SariLestariKristina1
6 views
32 slides
May 12, 2025
Slide 1 of 32
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
About This Presentation
materi pembelajaran diferensiasi
Size: 21.5 MB
Language: none
Added: May 12, 2025
Slides: 32 pages
Slide Content
PEMBELAJARAN YANG BERPIHAK PADA MURID
ICE BREAKING
Memenuhi Kebutuhan Belajar Murid Melalui Pembelajaran Berdiferensiasi
Capaian Umum untuk mengakomodasi Peserta dapat: 1 . M engimplementasi k a n pembelaja r a n be r di f e r ensiasi kebutuhan belajar murid yang berbeda. 2. Menjadi teladan dalam melakukan praktek-praktek reflektif dalam pembelajaran bagi komunitas pendidik di lingkungan sekitarnya. 3 . Menjadi bahan untuk membuat suatu Penelitian Tindak Kelas (PTK) yang dapat digunakan sebagai kebutuhan kenaikan pangkat .
Capaian Khusus Peserta mampu : M endemonstrasikan pemahaman tentang apa yang dimaksud dengan pembelajaran berdiferensiasi dan alasan mengapa pembelajaran berdiferensiasi diperlukan; M elakukan identifikasi atau pemetaan kebutuhan belajar murid yang berbeda; 3 . M enganalisis penerapan 3 strategi diferensiasi (diferensiasi konten, proses, dan produk); 4 . M engimplementasikan Rencana Pembelajaran berdiferensiasi dalam konteks pembelajaran di sekolah atau kelas mereka sendiri;
Di mana posisi Anda dalam perjalanan pembelajaran Anda saat ini?
PERTANYAAN PEMANTIK Dengan tetap mengacu pada tujuan pembelajaran , bagaimana saya dapat : Memvariasikan materi berdasarkan kebutuhan belajar murid saya ? Memvariasikan struktur , tingkat dukungan , dan tingkat kemandirian saat murid menyelesaikan tugas dan membuat produk hasil pembelajaran ? Memvariasikan kompleksitas atau tingkat kesulitan tugas untuk mengakomodasi murid dengan berbagai tingkat kesiapan di kelas ? Memvariasikan sifat produk hasil belajar agar murid dapat menyesuaikannya dengan minat mereka ? Bagaimana kita bisa memberikan murid kesempatan untuk memilih bentuk ekspresi yang disukai atau yang sesuai gaya belajar mereka ?
Mengapa kita melakukan Pembelajaran Berdiferensiasi?
Pembelajaran Berdiferensiasi Adalah Pembelajaran Untuk Semua Murid Di Kelas Kita
Pembelajaran berdiferensiasi adalah serangkaian keputusan masuk akal ( common sense ) yang dibuat oleh guru yang berorientasi kepada kebutuhan murid. Keputusan-keputusan yang dibuat tersebut adalah yang terkait dengan: 1. Kurikulum yang memiliki tujuan pembelajaran yang didefinisikan secara jelas. Jadi bukan hanya guru yang perlu jelas dengan tujuan pembelajaran, namun juga muridnya. 2. Bagaimana guru menanggapi atau merespon kebutuhan belajar murid nya. Bagaimana ia akan menyesuaikan rencana pembelajaran untuk memenuhi kebutuhan belajar murid tersebut. Misalnya, apakah ia perlu menggunakan sumber yang berbeda, cara yang berbeda, dan penugasan serta penilaian yang berbeda.
Bagaimana mereka menciptakan lingkungan belajar yang “mengundang’ murid untuk belajar dan bekerja keras untuk mencapai tujuan belajar yang tinggi. Kemudian juga memastikan setiap murid di kelasnya tahu bahwa akan selalu ada dukungan untuk mereka di sepanjang prosesnya. Manajemen kelas yang efektif. Bagaimana guru menciptakan prosedur, rutinitas, metode yang memungkinkan adanya fleksibilitas. Namun juga struktur yang jelas, sehingga walaupun mungkin melakukan kegiatan yang berbeda, kelas tetap dapat berjalan secara efektif. Penilaian berkelanjutan . Bagaimana guru tersebut menggunakan informasi yang didapatkan dari proses penilaian formatif yang telah dilakukan, untuk dapat menentukan murid mana yang masih ketinggalan, atau sebaliknya, murid mana yang sudah lebih dulu mencapai tujuan belajar yang ditetapkan.
Mengidentifikasi Kebutuhan Belajar Murid 1. Kesiapan Belajar Murid ( Readiness )
Contoh pemetaan kebutuhan belajar berdasarkan Kesiapan Belajar Murid ( Readiness ) Ibu Lusi akan mengajar pelajaran Matematika. Tujuan Pembelajaran yang ia tetapkan adalah: murid dapat menyajikan dan menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan keliling bangun datar. Ia kemudian membuat pemetaan kebutuhan belajar dan memberikan penugasan seperti di bawah ini: Kesiapan belajar ( R eadin e s s ) Beberapa murid telah memahami konsep keliling; dapat melakukan operasi hitung dasar. Beberapa murid telah memahami konsep keliling namun belum lancar dalam melakukan operasi hitung dasar. Beberapa murid belum memahami konsep keliling. Tugas Murid diminta mengerjakan soal-soal tantangan yang mengaplikasikan konsep keliling dalam kehidupan sehari-hari. murid akan diminta untuk bekerja secara mandiri dan saling memeriksa pekerjaan masing-masing. Murid menggunakan bantuan benda-benda konkret untuk menghitung keliling bangun datar (misalnya menggunakan lidi atau sedotan ). Jika mengalami kesulitan, murid diminta menerapkan strategi “ 3 before me” (bertanya kepada 3 teman sebelum bertanya langsung pada guru). Guru akan sesekali datang ke kelompok ini untuk memastikan tidak ada miskonsepsi. Murid akan mendapatkan pembelajaran eksplisit tentang konsep keliling. Guru akan memberikan scaffolding yang lebih banyak dalam proses ini.
Mengidentifikasi Kebutuhan Belajar Murid 2. Minat Murid ( interest) Minat murid berbeda-beda Minat murid bisa berkembang Ibu Zaenab ingin mengajarkan murid-muridnya keterampilan membuat tulisan teks prosedur. Ia kemudian melihat pada catatan yang dimilikinya. Ia menemukan bahwa di kelasnya ada: 8 orang murid yang sangat menyukai kegiatan olahraga; 6 orang yang menyukai hal-hal yang berkaitan dengan sains; 4 orang senang membuat prakarya dan; 2 orang senang memasak. Setelah selesai mendiskusikan tentang apa dan bagaimana membuat tulisan berbentuk prosedur, Bu Zaenab lalu meminta murid berlatih membuat sendiri tulisan berbentuk prosedur tersebut. Setiap murid diperbolehkan untuk menulis dengan topik sesuai dengan minat mereka. Ada murid yang memilih membuat tulisan prosedur memasak nasi goreng, ada murid yang memilih membuat tulisan tentang prosedur membuat bunga dari sedotan, dsb.
Mengidentifikasi Kebutuhan Belajar Murid Profil Belajar Murid ( Learning Profiles ) Lingkungan: suhu, tingkat aktivitas, tingkat kebisingan, jumlah cahaya. Mungkin ada murid-murid kita yang hanya dapat belajar secara efektif ketika lingkungan belajarnya mendukung. Misalnya, ada anak yang tidak dapat belajar di ruangan yang terlalu dingin, terlalu bising, terlalu terang, dsb. Pengaruh Budaya: santai - terstruktur, pendiam - ekspresif, personal - impersonal. Gaya belajar: visual: belajar dengan melihat (diagram, power point, catatan, peta, grafik organisator); Auditori: belajar dengan mendengar (kuliah, membaca dengan keras, mendengarkan musik); Kinestetik : belajar sambil melakukan (bergerak dan meregangkan tubuh, kegiatan hands on , dsb). Multiple intelligence:
Contoh memetakan kebutuhan belajar murid berdasarkan profil belajar Pak Herman akan mengajar pelajaran IPA, dengan tujuan pembelajaran yaitu agar murid dapat mendemonstrasikan pemahaman mereka tentang habitat makhluk hidup. Berdasarkan identifikasi yang ia lakukan, Pak Herman telah mengetahui bahwa sebagian muridnya adalah pembelajar visual , sebagian lagi adalah pembelajar auditori, dan pembelajar kinestetik. Untuk memenuhi kebutuhan belajar murid-muridnya tersebut, Pak Herman lalu memutuskan untuk melakukan beberapa hal berikut ini: Saat mengajar, Pak Herman melakukan hal-hal berikut ini: Ia menggunakan banyak gambar atau alat bantu visual saat menjelaskan. Ia juga menyediakan video yang dilengkapi penjelasan lisan yang dapat diakses oleh murid. Pak Herman juga membuat beberapa sudut belajar atau display yang ditempel di tempat-tempat berbeda untuk memberikan kesempatan murid bergerak saat mengakses informasi. 2. Saat memberikan tugas, Pak Herman memperbolehkan murid-muridnya memilih cara mendemonstrasikan pemahaman mereka tentang habitat makhluk hidup. Murid boleh menunjukkan pemahaman dalam bentuk gambar, rekaman wawancara maupun performance atau role-play
Strategi Mendiferensiasi Pembelajaran 1. Mendiferensiasi Konten: Diferensiasi konten merujuk pada strategi membedakan pengorganisasian dan format penyampaian konten. Konten adalah materi pengetahuan, konsep, dan keterampilan yang perlu dipelajari murid berdasarkan kurikulum.
Strategi Mendiferensiasi Pembelajaran 2. Mendiferensiasi Proses: Merujuk pada strategi membedakan proses yang harus dijalani oleh murid yang dapat memungkinkan mereka untuk berlatih dan memahami isi (content) materi.
Strategi Mendiferensiasi Pembelajaran 3. Mendiferensiasi Produk: Merujuk pada strategi memodifikasi produk hasil belajar murid, hasil latihan, penerapan, dan pengembangan apa yang telah dipelajari.
Sekilas tentang RPP
Assessment is derived from latin word “assidere” which mean to sit with or beside. It is something we do with and for a student,not something we do to them. Wiggins, cited in Green, 1998 Sekilas Tentang Penilaian
dalam proses sejauh mana ❏ Penilaia n memegang perana n yang sangat penting pembelajaran berdiferensiasi. ❏ Penilaian , terutam a penilaia n formatif , aka n menentukan efektifitas pembelajaran berdiferensiasi. I believe that if teachers leverage formative assessment best practices more, differentiation will come naturally.(Andrew Miller- A teacher) https://inservice.ascd.org/formative-assessment-is-the-cornerstone-of-differentiated-instruction/ Sekilas Tentang Penilaian
Asesmen & Pembelajaran Berdiferensiasi Praktik pembelajaran berdiferensiasi haruslah berakar pada asesmen. Asesmen formatif memungkinkan guru untuk mengenal murid mereka lebih baik dan, oleh karena itu, membuat keputusan terbaik untuk menantang mereka dengan tepat dan melibatkan mereka dalam pembelajaran.
Beberapa hal yang perlu dipertimbangkan: Guru perlu menetapkan tujuan pembelajaran yang jelas dari awal Langkah pertama menuju diferensiasi adalah memiliki tujuan yang jelas. Guru perlu menanyakan pada diri sendiri pertanyaan ini setiap hari: “Apa yang akan kita pelajari hari ini ?” Guru perlu mengetahui pengetahuan, konsep, dan keterampilan yang esensial yang perlu dikuasai oleh murid. Jika gur u memiliki tujua n yang jelas , mereka tah u bagaiman a mereka dapat memeriksa pemahaman murid.
2. Memeriksa Pemahaman murid Ada banyak cara untuk memeriksa pemahaman murid. Bukan hanya melalui tes tertulis. Lewat pertanyaan-pertanyaan yang mereka berikan, guru dapat mengecek apakah murid-murid telah memahami apa yang yang telah dipelajari. Guru juga dapat menggunakan writing tools (misalnya tulisan atau karangan, poster atau diagram yang mereka buat, dsb); performance tools, kuis, alat-alat teknologi, dan sebagainya untuk mengetahui sejauh pemahaman murid. Jadi dengan kata lain, guru dapat menggunakan alat-alat penilaian formal (yang mungkin membutuhkan waktu untuk memberikan umpan balik kepada murid) atau, guru juga dapat menggunakan alat-alat penilaian informal yang cepat, misalnya melalui respon murid, exit ticket (tiket keluar), dbs.
3. Keterlibatan siswa Penilaian formatif dapat digunakan untuk meningkatkan keterlibatan murid dalam belajar. Contoh: Jika guru tahu bahwa setengah jumlah muridnya ternyata telah menguasai materi yang akan ia berikan minggu depan, maka ia bisa mengubah rencana pembelajarannya agar lebih sesuai dengan kebutuhan murid. Di sisi lain, jika guru menggunakan penilaian formatif secara efektif, mereka dapat membedakan untuk memberikan instruksi “secara tepat waktu” yang benar-benar dibutuhkan dan dianggap relevan oleh murid. Instruksi yang tepat waktu dan relevan menghasilkan keterlibatan murid yang lebih tinggi.
4. Memberikan informasi bagi perencanaan yang akan dibuat guru Penilaian formatif memungkinkan guru untuk bergerak "maju" untuk merencanakan jenis kegiatan pembelajaran yang tepat untuk digunakan di masa depan. Dari proses penilaian guru dapat menemukan kesalahan-kesalahan atau miskonsepsi yang dibuat baik oleh individu maupun keseluruhan murid, sehingga guru dapat bekerja lebih efektif untuk merencanakan strategi pengajaran yang tepat. Dengan demikian, mereka dapat membantu murid yang perlu di “ extend” atau di”tantang” lebih jauh atau sebaliknya, memberikan dukungan bagi murid yang masih “berjuang” untuk mendapatkan pemahaman. Guru dapat secara efektif merencanakan pengajaran individu, kelompok kecil, dan seluruh kelas karena mereka tahu di mana murid mereka berada dan apa yang mereka butuhkan. Ini adalah kunci untuk diferensiasi.
“Serupa seperti para pengukir yang memiliki pengetahuan mendalam tentang keadaan kayu, jenis-jenisnya, keindahan ukiran, dan cara-cara mengukirnya. Seperti itulah seorang guru seharusnya memiliki pengetahuan mendalam tentang seni mendidik,. Bedanya, Guru mengukir manusia yang memiliki hidup lahir dan batin.” (Ki Hajar Dewantara)
Pertanyaan Pemandu Apakah kebutuhan belajar murid yang berusaha dipenuhi oleh guru tersebut ? Bagaimana cara guru tersebut menentukan kebutuhan belajar muridnya ? Strategi pembelajaran berdiferensiasi apa yang digunakan ? Bagaimana guru tersebut melakukan penilaian ? 1. Kesiapan belajar murid. 2. Minat belajar murid. 3. Profil belajar murid 1. Konten 2. Proses 3. Produk
REVIUW AKTIVITAS PEMBELAJARAN Apa yang Bapak Ibu pelajari dari forum diskusi ? Bagaimana perasaan Bapak Ibu pada saat mengikuti forum diskusi ? Hal- hal apa yang menurut Bapak Ibu paling menarik saat mengikuti forum diskusi ?