ESAY PERAN GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM MEMBANTU PERENCANAAN KARIER SISWA DI ERA DIGITAL.pdf

melaniatulasi75 6 views 8 slides Oct 20, 2025
Slide 1
Slide 1 of 8
Slide 1
1
Slide 2
2
Slide 3
3
Slide 4
4
Slide 5
5
Slide 6
6
Slide 7
7
Slide 8
8

About This Presentation

bk karir untuk siswa


Slide Content

PERAN GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM MEMBANTU
PERENCANAAN KARIER S ISWA DI ERA DIGITAL







O
L
E
H
MELANIA TULASI
NIM : 11124032




PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA MANDIRA KUPANG
TAHUN AJARAN 2025/2026

I. Pendahuluan
Pendidikan karier merupakan bagian integral dari proses pendidikan yang
bertujuan membantu peserta didik dalam mengenali, memahami, serta mempersiapkan diri
menghadapi dunia kerja. Pendidikan karir adalah suatu proses yang memungkinkan
individu untuk mengembangkan kemampuan, keterampilan, dan pengetahuan yang
dibutuhkan untuk memasuki dunia kerja dan berkembang dalam karir mereka. Dalam
konteks yang lebih luas, pendidikan karir tidak hanya berkaitan dengan mempersiapkan
seseorang untuk pekerjaan pertama mereka, tetapi juga membantu mereka merencanakan
langkah-langkah berikutnya dalam perjalanan karir mereka.
Pendidikan karir memiliki peran yang sangat vital dalam membantu individu
merencanakan dan membangun masa depan yang sukses. Dengan pendidikan karir yang
tepat, seseorang tidak hanya akan mampu memilih jalur karir yang sesuai dengan minat
dan bakat mereka, tetapi juga dapat memahami tren pasar kerja dan keterampilan yang
dibutuhkan oleh industri tertentu.
Pendidikan karir yang efektif juga mencakup pembelajaran tentang bagaimana
beradaptasi dengan perubahan dunia kerja, mengembangkan soft skills yang diperlukan
seperti komunikasi, kerja tim, dan manajemen waktu, serta kemampuan untuk mengambil
keputusan yang tepat dalam perjalanan karir. Tanpa pendidikan karir yang solid, seseorang
mungkin akan merasa kebingungan atau kesulitan untuk menemukan posisi yang sesuai
atau bahkan gagal untuk berkembang dalam karir mereka.
Pihak yang berperan dalam membantu siswa mengenal karier tidak hanya orang
tua, tetapi juga guru mata pelajaran, lingkungan sosial, serta yang paling utama adalah b
Guru BK memiliki posisi strategis dalam memfasilitasi proses eksplorasi karier siswa
melalui layanan konseling, informasi, dan pengembangan potensi. Dengan peran ini, guru
BK diharapkan mampu membantu siswa agar lebih siap menghadapi perubahan zaman
dan mampu merencanakan masa depan secara mandiri serta bertanggung jawab.

II. Peran Guru BK dalam Pendidikan Karir
Peran guru Bimbingan dan Konseling (BK) dalam pendidikan karier telah banyak
dikemukakan oleh para ahli. Menurut Prayitno (1999:8), “Guru BK bertanggung jawab
untuk merencanakan dan menindaklanjuti dalam bimbingan dan konseling terhadap
peserta didik, yang menjadi tanggung jawabnya.” Pernyataan ini menegaskan bahwa guru
BK tidak hanya memberikan layanan sesaat, tetapi juga harus melakukan tindak lanjut agar
perkembangan siswa dapat terpantau dengan baik.

Scholten (dalam Abu Ahmadi, 1991:16) juga menekankan bahwa “peran guru BK
harus fokus pada kebutuhan siswa pada pendidikan, pekerjaan, dan pribadi/sosial.
Penekanan harus ditempatkan pada pilihan pendidikan saat ini, keputusan karier masa
depan, dan kebutuhan pribadi/sosial yang sekarang maupun masa depan.” Dengan
demikian, guru BK diharapkan dapat membantu siswa menyiapkan diri secara utuh, baik
untuk kebutuhan akademis maupun pribadi.
Selain itu, Winkel (1997:71) berpendapat bahwa “Guru BK/konselor sekolah
dituntut mempunyai peran sebagai orang kepercayaan konseli/siswa, sebagai teman bagi
konseli/siswa, bahkan konselor pun dituntut agar mampu berperan sebagai orang tua bagi
klien/siswa.” Hal ini menunjukkan pentingnya hubungan interpersonal yang hangat dan
penuh empati antara guru BK dengan siswa.
American Personal and Guidance Association (APGA) dalam Prayitno (1994:96)
juga menegaskan bahwa “peran konselor sekolah adalah membantu siswa mengenali dan
memenuhi kebutuhan-kebutuhan siswa dalam pendidikan, pekerjaan, bidang sosial-
personal, membantu siswa mengembangkan kemampuan mengambil keputusan dan
menyusun rencana masa depannya.” Dengan kata lain, guru BK memiliki peran strategis
dalam mendukung perkembangan holistik siswa.
Lebih lanjut, Herr (dalam Hadiarni & Irman, 2009:208-209) menguraikan peran
guru BK secara lebih rinci, antara lain: “(1) menunjukkan hubungan antara hasil-hasil
belajar, nilai-nilai, preferensi-preferensi, aspirasi-aspirasi pendidikan, dan preferensi-
preferensi kariernya, (2) menganalisis kompetensi pribadi sekarang dalam keterampilan-
keterampilan yang diperlukan untuk preferensi-preferensi karier, (3) memegang tanggung
jawab dalam perencanaan karier dan konsekuensinya, (4) siap memenuhi syarat bagi taraf
memasuki pekerjaan-pekerjaan dengan mengambil mata-mata pelajaran yang sesuai, (5)
siap untuk memenuhi syarat bagi pendidikan pasca sekolah lanjutan, (6) mengembangkan
pengetahuan dan keterampilan yang berhubungan dengan kehidupan sebagai konsumen,
(7) mengembangkan keterampilan yang berhubungan dengan penggunaan efektif waktu
luang, (8) secara sistematis mengetes realitas preferensi karier, (9) mengidentifikasi
alternatif cara mencapai tujuan pendidikan atau okupasional, (10) menggambarkan
bentuk-bentuk utama meneruskan pendidikan, (11) mengidentifikasi langkah-langkah
yang diperlukan untuk masuk sesudah sekolah lanjutan, (12) membuat estimasi akurat
tentang sifat-sifat pribadi dan prestasi-prestasi serta mengemungkakan hal ini secara
efektif, (13) mengembangkan rencana khusus untuk mengimplementasikan tujuan karier,
dan (14) melaksanakan rencana karier.”

Dari berbagai pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa peran guru BK dalam
pendidikan karier sangat luas dan mendalam. Guru BK tidak hanya bertugas memberikan
informasi, tetapi juga membimbing siswa mengenali diri, menghubungkan potensi dengan
pilihan pendidikan maupun pekerjaan, serta membantu mereka menyusun langkah-
langkah konkret dalam perencanaan masa depan. Selain itu, guru BK juga dituntut
berperan sebagai pendamping yang penuh empati, mampu menjadi orang kepercayaan,
dan siap membantu siswa menghadapi tantangan pribadi maupun sosial. Dengan demikian,
keberadaan guru BK menjadi sangat penting dalam membentuk siswa yang mandiri, siap
menghadapi dunia kerja, dan mampu mengambil keputusan karier secara tepat.

III. Tantangan Karier di Era Digital/ Era 5.0
Era digital atau sering disebut juga sebagai Society 5.0 adalah sebuah konsep yang
mengintegrasikan teknologi informasi dengan kehidupan manusia. Dalam dunia
pendidikan, era ini menuntut siswa untuk tidak hanya menguasai ilmu akademik, tetapi
juga keterampilan digital, kreativitas, komunikasi, dan kemampuan berpikir kritis.
Menurut Ngongo, V. L., Hidayat, T., & Wiyanto, W. (2019), “Digital berasal dari
bahasa Yunani yaitu Digitus yang berarti jari jemari. Biasanya mengacu pada sesuatu yang
menggunakan angka, terutama bilangan angka biner. Bahasa biner adalah jantung dari
komunikasi digital. Perkembangan teknologi yang hadir dengan sistem digital telah
memicu pengembangan garis komunikasi baru, informasi teknik manipulasi, dan peralatan
komunikasi yang sudah ada sebelumnya juga telah terpengaruh. Lebih lanjut, mereka
menjelaskan bahwa, “Era digital adalah masa dimana semua manusia dapat saling
berkomunikasi sedemikian dekat walaupun saling berjauhan. Teknologi informasi dan
komunikasi telah berkembang seiring dengan globalisasi, sehingga interaksi dan
penyampaian informasi dapat berlangsung dengan cepat.
Jadi, Pendidikan di era digital merupakan peluang sekaligus tantangan besar. Di
satu sisi, teknologi digital menghadirkan banyak kemudahan, misalnya akses informasi
yang lebih luas, sumber belajar yang bervariasi, dan model pembelajaran yang lebih
interaktif melalui penggunaan komputer, smartphone, video, maupun media visual
lainnya.
Perubahan zaman yang ditandai dengan kemajuan teknologi digital membawa
pengaruh besar terhadap dunia kerja. Banyak jenis pekerjaan tradisional mulai tergantikan
oleh otomatisasi, robotika, dan kecerdasan buatan, sementara pada saat yang sama muncul
jenis-jenis profesi baru yang berhubungan dengan teknologi informasi, data, dan

kreativitas digital. Misalnya, pekerjaan di bidang manufaktur yang dulunya banyak
membutuhkan tenaga manusia kini banyak digantikan oleh mesin otomatis, sementara di
sisi lain muncul profesi seperti data analyst, digital marketer, content creator, dan artificial
intelligence specialist.
Selain itu, perubahan zaman juga menuntut tenaga kerja memiliki keterampilan
baru yang berbeda dari sebelumnya. Tidak hanya keterampilan teknis, tetapi juga
keterampilan abad 21 seperti kemampuan berpikir kritis, kreativitas, kolaborasi,
komunikasi, dan literasi digital. Dunia kerja kini semakin kompetitif dan fleksibel, bahkan
banyak pekerjaan yang dilakukan secara daring (remote working), sehingga pekerja harus
mampu beradaptasi dengan perubahan cepat dan lingkungan global.
Dengan demikian, perubahan zaman membuat dunia kerja semakin dinamis, penuh
tantangan, sekaligus membuka peluang baru. Hal ini menuntut setiap individu, khususnya
generasi muda, untuk terus belajar, meningkatkan kompetensi, serta berani berinovasi agar
tetap relevan dan mampu bersaing.
Dalam menghadapi tantangan perubahan zaman di era digital, siswa perlu
mempersiapkan diri sejak dini dengan membekali diri pada berbagai aspek. Literasi digital
menjadi hal utama agar mereka mampu menggunakan teknologi secara bijak, mencari
informasi yang valid, dan menghindari dampak negatif dunia maya. Selain itu,
keterampilan abad 21 seperti berpikir kritis, kreativitas, komunikasi, dan kolaborasi harus
terus dikembangkan karena sangat dibutuhkan dalam dunia kerja modern. Soft skills
seperti kepemimpinan, kerja sama tim, serta kemampuan mengelola diri juga penting agar
mampu beradaptasi dalam lingkungan global yang dinamis. Tidak kalah penting, siswa
harus memiliki fleksibilitas dan adaptabilitas untuk terus belajar mengikuti perkembangan
teknologi, serta tetap berpegang pada nilai dan karakter yang kuat agar penggunaan
teknologi membawa dampak positif. Sejak dini pula, mereka dapat mulai mengembangkan
keterampilan teknis sesuai minat, misalnya coding, desain digital, atau keterampilan
vokasional lainnya, sehingga lebih siap bersaing di era digital.

IV. Studi Kasus Sederhana
Kasus B:
Seorang siswa merasa tidak memiliki kemampuan khusus dan belum tahu sama sekali
apa yang ingin dia lakukan setelah lulus SMA.

Dalam kasus ini, guru BK memiliki peran penting membantu siswa mengenali
potensi, mengatasi rasa rendah diri, serta menyusun rencana karier. Pendekatan yang dapat
digunakan adalah konseling perkembangan, karena sesuai dengan tugas perkembangan
remaja yang perlu mengenal minat dan bakat, serta konseling kognitif-behavioral untuk
mengubah pola pikir negatif siswa.
Langkah-langkah bimbingan karier yang dapat diberikan antara lain:
1. Identifikasi masalah: Guru BK melakukan konseling awal untuk memahami
penyebab siswa merasa tidak memiliki kemampuan. Melalui wawancara, guru BK
menggali pengalaman belajar, kegiatan yang pernah diikuti, serta perasaan yang
dialami siswa.
2. Eksplorasi diri (Self-Understanding): Guru BK menggunakan instrumen asesmen
seperti tes minat bakat, inventori kepribadian, atau refleksi diri melalui lembar
kerja. Pada tahap ini, pendekatan konseling perkembangan digunakan agar siswa
dapat mengenali potensi yang mungkin belum disadari.
3. Restrukturisasi kognitif: Dengan pendekatan kognitif-behavioral, guru BK
membantu siswa mengganti pikiran negatif “saya tidak punya kemampuan”
menjadi pikiran positif yang realistis, misalnya “saya sedang dalam proses
menemukan kemampuan saya.”
4. Pemberian informasi karier: Guru BK menyajikan berbagai pilihan jalur pendidikan
dan pekerjaan sesuai kebutuhan era digital, serta menjelaskan bahwa karier tidak
hanya ditentukan oleh prestasi akademik, tetapi juga keterampilan non-akademik.
5. Perencanaan Tindakan: Guru BK mengajak siswa menyusun langkah konkret,
seperti mengikuti kursus singkat (misalnya komputer, desain grafis, atau public
speaking), aktif dalam ekstrakurikuler, atau mencoba kegiatan baru untuk
menemukan bidang yang diminati.
6. Dukungan dan tindak lanjut: Guru BK memberikan motivasi berkelanjutan serta
memantau perkembangan siswa. Hal ini penting agar siswa merasa didampingi dan
percaya diri dalam proses eksplorasi kariernya.
Melalui langkah-langkah ini, siswa yang awalnya merasa tidak memiliki
kemampuan khusus dapat dibantu untuk lebih mengenal dirinya, menemukan potensi yang
ada, dan menyusun rencana karier yang lebih jelas. Guru BK berperan sebagai fasilitator,
motivator, sekaligus konselor yang membantu siswa tumbuh dengan lebih percaya diri
menghadapi masa depan.

V. Refleksi Pribadi
Dari tugas ini saya mendapatkan pemahaman baru bahwa pendidikan karier bukan
hanya soal memberi tahu jurusan kuliah atau pekerjaan, tetapi lebih kepada membantu
siswa mengenali dirinya sendiri, memahami minat dan bakat, serta membuat rencana masa
depan dengan lebih terarah. Saya juga belajar bahwa guru BK punya peran besar, bukan
hanya memberi nasihat, tetapi juga menjadi pendamping yang membantu siswa dalam
mengambil keputusan, memberi motivasi, bahkan menjadi penengah saat ada perbedaan
pendapat antara siswa dengan orang tua.
Sebagai calon guru BK, saya sadar akan ada banyak tantangan. Perkembangan
teknologi yang sangat cepat bisa menjadi tantangan besar karena saya harus terus belajar
agar tidak ketinggalan. Tantangan lain adalah menghadapi siswa yang masih bingung
dengan masa depannya, atau orang tua yang punya harapan berbeda dengan keinginan
anak. Hal ini menuntut saya untuk bisa berkomunikasi dengan baik, sabar, dan mampu
memberikan bimbingan yang tepat.
Untuk mempersiapkan diri, saya ingin mulai meningkatkan pengetahuan tentang
teknologi digital, karena hal ini sangat penting di era sekarang. Saya juga perlu
memperluas wawasan tentang dunia kerja dan berbagai profesi yang berkembang. Selain
itu, saya ingin melatih keterampilan konseling, terutama mendengarkan dengan baik dan
memberikan dukungan yang membuat siswa merasa lebih percaya diri. Dengan langkah
kecil ini, saya berharap bisa menjadi guru BK yang siap membantu siswa dalam
merencanakan kariernya.

DAFTAR PUSTAKA
Abadi, C. (2020). Peran Guru BK dalam Perencanaan Arah Karir Siswa (Studi pada Madrasah
Aliyah Negeri 2 Padang). Muhafadzah, 1(1), 27-50.
Ngongo, V. L., Hidayat, T., & Wiyanto, W. (2019, July). Pendidikan di era digital. In Prosiding
Seminar Nasional Program Pascasarjana Universitas PGRI Palembang.
Tags