Gambaran EKG dengan Aritmia ggn pembentukan p3.ppt

diahpoltekeskaltim 0 views 35 slides Oct 13, 2025
Slide 1
Slide 1 of 35
Slide 1
1
Slide 2
2
Slide 3
3
Slide 4
4
Slide 5
5
Slide 6
6
Slide 7
7
Slide 8
8
Slide 9
9
Slide 10
10
Slide 11
11
Slide 12
12
Slide 13
13
Slide 14
14
Slide 15
15
Slide 16
16
Slide 17
17
Slide 18
18
Slide 19
19
Slide 20
20
Slide 21
21
Slide 22
22
Slide 23
23
Slide 24
24
Slide 25
25
Slide 26
26
Slide 27
27
Slide 28
28
Slide 29
29
Slide 30
30
Slide 31
31
Slide 32
32
Slide 33
33
Slide 34
34
Slide 35
35

About This Presentation

gambaran aritmia pembentukkan p3


Slide Content

EKG
Pada Gangguan Pembentukan

TIU:
Setelah mengikuti materi ini peserta mampu
memahami gambaran EKG dengan gangguan
pembentukan
TIK:
Setelah mengikuti materi ini peserta mampu
memahami gangguan pembentukan dari :
1.SA Nodal
2.Atrial
3.AV Nodal
4.Supraventrikel
5.Ventrikel

ARITMIAARITMIA
Adalah gangguan denyut jantung yang meliputi frequensi,
irama dan konduksi yang dapat ditimbulkan oleh karena
gangguan pengeluaran / pembentukan inpuls maupun
gangguan sistem hantaran / konduksi atau keduanya.
Klasifikasi aritmia ( sesuai dengan prognosis )Klasifikasi aritmia ( sesuai dengan prognosis )
1.Aritmia minor
Ini tidak memerlukan tindakan segera sebab tidak
mengganggu sirkulasi dan tidak berlanjut ke aritmian
yang saerius, biasanya tidak memerlukan terafi
2.Aritmia mayor
Dapat menimbulkan gangguan penurunan curah jantung
& dapat berlanjut ke aritmia yang mengancam jiwa.
Memerlukan tindakan segera dan terafi.
3.Aritmia mengancam jiwa
Aritmia yang memerlukan resusitasi segera untuk
mencegah kematian

EKG NORMALEKG NORMAL
Kriteria irama sinus (SR) atau EKG normal adalah sbb :
• Irama teratur.
• Frekwensi jantung (HR) antara 60-100 x/menit.
• Gel P normal, setiap gel P diikuti gel QRS dan T.
• Interval PR normal ( 0,12 – 0,20 detik ).
• Gel QRS normal ( 0,06 – 0,12 detik ).
• Semua gel sama.
• Irama EKG yg tidak mempunyai kriteria tersebut disebut disritmia
atau aritmia.

DISRITMIADISRITMIA
1.1. Disritmia yg disebabkan oleh gangguan pembentukan Disritmia yg disebabkan oleh gangguan pembentukan
impulsimpuls..
Impuls yang berasal dari Sino Atrial Node Impuls yang berasal dari Sino Atrial Node ((SASA)) Node ): Node ):
SINUS
P  QRS
HR 60 – 100 X/mnt : SR
HR >100 X/mnt : ( ST )
HR < 60 : ( SB )
HR 60 – 100 X/mnt : Sinus Aritmi
SAN

DISRITMIADISRITMIA LANJUTAN…LANJUTAN…
JUNCTIONAL
P TERBALIK DI DEPAN / DIBELAKANG QRS / P (-)
( HR 40 – 60 ) ; Junctional Ritem (JR )
( HR 60 – 100 ) ; Akseleratid JR
( HR > 100 ) : Junctional Takikardi
AVN

DISRITMIADISRITMIA LANJUTAN…LANJUTAN…
ATRIUM KA/KI ( ATRIAL )
P : Keriting = Atrial Fibrilasi.
P : GIGI GERGAJI = Atrial Flutter

DISRITMIADISRITMIA LANJUTAN…LANJUTAN…
SVT
•Irama : Teratur
•Frekuensi (HR): 150 – 250
kali/menit
•Gelombang P : Sukar dilihat,
kadang terlihat tetapi kecil
Interval PR: Tidak dapat dihitung
atau memendek

DISRITMIADISRITMIA LANJUTAN…LANJUTAN…
SP
SP
VENTRIKEL
P : (-)
QRS LEBAR
HR 24-40 : IVR
HR 40-100 : AIVR
HR > 100 : VT
HR > 350 : AREGUREL : VF

IramaIrama :Teratur:Teratur
Frekwensi HRFrekwensi HR :100 – 150 x/menit:100 – 150 x/menit
Gel. PGel. P :Normal, setiap gel. :Normal, setiap gel. PP selalu dikuti gel selalu dikuti gel QRSQRS dan dan TT
Interval PR Interval PR :Normal ( 0,12 – 0,20 detik ):Normal ( 0,12 – 0,20 detik )
Gel. QRSGel. QRS :Normal ( 0,06 – 0,12 detik ):Normal ( 0,06 – 0,12 detik )
CatatanCatatan :semua gel. Sama:semua gel. Sama
Sinus Takikardi ( ST )Sinus Takikardi ( ST )

Sinus Bradikardi ( SB )
•Irama :Teratur
•Frekwensi HR :Kurang dari 60 x/menit
•Gel. P :Normal, setiap gel. P selalu dikuti gel
QRS dan T
•Interval PR :Normal ( 0,12 – 0,20 detik )
•Gel. QRS :Normal ( 0,06 – 0,12 detik )
•Catatan :Semua gel. Sama

Sinus Aritmi
•Irama :Tidak teratur
•Frekwensi HR :Biasanya antara 60 – 100 x/menit
•Gel. P :Normal, setiap gel. P selalu
dikuti gel qrs dan t
•Interval PR :Normal ( 0,12 – 0,20 detik )
•Gel. QRS :Normal ( 0,06 – 0,12 detik )
•Catatan :Semua gel. Sama
•Note : Normal pada orang muda, akibat pengaruh
pola pernafasan, meningkat selama inspirasi dan menurun pada fase
ekspirasi.

Sinus Arrest
•Irama :Teratur, kecuali pada yg hilang
•Frekwensi HR :Biasanya kurang dari 60 x/menit
•Gel. P :Normal, kecuali pada yg hilang
•Interval PR :Normal,kecuali pada yg hilang
•Gel. QRS :Normal ( 0,06 – 0,12 detik )
•Catatan :Hilang gel P,QRS,T ( fase arrest ) bukan
merupakan kelipatan kelipatan dari irama dasar

Ekstrasistol Atrial ( AES )/ SVES
•Irama :Tidak teratur, karena ada
gel. Yg timbul lebih awal
•Frekwensi HR :Tergantung irama
dasarnya
•Gel. P :Bentuk, ukuran dan posisi
berbeda dari irama dasarnya, bentuknya >
runcing dan posisi upright. Ada masa
kompensatory pause
•Interval PR :Normal / memendek
•Gel. QRS :Normal ( 0,06 – 0,12
detik )

AES

Atrial Flutter ( AFLl )
•Irama :Biasanya teratur, bisa juga tidak
•Frekwensi HR :Bervariasi ( bisa normal, lambat/ cepat )
•Gel. P :Tidak normal, seperti gigi gergaji ( saw
tooth ), teratur dan dapat dihitung tidak semua gel P
diikuti QRS ,shg frequensi atrial tidak sama dengan
ventrikel bisa 2:1, 3:1 atau 4:1
•Interval PR :Tidak dapat dihitung
•Gel. QRS :Normal ,

Atrial Fibrilasi ( AF)
•Irama :Tidak teratur.
•Frekwensi HR :Bervariasi ( bisa normal, lambat / cepat )
•Gel. P :Tidak dapat diidentifikasi, sering terlihat
keriting pada garis base line.
•Interval PR :Tidak dapat dihitung
•Gel. QRS :Normal ( 0.06 – 0.12 )
AF RVR

Atrial Fibrilasi ( AF)
AF NVR
AF SVR

Irama Junctional ( JR )
•Irama :Teratur
•Frekwensi HR :40 – 60 x/menit
•Gel. P :Tidak normal, terbalik,
sebelum / sesudah gel QRS dan kadang-kadang
tidak terlihat karena tertanan dlm gel QRS.
•Interval PR :Memendek atau tidak
dapat dihitung.
•Gel. QRS :Normal ( 0,06 – 0,12 detik )

Irama Junctional ( JR )

Ekstrasistol Junctional ( JES
)
•Irama :Tidak teratur saat muncul ekstra
sistol , karena ada irama yg muncul lebih awal
•Frekwensi HR :Tergantung irama dasarnya
•Gel. P :Tidak normal, terbalik sebelum
atau sesudah gel QRS, atau tidak ada. Dan ada masa
kompensatory pause
•Interval PR :Tidak dapat dihitung / memendek.
•Gel. QRS :Normal ( 0,06 – 0,12 detik )

Junctional Takikardi ( JT )
•Irama :Teratur,
•Frekwensi HR :Lebih dari 100 x/menit
•Gel. P :Tidak normal / Tidak ada / ada
terbalik didepan / dibelakang qrs
•Interval PR :Tidak dapat dihitung / memendek.
•Gel. QRS :Normal ( 0,06 – 0,12 detik

Takikardi Supraventrikel ( SVT )

Idio Ventrikuler Ritem
•Irama :Teratur
•Frekwensi HR :20 – 40 x/menit
•Gel. P :Tidak ada
•Interval PR :Tidak ada
•Gel. QRS :Melebar > dari 0,12 detik )

Ventrikel Ekstra Sistole (VES )
•Irama :Tidak teratur saat moncul
ekstra sistol , karena ada irama yg muncul lebih
awal
•Frekwensi HR:Tergantung irama dasarnya
•Gel. P :Tidak ada saat timbul ekstra
sistole
•Interval PR :Tidak ada,tidak ada saat
timbul ekstra sistole
•Gel. QRS :Melebar > dari 0,12 detik

VES

Ventrikel Ekstra Sistole (VES )

Ventrikel Ekstra Sistole (VES )
Bigemini

Ventrikel Ekstra Sistole (VES )

Ventrikel Ekstra Sistole (VES )Ventrikel Ekstra Sistole (VES )
Multi vocal

Takikardi Ventrikel (VT)
•Irama :Teratur
•Frekwensi HR :100 – 250 x/menit
•Gel. P :Tidak ada
•Interval PR :Tidak ada
•Gel. QRS :Lebar lebih dari 0,12 detik

Takikardia Ventrikel Polimorfik

Takikardia Ventrikel
Torsade de Pointes

Fibrilasi Ventrikel (VF)
•Irama :Tidak teratur
•Frekwensi HR :< 350 x/menit shg tdk dpt dihitung
•Gel. P :Tidak ada
•Interval PR :Tidak ada
•Gel. QRS :Lebar dan tidak teratur
•@ VF kasar (Coarse VF)
•@ VF halus (Fine VF)

TERIMAKASIH
Tags