Dibuat untuk memenuhi tugas kimia kelas XI dari Bu Santi Kartikasari, S.Pd
Size: 1.02 MB
Language: none
Added: Sep 08, 2025
Slides: 13 pages
Slide Content
TITIK LELEH DAN
TITIK DIDIH
Memahami
Kelompok 7
NAMA ANGGOTA
Darell Krishnala D.
Diva Alivia Kirani
Hadiana Selvi Evatri
Marvin Oktavianus Pratama
Naura Maharani
Recky Valensatriano
Theresia Valentina
Konsep & Contoh
Titik Leleh dan
Titik Didih
AYO DISKUSI
KONSEP
Titik leleh dan titik didih untuk unsur logam
ditentukan oleh kekuatan ikatan logam.
Semakin kuat ikatan logamnya, semakin
banyak energi yang dibutuhkan untuk
memutus ikatan tersebut, sehingga titik
leleh dan titik didihnya semakin tinggi.
Untuk unsur non-logam, titik leleh dan titik
didihnya ditentukan oleh gaya Van der Waals
(terutama gaya dispersi London). Gaya Van
der Waals adalah gaya tarik-menarik antar
molekul yang relatif lemah. Semakin besar
massa molar molekul (atau jumlah elektron),
semakin kuat gaya Van der Waals-nya, dan
semakin banyak energi yang dibutuhkan untuk
memisahkan molekul-molekul tersebut.
Dalam Golongan
• Dalam satu golongan (dari atas ke bawah), ukuran atom semakin besar. Ini
menyebabkan ikatan logam semakin lemah karena gaya tarik-menariknya
berkurang. Oleh karena itu, untuk golongan IA hingga IVA, titik leleh dan titik
didihnya cenderung menurun dari atas ke bawah. Ini berlaku untuk unsur-
unsur seperti Li, Na, K, Rb, dan Cs.
• Dalam satu golongan (dari atas ke bawah), massa molar molekul non-logam
meningkat. Misalnya, dalam golongan VIIA, massa F₂ (fluorin) lebih kecil dari
Cl₂ (klorin), Br₂ (bromin), dan I₂ (iodin). Peningkatan massa ini menyebabkan
gaya Van der Waals semakin kuat. Oleh karena itu, untuk golongan VA hingga
VIIIA, titik leleh dan titik didihnya cenderung meningkat dari atas ke
bawah.
Dalam Periode
• Dalam satu periode (dari kiri ke kanan), ukuran atom cenderung mengecil,
dan jumlah elektron valensi bertambah. Ini menyebabkan ikatan logam
semakin kuat. Akibatnya, titik leleh dan titik didih unsur logam cenderung
meningkat dari kiri ke kanan. Kecenderungan ini mencapai puncaknya
pada golongan IVA (karbon, silikon, germanium) dengan titik leleh yang
sangat tinggi.
• Dalam satu periode (dari kiri ke kanan), setelah mencapai puncak di
golongan IVA, terjadi penurunan drastis pada titik leleh dan titik didih. Hal
ini karena unsur non-logam memiliki gaya antar molekul (Van der Waals) yang
sangat lemah. Seperti nitrogen (N₂), oksigen (O₂), fluorin (F₂), dan gas
mulia (He, Ne, Ar, dll.). Oleh karena itu, titik leleh dan titik didihnya sangat
rendah.
CONTOH
a) Sepanjang Periode (→)
Dari logam alkali → ke nonlogam:
Titik didih & titik leleh semakin tinggi sampai ke tengah (C, Si)
karena terbentuk ikatan kovalen jaringan yang kuat.
Lalu menurun tajam pada unsur gas molekul (O₂, N₂) dan gas
mulia.
Contoh (Periode 2):
- Li: titik leleh 180 °C
- C (intan): titik leleh > 3500 °C
- N₂: titik didih –196 °C
b) Sepanjang Golongan (↓)
Golongan Alkali (IA): titik leleh & didih menurun ke bawah (ikatan
logam melemah).
- Li: titik leleh 180 °C → Cs: titik leleh 29 °C.
Golongan Halogen (VIIA):
• F₂: titik didih –188 °C)
• I₂: titik didih 184 °C)
Semakin ke bawah, titik leleh & didih meningkat.
Gas Mulia (VIIIA):
• He: titik didih –269 °C
• Xe: –108 °C
Semakin ke bawah, titik leleh & didih sedikit meningkat.