MATA KULIAH KEPERAWATAN ANAK PERTEMUAN KE 2

EviNurmaisaBiduri 0 views 36 slides Oct 07, 2025
Slide 1
Slide 1 of 36
Slide 1
1
Slide 2
2
Slide 3
3
Slide 4
4
Slide 5
5
Slide 6
6
Slide 7
7
Slide 8
8
Slide 9
9
Slide 10
10
Slide 11
11
Slide 12
12
Slide 13
13
Slide 14
14
Slide 15
15
Slide 16
16
Slide 17
17
Slide 18
18
Slide 19
19
Slide 20
20
Slide 21
21
Slide 22
22
Slide 23
23
Slide 24
24
Slide 25
25
Slide 26
26
Slide 27
27
Slide 28
28
Slide 29
29
Slide 30
30
Slide 31
31
Slide 32
32
Slide 33
33
Slide 34
34
Slide 35
35
Slide 36
36

About This Presentation

Free


Slide Content

PERTEMUAN 2

KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK Pengertian : Pertumbuhan ( Growth ) ad/ Bertambahnya jumlah dan besarnya sel diseluruh bagian tubuh yang secara kuantitatif dapat diukur (Whalley dan Wong,2000) Adanya perubahan dalam jumlah, akibat pertumbuhan sel dan pembentukan protein baru, sehingga meningkatkan jumlah dan ukuran sel diseluruh bagian tubuh (Sutjiningsih, 1998 ) Perkembangan ( Development ) ad/ Sempurnanya fungsi alat tubuh yang dapat dicapai melalui tumbuh kematangan dan belajar ( Whalley dam Wong, 2000) Pertumbuhan dan perluasan secara peningkatan sederhana menjadi komplek dan meluasnya kemampuan individu untuk berfungsi dengan baik ( Sutjiningsih, 1998 )

Penilaian Pertumbuhan dan Perkembangan Anak Tujuan : Mengetahui kelainan perkembangan anak dan hal hal lain yang merupakan resiko terjadinya perkembangan tersebut Mengetahui berbagai masalah perkembangan yang memerlukan penggobatan atau konseling genetik Mengetahui anak perlu dirujuk Penilaian Pertumbuhan Fisik Anak : Pengukuran Antropomerti : a. Pengukuran Berat Badan b. Pengukuran Tinggi Badan c. Pengukuran Lingkar Kepala d. Pengukuran LILA

Potensi tinggi badan ( genetik ) pada umur 18 tahun Laki = ( Tinggi Ayah + tinggi Ibu + 13 cm ) +/- 8.5cm 2 Perempuan =( Tinggi Ayah + ibu –13 cm ) +/- 8.5cm 2

Penilaian Perkembangan Anak Gerak kasar atau Motorik kasar S ikap tubuh yang melibatkan otot besar spt : duduk, berdiri, berjalan, dsb 2. Gerak halus atau Motorik halus M elibatkan otot kecil dan koordinasi mata-tangan, spt : mengambar, menyusu n balok, puzzel, melipat kertas dll 3. Kemampuan bicara dan Bahasa Kemampuan untuk memberikan respon terhadap suara, berbicara dan komunikasi, mengikuti perintah 4. Sosialisasi dan Kemandirian K emampuan berinteraksi dengan lingkungan dan mandiri dalam melaksanakan tugas

Perkembangan Psikososial Anak Perkembangan Psikososial ad/ Perkembangan yang berkaitan dengan emosi, motivasi, dan perkembangan pribadi manusia serta perubahan dalam bagaimana individu berhubungan dengan orang lain. Tahap Perkembangan Psikososial : a. Sigmund Freud Fase Oral ( 0 – 11 bulan ) Fase Anal ( 1 – 3 tahun ) Fase Falik ( 3 – 6 tahun ) Fase Laten ( 6 – 12 tahun ) Fase Genital ( 12 – 18 tahun )

b. Erikson Keprcayaan dan Kecurigaan ( bayi lahir – 1 tahun ) Otonomi vs Perasaan malu dan Ragu ragu ( 1 – 3 tahun ) Inisiatif vs Kesalahan ( 4 – 5 tahun ) Kerajianan vs Inferioritas ( 6 – 12 tahun ) Identitas vs Kekacauan Identitas ( 12 – 18 tahun )

Masa Emas Tumbuh Kembang anak ( The Golden Period) Brain Growth Spurt adalah masa pertumbuhan otak yang paling pesat Keadaan ini berlangsung sangat singkat trimester III sampai anak usia 2 tahun 1. Fase pertambahan berat otak (0-2 tahun ) 2. Fase pembelahan sel otak ( 2-3 tahun ) 3. Fase persambungan sinaps ( dalam rahim - 6 tahun )

PENGARUH BERMAIN TERHADAP TUMBUH KEMBANG ANAK Defenisi : Bermain merupakan kegiatan yang dilakukan secara sukarela untuk memperoleh kesenangan/kepuasan. Bermain merupakan cerminan kemampuan fisik, intelektual, emosional dan sosial Bermain merupakan media yang baik untuk belajar. Karena dengan bermain anak anak akan berkata kata ( komunikasi ), belajar menyesuaikan diri dengan lingkungan, melakukan apa yang dapat dilakukan, dan dapat mengenal waktu, jarak serta suara (Wong 2000)

Kegiatan yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan anak sehari hari karena B ermain sama dengan bekerja pada orang dewasa B aik bagi anak untuk belajar berkomunikasi dengan lingkunganny a Wadah menyesuaikan diri terhadap lingkunga nya B elajar mengenal dunia sekitar kehidupannya P enting untuk meningkatkan kesejahteraan mental serta sosial anak Fungsi bermain : Merangsang perkembangan sensoris- motoris Perkembangan intelektual Perkembangan sosial Perkembangan kreativitas Perkembangan kesadaran diri Perkembangan moral Bermain sebagai terapi

Tujuan bermain: Untuk melanjutkan tumbuh kembang yang normal Mengekspresikan perasaan, keinginan, fantasi serta ide ide Mengembangkan kreatifitas dan kemampuan memecahkan masalah Dapat beradaptasi secara efektif terhadap stres karena sakit dan dirawat dirumah sakit Faktor yang mempengaruhi aktivitas bermain : - Tahap perkembangan anak - Status kesehatan anak - Jenis kelamin anak - lingkungan yang mendukung - Alat dan jenis permainan yang cocok

Klasifikasi Bermain : Berdasarkan isi permainan a. Social affective play “ Ciluk Baa” b. Sense of plesure play Menggunakan benda untuk kesenangan

c. Skill play Permainan untuk meningkatkan keterampilan d. Games atau permainan Permainan dengan menggunakan alat tertentu dengan perhitungan at score Lanjutan ……

e. Unocupied behavior Menggunakan alat disekitarnya sebagai permainan f. Dramatic play Bermain peran Lanjutan ……..

Klasifikasi Bermain : Berdasarkan karakter sosial a. Onlooker play : Anak hanya mengamati temanya bermain b. Solitary play : Anaka dalam 1 kelompok , tetapi bermain sendiri

c. Paralel play : Menggunakan alat permainan yang sama tapi tidak ada kontak d. Associative play : Bermain Bersama dan sudah ada komunikasi Tapi tidak terorganisir Lanjutan ……

e. Cooperative play : Bermain Bersama dengan menggunakan aturan

Bermain berdasarkan kelompok usia anak : Usia Bayi a. Usia 0-3 bulan - B ermain gantungan yang berwarna terang - A lat dengan bunyi musik yang menarik b. Usia 4-6 bulan - M engajak bayi nonton tv - M emberi mainan yang mudah dipegang dan berwarna terang - S elalu membiasakan memanggil namanya - M engulangi suara yang dikelu a rkan - S ering berbicara dengan bayi - B iarkan bayi bermain air dalam bak mandinya

c. Usia 7-9 bulan - B erikan kertas dan alat tulis untuk mencoret - M emberi boneka yang dapat berbunyi - M ainan yang mudah untuk di pegamg dan menggeluarkan bunyi bila digerakan 2. Anak usia todler (1 – 3 tahun ) - Jenis permainan solitary play - Paralel play 3. Anak usia prasekolah (3 – 6 tahun ) - Jenis permainan associative play - Dramatic play - Skill play

ANTICIPATORY GUIDANCE Bimbingan berupa pemahaman akan perkembangan anak yang akan terjadi selanjutnya sehingga mengajarkan orang tua agar dapat memenuhi kebutuhannya Petunjuk yang perlu diketahui terlebih dahulu agar orang tua dapat mengarahkan dan membimbing anaknya secara bijaksana sehingga dapat terpenuhi tumbang normal

IMPLEMENTASI AG Pelatihan PERAWAT (TENKES) KADER Pendd . Kes Pendidikn kes ORANG TUA/ KELG/PENGASUH ANAK

KONSEP HOSPITALISASI Pengertian : Hospitalisasi merupakan suatu proses yang karena suatu alasan yang berencana atau darurat, megharuskan anak tinggal dirumah sakit, menjalani terapi dan perawatan sampai pemulangannya kembali ke rumah. Respon psikologik anak terhadap hospitalisasi Masa bayi (0 – 1 tahun ) a. Menangis b. Marah c. Banyak melakukan gerakan sebagai sikap penolakan d. Ekspresi wajah tidak menyenangkan atau ketakutan

2. Masa Todler( 2-3 tahun ) a. Protes b. Putus asa c. Pengingkaran (denial ) d. Anak kurang aktif e. Kurang menunjukan minat ut makan, minum dan bermain f. Sedih g. Apatis 3. Masa Prasekolah ( 3-6 tahun ) a. Menolak makan b. Sering bertanya c. Menangis walaupun secara perlahan d. Tidak kooperatif terhadap petugas kesehatan e. Ketakutan

4. Masa Sekolah ( 6-12 tahun ) a. Kecemasan karena berpisah dengan kelompok sosialnya b. Diam karena adanya pembatasan aktivitas c. Reaksi terhadap nyeri sudah mulai terkontrol 5. Masa Remaja ( 12-18 tahun ) a. Kecemasan akibat berpisah dengan teman sebaya atau gangnya b. Menolak perawatan dan c. Tidak kooperatif terhadap petugas kesehatan atau menarik diri dari keluarga

Reaksi orang tua terhadap hospitalisasi anak : 1. Perasaan cemas dan takut 2. Perasaan sedih 3. Perasaan frustasi Reaksi saudara kandung terhadap perawatan anak di rumah sakit : 1. Marah 2. Cemburu 3. Benci 4. Rasa bersalah 5. Takut 6. Cemas 7. Perasaan sepi

INTERVENSI KEPERAWATAN DALAM MENGATASI DAMPAK HOSPITALISASI M asalah yang berkaitan dengan perawatan anak Asuhan berpusat pada keluarga dan atraumatic care fokus in t ervensi - M eminimalkan stresor - M aksimalkan hospitalisasi - M empersiapkan anak sebelum dirawat di RS PERAWAT

Upaya meminimalkan stresor : a. Untuk meminimalkan dampak perpisahan : Melaksanakan sistim perawatan Rooming In Bila tidak, izinkan orang tua untuk lebih sering berada dengan anak Memodifikasi ruang perawatan anak Mempertahankan kontak dengan sekolah b. Untuk mencegah perasaan kehilangan kontrol Hindari pembatasan fisik Buat jadwal untuk prosedur terapi, latihan dan bermain Fokuskan intervensi keperawatan pada upaya untuk menggurangi ketergantungan

c. Untuk meminimalkan rasa takut : M empersiapkan psikologi anak L akukan permainan terlebih dahulu sebelum melakukan persiapan fisik anak Pertimbangkan untuk menghadirkan orang tua pada saat anak dilakukan tindakan Tunjukan sikap empati Pada tindakan pembedahan elektif, lakukan persiapan khusus Maksimalkan manfaat hospitalisasi Membantu orang tua untuk mempelajari tumbuh kembang anak dan reaksi anak terhadap stresor Hospitalisasi dapat dijadikan media untuk belajar orang tua Beri kesempatan pada anak untuk menga m bil keputusan Fasilitasi anak untuk tetap bersosialisasi

Memberi dukungan pada aggota keluarga lain : Beri dukungan pada keluarga untuk mau tinggal dengan anak di RS Fasilitasi keluarga untuk berkonsultasi dengan psikologi ( bila memungkinkan ) Beri dukungan pada keluarga untuk menerima kondisi anaknya Fasilitasi untuk meghadirkan saudara kandung Mempersiapkan anak untuk mendapat perawatan di RS : Siapkan ruang rawat sesuai tahapan usia anak dan jenis penyakit Orientasikan situasi RS dengan miniatur Kenalkan pada dokter atau perawat yang akan merawatnya

Keuntungan Bermain untuk anak yang dirawat di RS Meningkatkan hubungan antara klien (anak dan keluraga) dan perawat Perawatan dirumah sakit akan membatasi kemampuan anak untuk mandiri. Aktivitas bermain terprogram akan memilihkan perasaan mandiri pada anak Untuk memerikan rasa senang dan membantu anak untuk mengekspresikan perasaan, dan pikiran cemas, takut, sedih, tegang dan nyeri Meningkatkan kemampuan anak untuk mempunyai tingkah laku yang positif Prinsip bermain pada anak di RS: Tidak boleh bertentangan dengan terapi penggobatan Tidak membutuhkan energi yang banyak Harus mempertimangkan keamanan anak Dilakukan pada kelompok umur yang sama Melibatkan orang tua

Tujuan bermaian pada anak yang dirawat : Proses kegiatan bermain : Menekankan pada upaya ekspresi , sekaligus relaksasi dan distraksi dari p erasaan taku t , cemas, sedih, tegang dan nyeri Perawat hanya sebagai fasilitator Dilakukan secara aktif oleh anak dan orang tua Mengacu pada tujuan yang telah ditentukan

Pelaksanaan kegiatan : Mengobesvasi respon anak dan orang tua terhadap kegiatan bermain Penentu kegiatan dila n jutkan atau tidak Mengevaluasi hasil kegiatan

Peran perawat diruang perawatan anak : 1. Peran Sebagai penganti ibu /ayah (orang tua ) Peran sebagai pendidik Sebagai role model Pengaruh lingkungan rumah sakit: Menimbulkan rasa takut pada dokter atau perawat Merasa terganggu hubu n gannya dengan orang tua dan saudara Merasa asing dengan lingkungannya Kurang nafsu makan

Peran keluarga: Pemberi informasi tentang masalah yang terjadi pada anak 2. Membujuk anak agar mau terlibat dalam proses penggobata n 3. Sebagai pelindung anak 4. Membantu anak dalam melakukan kegiatan penggobatan 5. Sebagai pengawas dalam segala tindakan yang dilakukan terhadap anak

Evaluasi / penilaian : Bandingkan hasil permainan dengan tujuan permainan yang telah ditentukan sebelumnya Hasil positif dapat pertimbangkan untuk dilanjutkan karena akan membantu dalam proses penggobatan dan penyembuhan pada anak

Sampai jumpa di pertemuan berikutnya …..
Tags