18. Seorang guru PAI diminta merancang pembelajaran tentang Mu‘jizat , Karamah , dan Sihir . Peserta didik di kelasnya memiliki latar belakang dan gaya belajar yang berbeda : ada yang lebih cepat memahami konsep abstrak , ada yang lebih mudah belajar melalui visual, serta ada yang kritis terhadap isu-isu kontemporer . Guru ingin menerapkan pendekatan pembelajaran berbasis perbedaan individu agar setiap peserta didik dapat memahami materi sesuai karakteristik belajarnya , dengan tujuan agar mereka mampu membedakan secara kritis antara mu‘jizat , karamah , dan sihir dalam konteks kehidupan modern. Rancangan pembelajaran manakah yang paling tepat sesuai prinsip tersebut ? Guru menyajikan ceramah umum tentang mu‘jizat , karamah , dan sihir tanpa menyesuaikan gaya belajar peserta didik , kemudian memberi latihan soal yang sama untuk seluruh siswa . Guru membagi peserta didik ke dalam kelompok sesuai gaya belajar : kelompok visual menonton video kisah mu‘jizat nabi , kelompok verbal membaca teks klasik , dan kelompok analitis mendiskusikan isu kontemporer tentang sihir , lalu mempresentasikan hasilnya . Guru hanya menggunakan satu metode , yaitu membaca kitab tafsir yang membahas mu‘jizat , karamah , dan sihir , lalu meminta semua peserta didik menuliskan ringkasan . Guru mengajak seluruh peserta didik membuat poster digital tentang perbedaan mu‘jizat , karamah , dan sihir , kemudian mengunggahnya di media sosial kelas . Guru memberikan tugas proyek individu yang sama , yaitu menulis esai tentang mu‘jizat , karamah , dan sihir berdasarkan literatur klasik tanpa mempertimbangkan variasi gaya belajar . Kunci Jawaban : B Alasan : Pilihan B mencerminkan rancangan pembelajaran berbasis perbedaan individu karena guru menyesuaikan strategi dengan gaya belajar siswa (visual, verbal, analitis ), memberi ruang diferensiasi , dan tetap menuntut capaian bersama : kemampuan kritis membedakan mu‘jizat , karamah , dan sihir .