Pada masa primitif, perawat (nurse) berasal
dari perawatan yg diberikan ibu pada bayinya yg tak
berdaya.
Masa peradaban kuno, keyakinan penyebab
penyakit didasarkan pada takhayul dan magis dan
perawatan orang sakit dikaitkan dg pemeliharaan
kenyamanan fisik
Keperawatan modern, berangkat dari
zamannya Florance Nightingale yang mampu
mengubah status keperawatan menjadi
pekerjaan yang terhormat bagi wanita
Perkoempoelan Kaoem Vervelger Boemi
Bahtera (PKVB),1928. Perkoempoelan
Kaoem VervelgerIndonesia (PKVI) awal
kemerdekaan perkumpulan berpecah belah
akibat dari kejejaman Jepang pada saat itu,
(PDKI, SBK, Perdjurais, PPDKI, D.l.l. )
PPNI pada,7 Maret 1974,
ANA (American Nursis Associaton) organisasi profesional
yang mewakili semua perawat terdaftar di AS
NSNA (National Student Nurses Association) mewakili
mahasiswa keperawatan mulai dari tingkat associate
sampai doktoral untuk maendapatkan lisensi.
NLN (National League for Nursing) organisasi yang
memiliki misi meningkatkan kualitas pendidikan
keperawatan.
ICN (International Council of Nurses) organisasi
internasional yang pertama dan terbesar untuk
profesi Kesehatan
Perawat sebagai Velpleger dibantu oleh
Zieken Oppaser sebagai penjaga orang sakit
(1799) untuk merawat tentara Belanda,
sehingga perawat tidak berkembang
Ketika VOC berkuasa (Rafles 1812 – 1816)
dengan semboyannya “kesehatan adalah milik
manusia” maka derajat kesehatan rakyat juga
semakin meninggkat
Setelah pemerintah kembali pada kekuasaan
belanda lagi 1819, belanda mendirikan rumah
sakit di Glodog Jakarta dan kota-kota yg lain,
1906 berdirilah pendidikan perawat di RS
Cikini, 1912 di RSCM
Kekalahan Belanda dengan jepang (1942-
1945) menyebabkan perkembangan
keperawatan mengalami kemunduran.
Perawatan orang sakit dilakukan oleh orang
yang tidak memiliki pendidikan keperawatan
Persediaan obat dan alat kesehatan dibatasi
munculnya wabah penyakit dibiarkan saja
Pimpinan RS diambil alih oleh tentara jepang,
orang yang sakit jika tidak bertahan hidup
mati
Pada masa kemerdekaan 1949
pemerintah mulai membangun rumah
sakit dan balai pengobatan
Sekolah guru perawat mulai didirikan, dan
sekolah perawat yang sederajat dengan
SMP, kemudian sederajat dengan SMU
Sekolah profesional keperawatan mulai
didirikan 1962 oleh departemen
kesehatan yaitu pendidikan Akper
Program Studi Ilmu Keperawatan baru
berdidi 1985 di FKUI sebagai kebangkitan
profesi keperawatan di Indonesia
Saat ini di beberapa kota besar di indonesia
Fakultas Ilmu Keperawatan sudah berdiri sendiri,
tidak menjadi bagian FK seperti di UI, Unpad,
dan sekarang di Unair
Program pendidikan Pasca Sarjana dan
spsialisasi keperawatan juga sudah
diselenggarakan di UI
Beberapa program spesialisasi seperti,
kepemimpinan dan manajemen keperawatan,
keperawatan maternitas, keperawatan
komunitas, keperawatan medikal bedah dan jiwa
Tanggung jawab dan tantangan keperawatan di
masa depan
Keperawatan dihadapkan oleh berbagai
masalah keperawatan
Tuntutan kebutuhan masyarakat dan
pembangunan dibidang kesehatan
Ilmu keperawatan dasar adalah ilmu yang
mempelajari tentang berbagai macam model
konseptual dalam keperawatan dengan beberapa
model dan konsep yang dikemukakan oleh beberapa
tokoh.
A.Perkembangan Keperawatan di Indonesia
a. Zaman kuno
b. Zaman penjajahan Belanda
c. Zaman penjajahan Jepang
d. Zaman kemerdekaan
Perawat sebagai suatu profesi merupakan bagian dari
tim kesehatan, harus ikut bertanggung jawab dalam
membantu klien sebagai individu, keluarga, maupun
sebagai masyarakat, baik dalam kondisi sehat atau
sakit, yang bertujuan untuk tercapainya pemenuhan
kebutuhan dasar klien, dalam mempertahankan
kondisi kesehatan yang optimal, dengan metode
pendekatan ilmiah yang sistematis, guna tercapainya
pemecahan masalah keperawatan klien.
Tidak mampu untuk meningkatkan atau
memulihkan kemampuannya dalam memenuhi
kebutuhan fisologisnya
Tidak mau untuk meningkatkan motivasi dan
membangkitkan semangat sebagai terapi
psikologis.
Tidak tahu berupa pemberian pendidikan
(healt education) tentang kesehatan /
keperawatan.
Keyakinan terhadap nilai-nilai yg
menjadi pedoman utk mencapai
tujuan & sebagai pandangan hidup.
Menjadi ciri utama, suatu komunitas,
berskala besar atau kecil.
Keyakinan perawat terhadap nilai-nilai
keperawatan yang menjadi pedoman dalam
memberikan asuhan keperawatan, baik
kepada individu, keluarga, kelompok maupun
masyarakat
Tertanam dalam setiap diri perawat
Menjadi pedoman perilaku, ditempat kerja
maupun dalam pergaulan sosial.
Menjadi Baju, dan melekat pada diri
perawat
Sebagai Roh yang mendiami setiap
pribadi perawat
Meyakini manusia sebagai individu yang memiliki
kebutuhan bio-psiko-sosio-spiritual yang unik
Keperawatan adalah bantuan bagi umat manusia yang
bertujuan meningkatkan derajat kesehatan yang optimal
Tujuan asuhan keperawatan dapat dicapai melalui usaha
bersama dari semua anggota tim kesehatan dan
pasien / keluarga
Dalam melakukan asuhan keperawatan,
perawat menggunakan proses keperawatan
untuk memenuhi kebutuhan kesehatan klien
Perawat bertanggung jawab dan bertanggung
gugat, memiliki wewenang dalam melakukan
asuhan keperawatan secara utuh
berdasarkan standar asuhan keperawatan
Pendidikan keperawatan harus dilaksanakan
terus menerus untuk mewujudkan
pertumbuhan dan perkembangan staf dalam
pelayanan kesehatan
Paradigma
Cara pandang yang mendasar bagaimana kita
melihat, memikirkan, memaknai, menyikapi,
serta memilih tindakan atas fenomena yang
ada.
Pandangan global yang dianut oleh kelompok
ilmiah (keperawatan) atau hubungan
berbagai teori yang membentuk suatu
susunan dan mengatur hubungan antara
teori tersebut guna mengembangkan model
konseptual dan teori-teori keperawatan
sebagai kerangka kerja keperawatan.
Siapa perawat itu
Berdasarkan Kepmenkes. R.I.
no.647/Menkes/SK/IV/2000, Diperbarui
Kepmenkes . R.I. no.1239/Menkes/SK/XI/2001
Perawat adalah: orang yang telah lulus dari
pendidikan perawat, baik di dalam maupun
diluar negeri sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
(sesuai jenjang profesionalisme keperawatan)
Mereka yang memiliki kemampuan dan
kewenangan melakukan tindakan keperawatan
berdasarkan ilmu yang dimilikinya yang
dperoleh melalui pendidikan keperawatan
(undang – undang kesehatan no. 23, 1992)
Unsur konsep paradigma keperawatan
keperawatan
Klien /
Manusia
Sehat-Sakit
Lingkungan
Merupakan suatu bentuk layanan kesehatan
profesional yang merupakan bagian integral
dari layanan kesehatan didasarkan pada ilmu
dan kiat keperawatan.
Berbentuk layanan bio-psiko-sosio-spiritual
yang komprehensif ditujukan bagi individu,
keluarga, kelompok, masyarakat, baik sehat
maupun sakit mencakup seluruh proses
kehidupan manusia.
1.Tidak dapat dipisahkan dari profesi kesehatan
2.Mempunyai beberapa tujuan yang jelas
3.Fungsi utamanya membantu klien baik sehat
maupun sakit guna mencapai derajat kesehatan
yang optimal
4.Intervensi keperawatan dilkukan melalui upaya
promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif,
sesuai wewenang, tanggung jawab, etika profesi.
1.Memberi bantuan yang paripurna dan efektif
kepada klien
2.Memenuhi kebutuhan dasar manusia (KDM)
klien
3.Mengembangkan diri menuju kemampuan
profesionalisme
4.Mengembangkan standar keperawatan yang ada
5.Memelihara hubungan yang efektif dengan
semua tim kesehatan
Banyak yang mendifinisikan tentang manusia,
yang jelas pemasalan tentang manusia
memang multikomplek, dan umumnya
manusia sendiri tidak mampu mengetahui
hakikat manusia secara utuh
Sebagai makhluk unik ,
mempunyai respon yang berbeda pada setiap individu dengan
stimuli yang sama
Sebagai sistem adaptif,
dinamis, berbagai sub sistem maupun supra sistem,
mempertahankan keseimbangan
Sebagai makhluk holistik,
Meliputi, bio-psiko-sosio-spiritual-kultural
Individu
Sebagai kesatuan yang utuh dari aspek bio-psiko-sosio-kultural-spritual
kelemahan fisik dan mental, keterbatasan pengetahuan, kurang
kemauanmenujunkemandirian.
Keluarga
Unit utama, suatu kelompok, saling berkaitan, sebagai pengambil keputusan,
perantara yang efektif.
Masyarakat
Interaksi antara manusia dan lingkungan yang terdiri atas individu, keluarga,
kelompok, dan komunitas yang mempunyai tujuan dan norma sebagai sistem nilai.
1.Kebutuhan dasar yang sama sesuai dengan prioritas masing-
masing
2.Kebutuhan dasar sebagian dapat ditunda
3.Kegagalan dalam pemenuhan dapat menimbulkan sakit
4.Pemenuhannya dipengaruhi oleh stimulus internal maupun
eksternal
5.Selalu berusaha memenuhi kebutuhan dengan segera
1.Kebutuhan fisologis
2.Kebutuhan keselamatan dan keamanan
3.Kebutuhan cinta dan dicintai
4.Kebutuhan harga diri
5.Kebutuhan aktualisasi diri
•Kebutuhan fisiologis
Kebutuhan primer yang harus dipenuhi
untuk kelangsungan hidup manusia
dalam memelihara homeostasis
•Kebutuhan keselamatan dan
keamanan
Kebutuhan untuk melindungi diri dari
bahaya fisik (mekanis, kimiawi, termal,
dan bacteriologis)
•Kebutuhan cinta dan memiliki
Kebutuhan dasar yang menggambarkan
emosi seseorang sebagai keadaan saling
mengerti yang mendalam dan penerimaan
sepenuh hati
•Kebutuhan harga diri
Sering merujuk pada penghormatan diri
dan pengakuan diri dan tergantung pada
kebutuhan dasar lain yang harus dipenuhi
Kebutuhan aktualisasi diri
merupakan hasil dari kematangan diri,
seseorang mampu untuk mengatur diri
dan otonominya sendiri serta bebas dari
tekanan luar
1.Mampu melihat realitas secara lebih
ifisien mengenali kebohongan orang
lain
2.Menerima diri sendiri dan orang lain apa
adanya
3.Spontanitas, sederhana dan wajar
tidak dibuat-buat
4.Terpusat pada persoalan
tertuju pada kebaikan
5.Memisahkan diri
kebutuhan akan kesendirian
6.Otonomi kemandirian
terhadap budaya dan
lingkungan
7.Kesegaran dan apresiasi yang
berkelanjutan syukur terhadap
potensi yang dimiliki
8.Kesadaran sosial simpati, iba, kasih
sayang, ingin membantu orang lain
9.Hubungan interpersonal . Hubungan
baik dengan orang lain
10.Kreativitas inovasi spontan, tak
terbatas
11.Demokratis tidak membedakan
orang lain berdasarkan ras atau
golongan
12.Humoris yang bermakna dan etis
humor yang tidak sinis
13.Mandiri pengambilan keputusan
14.Pengalaman puncak perasaan
menyatu dengan alam tanpa batas
(peak experience)
Sehat
sebagai kondisi yang normal dan alami,
sehingga segala yang tidak normal dan
bertentangan dengan alam dianggap
sebagai kondisi yang tidak sehat dan
harus dicegah
Menurut U.U. Kes. R I No. 23 /1992
Keadaan sejahter tubuh, jiwa, sosial, yang
memungkinkan setiap orang untuk hidup
produktif secara sosial dan ekonomis
Menurut WHO
Keadaan keseimbangan yang
sempurna, baik fisik, mental, dan
sosial, tidak hanya bebas dari
penyakit dan kelemahan
Menurut Parson
Kemampuan optimal indvidu untuk
menjalankan peran dan tugasnya
secara efektif
(Asmadi,2008)
Keadaan tidak normal atau tidak sehat, atau
disebut penyakit, atau keadaan diluar batas
normal
Menurut Parson
Ketidak seimbangan fungsi normal tubuh
manusia
Menurut batasan medis
Adanya dua bukti sakit yaitu tanda dan gejala
Menurut Bauman
Adanya gejala, persepsi tentang keadaan sakit
yang dirasakan, penurunan kemampuan
aktivitas sehari-hari
Menurut Perkins
Keadaan yang tidak menyenangkan yang
menimpa seseorang sehingga menimbulkan
gangguan pada aktivitas sehari-hari
STATUS KESEHANKETURUNAN
L
I
N
G
K
U
N
G
A
N
PERILAKU
L
A
Y
A
N
A
N
K
E
S
.
Lingkungan fisik,
Lingkungan alam yang terdapat disekitar
manusia ( cuaca, musim, geografis )
Lingkungan non-fisik,
Lingkunga yang muncul akibat adanya interaksi
antar manusia (sosial-buadaya, norma, nilai,
adat istiadat )
Sakit karena daya tahan hospes
menurun
Sakit karena kemampuan
penyakit meninggkat
Sakit karena lingkungan
mendukung agen
Sehat karena adanya
keseimbangan antara
ketiganya
Terima kasih
Assalamu ‘alaikum
By S a r i m u n
Jika memiliki ilmu pengetahuan, ketrampilan
keperawatan profesional serta memiliki sikap
profesional sesuai kode etik profesi,
Ketrampilan profesional keperawatan,
mencakup ketrampilan interpersonal,intelktual
dan teknikal.
Meningkatan status kesehatan
promosi
pendidikan
konseling kesehatan
A.Difinisi
langkah-langkah sistematis (pengkajian, diagnosis,
perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi) untuk
menentukan dan menyelesaikan masalah
keperawatan klien, untuk kemudian
mengimplementasikan serta melakukan evaluasi,
terhadap rencana yang telah dibuat, apakah cukup
efektif dalam penyelesaian masalah yang terjadi.
Walsh, 1978.
Suatu proses penilaian masalah yang dinamis
dalam usaha memperbaikiatau memelihara
klien sampai ke taraf optimal melalui suatu
pendekatan yang sistematis untuk mengenal
dan membantu pemenuhan kebutuhan khusus
klien. Depkes RI, 1982.
bentuk layanan kesehatan professional yang
merupakan bagian integral dari pelayanan
kesehatan yang berlandaskan ilmu dankiat
keperawatan berbentuk layanan bio, psiko,
social dan spiritual yang koprehensif yang
ditujukan kepada individu, keluarga, dan
masyarakat, baik dalam keadaan sehat
ataupun sakit, serta mencakup seluruh proses
kehidupan. Asmadi, 2008.
a systematic method by which nurses plan and
provide care for clients. This involves a problem
solving approach that enables the nurse to
identify client problems and needs and to plan,
deliver, and evaluate nursing care in an orderly,
scientific manner.
BAGI KLIEN
Mempertahankan kesehatan
Mencegah komplikasi
Pemulihan
Mengembalikan fungsi
Bagi profesi
Mempraktikkan metode pemecahan masalah
Penerapan standar praktek
Memperoleh metode yang baku, rasional dan sistematis
Memperoleh hasil asuhan keperawatan dengan efektifitas yang tinggi
Penerapan metode keperawatan olehperawat
Pijakan kerangka berfikir ilmiah
Penerapan tanggung jawab keperawatan secara
mandiri
Mengenali masalah klien
Merencanakan asuhan keperawatan secara
sistematis
Sebagai jaminan pelaksanaan praktik keperawatan
yang sistematis dan ilmiah
Pengkajian suatu proses sistematis berupa,
1.Pengumpulan data
2.Verifikasi data
3.Komunikasi data
Tujuan Pengkajian , untuk mengetahui,
1.Status kesehatan
2.Ketidak mampuan fungsional
3.Ketakutan
4.Keterbatasan
5.Ketidak mampuan koping terhadap streess
6.harapan
Pengumpulan Data
Analisis Data
Pengelompokan Data
Dokumentasi Data
Type Data
Data Subyektif
Data Obyektif
Cara Pengumpulan Data
a)Pengkajian Dasar (screening) dilakukan ketika klien
pertama masuk mengevaluasi status kesehatan, identifikasi
fungsi, pola kesehatan
b)Pengkajian Terfokus hal-hal yang berkaitan dengan keluhan
dan masalah utama yang dialami klien mengambil langkah
cepat melakuakan perubahan kondisi klien
A.Wawancara / anamnese
B.Observasi sistemik
C.Pengkajian Fisik
D.Data Diagnostik dan Laboratorium
(penunjang)
Menggunakan pendekatan 5 W 1H
1.Primer klien
2.Skunder keluarga , tenaga kesehatan,
catatan medis, catatan lain, tinjauan literatur,
pengalaman perawat
Ketidak mampuan mengelompokkan data sesuai dengan masalah
Kehilangan data karena lupa mendokumentasikan
Data tidak relevan
Duplikasi data
Mispersepsi data
Data tidak lengkap
Interpretasi data tidak tepat
Kegagalan dalam mengambil data baru
Kurang terampil dalam mengumpulkan data baik saat wawancara maupun
saat observasi
Selalu membuat kesimpulan sendiri dari masalah yang didapat tanpa
dukungan data
Tehnik menemukan masalah
Tehnik pemecahan masalah
Tehnik pertanyaan terbuka
Tehnik pertanyaan tertutup
Tehnik pertanyaan ganda