FARMAMAKOKINETIKA Model Farmakokinetika Norsarida Aryani, M. Farm Pharmacy, Health Faculty Sari Mulia University
Visi & Misi Universitas Sari Mulia Visi "Menjadi Universitas unggul dalam bidang kekayaan lokal untuk menghasilkan lulusan yang berkarakter, bernovas dan berdaya saing ai tingkat internasional tahun 2033." Misi Menyeleggarakan pendidikan secara profesional, bermutu dan berlaga saing Meningkatkan dan mengembangkan kualitas penelitian kekayaan lokal menuju internasional Meningkatkan kualitas pelayanan dan pengabdian kepada masyarakat Menjatin kemitraan untuk menunjang Tridarma Pereguruan Tinggi dan luaran yang berdaya saing internasional.
Visi & Misi Fakultas Kesehatan Visi "Menjadi Fakultas Kesehatan yang unggul dalam mengembangkan potensi kekayaan lokal dalam ilmu pengetahuan, teknologi dan pelayanan dengan mengedepankan kolaborasi interprofesi sehingga menghasilkan lulusan yang berkarakter, berinovasi dan berdaya saing di tingkat internasional tahun 2033" Misi Menyelenggarakan kegiatan Pendidikan secara profesional, bermutu, dan berdaya saing dengan mengedepankan kolaborasi interprofesi di bidang kesehatan. Mengembangkan potensi kekayaan lokal dalam ilmu pengetahuan,teknologi dan pelayanan di bidang kesehatan melalui peningkatan kualitas penelitian dengan mengedepankan kolaborasi interprofesi. Melaksanakan kegiatan pengabdian kepada masyarakat dengan mengedepankan kolaborasi interprofesi melalui hilirisasi hasil penelitian untuk peningkatan kualitas kesehatan masyarakat. Meningkatkan kerjasama tridharma perguruan tinggi di bidang kesehatan yang berkualitas dan relevan untuk menunjang terwujudnya penyelenggaraan Tridarma Perguruan Tinggi dan luaran di tingkat internasional.
Visi & Misi Prodi Farmasi Visi "Menjadi program studi sarjana farmasi yang unggul dan inovatif dengan pengembangan potensi wilayah sungai pada tahun 2033" Misi Menyelenggarakan pendidikan yang menghasilkan sarjana farmasi dengan pengembangan potensi wilayah sungai Melaksanakan penelitian dan pengabdian kepada yang mendukung dengan pengembangan patens wilayah sungal Menjalin kemitraan di tingkat wilayah, nasional, dan Internasional, untuk meningkatkan mutu pendidikan dan produktivitas program studi dalam melaksanakanTri Darma Perguruan Tinggi
Model Farmakokinetika Penyederhanaan struktur tubuh hewan atau manusia yang kompleks model matematik sederhana
dapat meramalkan konsentrasi obat dalam tubuh sebagai fungsi waktu mensimulasi laju absorpsi, distribusi, dan eliminasi obat Model farmakokinetika
Tujuan penggunaan model farmakokinetika : 1 Memprediksi kadar obat dalam plasma, jaringan, dan urin pada berbagai pengaturan dosis 2 Menghitung pengaturan dosis optimum untuk tiap pasien secara individual 3 Memperkirakan kemungkinan akumulasi obat dan/ atau metabolit – metabolit 4 Menghubungkan konsentrasi obat dengan aktivitas farmakologik atau toksikologis
Lanjutan.. 5 Menilai perubahan laju atau tingkat availabilitas antarformulasi (BE) 6 Menggambarkan perubahan faal atau penyakit yang mempengaruhi absorpsi, distribusi atau eliminasi obat. 7 Menjelaskan interaksi obat
Sebagian besar model farmakokinetika menganggap bahwa konsentrasi obat dalam plasma mencerminkan konsentrasi obat dalam tubuh secara global
Jenis – Jenis model farmakokinetika Model Kompartemen Model Mammillary Model Caternary Model Fisiologis Model Non Kompartemen
Model Kompartemen Tubuh dinyatakan sebagai suatu sistem/ruangan terdiri dari kompartemen- kompartemen secara timbal balik KOMPARTEMEN SENTRAL (darah) KOMPARTEMEN PERIFER (jaringan) K- 1 K- 2
KOMPARTEMEN?? Bukan suatu daerah fisiologik atau anatomik nyata. Obat didistribusikan secara merata dalam masing-masing kompartemen Pencampuran obat terjadi secara cepat dan homogen kadar obat dapat mewakili kadar rata- rata Didasarkan pada anggapan linier persamaan difensiasi linier Obat keluar- masuk kompartemen secara dinamik prosesnya dinyatakan dg laju reaksi (tetapan laju reaksi) Model merupakan model terbuka, jika obat dieliminasikan dari sistem tersebut
Model Mammilary Terdiri atas satu atau lebih kompartemen perifer yg dihubungkan ke suatu kompartemen sentral Terdiri dari: Model 1 kompartemen terbuka, i.v Model 2 kompartemen terbuka i.v Model 1 kompartemen terbuka e.v Model 2 kompartemen terbuka e.v
Lanjutan .. Keuntungan Memiliki hubungan yang sangat erat mengestimasi jumlah obat dalam berbagai kompartemen Keterbatasan Tidak menggambarkan pembagian tubuh secara anatomis, tetapi berdasarkan kecepatan perfusi darah dan afinitas obat
Model 1 Kompartemen Terbuka, I.V Perfusi terjadi sangat cepat seperti tanpa proses distribusi (proses distribusi tidak dapat teramati) hanya ada satu fase yaitu eliminasi 1 Ke
Model 2 Kompartemen Terbuka I.V Ada proses distribusi dari sentral ke perifer atau sebaliknya. Tidak ada proses absorbsi, hanya ada proses eliminasi 1 2 K1- 2 K 2- 1 Ke
Model 1 Kompartemen Terbuka E.V Terdiri dari 2 fase yaitu absorbsi dan eliminasi Obat harus mengalami absorbsi memasuki kompartemen sentral 1 Ke Ka
1 2 K1- 2 K 2- 1 Ka Ke Model 2 kompartemen terbuka e.v ✘ Obat mengalami proses absorpsi, distribusi, dan eliminasi
Model Caternary Merupakan suatu model kompartemen yg bergabung menjadi satu paralel Asumsi: eliminasi lewat plasma Model ini disamakan dg model mammilary dgn menggabungkan kompartemen 2 dan 3 menjadi satu shg distribusinya lambat Model ini hampir tdk digunakan krn tubuh tdk merespon seperti ini Kompartemen 3 sukar diperfusi
1 2 K1- 2 K 2- 1 Ke K a 3 K2- 3 K3- 2 Model Caternary Keterangan: Plasma Jaringan Otak
Model Fisiologis Merupakan : Model aliran darah Model perfusi Didasarkan pada anatomik fisiologi Kelebihan : bisa mengasumsikan efek obat terhadap hewan tertentu atau manusia dg volume tertentu Keterbatasan : Perlu mengambil cuplikan jaringan Perlu memantau aliran darah ke liver
BEDA MODEL FISIOLOGIK Dengan MODEL LAIN Tidak diperlukan data yg tepat dlm model perfusi. Konsentrasi diperkirakan berdasarkan ukuran organ, jaringan, aliran darah dan melalui percobaan Model aliran darah: ukuran jaringan dan perbandingan obat dalam jaringan bisa berbeda sehubungan dg kondisi patofisiloginya Dapat diterapkan pada semua spesies dg ekstrapolasi (lidokain, digoksin, metotreksat, tiopental) Jumlah kompartemen tgt obatnya Jaringan yg tdk ditembus obat tdk masuk model ini
Penetapan Model Kompartemen Sedapat mungkin menggunakan model yang lebih sederhana tetapi HARUS dapat menerangkan data : Kadar obat terhadap waktu Faktor yang mempengaruhi ketepatan penggunaan model kompartemen : Jalur pemberian obat : i.v atau e.v Kecepatan absorbsi obat Ketepatan dan kerapatan titik data (pencuplikan sampel hayati) Sensitivitas metode analisa kadar obat
Penetapan Model Kompartemen Lanjutan.. Ada 2 metode yang bisa digunakan yaitu : Metode grafik Paling sederhana dan paling sering digunakan Regresi non linier Tergantung validitas dara obsercasi menggunakan perangkat lunak
Metode Grafik Tidak terbaca fase distribusinya setelah absrobsi langsung eliminasi
Kelemahan metode grafik Jika terjadi fluktuasi kadar obat sulit menyimpulkan
Penetapan Model Kompartemen Lanjutan.. Parameter model yang digunakan sudah tepat : Kurva kadar obat terhadap waktu berimpit (goodness of fit) dengan data yang diterangkan (data pengamatan)
Lanjutan AUMC sebagai first moment merupakan luas area dibawah momen pertama terhadap waktu dari t = sampai t =