kuliah keperawatan untuk materi infeksi.ppt

IdaYuliana6 9 views 42 slides Oct 20, 2025
Slide 1
Slide 1 of 42
Slide 1
1
Slide 2
2
Slide 3
3
Slide 4
4
Slide 5
5
Slide 6
6
Slide 7
7
Slide 8
8
Slide 9
9
Slide 10
10
Slide 11
11
Slide 12
12
Slide 13
13
Slide 14
14
Slide 15
15
Slide 16
16
Slide 17
17
Slide 18
18
Slide 19
19
Slide 20
20
Slide 21
21
Slide 22
22
Slide 23
23
Slide 24
24
Slide 25
25
Slide 26
26
Slide 27
27
Slide 28
28
Slide 29
29
Slide 30
30
Slide 31
31
Slide 32
32
Slide 33
33
Slide 34
34
Slide 35
35
Slide 36
36
Slide 37
37
Slide 38
38
Slide 39
39
Slide 40
40
Slide 41
41
Slide 42
42

About This Presentation

kuliah keperawatan untuk materi infeksi


Slide Content

INFEKSI Ida Yuliana​

Struktur Materi Pembelajaran A DEFINISI I NFEKSI T AHAPAN INFEKSI S EL-SEL YANG BERPERAN DALAM PROSES INFEKSI MEKANISME PROSES INFEKSI PRODUK AKHIR INFEKSI Presentation title 2

Definisi Infeksi Annual revenue growth

Infeksi Masuknya kuman penyakit ke dalam tubuh hingga menimbulkan gejala-gejala penyakit Invasi dan pembiakan mikroorganisme pada jaringan tubuh , terutama yang menyebabkan cedera selular lokal akibat kompetisi metabolisme , toksin , replikasi intraseluler , atau respon antigen antibodi

Klasifikasi Infeksi PRIMER : Apabila terjadi secara langsung sebagai akibat dari proses yang ditimbulkan mikroorganisme sendiri SEKUNDER : Terjadi oleh sesuatu sebab , misalnya : kelemahan tubuh , kelaparan , kelelahan , luka dan sebagainya Presentation title 5

Macam Infeksi dan Istilahnya REINFEKSI : Penyakit yang mula-mula sudah sembuh tapi kemudian muncul lagi . Disebut juga “ Residif ”. SUPER INFEKSI : Proses penyakit belum sembuh akan tetapi sudah disusul oleh infeksi yang lain. Disebut juga “ infeksi ganda ”. INFEKSIOUS : Penyakit infeksi yang mudah menular dari seorang kepada orang lain. Disebut juga “ Infeksiosa ”. EPIDEMI : Penyakit infeksi yang bersifat menular , kadang-kadang dapat menyerang orang banyak dalam waktu singkat . PANDEMI : Merupakan Epidemi yang menyebar ke negara lain. ENDEMI : Suatu penyakit yang terus-menerus secara menetap terdapat dalam daerah tertentu . Presentation title 6

Tahapan Infeksi Annual revenue growth

Stadium – Stadium Infeksi : Presentation title 8 1. Tahap Rentan 2. Tahap Inkubasi 3. Tahap Sakit / Klinis 4. Tahap Penyembuhan / Akhir Penyakit

TAHAP RENTAN Pada tahap ini individu masih dalam kondisi relatif sehat, namun peka atau labil F aktor predisposisi yang mempermudah terkena penyakit seperti umur, keadaan fisik, perilaku/kebiasaan hidup, gizi, sosial ekonomi  m empercepat masuknya agen penyebab penyakit (mikroba patogen) untuk berinteraksi dengan pejamu.   Presentation title 9

TAHAP INKUBASI Inkubasi disebut juga masa tunas Masa dari mulai masuknya kuman ke dalam tubuh ( waktu kena tular ) sampai pada waktu penyakit timbul . Setiap penyakit berlainan masa inkubasinya . Penularan penyakit dapat terjadi selama masa inkubasi . Presentation title 10

Masa Inkubasi Beberapa Penyakit Presentation title 11 NO NAMA PENYAKIT MASA INKUBASI 1. Botulisme 12 – 36 jam 2. Kolera 3 – 6 hari 3. Konjungtivis 1 – 3 hari 4. Difteri 2 – 5 hari 5. Disentri amoeba 2 – 4 minggu 6. Disentri basiler 1 – 7 hari 7. Demam berdarah dengue 4 – 5 hari 8. Gonnorhea 2 – 5 hari 9. Hepatitis infekstiosa 2 – 6 minggu 10. Herpes zoster 1 – 2 minggu 11. Influenza 1 – 3 hari 12. Keracunan makanan tersangka salmonela 6 – 12 jam 13. Limfogranuloma venereum 2 – 5 minggu 14. Morbili / campak 10 – 14 hari 15. Morbus hansen / lepra 3 – 5 tahun 16. Perotitis epidimika 12 – 25 hari 17. Poliomielitis 7 – 12 hari 18. Partusis / batuk rejan 7 – 20 hari 19. Sifilis 10 – 90 hari 20. Tetanus 7 hari 21. Tuberkulosis 4 – 12 minggu 22. Tifus abdominalis 1 – 2 minggu 23. Varicella 2 – 3 minggu 24. Variola 7 – 15 hari

Lamanya Masa Inkubasi Dipengaruhi Oleh : Jenis mikroorganisme Virulensi atau ganasnya mikroorganisme dan jumlah mikroorganisme. Kecepatan berkembang biaknya mikroorganisme dan kecepatan pembentukan toksin dari mikroorganisme. Porte de’entre (pintu masuk mikroorganisme) Endogen (daya tahan host atau tuan rumah) Presentation title 12

Jenis mikroorganisme Tiap penyakit punya masa inkubasi tertentu, tergantung pada agen penyebab penyakit. W aktu inkubasi bisa konstan / tidak tentu  tidak diketahuinya masa penularan. Contoh B eberapa penyakit kelamin, masa inkubasi umumnya konstan, misalnya : Gonorrhea (3 – 8 hari), Lues (3 - 4 minggu), dan ulkus molle (1 - 2 hari). P enyakit infeksi akut, masa inkubasinya tidak tentu contoh: penyakit TBC dan lepra, biasanya waktu inkubasi tidak jelas, karena kita tidak mengetahui kapan kontaminasi terjadi Presentation title 13

Virulensi Atau Ganasnya Mikroorganisme Dan Jumlah Mikroorganisme Virulensi adalah kekuatan suatu mikroorganisme atau ganasnya mikroorganisme. Virulensi suatu mikroorganisme dapat dilihat dari : hebat atau tidaknya penyakit yang ditimbulkannya. j umlah mikroorganisme yang masuk ; tergantung dari cara penularan daya tahan tubuh Presentation title 14

Kecepatan berkembang biaknya mikroorganisme dan kecepatan pembentukan toksin dari mikroorganisme B erhubungan dengan virulensi. Mikroorganisme yang virulen akan lebih cepat berkembang biak dan membentuk toksin, bila suasana memungkinkan Presentation title 15

Porte de’entre (pintu masuk mikroorganisme) D apat merubah waktu inkubasi. Misalnya penyakit Pes, yang sebenarnya adalah penyakit pada tikus. Manusia akan ketularan penyakit pes apabila digigit oleh pinjal tikus yang menderita pes. Pintu masuk kuman dapat dengan perantaraan getah bening, maka dengan demikian terjadi pes bubo, akan tetapi pintu masuk dapat langsung ke dalam pembuluh darah, maka dengan demikian jalan penyakit pun akan berubah. Setelah masuk aliran darah maka terjadi pes sepsis. Demikian pula bila pintu masuk melalui paru-paru bagi penderita pes paru-paru, dapat secara langsung menyebabkan penularan pe paru-paru. Presentation title 16

Endogen (daya tahan host atau tuan rumah) Secara fisiologis, tubuh manusia mempunyai suatu sistem kekebalan tubuh sebagai bentuk pertahanan terhadap masuknya mikroorganisme penyebab penyakit. Sistem ini disebut juga sistem imun yang melibatkan sel-sel darah putih dan jaringan lainnya Kekuatan sistem imun salah satunya dipengaruhi oleh asupan nutrien yang adekuat, misalnya makanan tinggi protein, vitamin c, dll. Presentation title 17

TAHAP SAKIT Merupakan tahap terganggunya fungsi organ yang dapat memunculkan tanda dan gejala ( signs and symptoms ) penyakit. Dalam perjalanannya penyakit akan berjalan bertahap. Pada tahap awal, tanda dan gejala penyakit masih ringan. Penderita masih mampu melakukan aktivitas harian dan masih dapat diatasi dengan berobat jalan. Pada tahap lanjut, penyakit tidak dapat diatasi dengan berobat jalan, karena penyakit bertambah parah, baik secara obyektif maupun subyektif. Pada tahap ini penderita tidak mampu lagi melakukan aktivitas sehari-hari dan melalui hidung, mulut, telinga, mata, urin, feses, sekret dari ulkus, luka, kulit, organ-organ dalam. Tahap sakit atau klinis ini dapat berlangsung secara : Akut : belangsung untuk beberapa hari atau minggu Kronik : berlangsung untuk beberapa bulan atau tahun Presentation title 18

TAHAP PENYEMBUHAN Perjalanan penyakit pada suatu saat akan berakhir pula. Perjalanan penyakit tersebut dapat berakhir dengan 5 alternatif : A. Sembuh sempurna Penderita sembuh secara sempurna, artinya bentuk dan fungsi sel/jaringan/organ tubuh kembali seperti sediakala. B. Sembuh dengan cacat Penderita sembuh dari sakitnya namun disertai adanya kecacatan. Cacat dapat berbentuk cacat fisik, cacat mental, maupun cacat sosial C. Pembawa ( carier ) Perjalanan penyakit seolah-olah berhenti, ditandai dengan menghilangnya tanda dan gejala penyakit. Pada kondisi ini agen penyebab masih ada dan masih potensial sebagai sumber penularan. Carier / karier : orang yang mengeluarkan mikroorganisme sesudah sembuh. D. Kronis Perjalanan penyakit bergerak lambat, dengan tanda dan gejala yang tetap atau tidak berubah E. Meninggal dunia Akhir perjalanan penyakit dengan adanya kegagalan fungsi-fungsi organ. Presentation title 19

Carier … Karier konvalen ® mengeluarkan mikroorganisme tidak lebih dari satu tubuh Karier temporer ® mengeluarkan mikroorganisme tidak lebih dari satu tahun Karier kronik ® mengeluarkan mikroorganisme lebih dari satu tahun (terjadi pada demam tifoid) Ekskretor asimptomatik (karier kontak), adalah orang-orang yang mendapat infeksi dengan mikroorganisme tanpa menampakkan perkembangan penyakit. Terjadi pada poliomielitis, infeksi staphylococcus aureus, sakit tenggorokan karena infeksi, streptokokus, difteri, disentro, meningitis yang disebabkan meningokokus. Presentation title 20

SEL – SEL YANG BERPERAN DALAM PROSES INFEKSI Presentation title 21

FLORA JASAD RENIK/NORMAL Flora normal atau flora jasad renik ada yang mendiami tubuh, misalnya § Pada kulit, diperkirakan kepadatannya >10.800 organisme/cm 2 kulit, merupakan organisme yang hidup jauh didalam berbagai struktur epitel kulit, yang dikeluarkan dalam jumlah yang lebih besar jika kulit digosok. § Didalam mulut, terdapat 180 juta organisme/mm saliva; kerokan yang diambil dari permukaan gigi atau gusi dapat mengandung berjuta-juta organisme/mg bahan kerokan. § Pada usus, perbandingan kuman anaerobik melebihi bakteri aerobik, sebesar 1800 : 1 Presentation title 22

FAKTOR JASAD RENIK PADA INFEKSI Daya transmisi Cara penularan penyakit infeksi : a. Secara langsung (direct) Dari satu orang ke orang lain, Contoh : Penyakit yang ditularkan melalui saluran nafas : commoncoolth, tuberkulosis, batuk rejan, pes pneumoni, meningitis, meningokokus, sakit tenggorokan karena infeksi streptokokus, tosilitis, influenza, difteri, campak, rubella (campak jerman). Penyakit-penyakit ini ditularkan melalui ciuman, penggunaan alat makan yang terinfeksi dan droplet yang terinfeksi. Penyakit kelamin dapat ditularkan langsung melalui hubungan seksual dengan penderita dan juga dapat melalui plasenta (infeksi transplasenta) yang ditularkan dari ibu yang menderita kepada bayi yang dilahirkan. b. Secara tidak langsung (indirect) Penularan mikroba patogen memerlukan adanya “media perantara”, baik berupa barang/bahan, air, udara, makanan/minuman maupun vektor. Organisme dikeluarkan dari penderita kemudian diendapkan pada berbagai permukaan lalu dilepaskan kembali dalam udara. Dengan cara serupa organisme dapat sampai ke dalam tanah, air, makanan atau rantai pemindahan tidak langsung lainnya. Di rumah sakit, infeksi juga dapat disebarkan melalui eksudat-eksudat dan eksreta. Transfusi darah dapat juga menjadi sarana penyebaran infeksi (misal. Penyakit hepatitis virus). Jenis pemindahan tidak langsung yang lebih kompleks melibatkan vektor-vektor seperti serangga, misalnya nyamuk (penyakit malaria), lalat (penyakit disentri), cacing (penyakit filariasis), dll. Presentation title 23

2. Daya invasi Sekali dipindahkan ke dalam hospes baru, jasad renik harus mampu bertahan pada atau di dalam hospes tersebut untuk dapat menimbulkan infeksi. Misalnya : Kolera, disebabkan oleh organisme yang tidak pernah memasuki jaringan, tetapi hanya menduduki epitel usus, melekat dengan kuat pada permukaan sehingga tidak terhanyut oleh gerakan usus. Disentri basiler, hanya memasuki lapisan superfisial usus tetapi tidak pernah masuk lebih jauh ke dalam tubuh. P enyakit lain seperti : salmonella thypoid yang menyebabkan demam tifoid, spiroketa sifilis yang menyebabkan sifilis, mikrobacterium tetani yang menyebabkan tetanus, dll. Presentation title 24

3 . Kemampuan untuk menimbulkan penyakit Mengeluarkan eksotoksin Mengeluarkan endotoksin M embentuk Kompleks antigen – antibodi Virus sebagai parasit obligat intraseluler mempunyai alat untuk menyusupkan dirinya kedalam sel hospes. Sel akan mengalami cedera dan dapat berubah tanpa menjadi nekrosis serta dapat dirangsang untuk berproliferasi, misalnya pada kasus tumor yang diinduksi oleh virus. Virus juga dapat mencederai hospes dengan menimbulkan berbagai reaksi imunologi dimana bagian tertentu dan virus bertindak sebagai antigen. Presentation title 25

CARA INTERAKSI HOSPES DAN JASAD RENIK Secara biologi, sebenarnya s etiap agen yang hidup bukan untuk menimbulkan penyakit, melain kan u ntuk menghasilkan agen yang jenisnya sama. § Jika hubungan antara hospes dan agen menular tidak saling menyerang, maka jenis interaksi ini disebut komensialisme. § Jika interaksi memberikan beberapa keuntungan bagi kedua belah pihak, maka interaksi ini disebut mutualisme. .

MEKANISME PROSES INFEKSI Presentation title 27

FAKTOR HOSPES PADA INFEKSI Syarat timbulnya infeksi mikroorganisme yang menular harus mampu melekat menduduki atau memasuki hospes berkembang biak paling tidak sampai taraf tertentu. Presentation title 28

M ekanisme pertahanan tertentu pada berbagai tempat yang berhubungan dengan lingkungan Presentation title 29

Kulit dan mukosa Presentation title 30 Kulit utuh a. barier mekanis terhadap infeksi. lapisan keratin atau lapisan tanduk pada epitel berlapis gepeng co/ luka iris, abrasi atau maserasi  dapat memungkinkan agen menular masuk. b. kemampuan untuk melakukan dekontaminasi tehadap terhadap dirinya sendiri  Dekontaminasi fisik  mengelupas / kornifikasi Dekontaminasi kimiawi  berkeringat dan sekresi kelenjar sebasea  membersihkan kulit dari kuman. Dekontaminasi biologis  Flora normal menghalangi pembiakan organisme lain yang melekat pada kulit

Saluran pencernaan Mukosa lambung  keasaman lambung tinggi m.o tidak bisa hidup lambung cenderung memindahkan isinya ke usus halus dengan proses yang relatif cepat. Lapisan usus halus mudah dapat ditembus oleh banyak bakteri gerakan peristaltik untuk mendorong isi usus berlangsung cepat sekali  populasi bakteri dalam lumen dipertahankan tetap sedikit. Lapisan usus besar  pendorongan tidak cepat dan terdapat stagnasi relatif dari isi usus Pertahanan utama melawan jasad renik adalah melalui banyaknya flora normal yang menghuni usus besar dan hidup berdampingan dengan hospes. Bakteri normal yang banyak berkompetisi untuk mendapatkan makanan atau mengeluarkan substansi antibakteri (antibiotik). Presentation title 31

Saluran pernafasan Epitel pada saluran nafas (hidung, lapisan naofaring, trakea dan bronkus) sel-sel tinggi diantaranya mengeluarkan mukus, diperlengkapi silia pada permukaan lumen dan bergetar seperti cambuk dengan gerakan yang diarahkan ke mulut, hidung dan keluar tubuh. Jika jasad renik terhirup, mengenai mukosa yang dihasilkan dari mukus, untuk digerakkan keluar dan atau dibatukkan atau ditelan. Kerja perlindungan ini dipertinggi dengan adanya antibodi di dalam sekresi. Presentation title 32

Sawar pertahanan lain 1. Radang Jika agen menular berhasil menembus salah satu barier tubuh dan memasuki jaringan, maka barisan pertahanan berikutnya adalah reaksi peradangan akut yaitu aspek humoral (antibodi) dan aspek seluler pertahanan tubuh bersatu 2. Pembuluh limfe Aliran limfe pada radang akut dipercepat sehingga agen-agen menular ikut menyebar dengan cepat sepanjang pembuluh limfe bersama dengan aliran limfe itu. 3. Pertahanan terakhir (vena primer) Jika penyebaran agen menular tidak terhenti pada kelenjar limfe atau jika agentersebut langsung memasuki vena di tempat primernya, maka dapat terjadi infeksi pada aliran darah. Ledakkan bakteri di dalam aliran darah sebenarnya tidak jarang terjadi, dan peristiwa yang dinamakan bakteremia ini biasanya ditangani secara cepat dan efektif oleh makrofag dari sistem monosit – makrofag. Septikemia atau keracunan darah atau piemia terjadi jika kondisi bakteremia berlanjut yang menyebabkan organisme yang masuk berjumlah sangat besar dan cukup resisten sehingga sistem makrofag ditaklukkan. Organisme yang menetap ini menimbulkan gejala malaise, kelemahan, demam, dll. P ada kondisi yang parah yang disebut septikopiemia atau disingkat piemia dimana organisme mencapai jumlah yang sedemikian besarnya sehingga mereka bersirkulasi dalam gumpalan-gumpalan dan mengambil tempat pada banyak organ dan menimbukan banyak sekali mikroabses. Presentation title 33

KARAKTERISTIK INFEKSI Presentation title 34

Tanda Infeksi   Ada   Tidak ada   Ringan Sedang Berat Bengkak Ada edema tetapi tidak terlalu tampak Tampak ada edema tetapi tidak disertai kemerahan Tampak sekali ada edema yang menonjol dan disertai kemerahan Tidak ada edema Kemerahan Ada Hanya Meluas Tidak   eritema sekitar keluar ada   tetapi tidak jaringan daerah eritema   terlalu yang sekitar     tampak artinya ada luka       eritema, artinya       tetapi tidak ada       lebih dari eritema       0,5 cm dari dan       luka meluas         lebih dari         0,5 cm         dari luka   Eksudat/pus Ada Eksudat Eksudat Tidak   eksudat berwarna purulen ada   tetapi tidak kekuningan dan eksudat   purulen, dan jumlahnya     dan jumlahnya lebih dari     jumlahnya maksimal setengah     tidak lebih setengah kassa     dari dari kassa pembalut     seperempat balutan dan       kassa dikatan       balutan eksudat         banyak         apabila         eksudat         purulen         dan         jumlahnya         lebih dari     Presentation title 35

Tanda Infeksi   Ada   Tidak ada   Ringan Sedang Berat     setengah kassa pembalut     Letak Nyeri Hanya di daerah luka Hanya di daerah luka Nyeri menyebar ke daerah sekitar luka Tidak dirasakan Intensitas Nyeri Hanya pada saat penggantian balutan Nyeri yang dirasa kadang- kadang muncul Rasa nyeri selalu selalu dirasakan pasien Tidak ada nyeri Bau Bau yang tidak menusuk Bau yang tidak menusuk saat balutan dibuka Bau yang menusuk, baik saat balutan belum dibuka maupun setelah dibuka Tidak ada bau Presentation title 36

JENIS INFEKSI Presentation title 37

INFEKSI OPORTUNISTIK § Konsep infeksi oportunistik mencerminkan adanya banyak mikroorganisme yang awalnya berbuat banyak terhadap individu sehat, tetapi dengan adanya lingkungan yang salah, akan berubah dan menimbulkan penyakit menular. § Organisme-organisme semacam itu disebut OPORTUNISTIK, sebab mereka kelihatannya mengambil keuntungan pada keadaan tertentu dan hospes. Agen menular endogen adalah organisme oportunistik yang secara tetap bertempat tinggal dalam hospes. § Infeksi oportunistik timbul jika beberapa faktor atau sekelompok faktor membahayakan mekanisme pertahanan instrinsik hospes atau dengan cara mengubah ekologi jasad renik penghuni normal. § Berbagai kondisi yang da menyebabkan infeksi oportunistik: Penderita gangguan gi zi bu ruk Penderita gangguan imunologis Penderita yang mendapatkan terapi antimikroba Penderita yang mendapatkan terapi kortikosteroid adrenal Presentation title 38

INFEKSI NOSOKOMIAL Nosokomial berasal dan bahsa Yunani, dari kata nosos yang artinya penyakit dan komeo yang artinya merawat. Nosokomion berarti tempat ntuk merawat/rumah sakit. I NFEKSI NOSOKOMIAL DAPAT DIARTIKAN SEBAGAI INFEKSI YANG DIPEROLEH ATAU TERJADI DI RUMAH SAKIT   Infeksi nosokomial saat ini merupakan salah satu penyebab meningkatnya angka kesakitan (morbidity) dan angka kematian (mortality) di rumah sakit. Angka nosokomial menjadi salah satu tolak ukur mutu pelayanan rumah sakit. Ijin operasional sebuah rumah sakit bisa dicabut karena tingginya angka kejadian infeksi nosokomial. Bahkan pihak asuransi tidak mau membayar biaya yang ditimbulkan akibat infeksi nosokomial. Presentation title 39

Beberapa hal yang memberikan konstribusi terjadinya infeksi nosokomial Penderita lain yang juga sedang dalam proses keperawatan Petugas pelaksana (dokter, perawat, dll.) Peralatan medis yang digunakan Tempat (ruangan/bangsal/kamar) dimana penderita dirawat Tempat/kamar dimana penderita menjalani tindakan medis akut (ruang operasi, kamar bersalin, dli) Makanan atau minuman yang disajikan Lingkungan rumah sakit secara umum. Presentation title 40

Daftar Pustaka: Adam, Syamsunir., 1995, DASAR - DASAR PATOLOGI, EGC, Penerbit Buku Kedokteran, Jakarta Darmadi, 2808, Infeksi Nosokomial : problematika dan pengendaliannya, Penerbit Salemba Medika, Jakarta Dorland, 2001, KAMUS KEDOKTERAN, EGC, Penerbit Buku Kedokteran, Jakarta Gibson, J.M., 1996, MIKROBIOLOGI DAN PATOLOGI MODERN — untuk perawat, EGC, Penerbit Buku Kedokteran, Jakarta Robbins, Stanley L.; Kumar, Vinay., 1995, BUKU AJAR PATOLOGI I, edisi 4, EGC, Penerbit Buku Kedokteran , Jakarta Presentation title 41

Thank you TERIMAKASIH
Tags