materi jurnalistik mengenai jalan apa yang digunakan untuk kegiatan jurnalistik
Size: 274.94 KB
Language: none
Added: Oct 11, 2025
Slides: 15 pages
Slide Content
Pekerja Jurnalistik Wartawan Wartawan adalah seorang profesional , seperti halnya dokter , bidan , guru, dosen , psikolog atau pengacara . Kemajuan ekonomi dan sistem ekonomi pasar sekarang ini telah mendorong kemajuan media massa . Kemajuan di bidang ini menyedot perhatian para lulusan perguruan tinggi . Bukan hanya lulusan fakultas ilmu komunikasi tetapi juga fakultas dan ilmu lainnya . Terlepas dari aspek kesejahteraan , bekerja sebagai wartawan memiliki citra yang lebih tinggi dari profesi lainnya .
Kompetensi Wartawan Menurut Dr. Laksmhamana Rao , sebuah pekerjaan bisa disebut sebagai profesi jika memiliki empat hal , yaitu : Harus ada kebebasan dalam pekerjaan Wartawan sebagai profesi memiliki kebebasan yang disebut kebebasan pers , yakni kebebasan mencari , memperoleh , dan menyebarluaskan berita yang berisi gagasan dan informasi . Bahkan UU no. 40/1999 tentang Pers menyebutkan kemerdekaan pers dijamin sebagai hak asasi warga negara , bahkan pers nasional tidak dikenakan penyensoran , pembredelan atau pelarangan .
Berbeda dengan kebebasan pers di negar lain, kebebasan pers di Indonesia dibatasi dengan kewajiban menghormati norma-norma agama dan rasa kesusilaan masyarakat , serta asas praduga tak bersalah ( pasal 18 ayat 1). Kebebasan pers Indonesia tidak berarti bahwa wartawan dalam menjalankan tugasnya dapat berbuat semaunya . Di dalam menjalankan profesinya tersebut , wartawan terikat dengan peraturan perundang-undangan yang menyangkut delik pers. Dalam delik pers , diatur masalah-masalah yang menyangkut fitnah , pencemaran nama baik hingga penghinaan .
Kode etik wartawan , baik versi PWI ( Persatuan Wartawan Indonesia) maupun AJI ( Asosiasi Jurnalis Independen ), mengatur bagaimana tingkah laku yang patut dan tidak patut dilakukan oleh wartawan . Kode etik ini harus dijunjung wartawan Indonesia di dalam menjalankan fungsi dan tugasnya . Namun , praktiknya seringkali kebebasan pers lebih banyak dinikmati oleh pemilik modal atau owner media massa . Akibatnya , para jurnalis dan penulisnya harus tunduk pada kepentingan pemilik , atau setidaknya pada visi , misi , dan rubrikasi media tersebut .
Bisnis media memang berbeda dengan bisnis kebanyakan . Dalam bisnis media ada sebuah segitiga . Sisi pertama aalah pembaca , pemirsa atau pendengar . Sisi kedua adalah pemasang iklan . Sisi ketiga adalah masyarakat . Pemirsa , pendengar atau pembaca dalam bisnis media bukanlah pelanggan . Kebanyakan media termasuk televisi , radio, maupun internet memberikan berita secara gratis. Orang tak membayar untuk menonton televisi , mendengarkan radio atau membaca internet. Sementara dalam bisnis surat kabar pun pembaca hanya membayar sebagian kecil ongkos produksi .
Adanya kepercayaan publik inilah yang kemudia dipinjamkan perusahaan media kepada para pemasang iklan . Dalam hal ini , pemasang iklan adalah pelanggan . Tapi hubungan ini seharusnya tak merusak hubungan yang unik antara perusahaan media dan pembaca , pemirsa dan pendengarnya . Banyaknya wartawan yang mendahulukan kepentingan masyarakat sebenarnya merupakan aset bagi perusahaan media bersangkutan . Bagaimanapun dalam menjalankan profesinya , wartawan mengemban tanggung jawab sosial yang tak jarang bisa melangkahi kepentingan perusahaan tempat mereka bekerja .
Harus ada panggilan dan keterikatan dengan pekerjaan Jam kerja wartawan adalah 24 jam sehari . Sebagai seorang profesional , di mana dan kapan saja wartawan harus terjun ke lapangan untuk meliput . Itulah panggilan dan keterikatan wartawan dengan pekerjaannya . Bahkan kadang-kadang wartawan harus bekerja dalam keadaan bahaya . Mereka ingin dan harus menjadi orang pertama dalam mendapatkan berita dan mengenali pemimpin dan orang ternama .
Harus ada keahlian Keahlian disini adalah keahlian mencari , meliput , mengumpulkan , wawancara dan menulis berita , termasuk keahlian dalam berbahasa tulisan Bahasa Indonesia Ragam Jurnalistik . Berita yang objektif , akurat , dan dapat dipertanggungjawabkan semata-mata hanya dilahirkan dari hasil karya wartawan yang memahami seluk beluk proses kegiatan jurnalistik sesuai dengan bidang keilmuannya .
Harus ada tanggung jawab yang terikat pada kode etik pekerjaan Di bidang jurnalistik , kode etik sangat diperlukan karena adanya tuntutan yang sangat asasi , yaitu kebebasan pers. Wartawan cenderung lupa atau sengaja melupakan hak orang lain sehingga merugikan profesinya juga . Kecenderungan seperti ni membuat wartawan melakukan pelanggaran yang disebut dengan delik pers. Kode etik merupakan panduan etika kerja sekaligus panduan moral yang disusun dan ditetapkan oleh organisasi profesi . Sebagian orang menyamakan kode etik dengan kode kehormatan .
Wartawan memiliki dan menaati kode etik jurnalistik ( pasal 7 ayat 2 UU No 40 tentang pers ). Kode etik jurnalistik membatasi wartawan tentang apa yang baik dan tidak baik diberitakan . Kode etik jurnalistik sebagai acuan dasar yang berisi pedoman etika dalam pelaksanaan tugas dan perilaku jurnalistik . Karena itu , sanksi bagi pelanggarnya diberikan oleh asosiasi profesi wartawan bersangkutan . Sanksi ini lebih bersifat moral wartawan yang melanggarnya akan disebut tidak bermoral , dikucilkan dari kehidupan media pers atau diskors . Penegakan kode etik jurnalistik akan membentuk profesionalisme wartawan dalam melaksanakan tugasnya .
Pasokan informasi dan berita yang disajikan wartawan merupakan hasil karya wartawan yang berbasis kompetensi yang dimiliki wartawan itu sendiri . Kemampuan menulis dan kepiawaian berbicara , ketekunan kerja dan disiplin yang tinggi dan memiliki pengetahuan yang memadai menjadi pijakan kompetensi dalam setiap wartawan . Ketiga kompetensi wartwan ini menjadi bekal untuk profesionalisme wartwan dan untuk menunjang kompetensi tersebut wartawan hendaknya juga meiliki kemampuan menghilangkan perasaan rendah diri dan kemampuan menghilangkan perasaan tinggi hati .
Tugas Menurut opini anda,kepada siapa wartawan harus menempatkan loyalitasnya ? Perusahaan? Pemasang iklan ? Atau masyarakat / pembaca / pendengar / pemirsa / pengguna online? Orang sering bertanya apa objektifitas dalam jurnalisme itu . Apakah wartawan bisa objektif ? Bagaimana dengan wartwan yang punya latar belakang pendidikan , sosial , ekonomi , kewarganegaraan yang berbeda dengan peristiwa yang diliputnya ? Bagaimana pendapat anda ? Bagai mana hubungan wartawan dengan sumber berita ? Berikan opini anda ?