Karakteristik Konseli dalam Konseling Individual.pptx
justinfoeraeralase
0 views
10 slides
Oct 09, 2025
Slide 1 of 10
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
About This Presentation
• Karakteristik konseli penting dipahami sebelum & selama proses konseling.
• Setiap konseli memiliki latar belakang, pengalaman, dan kebutuhan unik.
• Pemahaman ini membantu konselor menentukan pendekatan, teknik, & strategi tepat.
Size: 36.27 KB
Language: none
Added: Oct 09, 2025
Slides: 10 pages
Slide Content
Materi Pertemuan 3 Karakteristik Konseli Mata Kuliah Konseling Individual - Prodi BK FKIP Universitas Nias
Pendahuluan • Karakteristik konseli penting dipahami sebelum & selama proses konseling. • Setiap konseli memiliki latar belakang, pengalaman, dan kebutuhan unik. • Pemahaman ini membantu konselor menentukan pendekatan, teknik, & strategi tepat.
Pengertian Konseli • Individu yang datang untuk memperoleh bantuan konseling. • Konseli dipandang sebagai subjek aktif, bukan objek pasif. • Prayitno (2012): individu yang dibantu untuk memahami, mengarahkan, & mengembangkan diri.
Karakteristik Umum Konseli • Keunikan individu: kepribadian, nilai, budaya, pengalaman. • Memiliki keterbatasan sekaligus potensi. • Menghadapi masalah pribadi, sosial, akademik, karier. • Tingkat motivasi untuk berubah berbeda-beda. • Memiliki harapan terhadap konselor.
Faktor yang Mempengaruhi Konseli Faktor Internal: usia, jenis kelamin, kepribadian, kondisi fisik, pola pikir. Faktor Eksternal: keluarga, lingkungan sosial, budaya, pendidikan, ekonomi, teknologi.
Tipe-Tipe Konseli 1. Reluctant: hadir karena paksaan, cenderung menutup diri. 2. Voluntary: hadir sukarela, motivasi tinggi. 3. Resistant: menolak bantuan, defensif. 4. Ambivalent: ingin berubah tapi takut gagal. 5. Cooperative: aktif, terbuka, dan kooperatif.
Peran Konselor • Membangun rapport untuk kepercayaan. • Menggunakan empati & unconditional positive regard. • Menyesuaikan pendekatan dengan kondisi konseli. • Memberikan ruang konseli mengekspresikan perasaan. • Mendorong konseli menemukan kekuatan dirinya.
Ilustrasi Kasus Seorang siswa SMA sering bolos dan enggan berbicara di ruang konseling. Konselor membangun kepercayaan dengan percakapan ringan. Perlahan konseli terbuka dan menceritakan masalah keluarganya.
Pertanyaan Diskusi 1. Bagaimana sikap konselor jika menghadapi konseli enggan berbicara? 2. Apakah semua tipe konseli bisa berhasil dalam konseling jika konselornya tepat? 3. Apa perbedaan konseli kooperatif dengan konseli ambivalen?