Bahan ajar ini berkaitan dengan pengajaran nilai-nilai kristen yakni sakramen-sakramen kudus
Size: 1.17 MB
Language: none
Added: Oct 29, 2025
Slides: 30 pages
Slide Content
SAKRAMEN-SAKRAMEN Tujuan : Agar para peserta katekisasi dapat menjelaskan tentang arti sakramen . Agar para peserta katekisasi dapat menjelaskan tentang makna baptisan bagi dirinya .
Gereja Protestan mengenal dua sakramen , yakni sakramen Baptisan Kudus dan sakramen Perjamuan Kudus. Disebut sakramen karena dipandang sebagai jaminan yang Allah berikan dalam rangka perjanjian -Nya.
Istilah sakramen bukanlah istilah Alkitab . Istilah ini lahir dari sejarah gereja yakni pada masa Tertulianus ( kurang lebih tahun 200 M) dari Bahasa Latih “ sacramentum ” yang artinya adalah benda suci , perbuatan kudus, dan rahasia kudus. Gereja Protestan menerima hanya dua sakramen ini dengan alasan bahwa dua hal inilah yang secara langsung diperintahkan Yesus untuk dilaksanakan oleh gereja .
Baptisan Kudus (Mat 28:16-20) dan Perjamuan Kudus (Mat 26:26-30; 1 Kor 11:23-25), oleh Gereja Protestan diterima sebagai tanda dan materai . Sebagai tanda , dua sakramen ini menunjukan pada anugerah Allah ( tanda perjanian ) dan sebagai materai , menunjukan bahwa perjanjian anugerah itu disahkan .
BAPTISAN KUDUS Dalam nama Bapak, Anak , dan Roh Kudus. Dengan kata-kata ini banyak anak-anak dan orang dewasa menerima baptisan dalam gereja Yesus Kristus . Kebiasaan baptisan dalam gereja Yesus Kristus sudah ada waktu gereja Yesus Kristus baru dimulai . Mengapa gereja Yesus Kristus membaptiskan ? Mengapa kebiasaan itu dilakukan dalam kehidupan gereja ? Apa arti baptisan dan bagaimana gereja Yesus Kristus membaptiskan ? Siapakah yang boleh menerima baptisan ?
Dalam perintah -Nya untuk memberitakan Injil Yesus Kristus sebagai Tuhan yang dibangkitkan , Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, “ kepada -Ku telah diberikan segala kuasa di surge dan dibumi . Karena itu pergilah , jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu . Dan ketahuilah , Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman”.
Dalam Kisah Para Rasul dapat dilihat bagaimana murid-murid Yesus Kristus mematuhi kata-kata Yesus mengenai baptisan . Contohnya : Kisah Para Rasul 8 yang berbicara mengenai perubahan yang terjadi karena Injil diberitakan dan baptisan terhadap seorang sida-sida dari tanah Etopia ; Rasul Paulus juga menerima baptisan sesudah pertemuannya dengan Yesus Kristus di jalan ke Damaskus ; Kisah Para Rasul 10 yang menceriterakan mengenai Petrus yang membaptis Kornelius dengan seisi rumahnya .
Dari beberapa contoh di atas , jelas bahwa gereja Yesus Kristus di manapun berada mematuhi perintah Yesus Kristus mengenai baptisan . Murid-murid Yesus mengabarkan Injil , orang-orang bertobat , percaya kepada Yesus Kristus , menerima Injil Kristus serta memberi diri mereka menerima baptisa . Sejarah gereja juga menunjukan bahwa gereja Yesus Kristus terus-menerus melakukan kebiasaan melakukan baptisan dan GMIT pun juga mengikuti kebiasaan tersebut dan Bersama- sama dengan gereja-gereja Protestan yang lainnya menerima baptisan Bersama perjamuan kudus sebagai sakramen .
ARTI BAPTISAN Menurut pokok-pokok ajaran GMIT, arti baptisan adalah sebagai berikut : PERTAMA: Baptisan dalam PB berfungsi sebagai tanda perjanjian baru ( sama seperti sunat dalam PL adalah tanda perjanjian dengan Abraham). Dalam Efs 1:13 yang berbunyi “di dalam Dia kamu juga – karena kamu telah mendengar firman kebenaran , yaitu Injil keselamatanmu – di dalam Dia kamu juga, ketika kamu percaya , dimateraikan dengan Roh Kudus”.
Dengan baptisan berarti seseorang menerima tanda atau cap bahwa ia milik Tuhan . Tanda atau materai atau cap perjanjian ini tentu berlaku bagi orang dewasa yang mengerti tanda tersebut maupun bagi anak kecil yang belum mengerti ( bnd . Sunat sebagai tanda perjanjian yang berlaku untuk Abraham maupun Ishak yang berumur 8 hari ).
KEDUA: Baptisan sebagai tanda turut serta dalam kematian serta kebangkitan Kristus . Dalam Rom 6:3-4 yang berbunyi “ Atau tidak tahukah kamu , bahwa kita semua yang telah dibaptis dalam Kristus , telah dibaptis dalam kematian -Nya? Supaya , sama seperti Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati oleh kemuliaan Bapa , demikian juga kita akan hidup dalam hidup yang baru ”.
KETIGA: Baptisan sebagai lambing penyucian . Ide penyucian atau pentahbisan ini sangat kuat sekali dalam Alkitab . Contohnya ada dalam Im 8:6-7 yang menceritakan mengenai pembasuhan dengan air terhadap Harun dan keluarganya dalam rangka penahbisan mereka . Ada juga dalam Bil 8:7 yang menceruterakan mengenai penahbisan atau pembersihan orang-orang Lewi dengan jalan memercikkan air penghapusan dosa kepada mereka .
Selanjutnya dalam surat-surat Paulus, seperti 1 Kor 6:11 dan Efs 5:26, yang menguraikan baptisan sebagai pengudusan dan pembersihan . Khusus untuk Efs 5:26 pembersihan dengan air disinggung secara terang-terangan . Dalam Kisah Para Rasul, baptisan dilihat sebagai pembersihan dosa . Paulus berkata dalam Kis 22:16 bahwa “Dan sekarang , mengapa engkau masih ragu-ragu ? Bangunlah , berilah dirimu dibaptis dan dosa-dosamu disucikan sambal berseru kepada nama Tuhan ”.
Kemudian , baptisan juga sebagai tanda bahwa kita termasuk tubuh Kristus , yakni Gereja . Penyatuan dengan Yesus Kristus melalui kepercayaan dan baptisan berarti penyatuan dengan gereja Yesus Kristus . Hal ini dikarenakan dalam satu Roh – kita semua baik orang Yahudi maupun orang Yunani, telah dibaptis menjadi satu tubuh dan kita semua dibri minum dari satu Roh .
BENTUK ATAU CARA BAPTISAN Arti dari baptisan sangatlah beragam dan oleh karenanya maka cara yang dipakaipun bervariasi . Kenyataan bahwa kehidupan gereja Kristen mengenal bermacam-macam cara pembabtisan , antara lain dengan cara dipercik , pencurahan , siram , dan selam . Gereja mula-mula mengenal berbagai cara , yakni : PERTAMA: Cara percik . Dasar Alkitab cara percik ada dalam kitab Bilangan 8 sebagai ucapan pemercikkan air untuk melahirkan .
KEDUA: Cara pencurahan dan cara siram . Hal ini dipraktekkan dengan dasar Alkitab . Peristiwa Pentakosta dapat diartikan sebagai “ pembaptisan dengan Roh Kudus”. Pembaptisan ini terjadi dengan cara pencurahan ( Kis 2:33; bnd . Yes 32:15). KETIGA: Cara selam . Karena salah satu arti dari kata baptis adalah “ membenamkan ” maka cara ini dipertahankan dengan alasan bahwa : Kata baptis yang artinya selam . Ungkapan “ turun ke air” dan “naik dari air”. Yesus ke luar dari air (Mat 3:16).
SIAPAKAH YANG BOLEH DIBAPTISKAN? Dalam situasi pekabaran Injil sejak gereja mula-mula , orang-orang yang dibaptis adalah orang-orang dewasa dan telah bertobat . Dalam Alkitab diceriterakan tentang orang-orang dewasa yang dibaptiskan , seperti Paulus, sida-sida dari Etopia ( Kis 8:36-38), kepala penjara ( Kis 16:33), dan Lidia ( Kis 16:15). Ada yang dibaptis sendiri oleh Paulus dan juga ada yang dibaptiskan dengan seluruh anggota keluarganya .
Alkitab memberikan keterangan yang jelas bagaimana Lidia dibaptiskan beserta seisi keluarganya , kepala penjara dan seisi rumahnya dibaptis , Krispus beserta keluarganya memberi diri untuk dibaptis . Mengapa anak-anak menerima baptisan juga? Apakah hal ini sejalan dengan apa yang dikatakan Alkitab ? Sangatlah penting untuk melihat hal ini dalam konteks “ Perjanjian Allah Dengan Manusia ”.
Perjanjian Allah Dengan Manusia Dalam PL, Kejadian 17 merupakan perjanjian Allah dengan Abraham. Ini berarti bahwa ada hubungan yang khusus antara Allah dengan manusia . Akan tetapi , menurut pasal ini perjanian disebut bukan hanya dengan Abraham sendiri tetapi dengan anak-anak Abraham dan keturunannya .
Kej 17:7 berbunyi “ Aku akan mengadakan perjanjian antara Aku dan engkau serta keturunanmu turun-temurun menjadi perjanjian yang kekal , supaya Aku menjadi Allahmu dan Allah keturunanmu ”. Perjanjian tersebut adalah “ sunat ”. Oleh karena itu , bukan hanya Abraham yang disunat saja tetapi anak-anaknya dan semua keturunannya juga disunat . Sunat adalah tanda bahwa anak-anak orang Israel adalah kepunyaan Allah. Jadi , di dalam perjanjian anatara Allah dan umat -Nya ada orang-orang dewasa dan juga anak-anak .
Dalam PB, Yesus Kristus tidak melalaikan anak-anak dalam pekerjaan -Nya. Mrk 10:13-14 mengatakan “ Lalu orang membawa anak-anak kecil kepada Yesus , supaya Ia menjamah mereka ; akan tetapi murid-murid-Nya. Ketika Yesus melihat hal itu , Ia marah dan berkata kepada mereka : biarkan anak-anak itu dating kepada -Ku, jangan menghalang-halangi mereka , sebab orang-orang seperti itulah yang empunya Kerajaan Allah”.
Dalam Kisah Para Rasul, Petrus berkata : “ sebab bagi kamulah janji itu dan bagi anak-anakmu ”. Jadi , dalam gereja mula-mula orang-orang yang percaya kepada Yesus Kristusmenerima baptisan Bersama- sama dengan seisi rumah mereka . Menurut Rasul Paulus, anak-anak juga berkedudukan sama dalam Gereja Yesus Kristus . Dan dalam Kol 2:11-12, Paulus mengaitkan dengan erat antara baptisan dan sunat .
Oleh karena itu , GMIT membaptis anak-anak kecil dari orang tua yang percaya kepada Yesus Kristus , karena anak-anak kecil juga milik kepunyaan Yesus Kristus dan gereja -Nya. Ini penting karena baptisan bukan hanya kebiasaan , bukan hanya pokok ajaran gereja , dan bukan hanya sebagai hal untuk diskusi .
Bagi orang percaya , baptisan penuh dengan arti untuk kehidupan kekristenan mereka . Baptisan memberitahukan kepada orang-orang yang percaya bahwa ia memiliki Yesus Kristus , bahwa kita mati dalam kematian Yesus Kristus dan bahwa kita juga dibangkitkan Bersama- sama dengan Yesus Kristus untuk kehidupan yang baru (Roma 6).
SAKRAMEN PERJANMUAN KUDUS Asal Perjamuan Kudus Perjamuan Kudus bermula dari perjanjian yang diadakan oleh Tuhan Yesus dengan murid-murid-Nya pada malam sebelum Tuhan Yesus ditangkap (1 Kor 11:17-34; Mrk 14:22-26; Mat 26:26-30; Luk 22:14-23). Perjamuan pada mala itu sebenarnya diadakan sehubungan dengan upacara Yahudi yang disebut Paskah , yaitu upacara memperingati keluarnya Bangsa Israel dari Mesir . Yang menarik adalah pada malam perjamuan Paskah itu , roti dan anggur ( makanan dan minuman yang lazim dipakai dalam perjamuan ) oleh Yesus dikaitkan dengan tubuh dan darah -Nya.
Makna Perjamuan Kudus PERTAMA: Perjamuan Kudus sebagai peringatan akan kematian Yesus Kristus . Paulus menulis dalam 1 Kor 11:26 yang berbunyi : “ Sebab setiap kali kamu makan roti dan minum cawan ini , kamu memberitakan kematian Tuhan samapai Ia datang ”. Oleh karena itu , setiap kali seseorang mengikuti Perjamuan Kudus maka orang tersebut sedang memperingati kelatian Yesus dan memberitakan atau menyaksikan kematian Yesus .
KEDUA: Perjamuan Kudus adalah peringatan akan kebangkitan Yesus . Menurut kesaksian Alkitab , Yesus mati dan bangkit pada hari yang ketiga . Orang percaya mengalami dan percaya Yesus yang bangkit itulah yang merayakan Perjamuan Kudus. Dengan demikian , Perjamuan Kudus adalah suatu peringatan akan kebangkitan Yesus .
Nilai Perjamuan Kudus bukan saja peringatan kematian Yesus tetapi juga peringatan kebangkitan Tuhan Yesus untuk keselamatan semua manusia . KETIGA: Perjamuan Kudus adalah perjamuan yang menunjuk ke masa depan ( eskatalogis ). Perjamuan Kudus selain menunjuk pada peristiwa masa lalu ( kematian dan kebangkitan Yesus ) juga menunjuk ke masa depan , ke suatu perjamuan eskatalogis .
Mat 26:29 dan ayat-ayat yang sejajar tentu menyinggung perjamuan masa depan . Dalam hal ini Yesus mengarahkan perhatian murid-murid kepada “ suatu perjamuan dalam Kerajaan Allah”. Artinya adalah Perjamuan Kudus mengandung harapan keselamatan pada masa depan , pada waktu kedatangan Yesus yang kedua kalinya , yang mana Kerajaan Allah akan terwujud secara sempurna .
KEEMPAT: Perjamuan Kudus adalah sebuah persekutuan . Ada dua aspek dalam persekutuan ini , yakni persekutuan sesama orang percaya atau jemaat (1 Kor 10:16-17) dan persekutuan orang percaya dengan Kristus (Yoh 6:56). Dua aspek persekutuan dalam perjamuan ini sangatlah berkaitan erat . Keduanya adalah dua sisi dari dari yang satu , yakni perjamuan . Pada saat sesama orang percaya bersatu di sekitar roti dan dan cawan , pada saat yang sama juga persekutuan dengan Kristus mereka alami .