PENYEBARAN MENGAPA KURIKULUM HARUS BERUBAH oleh : Titin Wulandari, S.Pd.
K U R I K U L U M PENGERTIAN seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. TUJUAN sebagai alat pendidikan untuk menghasilkan siswa yang berintegrasi. FUNGSI untuk siswa sebagai acuan belajar untuk guru sebagai p edoman pengajaran pada siswa untuk kepala sekolah sebagai pemimpin penyelenggaraan pendidikan di sekolah adalah sebagai pedoman pengelolaan sistem pendidikan untuk masyarakat sebagai pedoman dalam pengawasan siswa
Perlukah Kurikulum Diubah dan Diperbaharui 1. Menyesuaikan dengan Tuntutan Zaman menyesuaikan pendidikan dengan tuntutan zaman yang terus berkembang. Kurikulum harus mampu mengintegrasikan perkembangan teknologi, ilmu pengetahuan, dan nilai-nilai budaya yang relevan dengan kehidupan masa kini. 2. Meningkatkan Kualitas Pembelajaran meningkatkan kualitas pembelajaran dengan menghadirkan metode pengajaran yang lebih efektif, inovatif, dan interaktif serta dapat mendorong pembelajaran berbasis keterampilan ( skill-based learning ) untuk mempersiapkan peserta didik menghadapi tantangan masa depan. 3. Mengakomodasi Kebutuhan Peserta Didik disesuaikan dengan keberagaman siswa dapat memberikan kesempatan yang sama bagi setiap individu untuk berkembang sesuai potensinya. 4. Mengoptimalkan Pemanfaatan Sumber Daya mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya pendidikan, seperti buku teks, perangkat teknologi, dan fasilitas yang ada. Dengan kurikulum yang relevan, sumber daya dapat digunakan secara lebih efisien. 5. Menyongsong Perubahan Global disesuaikan dapat membantu menghadapi tantangan global dan mempersiapkan generasi mendatang untuk berperan aktif dalam lingkungan yang lebih luas.
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERUBAHAN KURIKULUM 1. Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi secara langsung mempengaruhi perubahan kurikulum. Perkembangan ilmu pengetahuan baru mengharuskan penyempurnaan dan pembaruan materi pelajaran agar tetap relevan dengan perkembangan zaman. 2. Kebutuhan Dunia Kerja Dunia kerja juga menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi perubahan kurikulum. Kurikulum harus dapat mempersiapkan lulusan untuk memiliki keterampilan dan kompetensi yang dibutuhkan oleh dunia kerja. 3. Tuntutan Global dan Standar Internasional Tuntutan global dan standar internasional dalam dunia pendidikan juga memengaruhi perubahan kurikulum. Seiring dengan adopsi standar global, kurikulum harus diubah agar sesuai dengan kebutuhan dan persyaratan internasional. 4. Konsultasi dan Partisipasi Stakeholder Partisipasi stakeholder , seperti guru, orangtua, siswa, ahli pendidikan, dan pemerintah, menjadi penting dalam merumuskan perubahan kurikulum. Konsultasi dengan berbagai pihak membantu menciptakan kurikulum yang mencerminkan kebutuhan dan aspirasi masyarakat. 5. Evaluasi dan Penelitian Pendidikan Evaluasi dan penelitian pendidikan berperan penting dalam menentukan efektivitas kurikulum yang ada. Temuan dari evaluasi dan penelitian membantu mengidentifikasi kelemahan dan kekuatan kurikulum yang dapat dijadikan acuan untuk perubah
Perlukah Kurikulum di Indonesia Berubah Hasil Programme for International Student Assessment (PISA) menunjukkan bahwa 70% siswa berusia 15 tahun berada di bawah kompetensi minimum dalam memahami bacaan sederhana atau menerapkan konsep matematika dasar . Skor PISA ini tidak mengalami peningkatan yang signifikan dalam sepuluh hingga lima belas tahun terakhir. Studi tersebut memperlihatkan adanya kesenjangan besar antarwilayah dan antarkelompok sosial-ekonomi dalam hal kualitas belajar. Hal ini diperparah dengan adanya pandemi COVID-19.
PERKEMBANGAN KURIKULUM DI INDONESIA Kurikulum yang pernah dilaksanakan di Indonesia, antara lain : 1. Rentjana Pelajaran 1947 (Kurikulum 1947) 2. Rentjana Pelajaran Terurai 1952 (Kurikulum 1952) 3. Rentjana Pendidikan 1964 (Kurikulum 1964) 4. Kurikulum 1968 5. Kurikulum 1975 6. Kurikulum 1984 7. Kurikulum 1994 dan Suplemen Kurikulum 1999 8. Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) 2004 9. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006 10. Kurikulum 2013 (K-13) 11. Kurikulum Merdeka
Kurikulum Merdeka Kurikulum Merdeka adalah kurikulum dengan pembelajaran intrakurikuler yang beragam di mana konten akan lebih optimal agar peserta didik memiliki cukup waktu untuk mendalami konsep dan menguatkan kompetensi . Guru memiliki keleluasaan untuk memilih berbagai perangkat ajar sehingga pembelajaran dapat disesuaikan dengan kebutuhan belajar dan minat peserta didik. Kurikulum Merdeka memberikan keleluasaan kepada pendidik untuk menciptakan pembelajaran berkualitas yang sesuai dengan kebutuhan dan lingkungan belajar peserta didik.
Karakteristik Kurikulum Merdeka Pengembangan Soft Skills dan Karakter Pembelajaran berbasis projek untuk pengembangan soft skills dan karakter sesuai profil pelajar Pancasila. Fokus pada Materi Esensial Fokus pada materi esensial sehingga ada waktu cukup untuk pembelajaran yang mendalam bagi kompetensi dasar seperti literasi dan numerasi. Pembelajaran yang fleksibel Fleksibilitas bagi guru untuk melakukan pembelajaran yang terdiferensiasi sesuai dengan kemampuan peserta didik dan melakukan penyesuaian dengan konteks dan muatan lokal. Projek untuk menguatkan pencapaian profil pelajar Pancasila dikembangkan berdasarkan tema tertentu yang ditetapkan oleh pemerintah. Projek tersebut tidak diarahkan untuk mencapai target capaian pembelajaran tertentu, sehingga tidak terikat pada konten mata pelajaran.
Prinsip Kurikulum Merdeka Kurikulum Merdeka mencakup tiga tipe kegiatan pembelajaran sebagai berikut: Pembelajaran intrakurikuler yang dilakukan secara terdiferensiasi sehingga peserta didik memiliki cukup waktu untuk mendalami konsep dan menguatkan kompetensi. Hal ini juga memberikan keleluasaan bagi guru untuk memilih perangkat ajar yang sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik peserta didiknya. Pembelajaran kokurikuler berupa projek penguatan Profil Pelajar Pancasila, berprinsip pembelajaran interdisipliner yang berorientasi pada pengembangan karakter dan kompetensi umum. Pembelajaran ekstrakurikuler dilaksanakan sesuai dengan minat murid dan sumber daya satuan pendidik. Alokasi jam pelajaran pada struktur kurikulum dituliskan secara total dalam satu tahun dan dilengkapi dengan saran alokasi jam pelajaran jika disampaikan secara reguler/mingguan.
Profil Pelajar Pancasila Profil Pelajar Pancasila merupakan bentuk penerjemahan tujuan pendidikan nasional. Profil Pelajar Pancasila berperan sebagai referensi utama yang mengarahkan kebijakan-kebijakan pendidikan termasuk menjadi acuan untuk para pendidik dalam membangun karakter serta kompetensi peserta didik. Pelajar Pancasila merupakan perwujudan pelajar Indonesia sebagai pelajar sepanjang hayat yang kompeten, berkarakter, dan berperilaku sesuai dengan nilai-nilai Pancasila .
Karakter Pelajar Pancasila karakter Pelajar Pancasila dijabarkan dalam Profil Pelajar Pancasila yang terdiri dari 6 dimensi berikut: 1. Beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan berakhlak mulia 2. Berkebinekaan global 3. Bergotong royong 4. Mandiri 5. Bernalar kritis 6. Kreatif Keenam dimensi profil pelajar Pancasila perlu dilihat secara utuh sebagai satu kesatuan agar setiap individu dapat menjadi pelajar sepanjang hayat yang kompeten, berkarakter, dan berperilaku sesuai nilai-nilai Pancasila. Pendidik perlu mengembangkan keenam dimensi tersebut secara menyeluruh sejak pendidikan anak usia dini.
Kesimpulan Kurikulum adalah seperangkat dan pengaturan untuk melaksanakan pembelajaran. Kurikulum hendaknya mengikuti perubahan dan kebutuhan yang terjadi di masyarakat Kurikulum merdeka memberikan keleluasaan kepada pendidik untuk menciptakan pembelajaran berkualitas yang sesuai dengan kebutuhan dan lingkungan belajar peserta didik Kurikulum merdeka menjawab pertanyaan dan kebutuhan yang terdapat di masyarakat