Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh , Shalom, Damai Sejahtera, Om Swastyastu, Namo Buddhaya, Salam Kebajikan, Rahayu SALAM & BAHAGIA
EKSPLORASI KONSEP MODUL 1.2 Nilai-Nilai dan Peran Guru Penggerak Pengembang Modul: Aditya Dharma
‹#› Tenangkan hati dan pikiran arahkan semua perhatian untuk fokus belajar hadir kan rasa ingin tahu, syukur, dan welas asih.
TUJUAN PEMBELAJARAN Guru Penggerak memahami peran dan alasan menjadi pemimpin pembelajaran. Guru Penggerak, melalui refleksi diri yang terdokumentasi, mampu secara reguler mengidentifikasi kebutuhan peningkatan kompetensi dan kematangan diri demi mendukung pembelajaran murid . Guru Penggerak secara aktif menetapkan tujuan, membuat rencana, dan menentukan cara untuk mencapainya dalam meningkatkan kompetensi dan kematangan dirinya. KOMPETENSI LULUSAN YANG DITUJU
CAPAIAN KHUSUS MODUL TUJUAN PEMBELAJARAN Calon Guru Penggerak menumbuhkembangkan Profil Pelajar Pancasila, nilai-nilai dan peran Guru Penggerak dalam dirinya. Calon Guru Penggerak menjadi teladan dalam menumbuhkembangkan Profil Pelajar Pancasila dalam diri murid-murid. CAPAIAN UMUM MODUL Calon Guru Penggerak mampu: memahami bahwa manusia memiliki daya untuk memilih (Choice Theory), memahami pentingnya menumbuhkan motivasi intrinsik, memahami bagaimana otak triune, kebutuhan dasar manusia, dan perkembangan psikososial mempengaruhi bagaimana nilai-nilai tumbuh dalam diri seseorang, menerapkan nilai-nilai Guru Penggerak dalam kesehariannya, menjalankan peran-peran Guru Penggerak dalam membawakan perubahan pada ekosistem sekolah, mengadopsi kebiasaan reflektif sebagai Guru Penggerak.
TUJUAN PEMBELAJARAN Guru Penggerak memahami peran dan alasan menjadi pemimpin pembelajaran. Guru Penggerak, melalui refleksi diri yang terdokumentasi, mampu secara reguler mengidentifikasi kebutuhan peningkatan kompetensi dan kematangan diri demi mendukung pembelajaran murid. Guru Penggerak secara aktif menetapkan tujuan, membuat rencana, dan menentukan cara untuk mencapainya dalam meningkatkan kompetensi dan kematangan dirinya. KOMPETENSI LULUSAN YANG DITUJU
CAPAIAN KHUSUS MODUL TUJUAN PEMBELAJARAN CGP mampu menumbuh-kembangkan Profil Pelajar Pancasila, dan nilai-nilai Guru Penggerak (GP) dalam dirinya sehingga mampu menumbuh-kembangkan Profil Pelajar Pancasila dalam diri murid-murid sekaligus memainkan perannya sebagai GP. CAPAIAN UMUM MODUL Calon Guru Penggerak mampu: memahami bahwa manusia memiliki daya untuk memilih ( choice theory ) memahami pentingnya menumbuhkan motivasi intrinsik memahami bagaimana otak triune, kebutuhan dasar manusia, dan perkembangan psikososial bekerja mempengaruhi tumbuhnya nilai-nilai dalam diri seseorang memahami bagaimana nilai-nilai Guru Penggerak dapat menguatkan peran Guru Penggerak dalam membawakan perubahan pada ekosistem sekolah mengadopsi kebiasaan reflektif sebagai Guru Penggerak.
Makna, tujuan, dan pandangan hidup berdasarkan prinsip moral dan keyakinannya terhadap Tuhan Yang Maha Esa, Penerapan kode etik dalam menjalankan tugas dan peran sebagai guru, kepala sekolah, dan pengawas sekolah, Refleksi dan perencanaan kebutuhan pengembangan diri untuk peningkatan kepemimpinan satuan pendidikan yang berpusat pada peserta didik, Cara adaptif melakukan pengembangan diri untuk meningkatkan kepemimpinan satuan pendidikan yang berpusat pada peserta didik, Empati terhadap peserta didik dalam pengambilan keputusan, Respek terhadap hak peserta didik dalam menjalankan peran sebagai guru atau kepala sekolah, Kepedulian terhadap keselamatan dan keamanan peserta didik sebagai individu dan kelompok dalam menjalankan peran sebagai guru atau kepala sekolah, Pengorganisasian tugas-tugas bersama warga satuan pendidikan untuk peningkatan kualitas satuan pendidikan, Inisiatif berkontribusi untuk mencapai tujuan bersama dalam peningkatan kualitas satuan pendidikan, Berpartisipasi aktif dalam organisasi profesi dan jejaring yang lebih luas untuk peningkatan kualitas kepemimpinan di satuan pendidikan, Berbagi praktik baik dan karya tentang kepemimpinan satuan pendidikan untuk peningkatan kualitas satuan pendidikan yang berpusat pada peserta didik, Kepemimpinan pembelajaran dalam perencanaan, pelaksanaan, asesmen, dan pelaporan capaian belajar peserta didik dengan memperhatikan karakteristik guru. Menguatkan model kompetensi yang diperlukan, baik sebagai: Guru (Perdirjen GTK No.2626 tahun 2023), Kepala Sekolah (Perdirjen GTK No.7327 tahun 2023) maupun Pengawas Sekolah (Perdirjen GTK No.7328 tahun 2023)
Rasa aman dan nyaman peserta didik dalam proses pembelajaran, Instruksi pembelajaran yang mencakup strategi dan komunikasi untuk menumbuhkan minat dan nalar kritis peserta didik, Umpan balik terhadap peserta didik mengenai pembelajarannya, Pengelolaan emosi dalam menjalankan peran sebagai pendidik, Interaksi aktif dan empatik terhadap peserta didik, Tahapan perkembangan dan karakteristik yang relevan dengan kebutuhan belajar, serta beberapa sub-indikator yang khusus ada pada Model Kompetensi Guru , yaitu: Penerapan hasil pengembangan diri untuk peningkatan mutu layanan satuan pendidikan yang berpusat pada peserta didik, Berkoordinasi secara berkala dengan pemangku kepentingan untuk peningkatan mutu layanan satuan pendidikan yang berpusat pada peserta didik. dan sub-indikator yang khusus ada pada Model Kompetensi Pengawas Sekolah , yaitu:
MULAI DARI DIRI
MULAI DARI DIRI Apa yang membuat Kegiatan Trapesium Usia digunakan pada bagian ini? Apa kaitannya dengan nilai-nilai dan peran guru? Sejauh mana kondisi yang ada di luar diri manusia berkaitan dengan apa yang terjadi di dalam diri kita?
MULAI DARI DIRI Sebagai pendidik penting untuk menyadari bahwa apapun yang terjadi di hadapan seorang anak, berpeluang untuk mempengaruhi dunia di dalam diri mereka (dan mungkin berdampak hingga lanjut usia). Pendidik harus lebih peka dan terus berpikir bagaimana menjadi lebih efektif dalam “menciptakan atau memanfaatkan kondisi” yang dihadapi anak, sehingga anak dapat mengambil maknanya secara sehat dan produktif.
Roda Emosi Plutchik adalah model yang menggambarkan rentang intensitas dari delapan emosi dasar: gembira, percaya, takut, terkejut, sedih, muak, marah, dan antisipatif, yang dapat berinteraksi dan menghasilkan emosi-emosi yang lebih kompleks. Dalam model ini, emosi-emosi disusun dalam bentuk roda dengan intensitas yang beragam, dimana emosi yang serupa (digambarkan dalam warna sama) terletak berdekatan dan yang berlawanan terletak pada sisi yang berseberangan. Menurut Plutchik (1980), emosi dasar ini berkembang secara evolusioner sebagai respons adaptif diri terhadap tantangan-tantangan di lingkungan-nya. Maka diharapkan, dengan memahami roda emosi Plutchik, kita dapat mengenali dan menyadari emosi kita sendiri dan dapat terus belajar bagaimana merespon atau mengelolanya. RODA EMOSI PLUTCHIK
Roda Emosi Plutchik Apa kaitan antara emosi dan nilai-nilai dalam diri seorang manusia?
Saat nilai-nilai diri seseorang terancam atau saat nilai-nilai diri seseorang didukung, emosi dalam diri seseorang akan terpompa dan hadir , baik dalam wujud emosi positif/nyaman/menyenangkan maupun sebagai emosi yang negatif/tidak nyaman/tidak menyenangkan. Dengan demikian, s eseorang cenderung melakukan sesuatu agar mendapatkan pengalaman positif atau mengurangi kemungkinan mendapatkan perasaan yang tidak menyenangkan. NILAI-NILAI & EMOSI SALING BERKAITAN
Saat kita dapat mengenali emosi yang hadir dalam diri kita sendiri, maka kita dapat menyelidiki dan memahami nilai-nilai apa yang melatar-belakangi kemunculan-nya. Sehingga diharapkan, kita dapat menindaklanjuti nilai-nilai yang dipegang diri kita tadi dengan menguatkan atau meluruskan-nya dengan nilai-nilai kebajikan yang bersifat universal. NILAI-NILAI & EMOSI SALING BERKAITAN
🔎 Apa yang membuat konsep modul: “ Nilai-nilai dan Peran Guru Penggerak” ini kemudian diorganisasi ke dalam bagian: “ tergerak, bergerak, menggerakkan ”? EKSPLORASI KONSEP
TERGERAK Memahami bagaimana manusia tergerak (dunia “dalam diri” manusia) Kerja Otak (Triune, Sistem Berpikir Cepat-Lambat). Tahap Tumbuh Kembang (Wiraga-Wirama, Psikososial). 5 Kebutuhan Dasar Manusia (Bawaan-Genetik) > Bertahan hidup, Kasih sayang, Kekuasaan, Kesenangan, Kebebasan . CIPTA-KONDISI FISIK PSIKIS MENGGERAKKAN Memahami bagaimana menggerakkan (menuntun) kekuatan kodrat manusia merdeka (strategis, konsisten) Berpikir Strategis (Lingkaran Pengaruh: Relasi-Komunikasi- Kolaborasi-Kontribusi). Difusi Inovasi (inovator 2.5%, pengguna awal-13.5%, mayoritas awal-34%, mayoritas akhir-34%, laggard-16%). Diagram Identitas Gunung Es. Peran Guru Penggerak (Pemimpin pembelajaran, Coach bagi guru lain, Mendorong kolaborasi, Mewujudkan student agency, Menggerakkan komunitas praktisi). MAKNA | EMOSI | MEMORI EKSPRESI | TINDAKAN | PERILAKU BERGERAK Memahami bagaimana dan ke arah mana manusia merdeka bergerak (lebih awas terhadap arah dan gerak diri mereka sebagai manusia merdeka) Teori Pilihan (10 aksioma) Motivasi intrinsik (Merasa: kompeten, terhubung, mandiri) Fase Profil Pelajar Pancasila (6 dimensi, Elemen, Subelemen) 5 Nilai Guru Penggerak (Berpihak pada murid, Reflektif, Mandiri, Inovatif, Kolaboratif ) KONSEP MODUL 1.2 NILAI DAN PERAN GURU PENGGERAK
BAGAIMANA MANUSIA TERGERAK
Disadari atau tidak, proses belajar itu utuh (pikiran-perasaan-memori). Tidak terpisah-pisah.
EKSPLORASI KONSEP - triune brain, think fast vs. slow Otak Mamalia - Emosi (Sistem Limbik) Otak Luhur Manusia - Eksekutif ( Homo sapiens , manusia bijaksana) Otak Reptil - Bertahan hidup (Batang Otak) Otak Primata - Indera (gerakan kompleks, mis: menggunakan alat )
EKSPLORASI KONSEP - triune brain, think fast vs. slow
Secara alami o tak ‘diprogram’ untuk mengklasifikasikan situasi menjadi > Ancaman atau Aman . Insting bereaksi lebih cepat mengklasifikasikan situasi sebagai Ancaman ketimbang menganalisis apakah benar situasi tersebut adalah Ancaman. Berpikir negatif adalah naluri yang alami > intensitas 5 hal positif = 1 hal negatif !! POIN-POIN TERKAIT NILAI-NILAI & KONSEP KERJA OTAK
Nilai-nilai ada di tiap manusia dan telah bertumbuh-kembang seiring waktu, pada kondisi lingkungan (fisik/psikis) tertentu, berdasarkan mekanisme serta dinamika alami yang terjadi di dalam dirinya, baik disadari atau tidak. Bagaimana kedua sistem otak bekerja (sistem cepat dan lambat) adalah mekanisme alami yang terjadi dalam diri manusia. Kedua sistem kerja otak itu ada dan sama pentingnya tergantung kebutuhan diri (fisik/psikis) kita sebagai manusia. Perlu disadari, secara alamiah ada dua “jenis” otak (reptil dan mamalia) pada fisik manusia yang punya kecenderungan untuk menghemat tenaga. Maka, tak heran jika insting kita akan lebih cepat bereaksi dan mengklasifikasikan sesuatu sebagai ancaman (bagi fisik/psikis kita), ketimbang menganalisisnya terlebih dahulu apakah memang benar itu adalah ancaman. POIN-POIN TERKAIT NILAI-NILAI & KONSEP KERJA OTAK
Penelitian neurosains > “pengambilan keputusan” dimulai dari bagian otak yang mengelola emosi (otak mamalia/sistem limbik). Kecerdasan Emosi = mengenali bagaimana diri ‘melihat’ ancaman > melawan dorongan untuk fight, flight, freeze (reaktif: defensive, marah, menyalahkan, mengamuk, nyinyir, menyangkal, apatis, dll.). Kenali otak kita, terimalah, & beri waktu untuk belajar. Walaupun kita hidup di era teknologi abad 21 tapi otak kita sangat TUA, bagian-bagiannya serupa otak primata, otak mamalia, otak reptil! Jadi beri otak kita waktu untuk MENYESUAIKAN , upayakan thinking SLOW. POIN-POIN TERKAIT NILAI-NILAI & KONSEP KERJA OTAK
SISTEM 2: Thinking Slow (berpikir lambat) Bagian otak luhur > untuk berpikir strategis, kreatif, metakognitif > merupakan kekuatan yang juga sekaligus merupakan masalah > karena memakan banyak energi Jalur: Aksi > Reaksi > Respon (pilihan-putusan sadar) SISTEM 1: Thinking Fast (berpikir cepat) Bagian batang otak (otak reptil) & sistem limbik (otak mamalia) ‘diprogram’ untuk mengkonservasi energi (auto-pilot atau otomatisasi) > kecenderungan alamiah Jalur: Aksi > Reaksi
Miskonsepsi Penjelasan Berpikir lambat adalah “lemot”. Berpikir lambat lebih baik dari berpikir cepat. Berpikir lambat adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan proses berpikir strategi, kreatif, metakognitif yang melibatkan otak luhur manusia (frontal lobe). Dengan melakukan proses berpikir lambat, maka informasi akan direspon secara sadar (bukan reaktif). Kita perlu berlatih berpikir lambat karena secara alamiah, otak kita cenderung berpikir cepat mengkategorikan informasi sebagai ancaman sehingga kita mudah terjebak dalam reaksi 3F > Fight : defensif, marah, menyalahkan, mengamuk, nyinyir dll.; Flight: menghindar, menyangkal, apatis, dll.; atau Freeze : membeku, bergeming, tidak mampu bereaksi. Berlatih berpikir lambat membantu kita semakin terampil dalam mengambil keputusan atau bertindak secara responsif. Sehingga kebiasaan yang kita latih lewat berpikir lambat tersebut dapat bertransformasi menjadi berpikir cepat dan menjadi kebiasaan baru .
Penamaan sistem berpikir cepat dan lambat, tidak didasarkan oleh dimensi waktu, namun didasarkan atas jalur yang dilalui oleh “stimulus” hingga kemudian membuat diri/tubuh kita “bereaksi”. Jalur pada sistem berpikir cepat adalah: “ aksi → reaksi ”. Sedangkan jalur sistem berpikir lambat: aksi → upaya sadar mengelola reaksi → respon ”. Kabar baiknya, otak manusia memiliki kemampuan untuk belajar. Tidak statis tapi elastis. Jalur sistem berpikir lambat, seiring waktu dan latihan yang rutin, pun dapat bertransformasi menjadi sistem berpikir cepat yang otomatis lewat jalur aksi menjadi reaksi. POIN-POIN TERKAIT NILAI-NILAI & KONSEP KERJA OTAK
Dengan pengetahuan dua sistem berpikir cepat dan lambat, Pendidik diharapkan dapat meningkat kesadarannya saat berhadapan dengan berbagai kondisi dalam kehidupan. Pendidik diharapkan dapat memperhatikan -secara sadar- kondisi yang sedang dihadapi ketika otak reptil dan mamalia sedang bekerja. Pendidik dapat semakin sadar untuk mengoptimalkan penggunaan otak luhur (manusia) nya. Pendidik diharapkan dapat terus belajar mengelola jalannya sistem berpikir cepat (otak Reptil dan Mamalia) sehingga tidak begitu saja mengambil alih diri kita, dan lepas kendali. POIN-POIN TERKAIT NILAI-NILAI & KONSEP KERJA OTAK
Menumbuhkan kebiasaan berpikir lambat (atau semua kebiasaan baik/baru) itu sulit tetapi tidak mustahil. Bagaikan naik ke lantai 1 menggunakan eskalator yang bergerak turun. Kuncinya, harus terus dicoba dan diupayakan.
Manusia tergerak oleh peristiwa/momen (suasana dan proses) Jadi penting untuk menyajikan peristiwa/momen yang memungkinkan anak belajar mengelola yang tergerak dalam diri mereka: pikiran (cipta), perasaan (rasa), kehendak (karsa).
“ S eorang tani (yang dalam hak e katnya sama kewajibannya dengan seorang pendidik ) yang menanam padi misalnya, hanya dapat menuntun tumbuhnya padi. I a dapat memperbaiki tanahnya, memelihara tanama nnya , memberi rab uk dan air, memusnahkan ulat-ulat atau jamur-jamur yang mengganggu hidup tanaman nya … ” KHD, 1936, Dasar-Dasar Pendidikan, poin 2, paragraf 2 Suasana dan Proses CIPTA KONDISI
“Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara .” UU RI 20/2003 Sisdiknas, Bab I, Ketentuan Umum Pasal 1, No.1 CIPTA KONDISI
EKSPLORASI KONSEP - kebutuhan dasar manusia (genetik/bawaan)
Manusia melakukan sesuatu demi memenuhi kebutuhan-kebutuhan dasarnya. Dengan memahami kebutuhan dasar manusia ini, Ibu/Bapak diharapkan dapat lebih banyak melakukan upaya untuk memahami dan menganalisis kebutuhan dasar mana yang menjadi alasan seseorang melakukan apa yang mereka lakukan. Bagaimana pendekatan/cara seseorang memenuhi kebutuhannya akan dipengaruhi oleh nilai-nilai yang dipegang/dipercaya oleh mereka. Dari pemahaman tersebut, Ibu/Bapak dapat lebih bijaksana dalam menentukan tindak lanjut yang efektif dalam membantu mereka menemukan cara yang lebih sehat dan produktif demi memenuhi kebutuhannya. Penerapan akan hal ini akan dibahas lebih lanjut pada Modul 1.4 Budaya Positif. POIN-POIN TERKAIT NILAI-NILAI & KEBUTUHAN DASAR
EKSPLORASI KONSEP - tahap tumbuh kembang > wiraga-wirama KHD
EKSPLORASI KONSEP - tahap tumbuh kembang > psikososial Erikson
Pendidik penting untuk memahami tahap tumbuh kembang anak (teori psikososial Erikson, Wiraga-Wirama Ki Hadjar Dewantara, atau Alur Perkembangan Dimensi Profil Pelajar Pancasila) agar: dapat mendukung kebutuhan yang diperlukan anak dengan tepat dan lebih holistik agar mereka bertumbuh kembang sesuai acuan dalam tahapan tersebut, dapat mengenali tantangan yang dihadapi anak pada setiap tahap perkembangannya, dapat menciptakan kondisi lingkungan belajar dan menyediakan pengalaman yang sesuai dengan kebutuhan atau tantangan tahap tumbuh-kembangnya agar pertumbuhan anak optimal, dapat lebih efektif dalam membantu anak mengembangkan dan menguatkan kepercayaan diri, kemandirian, serta kemampuan interaksi sosial mereka. POIN-POIN TERKAIT NILAI-NILAI & TAHAP TUMBUH KEMBANG
Beban dan amanah kepemimpinan adalah mengimbangi semua prioritas yang terpenting. Tugas saya dalam pendidikan adalah melakukan yang terbaik. Apa yang diinginkan kadang-kadang belum tentu itu yang terbaik. Dan untuk membuat perubahan, apalagi perubahan transformasional , pasti ada kritik. Sebelum mengambil keputusan, tanyakan, apakah yang kita lakukan berdampak pada peningkatan pembelajaran murid? Nadiem Makarim, 2020
BAGAIMANA MANUSIA MERDEKA BERGERAK
KISAH BELENGGU GAJAH
MERDEKA BELAJAR MERDEKA
“ Maksud pengajaran dan pendidikan yang berguna untuk perikehidupan bersama ialah memerdekakan manusia sebagai anggota dari persatuan (rakyat). ” KHD, 1928, Pendidikan dan Pengajaran Nasional, poin 7 Maksud Pendidikan (dan Pengajaran) → Manusia Merdeka
“ Dengan adanya budi pekerti itu tiap-tiap manusia berdiri sebagai manusia merdeka (berpribadi), yang dapat memerintah atau menguasai diri sendiri (mandiri). Inilah manusia yang beradab dan itulah maksud dan tujuan pendidikan dalam garis besarnya. ” KHD, 1936, Dasar-Dasar Pendidikan, poin 6, paragraf 5-6 Manusia Merdeka → Budi Pekerti
“ Maksud pendidikan itu adalah menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun anggota masyarakat ”. KHD, 1936, Dasar-Dasar Pendidikan, poin 1, paragraf 4 Maksud Pendidikan → Kodrat Manusia (Modul 1.2)
EKSPLORASI KONSEP - Manusia Merdeka KHD Maksud pendidikan itu adalah menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun anggota masyarakat. _______________________ KHD, 1936, Dasar-Dasar Pendidikan, hal.1, paragraf 4
“Manusia merdeka yaitu manusia yang hidupnya lahir atau batin tidak tergantung kepada orang lain, akan tetapi bersandar atas kekuatan sendiri .” KHD, Prasaran Kongres PPPKI ke-1 1928, Surabaya Merdeka lahir batin → kekuatan sendiri
Menurut ajaran KHD: Kemerdekaan itu sifat manusia berbudaya . Kemerdekaan punya 2 ciri dasar: secara lahir bebas , secara batin mandiri . Prakata Ketua Tim Majelis Luhur Taman Siswa, Buku Menuju Manusia Merdeka: p.xv Manusia Merdeka → beradab → berbudaya
“Beratlah kemerdekaan itu! Bukan hanya tidak terperintah saja, akan tetapi harus juga dapat menegakkan dirinya dan mengatur perikehidupannya dengan tertib. Dalam hal ini termasuklah juga mengatur tertibnya perhubungan dengan kemerdekaan orang lain.” KHD, Prasaran #8 Kongres PPPKI ke-1, Surabaya, 31 Agustus 1928 Manusia Merdeka → BERAT!
10 a ksioma* terkait “pilihan” Untuk membantu mendefinisikan kembali apa yang dimaksud dengan “diri kita yang merdeka”. *aksioma (KBBI): pernyataan yang dapat diterima sebagai kebenaran tanpa pembuktian Satu-satunya orang yang perilakunya dapat kita kendalikan adalah diri kita sendiri . Yang bisa kita berikan kepada orang lain hanyalah informasi . Semua masalah psikologis yang bertahan lama adalah masalah relasi (hubungan). Masalah relasi selalu menjadi bagian dari kehidupan kita saat ini . Apa yang terjadi di masa lalu berkaitan dengan keadaan kita sekarang ini, tetapi kita hanya dapat memenuhi kebutuhan dasar kita saat ini dan berencana untuk terus mengejar pemenuhannya di masa depan. EKSPLORASI KONSEP - 10 aksioma teori pilihan > Glasser (1998)
Kita hanya dapat memenuhi kebutuhan kita dengan cara memuaskan gambaran yang kita anggap sebagai realitas di benak kita sendiri (Dunia Berkualitas). Yang kita lakukan hanyalah berperilaku . Setiap perilaku terdiri dari empat komponen : (1) tindakan, (2) pemikiran, (3) perasaan, dan (4) fisiologis. Setiap perilaku adalah buah dari pilihan . Kita memiliki kontrol langsung atas komponen tindakan dan pemikiran. Kita dapat mengontrol komponen perasaan dan fisiologis secara tidak langsung lewat cara kita memilih komponen tindakan dan pemikiran tadi. Karena setiap perilaku ada dalam kendali kita sendiri, maka kita perlu fokus pada apa yang dapat dilakukan (fokus pada kata-kerja) untuk mengambil kendali atas perilaku dalam suatu ke adaan bukan berperilaku sebagai korban dari suatu keadaan. EKSPLORASI KONSEP - 10 aksioma teori pilihan > Glasser (1998)
Teori pilihan mengajak kita untuk terus berlatih (5 hal): fokus pada apa yang terjadi saat ini bukan masa lalu; menghindari 7-kebiasaan buruk yang secara eksternal “mengganggu” relasi dengan orang lain: mengkritik, menyalahkan, mengeluh, menjengkelkan, mengancam, menghukum, menyuap (memberi reward ) untuk mengendalikan orang lain; menjalankan 7-kebiasaan mempedulikan orang lain : mendukung, mendorong, mendengarkan, menerima, mempercayai, menghormati, dan menegosiasikan perbedaan; menghindari membuat dalih dan alasan karena menghalangi kita membangun relasi ; bersabar. EKSPLORASI KONSEP - 10 aksioma teori pilihan > Glasser (2011)
10 aksioma membantu pendidik mendefinisikan kembali frasa “ manusia merdeka ”. Poin-poin dalam aksioma selaras dengan pemaknaan Ki Hadjar Dewantara atas kata merdeka yang bukan berarti “kebebasan”, namun “ kemandirian dan penguasaan diri ”! EKSPLORASI KONSEP - 10 aksioma teori pilihan > simpulan
Pendidik perlu fokus menyediakan suasana belajar dan proses pembelajaran yang memungkinkan anak menguatkan dan menumbuh-kembangkan motivasi intrinsik ana k , dimana anak senantiasa merasa : kompeten , saling-terhubung , dan otonom . Teori determinasi diri ( S elf-determination theory ) EKSPLORASI KONSEP - motivasi intrinsik - determinasi diri > Ryan & Deci (2000)
https://cerdasberkarakter.kemdikbud.go.id/profil-pelajar-pancasila/ Profil pelajar Pancasila merupakan bentuk penerjemahan tujuan pendidikan nasional. Profil pelajar Pancasila berperan sebagai referensi utama yang mengarahkan kebijakan-kebijakan pendidikan termasuk menjadi acuan untuk para pendidik dalam membangun karakter serta kompetensi peserta didik. Profil pelajar Pancasila harus dapat dipahami oleh seluruh pemangku kepentingan karena perannya yang penting. Profil ini perlu sederhana dan mudah diingat dan dijalankan baik oleh pendidik maupun oleh pelajar agar dapat dihidupkan dalam kegiatan sehari-hari. _________________________________ Dimensi, elemen, sub-elemen Profil Pelajar Pancasila pada Kurikulum Merdeka, hal.2 . BSKAP-Kemendikbud Ristek, 2022 | https://bit.ly/Kemendikbudristek_Profil-Pelajar-Pancasila EKSPLORASI KONSEP Profil Pelajar Pancasila
PPGP didesain untuk menumbuhkan para penggerak yang mampu menyelaraskan perubahan positif dan diproyeksikan sebagai pemimpin di ekosistemnya masing-masing. !
EKSPLORASI KONSEP - nilai-nilai Guru Penggerak CGP berlatih dan mengadopsi kebiasaan “berpikir sistem” sebagai pendekatan holistik yang berfokus pada bagaimana bagian-bagian penyusun sebuah ekosistem pendidikan saling terkait dan bagaimana bagian-bagian tersebut dari waktu ke waktu bekerja secara simultan dalam konteks lain atau sistem lain yang lebih besar. CGP dapat lebih mendalam dan jernih dalam “memahami perubahan” yang sedang berjalan (atau dibawakan) terutama pada tataran strategis untuk menjawab pertanyaan “mengapa” yang menjadi alasan moral dan rasional, dan memiliki mentalitas untuk mewujudkan inisiatif perubahan menjadi nyata di tengah segala kesempitan/kesulitan/keterbatasan yang dihadapi (make it happen mentality).
EKSPLORASI KONSEP - nilai-nilai Guru Penggerak Demi memahami sistem yang ada, maka CGP diajak untuk berpikir bagaimana sebaiknya posisi-posisi penting dalam konteks ekosistem pendidikan (seperti Kepala Sekolah dan Pengawas Sekolah), sebaiknya “dimainkan”. Itu dilakukan bukan untuk menghakimi siapapun Kepala Sekolah atau Pengawas-nya, namun untuk memahami konteks yang terjadi/dihadapi dan apa yang CGP dapat/akan lakukan jika berada dalam posisi Kepala Sekolah dan Pengawas Sekolah kelak.
EKSPLORASI KONSEP - nilai-nilai Guru Penggerak CGP yang paham akan perubahan berarti paham bahwa bersama perubahan, datang pula gangguan, kekacauan, atau tantangan. Akan ada perbedaan pendapat yang harus dipahami dan didamaikan. CGP belajar “membangun keselarasan atau koherensi” yang efektif untuk menuntun orang lain agar melampaui dan menerima perbedaan yang muncul ke permukaan. Dengan demikian, CGP terbiasa mengadopsi mentalitas “berpikir berbasis aset” yang mengapresiasi dan memanfaatkan kekuatan atau sumberdaya yang telah dimiliki, bukan berkutat pada apa yang tidak dimiliki.
EMPAT kebiasaan pemimpin pembelajaran yang ditumbuhkan
Miskonsepsi Penjelasan Nilai-nilai guru penggerak diterapkan setelah menjadi guru penggerak Guru Penggerak bukanlah sebuah gelar yang diberikan karena sudah menyelesaikan Pendidikan Guru Penggerak (PGP), tetapi peserta CGP yang lolos seleksi dan masuk ke dalam pembekalan CGP berarti sudah membuktikan dirinya telah tergerak, bergerak, dan menggerakkan. Sehingga nilai-nilai guru penggerak ini dilatih dan ditumbuhkan dalam diri saat menjadi CGP maupun setelah menyelesaikan PGP.
Miskonsepsi Penjelasan Nilai & Peran Guru Penggerak harus dikuasai dan diterapkan secara sempurna saat ini juga, bagaimana menggerakkan orang lain Ada proses, belajar modulnya. Tergerak & Bergerak >> berelasi, komunikasi, membangun di diri sendiri dulu, jangan buru2 ingin menggerakkan orang lain. (sequence lingkaran pengaruh)
Miskonsepsi Penjelasan Nilai inovatif hanya berkaitan dengan kemampuan TIK Nilai inovatif dalam nilai-nilai Guru Penggerak tidak terkait dengan kemampuan menggunakan teknologi informasi dan komputer (TIK), melainkan dengan kemampuan berdaya lenting, bisa fleksibel menyesuaikan dengan visi bersama. Berdaya lenting hanya bisa diperoleh jika guru keluar dari zona nyamannya, terbiasa mengimplementasikan cara-cara baru atau berbeda dalam memfasilitasi belajar murid, yang jika mengalami kegagalan, tetap bangkit kembali untuk mencari cara sehingga semakin memampukan murid mencapai tujuan belajarnya. Bagaimana caranya keluar dari zona nyaman? Lakukan perubahan sedikit demi sedikit di dalam kelas,tetapi yang fundamental sehingga menyelesaikan akar masalah, bukan sekedar membuat program sekolah yang sesaat saja, serta berkelanjutan dengan skala perubahan yang semakin lama semakin besar.
MENGGERAKKAN (MENUNTUN) KEKUATAN KODRAT MANUSIA MERDEKA
EKSPLORASI KONSEP - lingkaran pengaruh
inovator mayoritas awal laggard mayoritas akhir pengguna awal Gambar diambil dari: https://www.youtube.com/watch?v=9QnfWhtujPA 2.5% 34% 34% 16% 13.5% EKSPLORASI KONSEP - difusi inovasi > Rogers (2004)
CIPTA-KONDISI FISIK PSIKIS EKSPLORASI KONSEP diagram identitas Gunung Es
EKSPLORASI KONSEP PERAN Guru Penggerak
PERISTIWA Momen yang paling … bagi saya adalah ketika … PERASAAN Pada momen itu saya merasa … bagaikan … PEMBELAJARAN Sebelumnya saya berpikir bahwa … ternyata … PENERAPAN KE DEPAN Untuk menerapkan pemahaman saya hari ini, maka yang pertama kali akan saya lakukan adalah … Refleksi tentang sesi elaborasi pemahaman hari ini Google Form: https://forms.gle/iVQ83C8yEmpDLRm16