Ergonomi Fisiologi Kerja Anisah H, ST. MT 04 Teknik Teknik Industri Pembuka Daftar Pustaka Akhiri Presentasi Tombol 04 Tombol 05 Tombol 06 Tombol 07 Tombol 08 Tombol 09 Tombol 10 Tombol 11 Tombol 12
Secara garis besar , kegiatan-kegiatan manusia dapat didefinisikan menjadi dua kegiatan : a. Kerja fisik ( otot ) b. Kerja mental ( otak )
Faktor-Faktor Beban Kerja Fisik diantaranya adalah : Faktor Internal Bisa disebabkan oleh : Jenis Kelamin , Umur , Ukuran Tubuh , Status Gizi , Kondisi Kesehatan dan sebagainya . Penjelasannya : Jenis Kelamin , biasanya laki-laki lebih mampu dalam menerima tugas atau pekerjaan berat dibandingkan dengan perempuan . Usia , pada usia 18 hingga 40 tahun biasanya pekerja masih mampu dalam melaksanakan beberapa tugas atau pekerjaan sekaligus , namun pada usia 41-56 tahun biasanya hanya mampu melaksanakan tugas atau pekerjaan tertentu saja . Ukuran Tubuh , Postur tubuh tinggi besar biasanya mampu menjangkau atau melaksanakan tugas atau pekerjaan berat daripada pekerja dengan postur tubuh pendek . Kondisi Kesehatan , kesehatan yang baik dan prima biasanya lebih mampu dalam melaksanakan tugas atau pekerjaan yang lebih berat . Beban Kerja
Faktor Eksternal Disebabkan oleh : Stasiun Kerja , Tata Ruang , Tempat Kerja , Alat dan Sarana Kerja , Kondisi Kerja , Sikap Kerja dsb . Organisasi Kerja (lama waktu bekerja , kelelahan , dsb ) Lingkungan Kerja Penjelasannya Faktor Eksternal Beban Kerja Fisik : Faktor Tugas atau Pekerjaan , misalnya dipengaruhi oleh : Desain Tata Ruang Kerja , Tempat Kerja , Alat dan Sarana Kerja , Kondisi Tempat Kerja , dan Sikap Kerja . Organisasi Kerja , misalnya dipengaruhi oleh : lamanya Waktu Bekerja , Kelelahan . Lingkungan Kerja , misalnya dipengaruhi oleh : lingkungan Kerja bisa berupa pengaruh dari faktor fisika , faktor kimia atau faktor biologi .
Faktor Internal Beban Kerja Mental Faktor Internal Beban Kerja Mental, seperti : Motivasi , Persepsi , Kepercayaan , Keinginan , Kepuasan , penjelasannya adalah : Motivasi : Kurangnya motivasi atau dukungan dari pihak lain biasanya akan mempengaruhi mental pekerja . Persepsi ( Persepsi yang negatif dengan orang lain akan mempengaruhi mental pekerja ) Kepercayaan ( Kurangnya kepercayaan dan pengakuan akan mempengaruhi mental dari pekerja ) Keinginan dan Kepuasan ( Keinginan dan Kepuasan yang tidak pernah tercapai akan mempengaruhi mental pekerja ) Beban kerja mental
Faktor Eksternal Beban Kerja Mental Faktor ini dibagi menjadi 3 yaitu : Faktor Tugas / Pekerjaan , seperti : Kompleksitas Tugas atau Pekerjaan , Tingkat Kesulitan , Tanggung jawab pekerjaan dan sebagainya . Organisasi Kerja , seperti : Kerja malam , sistem pengupahan , struktur organisasi , pelimpahan tugas atau wewenang , iri hati atau dengki dan sebagainya . Lingkungan Kerja , seperti : faktor fisika , faktor kimia atau faktor biologi .
Metode pengukuran beban kerja fisik secara subjektif yang digunakan bersamaan dengan pengukuran konsumsi oksigen atau denyut nadi agar diperoleh analisis beban kerja yang lebih komprehensif ( Wickens , 2004). Menghitung B eban Kerja
Metabolisme aerobik adalah sumber energi bagi kerja otot yang berkelanjutan ketika tubuh dalam keadaan stabil . Terdapat hubungan linier antara konsumsi oksigen dan pengeluaran energi . Untuk setiap liter oksigen yang dikonsumsi , rata-rata sekitar 4,8 kkal energi dilepaskan . nilai dari metabolisme aerobik atau pengeluaran energi kerja dapat ditentukan dengan mengalikan tingkat konsumsi oksigen (liter/ menit ) dengan 4,8 ( kkal /liter) ( Wickens et al. , 2004). Konsumsi Oksigen
Jumlah denyut nadi per menit merupakan ukuran fisiologis lain yang dapat digunkaan untuk mengukur beban kerja fisik . Denyut nadi akan meningkat seiring dengan meningkatnya kebutuhan beban kerja dan energi , karena semakin meningkatnya pula permintaan untuk sistem kardiovaskular mengangkut lebih banyak oksigen ke otot kerja . Bererapa penelitian telah berhasil membuktikan bahwa untuk pekerjaan moderat , denyut nadi berhubungan linier dengan konsumsi oksigen ( Astrand & Rodahl , 1986). Denyut nadi
Perhitungan Max heart rate (HR) secara tidak langsung dapat diprediksi dengan rumus : Max HR = 220 – age, or HR= 206 – (0.62 x age), or HR = 190 – (0.62 x (age – 25)) Note, Max HR prediction Has errors (up to 10 bpm ) Not suitable for children MAX HR Workload* Heart Rate (bpm) Light - 90 Moderate 90 – 110 Heavy 110 - 130 Very heavy 130 -150 Extremely heavy 150 - 170
Persamaan 2 ( Astuti , 1985) Y = 1.8041-0.0229038 X + 4.71733. 10 -4 X 2 Y = Energi ( kkal / menit ) X = Denyut Jantung ( denyut / menit ) Persamaan 3 ( garg , 1976) Pada posisi angkatan membungkuk (stoop lift) E = 0.0109 BW (0.0012 BW +0.0052 L +0.0028 S x L) f Pada posisi angkatan jongkok (Squat lift) E = 0.0109 BW + (0.0019 BW +0.0081 L +0.0023 S x L)f Angkatan dengan tangan (arm lift) E = 0.0109 BW + (0.0002 BW + 0.0103 L – 0.0017 S x L) f
Persamaan 4 Rakhmaniar , 2007 Y = 0.014 HR + 0.017 B – 1.706 Dengan : Y = konsumsi oksigen (liter/ menit ) HR = denyut jantung ( denyut / menit ) B = Berat badan (kg) 1 liter/ menit O2 = 5 kcal/ menit energy Pengeluaran energy untuk kerja tertentu dapat dihitung dengn menggunakan rumus : KE = Et – Ei Dengan : KE = konsumsi energy ( kilokalori ) Et = pengeluaran energy setelah bekerja ( kkal ) Ei = pengeluaran energy saat istirahat ( kkal )
Kategori Pekerjaan Pengeluaran Energi (kkal/menit) Light < 2.5 Moderate 2.5 – 5 Heavy 5 – 7.5 Very heavy 7.5 – 10 Extremely heavy > 10 Physical Activity Ratio (PAR) Light – Less than 3 x resting energy Heavy – About 6 to 8 x resting energy Maximal – More than 9 x resting energy W aktu Istirahat R = (E work – E rec )/(E work – E rest ) E work =energy yang dikeluarkan saat bekerja E rest = energy yang dikeluarkan saat istirahat E rec = energy standar yang dikeluarkan (4.8 ~ 5 kkal /min) R = % of work time