materi tentang manusia zaman praaksara untuk menambah ilmu pengetahuan, dan di dalam nya ada beberapa perbedaan manusia zaman praaksara agar kalian tau beberapa jenis manusia zaman praaksara dan mengenal tentang manusia zaman praaksara
Size: 7.86 MB
Language: none
Added: Oct 21, 2025
Slides: 51 pages
Slide Content
Next
MEGANTROPUS PITHECANTROPUS HOMO
Next
MEGANTROPUS PALEOJAVANICUS Jenis Megantropus Paleojavanicus hidup 1-2 juta tahun yang lalu selama era Paleolitikum atau Paleolitik . Jenis ini pertama kali ditemukan oleh Koenigswald pada tahun 1936. Kelebihan yang terdapat dalam jenis Megantropus Paleojavanicus adalah mempunyai bentuk tubuh yang lebih besar dari jenis manusia lainnya . Sebagai pendukung zaman paleolitikum , Megantropus Paleojavanicus bertahan dengan food gathering dan belum memiliki tempat tinggal tetap ( nomaden ). Peralatan yang digunakan untuk kehidupan sehari-hari masih sederhana , yaitu seperti kapak genggam dan kapak perimbas . Next
Zaman Paleolitikum (Yunani : παλαιός ( palaios ) — purba dan λίθος ( lithos ) — batu) adalah zaman yang memiliki ciri khas berupa perkembangan alat-alat batu. Zaman ini mencakup sekitar 95% masa prasejarah teknologi manusia . Zaman ini dimulai dari penggunaann alat batu pertama sekitar 3,3 juta tahun yang lalu hingga akhir Pleistosen sekitar 11.650 tahun yang lalu Next
Gustav Heinrich Ralph von Koenigswald Dr. Gustav Heinrich Ralph von Koenigswald lahir di Berlin, 13 November 1902 dan meninggal di Bad Homburg vor der Höhe , 10 Juli merupakan seorang paleontolog dan geology berkebangsaan Jerman -Belanda yang melakukan penelitian manusia-manusia praaksara . Koenigswald memberikan banyak kontribusi terhadap penemuan-penemuan fosil selama kariernya . Penemuan dan penelitiannya ini memberikannya reputasi sebagai salah satu figue paleoantropologi terpenting abad ke-20 Next
FOOD GATHERING Food gathering adalah suatu kegiatan dimana teradi pada masa prasejarah dengan cara berburu . Kegiatan ini bergantung pada makanan yang ada pada lingkungan atau alam sekitar . Hewan-hewan yang berukuran besar menjadi target pemburuan mereka Hasil pemburuan dibagi secara rata pada semua anggota pemburu . Tugas laki-laki = melakukan pemburuan Tugas wanita = mengurus anak dan mengumpulkan makanan dari tumbuhan Next
KAPAK GENGGAM KAPAK PERIMBAS Sebuah batu yang mirip dengan kapak , tetapi tidak bertangkai dan cara menggunakanya denngan cara di genggam Berfungsi untuk menumbuk biji-bijian , membuat serat-serat dari pepohonan , membunuh binatang buruan , dan sebagai senjata Salah satu jenis kapak yang paling banyak digunakan oleh manusia pra-sejarah Berfungsi untuk alat pemotong , berburu , dan alat bantu hidup nomaden Kapak Perimbas Kapak Genggam Next
CIRI-CIRI MEGANTROPUS PALEOJAVANICUS Tulang terhadap rahang begitu kuat Tidak mempunyai dagu Tubuhnya besar dan kekar Tulang pipi telah mencolok dan tebal Dahi menonjol dan tebal seperti bagian belakang kepala Volume otak lebih kecil daripada manusia modern, sehingga dianggap sebagai manusia paling bodoh Tingginya sekitar 2,5 meter Cara jalan seperti orangutan, sedikit ditekuk , tangan menompang tubuh Next
RAHANG MEGANTROPUS PALEOJAVANICUS Next
VOLUME OTAK MEGANTROPUS PALEOJAVANICUS Next
Next
PITHECANTROPUS ERECTUS Pithecantropus Erectus hidup di zaman batu tua ( Paleolitikum ). Fosilnya pertama kali ditemukan oleh Dr. Eugene Dubois yang merupakan seorang ahli paleoantropologi di lembah Sungai Bengawan Solo daerah Trinil , Jawa Timur pada 1890. Cara hidup Pithecanthropus Erectus yaitu dengan sistem nomaden . Mereka bertahan dengan melakukan food gathering dengan melakukan pemburuan , meramu , dan mengumpulkan makanan . Peralatan yang digunakan juga masih sederhana berupa kapak genggam dan kapak perimbas . Next
Dr. Eugene Dubois Bernama lengkap Marie Eugène François Thomas Dubois adalah ahli anatomi yang berkebangsaan Belanda. Lahir di Eijsden pada tanggal 28 Januari 1858 dan meninggal pada tanggal 16 Desember 1940. Penemuan pertamanya adalah Pithecantropus Erectus si pulau Jawa tahun 1891 Next
PETA SUNGAI BENGAWAN SOLO Next
SISTEM NOMADEN Nomaden adalah cara hidup berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat lain dan tidak tinggal penetap oleh sekelompok orang atau individu . Sistem kehidupan ini sudah ada sejak zaman batu tua atau Paleolithikum yang berlangsung selama kurang lebih 600.000 tahun . Sistem ini merupakan salah satu cara efektif yang dilakukan masyarakat untuk melangsungkann kehidupan . Keadaan ini berlangsung ketika makanan di wilayah tempat tinggal mereka sudah habis maka mereka harus berpindah dan mencari sumber makanan di wilayah yang baru . Next
CIRI-CIRI PITHECANTROPUS ERECTUS Mempunyai volume otak sekitar 900 cm Mempunyai tinggi badan sekitar 165 – 180 cm Berat badannya sekitar 80 – 110 kg Mempunyai bentuk wajah yang hampir menyerupai monyet Mempunyai bentuk dagu yang lebih kecil sedangkan mulutnya menjulur Ada tonjolan tepat pada bagian kening yang melintang disepanjang pelipis Mempunyai bentuk tubuh yang tegap Ada gigi dan rahang yang besar serta kuat Next
GAMBAR RANGKA OTAK DAN GIGI PITHECANTROPUS ERECTUS Next
Next
PITHECANTROPUS SOLOENSIS Ahli paleoantropologi yang pertama kali menemukan fosilnya adalah G. H. R Von Koenigswald , Oppernoorth , dan Ter Haar di wilayah Ngandong Kabupaten Blora ( Jawa Tengah) sekitar tahun 1931 hingga 1934. Dan telah diketahui bahwa manusia purba ini udah hidup sejak zaman purba berkisar 900.000 tahun lalu . Next
G. H. R Von Koenigswald , Oppernoorth , dan Ter Haar Hasil penelitian dari ketiga tokoh diatas adalah ditemukannya 14 fosil manusia purba . Tempat penelitiannya dilakukan adalah di daerah Ngandong . Next
PETA DAERAH NGANDONG Next
CARA HIDUP BAHASA CIRI-CIRI Pithecantropus Soloensis bertempat tinggal secara berpindah-pindah ( nomaden ). Namun seiring waktu berjalan , kebiasaan dan cara pikir mereka berubah dari yang tidak teratur menjadi teratur Mereka hidup dengan bahasa yang berbeda dengan bahasa saat ini . Dapat dikatakan bahwa mereka berbicara memakai bahasa isyarat . Kapasitas otaknya mencapai 750 hingga 1350 cm 3 Mempunyai struktur gigi geraham yang lebar serta rahang kokoh Bentuk hidungnya lebar dan tidak memiliki tulang dagu Tulang keningnya menonjol , tebal , dan melintang Pada tengkuknya mempunyai otot yang sangat lebar Next
GAMBAR KERANGKA TENGKORAK PITHECANTROPUS SOLOENSIS Next
Next
PITHECANTROPUS ROBUSTUS Pithecantropus Robustus melakukan berbagai aktivitas yang sangat bergantung pada alam . Salah satunya adalah dengan berburu agar bisa bertahan hidup . Mereka berburu dengan menggunakan alat berupa tombak , alat serpih , dan kapak penetak . Manusia jenis ini juga masih hidup nomaden ( pindah-pindah ). Dipimpin oleh satu orang untuk memberikan arahan dan mencari sumber makanan di daerah baru untuk dijadikan tempat tinggal berikutnya . Pithecantropus Robustus ini tidak pernah diperbolehkan untuk melakukan perkawinan dengan jenis manusia purba lainnya . Next
TOMBAK KAPAK PENETAK ALAT SERPIH (FLAKES) Alat ini digunakan oleh manusia purba untuk menusuk , memotong , dan melubangi kulit binatang . Diperkirakan alat ini merupakan serpihan-serpihan batu yang dibuat sebagai kapak genggam . Alat ini pernah ditemukan di Sangiran , Gombong ( Jawa Tengah), dan Cabbenge (Flores) Next
CIRI – CIRI PITHECANTROPUS ROBUSTUS Memiliki ketinggian tubuh berkisar 165 – 180 cm Memiliki gigi geraham dan tulang rahang yang sangat kuat Tidak memiliki dagu tetapi berbeda dengan jenis megantropus Memiliki struktur tubuh yang tegap Memiliki volume otak berkisar 750 hingga 1.300 cc Pada tulang bagian atas dari tengkorak berbentuk lonjong dan tebal Mempunyai alat untuk mengunyah dan mempunyai otot tengkuk yang kecil Next
VOLUME OTAK PITHECANTROPUS ROBUSTUS Next
Next
CIRI-CIRI HOMO SOLOENSIS Sudah dapat berdiri tegak dan berjalan lebih sempurna Diperkirakan mempunyai tinggi badan antara 130 hingga 201 cm Tengkoraknya menunjukan tonjolan yang lebih tebal di dekat alis Volume otak sudah mendekati volume otak manusia Homo Soloensis diperkirakan mengawali sistem kebudayaan Ngandong Kehidupan masyarakat Homo Soloensis saat itu adalah berburu , menangkap ikan, memanen ubi, dan mengumpulkan makanan Next
VOLUME OTAK HOMO SOLOENSIS Next
Next
HOMO FLORESIENSIS Jenis ini adalah manusia purba terkecil yang mendiami pulau terpencil di Indonesia. Sebutan untuk manusia purba ini adalah hobbit. Homo Floresiensis diperkirakan hidup antara 95.000 sampai 18 tahun yang lalu . Ditemukan oleh Raden Pandji (Indonesia) dan Mike Morwood (Australia). Penemuan ini juga dilengkapi oleh fosil biawak , dan tikus berukuran cukup besar yang diduga menjadi makanan mereka dahulu . Tim peneliti juga menemukan peralatan yang terbuat dari batu pisau , mata panah , beliung , dan tulang yang terbakar . Next
Raden Pandji Soejono Raden Pandji memulai keiprahnya di Sangiran pada tahun 1962. Sejumlah pemikiran dan laporan pemikirannya telah dipublikasikan kepada masyarakat . Pemerintah Indonesia juga menganugerahkan Satya Lencana Kebudayaan pada tahun 1996. Next
Mike Morwood Pada tahun 2003, Profesor Mike Morwood dari University of New England mengekskavasi Liang Bua dan menemukan Homo Floresiensis Next
Mata Panah Mata panah terbuat dari batu serpih , tulang , dan kemungkinan besar juga kayu yang diruncing bagian ujungnya dan dibuat bergerigi pada bagian pinggirnya . Alat ini memiliki fungsi sebagai alat untuk menangkap ikan dan untuk berburu . Banyak ditemukan di dalam gua-gua yang ada di daerah pantai atau sungai . Next
Beliung Persegi Bentuknya mirip cangkul , namun tidak sebesar dan selebar cangkul zaman sekarang . Fungsinya digunakan untuk mengolah kayu dan merupakan peralatan batu yang paling menonjol dari masa bercocok tanam . Beliung persegi ditemukan hampir di seluruh kepulauan Indonesia, yairtu Sumatra, Kalimantan, Jawa , Sulawesi, dan Nusa Tenggara. Next
CIRI – CIRI HOMO FLORESIENSIS Memiliki ukuran tubuh yang kerdil Memiliki tengkorak yang panjang dan rendah Mempunya volume otak sebesar 380 cc sangat kecil Memiliki rahang menonjol Memiliki berat badan sekitar 25 kg Mempunyai tinggi badan sekitar 106 cm Next
PERBANDINGAN OTAK HOMO FLORESIENSIS Next
Next
HOMO WAJAKENSIS Homo Wajakensis adalah spesies yang pernah hidup di Indonesia pada zaman awal hingga tengah holosen . Jenis ini merupakan nenek moyang dari penduduk Papua dan Melanesia FOSIL Fosil mereka saat ini dianggap sebagai versi awal dari tengkorak manusia modern. CIRI FISIK Volume otak sekitar 1630 cc Tinggi tubuh sekitar 130 - 210 cm Berat tubuh sekitar 30 -150 kg KEKERABATAN Memiliki banyak kesamaan dengan tengkorak suku Aborigin dari Australia. TEKNOLOGI Homo Wajakensis sudah bisa memasak , melakukan agrikultur sederhana , dan menemukan peralatan Next
ZAMAN HOLOSEN Holosen adalah zaman yang berlangsung sekitar 10.000 tahun yang lalu . Zaman ini adalah kala keempat dan terakhir dari periode Neogen . Kala ini kadang disebut “Kala Alluvium”. Ciri zaman ini adalah Sebagian besar es di kutub sudah mulai lenyap sehingga permukaan air laut naik, tanah-tanah rendah di daerah paparan sunda dan sahul tergenang air dan menjadi laut transgresi , serta manusia purba lenyap dan muncul manusia cerdas (Homo Sapiens). Next
PENDUDUK MELANESIA Ras Melanesia adalah orang-orang kulit hitam di Pasifik selatan yang bermigrasi lebih dari ribuan tahun lalu . Ciri-ciri dari ras ini memiliki kulit gelap , bibir tebal , rambut hitam keriting , badannya tegap , dan hidungnya lebar . Masyarakat ini tersebar di Riau ( Suku Siak ), Papua, dan Kepulauan Melanesia. Next
Suku Aborigin Suku Aborigin adalah masyarakat pertama yang ada di Australia sebelum orang kulit putih datang dan mendiami Australia. Mereka memiliki ciri-ciri yang relatif sama dengan masyarakat Papua di Indonesia yaitu berkulit coklat , rambut ikal , mata cekung , dan bibir tebal Next
VOLUME OTAK HOMO WAJAKENSIS Next
Next
CIRI – CIRI HOMO SAPIENS Homo sapiens sudah bisa berdiri tegak dan berjalan dengan sempurna Memiliki sedikit menonjol di bagian mulut dan memiliki dagu Rata – rata tinggi wanita adalah 162 cm dan pria adalah 175 cm Warna kulit yang bervariasi Sudah mulai memakai pelindung tubuh / baju yang terbuat dari kulit hewan buruan Bertahan hidup dengan bercocok tanam , berburu dengan alat yang sudah diruncingkan Mampu membuat peralatan sederhana Next