Biru Simple Kreatif Tugas Kelompok Presentasi_20250914_114433_0000.pdf

rizkyaristya40 0 views 23 slides Sep 15, 2025
Slide 1
Slide 1 of 23
Slide 1
1
Slide 2
2
Slide 3
3
Slide 4
4
Slide 5
5
Slide 6
6
Slide 7
7
Slide 8
8
Slide 9
9
Slide 10
10
Slide 11
11
Slide 12
12
Slide 13
13
Slide 14
14
Slide 15
15
Slide 16
16
Slide 17
17
Slide 18
18
Slide 19
19
Slide 20
20
Slide 21
21
Slide 22
22
Slide 23
23

About This Presentation

Lipid di dunia farmasi


Slide Content

LIPID DAN PENGGUNAANNYA
DI BIDANG FARMASI Oleh : Kelompok 4 Dosen Pengampu: Winartiana,M.Sc

ANGGOTA KELOMPOKBintang Firli Ariva (202406050646)
Delfi Ma’aza Rahmatika W (202406050651)
Linda Kurnia Sari (202406050659)
Agripia Afri Ad’hani (202406050661)
Achmad Rizky Aristya (202406050666)

SUB PEMBAHASAN Pengertian Lipid Perbedaan Lemak,Minyak,dan Lilin Tanaman menghasilkan Minyak jenuh,Minyak tak jenuh
tunggal,Minyak tak jenuh ganda Manfaat Lipid dalam bidang Farmasi POTENSI MINYAK KELAPA DIBANDING DENGAN MINYAK ZAITUN
DALAM FORMULASI Sediaan Farmasi

PENGERTIAN
LIPID

Lipid merupakan senyawa organik berminyak atau berlemak yang tidak
larut di dalam air, namun dapat di ekstrak dari sel dan jaringan oleh
pelarut non polar, seperti kloroform, atau eter.
Seluruhnya lipid biologis atau sebagiannya berasal dari dua jenis sub
satuan atau "blok bangunan" biokimia: gugus ketoasil dan gugus
isoprena.Penggunaan pendekatan ini, lipid dapat dibagi ke dalam
delapan kategori asam lemak, gliserolipid, gliserofosfolipid, stingolipid,
sakarolipid, dan poliketida (diturunkan dari kondensasi subsatuan
ketoasil), serta lipid sterol dan lipid prenol (diturunkan dari kondensasi
sub satuan isoprena)

PENGERTIAN LIPID MENURUT PARA AHLI 1. Menurut Harper (2011), Lipid adalah senyawa organik yang tidak larut dalam air tetapi
larut dalam pelarut organik nonpolar, serta berfungsi sebagai penyimpan energi,
penyusun membran sel, dan komponen penting dalam berbagai proses biokimia.
2. Menurut Nelson & Cox (2008), Lipid merupakan kelompok besar senyawa yang sangat
bervariasi, ditandai dengan kelarutannya dalam pelarut organik. Lipid mencakup asam
lemak, trigliserida, fosfolipid, sterol, dan terpenoid, dengan fungsi utama sebagai sumber
energi dan komponen struktural membran biologis.
3. Menurut Lehninger (2005), Lipid adalah biomolekul yang bersifat hidrofobik atau
amfipatik, berperan penting dalam penyimpanan energi, isolasi termal, pelindung organ,
serta sebagai prekursor molekul sinyal dalam tubuh.
4. Menurut Voet (2011), Lipid merupakan senyawa biologis yang ditandai dengan
kelarutannya dalam pelarut organik. Lipid berperan dalam struktur membran, cadangan
energi, serta sebagai mediator dalam proses sinyal seluler.

PERBEDAAN
LEMAK,MINYAK,DAN LILIN

Minyak
Minyak adalah salah satu kelompok yang termasuk pada golongan lipid, yaitu senyawa organik yang
terdapat di alam serta tidak larut dalam air, tetapi larut dalam pelarut organik non-polar, misalnya dietil eter
(C₂H₂OC₂H₃), Kloroform (CHCI,), benzena dan hidrokarbon lainnya yang polaritasnya sama.
Lemak
Lemak adalah senyawa organik berupa ester gliserol dengan asam lemak yang terdiri atas unsur karbon,
hidrogen, dan oksigen, bersifat larut dalam pelarut lemak, serta berfungsi utama sebagai sumber energi
cadangan bagi tubuh. Pada suhu kamar, lemak jenuh umumnya berbentuk padat (lemak hewani),
sedangkan lemak tak jenuh berbentuk cair (minyak nabati). Lemak dapat diklasifikasikan berdasarkan
struktur kimianya (trigliserida, fosfolipid, lesitin, sfingomielin), sumbernya (hewani atau nabati), konsistensinya
(padat atau cair), serta wujudnya (terlihat atau tak terlihat). Dalam tubuh, lemak berperan sebagai
penyimpan energi, pelindung organ, pengatur suhu, pembentuk kontur tubuh, serta pelarut vitamin A, D, E,
dan K, namun konsumsi berlebih terutama dari lemak jenuh dapat meningkatkan kadar kolesterol dan risiko
penyakit kardiovaskular.

Lilin
Lilin (wax) adalah salah satu kelompok lipid sederhana yang secara biokimia merupakan ester
dari asam lemak rantai panjang dengan alkohol rantai panjang. Tidak seperti lemak dan
minyak yang merupakan trigliserida (ester dari gliserol dengan tiga asam lemak), lilin hanya
melibatkan satu asam lemak yang bereaksi dengan satu molekul alkohol berantai panjang
(biasanya dengan 16–30 atom karbon). Ikatan ester ini menjadikan lilin bersifat nonpolar,
hidrofobik, padat, keras, dan memiliki titik leleh yang relatif tinggi. NEXT..

TABEL PERBEDAAN LEMAK,MINYAK,DAN LILIN

TANAMAN MENGHASILKAN
MINYAK JENUH, TAK JENUH
TUNGGAL, DAN TAK JENUH
GANDA

TANAMAN MENGHASILKAN MINYAK JENUH Tanaman Penghasil Minyak Jenuh
Minyak jenuh adalah minyak yang sebagian besar tersusun dari asam lemak
tanpa ikatan rangkap karbon-karbon, sehingga semua atom karbonnya
terikat penuh oleh hidrogen. Kondisi ini membuat minyak jenuh bersifat
stabil, tidak mudah teroksidasi, serta cenderung padat pada suhu kamar.
Contoh
tanaman penghasil minyak jenuh antara lain kelapa (Cocos nucifera),
kelapa sawit (Elaeis guineensis), dan kakao (Theobroma cacao).

TANAMAN MENGHASILKAN
MINYAK TAK JENUH TUNGGAL Tanaman Penghasil Minyak Tak Jenuh Tunggal
Minyak tak jenuh tunggal (mono unsaturated fatty acids/MUFA) adalah minyak yang
mengandung satu ikatan rangkap karbon-karbon dalam rantai asam lemaknya.
Keberadaan ikatan rangkap ini membuat minyak tersebut umumnya berbentuk cair
pada suhu kamar, tetapi masih memiliki stabilitas yang cukup baik terhadap
oksidasi.
Tanaman yang menghasilkan minyak tak jenuh tunggal di antaranya adalah zaitun
(Olea europaea), alpukat (Persea americana), dan kacang tanah (Arachis
hypogaea).

TANAMAN MENGHASILKAN
MINYAK TAK JENUH GANDA Tanaman Penghasil Minyak Tak Jenuh Ganda
Minyak tak jenuh ganda (poly unsaturated fatty acids/PUFA) adalah minyak
yang mengandung lebih dari satu ikatan rangkap karbon- karbon dalam
rantai asam lemaknya. Jenis minyak ini sangat penting karena kaya akan
asam lemak esensial seperti asam linoleat (omega-6) dan asam alfa-
linolenat (omega-3) yang tidak dapat disintesis oleh tubuh.
Contoh tanaman
penghasilnya meliputi kedelai (Glycine max),bunga matahari (Helianthus
annuus), jagung (Zea mays), dan biji rami (Linum
usitatissimum).

MANFAAT LIPID
DALAM BIDANG
FARMASI

Sebagai Basis Sediaan Obat (Salep, Krim, Suppositoria)
Lipid, seperti cocoa butter, digunakan sebagai basis karena mudah meleleh
pada suhu tubuh sehingga memfasilitasi pelepasan obat. Sifat lipofiliknya
juga membantu melarutkan zat aktif yang sulit larut dalam air, sekaligus
berfungsi sebagai emolien dan pelindung kulit.
Sebagai Pelarut dan Pembawa Obat Lipofilik
Lipid membantu melarutkan obat yang tidak larut dalam air, meningkatkan
bioavailabilitas, dan sering digunakan dalam sediaan oral maupun injeksi
menggunakan minyak nabati seperti kedelai, zaitun, dan jarak.
Sebagai Bahan Kapsul Lunak (Softgel)
Lipid berfungsi sebagai pembawa zat aktif lipofilik, meningkatkan kelarutan
dan bioavailabilitas, serta melindungi zat aktif dari cahaya dan oksidasi.
Minyak nabati dan MCT banyak dipilih karena stabil dan aman.

Sebagai Emulgator atau Ko-emulgator
Fosfolipid seperti lesitin berperan menstabilkan emulsi dalam formulasi farmasi,
termasuk liposom, nanoemulsi, dan SEDDS. Lipid juga dipilih karena sifatnya
biokompatibel, biodegradable, dan lebih aman dibanding surfaktan sintetis.
Sebagai Sistem Penghantaran Obat Modern (Drug Delivery System)
Lipid digunakan pada teknologi penghantaran obat seperti liposom, niosom, dan
solid lipid nanoparticles (SLN) yang meningkatkan stabilitas, bioavailabilitas, dan
memungkinkan pelepasan obat terkontrol. Aplikasinya juga penting pada vaksin
mRNA.
Sebagai Agen Penstabil dan Antioksidan dalam Formulasi
Lipid nabati mengandung antioksidan alami (misalnya tokoferol, polifenol) yang
mencegah oksidasi dan memperpanjang masa simpan obat. Selain itu, lipid juga
bertindak sebagai surfaktan alami untuk menstabilkan emulsi dalam krim, lotion,
dan suspensi. NEXT..

POTENSI MINYAK KELAPA
DIBANDING DENGAN MINYAK
ZAITUN DALAM FORMULASI
SEDIAAN FARMASI

Dalam menilai potensi minyak kelapa dan minyak zaitun sebagai bahan
dalam formulasi sediaan farmasi, terdapat beberapa aspek penting yang perlu
dipertimbangkan, yaitu stabilitas, keamanan, dan efektivitas.
Stabilitas
Minyak kelapa lebih stabil karena kandungan asam lemak jenuh (asam laurat) yang
tahan oksidasi, sehingga cocok untuk sediaan dengan masa simpan panjang.
Sebaliknya, minyak zaitun yang kaya asam lemak tak jenuh (asam oleat) lebih
mudah teroksidasi dan memerlukan tambahan antioksidan seperti vitamin E.
Keamanan
Keduanya umumnya aman digunakan secara oral maupun topikal. Minyak kelapa
bersifat non-irritant dan memiliki efek antimikroba alami, sedangkan minyak zaitun
kaya polifenol dan vitamin E yang bermanfaat sebagai antioksidan, namun pada
sebagian individu sensitif bisa menimbulkan iritasi ringan saat penggunaan topikal
berlebihan.

Efektivitas
Minyak kelapa efektif sebagai carrier oil yang meningkatkan penetrasi obat ke kulit
serta bermanfaat dalam sediaan dermatologis maupun perawatan luka berkat sifat
antimikrobanya. Sementara itu, minyak zaitun unggul dalam kandungan bioaktif
yang memberikan efek antiinflamasi, anti-aging, dan perlindungan kulit jangka
panjang, sehingga lebih sesuai untuk kosmetik medis dan formulasi antioksidan. NEXT..

KESIMPULANLipid adalah senyawa organik hidrofobik atau amfipatik yang berperan penting sebagai
sumber energi, penyusun membran sel, dan mediator biologis. Perbedaan utamanya terletak
pada bentuk fisik dan strukturnya: lemak (padat, kaya asam lemak jenuh), minyak (cair,
banyak asam lemak tak jenuh), dan lilin (ester asam lemak–alkohol rantai panjang, keras dan
tahan oksidasi). Sumbernya bervariasi, mulai dari kelapa, sawit, dan kakao (minyak jenuh),
zaitun dan alpukat (tak jenuh tunggal), hingga kedelai dan bunga matahari (tak jenuh
ganda). Dalam bidang farmasi, lipid dimanfaatkan sebagai basis salep, krim, suppositoria,
pelarut obat lipofilik, bahan kapsul lunak, emulgator, sistem penghantaran obat modern
(liposom, nanopartikel), serta agen penstabil dan antioksidan. Minyak kelapa unggul dalam
stabilitas dan efek antimikroba, sedangkan minyak zaitun menonjol karena kandungan
antioksidan, polifenol, dan vitamin E yang bermanfaat untuk perawatan kulit dan efek
antiinflamasi, sehingga pemilihannya harus disesuaikan dengan tujuan terapeutik maupun
kosmetik.

DAFTAR PUSTAKAHarper,H.A. (2011). Review of Biochemistry. Lange Medical Publications.

Nelson,D.L.,& Cox,M.M. (2008). Lehninger Principles of Biochemistry. W.H. Freeman and Company.

Lehninger,A.L. (2005). Biochemistry. W.H. Freeman and Company.

Voet, D.,& Voet, J.G. (2011). Biochemistry. John Wiley & Sons.

Rowe,R.C., Sheskey, P.J., & Quinn, M.E. (2009). Handbook of Pharmaceutical Excipients.Pharmaceutical Press.

Mehnert, W., & Mäder, K. (2001). “Solid lipid nanoparticles: Production, characterization and applications.” Advanced Drug
Delivery Reviews, 47(2-3), 165–196.

Ansel, H.C. (2014). Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi.Jakarta: UI Press

Wasitaatmadja, S.M. (1997). Penuntun Ilmu Kosmetik Medik. Jakarta: UI Press.
Tags