11
matahari terbenam dan Gilgamesh naik ke tahta gunung ( puncak gunung ). Dia
meletakkan makanan diatas tanah dan berkata, " O gunung, tempat tinggal para dewa,
kirimlah sebuah mimpi pada Enkidu, buatkanlah ia sebuah mimpi yang menyenangkan. "
Gunung menyusun sebuah mimpi bagi Enkidu , mimpi itu datang, sebuah mimpi yang
tidak menyenangkan ; Siraman air dingin menerpa mukanya, menyebabkan dia seperti
alang - alang di bawah hujan badai. Tapi Gilgamesh duduk dengan dagunya diatas lutut
hingga tertidur yang mana tidak ada orang lain yang mungkin mengalaminya.
Kemudian, pada tengah malam, dia terjaga ; dia bangun dan berkata pada kawannya, "
Apakah kamu memanggilku atau kenapa aku bangun ? Apakah kamu menyentuhku, atau
kenapa aku ketakutan ? Apakah ada dewa yang lewat, karena anggota badanku dipenuhi
dengan ketakutan ? Kawanku, aku menyaksikan mimpi ketiga dan mimpi ini semua amat
menakutkan. Kahyangan bergetar dan bumi bergetar lagi, cahaya menghilang dan
kegelapan datang, kilat menyambar, api berkobar, awan serasa runtuh. Kemudian
datanglah terang, api padam, dan semua yang menjadi abu . Ayo kita pergi kekaki
gunung dan berbicara tentang hal ini, dan mempertimbangkan apa yang seharusnya kita
lakukan. "
Sewaktu mereka menuruni gunung, Gilgamesh mengambil kapaknya : dia menebangi
pohon cedar. Ketika Humbaba mendengar suara berisik dikejauhan, dia mengamuk, "
Siapa dia yang berani merusak hutanku dan menebangi pohon cedar ku ?" Tapi Shamash
yang agung memanggil dari Kahyangan, " Majulah, jangan takut. " Tapi sekarang
Gilgamesh dikalahkan oleh rasa lemah, karena tertidur tiba - tiba, tidur yang amat
nyenyak ; dia berbaring ditanah, tidak berkata - kata, seolah - olah dalam mimpi. Sewaktu
Enkidu menyentuhnya dan berusaha membangunkannya, dia tidak merasa, sewaktu dia
berbicara padanya dia tidak menyahut. " O Gilgamesh, penguasa dataran Kullab, dunia
menjadi gelap, bayangan hitam menyebar dimana - mana, sekarang ini seolah senja.
Shamash telah pergi, kecerdasannya telah memadamkan api dalam dada ibunya Ningal.
O Gilgamesh, berapa lama lagi kamu akan berpura - pura tidur seperti ini ? Jangan
biarkan ibumu yang melahirkanmu dipaksa untuk berduka cita di alun - alun kota. "
Akhirnya Gilgamesh mendengarkannya ; dia mengenakan pelindung dadanya, " The
Voice of Heroes - Suara Para Ksatria.", beratnya sekitar 30 shekels ; dia mengenaknnya
seolah - olah pelindung dada itu hanyalah pakaian biasa, dan menutupi seluruh tubuhnya.
Dia merenggangkan kakinya ditanah seperti seekor sapi yang mendengus - dengus
ditanah dan giginya bergeretak. " Demi nyawa ibuku Ninsun yang melahirkanku, dan
demi nyawa ayahku, Lugulbanda, biarkan aku hidup sebagai keajaiban dari ibuku semasa
dia merawatku dalam pelukannya. " Saat berikutnya dia berkata, " Demi nyawa Ninsun
ibuku yang melahirkanku, dan demi nyawa ayahku Lugulbanda, sampai kami telah
melawan orang ini, jika dia itu manusia , dewa ini, jika dia itu dewa, jalan yang aku
tempuh ke tanah kehidupan bukanlah lagi jalanku pulang kekotaku. "
Kemudian Enkidu, teman terpercaya, menjawabnya, " O tuanku, anda tidak tahu monster
ini dan itulah alasan kenapa anda merasa takut. Aku tahu dia, aku ketakutan. Giginya
bagaikan taring naga, kebuasannya bagaikan singa, tanggung jawabnya ( tugasnya )
adalah mengatur banjir, dengan penampilannya dia mengahncurkan pohon - pohon
dihutan dan menghanyutkannya dirawa - rawa. O tuanku, tuanku terus jika tuanku