KELOMPOK 06 DINAMIKA PERSATUAN DAN KESATUAN BANGSA DALAM KONTEKS NKRI KELAS XII C SMAN 1 CINIRU
NAMA ANGGOTA KELOMPOK DETRI ZAHROTUN N. FIKA NURLATIFAH INDRI NOVIANTY M. ADE RAMADAN RAMDAN OKTAPIAN WULANSARI
PENGERTIAN
Dinamika persatuan dan kesatuan bangsa
dalam konteks NKRI adalah proses
perubahan dan perkembangan dalam
menjaga keutuhan bangsa Indonesia agar
tetap bersatu, meskipun menghadapi
perbedaan dan tantangan, dengan
berlandaskan Pancasila, UUD 1945,
Bhinneka Tunggal Ika, dan NKRI.
LANDASAN PERSATUAN DAN KESATUAN PANCASILA
UUD 1946
BHINNEKA TUNGGAL IKA
WAWASAN NUSANTARA
NKRI
LANDASAN PERSATUAN DAN KESATUAN PANCASILA
Landasan persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia tercermin terutama pada
sila ke-3, yaitu Persatuan Indonesia. Sebagai dasar negara, Pancasila menjadi
sumber hukum dan arah kebijakan nasional yang menempatkan kepentingan
bangsa di atas kepentingan pribadi maupun golongan demi menjaga keutuhan
NKRI. Sementara itu, sebagai pandangan hidup, Nilai-nilainya menumbuhkan
rasa kebersamaan, toleransi, menghargai perbedaan, serta memperkuat
semangat persatuan bangsa Indonesia.
PANCASILA FUNGSI :
Sebagai dasar pemersatu bangsa
yang berbeda-beda suku, agama,
budaya, dan bahasa.
Sebagai pedoman hidup bersama
agar setiap warga saling menghormati
dan menghargai.
Sebagai sumber nilai dan norma untuk
membangun kehidupan berbangsa
yang rukun dan damai.
Sebagai arah perjuangan bangsa
untuk mewujudkan cita-cita
nasional, yaitu keadilan dan
kesejahteraan.
Sebagai filter agar bangsa Indonesia
tidak mudah terpecah oleh
pengaruh negatif dari luar
LANDASAN PERSATUAN DAN KESATUAN UUD 1945
Persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia ditegaskan dalam UUD 1945. Hal ini
tercermin dalam Pembukaan alinea ke-4 yang menyatakan tujuan melindungi
segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia. Pasal 1 ayat (1)
menegaskan bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia, sementara pasal-pasal
lain mengatur kewajiban warga negara dalam pertahanan serta menetapkan
simbol-simbol negara sebagai pemersatu. Dengan demikian, UUD 1945 menjadi
landasan konstitusional untuk menjaga keutuhan dan persatuan bangsa.
LANDASAN PERSATUAN DAN KESATUAN BHINNEKA TUNGGAL IKA
Semboyan Bhinneka Tunggal Ika yang berarti “Berbeda-beda tetapi tetap satu jua”
menjadi landasan penting persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia. Semboyan
ini menegaskan bahwa meskipun bangsa Indonesia memiliki keragaman suku,
agama, bahasa, dan budaya, seluruhnya tetap dipersatukan dalam satu ikatan
bangsa dan negara. Dengan demikian, Bhinneka Tunggal Ika berfungsi sebagai
pedoman dalam menghargai perbedaan sekaligus memperkuat rasa
persaudaraan dan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
LANDASAN PERSATUAN DAN KESATUAN WAWASAN NUSANTARA
Wawasan Nusantara adalah cara pandang dan sikap bangsa Indonesia mengenai diri
dan lingkungannya yang mengutamakan persatuan wilayah dalam rangka mencapai
tujuan nasional. Sebagai landasan persatuan dan kesatuan, Wawasan Nusantara
menegaskan bahwa seluruh wilayah Indonesia, baik darat, laut, maupun udara,
merupakan satu kesatuan politik, ekonomi, sosial budaya, serta pertahanan dan
keamanan. Dengan demikian, Wawasan Nusantara memperkuat tekad bangsa untuk
menjaga keutuhan wilayah, memupuk rasa kebangsaan, dan mempertahankan NKRI
dari segala bentuk ancaman.
LANDASAN PERSATUAN DAN KESATUAN NKRI
Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) merupakan bentuk final negara
Indonesia yang menjadi landasan utama persatuan dan kesatuan bangsa. Sebagai
negara kesatuan, seluruh wilayah Indonesia dari Sabang sampai Merauke
dipandang sebagai satu kesatuan utuh yang tidak dapat dipisahkan. NKRI
menempatkan kedaulatan sepenuhnya di tangan pemerintah pusat, sehingga
semua kebijakan diarahkan untuk menjaga keutuhan bangsa. Dengan demikian,
NKRI menjadi wadah dan payung pemersatu yang menyatukan keberagaman suku,
agama, budaya, serta daerah dalam satu ikatan bangsa Indonesia.
PERSATUAN DAN KESATUAN
BANGSA DARI MASA KE MASA
PERSATUAN DAN KESATUAN
BANGSA DARI MASA KE MASA MASA
PERGERAKAN
NASIONAL
(1908–1945)
MASA
PERGERAKAN
NASIONAL
(1908–1945) Semangat persatuan mulai tumbuh dengan
lahirnya organisasi modern seperti Budi
Utomo (1908) dan mencapai puncak melalui
Sumpah Pemuda 1928 yang menegaskan
satu bangsa, satu tanah air, dan satu bahasa.
Puncaknya adalah Proklamasi Kemerdekaan
17 Agustus 1945 yang mempersatukan
seluruh rakyat dalam NKRI.
PERSATUAN DAN KESATUAN
BANGSA DARI MASA KE MASA MASA AWAL
KEMERDEKAAN
(1945–1959)
MASA AWAL
KEMERDEKAAN
(1945–1959) Persatuan bangsa diuji dengan
munculnya berbagai pemberontakan
seperti PKI Madiun 1948, DI/TII, dan
PRRI/Permesta. Namun, keutuhan bangsa
tetap terjaga dengan berpegang pada
UUD 1945 dan Pancasila sebagai dasar
negara.
PERSATUAN DAN KESATUAN
BANGSA DARI MASA KE MASA MASA
DEMOKRASI
TERPIMPIN
DAN ORDE
BARU (1959–
1998)
MASA
DEMOKRASI
TERPIMPIN
DAN ORDE
BARU (1959–
1998) Persatuan dijaga melalui
sentralisasi kekuasaan dan peneguhan
ideologi negara, yaitu Pancasila, UUD
1945, Wawasan Nusantara, dan NKRI.
Stabilitas nasional berhasil dicapai,
meskipun persatuan sering dibangun
secara dipaksakan dan kurang
demokratis.
PERSATUAN DAN KESATUAN
BANGSA DARI MASA KE MASA MASA
REFORMASI
(1998–
SEKARANG)
MASA
REFORMASI
(1998–
SEKARANG) Persatuan bangsa menghadapi
tantangan baru berupa demokratisasi,
otonomi daerah, dan ancaman disintegrasi.
Namun, semangat kebhinekaan, penghormatan
HAM, serta penguatan demokrasi terus
dijadikan dasar untuk menjaga keutuhan NKRI.
FAKTOR PENDORONG PERSATUAN DAN KESATUAN Persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia didorong oleh
beberapa hal penting, yaitu Pancasila dan UUD 1945 sebagai
dasar negara, semboyan Bhinneka Tunggal Ika sebagai
pemersatu keberagaman, serta sejarah perjuangan yang
menumbuhkan rasa senasib dan sepenanggungan. Selain itu,
cinta tanah air, semangat hidup rukun, dan kesadaran menjaga
keutuhan NKRI juga menjadi pendorong utama persatuan
bangsa.
FAKTOR PENGHAMBAT PERSATUAN DAN KESATUAN Persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia dapat terhambat oleh
beberapa faktor. Perbedaan suku, agama, budaya, dan bahasa sering
menimbulkan kesalahpahaman jika tidak dikelola dengan baik. Selain
itu, sikap egoisme, fanatisme sempit, serta mementingkan kepentingan
pribadi atau golongan dapat memicu konflik. Kesenjangan sosial-
ekonomi, ketidakadilan, serta lemahnya toleransi juga menjadi
penyebab retaknya persatuan. Faktor lain seperti pengaruh negatif
globalisasi, provokasi, dan penyebaran hoaks dapat memperburuk
perpecahan dalam masyarakat.
KESIMPULAN
Dinamika persatuan dan kesatuan bangsa dalam konteks NKRI
menunjukkan bahwa persatuan Indonesia tidak bersifat statis, melainkan
terus berkembang sesuai tantangan zaman. Persatuan bangsa
berlandaskan pada Pancasila, UUD 1945, Bhinneka Tunggal Ika, Wawasan
Nusantara, dan NKRI sebagai bentuk final negara. Persatuan juga didorong
oleh sejarah perjuangan, rasa senasib, cinta tanah air, serta semangat hidup
rukun, namun dapat terhambat oleh perbedaan yang tidak dikelola,
egoisme, kesenjangan, dan pengaruh negatif globalisasi. Oleh karena itu,
menjaga persatuan dan kesatuan adalah tanggung jawab seluruh bangsa
Indonesia demi keutuhan NKRI