Imunologi Norsarida Aryani, M. Farm Pharmacy, Health Faculty Sari Mulia University
Visi & Misi Universitas Sari Mulia Visi "Menjadi Universitas unggul dalam bidang kekayaan lokal untuk menghasilkan lulusan yang berkarakter, bernovas dan berdaya saing ai tingkat internasional tahun 2033." Misi Menyeleggarakan pendidikan secara profesional, bermutu dan berlaga saing Meningkatkan dan mengembangkan kualitas penelitian kekayaan lokal menuju internasional Meningkatkan kualitas pelayanan dan pengabdian kepada masyarakat Menjatin kemitraan untuk menunjang Tridarma Pereguruan Tinggi dan luaran yang berdaya saing internasional.
Visi & Misi Fakultas Kesehatan Visi "Menjadi Fakultas Kesehatan yang unggul dalam mengembangkan potensi kekayaan lokal dalam ilmu pengetahuan, teknologi dan pelayanan dengan mengedepankan kolaborasi interprofesi sehingga menghasilkan lulusan yang berkarakter, berinovasi dan berdaya saing di tingkat internasional tahun 2033" Misi Menyelenggarakan kegiatan Pendidikan secara profesional, bermutu, dan berdaya saing dengan mengedepankan kolaborasi interprofesi di bidang kesehatan. Mengembangkan potensi kekayaan lokal dalam ilmu pengetahuan,teknologi dan pelayanan di bidang kesehatan melalui peningkatan kualitas penelitian dengan mengedepankan kolaborasi interprofesi. Melaksanakan kegiatan pengabdian kepada masyarakat dengan mengedepankan kolaborasi interprofesi melalui hilirisasi hasil penelitian untuk peningkatan kualitas kesehatan masyarakat. Meningkatkan kerjasama tridharma perguruan tinggi di bidang kesehatan yang berkualitas dan relevan untuk menunjang terwujudnya penyelenggaraan Tridarma Perguruan Tinggi dan luaran di tingkat internasional.
Visi & Misi Prodi Farmasi Visi "Menjadi program studi sarjana farmasi yang unggul dan inovatif dengan pengembangan potensi wilayah sungai pada tahun 2033" Misi Menyelenggarakan pendidikan yang menghasilkan sarjana farmasi dengan pengembangan potensi wilayah sungai Melaksanakan penelitian dan pengabdian kepada yang mendukung dengan pengembangan patens wilayah sungal Menjalin kemitraan di tingkat wilayah, nasional, dan Internasional, untuk meningkatkan mutu pendidikan dan produktivitas program studi dalam melaksanakanTri Darma Perguruan Tinggi
CONTENTS Agen imun untuk mencegah penyakit atau infeksi: Definisi sitokin Jenis-jenis sitokin dan fungsinya Mekanisme pembunuhan sel terinfeksi oleh limfosit T
Definisi Sitokin Sitokin: P rotein kecil yang diproduksi oleh sel sistem imun yang bekerja d alam pensinyalan sel . Bertindak sebagai sinyal untuk mengatur dan mengarahkan respon imun , terlibat dalam pensinyalan autokrin, pensinyalan parakrin, dan pensinyalan endokrin sebagai agen imunomodulasi. Sitokin diproduksi oleh berbagai sel, termasuk sel imun seperti makrofag, limfosit B, limfosit T, dan sel mast, serta sel endotel, fibroblast, dan berbagai sel stroma .
Pharmacy, Health Faculty Sari Mulia University
Penemuan sitokin Interferon-alfa, suatu interferon tipe I, diidentifikasi pada 1957 sebagai protein yang mengganggu replikasi virus. Faktor penghambat migrasi makrofag (MIF) diidentifikasi secara bersamaan 1966 oleh John David dan Barry Bloom. Pada 1969, Dudley Dumonde mengusulkan istilah "limfokin" untuk mendeskripsikan protein yang disekresikan dari limfosit, dan selanjutnya protein yang berasal dari makrofag dan monosit dalam kultur disebut "monokin". Pada 1974, Stanley Cohen menerbitkan sebuah artikel yang mendeskripsikan produksi MIF pada selaput allantois yang terinfeksi virus dan sel-sel ginjal, menunjukkan bahwa produksinya tidak terbatas pada sel-sel imun. Hal ini mengarah pada usulannya tentang istilah sitokin.
Tata Nama Istilah interleukin pada awalnya digunakan oleh para peneliti untuk sitokin-sitokin yang diduga target utamanya adalah leukosit. Sekarang ini istilah interleukin digunakan sebagian besar untuk molekul sitokin yang lebih baru dan tidak banyak berhubungan dengan fungsi yang diduga. Sebagian besar diproduksi oleh sel T pembantu. Limfokin : diproduksi oleh limfosit Monokin : diproduksi secara eksklusif oleh monosit Interferon : terlibat dalam respons antivirus
Peran sitokin endogen dalam kesehatan dan penyakit Sitokin sering terlibat dalam beberapa proses perkembangan selama embriogenesis. Sitokin sangat penting untuk melawan infeksi dan respons imun lainnya.Namun, sitokin dapat menjadi tidak terarah dan menimbulkan penyakit pada peradangan, trauma, dan sepsis. Efek merugikan sitokin telah dikaitkan dengan berbagai penyakit seperti skizofrenia, depresi berat, penyakit Alzheimer, dan kanker. Sekresi sitokin yang berlebihan dapat memicu sindrom berbahaya yang dikenal sebagai badai sitokin Badai sitokin diduga menjadi penyebab utama kematian pada pandemi "Flu Spanyol" 1918 dan Covid-19. Kematian dapat lebih sering terjadi pada orang-orang dengan sistem imun tubuh yang sehat, karena kemampuannya untuk menghasilkan respons imun yang lebih kuat, kemungkinan meningkatkan kadar sitokin
Penggunaan medis sebagai obat Beberapa sitokin telah dikembangkan menjadi terapi protein menggunakan teknologi DNA rekombinan. Sitokin rekombinan yang digunakan sebagai obat pada 2014 meliputi: Bone morphogenetic protein (BMP), digunakan untuk mengobati kondisi terkait tulang Erythropoietin (EPO) , digunakan untuk mengobati anemia Faktor stimulasi koloni granulosit (G-CSF) , digunakan untuk mengobati neutropenia pada pasien kanker Granulocyte macrophage colony-stimulating factor (GM-CSF) , digunakan untuk mengobati neutropenia dan infeksi jamur pada pasien kanker Interferon alfa, digunakan untuk mengobati hepatitis C dan sklerosis multipel Interferon beta , digunakan untuk mengobati sklerosis multipel
Fungsi Utama Sitokin Sitokin memiliki berbagai peran dalam mempertahankan tubuh dari patogen dan menjaga homeostatis, antara lain: Mengatur Respon Inflamasi : Sitokin pro-inflamasi seperti TNF-α dan IL-6 memicu inflamasi untuk melawan infeksi, sementara sitokin anti-inflamasi seperti IL-10 membantu mengurangi peradangan berlebihan. Mengaktifkan Sel Imun : Sitokin seperti IL-2 merangsang pertumbuhan dan diferensiasi sel T untuk melawan infeksi. Mengontrol Hematopoiesis : CSF membantu produksi sel darah putih untuk menjaga keseimbangan sistem imun. Respons Antivirus : Interferon membantu melawan virus dengan menghambat replikasi virus dalam sel yang terinfeksi.
Jenis Sitokin
Cara Kerja Sitokin
Cara Kerja Sitokin
Cara Kerja Sitokin
Kemampuan Kerja Sitokin
Karakteristik Sitokin
Karakteristik Sitokin
Penggolongan Sitokin
Apa kamu tahu?
Limfosit T T Cell atau yang juga dikenal sebagai limfosit T adalah salah satu sel imun yang melakukan fungsi berbeda dalam sistem kekebalan tubuh. Huruf "T" pada namanya merupakan singkatan dari "thymus", organ tempat dimana sel-sel ini matang. Limfosit T berbeda dari sel imun lainnya karena adanya reseptor sel T pada permukaan selnya.
Pengertian Sel Limfosit T (T Cell) Limfosit T adalah sel darah putih yang merupakan komponen penting dari sistem imun adaptif . Sel ini berdiferensiasi menjadi beberapa jenis yang menyediakan berbagai fungsi yang berhubungan dengan sistem imun, seperti pengenalan antigen, pengaturan respon imun , merangsang produksi antibodi oleh sel B , apoptosis sel, dan lainnya. Ciri utama Limfosit T adalah memiliki reseptor unik pada permukaannya yang bertindak melawan antigen spesifik .
Limfosit T 1 Nama Limfosit T 2 Tempat dibentuk Kelenjar thymus 3 Letak Di dalam nodus limfe 4 Membran reseptor TCR untuk antigen 5 Hubungan Sel-T hanya dapat terhubungan ke antigen virus pada bagian luar sel yang terinfeksi 6 Distribusi jaringan daerah parafolukular di nodus korteks, periarteriolar di limpa 7 Rentang hidup Panjang 8 Permukaan antibodi Tidak ada antibodi permukaan 9 Sekresi Mensekresikan limfokinesis 10 Fungsi Sel T membentuk kekebalan tubuh seluler
Limfosit T 12 jenis Memiliki 3 bentuk yaitu sel pembunuh, sel penolong dan sel supresor 13 Gerakan ke tempat infeksi limfoblast pindah ke tempat infeksi 14 Reaksi terhadap transplantasi dan sel kanker Sel-sel pembunuh memberikan reaksi terhadap transplantasi dan sel-sel kanker. 15 Pengaruh terhadap sistem kekebalan tubuh sel-sel supresor menghambat sistem kekebalan tubuh 16 Jenis kuman yang diserang sel-T melawan kuman patogen seperti protista dan jamur yang masuk ke dalam sel
Limfosit T
Jenis Sel limfosit T (T Cell) Jenis Limfosit T bergantung pada reseptor, fungsi, dan jenis antigen yang ditemui. Berikut ini adalah tipe atau jenis sel Limfosit T. 1. Sel T Sitotoksik Ini juga disebut sebagai sel T Sitolitik atau CD8+. Sel T sitotoksik terutama membunuh sel target dengan memproduksi sitokin. Sel target yang dimaksud disini adalah sel tumor, allograft dan sel yang terinfeksi virus.
Jenis Sel limfosit T (T Cell) 2. Sel T Pembantu Sel T Pembantu (TH) juga disebut sebagai CD4+. Sel T pembantu melakukan beragam fungsi dan berdiferensiasi menjadi beberapa jenis sel TH, diantaranya: TH 1 yang melepaskan sitokin, interferon gamma, dan interleukin-2 yang memainkan peran vital dalam aktivasi makrofag dan sel-T. TH 2 yang melepaskan sitokin IL-4, 5 dan 6 yang bertugas untuk melakukan aktivasi sel B (produksi antibodi). TH 17 yang melepaskan sitokin IL-17 yang memberikan kekebalan terhadap infeksi mukutan kulit kronis. Sel Treg atau sel T regulator yang melepaskan sitokin TGF beta, yang berfungsi untuk mengatur toleransi perifer sel tetangga, respons imun, dan mencegah respons autoimun.
Jenis Sel limfosit T (T Cell) 3. Sel T Memori Sel T Memori mengandung CD4+ atau CD8+ sebagai penanda permukaannya. Sel ini menyediakan memori jangka panjang dan respon imun sekunder anamnestik terhadap benda asing yang sebelumnya menyerang sel target. Reseptor Sel Limfosit T Reseptor sel T (TCR) adalah heterodimer yang terdiri dari rantai glikoprotein yang tersusun pada permukaan sel. Bagian transmembran dari reseptor sel T terdiri dari muatan positif, dan juga mengandung ekor sitoplasma pendek. Strukturnya mirip dengan imunoglobulin, dan karenanya juga berfungsi sebagai unit pengenal antigen.
Mekanisme Kerja Limfosit T CD8+ Presentasi antigen menstimulasi sel T untuk menjadi sel CD8+ “sitotoksik” atau sel T
Aktivasi Dan Mekanisme Sel Limfosit T Sel T berasal dari sumsum tulang, tetapi matang di kelenjar timus di leher. Di timus, sel-sel ini mengalami proses pematangan. Pada proses ini sebagian besar dieliminasi dan dihancurkan dalam timus. Ini disebut proses pemilihan hymus. Kemudian limfosit T meninggalkan timus melalui sirkulasi darah menuju ke organ limfoid perifer.
Peran dalam Melawan Infeksi dan Kanker Limfosit T sitotoksik memiliki peran utama dalam mengeliminasi infeksi virus dengan menghancurkan sel yang terinfeksi sebelum virus dapat menyebar lebih luas. Selain itu, mereka juga berfungsi dalam pengawasan imun terhadap kanker dengan mengenali dan membunuh sel-sel yang mengalami mutasi. Namun, beberapa sel kanker dan patogen dapat mengembangkan strategi untuk menghindari deteksi oleh sel T sitotoksik, seperti dengan menurunkan ekspresi MHC kelas I atau menghasilkan molekul imunosupresif. Oleh karena itu, terapi berbasis imun seperti checkpoint inhibitor dan terapi sel CAR-T telah dikembangkan untuk meningkatkan efektivitas limfosit T sitotoksik dalam pengobatan kanker.