LEMBAR TUGAS MANDIRI
KOLABORASI DAN KERJASAMA TIM KESEHATAN 2
Tugas Refleksi Diri
Dosen Pengampu
1.Wahyu Kurnia Yusrin Putra S.K.M., M.K.M.
2.Prof. Dr. dra. Evi Martha M.Kes
Oleh:
R Mugi Prajeni W (2006539185)
Program Studi Sarjana Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Indonesia
2022
Refleksi Diri sebagai Pengelola Program Penyakit Tidak Menular
pada Dinas Kesehatan Kabupaten Cianjur
1.Apa yang terjadi ?
Saya bekerja di Dinas Kesehatan kabupaten Cianjur di bidang P2P sebagai
pengelola penyakit tidak menular sejak 2020. Sebagai pengelola penyakit tidak
menular Saya harus menginput data SIPTM yang merupakan sistem dari
Kemeterian Kesahatan RI yang harus diinput secara rutin setiap bulan dengan
jumlah kasus penyakit tidak menular. Penginputan data kasus tersebut dibantu oleh
para pengelola PTM seluruh puskesmas se-Kabupaten Cianjur.
Ketika awal menjadi pengelola PTM di Dinas Kesehatan Kabupaten Cianjur yaitu
tahun 2020, Saya mengikuti rapat kerja yang dilaksanakan oleh Dinas kesehatan
Propinsi Jabar. Pada acara Raker tersebut disampaikan data atau grafik hasil proses
input data by name by address seluruh dinas Kesehatan kabupaten se-jawa barat,
hasilnya dinas Kabupaten Cianjur menduduki posisi ke 26 dari 27 kab/kota se Jawa
barat. Tentunya ada beberapa hal yang salah dan harus diperbaiki oleh Dinas
Kesehatan Kabupaten Cianjur agar kedepan hasilnya lebih baik.
2.Mengapa hal tersebut terjadi ?
Pengelola PTM Puskesmas di Kabupaten Cianjur sebanyak 47 orang, banyak yang
belum memahami secara utuh tentang cara menginput kasus penyakit tidak menular
kedalam SIPTM. Sehingga meskipun diinput kedalam sistem tidak diakui oleh
SIPTM tersebut, seperti isian yang tidak lengkap atau ada yang terlewat. Selain itu
juga banyak pengelola PTM yang menginput kedalam sistem akan tetapi ada
keselahan sehingga tidak terbaca oleh sistem.
3.Apa yang dapat saya tarik sebagai pembelajaran ?
Selama ini pengelola PTM di puskesmas hanya diberikan tugas secara tertulis
melalui surat resmi dari kepala dinas kepada kepala puskesmas. Akan tetapi tidak
disertai bimbingan teknis atau evaluasi secara rutin tentang pencapaian
pengimputan kasus kedalam sistem secara rutin. Apabila seluruh pengelola PTM di
setiap puskesmas diberikan bimbingan teknis dan dievaluasi secara rutin setiap
bulan, maka tidak akan ada kesalahan dan dapat dibantun langsung oleh kami tim
dari dinas kesehatan apabila ada masalah dalam penginputan.
4.Jika menemui situasi yang sama di masa mendatang, apa yang akan dilakukan
selanjutnya?
Dinas kesehatan melalui bidang P2P harus melaksanakan rapat kerja secara rutin
setiap bulan yang berisi kegiatan bimbingan teknis dan pelaksanaan evaluasi
terhadap proses penginputan kasus PTM. Sehingga ketika ada kesalahan dapat
segera di perbaiki dan dinas kesehatan dapat memastikan bahwa seluruh kasus PTM
sudah di input dengan benar.
Bahkan Dinas kesehatan dapat langsung melakukan pembinaan atau bimbingan
teknis secara langsung ke puskesmas dan dijadwalkan secara rutin. Sehingga
pengelola PTM di puskesmas akan lebih efektif dan akan lebih semangat dalam
melaksanakan tugasnya terutama menginput data kasus PTM. Pada akhirnya Dinas
kesehatan Kabupaten Cianjur dapat memberikan kinerja yang baik ditandai dengan
terinputnya data kasus PTM kedalam Sistem Informasi Penyakit Tidak Menular
yang dibuat oleh kemenrtrian kesehatan.
Setelah beberapa bulan dilaksanakan bimbingan teknis dari Dinas kesehatan kepada
seluruh pengelola PTM di seluruh Puskesmas se-kabupaten cianjur mendapatkan
respon yang positif dari kepala puskesmas. Sebagai feedback dari kepala puskesnas
mereka berharap kegiatan bimtek tersebut secara rutin dilaksanakan untuk
mengurangi dan mencegah kesalahan dalam menginput data kasus program PTM.