Materi Reproduksi Menepose Materi Reproduksi Menepose

hanaafi 1 views 10 slides Oct 14, 2025
Slide 1
Slide 1 of 10
Slide 1
1
Slide 2
2
Slide 3
3
Slide 4
4
Slide 5
5
Slide 6
6
Slide 7
7
Slide 8
8
Slide 9
9
Slide 10
10

About This Presentation

Materi Reproduksi Menepose Materi Reproduksi Menepose


Slide Content

menopause Definisi menopause Menopause yaitu seseorang yang tidak menstruasi selama 12 bulan atau 1 tahun . Menopause umumnya terjadi ketika perempuan memasuki usia 48 hingga 52 tahun ( Rachmawati , 2006) Istilah yang sering digunakan untuk membagi masa klimakterik: Premenopausal : <2 bulan sebelum menstruasi terakhir Perimenopausal: 2-12 bulan sejak menstruasi terakhir. Postmenopausal: >12 bulan sejak menstruasi terakhir. Etiologi Usia saat haid pertama kali ( menarche ) Faktor psikis Jumlah anak Usia melahirkan Pemakaian kontrasepsi Merokok Sosial ekonomi

Tanda dan gejala Menurut  Waluyo (2010 ) 1)      Depresi dan mengalami demensia 2)      Sering cemas dan gelisah tanpa sebab yang jelas 3)      Alergi meningkat 4)      Sulit tidur pulas, sering terbangun tanpa sebab. Selain itu masih ada beberapa gejala fisik yang sering dialami wanita menopause. 5)      Semburan panas (hot flashes), ini merupakan ciri khas menopause 6)      Banjir keringat disaat terjadi semburan panasnya maupun disaat tidur malam hari. 7)      Vagina mengering 8)      Jantung berdebar 9)      Kelelahan yang berlebpihan 10)  Gangguan kulit 11)  Gangguan sendi (osteoporosis) 12)  Kanker Payudara 13)  Nyeri saat berhubungan seks 14)  Intoleransi urine

Patofisiologi Seiring dengan pertambahan usia, sistem neurohormonal tidak mampu untuk berstimulasi periodik pada sistem endokrin yang menyebabkan ovarium tidak memproduksi progesterone dalam jumlah yang bermakna. Estrogen hanya dibentuk dalam jumlah kecil melalui aromatisasi androsteredion dalam sirkulasi. penurunan fungsi ovarium menyebabkan ovarium mengecil dan akhirnya folikel juga menghilang. Tidak adanya estrogen ovarium merupakan penyebab timbulnya perubahan-perubahan pasca menopause, misalnya: kekeringan vagina, yang dapat menimbulkan rasa tidak nyaman sewaktu berhubungan seks, dan atrofi gradual organ-organ genetalia, serta perubahan fisik lainnya. Namun wanita pasca menopause tetap memiliki dorongan seks karena androgen adrenal mereka. Masih tidak jelas apakah gejala-gejala emosional yang berkaitan dengan fungsi ovarium, misalnya depresi dan iritabilitas, disebabkan oleh penurunan estrogen akan merupakan reaksi psikologis terhadap dampak menopause . Pengobatan Pengobatan utama pada menopause adalah dengan memberikan terapy hormone estrogen dari luar atau dikenal dengan Hormone Replacement Therapy (HRT). Prinsip pemberiannya adalah :  a.     Wanita yang masih memiliki uterus, diberikan kombinasi estrogen dan progesterone, penambahan progesterone ini bertujuan untuk menghindari resiko terkena kanker endometrium. b.      Wanita yang sudah tidak memiliki uterus, diberikan estrogen aja secara continue. c.       Wanita yang masi haid diberikan estrog en secara sekuensial. d.      Wanita yang masih menginginkan terjadinya menstruasi diberikan secara continue. e.       Jenis estrogen dan progesterone yang diberikan adalah yang bersifat alamiah. f.       Awal pemberian harus diberikan dengan dosis rendah.

TSH ( T erapi S ulih H ormon ) Definisi TSH T erapi Sulih H ormon ( TSH) adalah perawatan medis yang menghilangkan gejala - gejala pada wanita selama dan setelah menopause . ( Nadjeeb, 2009 ). Hormone replacement therapy atau yang diterjemahkan sebagai terapi sulih hormon didefinisikan sebagai Terapi menggunakan hormon yang diberikan untuk mengurangi efek defisiensi hormon. Pemberian hormon (estrogen, progesteron atau keduanya) pada wanita pascamenopause atau wanita yang ovariumnya telah diangkat, untuk menggantikan produksi estrogen oleh ovarium. Terapi menggunakan estrogen atau estrogen dan progesteron yang diberikan pada wanita pascamenopause atau wanita yang menjalani ovarektomi, untuk mencegah efek patologis dari penurunan produksi estrogen (Dewi dan Rarin, 2011). Pembagian Terapi Sulih Hormon Terapi subtitusi Terapi stimulasi Terapi inhibasi

Indikasi Berdasarkan rekomendasi yang dikeluarkan oleh North American Menopause Society (NAMS), indikasi primer pemberian terapi sulih hormon adalah adanya keluhan menopause seperti gejala vasomotor berupa hot flush dan gejala urogenital. Di Indonesia, terapi sulih hormon diberikan hanya pada pasien menopause dengan keluhan terkait defisiensi estrogen yang mengganggu atau adanya ancaman osteoporosis dengan lama pemberian maksimal 5 tahun . Kontra Indikasi Menurut (Rosenthal, 2009) Kehamilan Perdarahan genital yang belum diketahui penyebabnya Penyakit hepar akut maupun kronik atau Penyakit trombosis vaskular Pasien menolak terapi Kontra indikasi relatif: Hipertrigliseridemia Riwayat tromboemboli Riwayat keganasan payudara dalam keluarga Gangguan kandung empedu Mioma uteri

Khasiat Hormon Estrogen Membantu mempertahankan suhu tubuh. Membantu pengaturan sebagian otak yang berfungsi menyiapkan tubuh untuk perkembangan seksual dan reproduksi. Menstimulasi pematangan ovarium. Menstimulasi masa perkembangan payudara pada masa pubertas dan menyiapkan kelenjar-kelenjar untuk produksi ASI. Menstimulasi pematangan uterus. Menyiapkan uterus untuk memberi nutrisi pada janin yang berkembang Progesteron Hormon ini yang bertanggung jawab atas menurunnya gairah seks selama hamil. Membantu menyiapkan payudara untuk menyusui. Progesteron juga menyebabkan perut kembung dan susah buang air besar Mempengaruhi suasana hami ibu hamil, meningkatkan suhu tubuh, meningkatkan pernafasan dan menyebabkan mual. Mencegah terjadinya gerakan alami yang berupa kontraksi rahim selama kehamilan, sehingga mencegah kelahiran dini (Dewi dan Rarin, 2011 ). Pemeriksaan yang Harus dipenuhi Sebelum Pemberian Terapi Sulih Hormon Diagnosis pasti menopause Penilaian kontra indikasi mutlak dan relative Informed consent mengenai untung rugi penggunaan terapi sulih hormone. Pemeriksaan fisik, meliputi tekanan darah dan pemeriksaan payudara dan pelvic Pemeriksaan sitologi serviks dan mamografi harus memberi hasil negative. (Dewi dan Rarin, 2011).

Cara Pemberian Sulih hormon dapat berisi estrogen saja atau kombinasi dengan progesteron . Pilihan rejimen yang digunakan bergantung pada riwayat histerektomi.Untuk wanita yang tidak menjalani histerektomi, umumnya diberikan kombinasi dengan progesteron untuk mengurangi risiko terjadinya keganasan pada uterus . Rejimen I, yang hanya mengandung estrogen Rejimen ini bermanfaat bagi wanita yang telah menjalani histerektomi. Estrogen diberikan setiap hari tanpa terputus. Rejimen II, yang mengandung kombinasi antara estrogen dan progesteron . Manajemen keperawatan Ada beberapa hal yang harus dijelaskan dan dipantau kepada seorang wanita sebelum diberikan TSH yaitu Pemeriksaan fisik lengkap termasuk laboratorium disamping anamnesis umum dan khusus mengenai organ reproduksi Jelaskan efek samping dari TSH seperti perdarahan peningkatan berat badan, dan kemungkinan terjadinya kanker payudara.  Jelaskan cara pemakaian atau cara pemberian seperti tablet, krem,plester, injeksi serta susuk. Khasiat pengobatan umumnya baru terlihat >6 bulan dan apabila belum terlihat khasiat yang diinginkan, maka dosis obat perlu dinaikkan. Pada tahap awal TSH diberrikan 5 tahun dulu dan jika dianggap perlu pengobatan dapat dilanjutkan.  Pemeriksaan rutin setiap 6 bulan, dan setiap 1-2 tahun perrlu dilakukan mamografi serta pap smear setiap 6 bulan.

Efek samping Efeksamping terkait estrogen berupa mastalgia (nyeri pada payudara), retensi cairan, mual, kram pada tungkai dan sakit kepala.Kenaikan tekanan darah dapat terjadi, namun sangat jarang . Sedangkan efek samping terkait progestin antara lain retensi cairan, kembung, sakit kepala dan mastalgia, kulit berminyak dan jerawat, gangguan mood dan gejala seperti gejala premenstrual (Reuters, 2011 ). Dalam keadaan bagaimana terapi sulih hormon diperlukan? Seperti sudah disebut, setiap perempuan adalah unik. Ada yang secara alami mempunyai kadar hormon estrogen tinggi dalam darahnya, ada pula yang rendah. Pemeriksaan kadar hormon dapat mendeteksi masalah ini. Bila memasuki masa menopause kelak Anda termasuk memiliki kadar hormon estrogen tinggi, Anda tidak memerlukan terapi sulih hormon. Demikian pula bila dijumpai benjolan-benjolan yang belum terdiagnosis pada payudara. Juga kalau Anda mempunyai riwayat kanker payudara, kanker rahim, kelainan hati, dan kelainan penggumpalan darah.

ASUHAN KEPERAWATAN 1. Anamnesa a )  Identitas Klien: Meliputi nama, umur, jenis kelamin, agama, suku bangsa, status pernikahan, pendidikan, pekerjaan, alamat, no register, Tanggal MRS, Tanggal Pengkajian, Diagnosa medis Identitas Penanggung jawab: Nama, umur, jenis kelamin, hubungan dengan keluarga, pekerjaan, alamat.        b )  Keluhan Utama : biasanya klien datang dengan keluhan badannya terasa semakin gemuk setelah dilakukan terapi sulih hormon. c) R iwayat penyakit searang : biasanya klien beberapa minggu setelah terapi sulih hormon merasa gairah untuk berhubungan seksual menurun, badannya semakin gemuk dan mual muntah. R iwayat penyakit dahulu : tanyakan pada pasien mempunyai riwayat penyakit sistemik misalnya DM, hipertensi dll R iwayat penyakit keluarga : tanyakan apakah ada keluarga yang menderita penyakit sitemik. 2.    Pemeriksaan Fisik a )  Keadaan Umum : compos mentis b )  Tanda-tanda vital : TD : normal atau meningkat (120/90 mmHg) S : normal atau meningkat (36,5-37,5 o C) N : normal atau meningkat (60-100 x/ menit) RR : normal atau meningkat (16-24x/menit)

3. Pemeriksaan head to too Kulit : Pada pemeriksaan kulit tidak didapatkan adanya kelainan Kepala :Kulit normal, kebersihan kulit saat dikaji normal (+) Rambut : bersih , hitam, penyebaran merata, tidak mudah dicabut. Hidung : tidak ada polip, fungsi penciuman normal, tidak ada sekret Telinga : tidak terdapat kelainan pada pendengaran, fungsi pendengaran baik. Mulut : Tidak ada perdarahan digusi, gigi masih lengkap, Mulut bersih dan membran mukosa lembab Mata : Konjungtiva anemis, ukuran kedua mata simetris, fungsi penglihatan baik Wajah : Kesimetrisan wajah, bentuk wajah (biasanya moon face) Leher :Tidak terdapat pembesaran kelenjar tyroid,dan tidak ada pembesaran kelenjar getah bening. Dada :   Paru-paru inspeksi : bentuk normal, pengembangan dada simetris,tidak ada retraksi dinding dada Palapsi : Tidak ada nyeri tekan   Perkusi : suara paru sonor di seluruh lapang paru Auskultasi : tidak ada ronkhi, wheezing Jantung Inspeksi : ictus cordis tidak terlihat Palpasi : ictus cordis tidak teraba Perkusi : suara jantung pekak Aukultasi : suara jantung normal BJ I dan BJ II Abdomen : Inspeksi : perut membuncit, kesimetrisan perut Auskultasi : bising usus normal Palpasi : tidak ada nyeri tekan Perkusi : timpani Ektremitas : CRT kembali < 2dtk, turgor kulit normal Tidak ada kelemahan otot Genitalia : tidak ditemukan kelainan pada area genetalia.