Kalimat Efektif dalam Ragam Tulis Ilmiah (EYD V) - Restu Bias Primandhika, S.S., M.Pd.
RestuBiasPrimandhika1
0 views
35 slides
Oct 07, 2025
Slide 1 of 35
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
About This Presentation
1. Unsur Pembentuk Kalimat
2. Syarat Kalimat Efektif:
Kelogisan
Keparalelan (Kesejajaran)
Kehematan
Kepaduan
Ketepatan & Kecermatan
Ketegasan
Keharmonisan
3. Penerapan EYD V - Penulisan kata, istilah, dan huruf miring
4. Tabel Contoh Kalimat - 7 kriteria dengan contoh medis lengkap
5. Gejala Ba...
1. Unsur Pembentuk Kalimat
2. Syarat Kalimat Efektif:
Kelogisan
Keparalelan (Kesejajaran)
Kehematan
Kepaduan
Ketepatan & Kecermatan
Ketegasan
Keharmonisan
3. Penerapan EYD V - Penulisan kata, istilah, dan huruf miring
4. Tabel Contoh Kalimat - 7 kriteria dengan contoh medis lengkap
5. Gejala Bahasa dan Solusi - Masalah umum dan cara mengatasinya
Size: 243.88 KB
Language: none
Added: Oct 07, 2025
Slides: 35 pages
Slide Content
Kalimat Efektif
dalam Ragam Tulis Ilmiah
Restu Bias Primandhika, S.S., M.Pd.
Mata Kuliah Bahasa Indonesia Umum
Sesuai EYD Edisi V
Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian
Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi. (2022). EYD Edisi
V: Keputusan Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan
Bahasa, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan
Teknologi tentang ejaan bahasa Indonesia yang
disempurnakan.
Definisi Kalimat Efektif
Kalimat efektif adalah kalimat yang mampu:
• Menyampaikan ide/gagasan penulis secara tepat
• Menimbulkan pemahaman yang sama persis pada pembaca
• Merepresentasikan pikiran penulis dengan akurat
Syarat: Pemahaman mendalam tentang unsur pembentuk kalimat
dan ketaatan terhadap kaidah kebahasaan (EYD V)
Unsur Pembentuk Kalimat
Satuan bahasa dari terkecil hingga terlengkap:
Kata
Definisi:
• Unsur bahasa yang diucapkan/dituliskan
• Perwujudan perasaan dan pikiran
• Kombinasi morfem, bagian terkecil dari kalimat
Gejala Bahasa - Diksi:
• Kata harus BAKU dan LUGAS
• Pemilihan kata (diksi) harus tepat
• Contoh: infeksi, radang, anestesi, alergi, antibodi
Frasa
Definisi:
• Gabungan dua kata atau lebih tanpa predikat
• Mengisi fungsi sintaksis dalam kalimat
• Jenis: nominal, verbal, adjektival, preposisional
Gejala Bahasa - Penyusunan Kata:
• Hindari kemubaziran atau ketidaktepatan bentuk
• Contoh frasa nominal: seperangkat alat medis
• Contoh frasa verbal: telah melakukan operasi
Definisi:
• Satuan bahasa yang predikatif
• Dapat mengisi fungsi sintaksis (S, O, Pel)
• Dalam kalimat majemuk: klausa utama + subordinat
Contoh:
• Klausa sebagai Subjek: "Pasien yang datang ke puskesmas
kemarin adalah penderita sakit gigi"
• Klausa Majemuk: "Pasien harus mengikuti anjuran dokter sebab
penyembuhan penyakitnya bergantung pada kedisiplinan"
Klausa
Kalimat
Definisi:
• Rangkaian kata yang mengungkapkan gagasan/pikiran
• Relatif lengkap
Struktur Minimal:
• Subjek (S) + Predikat (P)
• Unsur lain: Objek (O), Pelengkap (Pel), Keterangan (Ket)
Kelogisan (Logis)
Definisi: Kalimat sesuai logika, masuk akal, dapat diterima
TIDAK LOGIS:
"Seperangkat alat medis tersebut membawa Evelyn"
(Alat tidak mungkin membawa)
LOGIS:
"Seperangkat alat medis tersebut dibawa oleh Evelyn"
Contoh Kelogisan:
"Tugas apoteker adalah meracik dan memformulasikan obat"
Keparalelan (Kesejajaran)
Definisi: Penggunaan bentuk yang sama pada kata paralel
TIDAK SEJAJAR:
"Tim dokter melakukan pemeriksaan, memberikan diagnosis, dan
pasien dirawat di ruang isolasi"
(Campuran aktif-pasif)
SEJAJAR:
"Tim dokter melakukan pemeriksaan, memberikan diagnosis, dan
menempatkan pasien di ruang isolasi"
(Semua aktif: melakukan-memberikan-menempatkan)
Kehematan
Penggunaan kata secara hemat tanpa mengurangi makna
Hindari:
• Pengulangan subjek yang sama
• Pemakaian superordinat pada hiponimi
• Kesinoniman kata dalam kalimat
TIDAK HEMAT:
"Para dokter-dokter sedang berdiskusi mengenai hasil uji klinis obat-obat baru
tersebut"
HEMAT:
"Para dokter sedang berdiskusi mengenai hasil uji klinis obat baru tersebut"
Kepaduan
Definisi: Informasi tidak terpecah-pecah, sistematis
TIDAK PADU:
"Para perawat mendiskusikan daripada protokol kesehatan yang
baru"
(Sisipan "daripada" antara P dan O)
PADU:
"Para perawat mendiskusikan protokol kesehatan yang baru"
Ketepatan dan Kecermatan
KETEPATAN: Pemakaian diksi/pilihan kata yang tepat
KECERMATAN : Tidak menimbulkan tafsir ganda/ambigu
Karya ilmiah harus LUGAS (satu arti/tidak ambigu)
TIDAK CERMAT/AMBIGU:
"Pemeriksaan radiologi dilakukan oleh dokter ahli baru"
(Siapa yang baru?)
CERMAT:
"Pemeriksaan radiologi baru itu dilakukan oleh dokter ahli"
ATAU
"Pemeriksaan radiologi dilakukan oleh dokter ahli yang baru bekerja"
Kalimat efektif harus sesuai dengan kaidah ejaan yang berlaku.
Penggunaan EYD V sangat penting dalam ragam tulis ilmiah untuk
memastikan kebakuan bahasa.
Penerapan EYD V
Penulisan Kata dan Istilah (EYD V)
Gabungan Kata
• Istilah khusus ditulis terpisah
• Contoh: rumah sakit
Kata Berimbuhan
• Imbuhan ditulis serangkai dengan bentuk dasar
• Contoh: menyelidiki (bukan ‘menselidiki’)
• Bentuk terikat + huruf kapital: non-Indonesia
Penggunaan Huruf Miring
• Untuk kata/ungkapan bahasa asing
• Untuk menegaskan bagian kata tertentu
Contoh Aplikasi EYD V
Penggunaan Huruf Miring (Istilah Asing):
"Penelitian ini berfokus pada mekanisme drug resistance bakteri
Staphylococcus Aureus"
(drug resistance dicetak miring)
Gabungan Kata/Istilah Khusus:
• rumah sakit (ditulis terpisah)
• Istilah teknis ditulis sesuai kaidah EYD V
Contoh Kalimat Efektif
Berikut adalah contoh penerapan kalimat efektif dengan
memperhatikan kriteria keefektifan dan EYD V.
Kelengkapan Struktur
Kriteria: Kelengkapan/Struktur (Min. S-P)
Contoh:
"Proses penyembuhan pasien memerlukan waktu yang lama."
(S-P-O-Ket)
Catatan:
Struktur jelas, S dan P eksplisit.
Contoh:
"Laporan hasil pemeriksaan laboratorium telah diserahkan kepada
dokter penanggung jawab."
Catatan:
Logis. Subjek adalah laporan, bukan orang.
Kelogisan
Contoh:
"Tindakan pencegahan meliputi mencuci tangan, menggunakan
masker, dan menjaga jarak fisik."
Catatan:
Penggunaan bentuk me- yang sejajar.
Kesejajaran
Contoh:
"Tugas apoteker adalah meracik dan memformulasikan obat."
Catatan:
Penggunaan istilah teknis meracik dan memformulasikan tepat.
Ketepatan Diksi
Contoh:
"Pasien yang sudah pulang tidak perlu kembali kontrol."
(menghindari pengulangan subjek)
Catatan:
Lebih hemat daripada: "Pasien yang sudah pulang, pasien itu tidak
perlu kembali kontrol."
Kehematan
Contoh: Kepaduan
Kriteria: Kepaduan
Contoh:
"Penggunaan steroid pada dosis tinggi dapat memperburuk
kondisi peradangan."
Catatan:
Menghindari sisipan yang memecah (misalnya, menghindari
"Penggunaan steroid pada dosis tinggi daripada dapat
memperburuk...").
Kriteria: EYD V (Istilah Asing)
Contoh:
"Pemanfaatan teknologi telemedicine diperlukan untuk
menjangkau pasien di daerah terpencil."
Catatan:
• telemedicine dicetak miring (istilah asing)
• diperlukan dan menjangkau menggunakan imbuhan baku
Penerapan EYD V
Rangkuman Gejala Bahasa dan Solusinya
Gejala bahasa atau masalah kebahasaan yang sering muncul dan
menghambat efektivitas kalimat dalam konteks ilmiah dan medis.
Ambiguitas (Ketidakjelasan)
Penyebab:
• Ketidakcermatan diksi atau tata bahasa
• Kalimat memiliki banyak makna (multitafsir)
Solusi:
• Gunakan kalimat yang lugas
• Cermat dalam pemilihan kata/struktur
Solusi Perbaikan dari Contoh Ambiguitas Penjelasan Perbaikan
Gunakan Kalimat yang Lugas
Contoh Awal: "Istri kepala desa yang baru
sangat ramah."
Kejelasan subjek (Siapa yang baru: istri atau
kepala desa?)
Cermat dalam Pemilihan Kata/Struktur
Perbaikan 1 (Jika Istri yang Baru): "Istri
baru kepala desa sangat ramah."
Mengubah posisi kata "baru" untuk
menjelaskan "istri".
Perbaikan 2 (Jika Kepala Desa yang Baru):
"Istri dari kepala desa yang baru
menjabat itu sangat ramah."
Menambahkan keterangan frasa atau
mengubah struktur untuk menjelaskan
"kepala desa".
Gunakan Kalimat yang Lugas
Contoh Awal: "Perampok Bank Mandiri di
Jakarta sudah ditangkap."
Kejelasan pelaku (Siapa yang merampok:
Bank Mandiri atau perampok lain?)
Cermat dalam Pemilihan Kata/Struktur
Perbaikan 1 (Jika Perampok Merampok
Bank Mandiri): "Perampok di Bank Mandiri
di Jakarta sudah ditangkap."
Menggunakan preposisi "di" untuk
menunjukkan lokasi perampokan.
Perbaikan 2 (Jika Bank Mandiri Adalah
Pelaku/Inisiator): Kalimat ini secara tata
bahasa sulit dipertahankan makna
ganda-nya, tetapi jika ambigu karena
struktur yang padat, bisa dijabarkan.
Lebih baik: "Pelaku perampokan Bank
Mandiri di Jakarta sudah ditangkap."
Menggunakan frasa yang lebih spesifik
("Pelaku perampokan") untuk menghindari
multitafsir subjek.
Contoh Ambiguitas (Ketidakjelasan)
Ketidaklogisan
Penyebab:
• Kalimat tidak dapat diterima oleh akal sehat
• Penalaran yang tidak benar
Solusi:
• Pastikan hubungan gramatikal (S-P-O-Ket) jelas
• Perhatikan kalimat aktif dan pasif
• Pastikan subjek dan predikat masuk akal
Contoh Ketidaklogisan
Solusi Perbaikan dari Contoh Ketidaklogisan Penjelasan Perbaikan
Pastikan Subjek dan Predikat Masuk Akal
Contoh Awal: "Waktu dan tempat kami
persilakan."
Yang dipersilakan haruslah orang atau
subjek yang hidup/aktif, bukan benda
mati (waktu dan tempat).
Pastikan Hubungan Gramatikal
(S-P-O-Ket) Jelas
Perbaikan 1: "Bapak Kepala Sekolah kami
persilakan."
Mengubah subjek menjadi orang/tokoh
yang dimaksudkan untuk
berbicara/memberi sambutan.
Perhatikan Kalimat Aktif dan Pasif
Contoh Awal: "Kepada Bapak Kepala
Sekolah, waktu dan tempat dipersilakan."
Subjek yang tidak logis (waktu dan
tempat) disandingkan dengan predikat
pasif yang salah, menyebabkan
maknanya kacau.
Pastikan Subjek dan Predikat Masuk Akal
Perbaikan 2: "Bapak Kepala Sekolah
dipersilakan untuk memberikan
sambutan."
Menggunakan subjek yang logis (Bapak
Kepala Sekolah) dan predikat yang tepat
(dipersilakan).
Perbaikan 3 (Aktif): "Kami persilakan
Bapak Kepala Sekolah."
Menggunakan subjek yang logis (Kami)
dan predikat aktif yang tepat (persilakan)
dengan objek orang.
Kemubaziran (Tidak Hemat)
Penyebab:
• Penggunaan kata yang berlebihan
• Pengulangan subjek ganda
• Penggunaan sinonim yang fungsinya sama
(contoh: adalah merupakan, agar supaya)
Solusi:
• Hilangkan kata atau frasa yang tidak diperlukan
• Hindari pengulangan yang tidak perlu
Solusi Perbaikan dari Contoh Kemubaziran Penjelasan Perbaikan
Hilangkan Kata atau Frasa yang Tidak
Diperlukan
Contoh Awal: "Demi untuk keberhasilan
kita bersama, kita harus berusaha."
Frasa "Demi" dan "untuk" memiliki fungsi
yang sama. Pilih salah satu.
Perbaikan 1: "Demi keberhasilan kita
bersama, kita harus berusaha."
Menghilangkan kata "untuk".
Perbaikan 2: "Untuk keberhasilan kita
bersama, kita harus berusaha."
Menghilangkan kata "demi".
Hindari Pengulangan yang Tidak Perlu
Contoh Awal: "Pembangunan jalan itu, dia
memerlukan waktu tiga bulan."
Subjek (Pembangunan jalan itu) diulang
lagi dengan kata ganti (dia).
Perbaikan 3: "Pembangunan jalan itu
memerlukan waktu tiga bulan."
Menghilangkan kata ganti "dia".
Hilangkan Kata atau Frasa yang Tidak
Diperlukan
Contoh Awal: "Tujuan penelitian ini adalah
merupakan upaya meningkatkan mutu..."
Kata "adalah" dan "merupakan" adalah
sinonim yang berfungsi sebagai kopula
(penghubung) di sini.
Perbaikan 4: "Tujuan penelitian ini adalah
upaya meningkatkan mutu..."
Menghilangkan kata "merupakan".
Perbaikan 5: "Tujuan penelitian ini
merupakan upaya meningkatkan mutu..."
Menghilangkan kata "adalah".
Contoh Kemubaziran (Tidak Hemat)
Ketidakbakuan
Penyebab:
• Penggunaan kosakata yang tidak formal
• Istilah tidak sesuai kaidah
• Contoh kata tidak baku: kwitansi, metoda
Solusi:
• Selalu gunakan ragam bahasa formal
• Gunakan kata baku sesuai KBBI/EYD V
• Periksa kebenaran penulisan istilah
Solusi Perbaikan dari Contoh Ketidakbakuan Penjelasan Perbaikan
Gunakan Kata Baku
Sesuai KBBI/EYD V
Contoh Awal: "Sistem ini tidak efisien, jadi harus
dirubah."
Kata "efisien" dan "dirubah" adalah tidak baku.
Perbaikan 1: "Sistem ini tidak efektif, jadi harus
diubah."
"Efisien" → "efektif" atau "berdaya guna" (tergantung
konteks). "Dirubah" (kata dasar rubah) → "diubah" (kata
dasar ubah).
Periksa Kebenaran
Penulisan Istilah
Contoh Awal: "Kwitansi itu harus segera diserahkan ke
bagian metoda."
"Kwitansi" dan "metoda" adalah bentuk tidak baku.
Perbaikan 2: "Kuitansi itu harus segera diserahkan ke
bagian metode."
Bentuk baku "kuitansi" (menggunakan ui) dan "metode"
(menggunakan e di akhir).
Selalu Gunakan
Ragam Bahasa
Formal
Contoh Awal: "Kami akan kasih tahu hasilnya besok."
Kata "kasih" dalam konteks ini adalah ragam
nonformal/percakapan.
Perbaikan 3: "Kami akan beritahukan hasilnya besok."
Menggunakan kata "beritahukan" (formal) sebagai ganti
"kasih tahu".
Contoh Ketidakbakuan
Simpulan
Penyusunan kalimat efektif dalam karya tulis ilmiah, termasuk di
bidang medis, memerlukan:
• KECERMATAN dalam pemilihan kata dan struktur
• OBJEKTIVITAS dalam penyampaian informasi
• KEPATUHAN terhadap standar EYD V
Dengan demikian, penulis dapat memastikan bahwa gagasan
ilmiahnya tersampaikan secara akurat dan meyakinkan.
Materi Versi Web
https://rbpmedia.id/blog/2025/10/07/kalimat-efektif-dalam-ragam-tulis-i
lmiah/