KODE ETIK NOTARIS
IKATAN NOTARIS INDONESIA (I.N.I.)
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Kode Etik ini yang dimaksud dengan :
1. Ikatan Notaris Indonesia disingkat I.N.I. adalah Perkumpulan/organisasi bagi pars Notaris, berdiri
semenjak tanggal 1 Juli 1908, diakui sebagai Badan Hukum (rechtspersoon) berdasarkan
Gouvernements Besluit (Penetapan Pemerintah) tanggal 5 September 1908 Nomor 9, merupakan
satu-satunya wadah pemersatu bagi semua dan setiap -orang yang memangku dan menjalankan
tugas jabatan sebagai pejabat umum di Indonesia, sebagaimana hal itu telah diakui dan mendapat
pengesahan dari pemerintah berdasarkan Keputusan Menteri Kehakiman Republik Indonesia
pada tanggal 23 Januari 1995 Nomor C2- 1022.HT.01.06 Tahun 1995, dan telah diumumkan di
dalam Berita Negara Republik Indonesia tanggal 7 April 1995 No. 28 Tambahan Nomor 1/P-1995,
oleh karena itu sebagai dan merupakan organisasi Notaris sebagaimana yang dimaksud dalam
Undang-undang Nomor 30 Tahun 2004 tentang Jabatan N otaris yang diundangkan dalam
Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2004 Nomor 117.
2. Kode Etik Notaris dan untuk selanjutnya akan disebut Kode Etik adalah seluruh kaidah moral yang
ditentukan oleh Perkumpulan lkatan Notaris Indonesia yang selanjutnya akan disebut
"Perkumpulan" berdasarkan keputusan Kongres Perkumpulan dan/atau yang ditentukan oleh dan
diatur dalam peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang hal itu dan yang berlaku bagi
serta wajib ditaati oleh setiap dan semua anggota Perkumpulan dan semua orang yang
menjalankan tugas jabatan sebagai Notaris, termasuk didalamnya pars Pejabat Sementara
Notaris, Notaris Pengganti dan Notaris Pengganti Khusus.
3. Disiplin Organisasi adalah kepatuhan anggota Perkumpulan dalam rangka memenuhi kewajiban-
kewajiban terutama kewajiban administrasi dan kewajiban finansial yang telah diatur oleh
Perkumpulan.
4. Notaris adalah setiap orang yang memangku dan menjalankan tugas jabatan sebagai pejabat
umum, sebagaimana yang dimaksud dalam pasal 1 angka 1 juncto pasal 15 Undang-undang
Nomor 30 Tahun 2004 tentang Jabatan Notaris.
5. Pengurus Pusat adalah Pengurus Perkumpulan, pads tingkat nasional yang mempunyai tugas,
kewajiban serta kewenangan untuk mewakili dan bertindak atas nama Perkumpulan, balk di luar
maupun di muka Pengadilan.
6. Pengurus Wilayah adalah Pengurus Perkumpulan pads tingkat Propinsi atau yang setingkat
dengan itu.
7. Pengurus Daerah adalah Pengurus Perkumpulan pads tingkat kota atau Kabupaten.
8. a. Dewan Kehormatan adalah alat perlengkapan Perkumpulan sebagai suatu badan atau
lembaga yang mandiri dan bebas dari keberpihakan dalam Perkumpulan yang bertugas
untuk :
• melakukan pembinaan, bimbingan, pengawasan, pemben ahan anggota dalam
menjunjung tinggi kode etik;
• memeriksa dan mengambil keputusan atas dugaan pela nggaran ketentuan kode etik
yang bersifat internal atau yang tidak mempunyai kaitan dengan kepentingan
masyarakat secara langsung;
• memberikan saran dan pendapat kepada Majelis Pengawas atas dugaan pelanggaran
Kode Etik dan jabatan Notaris.
b. Dewan Kehormatan Pusat adalah Dewan Kehormatan pada tingkat nasional dan yang
bertugas untuk :
• melakukan pembinaan, bimbingan, pengawasan, pemben ahan anggota, dalam
menjunjung tinggi kode etik;
• memeriksa dan mengambil keputusan atas dugaan pela nggaran ketentuan kode etik
dan/atau disiplin organisasi, yang bersifat internal atau yang tidak mempunyai kaitan
dengan kepentingan masyarakat, secara langsung, pads tingkat akhir dan bersifat final;
• memberikan saran dan pendapat kepada Majelis Pengawas atas dugaan pelanggaran
Kode Etik dan Jabatan Notaris.
9. Pelanggaran adalah perbuatan atau tindakan yang dilakukan oleh anggota Perkumpulan maupun
orang lain yang memangku clan menjalankan jabatan Notaris yang melanggar ketentuan Kode
Etik dan/atau disiplin organisasi.
10. Kewajiban adalah sikap, perilaku, perbuatan atau tindakan yang harus dilakukan anggota
Perkumpulan maupun orang lain yang memangku dan menjalankan jabatan Notaris, dalam rangka