Cara Baca EKG___ Dasar dasar EKG dan penjelasannya

JuriadiPaddo 2 views 29 slides Sep 02, 2025
Slide 1
Slide 1 of 29
Slide 1
1
Slide 2
2
Slide 3
3
Slide 4
4
Slide 5
5
Slide 6
6
Slide 7
7
Slide 8
8
Slide 9
9
Slide 10
10
Slide 11
11
Slide 12
12
Slide 13
13
Slide 14
14
Slide 15
15
Slide 16
16
Slide 17
17
Slide 18
18
Slide 19
19
Slide 20
20
Slide 21
21
Slide 22
22
Slide 23
23
Slide 24
24
Slide 25
25
Slide 26
26
Slide 27
27
Slide 28
28
Slide 29
29

About This Presentation

Jantung bekerja secara ritmis yaitu kontraksi atrium kanan dan kiri secara bersamaan yang disebut sistole atrial, yang bersamaan dengan relaksasi dari ventrikel kanan dan kiri yang disebut diastole ventrikuler.


Slide Content

CARA BACA EKG DAN DASAR-DASAR EKG FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HALU OLEO Nama: Nurul Amalia Pratiwi, S.Ked (K1B1 24 054) Pembimbing : dr. Laode Muhammadin Matahana , SP. JP., FIHA BAGIAN ILMU PENYAKIT DALAM TUGAS AGUSTUS 2025

DASAR-DASAR EKG Jantung bekerja secara ritmis yaitu kontraksi atrium kanan dan kiri secara bersamaan yang disebut sistole atrial, yang bersamaan dengan relaksasi dari ventrikel kanan dan kiri yang disebut diastole ventrikuler . Fase selanjutnya ialah kontraksi ventrikel kiri dan kanan ( sistole ventrikuler ) yang terjadi secara bersamaan dengan relaksasi dari atrium kanan dan kiri yang disebut diastole atrial . Pengendali utama dari siklus jantung ialah SA Node yang mengawali timbulnya potensial aksi yang diteruskan melalui atrium kanan dan kiri menuju nodus atrio-ventrikuler , terus ke Berkas His , selanjutnya ke cabang berkas kanan dan kiri, dan akhirnya mencapai serabut-serabut Purkinje . Hubungan antara sistem konduksi jantung dengan gambaran EKG

DASAR-DASAR EKG sadapan

DASAR-DASAR EKG

DASAR-DASAR EKG interpretasi EKG IRAMA Irama EKG normal yaitu irama sinus (irama berasal/dipacu oleh nodus SA ). Gelombang P mempunyai gambaran morfologi positif pada lead II dan negatif di lead aVR NORMAL ABNORMAL Gelombang p sulit diidentifikasi (fibrilasi) SINUS ATRIAL JUNCTIONAL VENTRICULAR Gelombang p bentuk gergaji (flutter) Gelombang P hilang/terbalik ( inverted )/setelah QRS Tidak ada gelombang P, QRS lebar-lebar

DASAR-DASAR EKG interpretasi EKG FREKUENSI/HEART RATE REGULER IREGULER 300/jumlah kotak besar antara gelombang R ke R berikutnya; atau 1500/jumlah kotak kecil antara gelombang R ke R berikutnya Interpretasi: Takikardia (>100x/menit) Normal (60-100x/menit) Bradikardia (<60x/menit) Tahapan: Jumlah puncak gelombang R dalam 6 detik x 10 Rentang: R-R interval terpanjang sampai R-R’ interval terpendek

DASAR-DASAR EKG interpretasi EKG DEVIASI AXIS Untuk menentukan apakah aksis merupakan benar-benar LAD patologis dapat dibantu dengan melihat sadapan II. Bila pada sadapan II deflesi QRS kompleks negatif, maka aksis masuk dalam LAD patologis.

DASAR-DASAR EKG interpretasi EKG GELOMBANG P Gelombang P menunjukkan adanya depolarisasi atrium , baik depolarisasi atrium yang disebabkan pemacu jantung fisiologis dari nodus SA atau dari atrium atau penghubung AV. Gelombang P dari sinus yang normal tidak lebih lebar dari 0,11 detik dan tingginya tidak melebihi 2,5 mm .

DASAR-DASAR EKG interpretasi EKG GELOMBANG P Pada bidang frontal: positif di I, II, dan aVF dan negatif di aVR, sedangkan di aVL dan III bisa positif, negatif atau bisafik. Pada bidang horizontal : biasanya bifasik atau negatif di V1 dan V2, dan positif di V3 hingga V6.

DASAR-DASAR EKG interpretasi EKG SEGMEN DAN INTERVAL PR PR segmen merupakan garis iso-elektrik yang menghubungkan gelombang P dan gelombang QRS (akhir gelombang p hingga awal dari kompleks QRS). Sedangkan Interval PR diukur dari awal gelombang P hingga awal kompleks QRS. Interval PR normal 0,12 - 0,20 detik

DASAR-DASAR EKG interpretasi EKG GELOMBANG KOMPLEKS QRS Impuls listrik yang datang dari nodus AV melanjutkan diri melalui berkas His. Dari berkas His ini keluar cabang awal yang mengaktivasi septum dari kiri ke kanan. Selanjutnya impuls berlanjut melalui Cabang Berkas Kiri (Left Bundle Branch/LBB), Cabang Berkas Kanan (Right Bundle Branch/RBB) dan mengaktivasi ventrikel kiri dan kanan.

DASAR-DASAR EKG interpretasi EKG GELOMBANG KOMPLEKS QRS Gelombang kompleks QRS ialah suatu kelompok gelombang yang merupakan hasil depolarisasi dari ventrikel kanan dan kiri. Gelombang Q : defleksi negatif pertama, Gelombang R : defleksi positif pertama. Defleksi kedua disebut gelombang R’ Gelombang S : defleksi negatif pertama setelah R. Suatu gelombang S kedua disebut S’

DASAR-DASAR EKG interpretasi EKG GELOMBANG KOMPLEKS QRS Sadapan VI dan V2 terletak paling dekat dengan ventrikel kanan sehingga disebut kompleks ventrikel kanan sadapan V5 dan V6 paling dekat dengan ventrikel kiri sehingga sadapan-sadapan ini disebut kompleks ventrikel kiri.

DASAR-DASAR EKG interpretasi EKG GELOMBANG KOMPLEKS QRS Durasi QRS yang normal, durasinya antara 0,07 - 0,10 detik QRS Sempit berasal dari supraventricular. QRS Lebar (>100 ms): berasal dari ventrikel, atau berasal dari supraventrikular dengan aberansi/ Branch Block.

DASAR-DASAR EKG interpretasi EKG SEGMEN ST Segmen ini merupakan garis iso-elektrik yang menghubungkan kompleks QRS dan gelombang T. Pada keadaan normal, ST segmen akan berbentuk Flat dan Isoelektrik. Untuk menilai apakah ada ST elevasi atau ST depresi, biasanya dipakai garis segmen TP sebagai acuan.

DASAR-DASAR EKG interpretasi EKG GELOMBANG T Gelombang ini menunjukkan repolarisasi dari ventrikel. Gelombang T bisa positif, negatif, atau bifasik. Gelombang U adalah gelombang kecil yang mengikuti gelombang T yang asalnya tidak jelas. Gelombang U biasanya tegak dan paling besar terdapat di V2 dan V3. Sering gelombang U tidak jelas karena bersatu dengan gelombang T.

DASAR-DASAR EKG interpretasi EKG INTERVAL QT Interval ini diukur dari awal QRS hingga akhir dari gelombang T. Interval ini tergantung dari frekuensi jantung, yang dapat ditentukan dengan suatu rumus atau tabel. Untuk praktisnya, diberikan 3 nilai : Frekuensi 60 kali / menit : 0,33 - 0,43 detik Frekuensi 80 kali / menit : 0,29 - 0,38 detik Frekuensi 100 kali / menit : 0,27 - 0,35 detik

EKG ARITMIA takiaritmia Denyut jantung > 100 x/menit, sedangkan takikardia (ekstrim) yg menyebabkan timbulnya keluhan klinis umumnya > 150 x/menit. SINUS TAKIKARDI Laju : >100x/menit Irama : Reguler Gelombang P : normal Interval PR : Normal SUPRAVENTRIKULAR TAKIKARDI ATRIAL FIBRILASI Laju : 150-250x/menit Irama : Reguler Gelombang P : Tidak terlihat Interval PR : sulit dinilai Laju : >350x/menit (laju atrium) Irama : Ireguler Gelombang P : Tidak terlihat Interval PR : sulit dinilai

EKG ARITMIA takiaritmia Denyut jantung > 100 x/menit, sedangkan takikardia (ekstrim) yg menyebabkan timbulnya keluhan klinis umumnya > 150 x/menit. ATRIAL FLUTTER Laju : 200-350x/menit (laju atrium) Irama : Reguler Gelombang P : Sawtooth/gigi gergaji Interval PR : sulit dinilai VENTRIKULAR TAKIKARDI TORSADES DE POINTES Laju : 100-250x/menit Irama : Reguler Gelombang P : Tidak ada Interval PR : Tidak ada Laju : 200-250x/menit Irama : Ireguler Gelombang P : Tidak ada Interval PR : Tidak ada

EKG ARITMIA takiaritmia Denyut jantung > 100 x/menit, sedangkan takikardia (ekstrim) yg menyebabkan timbulnya keluhan klinis umumnya > 150 x/menit. VENTRIKULAR FIBRILASI Laju : Tidak dpt dinilai Irama : kacau Gelombang P : Tidak ada Interval PR : Tidak ada

EKG ARITMIA bradiaritmia Denyut jantung < 60 x/menit AV BLOCK DERAJAT I PR interval memanjang lebih dari 0,2 detik. Pada beberapa individu normal PR interval sampai dengan 0,22 detik PR interval berjarak sama secara konstan Setiap P diikuti oleh gelombang QRS AV BLOCK DERAJAT II (Mobitz 1) PR interval semakin memanjang sampai kemudian terjadi droppedbeat PR interval setelah dropped beat akan memendek

EKG ARITMIA bradiaritmia Denyut jantung < 60 x/menit AV BLOCK DERAJAT II (Mobitz 2) Interval PR tetap tanpa ada pemanjangan PR interval, kemudian ada gelombang QRS yang hilang (dropped beat) HIGH DEGREE AV BLOCK Terdapat gelombang P yang tidak terkonduksi melalui AV Blok AV dengan rasio konduksi 3:1 atau lebih misalnya blok 3:1 4:1 dsb

EKG ARITMIA bradiaritmia Denyut jantung < 60 x/menit AV BLOCK DERAJAT III Laju atrial lebih besar dari laju ventrikel, jumlah P lebih banyak daripada QRS dengan masing-masing memiliki pola sendiri.

EKG ARITMIA penyakit jantung koroner ST-Elevasi Infark Miokard Pada pria usia kurang dari 40 tahun: ST elevasi yang khas adalah > 2.5 mm di lead V2 atau V3 atau >1 mm di lead lain. Pria usia lebih dari 40 tahun: ST elevasi > 2 mm di lead V2 atau V3 atau >1 mm di lead lain. Pada wanita tidak dibedakan berdasarkan usia, ST elevasi yang khas adalah > 1.5 mm di lead V2 atau V3 atau >1 mm di lead lain.

EKG ARITMIA penyakit jantung koroner Non-ST-Elevasi Infark Miokard (ST Depresi) Terdapat 3 macam tipe ST depresi, yaitu: ST depresi downslope (landai ke bawah) ST depresi horizontal ST depresi upslope (landai ke atas) Kedalaman ST depresi ini juga diukur dari “J point” dan bermakan bila kedalamanannya lebih dari 1 mm.

EKG ARITMIA penyakit jantung koroner Non-ST-Elevasi Infark Miokard (T Inversi) Gelombang T inversi yang simetris dan dalam lebih spesifik untuk iskemik atau infark miokard.

EKG ARITMIA penyakit jantung koroner Non-ST-Elevasi Infark Miokard (T Inversi) Pembuluh darah koroner utama jantung ada 2, yaitu: Right Coronary Artery (RCA) dan Left Coronary Artery (LCA) atau Left Main (LM).

EKG ARITMIA penyakit jantung koroner Infark Miokard lama (OMI) (Q Patologis) Gelombang Q patologis memiliki karakter lebih prominen, dengan durasi lebih panjang ( >1 kotak kecil) atau lebih dalam (>25% tinggi QRS). Disamping itu lead dengan gelombang Q patologis akan mengenai beberapa lead dalam 1 grup area infark yang terkena.

Thank You! Any Question?