PEDOMAN PENANGANAN KASUS RUJUKAN KELAINAN TUMBUH KEMBANG BALITA NIM : P07124124177 NURUL HIKMAH KOMALA DEWI
Setelah mempelajari modul ini , mahasiswa diharapkan dapat : 1 3 2 4 Memahami konsep dasar gangguan tumbuh kembang pada bayi dan anak balita serta sistem rujukan dalam pelayanan kesehatan anak Mengetahui sistem layanan rujukan bagi anak dengan gangguan tumbuh kembang sesuai dengan tingkatannya , yaitu layanan dasar , menengah , dan lanjutan . Mengidentifikasi berbagai jenis gangguan tumbuh kembang yang sering terjadi , seperti keterlambatan bicara dan bahasa , gangguan motorik , gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktivitas (GPPH), serta kelainan mata pada anak . Menjelaskan alur penatalaksanaan kasus gangguan tumbuh kembang , mulai dari skrining , assessment, diagnosis, intervensi , hingga evaluasi .
Rujukan kelainan tumbuh kembang balita adalah suatu proses pelimpahan wewenang dan tanggung jawab dari fasilitas pelayanan kesehatan dasar ke tingkat yang lebih tinggi untuk menangani kasus gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak . Rujukan ini diperlukan ketika fasilitas kesehatan primer tidak memiliki sumber daya yang memadai untuk melakukan evaluasi dan intervensi terhadap masalah tumbuh kembang yang kompleks . DEFINISI RUJUKAN KELAINAN TUMBUH KEMBANG BALITA
JENIS GANGGUAN YANG MEMERLUKAN RUJUKAN Kelainan Bicara dan Bahasa Kelainan bicara dan bahasa merupakan gangguan dalam memahami , mengolah , atau mengekspresikan bahasa 1 2 Kelainan Motorik Kelainan motorik ditandai dengan gangguan pada pergerakan , postur , dan koordinasi yang dapat mempengaruhi aktivitas sehari-hari anak . Kelainan Perilaku Gangguan perilaku pada anak mencakup berbagai kondisi seperti gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktivitas (GPPH), gangguan oposisi menentang , serta gangguan perilaku agresif 3 4 Kelainan Pendengaran Gangguan pendengaran dapat berdampak signifikan pada perkembangan bahasa dan komunikasi anak . 5 Kelainan Penglihatan Kelainan penglihatan dapat menghambat perkembangan sensorik dan kognitif anak . Gangguan ini meliputi ambliopia ( mata malas ), strabismus ( mata juling ), serta kelainan refraksi seperti miopia dan hiperopia Kelainan Pertumbuhan Gangguan pertumbuhan meliputi kondisi seperti perawakan pendek , gangguan berat badan , dan gangguan hormon pertumbuhan 6 7 Kelainan Mental Emosional Gangguan mental emosional pada anak dapat berupa kecemasan berlebihan , depresi , atau gangguan perkembangan emosional lainnya yang menghambat interaksi sosial dan performa akademik
ALUR PENATALAKSANAAN KASUS GANGGUAN TUMBUH KEMBANG Skrining ( Deteksi Dini ) Skrining merupakan langkah awal dalam penatalaksanaan gangguan tumbuh kembang yang bertujuan untuk mengidentifikasi anak yang berisiko mengalami keterlambatan atau kelainan perkembangan 1 Assessment ( Penilaian Lanjutan ) Assessment dilakukan untuk mengkonfirmasi hasil skrining dan menentukan sejauh mana gangguan tumbuh kembang yang dialami anak . 2 Diagnosis ( Penegakan Diagnosis) Setelah assessment dilakukan , dokter atau tim multidisiplin akan menegakkan diagnosis berdasarkan hasil pemeriksaan yang telah dikumpulkan 3 Intervensi Setelah diagnosis ditegakkan , langkah selanjutnya adalah intervensi yang sesuai dengan kondisi anak 4 Evaluasi dan Monitoring Jangka Panjang Setelah diagnosis ditegakkan , langkah selanjutnya adalah intervensi yang sesuai dengan kondisi anak 5
LAYANAN RUJUKAN DAN KLINIK TUMBUH KEMBANG Level I ( Dasar ): Ditangani oleh tenaga kesehatan dasar seperti perawat atau bidan . Menggunakan skrining dasar seperti KPSP, Denver II, dan SDQ. Intervensi awal dilakukan sebelum merujuk ke tingkat yang lebih tinggi . Level II ( Menengah ): Ditangani oleh dokter spesialis anak dengan bantuan terapis atau spesialis lainnya . Menangani kasus yang lebih kompleks dengan alat skrining yang lebih lengkap . Fasilitas mencakup fisioterapi , terapi wicara , dan konsultasi psikolog . Level III ( Lanjutan ): Ditangani oleh tim multidisiplin yang terdiri dari spesialis anak konsultan , psikiater , psikolog , serta terapi rehabilitasi medis . Dilengkapi dengan alat diagnostik canggih seperti MRI dan EEG. Fokus pada intervensi intensif dan rehabilitasi jangka panjang . Pelayanan rujukan untuk gangguan tumbuh kembang dibagi menjadi tiga tingkatan berdasarkan kualitas pelayanan dan sumber daya yang tersedia :
TEORI JENIS – JENIS KASUS RUJUKAN GANGGUAN TUMBUH KEMBANG Keterlambatan Bicara dan Bahasa Keterlambatan bicara dan bahasa adalah salah satu gangguan perkembangan yang paling sering ditemukan pada anak prasekolah , dengan prevalensi sekitar 5-10% dari populasi anak Gangguan Motorik Gangguan motorik mencakup kelainan yang mempengaruhi kontrol otot , keseimbangan , koordinasi , serta keterampilan motorik kasar dan halus Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktivitas (GPPH) GPPH merupakan gangguan neurodevelopmental yang ditandai dengan kesulitan dalam mempertahankan perhatian , impulsivitas , serta hiperaktivitas Kelainan Mata pada Anak Kelainan mata pada anak mencakup berbagai gangguan penglihatan yang dapat mempengaruhi perkembangan visual, seperti kelainan refraksi , strabismus ( mata juling ), ambliopia ( mata malas ), dan kelainan kongenital seperti katarak atau glaukoma bawaan
KESIMPULAN RANGKUMAN Gangguan tumbuh kembang pada anak merupakan kondisi yang dapat mempengaruhi perkembangan fisik , kognitif , sosial , maupun emosional . Salah satu konsep utama dalam penanganan tumbuh kembang anak adalah Stimulasi , Deteksi , dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang (SDIDTK), yang memungkinkan identifikasi dini dan perencanaan terapi secara tepat guna . Jenis gangguan tumbuh kembang yang sering memerlukan rujukan antara lain keterlambatan bicara dan bahasa , gangguan motorik , gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktivitas (GPPH), serta kelainan mata pada anak . Alur penatalaksanaan kasus gangguan tumbuh kembang terdiri dari beberapa tahap , yaitu skrining , assessment, diagnosis, intervensi , dan evaluasi . Sistem rujukan dalam kasus gangguan tumbuh kembang berjenjang menjadi tiga tingkat , yaitu Level I ( dasar ), Level II ( menengah ), dan Level III ( lanjutan ).