Preceptor : dr. Fivien Fedriani, Sp. THT-KL Kandidat Dokter: Zahara Ayu Destriyanti (2218012040) Nisrina Ayu Dhiya Maitsa (2218012058) Muhammad Gusti Fawwaz (2218012034) Olivia Ekklesia Suli (2218012059) Nikita Pramesti (2218012066) Allergic rhinitis and asthma symptoms in a real-life study of MP-AzeFlu to treat multimorbid allergic rhinitis and asthma KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN THT-KL RSUD DR H ABDUL MOELOEK PROVINSI LAMPUNG FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS LAMPUNG 2023 Journal Reading
Rhinitis Alergi (RA) merupakan penyakit alergi sistemik dengan prevalensi 25% pada anak-anak dan 40% pada dewasa. 15-40% pasien dengan RA mempunyai komorbid asma, dengan prevalensi asma sekitar 7%. Diantara pasien RA yang berobat, mayoritas mempunyai penyakit intermiten atau persisten sedang hingga berat. Pasien dengan RA yang sedang hingga berat mempunyai asma yang tidak terkontrol yang bisa disebabkan dari inflamasi saluran nafas bawah. Pasien dengan RA dan asma secara komorbid memiliki pemanfaatan sumber daya kesehatan yang lebih tinggi termasuk kunjungan ke klinik, rawat inap, dan biaya perobatan lebih dari 12 bulan Latar Belakang
Pengobatan RA secara bersamaan dapat menurunkan gejala pada RA dan asma dengan pasien yang memiliki komorbid. Pada studi sebelumnya, kegagalan dalam mengendalikan gejala RA dikaitkan dengan peningkatan penggunaan obat-obatan asma. Ketika pasien dengan RA sedang-berat lupa untuk menggunakan obatnya, lebih dari setengah pasien menggunakan pereda asma dan 19,5% dilaporkan membutuhkan peningkatan penggunaan obat pengontrol asma. Pada studi observasional, pengobatan RA menunjukan adanya peningkatan outcome dari saluran nafas atas dan bawah dan menurunnya risiko asma yang perlu rawat inap dan kegawat daruratan. Latar Belakang
Latar Belakang Terapi pada RA meliputi H1 antihistamin, kortikosteroid intranasal (INCS), atau antihistamin intranasal (INAH). Meskipun pengobatannya luas, banyak pasien merasa kurang puas dengan pengobatan RA mereka yang menyebabkan ketidak patuhan dalam penggunaan obat. Kombinasi terapi diketahui dapat meningkatkan kepuasan pasien dengan mengurangi jumlah obat-obatan dengan pasien yang memiliki gejala RA sedang-berat dan persisten. Dalam guideline Allergic Rhinitis and its Impact on Asthma (ARIA) tahun 2016, kombinasi INCS dan INAH direkomendasikan pada pasien dengan RA. Azelastine hydrochloride telah diformulasikan dengan fluticasone propionate dalam single intranasal spray sebagai terapi pada RA. Hasilnya didapatkan adanya perbaikan pada gejala RA terutama pada penyumbatan nafas, kehilangan penghidu, dan lainnya dibandingkan jika obat tidak dikombinasikan.
Tujuan Untuk mengevaluasi efek MP-AzeFlu pada gejala asma dan frekeuensi penggunaan pereda asma pada pasien dengan komorbid RA dan asma
Metode Desain Penelitian Merupakan multinational, multicenter, prospective, non-interventional, real-life study dari 6 negara di eropa meliputi Austria, German, Rep. Ceko, Hungaria, Belanda, dan Irlandia. Penelitian dilakukan dari 21 April 2018 sampai 30 April 2019. Persetujuan etik didapatkan dari guideline dan prosedur dari negara masing-masing. Tenaga kerja kesehatan yang sering menangani RA dan rutin menggunakan Skala Visual Analog (VAS) untuk assesment gejala pada pasien RA diundang untuk berpartisipasi pada penelitian. Penelitian meliputi dokter umum, immunologi, otorhinolaryngology , pulmonologi, dermatologi, dan dokter anak. Penelitian terdiri atas kunjungan inklusi (hari 0) dan visit kontrol setelah 14 hari, sehingga fleksibel tergantung dari praktek klinik. Pasien mendapat kartu pasien saat kunjungan inklusi untuk mengetahui gejala RA, asma, dan lainnya dengan VAS dan di kartu dikolektifkan saat visit kontrol.
Metode Kriteria Inklusi Penggunaan pertama kali MP-AzeFlu sesuai karakteristik produk Usia 12 tahun atau lebih Penderita RA sedang-berat menurut kriteria ARIA RA gejala akut saat pertama kali dicantumkan (VAS > 50) Mengisi lembar informed consent bagi pasien <18 tahun Mengerti instruksi saat diminta untuk menggunakan MP-AzeFlu menurut karakteristik produk dan leaflet yang telah diberikan dan melengkapi kartu pasien.
Metode Kr iteria Eksklusi Reaksi alergi saat menggunakan MP-AzeFlu Hamil atau merencanakan kehamilan Menyusui Ketidaksediaan untuk mengisi lembar informed consent
Metode Treatment Pada Penelitian Pasien diberikan MP-AzeFlu dengan dosis sesuai pada negara masing-masing: 1 semprotan pada tiap lubang hidung 2x/hari selama 2 minggu. (total dosis harian 548 μg azelastine hydrochloride and 200 μg fluticasone propionate)
Metode Hasil Penelitian Pada hari 0, peneliti mendokumentasikan demografi, gejala RA, dan terapi sebelumnya pada pasien RA melalui form elektronik. Pasien mengisi lembar VAS pada kartu pasien, mulai dari “sama sekali tidak mengganggu’ (0 mm) sampai “Sangat mengganggu” (100 mm). Metode Statistik Analisis subpopulasi dilakukan pada pasien dengan RA tanpa asma dan komorbid AR dan asma. Rerata responden dikalkulasikan untuk populasi penelitian. Analisa dilakukan menggunakan software statistik SAS versi 9.4 atau lebih tinggi.
HASIL PENELITIAN
Dari 1154 pasien yang terdaftar, 51 dikeluarkan dari analisis data karena data mereka belum dikonfirmasi oleh peneliti. 1103 pasien yang tersisa dimasukkan dalam analisis keamanan. Sebanyak 267 pasien terdaftar asma sebagai komorbiditas. POPULASI
Respon pengobatan dilihat dari skor AR-VAS < 50mm, untuk membedakan AR terkontrol dan AR tidak terkontrol AR dengan asma →45,3 mm (penurunan) AR tanpa asma →46,4 mm (penurunan) RESPON GEALA AR Gejala asma peserta yang diukur dengan Asma-VAS menurun dari 48,9mm menjadi 24,1 mm dengan perubahan rata-rata →25,7 mm Penggunaan obat pereda asma sebelum penelitian ini rata-rata 5,1x/minggu. Selama penelitian sebanyak 57,6 % pasien melaporkan frekuensi penggunaan pereda asma berkurang, 38,6% tidak ada perubahan, 3,7% peningkatan frekuensi penggunaan obat pereda asma RESPON GEALA ASMA
AR dengan asma →34,6 mm (penurunan) AR tanpa asma →32,7 (28,6) mm (penurunan) PENGUKURAN KUALITAS HIDUP Kesulitan Tidur Gangguan Aktivitas Sehari-hari Di tempat kerja/sekolah AR dengan asma →34,3 mm (penurunan) AR tanpa asma →34,7 (28,6) mm (penurunan Aktivitas sosial) AR dengan asma →32,6 mm (penurunan) AR tanpa asma →32,7 (28,6) mm (penurunan
Penelitian ini menunjukkan bahwa pasien AR sedang hingga berat dan AR dengan asma yang diobati dengan MP-AzeFlu mengalami perbaikan gejala AR yang sama. Pasien dengan dan tanpa asma mengalami peningkatan kualitas hidup dan untuk pasien dngan asma, keparahan gejala asma dan penggunaan obat pereda asma menurun dari awal. Skor VAS digunakan untuk menilai keparahan gejala AR, keparahan gejala asma, dan pengukuran kualitas hidup dalam penelitian ini. Keuntungan pengukuran VAS mencakup tingkat resolusi yang tinggi, dengan pengukuran berulang yang dapat mengidentifikasi bahkan perubahan kecil di antara masing-masing pasien dan kelompok pasien. Selain itu, skor VAS adalah alat yang baik untuk mengukur variabel kontinyu, seperti AR dan gejala asma. DISKUSI
Dengan pengobatan MP-Aze Flu , kontrol asma meningkat pada hari terakhir menjadi terkontrol sebagian pada sebagian besar pasien (median 20,0 mm) dan terkontrol pada setidaknya 25% pasien (kuartil rendah 5,0 mm). Data ini selanjutnya didukung oleh berkurangnya penggunaan obat pereda asma. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa penggunaan INCS dapat memperbaiki gejala asma pada pasien dengan komorbid AR melalui pengobatan peradangan saluran napas bagian atas, yang secara tidak langsung menurunkan hiperreaktivitas bronkus. Maka, perbaikan gejala asma dengan pengobatan MP-AzeFlu berkaitkan dengan peningkatan kontrol gejala AR, penurunan peradangan saluran napas, atau kombinasi keduanya, yang berhubungan erat antara peningkatan keparahan gejala AR dan peningkatan keparahan gejala asma. DISKUSI
Hipotesis "one airway, one disease" menunjukkan bahwa pengelolaan bersama AR dan asma mengarah pada kontrol yang lebih baik terhadap kedua penyakit. Bukti untuk hipotesis “one airway, one disease” mencakup data epidemiologis yang menunjukkan frekuensi tinggi asma dan AR komorbiditas, iritabilitas penyakit alergi (misalnya, AR, asma, dan dermatitis atopik), dan peran mediator inflamasi yang tumpang tindih. pada RA dan asma, yang didukung oleh efektivitas klinis kortikosteroid dan antihistamin untuk kedua kondisi tersebut. Dalam penelitian ini, mode korelasi antara perubahan skor AR-VAS umum dan asma VAS memberikan kepercayaan tambahan pada hipotesis "one airway, one disease". DISKUSI
Keterbatasan penelitian meliputi desain observasional dan kurangnya kelompok kontrol untuk tujuan perbandingan. Selain itu, kami memiliki data yang terbatas pada fitur asma yang relevan secara klinis, termasuk metode diagnosis dan pengobatan asma saat ini. Namun, karena desain studi multinasional non-intervensi, informasi tentang berbagai karakteristik alergi pasien dapat diperoleh, dan perbandingan melalui desain pra-intervensi dan pasca-intervensi dicatat. Meskipun periode studi 2 minggu cukup untuk mendokumentasikan peningkatan substansial dalam AR dan keparahan gejala asma, memantau kontrol gejala AR selama periode waktu yang lebih lama akan memberikan hasil jangka panjang yang lebih baik dengan pengobatan MP-AzeFlu. DISKUSI
KESIMPULAN Penggunaan MP-AzeFlu dikaitkan dengan peningkatan perbaikan gejala rhinitis alergi, gejala asma, dan pengukuran kualitas hidup pada pasien dengan asma. Perubahan gejala rhinitis alergi keseluruhan dan perubahan gejala asma saling berhubungan. Hasil tersebut mendukung pendekatan terapi “one airway, one disease” untuk manajemen asma dan rhinitis alergi .
CRITICAL APPRAISAL
PICO Pasien dengan rhinitis alergi disertai dengan asma Problem Penggunaan MP‑AzeFlu (azelastine hydrochloride + fluticasone propionate) 1 spray tiap lubang hidung 2x/hari selama 14 hari Intervention Perbandingan VAS score untuk gejala asma dan frekuensi penggunaan obat reliever dari asma Comparison Penggunaan MP‑AzeFlu untuk meringankan gejala rhinitis alergi dapat mengurangi VAS score gejala asma dan frekuensi penggunaan obat reliever dari asma Outcome
VIA
Validation Penilaian Y T A.Judul 1 Spesifikasi dan mencerminkan keseluruhan isi ✓ 2 Tidak menggunakan tanda tanya ✓ 3 Tidak lebih dari 17 kata ✓ 4 Mewakili variabel penelitian ✓ 5 Apakah ada kesesuaian kapabilitas penulis terhadap isi tulisan ✓ 6 Apakah ada alamat korespondensi ✓ 7 Kredibilitas penulis ✓
Validation B. Penulis Y T 8 Apakah terdapat ringkasan keseluruhan penelitian ✓ 9 Jumlah kata pada abstrak tidak lebih dari 250 kata ✓ 10 Apakah terdapat keyword ✓
Validation C.Introduction Y T 11 Apakah menjelaskan latar belakang ✓ 12 Jumlah kata tidak lebih dari 250 kata ✓ 13 Tujuan penelitian mengandung hipotesis sementara dari penulis ✓
Validation D. Tinjauan Penelitian Y T 14 Ditulis sebelum pustaka ✓ 15 Lembaga pemberi dana ✓ 16 Pengakuan kontribusi individu ✓
Importancy Jurnal ini dapat dijadikan sebagai panduan tinjauan yang memberikan informasi dan menjadi salah satu rekomendasi mengenai jenis obat MP-Azeflu dapat meringankan gejala baik dari rhinitis alergi maupun asma
Acceptability Jurnal ini dapat dijadikan pedoman sebagai salah satu bentuk rekomendasi obat yang dapat diberikan pada pasien dengan rhinitis alergi dan asma sebagai komorbidnya