ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN.N DENGAN GAGAL JANTUNG KANAN PAV.ASOKA Bed.IK2 RUMAH SAKIT SUMBER WARAS JAKARTA OLEH : RAHMAT IMANSYAH (10032)
Menurut ahli jantung Lukman Hakim Makmun dari FKUI-RSCM, di ruang rawat inap Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo Jakarta pada 2010 lalu didapati 3,23% kasus gagal jantung dari total 11.711 pasien . Menurut WHO di Amerika Serikat pada tahun 2008 sekitar 3.000 penduduknya menderita Gagal Jantung . Penyakit ini menjadi penyebab utama perawatan di rumah sakit pada pasien diatas 65 tahun . Data Rekam Medik RSSWJakarta , pada bulan Januari-Maret 2012 sebanyak 51 kasus . Sedangkan pada bulan Januari-Maret 2013 sebanyak 11 kasus Dari data di tersebut , terlihat adanya penurunan kasus Gagal Jantung di RSSW, akan tetapi faktor-faktor resiko yang dapat menyebabkan Gagal Jantung cukup tinggi , maka diperlukan kerjasama yang baik antara tim kesehatan khususnya tenaga perawatan . Peran perawat pada pasien dengan Gagal Jantung meliputi peran promotif , preventif , kuratif , dan rehabilitatif sangat diperlukan . Peran promotif sangat diperlukan untuk memberikan pendidikan kesehatan mengenai gagal jantung , mengajurkan masyarakat untuk menerapkan pola hidup sehat dan preventif melalui penyuluhan kesehatan pada masyarakat yang beresiko dengan mengajurkan pasien untuk menerapkan pola hidup sehat . BAB I PENDAHULUAN Gagal jantung adalah suatu kondisi di mana jantung mengalami kegagalan dalam memompa darah guna mencukupi kebutuhan sel-sel tubuh akan nutrien dan oksigen secara adekuat . ( Wajan Juni Udjianti . 2010. Hal: 163) Dunia Indonesia Rekam Medik
perikarditis Aritmia Aktivasi neuro hormon me ↗ Emboli paru Curah jantung tidak dapat berespon secara adekuat Hipertensi sistemik Peningkatan adrenergik simpatis Anemia Hipertofi ventrikel ( menyebabkan kerusakan jantung secara perlahan Keadaan infeksi Tubuh akan melakukan respon fisiologis untuk mempertahankan fungsi normal Kelainan otot jantung Respon ini merangsang pengeluaran katekolamin dari saraf adrenergik jantung dan medula adrenal Denyut jantung me ↗ secara max u/ mempertahankan curah jantung Gangguan perfusi ginjal Angiotensin I II Pemendekan miokard Aktifasi sistem RAA Patoflow Penurunan kontraktilitas jantung Aliran darah ke jaringan tidak adekuat Mk : gangguan perfusi jaringan Pelepasan aldosteron Retensi natrium dan air Vasokontriksi sistemik Vasokonstriksi ginjal me ↓ GFR me↓ ekskresi Na + & H 2 O dlm urine GGA/GGK
Syok kardiogenik Gagal jantung Tjd penurunan curah jantung Tahanan perifer terganggu TG : Sesak , mudah lelah , gelisah , cemas MK: 1. Pe ↓ curah jantung 2. Intoleransi aktivitas Kongesti pulmonal Tekanan hidrostatik berlebihan MK : Resti kelebihan vol. cairan . Edema paru TG : batuk , sesak , PO2 menurun , PCO2 meningkat Perembesan cairan ke alveoli Retensi natrium dan air Intravaskuler ke intrasisial TG : di ekstremitas : edema, di abdomen: asites MK: 1. Kerusakan pertukaran gas 2. Pola napas tidak efektif
Penurunan curah jantung berhubungan dengan penurunan kontraklititas ventrikel kiri , perubahan frekuensi , irama , dan konduksi elektrikal Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan perembesan cairan , kongesti paru sekunder , perubahan membrane kapiler alveoli, dan retensi cairan interstitial. Gangguan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan penurunan curah jantung , penurunan suplai O² ke jaringan . Kelebihan volume cairan berhubungan dengan perembesan cairan ke ruang interstitial sebagai dampak sekunder dari penurunan curah jantung . Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan suplai O² ke jaringan dengan kebutuhan sekunder dari penurunan curah jantung , kelemahan fisik . Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi mengenai kondisi , penyebab , tanda dan gejala , komplikasi , dan pengobatan pada penyakit gagal jantung . Masalah Keperawatan
BAB III TINJAUAN KASUS Data Masalah Etiologi Data subyektif : Pasien mengeluh napas sesak dan dada terasa berat saat beraktivitas Data obyektif: : TTV : RR 24 x/menit (da ngkal ), nadi 98 x/menit, irama teratur, denyut kuat, tekanan darah 1 0/ 7 0 mmHg, suhu 37 7 ° C Distensi vena jugolaris kanan +2 dan kiri +2 Hb 9,8 g/dl Ht 34,4 % Hasil EKG tanggal 09 Juni 2013: sinus takikardia P enurunan curah jantung Gangguan preload Pasien bernama Tn. N , jenis kelamin laki-laki, 24 th . Diagnosa medis “ Gagal Jantung ”, di ruang perawatan Paviliun Asoka bed IK2 RS Sumber Waras Jakarta, masuk pada tanggal 08 Juni 2013. Pasien datang ke Poli Penyakit Dalam RSSW tangaal 08 Juni 2013 pukul 09.00 WIB diantar keluarga untuk berobat paru . Pasien mengeluh bengkak pada kedua kaki dan perutnya , bengkak dirasakan + 10 hari sebelum masuk rumah sakit semakin hari semakin membesar . Pasien juga merasa sesak , sesak dirasakan setiap malam sejak + 10 hari sebelum masuk rumah sakit . Sesak makin dirasakan saat pasien melakukan aktifitas . Pada tanggal 08 Juni 2013 pukul 10.00 WIB pasien masuk di ruang Asoka RSSW. Terdapat bengkak di kedua kaki, sesak , dada terasa berat saat melakukan aktifitas . Pasien ditimbang berat badan 44kg. TD 100/60 mmHg, nadi 88 x/ mnt , suhu 37,5 C, RR 22 x/ mnt . Pada tanggal 09 Juni 2013 pasien ditimbang berat badan 41 kg. Balance cairan -3900 cc. BB pasien pada tanggal 10 Juni 2013 adalah 37 kg. Edema pada ekstremitas bawah kanan dan kiri derajat II.
Data subyektif: Pasien mengatakan kakinya bengkak Pasien mengatakan sering berkemih Pasien mengeluh napas sesak dan dada terasa berat saat beraktivitas Data obyektif: Tampak bengkak dikedua kaki, edema derajat 2 TTV : RR 24 x/menit (da ngkal ), nadi 98 x/menit, irama teratur, denyut kuat, tekanan darah 1 0/ 7 0 mmHg, suhu 37 7 ° C . BB 37 kg IWL 555cc, Urine 3.700cc, Intake 700 cc, Balance cairan : -3.555cc Hb 9,8 g/dl Ht 34,4 % Albumin 3,2 g/dl Kelebihan volume cairan Retensi Natrium dan air Data subyektif: Pasien mengatakan semenjak menderita TB Paru badannya semakin kurus Data obyektif: Pasien makan habis 1 porsi Bising usus 4 x/ mnt BB 37 kg, TB 160 cm, IMT 14,45 kg/m 2 : BB kurang Pasien mendapatkan diet makanan TKTP Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh Penyakit Kronis TB Paru Lanjutan......
Data subyektif: - Data obyektif: Pasien riwayat TB Paru tahun 2002, pengobatan tuntas . Februari 2013 menderita TB Paru lagi , dalam masa pengobatan . Suara napas paru kanan vesikuler , paru kiri ronkhi TTV : RR 24 x/menit (da ngkal ), nadi 98 x/menit, irama teratur, denyut kuat, tekanan darah 1 0/ 7 0 mmHg, suhu 37 7 ° C . Hasil Lf : KP duplex lama aktif dengan adanya unsur medial kilaps dan pl. thickening di medial thorax kiri Resiko penyebaran infeksi kurangnya pengetahuan untuk mencegah paparan dari kuman patogen Data subyektif: Pasien mengatakan tidak mengetahui kenapa kedua kakinya bengkak Data obyektif: Tingkat pendidikan pasien SD Kurang pengetahuan tentang konsep penyakit Kurangnya informasi Lanjutan......
DIAGNOSA PRIORITAS PERENCANAAN Pe nurunan curah jantung b.d gangguan preload . K aji frekuensi dan irama jantung, palpasi nadi perifer , auskultasi nadi apikal . Kaji perubahan pada sensorik (letargi, cemas, dan depresi). Berikan posisi tirah baring dengan posisi semi fowler atau pasien didudukkan. Berikan makanan dengan diet rendah garam 1gr. Berikan pembatasan asupan cairan 800cc. Berikan terapi diuretik Furosemid 2x80 mg/iv
BAB IV PEMBAHASAN No. Kriteria Kesenjangan 1. Pengkajian Penyebab Tanda dan Gejala Penatalaksanaan Pemeriksaan Penunjang Tidak ada Tidak ada . Vasodilator, Inhibitor ACE, obat inotropik Ekokardiografi , kateterisasi jantung 2. Diagnosa Yang ada pada teori tetapi tidak ada di kasus : Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan perembesan cairan, kongesti paru sekunder, perubahan membrane kapiler alveoli, dan retensi cairan interstitial. Gangguan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan penurunan curah jantung, penurunan suplai O² ke jaringan. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan suplai O² ke jaringan dengan kebutuhan sekunder dari penurunan curah jantung, kelemahan fisik. Yang tidak ada di teori tetapi ada di kasus : Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan penyakit kronis TB Paru . Resiko penyebaran infeksi berhubungan dengan paparan lingkungan .
3. Perencanaan Pada masalah keperawatan penurunan curah jantung Pemberian O 2 Pemberian therapi anti infeksi : INH 300 mg Rifampicin 450 mg Ethambutol 500 mg Levofloxacin 500 mg. 4. Pelaksanaan Tidak ada 5. Evaluasi Dari 5 diagnosa yang ditemukan pada kasus ada 4 diagnosa yang belum teratasi yaitu : Penurunan curah jantung berhubungan dengan gangguan preload Kelebihan volume cairan berhubungan dengan retensi natrium dan air Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan penyakit kronis TB Paru Resiko penyebaran infeksi berhubungan dengan kurangnya pengetahuan untuk mencegah paparan dari kuman patogen Dari 5 diagnosa yang ditemukan pada kasus ada 1 diagnosa yang teratasi yaitu : Kurang pengetahuan tentang konsep penyakit berhubungan dengan kurangnya informasi Lanjutan .....
Berdasarkan data-data yang ditemukan pada saat pengkajian tanggal 10-12 Juni 2013 Dari hasil pengkajian yang dilakukan Gagal Jantung yang diderita Tn. N sudah sesuai dengan teori yaitu anemia Diagnosa Keperawatan pada Tn.N Penurunan curah jantung berhubungan dengan perubahan frekuensi dan irama Kelebihan volume cairan berhubungan dengan retensi natrium dan air Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan penyakit kronis TB Paru Resiko penyebaran infeksi berhubungan dengan kurangnya pengetahuan untuk mencegah paparan dari kuman patogen Kurang pengetahuan tentang konsep penyakit berhubungan dengan kurangnya informasi BAB V PENUTUP Perencanaan yang dibuat sesuai dengan teori , prioritas masalah , tujuan dan kriteria hasil . Namun ada pemberian terapi yg tidak sesuai dengan teori , yaitu : Pemberian therapi anti infeksi : INH 300 mg, Rifampicin 450 mg, Ethambutol 500 mg, Levofloxacin 500 mg P elaksanaan yang dilaksanakan tidak mengalami hambatan karena adanya komunikasi yang baik antara mahasiswa dan perawat ruangan . Evaluasi Dari 5 diagnosa yang ditemukan pada kasus ada 4 diagnosa yang belum teratasi yaitu : Penurunan curah jantung berhubungan dengan perubahan frekuensi dan irama Kelebihan volume cairan berhubungan dengan retensi natrium dan air Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan penyakit kronis TB Paru Resiko penyebaran infeksi berhubungan dengan kurangnya pengetahuan untuk mencegah paparan dari kuman patogen Dari 5 diagnosa yang ditemukan pada kasus ada 1 diagnosa yang teratasi yaitu : Kurang pengetahuan tentang konsep penyakit berhubungan dengan kurangnya informasi
SARAN Mahasiswa : Mahasiswa diharapkan dapat menambah pengetahuan dan ket e rampilannya mengenai asuhan keperawatan pada Gagal Jantung dengan mencari literatur sebanyak–banyaknya, ataupun mengikuti seminar mengenai Gagal Jantung , untuk membantu dalam proses pemberian asuhan keperawatan pada pasien dengan Gagal Jantung secara tepat sehingga dapat membantu proses penyembuhan pasien. Mahasiswa diharapkan mampu mengaplikasikan apa yang sudah didapat dari teori ke dalam praktek keperawatan.