baris-dan-deret-aritmatika kelas X kurikulum merdeka.ppt
WindiSeptiyani2
1 views
25 slides
Oct 20, 2025
Slide 1 of 25
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
About This Presentation
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas limpahan rahmat, taufik, dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyusun materi pembelajaran yang berjudul “Barisan dan Deret Aritmetika” dengan baik. Materi ini disusun sebagai salah satu bahan ajar untuk membantu peserta didik dalam memah...
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas limpahan rahmat, taufik, dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyusun materi pembelajaran yang berjudul “Barisan dan Deret Aritmetika” dengan baik. Materi ini disusun sebagai salah satu bahan ajar untuk membantu peserta didik dalam memahami konsep, rumus, dan penerapan barisan serta deret aritmetika dalam kehidupan sehari-hari.
Matematika merupakan ilmu yang memiliki peran penting dalam mengembangkan kemampuan berpikir logis, kritis, analitis, dan kreatif. Salah satu topik yang sangat menarik dan aplikatif dalam kehidupan nyata adalah barisan dan deret aritmetika. Materi ini tidak hanya melatih keterampilan berhitung, tetapi juga menumbuhkan kemampuan berpikir pola dan keteraturan yang merupakan dasar dari berbagai konsep matematika lanjutan, seperti barisan geometri, limit, bahkan aplikasi dalam ekonomi, teknik, dan sains.
Dalam kehidupan sehari-hari, konsep barisan dan deret aritmetika dapat dijumpai dalam berbagai situasi. Misalnya, ketika seseorang menabung dengan jumlah tetap setiap bulan, menghitung susunan kursi di stadion yang bertingkat, atau menentukan jarak antar tiang listrik yang dipasang secara beraturan. Dengan memahami pola bilangan yang terbentuk secara teratur tersebut, peserta didik dapat menyadari bahwa matematika bukan sekadar angka dan rumus, tetapi juga bahasa logika yang menjelaskan fenomena kehidupan nyata.
Materi ini disusun dengan mengacu pada Kurikulum Merdeka yang menekankan pembelajaran bermakna, kontekstual, dan berpusat pada peserta didik. Oleh karena itu, penyusunan materi Barisan dan Deret Aritmetika ini dirancang agar mampu mengembangkan kompetensi peserta didik melalui kegiatan belajar yang aktif, kolaboratif, dan reflektif. Melalui pendekatan Deep Learning atau pembelajaran mendalam, peserta didik diharapkan tidak hanya mampu menyelesaikan soal, tetapi juga memahami konsep di balik rumus, menalar hubungan antar konsep, serta menerapkannya pada permasalahan nyata.
Struktur penyusunan materi ini mencakup beberapa bagian penting, yaitu:
Pendahuluan, yang menjelaskan pengantar dan tujuan pembelajaran.
Konsep dasar barisan aritmetika, yang membahas pengertian barisan, suku pertama, beda (selisih antar suku), serta cara menentukan suku ke-n.
Konsep deret aritmetika, yang menjelaskan bagaimana menjumlahkan beberapa suku pertama dari suatu barisan aritmetika.
Penerapan dalam kehidupan nyata, untuk mengaitkan konsep matematika dengan konteks sehari-hari.
Latihan dan refleksi, agar peserta didik dapat mengasah kemampuan berpikir kritis dan mengukur tingkat pemahamannya.
Penyusunan materi ini tentu tidak terlepas dari keterbatasan penulis, baik dalam hal waktu, sumber referensi, maupun pengalaman. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan untuk perbaikan di masa yang akan datang.
Akhirnya, penulis berharap bahwa modul pembelajaran ini dapat memberikan manfaat bagi peserta didik, guru, maupun pihak lain yang membutuhkan. S
Size: 327.42 KB
Language: none
Added: Oct 20, 2025
Slides: 25 pages
Slide Content
BARISAN DAN DERET
ARITMETIKA
By : Tri Rahayuningrum
T Elektro - UNIKOM
A. Barisan Aritmetika
•Definisi
•Bilangan yang tetap tersebut disebut beda dan
dilambangkan dengan b.
•Perhatikan juga barisan-barisan bilangan
berikut ini.
a. 1, 4, 7, 10, 13, ...
b. 2, 8, 14, 20, ... Barisan
Aritmetika
c. 30, 25, 20, 15, ...
Barisan aritmetika adalah suatu barisan
bilangan yang selisih setiap dua suku
berturutan selalu merupakan bilangan tetap
(konstan).
Contoh :
a.1, 4, 7, 10, 13, ...
+3 +3 +3 +3
Pada barisan ini, suku berikutnya diperoleh dari
suku sebelumnya ditambah 3. Dapat dikatakan
bahwa beda sukunya 3 atau b =3.
b. 2, 8, 14, 20, ...
+6 +6 +6
Pada barisan ini, suku berikutnya diperoleh dari
suku sebelumnya ditambah 6. Dapat dikatakan
bahwa beda sukunya 6 atau b = 6.
c. 30, 25, 20, 15, ...
–5 –5 –5
Pada barisan ini, suku berikutnya diperoleh dari
suku sebelumnya ditambah –5. Dapat dikatakan
bahwa beda sukunya –5 atau b = –5.
Secara umum dapat dikatakan sebagai berikut.
Rumus umum suku ke-n barisan aritmetika dengan
suku pertama (U ) dilambangkan dengan a dan beda
dengan b dapat ditentukan seperti berikut.
Jika Un adalah suku ke-n dari suatu
barisan aritmetika maka berlaku b = Un
– U
n-1
1
U = a
U = U + b = a + b
U = U + b = (a + b) + b = a + 2b
U = U + b = (a + 2b) + b = a + 3b
U = U + b = (a + 3b) + b = a + 4b
.
.
.
U = U + b = a + (n – 1)b
Jadi, rumus suku ke-n dari barisan aritmetika adalah
Keterangan: Un = suku ke-n
a = suku pertama
b = beda
n = banyak suku
Un = a + (n – 1)b
1
12
23
34
45
n
1n
Contoh 1 :
Tentukan suku ke-8 dan ke-20 dari barisan –3, 2, 7,
12, ....
Jawab:
–3, 2, 7, 12, …
Suku pertama adalah a = –3 dan
bedanya b = 2 – (–3) = 5.
Dengan menyubstitusikan a dan b, diperoleh :
U = –3 + (n – 1)5.
Suku ke-8 : U = –3 + (8 – 1)5 = 32.
Suku ke-20 : U = –3 + (20 – 1)5 = 92.
n
8
20
Contoh 2 :
Diketahui barisan aritmetika –2, 1, 4, 7, ..., 40.
Tentukan banyak suku barisan tersebut.
Jawab:
Diketahui barisan aritmetika –2, 1, 4, 7, ..., 40.
Dari barisan tersebut, diperoleh a = –2, b = 1 – (–2)
= 3,dan
U = 40.
Rumus suku ke-n adalah U = a + (n – 1)b sehingga;
40 = –2 + (n – 1)3
40 = 3n – 5
3n = 45
Karena 3n = 45, diperoleh n = 15.
Jadi, banyaknya suku dari barisan di atas adalah 15.
n
n
B. Deret Aritmetika
•Definisi
•Deret aritmetika adalah jumlah n suku pertama
barisan aritmetika. Jumlah n suku pertama dari
suatu barisan bilangan dinotasikan S .
Dengan demikian, S = U1 + U2 + U3 + ... + U .
Untuk memahami langkah-langkah menentukan
rumus S , perhatikan contoh berikut :
Misalkan U1, U2, U3, ..., Un merupakan suku-
suku dari suatu barisan aritmetika. U1 + U2 + U3
+ ... + Un disebut deret aritmetika, dengan Un = a
+ (n – 1)b.
n
n
n
n
Contoh 1 :
Diketahui suatu barisan aritmetika 2, 5, 8, 11,
14. Tentukan jumlah kelima suku barisan tersebut.
Jawab:
Jumlah kelima suku 2, 5, 8, 11, 14 dapat
dituliskansebagai berikut.
S = 2 + 5 + 8 + 11 + 14
S = 14 + 11 + 8 + 5 + 2
2S = 16 + 16 + 16 + 16 + 16
2S = 5 x 16
S = S = 40
Jadi, jumlah kelima suku barisan tersebut adalah 40.
5
5
5
5 5
5
2
165
Menentukan rumus umum untuk S
sebagai berikut. Diketahui rumus umum
suku ke-n dari barisan aritmetika adalah
U = a + (n – 1)b. Oleh karena itu,
U = a = a
U = a + b = U – (a – 2)b
U = a + 2b = U – (n – 3)b
. . .
. . .
. . .
U = a + (n – 1)b = U
n
n
1
2
3
n
n
n n
Dengan demikian, diperoleh ;
S = a + (a + b) + (a + 2b) + ... + (a + (n – 1)b)
= a + (U – (n – 2) b) + (U – (n – 3) b) + ... + U
............ (1)
Dapat pula dinyatakan bahwa besar setiap suku adalah b
kurang dari suku berikutnya.
U = U – b
U = U – b = U – 2b
U = U – b = U – 3b
Demikian seterusnya sehingga S dapat dituliskan
S = a + (U – (n – 1)b) + … + (U – 2b) + (U – b) + U
.......... (2)
n
nn n
1n
1n
2n
2n
3n
n
n
n
n
n
n
n nn
Dari persamaan 1 dan 2 jika kita jumlahkan, diperoleh ;
S = a + (U – (n – 2)b) + (U – (n – 3)b) + ... +U
S = U + (U – b) + (U – 2b) + ... + a
2S = (a + U ) + (a + U )+ (a + U ) + ... + (a + U )
n suku
Dengan demikian, 2S = n(a + U )
S = n(a + U )
S = n(a + (a + (n – 1)b))
S = n(2a + (n – 1)b)
n n n n
nn n n
n n n n n
n n
n
n
n
2
1
2
1
2
1
n
Jadi, rumus umum jumlah n suku pertama deret
aritmetika adalah
Keterangan:
S = jumlah n suku pertama
a = suku pertama
b = beda
U = suku ke-n
n = banyak suku
Sn = 1/2n(a + U) atau
Sn =1/2n [2a + (n – 1)b]
Contoh 2:
Carilah jumlah 100 suku pertama dari deret 2 + 4 + 6 +
8 +....
Jawab:
Diketahui bahwa a = 2, b = 4 – 2 = 2, dan n = 100.
S = x 100 {2(2) + (100 – 1)2}
= 50 {4 + 198}
= 50 (202)
= 10.100
Jadi, jumlah 100 suku pertama dari deret tersebut
adalah 10.100.
100
2
1
Contoh 3:
Hitunglah jumlah semua bilangan asli kelipatan 3
yang kurang dari 100.
Jawab:
Bilangan asli kelipatan 3 yang kurang dari 100 adalah
3, 6, 9, 12, ..., 99 sehingga diperoleh
a = 3, b = 3, dan U = 99.
Terlebih dahulu kita cari n sebagai berikut ;
U = a + (n – 1)b
99 = 3 + (n – 1)3
3n = 99
n = 33
Jumlah dari deret tersebut adalah
n
n
S = n (a + U )
S = x 33(3 + 99)
= 1.683
Jadi, jumlah bilangan asli kelipatan 3 yang kurang
dari 100 adalah 1.683
n n
2
1
2
1
33
PENERAPAN KONSEP
BARISAN DAN DERET
Kaidah barisan dan deret dapat digunakan untuk
memudahkan penyelesaian perhitungan, misalnya
bunga bank, kenaikan produksi, dan laba/rugi
suatu usaha.
Untuk menyelesaikan persoalan tersebut, kita
harus dapat membedakan apakah persoalan
tersebut termasuk barisan aritmetika, barisan
geometri, deret aritmetika ataupun deret
geometri.
Kemudian, kita dapat menyelesaikan persoalan
tersebut menggunakan rumus-rumus yang berlaku.
Contoh 1:
Ketika awal bekerja, seorang karyawan sebuah
perusahaan digaji Rp700.000,00 per bulan. Setahun
berikutnya, gaji per bulannya akan naik sebesar
Rp125.000,00. Demikian seterusnya untuk tahun-tahun
berikutnya. Berapa gaji karyawan itu per bulan untuk
masa kerjanya sampai pada tahun ke-9?
Jawab:
Kasus ini adalah aplikasi dari barisan aritmetika.
Suku awal a = 700.000
Beda b = 125.000
n = 9
Jadi suku ke-9, dapat ditentukan sebagai berikut.
U = a + (n – 1)b
U = 700.000 + (9 – 1) 125.000
= 700.000 + 1.000.000
= 1.700.000
Jadi, gaji per bulan karyawan itu pada tahun ke-9
adalah Rp1.700.000,00.
n
9
Contoh 2:
Setiap awal bulan Nyoman menabung Rp50.000,00 di
suatu bank yang memberikan bunga 1% per bulan. Pada
tiap akhir bulan, bunganya ditambahkan pada
tabungannya. Berapakah uang Nyoman di bank itu pada
akhir tahun ke-1 jika ia tidak pernah mengambil
tabungannya sampai akhir tahun ke-1?
Jawab:
Misalkan tabungan awal adalah Rp50.000,00.
Pada akhir bulan ke-1
Jumlah uang Nyoman adalah sebagai berikut ;
Bunga yang ia peroleh = 50.000 × 1% = 50.000 × 0,01
Jumlah uang Nyoman = 50.000 + (50.000 × 0,01)
= 50.000(1 + 0,01)
= 50.000(1,01)
Pada akhir bulan ke-2
Uang yang sudah dimasukkan sejak bulan ke-1 adalah
jumlah uang pada akhir bulan ke-1 ditambah bunga
sehingga diperoleh ;
= 50.000(1,01) + (50.000(1,01) × 1%)
= 50.000(1,01)(1 + 0,01)
= 50.000(1,01)
Uang yang dimasukkan pada awal bulan ke-2 menjadi
=50.000 + (50.000 × 1%)
= 50.000(1 + 0,01)
= 50.000(1,01)
Jadi, jumlah uang Nyoman pada akhir bulan ke-2 adalah
50.000(1,01) + 50.000(1,01) .
2
2
Pada akhir bulan ke-3
Uang yang sudah dimasukkan sejak bulan ke-1 adalah
50.000(1,01) + (50.000(1,01) × 1%)
= 50.000(1,01) (1 + 0,01)
= 50.000(1,01) (1,01)
= 50.000(1,01)
Uang yang dimasukkan pada awal bulan ke-2 menjadi
50.000(1,01) + (50.000(1,01) × 1%)
= 50.000(1,01)(1 + 0,01)
= 50.000(1,01)(1,01)
= 50.000(1,01)
Uang yang sudah dimasukkan pada awal bulan ke-3 menjadi
50.000 + (50.000 × 1%) = 50.000(1 + 1%)
= 50.000(1,01)
2
2
2
3
2
2
Jadi, jumlah uang Nyoman pada akhir bulan ke-3 adalah
50.000(1,01) + 50.000(1,01) + 50.000(1,01)
Demikian seterusnya, sampai akhir bulan ke-12.
Dari hasil perhitungan sampai bulan ke-3, dapat disimpulkan
bahwa jumlah uang tabungan Nyoman adalah
50.000(1,01) + 50.000(1,01)2 + 50.000(1,01)3 + ... +
50.000(1,01)12
= 50.000{1,01 + (1,01)2 + (1,01)3 + ... + (1,01)12}
Deret 1,01 + (1,01)2 + ... + (1,01)12 merupakan deret
geometridengan
a = 1,01, r = 1,01, dan n = 12.
2 3
12
101,1
1)01,1((01,1
12
S=
=
= 12,83
Oleh karena itu, jumlah uang Nyoman setelah 1 tahun
adalah 50.000 {1,01 + (1,01)2 + ... + (1,01)12}
= 50.000 × 12,83
= 641.500
Jadi, jumlah uang Nyoman setelah 1 tahun adalah
Rp641.500,00.