??????
1. Pengertian Pendekatan Tematik, Saintifik, dan Penilaian Otentik
Pendekatan Tematik
Pendekatan tematik adalah cara belajar yang menggabungkan beberapa mata
pelajaran dalam satu tema tertentu agar siswa lebih mudah memahami hubungan antar
pelajaran.
?????? Contoh: Tema “Lingkungan” bisa mencakup pelajaran IPA (tentang tumbuhan), IPS
(tentang masyarakat), dan Bahasa Indonesia (menulis teks tentang lingkungan).
Pendekatan Saintifik
Pendekatan saintifik berarti belajar seperti ilmuwan, yaitu lewat langkah mengamati,
menanya, mencoba, menalar, dan mengomunikasikan.
?????? Contoh: Saat belajar tentang hujan, siswa diajak mengamati cuaca, bertanya kenapa
hujan turun, lalu membuat percobaan sederhana.
Penilaian Otentik
Penilaian otentik adalah cara menilai berdasarkan kemampuan nyata siswa dalam
kehidupan sehari-hari, bukan hanya lewat ujian tulis.
?????? Contoh: Menilai siswa dari proyek, hasil karya, laporan, atau sikap mereka saat kerja
kelompok.
2. Kelebihan dan Kekurangan Kurikulum 2013 dibandingkan Kurikulum
Merdeka Belajar
?????? Kelebihan Kurikulum 2013 (K-13):
Siswa lebih aktif dan kreatif karena belajar berbasis tematik dan saintifik.
Melatih kemampuan berpikir kritis dan bekerja sama.
Ada penilaian sikap, pengetahuan, dan keterampilan secara seimbang.
⚠️ Kekurangan Kurikulum 2013:
Terlalu banyak materi, membuat guru dan siswa kejar target waktu.
Penilaian otentik kadang sulit dilakukan karena memerlukan banyak waktu.
Tidak semua sekolah siap dengan pendekatan saintifik.
?????? Kelebihan Kurikulum Merdeka Belajar:
Lebih fleksibel, guru dan sekolah bisa menyesuaikan pembelajaran sesuai kebutuhan
siswa.
Siswa bisa belajar sesuai minat dan kemampuannya (berbasis proyek dan profil
pelajar Pancasila).
Fokus pada pemahaman mendalam, bukan banyaknya materi.
⚠️ Kekurangan Kurikulum Merdeka Belajar:
Guru perlu waktu adaptasi dan pelatihan lebih untuk menerapkannya dengan baik.
Tidak semua sekolah punya sarana pendukung (misalnya untuk proyek atau teknologi
belajar).
Kesimpulan:
K-13 lebih menekankan pada proses belajar ilmiah dan penilaian menyeluruh, sedangkan
Kurikulum Merdeka lebih menekankan pada kebebasan dan kebutuhan siswa agar belajar
jadi lebih menyenangkan dan bermakna. Jadi, keduanya sama-sama bagus — hanya saja
Kurikulum Merdeka lebih memberi ruang untuk kreativitas dan kemandirian siswa.