Trauma Panggul
Fraktur panggul merupakan 5% dari
seluruh fraktur
Penting karena sering disertai trauma
jaringan lunak, perdarahan, syok,sepsis
dan gangguan pernapasan.
Sepuluh persen disertai trauma pada
alat-alat dalam rongga panggul
Angka mortalitas sekitar 10%.
Gambar skematis fraktur tidak Gambar skematis fraktur tidak
stabil disertai dengan robekan stabil disertai dengan robekan
cincin pelvis (B).cincin pelvis (B).
1
2
3
5
4
A B
Klasifikasi
Menurut Tile
•Tipe A; stabil
•Tipe B; tidak stabil secara rotasional, stabil secara
vertikal.
•Tipe C; tidak stabil secara rotasi dan vertikal
Klasifikasi Tile
Tile A Tile B Tile C
Gambaran klinis
•Fraktur panggul sering merupakan bagian dari salah
satu trauma multipel yang dapat mengenai organ-
organ lain dalam panggul.
•Keluhan berupa pembengkakan, deformitas serta
perdarahan subkutan sekitar panggul. Penderita
datang dalam keadaan anemi dan syok karena
perdarahan yang hebat.
•Terdapat gangguan fungsi anggota gerak bawah.
Fraktur pelvis terbuka
Hemipelvektomi traumatik
Pemeriksaan radiologis
•Setiap penderita trauma panggul harus dilakukan pemeriksaan
radiologis dengan prioritas pemeriksaan foto rontgen posisi
AP.
•Pemeriksaan rontgen posisi lain yaitu oblik, rotasi interna dan
eksterna apabila keadaan umum memungkinkan.
Penatalaksanaan
Berdasarkan prioritas penanggulangan
trauma yang terjadi (ABC), yaitu:
•Resusitasi awal
•Anamnesis
•Pemeriksaan klinik
•Pemeriksaan tambahan
•Foto polos panggul, toraks serta daerah lain yang dicurigai
mengalami trauma
•Pemeriksaan urologis dan lainnya.
•Fraktur avulsi atau stabil diatasi dengan
pengobatan konservatif seperti istirahat, traksi,
pelvic sling.
•Fraktur yang tidak stabil diatasi dengan fiksasi
eksterna atau dengan internal fiksasi.
•Tindakan operatif bila ditemukan kerusakan alat-
alat dalam rongga panggul
PenatalaksanaanPenatalaksanaan
Alat Stabilisasi Non-Invasif
London Splint (tampak dalam) London Splint (tampak
luar)
Pemakaian London Splint London Splint
(dilipat untuk akses
laparotomi)
Alat Stabilisasi Non-Invasif
Geneva Belt
Geneva Belt in situ
Dallas Binder in situ
Alat Stabilisasi Non-Invasif
Sebelum pemasangan
binder
Setelah pemasangan
binder
Fraktur pelvis dengan Pelvic (Ganz)
Clamp
Fraktur pelvis dengan fiksasi eksterna
Fiksasi Eksterna
Packing ekstraperitoneal untuk
mengatasi perdarahan
Komplikasi
Komplikasi segera
•Trombosis vena ilio-femoral
•Robekan kandung kemih/uretra
•Trauma rektum dan vagina
•Trauma pembuluh darah besar akan terjadi perdarahan masif sampai syok.
•Trauma pada saraf
Komplikasi lanjut
•Pembentukan tulang heterotrofik
•Nekrosis avaskuler
•Gangguan pergerakan sendi serta osteoartritis
•Skoliosis kompensatoar
Fraktur Sakrum dan Koksigeus
•Terjadi bila jatuh dengan pantat yang mengenai kedua tulang sakrum dan
koksigeus.
•Fraktur tulang sakrum dapat bersifat transversal sedangkan fraktur
tulang koksigeus umumnya pada bagian distal dan mengalami angulasi ke
depan.
Pengobatan
•Tanpa pergeseran, ditangani secara konservatif.
•Bila fraktur disertai dengan pergeseran sebaiknya dilakukan operasi.
•Nyeri yang menetap dapat diberikan analgetika dan bila tidak menolong
dipertimbangkan eksisi ujung tulang koksigeus.
Dislokasi dan Fraktur Dislokasi Sendi
Panggul
1. Dislokasi posterior atau dislokasi posterior
disertai adanya fraktur
2. Dislokasi anterior
3. Dislokasi sentral.
Dislokasi posterior dan dislokasi posterior
disertai fraktur
•Terjadi karena kecelakaan lalu lintas dimana lutut pasien dalam keadaan
fleksi dan menabrak dengan keras yang berada di bagian depan lutut.
•Kaput femur dipaksa keluar ke belakang asetabulum.
•Lima puluh persen dislokasi disertai fraktur pada pinggir asetabulum
dengan fragmen kecil atau besar.
Gambaran klinis
•Penderita datang setelah suatu trauma yang hebat disertai nyeri dan
deformitas pada daerah sendi panggul.
•Sendi panggul teraba menonjol ke belakang dalam posisi adduksi,
fleksi dan rotasi interna.
•Terdapat pemendekan anggota gerak bawah.
Dislokasi posterior pada
anak
Pemeriksaan radiologis
Menentukan jenis dislokasi dan apakah dislokasi disertai fraktur atau tidak.
Pengobatan
•Harus direposisi secepatnya dengan pembiusan umum disertai
relaksasi yang cukup.
Komplikasi
a. Komplikasi dini
Kerusakan nervus skiatik
Kerusakan pada kaput femur
Kerusakan pada pembuluh darah.
Fraktur diafisis femur.
b. Komplikasi lanjut
Nekrosis avaskuler.
Miositis osifikans.
Dislokasi yang tidak dapat direduksi.
Osteoartritis
Dislokasi anterior
Dislokasi anterior lebih jarang ditemukan dibanding dislokasi
posterior.
Fraktur dislokasi sentral
•Terjadi bila kaput femur terdorong ke dinding medial asetabulum pada rongga
panggul.
•Fraktur asetabulum terjadi karena dorongan yang kuat dari lateral.
Fraktur collum femoris kiri
(pemasangan Protesa Austin Moore)
Pemeriksaan radiologis
Melihat adanya pergeseran dari kaput femur
menembus panggul.
Pengobatan
Usahakan mereposisi fraktur dan
mengembalikan bentuk asetabulum ke bentuk
normalnya.
Komplikasi
•Kerusakan alat-alat dalam panggul yang dapat
terjadi bersama-sama fraktur panggul
•Kaku sendi merupakan komplikasi lanjut
•Osteoartritis.
Fraktur Leher Femur
Sering ditemukan pada orang tua terutama wanita umur
60 tahun ke atas disertai tulang yang osteoporosis.
Klasifikasi fraktur leher femur menurut Garden.
A. Tingkat I : Fraktur tidak lengkap atau tipe abduksi atau impaksi.
B. Tingkat II : Fraktur lengkap, tanpa adanya pergeseran.
C. Tingkat III: Fraktur lengkap, disertai dengan sebagian pergeseran
tetapi masih ada perlekatan.
D. Tingkat IV: Fraktur lengkap, disertai pergeseran penuh.
A B C D
30
o
50
o
70
o
Klasifikasi menurut Pauwel
Klasifikasi ini berdasarkan atas sudut inklinasi leher femur.
Tipe I; fraktur dengan garis fraktur 30
o
Tipe II; fraktur dengan garis fraktur 50
o
Tipe III; fraktur dengan garis fraktur 70
o
.
Tipe 1 Tipe 2 Tipe 3
Pemeriksaan radiologis
Dengan pemeriksaan radiologis dapat diketahui
jenis fraktur serta klasifikasi dan dapat ditentukan
jenis pengobatan serta prognosisnya.
Pengobatan
•Konservatif dengan indikasi yang sangat terbatas
•Terapi operatif
Pengobatan operatif hampir selalu dilakukan karena:
•Perlu reduksi yang akurat dan stabil
•Diperlukan mobilisasi yang cepat pada orang tua untuk mencegah
komplikasi
Fraktur leher femur dengan hemiartroplasti
(protesis Austin-Moore)
Komplikasi
1.Komplikasi yang bersifat umum; trombosis vena, emboli
paru, pneumonia, dekubitus
2.Nekrosis avaskuler kaput femur
3.Non-union
4.Osteoartritis
5.Anggota gerak memendek
6.Mal-union
7.Mal-rotasi berupa rotasi eksterna
8.Koksavara.
Fraktur Daerah Trokanter
•Biasa juga disebut fraktur trokanterik (intertrokanterik)
•Adalah semua fraktur yang terjadi antara trokanter mayor dan minor.
•Bersifat ekstra-artikuler dan sering terjadi pada orang tua di atas umur 60
tahun.
•Fraktur dapat bersifat komunitif terutama pada korteks bagian postero-
medial.
•Tipe I; Fraktur melewati trokanter mayor dan minor tanpa Tipe I; Fraktur melewati trokanter mayor dan minor tanpa
pergeseran pergeseran
•Tipe II; Fraktur melewati trokanter mayor disertai pergeseran Tipe II; Fraktur melewati trokanter mayor disertai pergeseran
trokanter minor trokanter minor
•Tipe III; Fraktur disertai dengan fraktur komunitifTipe III; Fraktur disertai dengan fraktur komunitif
•Tipe IV; Fraktur disertai dengan fraktur spiral femur.Tipe IV; Fraktur disertai dengan fraktur spiral femur.
Tipe 1 Tipe 2 Tipe 3 Tipe 4
Gambaran klinis
Pada pemeriksaan didapatkan pemendekan
anggota gerak bawah disertai rotasi eksterna.
Pemeriksaan radiologis
Dapat menentukan jenis fraktur serta seberapa jauh pergeseran
fraktur.
Fraktur
intertrokanter
femoris kiri + Fraktur
femur kiri 1/3
tengah
Pengobatan
Fraktur trokanterik, sebaiknya dilakukan pemasangan fiksasi
interna dengan tujuan:
1. Untuk memperoleh fiksasi yang kuat
2. Untuk memberikan mobilisasi yang cepat pada orang tua.
Fraktur trokanterik dan setelah pemasangan plate + screw
Komplikasi
•Komplikasi dini sama pada fraktur leher femur.
•Komplikasi lanjut berupa deformitas varus dan rotasi eksterna serta
non-union, tetapi kelainan ini jarang ditemukan.
Fraktur Sub-Trokanter
•Dapat terjadi pada setiap umur dan biasanya akibat trauma yang hebat.
•Gambaran klinis
Anggota gerak bawah dalam keadaan rotasi eksterna, memendek dan
ditemukan pembengkakan pada daerah proksimal femur disertai nyeri
pada pergerakan.
Pemeriksaan radiologis
•Garis fraktur bisa bersifat transversal, oblik atau spiral dan sering bersifat
komunitif.
•Fragmen proksimal dalam posisi fleksi sedangkan distal dalam posisi
adduksi dan bergeser ke proksimal.
Pengobatan
Reduksi terbuka dan fiksasi interna merupakan pengobatan
pilihan dengan mempergunakan plate dan screw.
Fraktur subtrokanterik dengan pemasangan plate
Komplikasi
•Komplikasi yang sering ditemukan adalah non-union dan mal-union.
•Komplikasi ini dapat diatasi dengan koreksi osteotomi atau bone
grafting.
Fraktur Diafisis Femur
•Dapat terjadi pada setiap umur, biasanya karena trauma hebat misalnya
kecelakaan lalu lintas atau trauma lain misalnya jatuh dari ketinggian.
•Sering disertai perdarahan masif, harus selalu dipikirkan sebagai
penyebab syok.
Gambaran klinis
•Ditemukan pembengkakan dan deformitas pada tungkai atas berupa
rotasi eksterna
•Pemendekan tungkai
•Mungkin datang dalam keadaan syok
Fraktur diafisis femur tertutup
Pemeriksaan radiologis
Untuk menentukan lokalisasi dan jenis fraktur.
Fraktur diafisis femur
Fraktur diafisis femur
Fraktur diafisis femur
komunitif
Pengobatan
Terapi konservatif
•Traksi kulit, sementara sebelum dilakukan terapi definitif untuk me
ngurangi spasme otot.
•Traksi tulang berimbang dengan bagian Pearson pada sendi lutut.
•Indikasi traksi terutama fraktur yang bersifat komunitif dan segmental.
•Menggunakan cast bracing yang dipasang setelah terjadi union fraktur
secara klinis.
Terapi operatif
•Pemasangan plate dan screw terutama pada fraktur proksimal dan distal
femur.
•Fiksasi eksterna terutama pada fraktur segmental, fraktur komunitif,
infected pseudo
artrosis
atau fraktur terbuka dengan kerusakan jaringan lunak
yang hebat.
Fraktur intertrokanter tertutup + Fraktur femur 1/3 tengah terbuka gr. II
Komplikasi
Komplikasi dini:
•Syok; karena perdarahan banyak walaupun fraktur bersifat tertutup.
•Emboli lemak;
•Trauma saraf
•Trombo-emboli
•Infeksi.
Komplikasi lanjut:
•Delayed union
•Non-union
•Mal-union
•Kaku sendi lutut
•Refraktur
Fraktur Suprakondiler Femur
Daerah suprakondiler adalah daerah antara batas proksimal
kondilus femur dan batas metafisis dengan diafisis femur.
Fraktur suprakondiler dan interkondiler femur
Fraktur suprakondiler femur komunitif
A. A. Fraktur tidak bergeser. Fraktur tidak bergeser.
B. B. Fraktur impaksi. Fraktur impaksi.
C & D. Fraktur bergeser.C & D. Fraktur bergeser.
E. E. Fraktur komunitif. Fraktur komunitif.
A B C D E
Pengobatan
Terapi konservatif
•Traksi berimbang dengan mempergunakan bidai Thomas dan penahan
lutut Pearson
•Cast-bracing
•Spika panggul.
Terapi operatif
Fraktur suprakondiler
dan interkondiler
dengan angled blade
plate
Komplikasi
Komplikasi dini:
•Penetrasi fragmen fraktur ke kulit yang menyebabkan fraktur
menjadi terbuka.
•Trauma pembuluh darah besar
•Trauma saraf.
Komplikasi lanjut:
Mal-union
Kekakuan sendi lutut
Fraktur suprakondiler femur dan fraktur interkondiler
Menurut Neer, Grantham, Shelton
Tipe I; fraktur suprakondiler dan kondiler bentuk T.
Tipe IIA; fraktur suprakondiler dan kondiler dengan sebagian metafisis (bentuk Y).
Tipe IIB; sama seperti IIA tetapi bagian metafisis lebih kecil.
Tipe III; fraktur suprakondiler komunitif dengan fraktur kondiler yang tidak total.
Tipe I Tipe II A Tipe II B Tipe III
Pengobatan
•Terapi konservatif; seperti pada fraktur suprakondiler dengan
indikasi yang sama
•Terapi operatif; karena fraktur ini bersifat intra-artikuler, maka
sebaiknya dilakukan terapi operatif dengan fiksasi interna yang rigid
untuk memperoleh posisi anatomis sendi dan segera dilakukan
mobilisasi.
Fraktur interkondiler femur berbentuk huruf “T”
Fraktur Kondilus Femur
A.Fraktur tidak bergeser.
B.Fraktur bergeser.
C.Fraktur kedua kondilus
D.Fraktur koronal.
A B C D
Pengobatan
•Terapi konservatif; pada fraktur yang tidak bergeser dapat dipergunakan
pemasangan gips sirkuler di atas lutut.
•Terapi operatif; mempergunakan screw agar didapatkan posisi anatomis
sendi lutut dan mobilisasi dapat segera dilakukan.
Trauma Pada Lutut
•Dislokasi sendi lutut
Sangat jarang ditemukan dan hanya 2,3% dari
seluruh dislokasi sendi.
Pemeriksaan radiologis
Dengan foto rontgen, diagnosis dapat ditegakkan.
Pengobatan
•Merupakan keadaan yang serius karena dapat menyebabkan kerusakan
yang hebat pada pembuluh darah dan saraf serta ligamen.
•Tindakan reposisi dan manipulasi dengan pembiusan harus dilakukan
sesegera mungkin.
•Gips posisi 10 - 15
o
selama satu minggu dan setelah pembengkakan
menurun dipasang gips sirkuler di atas lutut selama 7 - 8 minggu.
Fraktur Patela
Tipe I; fraktur tanpa adanya pergeseran, bersifat
transversal
Tipe II; fraktur transversal dengan pergeseran.
Tipe III; fraktur transversal pada kutub atas/bawah.
Tipe IV; fraktur komunitif.
Tipe V; fraktur vertikal.
Tipe I Tipe II Tipe III Tipe IV Tipe V
Gambaran klinis
Mungkin dapat diraba adanya ruang fragmen patela. Pada pemeriksaan didapatkan
adanya cekungan dan penderita tidak dapat melakukan ekstensi anggota gerak bawah
Fraktur patella transversal
Fraktur patella komunitif terbuka
Fraktur patella komunitif terbuka
Pemeriksaan radiologis
•Dengan foto rontgen dapat ditemukan
fraktur dan jenis fraktur patela.
•Fraktur transversal biasanya disertai dengan
robekan dari ekspansi ekstensor.
Pengobatan
1.Fraktur yang tidak bergeser, dipasang gips silinder selama 4 - 6 minggu. Fisioterapi
dilakukan selama gips terpasang.
2.Fraktur yang bergeser, operasi dan rekonstruksi kembali ekspansi ekstensor serta
tulang patela dengan tension band-wiring.
3.Fraktur komunitif, fraktur komunitif terutama pada orang tua dimana rekonstruksi
patela tidak mungkin dilakukan, sebaiknya patela dieksisi.
1 2 3
Robekan Ligamen Pada Lutut
•Biasanya terjadi pada atlet dan olahragawan
•Menimbulkan masalah berupa kecacatan disertai ketidakmampuan untuk berolahraga secara
profesional.
•Trauma ligamen pada lutut dibagi ata empat , yaitu:
1. Robekan pada ligamen medial (dengan atau tanpa
robekan ligamen krusiatum).
2. Robekan pada ligamen lateral (dengan atau tanpa
robekan ligamen krusiatum).
3. Robekan pd ligamen krusiatum semata-mata.
4. Robekan tidak total (strain).
Fraktur Tibia Dan Fibula
1. Fraktur kondilus.
2. Fraktur diafisis.
3. Fraktur dan fraktur dislokasi
pada pergelangan kaki.
2
3
1
Fraktur tibia fibula segmental
Fraktur diafisis tibia
Fraktur tibia fibula
1/3 distal
Fraktur Kondilus Tibia
•Lebih sering mengenai kondilus lateralis daripada medialis
•Fraktur kondilus lateralis terjadi karena trauma abduksi tibia terhadap
femur dimana kaki terfiksasi pada dasar, misalnya trauma sewaktu
mengendarai mobil.
Pengobatan
Konservatif, depresi kurang dari 4 mm dilakukan
•Verband elastis
•Traksi
•Gips sirkuler
Operatif
•Depresi yang lebih dari 4 mm dilakukan operasi dengan mengangkat
bagian depresi dan ditopang dengan bone graft.
Fraktur diafisis tibia dan/atau fibula
•Lebih sering ditemukan bersama-sama.
•Dapat juga hanya pada tibia atau fibula saja.
•Biasanya terjadi pada batas antara 1/3 bgn tengah dan 1/3 bgn distal
sedangkan fraktur fibula pada batas 1/3 bgn tengah dengan 1/3 bgn
proksimal, sehingga fraktur tdk terjadi pd ketinggian yg sama.
•Tungkai bawah bagian depan sangat sedikit ditutupi otot sehingga fraktur
pada daerah tibia sering bersifat terbuka.
Gambaran klinis
Ditemukan gejala fraktur berupa pembengkakan, nyeri dan
sering ditemukan penonjolan tulang keluar kulit.
Fraktur diafisis tibia
Fraktur tibia fibula kiri 1/3 tengah tertutup
Fraktur lama tibia fibula 1/3 tengah
Fraktur tibia fibula dengan kerusakan masif jaringan lunak
dan benda asing
Fraktur tibia fibula 1/3 distal terbuka gr. IIIB
Pengobatan
Konservatif
Pengobatan standar dengan cara konservatif. Pemasangan gips sirkuler
untuk imobilisasi, dipasang sam
pai di atas lutut.
Prinsip reposisi:
· Fraktur tertutup
· Ada kontak 70% atau lebih
· Tidak ada angulasi
· Tidak ada rotasi.
Operatif
Terapi operatif dilakukan pada:
· Fraktur terbuka
· Kegagalan dalam terapi konservatif
· Fraktur tidak stabil
· Adanya non-union.
Komplikasi
1. Infeksi
2. Delayed union atau non-union
3. Mal-union
4. Kerusakan pembuluh darah
(sindr. Kompartemen anterior)
5. Trauma saraf terutama pada nervus peroneal
komunis
Infeksi Mal-union
Fraktur dan Fraktur Dislokasi
Sendi Pergelangan Kaki
Pergelangan kaki merupakan sendi yang kompleks dan penopang
badan dimana talus duduk, dan dilindungi oleh maleolus lateralis
dan medialis yang diikat dengan ligamen.
Klasifikasi
1 2 3 4
Gambar skematis klasifikasi menurut Danis-Weber;
Tipe A (1), tipe B (2) dan Tipe C (3 & 4).
Gambaran klinis
•Pembengkakan pada pergelangan kaki, kebiruan atau deformitas.
•Yang penting diperhatikan adalah lokalisasi dari nyeri tekan apakah
pada daerah tulang atau pada ligamen.
Fraktur pilon
Dislokasi pergelangan kaki
Pemeriksaan radiologis
•Untuk menentukan jenis-jenis fraktur.
•Foto rontgen perlu dibuat sekurang-kurangnya tiga proyeksi, yaitu antero-
posterior, lateral dan setengah oblik dari gambaran posisi pergelangan
kaki.
•Sering fraktur terjadi pada fibula proksimal, sehingga secara klinis harus
diperhatikan.
Pengobatan
Merupakan fraktur intra-artikuler perlu reduksi secara anatomis dan
akurat.
1. Konservatif, pada fraktur yang tidak
bergeser, berupa pemasangan gips sirkuler
di bawah lutut.
2. Operatif
Tindakan operasi terdiri atas:
Pemasangan screw (maleolar)
Pemasangan tension band wiring
Pemasangan plate dan screw.
Robekan Tendo Kalkaneus
•Tendo kalkaneus (tendo Achilles) dibentuk oleh muskulus
gastroknemius, muskulus soleus dan muskulus plantaris.
•Ruptur tendo Achilles merupakan ruptur yang paling sering ditemukan
pada atlet.
Pemeriksaan Thompson (Uji Simmond)
•Penderita tidur tengkurap dengan kedua kaki dipinggir tempat tidur.
•Dilakukan kompresi pada otot betis.
•Pada otot yang normal terjadi fleksi plantar kaki dan bila tidak terjadi
fleksi plantar (tes positif), terdapat robekan.
Pengobatan
Konservatif
Pada robekan parsial dilakukan pemasangan gips sirkuler di atas
lutut selama 4 - 6 minggu dalam posisi fleksi 30 - 40
o
pada lutut dan
fleksi plantar pada pergelangan kaki.
Operatif
Pada robekan total dilakukan penjahitan tendo Achilles dan
pemasangan gips.
Olahraga berat tidak boleh dilakukan selama 6 bulan.
Fraktur Kalkaneus
Fraktur kalkaneus dapat berupa:
1.Isolatic crack atau adanya fraktur kecil tanpa pergeseran fragmen.
2.Fraktur kompresi yang menyebabkan tulang kalkaneus terpilah-
pilah.
Pemeriksaan Radiologis
Dengan pemeriksaan radiologis dapat diketahui apakah
fraktur bergeser, komunitif atau hanya berupa suatu fraktur
sederhana (simple crack).
Pengobatan
Konservatif
•Fraktur dengan simple crack cukup dengan pemberian verban elastis,
tanpa menekan kalkaneus dan segera mobilisasi serta elevasi kaki.
Operatif
•Tindakan operatif berupa reduksi terbuka dan pemasangan bone graft
terutama untuk fraktur yang bergeser dan mengenai permukaan sendi.
•Reduksi dengan mempergunakan pin kecil untuk elevasi fraktur.
Fraktur metatarsal
Fraktur metatarsal dapat terjadi pada:
1. Fraktur basis metatarsal V
2. Fraktur diafisis metatarsal
3. Fraktur leher metatarsal
1 2 3
Fraktur metatarsal V terbuka
Pengobatan
•Fraktur tanpa bergeser pemasangan verban elastis atau pemasangan
gips sirkuler selama 3 - 4 minggu.
•Fraktur dengan pergeseran yang hebat sebaiknya dilakukan operasi
dengan memasang K-wire.
Gambaran radiologis fraktur metatarsal dan setelah dipasang
wire
Fraktur Falangs Kaki
•Fraktur falangs kaki juga terjadi seperti pada fraktur
metatarsal.
•Pengobatan juga dilakukan seperti pada fraktur metatarsal.
Dislokasi sendi
interfalangeal proksimal
phalangs III terbuka
Avulsi Metatarsal I
Fraktur terbuka phalanges II dan III dengan nekrosis
Metatarsal ray resection