Dr. H. Ahmad Herison, S.T., M.T.
Fakultas Teknik Jurusan Teknik Sipil Universitas Lampung
Fakultas Teknik Jurusan Teknik Sipil Universitas Lampung
Dr. H. Ahmad Herison, S.T., M.T.
Fakultas Teknik Jurusan Teknik Sipil Universitas Lampung
LANGKAH – LANGKAH PERENCANAAN TATA LETAK
•TAHAP 1
1. Tentukan lokasi saluran pembuang, jalan,
kampung dan daerah yang tidak dapat diairi
berdasarkan peta topografi skala 1 : 25.000
2. Tentukan lokasi cekungan, punggung medan
dan tempat tinggi pada peta skala 1 : 25.000
3.Cek apakah jaringan pembuang intern dan
ekstern yang ada dapat dipisahkan
4. Buatlah tata letak pendahuluan jaringan
pembuang primer
5.Plotkan saluran sekunder disepanjang
punggung medan dan daerah-daerah tinggi
Dr. H. Ahmad Herison, S.T., M.T.
Fakultas Teknik Jurusan Teknik Sipil Universitas Lampung
6. Pindahkan trase saluran, batas petak dan lokasi
sadap pada peta skala 1 : 5000 atau 1 : 2000
7.Plotkan batas-batas petak tersier dengan kriteria
sbb:
– batas-batas ditentukan dengan topografi
–saluran tersier mengikuti kemiringan medan
dengan kemiringan minimum 0,25%
(kecepatan minimum 0,20 m/det)
– ukuran petak tersier sebaiknya antara 50 –
100 ha
– sesuaikan batas-batas petak tersier
dengan batas-batas administratif
8.Plotkan lokasi bangunan sadap, bangunan bagi
9.Tentukan lokasi bangunan pembawa
10.Tentukan trase saluran primer dengan
kemiringan minimum 0,30%
Dr. H. Ahmad Herison, S.T., M.T.
Fakultas Teknik Jurusan Teknik Sipil Universitas Lampung
•Tahap 2
1. Penelusuran trase saluran seperti yang ditunjukan
pada peta berskala 1 : 5000
2. Penyelidikan dan pengukuran trase saluran
3. Cek lokasi bangunan sadap dan muka air yang
diperlukan
4. Cek lokasi bangunan pembawa
5. Buat perencanaan bangunan utama
6. Buat profil memanjang saluran dan melintang
saluran
7. Buat trase saluran yang telah disesuaikan dengan
lokasi bangunan pengatur dan pembawa serta
batas-batas petak tersier pada peta skala 1 : 5000
8. Buat program penyelidikan detail untuk lokasi
bendung, bangunan pembawa utama dan saluran
(bila perlu)
Pertemuan ke-5Pertemuan ke-5
Dr. H. Ahmad Herison, S.T., M.T.
Fakultas Teknik Jurusan Teknik Sipil Universitas Lampung
NERACA AIR
•KETERSEDIAAN AIR
•KEBUTUHAN AIRPOLA TANAM DAN
AREAL YANG DAPAT DIAIRI
POLA TANAM : Padi – Padi – Palawija
Padi – Padi/Palawija – Palawija
Padi – Palawija - Bera
Areal dapat diairi A = Qa/NFR
Pertemuan ke-6Pertemuan ke-6
Dr. H. Ahmad Herison, S.T., M.T.
Fakultas Teknik Jurusan Teknik Sipil Universitas Lampung
KETERSEDIAAN AIR
Perhitungan Debit Andalan dengan
menggunakan data debit atau curah
hujan bulanan minimal 10 tahun.
Rumus rumus yang dipakai :
Metode F.J. Mock,
Metode Ranking
Metode SMEC
Dr. H. Ahmad Herison, S.T., M.T.
Fakultas Teknik Jurusan Teknik Sipil Universitas Lampung
KEBUTUHAN AIR
Faktor – faktor yang menentukan adalah:
1.Areal tanam
2.Pola dan jadwal tanam
3.Tata cara bercocok tanam/sisitim golongan
4.Penyiapan lahan (LP = Land Preparation)
5.Penggunaan konsumtif (Etc = Consumtive Use)
6.Perkolasi dan rembesan (P = Percolation)
7.Penggantian Lapisan Air (WLR = Water Layer
Replacement)
8.Curah Hujan Efektif ( Re = Rainall Efektive)
9.Kebutuhan air untuk tanaman di sawah (NFR = Nett
Field Requirement = q)
10.Efisiensi saluran, e (kehilangan air selama
penyaluran/distribusi)
Pertemuan ke-7Pertemuan ke-7
Dr. H. Ahmad Herison, S.T., M.T.
Fakultas Teknik Jurusan Teknik Sipil Universitas Lampung
Ad.1 . Areal Tanam
adalah lahan yang dapat dilayani/diairi oleh suatu
jaringan/saluran irgasi.
•Contoh Peta Areal Tanam
Dr. H. Ahmad Herison, S.T., M.T.
Fakultas Teknik Jurusan Teknik Sipil Universitas Lampung
•Ad. 2 Pola Dan Jadwal Tanam
Ialah susunan rencana penanaman berbagai jenis
tanaman selama satu tahun yang umumnya di di
Indonesia diklasifikasikan dala 3 (tiga) jenis
tanaman Padi, tebu dan palawija
Dr. H. Ahmad Herison, S.T., M.T.
Fakultas Teknik Jurusan Teknik Sipil Universitas Lampung
POLA TANAM
Pola tanam adalah gambaran rencana tanam
padi, palawija/ tebu selama kurun waktu 1 ( satu )
tahun.
Berdasarkan pengalaman pola tanam yang sering
dipakaI adalah :
1.Padi – padi – palawija.
2.Padi – padi/palawija – padi.
3.Padi – palawija/tebu – bera.
Pola tersebut biasanya tergantung kepada
ketersediaan air di jaringna irigasi, dan pada
daerah yang biasa menanam tebu pola tersebut
dia atas bisa diprogramkan tanaman tebu.
Dr. H. Ahmad Herison, S.T., M.T.
Fakultas Teknik Jurusan Teknik Sipil Universitas Lampung
Ad.3. Rencana Tata tanam/Sistim golongan
•Rencana Tata Tanam suatu daerah irigasi adalah suatu
daftar perhitungan atau grafik yang menggambarkan
hal-hal sebagai berikut :
–Berapa rencana luas tanam ( padi,palawija,
tebu)
–Kapan mulai tanam
–Kapan diadakan pengeringan saluran
•( Kalau dipakai rencana golongan, maka perlu
ditentukan kapan pertama kali dilaksanakan pemberian
air untuk untuk pengolahan tanah dari masing-masing
golongan).