Dasar Gagasan Buya Hamka terkait Kebahagiaan Pandangan Filsuf Yunani Kelompok Phytagoras , Plato, Socrates; Bahagia adalah keutamaan akhlak dan jiwa seperti kebijaksanaan , keberanian , keadilan dan kehormatan . Kelompok Aristoteles; Bahagia adalah kesenangan yang dicapai oleh setiap orang menurut kehendaknya (badan sehat , kekayaan cukup , terpandang , tercapai cita-cita , terjauh dari kesalahan . Pandangan Filsuf Barat Modern Aliran Materialis Hendrik Ibsen dan Thomas Hardy; Kebahagiaan adalah materi dan individu ) Kutipan : “ Mencari Bahagia itu hanya menghabiskan umur saja ! Karena jalan untuk menempuhnya sangat tertutup , setiap usaha untuk melangkah kesana senantiasa dihantam mundur . Karena mula-mula manusia menyangkaperjalanan menuju Bahagia itu dekat , padahal ia telah berjalan menuju jurang yang sangat dalam !” Pandangan Filsuf Barat Modern Aliran Non- Materialis Leo Tolstoy, Betrand Russerl , dan George Benard Shaw ( kebahagiaan ; bersifat social; mampu memberi kebaikan kepada orang lain) Aliran ini optimis bahwa kebahagiaan sejati pasti ada , dan dapat dicapai Ketika memberi kebahagiaan bagi sesama Pandangan Filsuf Muslim Perspektif umum : Bahagia adalah keadaan dimana seseorang mampu seimbang dalam memenuhi kebutuhan jasmani dan ruhaninya , individu dan masyarakatnya , serta terpenuhi kebutuhan dunia dan amalan akhiratnya . Ibnu Khaldun: Bahagia itu adalah tunduk dan patuh mengikuti garis-garis yang ditentukan Allah dan peri kemanusiaan . Abu Bakar Ar -Razi: Bahagia itu ibarat seorang tabib Ketika ia mampu menyembuhkan orang sakit dengan tidak mempergunakan obat , dan cukup dengan mempergunakan aturan makanan saja Imam Al Ghazali: Bahagia sejati ialah Ketika mencapai Ma’rifatullah
Jenis Kebahagiaan Menurut Buya Hamka
Menuju Kebahagiaan ( Aspek Material)
Menuju Kebahagiaan ( Aspek Material)
Menuju Kebahagiaan ( Aspek Immaterial)
Tahapan Kebahagiaan ( Buya Hamka )
Penghalang Kebahagiaan ( Buya Hamka ) Merindukan yang tidak dimiliki Contoh Rockefeller; sepanjang hidupnya mengejar kekayaan . Ketika usianya mencapai 97 tahun , ia hanya ingin agar dicukupkan hidupnya menjadi 100 tahun . Ternyata harta yang banyak itu tak mampu sekedar untuk membeli kekurangan yang tiga tahun , karena pada tahun yang sama dia wafat . Pendapat akal yang salah Akal dan pengetahuan yang dihasilkan bersifat terbatas , sehingga kemajuan akal tanpa disertai kemajuan hati , hanya akan menjadikan manusia berburuk sangka kepada Tuhan . Rasa benci Rasa ini hanya akan menjadikan pandangan manusia terhadap sesuatu menjadi pandangan keburukan dan kejelekan , dan bukan pandangan keindahan . Pesimis Menjadikan hidup tidak lagi berarti karena kehilangan makna dan kepercayaan pada alam dan hidup . Sehingga hilanglah harapan dalam dirinya , dan hilang pula arti kehidupan baginya . Takut Mati Buruk jika menganggap kematian adalah penyakit dsb . Baik jika menjadi asbab perubahan diri .
Kunci Kebahagiaan ( Buya Hamka ) Keseriusan Diri Daya Tahan Atas Penderitaan Ilmu dan Amal