KONSTRUKSI BANGUNAN BERTINGKAT MENJELASKAN TENTANG BAGIAN BAGIAN STRUKTUR BANGUNAN TINGGI
ZulkifliSiregarSTMTU
1 views
26 slides
Oct 07, 2025
Slide 1 of 26
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
About This Presentation
Pemahaman tentang struktur bangunan bertingkat dan bebans serta gaya yang bekerja
Size: 1.53 MB
Language: none
Added: Oct 07, 2025
Slides: 26 pages
Slide Content
PENGENALAN BANGUNAN TEKNIK SIPIL Oleh : Zulkifli Siregar, ST, MT PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL UMSU 202 2
Ilmu B angunan adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari hal-hal yang berhubungan dengan perencanaan dan pelaksanaan pembuatan maupun perbaikan bangunan atau infrastruktur. Dalam penyelenggaraan bangunan diusahakan ekonomis dan memenuhi persyaratan tentang bahan, konstruksi maupun pelaksanaannya. Bangunan a dalah wujud fisik hasil pekerjaan konstruksi yang menyatu dengan tempat kedudukan baik yang ada di atas, di bawah tanah dan/atau di air. DEFENISI BANGUNAN
1). Bangunan Gedung yaitu: kantor, rumah sakit, hotel, rumah dan lain-lain. 2) Bangunan Transportasi yaitu: jalan, jembatan, rel kereta api, terminal, pelabuhan, lapangan terbang dan sebagainya. 3) Bangunan Air yaitu: bendungan, saluran irigasi, saluran drainase, bangunan bagi, gorong-gorong dan sebagainya. 4) Bangunan khusus yaitu: anjungan lepas pantai (rig) , menara jaringan listrik tegangan tinggi, Pengelompokan Bangunan :
1. Kekuatan (strength) Kekuatan suatu bangunan mengandung pengertian bahwa struktur mampu menahan seluruh beban yang ada tanpa mengalami kerusakan. Dengan demikian diberikan batasan bahwa tegangan yang terjadi selama struktur mendukung beban tidak boleh melampaui satu nilai tegangan ijin tertentu. Persyaratan yang harus dipenuhi dalam perencanaan bangunan teknik sipil :
2. Kekakuan (stiffness) Kekakuan bangunan terkait dengan deformasi bangunan (defleksi, rotasi, translasi) yang dialami struktur selama mendukung beban. Dengan demikian untuk suatu bangunan terjadinya deformasi harus dibatasi. Kekakuan juga berhubungan dengan suatu sifat resonansi suatu struktur terhadap adanya beban dinamik atau getaran yang ada di sekitar bangunan. Struktur suatu bangunan harus cukup kaku untuk menghindari peristiwa resonansi.
3 . Kenyamanan (comfortability) dan Keind ahan (Aesthetic) Agar bangunan berfungsi dengan baik dan memberikan kinerja yang tinggi diperluan kondisi yang nyaman bagi para penggunanya. Aspek kenyamanan meliputi pergerakan dalam gedung, pencahayaan, suhu, aliran udara, dll) Sebagai sarana publik, gedung akan berada pada suatu kawasan dan terkait dengan sarana yang lain. Dengan demikian keindahan bangunan tidak boleh dilupakan dalam perancangan bangunan.
4. Keawetan (durability) Selama mendukung beban dalam masa layan yang direncanakan, struktur atau elemen struktur akan mengalami berbagai kondisi yang dapat mengakibatkan degradasi struktur. Kondisi lingkungan yang agresif dengan adanya kandungan asam, garam, perbedaan suhu dll, dapat menyebabkan rusaknya elemen penyusun struktur. Dengan demikian dalam perencanaan dan perancangan harus ditentukan material yang sesuai dengan kondisi setempat.
Kebutuhan sistem penunjang fungsi bangunan berupa sistem operasional dan perawatan harus sudah direncanakan sejak awal. Sistem OM yang baik akan menghasilkan gedung dengan biaya operasional rendah dan gedung akan dapat berfungsi selama minimal memenuhi masa layan yang direncanakan. Tidak jarang sistem OM yang baik dapat memperpanjang masa layan bangunan. 5. Adanya Sistem Operasional dan Perawatan (OM support system )
Elemen Struktural , adalah bagian bangunan yang menjadikan struktur tetap kokoh dan stabil dalam mendukung beban. Terganggunya fungsi salah satu elemen dapat mempengaruhi perilaku struktur secara keseluruhan. Termasuk elemen struktural adalah kolom, balok, pondasi, rangka atap dan dinding geser. Elemen non struktural , adalah bagian bangunan yang tidak terkait secara langsung dengan kekuatan struktur bangunan dan menjadi beban bagi elemen struktural. Biasanya elemen non struktural mengalami kerusakan yang lebih awal dan mengalami perbaikan/pengantian. Termasuk elemen non struktural adalah lantai, dinding, penutup atap, dan tangga. Bagian-bagian bangunan dikelompokkan menjadi dua yaitu:
Elemen Struktural ,
Secara struktural, bangunan dibagi dalam dua bagian yaitu : Struktur bawah ( sub structure ) , adalah bagian struktur yang berfungsi mendukung / menyangga struktur atas dan menghubungkan antara keseluruhan bangunan dengan tapak. Struktur atas ( upper structure ) , adalah bagian struktur yang berkaitan langsung dengan fungsi bangunan (berhubungan langsung dengan ruang aktifitas pengguna). BAGIAN STRUKTUR BANGUNAN :
STRUKTUR ATAS SUATU GEDUNG ADALAH SELURUH BAGIAN STRUKTUR GEDUNG YANG BERADA DI ATAS MUKA TANAH (SNI 2002). TRUKTUR ATAS INI TERDIRI ATAS KOLOM, PELAT, BALOK,DINDING GESER DAN TANGGA, YANG MASING-MASING MEMPUNYAI PERAN YANG SANGAT PENTING.
1. KOLOM Kolom merupakan suatu elemen struktur tekan yang memegang peranan penting dari suatu bangunan, sehingga keruntuhan pada suatu kolom merupakan lokasi kritis yang dapat menyebabkan runtuhnya (collapse) lantai yang bersangkutan dan juga runtuh total (total collapse) seluruh struktur (Sudarmoko, 1996). Fungsi kolom adalah sebagai penerus beban seluruh bangunan ke pondasi. Bila diumpamakan, kolom itu seperti rangka tubuh manusia yang memastikan sebuah bangunan berdiri. Kolom termasuk struktur utama untuk meneruskan berat bangunan dan beban lain seperti beban hidup (manusia dan barang-barang), serta beban hembusan angin. Kolom berfungsi sangat penting, agar bangunan tidak mudah roboh. SK SNI T-15-1991-03 mendefinisikan kolom adalah komponen struktur bangunan yang tugas utamanya menyangga beban aksial tekan vertikal dengan bagian tinggi yang tidak ditopang paling tidak tiga kali dimensi lateral.
2. Balok Balok juga merupakan salah satu pekerjaan beton bertulang. Balok merupakan bagian struktur yang digunakan sebagai dudukan lantai dan pengikat kolom lantai atas.Fungsinya adalah sebagai rangka penguat horizontal
3. Plat Lantai Plat lantai adalah lantai yang tidak terletak di atas tanah langsung, jadi merupakan lantai tingkat. Plat lantai ini didukung oleh balok-balok yang bertumpu pada kolom-kolom bangunan. Ketebalan plat lantai ditentukan oleh : Besar lendutan yang diijinkan Lebar bentangan atau jarak antara balok-balok pendukung Bahan konstruksi dan plat lantai
3. Dinding Geser Dinding Geser (shear wall) adalah suatu struktur balok kantilever tipis yang langsing vertikal, untuk digunakan menahan gaya lateral. Biasanya dinding geser berbentuk persegi panjang, Box core suatu tangga, elevator atau shaft lainnya. Dan biasanya diletakkan di sekeliling lift, tangga atau shaft guna menahan beban lateral tanpa mengganggu penyusunan ruang dalam bangunan.
Berdasarkan aksi strukturalnya, pelat dibedakan menjadi empat (Szilard, 1974) Pelat kaku Membran Pelat flexibel Pelat tebal Bahan untuk Plat lantai dapat dibuat dari : Plat Lantai Kayu Plat Lantai Beton Plat Lantai Yumen ( Kayu Semen ) Sistem plat lantai a) Sistem Pelat SatuSistem b) Pelat Dua Arah
Peraturan Bangunan Nasional Peraturan Pembebanan Indonesia untuk Gedung Pedoman Perencanaan Bangunan Tahan Gempa Standar Arsitektur di Bidang Perumahan Peraturan Beton, Baja, Kayu. Dll. Pedoman & Peraturan Bangunan