KONVE N SI HAK ANAK DALAM KONTEKS Sekolah Ramah Anak Dra . Nazifah , MM KA DIS DP3AKB KOTA PARIAMAN
Siapa Anak Itu? ANAK ADALAH SESEORANG YANG BELUM BERUSIA 18 TAHUN, TERMASUK ANAK YANG MASIH DALAM KANDUNGAN (UU No. 35 Tahun 2014, UU Tentang Perubahan atas UU No 23 th 2002 Tentang Perlindungan Anak ) 2
257 juta Penduduk INDONESIA Jumlah KELUARGA 65 juta Jumlah ANAK 87 juta Sumber : Profil Anak Indonesia, KPPPA, 2016 KOMPOSISI PENDUDUK INDONESIA
Hak Sipil Kebebasan Lingkungan Keluarga & Pengasuhan Alternatif Kesehatan Dasar & Kesejahteraan P endidikan , Pemanfaatan Waktu Luang & Kegiatan Budaya Perlindungan Khusus Kelembagaan 1. Perda KLA; 2. Terl embaga KLA; 3. Keterlibatan Masy, Dunia Usaha & Media 4. Akta Kelahiran 5. Info r masi Layak Anak 6. Partisipasi Anak 7. Perkawinan Anak 8. Lembaga Konsultasi bg Ortu/Keluarga 9. Lembaga Pengasuhan Alternatif 10. PAUD-HI 1 1 . Infrastruktur Ramah Anak 1 2 . Persalinan di Faskes 1 3 . Prevalensi Gizi 1 4 . PMBA 1 5 . Faskes dgn Pelayanan Ramah Anak 1 6 . Air Minum dan Sanitasi 1 7 . Iklan, Promosi dan Sponsor Rokok 18. Wajar 12 Th 19. SRA 20. P KA 21. Korban Kekerasan & Eksploitasi Korban Pornografi & Situasi Darurat Penyandang Disabilitas ABH, Terorisme, Stigma Indikator Kabupaten/Kota Layak Anak (KLA) Kluster I Kluster II Kluster III Kluster IV Kluster V 6
STRATEGI INTERVENSI 7
PERMASALAHAN ANAK , antara lain… Klaster I Akta , Informasi ( Pornografi+Kekerasan ), Partisipasi Anak , dll Klaster II Perkawinan Anak , Pengasuhan , PUSPAGA, Infrastruktur , dll Klaster III Kematian Bayi , Gizi Buruk / Kurang / Lebih , Stunting, ASI Eksklusif , NAPZA, Air Minum & Sanitasi , Ancaman Rokok Klaster IV Wajar 12 Th , SRA, Kreativitas , dll Klaster V KTA, ABH, ABK, Pekerja Anak , dll 8
ROKOK MENGANCAM GENERASI BANGSA ! 9
Lebih dari 30% anak Indonesia mulai merokok < usia 10 tahun Atlas Pengendalian Tembakau ASEAN Anak yang terpapar asap rokok akan memiliki pertumbuhan badan yang tidak optimal dan dapat mengalami stunting Riskesdas , 2017 97 juta orang Indonesia terpapar asap rokok ; 43 juta diantaranya anak-anak , 11,4 juta diantaranya berusia 0-4 tahun Kemenkes , 2016 “ Jumlah perokok di Indonesia mencapai 90 juta jiwa ” Kemenkes , 2016 Jumlah Perokok Indonesia nomor 1 di dunia FAKTA Atlas Tobacco, 2016 10
PENINGKATAN JUMLAH PEROKOK ANAK AKAN MENJADIKAN BENCANA DEMOGRAFI BONUS DEMOGRAFI YANG TERANCAM 11
Bom Waktu Panen Penyakit...! Persentase Perokok Laki-laki Usia > 15 Tahun di 9 Negara The Tobacco Atlas, Fifth Edition, 2015 7 dari 10 Laki-laki Indonesia U sia ≥15 Tahun, adalah Perokok DARI 12
MENGAPA TARGETNYA ANAK? SEGMEN PASAR LUAS & TERBUKA MUDAH DIPENGARUHI SESUATU YANG BARU DAN UNIK MENGIKUTI TREND LOYAL PADA MERK ROKOK PERTAMA YANG DIHISAP USIA MASIH PANJANG, PABRIK ROKOK AKAN MENDAPAT UNTUNG 13
FAKTA MENGENAI IKLAN ROKOK & ANAK Sumber: Penelitian Universitas Prof.Hamka, 2007 14
Sumber: Penelitian Universitas Prof.Hamka, 2007 15 FAKTA MENGENAI IKLAN ROKOK & ANAK
PAPARAN IKLAN ROKOK PADA ANAK DI LINGKUNGAN SEKOLAH 16
SAATNYA…ANAK SEBAGAI PELOPOR DAN PELAPOR (2P) DALAM MELINDUNGI DIRI DAN LINGKUNGANNYA DARI ROKOK 17
KLA kota yang mempunyai sistem pembangunan berbasis hak anak melalui pengintegrasian komitme n dan sumber daya pe merintah, ma syarakat dan du nia usaha (in d ustr i ) yang terencana secara menyeluruh dan berke lanjut an dalam ke bijak an , prog ram dan ke giat an untuk menjamin terpenuhinya hak - hak a nak. KPPPA, 2011
25. Persentase sekolah ramah anak 20 Meningkat setiap tahun Sumber data: Dinas Pendidikan, Badan Lingkungan Hidup, Dinas Kesehatan, dan Badan Pemberdayaan Perempuan. KPPPA, 2011
satuan pendidikan formal, informal, dan non formal yang mampu menjamin, memenuhi, menghargai hak-hak anak, dan perlindungan anak dari kekerasan, diskriminasi, dan perlakuan salah lainnya serta mendukung partisipasi anak terutama dalam perencanaan, kebijakan, pembelajaran , pengawasan dan mekanisme pengaduan . Doc.gkps.or.id Sekolah Ramah Anak KPPPA, 2014
...lanjutan memastikan setiap anak secara inklusif berada dalam lingkungan aman secara fisik, melindungi secara emosional, dan mendukung secara psikologis. guru faktor utama menciptakan kelas inklusif dan efektif. mengakui, mendukung, memfokuskan, dan memfasilitasi kemampuan anak berkembang secara bertahap. mendapatkan dukungan, partisipasi, dan kerjasama dari keluarga. untuk membangun lingkungan belajar anak termotivasi dan mampu untuk belajar. Unicef, 2010
Dasar Pengembangan ( KHA Pasal 28, 29, dan 31) pendidikan berpusat pada anak, penegakan disiplin utama dengan non kekerasan, memperhatikan martabat dan harga diri anak, dan pengembangan kapasitas anak; pengembangan keterampilan, pembelajaran, kemampuan lainnya, martabat manusia, harga diri, dan kepercayaan diri; pengembangan kepribadian, bakat, dan kemampuan untuk hidup dalam kehidupan di masyarakat; hak anak untuk pendidikan tidak hanya masalah akses, tetapi konten; dan hak anak untuk pemanfaatan waktu luang dan kegiatan budaya.
Prinsip SRA Non-diskriminasi; Kepentingan Terbaik Anak; Kelangsungan hidup, tumbuh, dan berkembang; Menghargai Pandangan Anak; dan Pengelolaan yang baik.
SRA ADALAH HARD SYSTEM SOFT SYSTEM
QUALITY AREA 1. Providing a friendly, rewarding and supportive atmosphere 2. Supporting cooperation and active learning 3. Forbidding physical punishment and violence 4. Not tolerating bullying, harassment and discrimination 5. Valuing the development of creative activities 6. Connecting school and home life through involving parents 7. Promoting equal opportunities and participation in decision making
Tahapan SRA
PERSIAPAN Melakukan konsultasi anak untuk memetakan pemenuhan hak-hak dan menyusun rekomendasi; Pimpinan Satuan Pendidikan, Komite Sekolah/Madrasah, Orang tua/wali, dan siswa berkomitmen untuk mengembangkan SRA. Komitmen ini berbentuk kebijakan SRA; Pimpinan Satuan Pendidikanbersama Komite Sekolah/Madrasah, dan peserta didik untuk membentuk Tim Pengembangan SRA. Tim ini bertugas untuk mengoordinasikan berbagai upaya pengembangan SRA; sosialisasi pentingnya SRA; menyusun dan melaksanakan rencana SRA; memantau proses pengembangan SRA; dan evaluasi SRA; Tim Pengembangan SRA mengidentifikasi potensi, kapasitas, kerentanan, dan ancaman di satuan pendidikan untuk mengembangkan SRA;
PERENCANAAN Tim Pengembangan SRA menyusun Rencana Aksi Tahunan untuk mewujudkan SRA yang terintegrasi dalam kebijakan, program, dan kegiatan yang sudah ada, seperti Usaha Kesehatan Sekolah, Sekolah Adiwiyata, Sekolah/Madrasah Aman Bencana, Rute Aman Selamat Sekolah, dan lainnya sebagai komponen penting dalam perencanaan Pengembangan SRA
PELAKSANAAN Tim Pengembangan SRA melaksanakan Rencana Aksi SRA Tahunan dengan mengoptimalkan semua sumber daya pemerintah, masyarakat, dan dunia usaha.
MONEV Tim Pengembangan SRA melakukan pemantauan setiap bulan dan evaluasi setiap tiga bulan terhadap pengembangan SRA. Hasil pemantauan dan evaluasi diserahkan kepada Gugus Tugas Kabupaten/Kota Layak Anak untuk ditindaklanjuti. Gugus Tugas KLA memberikan rekomendasi untuk penguatan SRA di setiap satuan pendidikan. Tim Gugus Tugas KLA memberikan penghargaan bagi Satuan Pendidikan yang menerapkan SRA
Indikator SRA Kebijakan SRA; Pelaksanaan Kurikulum; Pendidik dan Tenaga Kependidikan Terlatih Hak-Hak Anak; Sarana dan Prasarana SRA; Partisipasi Anak; dan Partisipasi Orang Tua, Lembaga Masyarakat, Dunia Usaha, Pemangku Kepentingan Lainnya, dan Alumni.