Bahan Ajar Modul Wardrobe Kelas Sinematografi

AdePutraTunggali 42 views 8 slides Feb 24, 2025
Slide 1
Slide 1 of 8
Slide 1
1
Slide 2
2
Slide 3
3
Slide 4
4
Slide 5
5
Slide 6
6
Slide 7
7
Slide 8
8

About This Presentation

Bahan Ajar Modul Wardrobe Kelas Sinematografi Program Studi Ilmu Komunikasi UNIS Yogyakarta. Original Author by Hari Akbar Sugiantoro


Slide Content

MODUL WARDROBE

A. PENGERTIAN WARDROBE
Departemen Wardrobe bertanggung jawab atas penampilan dan kostum para aktor
yang muncul di layar kamera. Di dalam departemen tersebut, terdapat perancang busana
yang bertugas merancang semua pakaian dan kostum yang dikenakan oleh para aktor di
layar.
Seorang Wardrobe Designer yang merancang kostum untuk keperluan film atau seni
pertunjukan harus memiliki kemampuan dasar dalam pemahaman artistik, pengetahuan
bahan, pembuatan pola, dan konstruksi kostum.
Kostum mencakup semua yang dikenakan oleh aktor, baik itu pakaian atau aksesoris
yang melekat pada tubuhnya seperti tas, sepatu, gelang, kalung, dan lain sebagainya.
Dalam dunia perfilman, pakaian tidak hanya berfungsi sebagai penutup tubuh, tetapi juga
memiliki beberapa fungsi yang sesuai dengan konteks naratif yang ada. Penggunaan
kostum yang tepat dapat meyakinkan penonton saat menonton film. Hal ini karena kostum
dapat membantu penonton untuk memahami siapa karakter dan latar belakang mereka.
Ada perbedaan antara kostum masa lalu, sekarang, dan masa depan. Kostum sejarah
didasarkan pada dokumentasi yang terkait dengan sejarah, sedangkan kostum masa depan
membutuhkan imajinasi dan kreativitas dalam desainnya.

B. FUNGSI WARDROBE DALAM FILM
1. Penokohan karakter
Tata wardrobe membantu dalam membangun karakter-karakter dalam cerita. Pakaian
dan kostum yang dipilih harus sesuai dengan kepribadian dan karakteristik setiap
tokoh dalam film.
2. Penguat karakteristik tokoh dalam cerita
Pakaian dan kostum yang dipilih juga dapat membantu memperkuat karakteristik dari
setiap tokoh dalam cerita.
3. Menyeimbangkan adegan dalam layar
Penataan wardrobe juga membantu dalam menyeimbangkan adegan dalam layar
sehingga tidak ada satu karakter pun yang mendominasi adegan.

4. Memberi tekstur dan warna
Pakaian dan kostum yang dipilih memberikan tekstur dan warna yang khas pada
setiap adegan dalam film.
5. Menciptakan nuansa film dan iklim
Pakaian dan kostum yang dipilih juga membantu menciptakan nuansa dan iklim yang
sesuai dengan cerita dalam film.
6. Penanda tempat, waktu, dan kejadian
Pakaian dan kostum juga dapat menjadi penanda tentang tempat, waktu, dan kejadian
dalam cerita.
7. Informasi tentang gender, kelas sosial, ekonomi, pekerjaan, suku
Pakaian dan kostum yang dipilih juga dapat memberikan informasi tentang gender,
kelas sosial, ekonomi, pekerjaan, dan suku dari setiap karakter dalam cerita.
8. Penyelaras keindahan warna gambar dan artistik
Pakaian dan kostum yang dipilih harus disesuaikan dengan keindahan warna gambar
dan artistik dalam film sehingga terlihat harmonis dan estetis.

C. JENIS-JENIS KOSTUM
1. Main Talent: merupakan kostum yang diprioritaskan untuk karakter-karakter utama
dalam cerita. Tim wardrobe harus selalu siap dengan cadangan kostum untuk
menjaga kontinuitas ketika terjadi kendala selama proses pengambilan gambar.
Dalam beberapa produksi film, improvisasi sering kali terjadi saat proses shooting,
sehingga tim wardrobe harus selalu menyiapkan kostum lebih dari jumlah pergantian
kostum yang direncanakan.
2. Supporting Talent: berbeda dengan kostum main talent, daftar baju supporting juga
harus dipersiapkan dengan baik.
3. Extras/Free Scene: bedakan dengan kostum main talent dan supporting, daftar
kostum extras juga harus disiapkan.
4. Accessories: bedakan aksesoris yang menempel di tubuh dan hand prop. Tim
wardrobe harus mengenali jenis bahan aksesoris agar dapat merawatnya dengan
benar, dan selalu menyiapkan cadangan dan pilihan aksesoris.

5. Equipment: merupakan alat-alat penunjang untuk perawatan kostum saat berada di
lapangan.
6. Special Costume: jenis kostum yang dirancang khusus untuk memenuhi kebutuhan
utama wardrobe di film.

D. JOBDESK DAN PERAN
1. Costume Designer
Bertanggung jawab merancang, merencanakan, dan mengorganisir pembuatan
kostum untuk semua aktor di film atau acara televisi. Mereka bekerja erat dengan
sutradara untuk memahami karakter dan menentukan warna, kain, dan ukuran yang
tepat untuk setiap kostum.
2. Costume Supervisor
Bertanggung jawab untuk mengawasi penyimpanan kostum, mengatur pembelian
bahan, merekrut staf, mengelola anggaran, dan dokumen serta logistik lainnya.
3. Key Costumer
Bertanggung jawab untuk mengatur set kostum, menangani kebutuhan kostum
bintang film atau acara televisi, serta memastikan semua kostum sesuai dengan
karakter yang dimainkan.
4. Costume Standby
Bertanggung jawab untuk memastikan kualitas dan kontinuitas kostum dari aktor
sebelum dan sesudah pengambilan gambar. Mereka juga membantu aktor dalam hal
kostum.
5. Art Finisher
Bertanggung jawab untuk membantu membuat breakdown yang berhubungan dengan
kain.
6. Wardrobe Buyer
Bertugas untuk membeli segala macam kebutuhan garmen dan pernak-pernik untuk
produksi.
7. Cutter/Fitter
Bertugas untuk mengukur dan menyesuaikan kostum artis.

8. Aging
Bertugas memberi efek pada kostum yang menunjukkan usia, tanda zaman, atau efek
khusus lainnya.
9. Property Buyer
Bertugas mencari dan membeli atau menyewa perlengkapan set dress serta
memastikan semua peralatan yang diperlukan tersedia selama shooting.
10. Runner Standby
Bertugas bolak-balik di set dan standby pada kebutuhan yang mendadak.

E. TANGGUNG JAWAB WARDROBE
1. Semua yang ada di wardrobe dari kepala hingga kaki yang terlihat di kamera adalah
tanggung jawab tim wardrobe
2. Mendesain/merancang hingga menyediakan kostum/aksesoris tokoh yang akan
tampak di dalam adegan film
3. Memastikan continuity wardrobe
4. Riset: Mengetahui basic tipe-tipe tubuh talent karena mempengaruhi fittingan dan
cuttingan yang pas di badan talent
5. Memberikan pengertian kepada talent agar selalu menjaga baju yang mereka pakai,
karena berhubungan dengan continuity
6. Menguasai color pallette dari konsep film yang akan dibuat, bisa melalui desain
produksi atau diskusi saat selama pra-produksi berlangsung
7. Budgeting, menata budget selama produksi
8. Merancang workflow seefektif mungkin dengan tim
9. Tanggung jawab dari pra-produksi, produksi, pasca produksi

F. WORKFLOW KERJA TIM WARDROBE
1. Pra-Produksi
a. Membaca naskah: bagaimana cara membuat semua penonton mendukung film
ini. Semua yang dipikirkan yaitu apa yang diinginkan oleh cerita film ini.

b. Membaca dan membuat deskripsi karakter: jika deskripsi karakter tidak dibuat,
atau deskripsi karakter visual, tugas dari kostum yaitu membuat bayangan dari
visual tokoh.
c. Breakdown naskah menyesuaikan kebutuhan karakter
d. Riset dan mengumpulkan data dari naskah, termasuk penelitian mengenai
segala material costume
e. Diskusi dengan sutradara, menyamakan imajinasi karakter yang diinginkan
karena akan mempengaruhi gaya baju yang akan talent pakai
f. Breakdown karakter dan keperluan karakter dari cerita termasuk latar belakang
dan ciri khusus
g. Membuat referensi wardrobe ke masing-masing karakter dengan cara mix and
match foto dan gaya pakaian dari model disertai color pallette yang telah
dirancang dan disepakati sebuah produksi
h. Approval
i. Breakdown sheet
j. Diskusi dengan astrada untuk estimasi waktu yang dibutuhkan
k. Menyiapkan seluruh kebutuhan wardrobe dari kepala hingga kaki, sedetail
mungkin
l. Mengetahui size chart talent dari kepala hingga kaki
m. Fiting, untuk memastikan fittingannya pas dan sesuai di badan talent
n. Aging, dry clean, final touch
o. Tagging (menandai kostum setiap pemain)
p. Presentasi hasil fitting disertai color pallete dan referensi yang telah dirancang
q. Jika terdapat revisi perlu ditinjau ulang
r. Menyiapkan equipment yang di perlukan saat produksi, selengkap mungkin.
Contoh: lakban, cutter, gunting, pewangi, pembersih, peniti dll
2. Produksi
a. Selalu cek naskah & pegangan continuity = penting
b. Rajin komunikasi dengan tim continuity dan astrada
c. Foto saat talent masuk set/saat take adegan

d. Perhatikan lamanya waktu saat menata kostum agar on-time actor nya masuk
set
e. Selalu cek monitor (HT 1 frekuensi bila perlu)
f. Menjaga kostum dan prop agar tetap bersih
g. Manajemen starter pack wardrobe yang akan di gunakan untuk standby set
h. Jika ada improvisasi, koordinasi dengan tim penyutradaraan
i. Bekerja sama dengan tim untuk menjaga wardrobe yang digunakan saat
shooting
j. Mengelompokkan tempat baju dan equipment dengan tepat. (bedakan tempat
antara baju main talent dengan baju supporting talent)
k. Equipment standby set wajib dibawa saat sudah take

G. WARDROBE CONCEPT: WHAT TO LOOK AT
1. Latar Tempat
Tempat berlangsungnya suatu cerita. Orang di perkotaan akan memilih pakaian yang
berbeda dengan orang di pedesaan.
2. Latar Waktu
Kapan terjadinya suatu cerita? seseorang dari tahun 1995 akan memakai busana yang
berbeda dengan seseorang dari tahun 2020.
3. Kondisi Politik, Sosial, dan Ekonomi
Seorang pengacara akan memakai kostum yang berbeda dengan seorang guru,
maupun dengan seorang buruh tani.
4. Aktivitas yang dilakukan
Act yang dilakukan dapat menghasilkan output kostum yang berbeda tergantung
pengaruh yang diberikan.

H. WARDROBE: WHAT TO BRING
1. Accessories
Terdapat aksesoris sebagai penunjang sebuah pakaian, dari macam-macam aksesoris
wardrobe, dapat dikategorikan sebagai aksesoris maupun handprop.

2. Equipment
Selama shooting berlangsung terdapat alat-alat penunjang untuk merawat kostum
supaya kostum tetap bersih dan rapi ketika akan digunakan. Alat-alat tersebut
biasanya yaitu: Setrika, Kipas Angin, Pengharum Pakaian.
3. Special Costume
Jenis pakaian yang dirancang khusus untuk menunjang kebutuhan wardrobe utama
dalam film. Bisanya dalam sebuah film yang mengharuskan pakaian yang digunakan
khusus atau berbeda untuk menandakan bahwa yang menggunakan pakaian tersebut
adalah tokoh utama.

Glosarium

A. Moodboard adalah kumpulan atau komposisi gambar, visual, dan objek lain yang
digunakan sebagai referensi desain. Mood board sangat penting bagi desainer, termasuk di
dalam sub-departemen make up, wardrobe, dan production design, karena dapat membantu
mereka menentukan tema atau mood yang tepat untuk film yang dibuat. Mood board
berfungsi sebagai panduan kreatif yang membantu desainer dalam memvisualisasikan dan
mengkomunikasikan konsep ide desain secara lebih jelas dan efektif. Dengan mood board,
desainer dapat menggambarkan suasana hati dan tema yang diinginkan untuk film,
sehingga memudahkan mereka untuk membuat keputusan desain yang lebih baik dan
akurat.
B. Pakaian yang sebaiknya di hindari saat shooting, dalam produksi sebuah film pasti
memerlukan pakaian tapi tidak semua pakaian atau jenis pakaian dapat digunakan dalam
proses pembuatan film ada beberapa jenis bahan pakaian yang sebaiknya di hindari
pakaian seperti: pola garis, kotak, dan polkadot yang kecil dan padat. Hal ini dapat
membuat visual menjadi memiliki pola yang tidak beraturan.