiap 2 jam.
•Monitor suhu dalam incubator.
6. Kecemasan orang tua b.d kurang
pengetahuan orang tua dan kondisi krisis.
•Kriteria Hasil :
•Cemas berkurang.
•Orang tua tampak tenang
•Orang tua tidak bertanya-tanya
lagi.
•Orang tua berpartisipasi dalam
proses perawatan bayinya.
•Implementasi :
•Kaji tingkat pengetahuan orang
tua.
•Beri penjelasan tentang keadaan
bayinya.
•Libatkan keluarga dalam perawatan
bayinya.
•Berikan support dan reinforcement
atas apa yang dapat dicapai oleh
orang tua.
•Latih orang tua tentang cara-cara
perawatan bayi dirumah sebelum
bayi pulang.
ASUHAN KEPERAWATAN BAYI
BBLR
Ns.Kurniasih Widayat
DEFINISI :
KLASIFIKASI:
ETIOLOGI:
Penatalaksanaan:
Komplikasi:
Diagnosa Keperawatan
3. IntervensiKeperawatan
Askep Anak dengan RDS
(Respirasi Distress Sindrome)
Respirasi Distress Syndrome (RDS) atau Sindrom Distres Pernapasan
adalah sindrom Gawat nafas yang disebabkan defisiensi surfaktan
terutama pada bayi yang baru lahir dengan masa gestasi kurang (
Malloy, 2000)
Sindrom Distres Pernapasan adalah perkembangan yang imatur pada
system pernapasan atau tidak adekuatnya jumlah surfaktan dalam
paru. RDS dikatakan sebagai hyalin membrane disaster ( Suriadi, 2006)
PENGERTIAN
1.Ketidakmampuan paru untuk mengembang dan alveoli terbuka
2.Alveoli masih kecil sehingga mengalami kesulitan berkembang dan pengembangan
kurang sempurna ( fungsi surfaktan = untuk menjaga agar kantong alveoli tetap
berkembang dan berisi udara, sehingga pada bayi premature Dimana surfaktan
masih belum berkembang menyebabkan daya berkembang paru kurang dan bayi
akan mengalami sesak napas)
3.Membran hialin berisi debris dari sel yang nekrosis yang tertangkap dalam
proteinaceous filtrat serum (saringan serum protein) di fagosit oleh makrofag
4.BBLR kurang dari 2500 gram
5.Adanya kelainan di dalam dan di luar paru ( kelainan dalam paru menunjukkan
sindome ini adl pneumothorax/pneumomediastinm, penyakit membrane hialin
(PMH)
6.Bayi premature/kurang bulan diakibatkan ( produksi surfaktan dimulai pdkehamilan
minggu ke 22, semakin muda usia kehamilan maka semakin besar kemungkinan RDS)
ETIOLOGI
1.Pross Penyakit : Faktor penyakit yg memudahkan terjadinya RDS pd
bayi premature disebabkan oleh alveoli masih kecil sehingga kesulitan
berkembang, pengembangan kurang sempurna krn dinding thorax
masih lemah, produksi surfaktan kurang sempurna
2.Surfakta menurun coplianse (distensibilitas), PO2 menurun Atelektatis ,
Usahan nafas meningkat, metabolism anaerob, menurunnya ventilasi,
CO2 meningkat, Asidosis , Tekkanan darah arteri menurun,
Vasokonstriksi perifer menurun dan pulmonal aliran darah paru
menurun, surfaktan menurun tekanan arteri pulmonal meningkat
PATOFISIOLOGI
Berat ringannya gejala klinis pada penyakit RDS sangat dipengaruhi oleh Tingkat maturitas
paru, ada 4 stadium RDS yaitu ( berdasarkan foto thorak):
1.Terdapat sedikit bercak retikulgranukar dans edikit bronchogram udara
2.Bercak retikuogranular homogen pada kedua lapangan paru dan Gambaran
airbronchogram udara terlihat lebih jelas dan meluas sampai ke perifer menutupi
bayangan jantung dengan penurunan aerasi paru
3.Alveoli yang kolaps bergabung sehingga kedua lapangan paru terlihat lebih opaque dan
bayangan jantung hamper tidak terlihat, bronchogram udara lebih luas
4.Seluruh thorax sangat opaque (white lung) sehingga jantung tidak dapat dilihat
Manifestasi Klinis:
a.Pernapasan cepat
b.Pernapasah terlihat parodaks
c.Cuping hidung
d.Apnea
e.Murmur
f.Sianosis pusat
Tanda dan Gejala
Komplikasi
Jangka Pendek
•Kebocoran alveoli
•Terjangkitnya penyakit
•Perdarahan intracranial dan
leukomalacia periventrikular
Jangka Panjang
•Bronkopulmonary displasia (
BPD)
•Retinophaty prematur
Penatalaksanaan Medis
Tindakan untuk mengatasi kegawatan pernafasan meliputi :
•Mempertahankan ventilasi dan oksigenasi adequate
•Mempertahankan keseimbangan asam basa
•Mempertahankan suhu lingkungan netral
•Mempertahankan perfusi jaringan adequate
•Mencegah hipotermia
•Mempertahankan cairan dan elektrolit adequat
a.Antibiotika ( cegah infeksi sekunder)
b.Furosemide ( memfasilitasi reduksi cairan ginjal dan
menurunkan cairan paru)
c.Fenobarbital
d.Vitamin E ( menurunkan produksi radikal bebas oksigen)
e.Metilksantin ( teofilin dan kafein) untuk mengobati apnea
dan utk pemberhentian dari pemakaian ventilasi mekanik
f.Pemberian surfaktan oksigen (pengbatan terbaru) →
derifat dari sumber alami atau dari surfaktan buatan
ASUHAN
KEPERAWATAN
1. Pemeriksaan Fisik
•Frekuensi nafas
•Mekanika usaha pernafasan
•Warna kulit/membrane mukosa
2. Pemeriksaan penunjang
•Foto rontgen thorak
•Pemeriksaan hasil Analisa gas
darah
•Tes fungsi paru
PENGKAJIAN:
Diagnosa keperawatan
•Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan imatur paru dan dinding
dada atau kurangnya jumlah cairan surfaktan
•Tidak efektif bersihan jalan napas b,d obstruksi atau pe,asangan intubasi
trakea yg kurang tepat dan adanya secret pada jalan napas
•Tidak efektif pola napas b.d ketidaksamaa napas bayi dan ventilator dan
posisi bantuan ventilator yang kurang tepat
•Resiko kurangnya volume cairan b.d hilangnya cairan yg tanpa disadari
(IWL)
•Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d ketidaksmampuan
menelan, motilitas gastrik menurun dan penyerapan
Perencanaan
Gangguan Pertukaran gas b.d imatur paru dan dinding dada atau
kurangnya jumlah surfaktan
•Tujuan : setelah dilakukan Tindakan keperawatan selama 3x24
jam diharapkan pola nafas efektif
•Kriteria hasil:
a.Jalan nafas bersih
b.Frekuensi jantung 100-140x/menit
c.Pernafasan 40-60x/menit
d.Takipneu atau apneu tidak ada
e.Sianosis tidak ada
INTERVENSI
•Posisikan untuk pertukaran udara yang optimal, tempatkan pada
posisi telentang dengan leher sedikit ekstensi dan hidung
menghadapkeatas dalam posisi mendendus
•Hindari hiperekstensi leher
•Observasi adanya penyimpangan dari fungsi yang diinginkan, kenali
tanda2 distress missal : mengorok, napas cuping hidung, apnea
•Lakukan penghisapan mucus
•Penghisapan selan endotrakeal sblm pemberian surfaktan