Sejarah dan Ketentuan Kefarmasian OLEH: Apt., Mita Yulianti, S.Farm .
Ketentuan Kefarmasian 01.
Bowl of Hygeia adalah simbol internasional yang paling banyak dikenal untuk profesi apoteker saat ini , Bowl of Hygeia berasal dari mitologi Yunani dan secara universal digambarkan sebagai ular yang dibungkus dengan satu atau cara lain di sekitar mangkuk atau gelas . Sekarang mangkuk / gelas itu mewakili ramuan obat , dan ular itu mewakili penyembuhan.Ilmuan yang dianggap sebagai orang yang berjasa dalam perkembangan farmasi berkat karya penemuan dan hasil penelitiannya , antara lain : Hipocrates (460-370) Bapak Ilmu Kedokteran Dioscorides ( abad ke 1 M) orang pertama yang menggunakan tumbuhan sebagai ilmu farmasi terapan Galen (130-200 M) karya Galen berasal dari alam , formulasi , dan sediaan farmasi yaitu Farmasi Galenika Philipus Aureulus (1493-1541 M) paracelcus , memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap perubahan farmasi , penyiapan bahan spesifik dan zat kimia sebagai obat internal. Sejarah Farmasi
Istilah Farmakope ( bahasa Yunani , Pharmcopeia ) berasal dari kata pharmacon yang berarti racun / obat dan poien yang berarti membuat ). Kombinasi dua kata tersebut bermakna resep / formula atau stanar lain yang dikehendaki untuk membuat atau mempersiapkan / mengolah / meracik suatu obat . Farmakope adalah buku resmi yang memuat uraian , persyaratan , keseragaman pengujian mutu , dan pengolahan / peracikan obat , juga tentang alat – alat dan persyaratan alat yang digunakan untuk pengolahan / peracikan dan pengujian mutu . Hampir setiap negara mempunyai buku farmakope sendiri yang isinya disesuaikan dengan kebutuhan , kondisi , dan peraturan yang berlaku di negara tersebut , antara lain : Farmakope Indonesia (FI III, IV, V, dan VI) Negara Indonesia United State of Pharmacope (U.S.P) Negara Amerika British Pharmaacope (B.P) Negara Inggris Nederlands Pharmacope Negara Belanda . Ketentuan Farmasi
Departemen Republik Indonesia juga mengeluarkan beberapa buku farmasi , antara lain : Formularium Indonesia (FOI) Formularium Nasional (FN) FI Edisi I, Edisi II, Edisi III, Edisi IV, Edisi V Terbaru ada FI Edisi VI Secara garis besar , Farmakope Indonesia terdiri atas 4 bagian , yaitu : Ketentuan Umum (General Notes) Monografi Lampiran Indeks Literatur Farmasi
Sekilas gambaran dari Farmakope Indonesia Edisi terbaru dapat dilihat pada gambar disamping ! FI I = 1962 FI II = 1972 FI III = 1979 FI IV = 1995 FI V = 2014 FI VI = 2020 Farmakope Indonesia
Ketentuan Umum 02.
Ketentuan Umum FI Ketentuan Umum berisi prinsip dasar pemeriksaan dan istilah penting dalam FI. Digunakan sebagai acuan dalam industri farmasi, laboratorium, dan distribusi Dapat dilihat beberapa istilah yang ada pada Buku FI antara lain : Bahan dan Proses Bahan Tambahan Pemerian Kelarutan Identifikasi Suhu Wadah dan penyimpanan Penandaan Khasiat Dosis
Bahan dalam Farmakope Zat aktif (API): memberikan efek farmakologis . Bahan tambahan : eksipien , pelarut , pengikat , pewarna . Harus berasal dari sumber sah , teridentifikasi dan teruji mutunya . Proses dalam FI Pengolahan : ekstraksi , pencampuran , pemurnian . Sterilisasi : wajib validasi untuk produk steril . Pengeringan & penyimpanan : sesuai standar mutu . Mengikuti prinsip CPOB (Cara Pembuatan Obat yang Baik). Bahan dan Proses
Pemerian adalah uraian tentang sifat fisik suatu zat atau sediaan yang terdapat dalam monografi Farmakope Indonesia. Digunakan sebagai langkah awal identifikasi zat , sebelum dilakukan pengujian kimia lebih lanjut . Pemerian Parameter Contoh Warna Putih, putih kekuningan, kuning muda Bau Tidak berbau, khas, tajam Rasa Pahit, manis, asam (hanya dilakukan jika aman) Bentuk Serbuk, kristal, granul, cairan, tablet, kapsul Kelarutan Larut, sukar larut, sangat sukar larut dalam pelarut tertentu
Kelarutan Kelarutan adalah kemampuan suatu zat ( biasanya zat aktif obat ) untuk larut dalam pelarut tertentu dan membentuk larutan homogen . Relevansi Kelarutan dalam Formulasi ObatMenentukan bentuk sediaan : sirup, suspensi , larutan injeksi.Mempengaruhi rute pemberian : oral, topikal , parenteral.Kelarutan rendah dapat diatasi dengan teknik formulasi khusus seperti mikronisasi , penggunaan surfaktan , atau pembentukan garam.
Praktikum Sederhana Uji kelarutan sederhana : bandingkan kelarutan parasetamol dalam air dingin vs. air hangat . Observasi larutan jenuh dan endapan . Kelarutan
Kadar larutan : Lar volumetri Molalitas ( m ); gram/1 kg Molaritas ( M ); gram/1 liter Normalitas ( N ); bobot ekivalen /1 liter Persen % b/b ; gram/100 g larutan / campuran ( utk bhn padat , setengah padat ) % b/v ; gram/100 mL larutan ( utk larutan , susp pdt , atau gas dlm cairan ) % v/v ; mL/100 mL larutan ( utk cairan dlm cairan ) Kadar Larutan
Wadah merupakan Suatu tempat penyimpanan bahan yang berhubungan langsung atau tidak langsung dengan bahan Suhu dan penyimpanan Lemari pembeku : -20 °C sd -10 °C Dingin : < 8 °C, lemari pendingin : 2 °C sd 8 °C Sejuk : 8 °C sd 15 °C Suhu ruang dingin terkendali : 2 °C sd 8 °C Suhu ruang : < 30 °C Suhu ruang terkendali : 20 °C sd 25 °C Hangat : 30 °C sd 40 °C Panas berlebih : >40 °C Wadah dan Penyimpanan
kemasan tersegel Wadah tidak tembus cahaya (“terlindung dari cahaya”) Wadah tertutup baik Wadah tertutup rapat Wadah tertutup kedap Wadah satuan tunggal Wadah dosis tunggal Wadah dosis satuan Wadah satuan ganda wadah dosis ganda Wadah
Monografi
Dosis
Bahasa Latin dan Resep 03.
Bahasa Latin dalam Farmasi
Bahasa Latin berkaitan dengan Aturan pakai Omni hora cochlear ( o.h.c ): tiap jam 1 sdm Omni bihora cochlear ( o.b.h.c ): tiap 2 jam 1 sdm Post coenam ( p.c ): sesudah makan Ante coenam ( a.c ): sebelum makan Durante coenum ( d.c ): pd waktu makan Mane (m):pagi2 Ante meridiem ( a.merid ): sebelum tengah hari Mane et vesvere ( m.et.ves ): pagi & sore Ante nocte ( a.n ): sebelum tidur / malam Bahasa Latin dalam Farmasi
Pengertian : Permintaan tertulis dari dokter atau dokter gigi , kepada Apoteker baik dalam bentuk paper maupun electronic untuk menyediakan dan menyerahkan obat bagi pasien sesuai peraturan yang berlaku dr.umum / spesialis : tdk ada pembatasan jenis obat yang diberikan drg . : jenis obat gigi RESEP RASIONAL : penulisan Resep dengann memperhatikan beberapa aspek ilmu dan menggunakan falsafah (5 benar ) sbb ; benar pasien , benar obat , benar dosis , benar waktu , benar cara pemberian . Ketika pasien diberikan KIE, maka bisa ditanyakan oleh pasien mengenai 5O ( nama dan kandungan , khasiat , dosis , cara menggunakan , dan efek samping ) RESEP IRASIONAL : Memberikan “shotgun presription ” ; permintaan obat lbh banyak pd satu R/ utk indikasi yg sama ( polifarmasi ) Pemberian obat dlm jumlah yg banyak , kecuali utk penyakit yg kronis Pemberian antibiotika yg tdk sesuai dengan aturan pemakaian Pengertian Resep
Ditulis dikertas Resep menggunakan tinta yang jelas terbaca sekarang bisa menggunakan resep online sesuai kebijakan masing-masing RS Penulisan dalam bahasa latin ( merupakan bahasa baku untuk kedokteran dan farmasi dan berlaku internasional ) Resep yang mengandung Narkotika ditulis terpisah , tdk boleh ada pengulangan ( iter ), identitas pasien jelas tdk boleh m.i,tdk boleh ditulis suc Prioritas pelayanan resep dgn memperhatikan tanda yg ditulis di bagian kanan atas Resep ; cito , urgent ( pelayanan segera ) , PIM ( berbahaya bila ditunda ) Jika permintaan obat lebih dari satu R/ dilembar Resep yang sama , maka penulisan dipisahkan dgn tanda # dan tiap R/ diparaf oleh dokter Kaidah penulisan resep sbb : Penulisan satuan ; ≠ gr. ; g (gram), mg ( miligram ) Penulisan angka desimal dihindari (10 mg bukan 0,01) Penulisan nama obat harus jelas Kekuatan dan jumlah obat ditulis jelas ; terutama jika satu obat punya 2 kekuatan ( mis . Tab.Valium 2 mg, 5 mg atau 10 mg) Aturan pakai dan jumlah obat ditulis dlm angka romawi Dosis dihitung dengan tepat dan diperhitungkan faktor individual pasien Perhatian terhadap hal-hal khusus yang harus diberitahukan pada pasien Ketentuan Resep
Remedium cardinale ( senyawa utama dlm obat ) Remedium adjuvants ( bahan penunjang obat utama ) Constituent/ exipiens ( bahan tambahan sebagai pengisi atau pemebri bentuk sediaan akhir dan meningkatkan volume obat ); laktosa , amilum , talk, aquadest , vaselin Corrigensia ( bahan tambahan utk memperbaiki rasa, warna dan aroma obat utama ) a. corigens saporis (rasa); sirup simplek , aqua mentha pip b. corigens odoris (aroma); oleum rosarum , ol.menth.pip c. corigens coloris ( warna ); karamel , karmin , yellow Susunan Penulisan
Pelayanan Resep dan Salinan Resep 04.
Pengkajian Resep
Menyiapkan obat sesuai dengan permintaan resep Melakukan peracikan obat bila diperlukan Memberikan etiket, minimal : Warna putih : untuk obat dalam / oral Warna biru : obat luar dan suntik Menempelkan label “kocok dahulu” pd sediaan suspensi & emulsi Memasukkan obat ke dalam wadah Sebelum obat diserahkan, periksa kembali kesuaian antara resep dgn etiket Menyerahkan obat disertai dengan PIO (cara penggunaan, makmin yg harus dihindari, ES, & cara penyimpanan) Membuat salinan resep (bila diperlukan) Pelayanan Resep
Perlakuan sama dengan kertas resep asli dan memuat informasi apotek meliputi ; nama dan alamat , nama dan SIPA ( Apoteker Pengelola Apotek ), paraf APA, No dan tgl pembuatan R/, tanda det ( detur ) utk obat yg telah diserahkan atau nedet utk obat yg belum diserahkan Dapat diberikan atas permintaan dokter ( ada tanda “ iter ” ( pengulangan ) dikertas resep asli ) dan penderita Salinan resep hanya boleh diperlihatkan kepada dokter penulis resep , pasien bersangkutan , apoteker dan petugas kesehatan yang berwenang Salinan Resep /Copy Resep / Apograph
THANKS! Do you have any questions? Please keep this slide for attribution