Pelatihan Basic Trauma and Cardiac life support

ambariyanto02 0 views 168 slides Oct 08, 2025
Slide 1
Slide 1 of 168
Slide 1
1
Slide 2
2
Slide 3
3
Slide 4
4
Slide 5
5
Slide 6
6
Slide 7
7
Slide 8
8
Slide 9
9
Slide 10
10
Slide 11
11
Slide 12
12
Slide 13
13
Slide 14
14
Slide 15
15
Slide 16
16
Slide 17
17
Slide 18
18
Slide 19
19
Slide 20
20
Slide 21
21
Slide 22
22
Slide 23
23
Slide 24
24
Slide 25
25
Slide 26
26
Slide 27
27
Slide 28
28
Slide 29
29
Slide 30
30
Slide 31
31
Slide 32
32
Slide 33
33
Slide 34
34
Slide 35
35
Slide 36
36
Slide 37
37
Slide 38
38
Slide 39
39
Slide 40
40
Slide 41
41
Slide 42
42
Slide 43
43
Slide 44
44
Slide 45
45
Slide 46
46
Slide 47
47
Slide 48
48
Slide 49
49
Slide 50
50
Slide 51
51
Slide 52
52
Slide 53
53
Slide 54
54
Slide 55
55
Slide 56
56
Slide 57
57
Slide 58
58
Slide 59
59
Slide 60
60
Slide 61
61
Slide 62
62
Slide 63
63
Slide 64
64
Slide 65
65
Slide 66
66
Slide 67
67
Slide 68
68
Slide 69
69
Slide 70
70
Slide 71
71
Slide 72
72
Slide 73
73
Slide 74
74
Slide 75
75
Slide 76
76
Slide 77
77
Slide 78
78
Slide 79
79
Slide 80
80
Slide 81
81
Slide 82
82
Slide 83
83
Slide 84
84
Slide 85
85
Slide 86
86
Slide 87
87
Slide 88
88
Slide 89
89
Slide 90
90
Slide 91
91
Slide 92
92
Slide 93
93
Slide 94
94
Slide 95
95
Slide 96
96
Slide 97
97
Slide 98
98
Slide 99
99
Slide 100
100
Slide 101
101
Slide 102
102
Slide 103
103
Slide 104
104
Slide 105
105
Slide 106
106
Slide 107
107
Slide 108
108
Slide 109
109
Slide 110
110
Slide 111
111
Slide 112
112
Slide 113
113
Slide 114
114
Slide 115
115
Slide 116
116
Slide 117
117
Slide 118
118
Slide 119
119
Slide 120
120
Slide 121
121
Slide 122
122
Slide 123
123
Slide 124
124
Slide 125
125
Slide 126
126
Slide 127
127
Slide 128
128
Slide 129
129
Slide 130
130
Slide 131
131
Slide 132
132
Slide 133
133
Slide 134
134
Slide 135
135
Slide 136
136
Slide 137
137
Slide 138
138
Slide 139
139
Slide 140
140
Slide 141
141
Slide 142
142
Slide 143
143
Slide 144
144
Slide 145
145
Slide 146
146
Slide 147
147
Slide 148
148
Slide 149
149
Slide 150
150
Slide 151
151
Slide 152
152
Slide 153
153
Slide 154
154
Slide 155
155
Slide 156
156
Slide 157
157
Slide 158
158
Slide 159
159
Slide 160
160
Slide 161
161
Slide 162
162
Slide 163
163
Slide 164
164
Slide 165
165
Slide 166
166
Slide 167
167
Slide 168
168

About This Presentation

Pelatihan Basic Trauma and Cardiac life support


Slide Content

BTCLS

Basic Trauma Cardiac Life Support

Redaksi:

“Copy Right Smart Emergency

(Lembaga Diklat Terakreditas -Bll Kemenkes RI & DPP PPNI)

PAR
BAB

MATERIAL OVERVIEW

IKHTISAR

Basic Trauma Life Support merupaka pan Yang ayjukan untuk petugas yang bekerja
di Rumah Sakit maupun Prt Rumah Sakit, agar tecipta st standar yang bak dalam
melakukar penanganan pasien kegawatdartatan trauma.

Basic Cardiovascular Life Support (BCLS) merupskan pelatihan yáng, ditujukan uniuk
petugas keschalän Khususnya perawal dan mahasiswa Keperawatan yang lath tentang
intrepresiai ekg dan kegawatdaruratan jantung. Dalam Platina ini menckankän bogaimana
pesert dapat mengenal sceara dini serangan Jantung dan mengaplikasikan pemeriksaan FRG

Serta dapat menangani bila pasion menjadi tidak sadar ataupun dalam Gambaran ERG terjadi
Aritmia

Menurut WHO tahun 2019, kematian karena jotuny atu penyakitkarciovaskular merupahan
penyebab kematiso nomer 1 (satu), sedangkan kematian karcna kecelakean merupakaı

cayebab Kematian nomor 3 (tiga). Pelatitan Basie Trauma Cárdi Life Support ni merbabas
sla penanggtlangan pasien kegawatderurata trauma imaupun Kardiovaskuler secara cepa
«dan tepatberdasarkan prioritas masalah yang berujuan untuk mengurangi angka Kematian dan
Kecacatan. Disamping iu Pelatitan BTCLS juge termasık sarana untuk mendukung Progam:
Sustainable Development Goals (SPDGs) sebaai indikator pembangunan global satin. Pac
Progam tersebt, isu keschatan dí indonesia yong menjadi perhatian ciantaranya adalah
Kematan kecelakaan lal Tintas dan penanganan kistis sera kegawatdauratn,

Melalui Pelaihan BTCLS diharapkan dapat memenubi kebutuhan untuk meningkatkan
úprofesionalisme perawa dalam memberikan pelayanan bag masyarala yane bei
“TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM

ah menyelessikan pelatihan int peserta dapat mengaplikasikan konsep pénanggulangèn

asie gawat darurat rauma maupu kurdiovaskule secarı cepa dan tpot berdasarkan prior
masall

TUJUAN INSTRUKSIONAL
Setlah mengikuipelauhan ini pesertadiharapkan mampu untuk
2 Molakukan ponghajan sccara cent dan tat keadaan yang mengañcam nyawa
x Melkukan nda penyelamstan ja (Lie saving) pda psi toma Denda
priorits À Menerapkan Konseppeilsian dan pengelolaan aval pad pasen trauma da
ariovaskulet Mentir Kesavan status neurologie
Menscual din menangani Keganat À Mendetionstasihan komuniksi
«lrurata poda jan paps (Ainas) yang. eek <ehaga leader dan
‘kan pemapasan Breathing), im clam menangani
2 Mengenal dan menangant Human
rama pad sytem uh pain.
"Maan vas, sabias dan
transports puc dengan coat dan

METODE PELATIHAN

pia
2 Mampu menginterprestasi EKG terutama dalam sesi tanya jawab dan
3 Mampu melakukan penanganan praktikum. Pelatihan ini didesain agar

pasien dengan Aritmia materi pelatihan bisa langsung

diaplikasikan sekembalinya peserta

pelatihan ke tempat kerja masing-masing.
Pada akhir pelatihan peserta diwajibkan
untuk memenuhi standar Kelulusan evalua
sebagai syarat untuk mendapatkan sertifikat
pelatiban
EVALUASI DAN KRITERIA
KELULUSAN

Peserta berhak mendapatkan sertifkat
kelulusan apabila mengikut seluruh mater
teori dan praktik yang dijadwalkan, sera
dinyatakan Tulus dalam evaluasitulis dan
praktk. Untuk mengevaluasi keberhasilan
proses pelatihan peserta diw
melakukan pre-test. terulis di awal
pelatihan dan posttest terulis di akhir
pelaihan, seta: mengikuti ujian_praktk.
Nilai cvaluasi_akbir (ulis dan prakik)
minimal 80 poin atau 80% dari checklist
penilaian

Apabila peseta tidak memenuhi syarat
kelulusan maka peserta diharuskan untuk
memgulang kegiatan teor, praktik atau

tergantung — dimana _ posisi

Kegagalamnya. Course director, lead
instruktor dan instruktor bethak menaban
sertiikat pesera peltihan yang
bersangkutan apabila belum_ memenuhi
Kriterakelulosantersebur.

MATERITEORI

Mater) pelaihan BTCLS terdiri dari
teori dan praktik yang harus diikuti oleh
semua peserta. Materi prakik merupakan
aplikasi dari teori yang telah dipeljari
sebelumaya dan merupakan intsari dari
pelaiban ini. Hal ini Karena pelatiban
BTLS merupakan pelatihan yang aplikatif
dan harus bisa diterapkan dalam
pelaksanaan tugas seharchari ditempat
kerja masingsmasing. Mater teri pelatihan

BTLS adalah sebagai brikut
1, EGk dan Aspek Legal Keperawatan
Gawat Darurat

Mater ini bers tentang Etikyaitu
prinsip yang menyangkut baik dan
buruk dalam hubungan dengan orang
Tain, sedangkan hukum menyangkut
prinsip benar dan salah,

2. Bantuan Hidup Dasar (Cardio
Pulmonary Resuscitation)

Mater ini membahas tentang
resusitasi jantung par (RIP)
berdasarkan “guideline terbaru dan
American Heart Association (AHA)
yang di rilis pada tahun 2020 la.

Materi ini berisi tentang RIP pad
orang dewasa, anak dan neonates baik
pa alat maupun dengan alat
fermasuk penggunaan Autom:
External Deñibrilator (AED)

Airway and Breathing Management
Materi ini tentang penlaian dan
pengelolaan jalan — mapas dan
pemapasan baik tampa menggunakan
ala, dengan alat sederhana maupun
dengan slat definitive. Pengelolaan
jalan napas dan pernapasan merupakan
priortas pertama dalam pernapasan
merupakan pririas pertama dalam
penanganan gawat darurat trauma
walaupun dalam praktiknya bisa
ilokukan secara simultan dengan
tindakan-tindakan lainya.

‘yok Management

Materi ini menguraikan tentang
macamjenis syok dengan berbagai
macam penyebab terutama syok yang
Giakibatkan oleh trauma. Materi ini
juga berisi tentang cara penilaian
Secara cepat dan pengelolaan syok
yang diakibatkan oleh trauma,

‘Trauma Kepala& Spinal

Mater ini berisi tentang trauma
Kepala yang melipui anatomi, jenis
trauma, peniljan status neurologis dan
Kesadaran serta cara penanganan
spesifik pada trauma kepala. Sera
trauma tulang belakang dan cara
stabilsasi tang belakang agar tidak
terjadicederasekunder’ yang
iakibatkan oleh kesalahan dalam
‘melakukan pertolongan.

‘Trauma Thorax& Abdomen
Mater ini berisi tentang trauma
pad dada beik trauma tumpul maupun
irauma tembus serte permasalahan
‘yang dikibatkan oleh trauma tersebut
Materi ini juga berisi tentang
pemeriksaan fisik dan penilaian secara
cepat terhadap masalah yang
mengancam —nyawa pasien dan
penanganan yang efektif dan efisien
terhadap permasalahan yang dihadapi
sera penanganan trauma pada
abdomen (per) baik trauma tumpul
maupun trauma tembus. Materi ini
juga berisi tentang penilaian melalui
pemeriksaan fisik dan penanganan

1

1

secara cepat terutama pada trauma
tembus pada abdomen atau benda
menancap.
Trauma Musculoskeletal

Materi ini berisi tentang trauma
pada ektremitas bik patah tulang, aka
robek maupun uka amputai, Matei
ini secara perdarahan dan pembalutan
Selain itt dibahas tentang. teknik
stabilisas/pembidaian path tanz,
bak patah lang trtutup. maupun
terbuka

Trauma Luka Bakar
Materi ini membahas tentang
trauma yang diakibatkan oleh sub
panas atau dingin yang mengakibatkan
Kerusakan jaringan tubuh pasien
penilaian luas dan kedalaman ka
baka sera cara penanganan Iuka bakar
ado materi

‘iakibatkan oleh bahan kimia sera
‘cara penanganannya,

Mechanism of Trauma
Materi ini membahas tentang
proses kejadian kecelakaan dari mulat
Sebslum, saat dan seclah Kejadian
berlangsing —schingga _ Bisa
memprediksi Iuka ata cedera yang,
<iakibatan olchkejadian tersebut

Penilaian Aval (Initial Assessment
Management)

Mater ini bersi tentang penilaian
aval dan resusitasi pasien trauma.
berdasarkan proritas dan dalamı
rangka penyelamatan jiwa pasien
materi ini meropakan mater ini
pelaihan yang merupakan rangkuman
‘ari semua materi yang diberikan pada
pelan.

‘Triage

Materi ini berisi tentang
pemilahan pasien berdasarkan
prioritas masalah boik pada saat
kejadian _bencana/musibah mas
maupun pada saat pasien masuk ke
unit gawat daruat (UGD) rumah skit

SPGDT (System Penanggulangan
Gawat Darurat Terpadu)

Materi ini berisi tentang
pengenalan system penanggulangan
gawat darurat terpadu (SPGDT) yang

13,

14.

15.

16.

meliuti penanganan pasien pada fase
pra rumah sa
antar rumah sakit dan fase pasa
rumah sakit. Keberhasilan penanganan
pasien di rumah sakit akan sangat
bergantung pada keberhailan
penanganan pada fase pra rumah sakit,
olch karena iu perlu adanya upaya
‘ik menciptakan suatu penanganan

fase rumah skit, fase

yang ferinteBrasi_antara_penanganan
fase pra rumah sakit dan fase rumah
skit dengan standar da bahasa yang

EKG Normal dan Aritmia
Mater ini tentang cara membaca

inteprestasi EKG dari gambaran yang.

‘normal sampai dengan Armia.

Acute Coronary Syndrome.

Mate ini bei tentang
ertolongan path pasion dengan
Sinérom Koroner Akut (SKA) at
Acute Cry Sao

‘Terapi Elektrik dan Management
Team,

Mater; ini ‚Berisi tentang
pertolongan pada pasien dengan
menggunakan slat kejut Tistrk dan
‘obat-obetan.

Evaluasi & Rajukan

Materi ini berisi tentang
pengeluaran pasien dar jepitan atau
rang sempit sera stabilisasi pasien
sebelum melakukan transportsi, Pada

‘materi ini juga dibahas tentang

pemindahan pasien pada situasi aman
‘maupun berbahaya,
MATERIPRAKTIK
Mater praktik pelatihan BTCLS adalah
sebagai berikut
a. Cardio Pulmonary Resuscitation
(CPR)

Praktik resusitas jantung paru (RIP)
pada orang dewasa, anak dan-nediatis
berdasarkan standar” dari American
Heart Association, Peserta juga harus
mampu melakukan CPR dengan bantuan
Atomátic External Defibrilator (AED),

b. Airway and Breathing Management
Peserta haras bisa melakukan
penamganan sumbatan total dan
sumbatan parsial jalan napas dari mulai
tampa ala, penggunaan alat sederhana
ssampai dengan penggunaan alt
definitive. Peserta juga haras bisa
memberikan mapas uatan dan
‘oksigenisasi dengan berbagai peralatan
Selain itu peserta juga harus mampu
memonitor saturasi oksigen pain

+. Initial Assessment Management
Pesenta harus mampu melakukan

penilaian dan Penanganan pasien dari
mulai proteksi dir, meminta Bantuan,
pen
secara Géput berdasarkan

socara cepat dan penanganan

prioritasmasalah. Peserta haras mampu
menguasal fase survey primer dan
survey sekunder.

d. Stabilization Trauma, Evakuasi &

‘Transportasi

Pada ses ini pesertaharus mampu
Praktik untuk menghentikan perdarahan
secara cepat dan melakukan pembalutan
pada luka robek dan amputasi cba
upaya untuk mempertahankan sirkulas.

Selain tu sesi ini mempraktikan cara
permbidaian_ pada patah tulang dan
disokasi berdasarkan pr
yang benar.

ip-prinsip

Disamping itu peserta has
mampu membedakan — p&mindahan
asien pada situasi darurat dan non-
arurat baik dengan alar atau apa
peralatan, Peserta juga mempraktikan
teknik ekstikasi pasien dengan tetapi
memperhatikan cedera pasien. Sein tw
peserta juga harus mampu melakukan
setbilisasi scbelum | melakukan
transportasi pasien, terutuma stabilisasi
pada kecurigaan cederatulang belakang.

Interprestasi EKG
Praktik dan tips. cara membaca.
‘gambaran EKG dan cara menangani
pasien dengan gambaran EKG dengan
Aritmia.

Terapi Elektrik dan Management

Team

Pada ses ini pesertaharus mampu
Praktik menangani pasien dengan
gambaran EKG aritmia dengan
menggunakan lat Kejut listrik dan
‘obatobatan,

m3}

ASPEK LEGAL ETIK
KEPERAWATAN GAWAT DARURAT

‘TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM
‘Setelah mengikuti materi ini, peserta mampu memahamietik dan aspek legal keperawatan
gawat darurat

\
TUIUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS
Setelah mengikui mater ini péserta mapa: \ }
1. Menjlskan pran dan igs peravat gaat drut

2. Menjelaskan etik keperawatan gawat darurat.
3. Menjelaskan aspek legal keperawatan gawat darurat.

PENDAHULUAN
tik merupakan prinsip yang menyangkut baik dan buruk dalam hubungan dengan
‘orang lan, sedangkan hukum menyangkutprinsip benar dan salah. Eik merupakan studi
tentang perilaku,Karakter dan motif yang baik sert ditekankan pada penetapan apa. yang
baik dan berharga bagi semua orang
Secara umum, terminolog ik dan moral adalah sama. Etik memiliki terminologi
yang berbeda dengan moral bila isla ek mengarahkan terminologinyauntuk penyelidikan
filosofs atau kajian tentang masalah atau dilema tertentu, Moral mendeskripsikan perilaku
aktual, kebiasaan dan kepercaytan sckclompok orang atau kelompok tertents. Ei juga
“apar digunakan untuk mendeskripsikan suatu pola atau Cara hidup, schingga et
‘merefleksikan sia, prinsip dan standar sescorang yang mempengarihi perla profesional
tik merupakanisiah yang digunakan untuk mereleksikan apa yang seharusnya manusia
berperilkuterhadaporang
‘Manusia sebagai mahluk sosial tidak dapat hidup sendir, melainkan membutuhkan
ico bersama dalam. masyarakat. Dalam melaksanakan hidap beermasyarakattersebut,
berlangsung interakst yang intensif anar anggota masyarakat. Agar interaksi berlangsung
tampa benturan dan dapat mendatangkan manfaat optimal, diperlukan adanya aturan
Derprilaku setap warga masyarakat, Bentuk pengaturan prilaku yang dimaksud banyak
‚macamnya, untuk masyarakat profes Kesehatan amara lain tereantum dalam
+ Kode tik proesikesehatan.
Kode etik profes Kesehatan mencakup aturan dan etika yang dipakai dalam dunia
Keschatan. Aturan ini juga mencakup ttanan perlaku sebaiknya seorang perawat balk
ditempat kerja maupun didalam masyarakat
Ham keschaan
Hukum keschatan mencakup aturan — aturan dalam bidang medis yang mencakup cara
mebikukan suatu tindakan Kepada korban. Hukum keschatan ini diberlkukan baik
‘pada dokter maupun perawat.

KODEETIK PROFESI KESEHATAN

tik berasal dari kata =<this] yang berarú prinsip moral (moraleprinciples) atau
fran berpilaku (rules of conduct). Prinsip moral dan’ atau aturan berplaku tersebut
<ihimpun dalam suatu pedoman (code) yang isebut kode ei (code of ethics.

‘Kode eik adalah su pedoman yang mengandung norma - norma dalam berpflak,
Kode, ik yang berlaku untuk warga profesi disebut kode etikprofesi. Setiap profes
mempunyai kode etik profes. Kode etik profesi disusun oleh warga profes. Sanksi
pelanggaran kode tik profes ditegakkan oleh warga profes seni.

‘Kode, ti profesi Kesehatan adalah kode tik yang ditemukan dan/berlaku bagi
Kalangan profsi Keschatan, Pelayanan keschatan yang baik adalah yang dapat memenuhi
‘Kebutuhan masyaraka, bermutu dan terjangkau. Untuk dapat member pelayanan Kesehatan
paripuma diperlukam kerasama yang harmonis anaara tensga Kesehatan. Namun,
Keberbasilan team keschätan.dalam melaksanakan tugas-yähg kompleks itu bukan saja
itenukan oleh pengetahuan dan Keterampilan mereka, melainkan jugaperilaku, etka dan
‘moral, erikut andasan-landasan eik/moral naga Kesehatan
‘A. Landaan-landasan EX moralpraktile

“Terdapatbeberapalandasan etik/moral yang haras dicermat leh tenaga kesehatan
saat melakukanintervens,diamaranya
1. Otonomi (Autonomy)
Disebut juga dengan istlah menghormat martabat manusia (respect for person).

Prinsp otonomi didasarkan pada keyakinan bahwa individu mampu befikir logis dan

‘mampu membuat keputusan sendin Orang dewasa dianggap kompeten dan memiliki

Kekuatan membuat sendir, memilih, dan memiliki berbagai keputusan atau pilihan

yang haras dihargai oleh orang lin.

Prinsip olonomi merupakan bentuk respek terhadapseseorang, atau dipandang

‘il pasajera tii mis habeis io ets ian,

hak kemandirian dan kebebasan individu yang menuntut pembedaan dri. Praktek
profesional merefleksikan otonomi saat perawat mengharga hak ~ hak kien dalam
membuat Keputsan tentang perawatan dirnya,

Berbuat baik (Beneficience)

Beneficience berarti hanya melakukan sesuata yang baik. Kebaikan
memerlukan pencegahan dan kesalahan ata Kejahatan, penghapusan Kesalahan ata
Kejahatan dan peningkatankebaikan olch dr dan orang lan, Terkadang, dam sitasi
pelayanan keschatan, trad Konik atar prinsip ini dengan ctonomi
3. Keaditan Justice)

Prinsip keadilan dibutuhkan untuk trap yang sama dan ail terhadap orang lain
yang menjunjung prinsip — prinsip mora, legal dan kemanusiaan. Nila ini
‘irefleksikan dalam praktek profesional keika perawat bekeja untuk teapi yang
benar Sesuai hukum, standar praktek-dan-keyakinan yang benar untuk memperoleh
kualitas pelayanan kesehatan.

4. Tidak Merugikan (Non-malficience)

Prinsip ini bear tidak menimbulkan bahaya/cedera fis dan psikologis pada
lien. Prinsip ini mengajarkan kepada kita memilih tindakan yang paling sedikit
bahayanya untuk korban atau yang paling kel eek sampingnya.

5. Kejujran (Veracty)

Prinsip veracity berarti penuh dengan Kebenaran. Nilai ini diperlükan leh
pemberi pelayanan keschatan untuk menyampaikan kebenaran pada setiap klien dan
vntuk meyakinkan bahwa lie sangat mengert.Prinsip veracio berhubungan dengan
Kemampuan sescorang untuk mengatakan Kebenaran. Informasi harus ada “agar
menjadi akurat, komprehensif, dan objekti untuk: memfsilitasi pemahaman dan
penerimuan mater yang ada dan mengatakan yang sebenamya kepada Klien tentang
egala sesuatu yang berhubungan dengan keadaan dirinya sclama menjalan
perawatn,

Walaupun demikian, terdapät beberapa argument mengatakan adanya batasan
untuk kejujuran seperti jika kebenaran akan kesalahan prognosis Klien untuk
pemulihan atau adanya hubungan patermalisik bahwa doctors knows est
Sebab individu memilikiotonomi, mereka memiliki ak untuk mendapatkan informasi
penuh tentang kondisinya. Kebenaran merupakan dasar dalam membangun hubungan
‘ling percaya,

6. Menepati Janj (Fidelity)

Prinsip fidelity ibutuhkan individu untuk mengharga janji dan komitmennya
erhadap orang lain. Perawat setia pada komitmennya dan menepati jaji sera
menyimpan rahasia Klien. Ketaatan, Keseisan, adalah kewajiban sescorang Untuk
‘mempertahankan Komitmemya yang dibuatnya. Kesciian, menggambarkın
Kepatuhan perawat terhadap kode ei yang menyatakan bahwa tanggung jawab dasar
“ari perawat adalah untuk meningkatkan Kesehatan, mencegah penyakit, memulibkan
keschatan dan meminimalkan korban gawat daurat

7. Kerahasiaan (Confdentality)

‘Aturan dalam prinsip kerahasiaan adala informasi entang lien har dijaga
privasinya oleh perawat. Segala sesuatu yang terdapat dalam dokumen catatan
keschatan Kliew hanya boleh dibaca dalam rangka pengobatan Klien. Tidak ada
Scorangpun dapat memperoleh informasitersebut Kecuali jk dijinkan oleh lien
‘dengan bukti persetujuan. Diskusi tentang Klen diluar area pelayanan, menyampaikan
pada teman atau Keluarga tentang lien dengan tenaga keschatan lan haus dihindari,

8. Akuntbilitas (Accountability)
‘Akuntabiltas merupakan standar yang past bahwa
profesional dapat dinilai dalam siuasi yang tidak jelas atau
Penerapan prinsip ctik ini terganfung pada kondisi terentu yang harus menjadi
Pettimbangan, Sat prinsip menjadi cb penting dan sah untuk digunakan dengan
mengorbankan prisip yang lin (primaacie).
Kode Ek Keperawatan Indones

Keperawatan gawat darura adalah bogian dari asuhan keperawatan yang berhadapan
‘dengan korban yang berada dalam keadaan gawat darurat (emergensi, kris). Asuhan
keperawatan gawat darurt atau emergens saat ini diselenggarakan di Unit Gawat

Darurat (Emergency Care Uni) dan
kondisi gawat darurat, Namun bila

au di ruang rawat pada korban yang mengalami
a cermatirentang praktik gawat darurat, maka

Kondisi gawat darurat dapat erjadi dí luar rumah skit atau di Komuntas (pra hospital dan
post hospital sera di rumah sakit sendiri in hospital) Karena asuhan keperawatan gawat
<arurat merupakan bagian dari asuhan keperawatan yang terait dengan penyelenggaraan
pelayanan Kesehatan, baik di masyarakat maupun di rumah sakit. Maka sccara
Kescluruhan pada asuhan keperawatan gawat darurat juga berlaku:aspek ek (kode etik
Keperawatan) dan aspek hukuum (hukum keschatan).

‘Aspek elk keperawatan gawat darua terkat kondisi gawat darura otonomy korban

(dan keluarga menempatiposisi yang menentukan. Khususnya bila korban sadar atau
Keluarga mendampingi korban. Tetapi disis lain bila korban tidak sadar dan tidak ada
Keluarga yang mendampingi, maka prinsip memilihtndakan yang paling menguntungkan
Korban dapat menjadi suatu priorits secaraetikkode ek keperawatan indonesia adalah
sebagai erik:

Perawat dunklen [a

a. Perénat dm menberian peep
‘menghargalharkat & martabar ne
manusia, keunikan Klien & tdk [0
terpengoruh oleh pertimbangan
Kebangsaan, kesukuan. orne
ali umur. jens kelaminaliran
oli dan agama ve dianutseta
Kedudukan

b. Pevawat dim menberian peep
senantiasa memelihara suacana |
linghungan yg menghormatl ee
nilai2 budaya, adat istiadat dan ES eee tn
kelangsungan hip. beragama
dari Alien —

€: Tanggung javab wama perawat
adala hepada mereka yang Gambar: buku ei keperawatan indonesia
imembutan asıhan
keperaatan

&. Peranat wajib merahaiakan egalosesuata yg ikea schubungen dng gas
3% dipercayaken kepadano, keculi jika dperlkan olch yg. berwewenang
“esa dg ketentuan hukumyg bla

Pera dan paki

a. Peravat memelhara dan meningfatkan Kompetens dí bidang kepefanuran
mea Belajar tras meneras

do Perawat senatiasa memeliara muta pelayunán Acperavatan/ yg. nest
diserai kojuran. professional dalam meneropkan. pengetahuan sera
trampian eperawitanssual dengan kebutuhan lien

Perayat dalam membuatkepunsan delsarkın pada tner! yg adekuat dan
‘mempertinbanglan Remanpuan seta kulias!seteorang ila nelahukan
Konsutasi menerima deleasi dan memberikan delegas kepada orang lan

à. Peranatsenanasa menunjng tng Rama bak prefe keperavatın engen
Selalu menunjukka pera professional

Pemvat dan masyarkat

Perawat mengemban tangsung jawab bersama masyarakat untuk memprokarsai

den mendukung berbage! Regain dalam memenaht hebuahan feschatan

inayat.

Pemvat dan tem sjavat

@. Perawat senantasa memelihara hubungan baik dengan sesama perawat
maupum dengan tenga Keschaan Lima, dan dalam meneliharakesersian
asana Ingkungan kerja maupun dalam mencapa jan peloyananKeshaton
Secar menyelunh

b. Perawatbertinak melidngi Kien dar tenagakesehatan yang membertkan
pelayanan esehatan sera tidak kompeten, tidak ei dan leal

5. Perawat dan profesi

a. Perawat mempurval peran utama dalam menentikan standar pendidikan dan
‘pelayanan keperawatan sera menerapkannya dalam Kegíatan pelayanan dan
‘pendidikankeperawetan

6. Peranat berperan akt dalam berbagai kegiatan pengembangan profes
eperawatan

€ Peranat berpartispasi akt dalam upaya profes una. membangun dan
‘memelihara Kondist kerja yang kondusif demi tervajudnya askep yang bermutu
tinggi

lah suatu aturan yang mengatur prilaku seiap anggota masyarakat yang,

bersifar memuksa yang ditctapkan oleh pemerinth, Jens — Jens hukum diatara a:

1. Hokum administra: kin strana pelayanan Kesehatan (Surat Tand Regist, iin
menyelenggarakanpraktik Kesehatan (Surat zin Pratik Perawan),

2. Hukum pidana:perbuatan yang bertetangan dan atau membahayakan kepentingan umum

3. Hukum perdaa: perbuatan yang merugikan orang lin

A. Hokum Kesehatan
Hukum Kesehatan adalah bagian dari hukum umum yang mengatur pila anggota
‘mosyarakat, utamanya amggota masyarakat Kesehatan, yang terkat dengan
‘penyelenggaraan pelayanan keschatan mencakup:
1. Aspekadministasi
2. Aspek pidana
3. Aspek perdata
3. Manfaat Hukum Keschatan
Dalam pelayanan Kesehatan dan perkembangan ilmu Kesehatan, hukum Kesehatan
bermanfaat untuk
1. Membeskan kepastan dan perlindungan hukum kepada penyelenggra pelayanan
Kesehatan
. Memberikan kepastian dan perlindungan hukum kepada pemalai jasa pelayanan
Kesehatan
3. Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan_
4. Memantapkan penyetenggaraan pendidikan tenaga Kesehatan.
5, Mendorong perkembangan nu dan tknologí eschatan.
Ruang Lingkup Hukum Keschatan
Terkat dengan macam, junlah, dan perkembangan penyelenggarsan pelayanan
‘Kesehatan di sutu negara, untuk Indonesia, scars umum dapat dikelompokkan tas $
‘macam lingkup hukum keschatan yatı mencakup:
‘Sarana Pelayanan Keschatan
‘Tenaga Kesehatan
Komoditi Keschatan
Perikatın Hokum
Pendidikan dan peatian tenaga Kesehatan
Pengobatan Tradisonal
Masalah Keschatan Kiss
Lembaga Pera
D. Upaya Mencegah MalPrakik dalam Pelayanan Gawat Darurat
‘Untuk mencegah tejadinya mafpraktik dalam pelayanan pelayanan gawat drura maka,
hal pokok yang harus dilakukan, ya
1. Melaksanakan inform consent: pada korban yang gawat dorurat (emergensi, kits)
sing terlupakan
2. Melaksanakan ser tindakan sesui dengan standar yang telah ittapkan
3. Mengii catatan keperawatan (client record) yang Inakıp
‘Baik atu tdaknya pelayanan gawat darurtditenukan antar ain oleh Bak atau
tidaknya periliku perawat pada waktu menyelenggarakan pelayanan wat
<daruratPengaturan peilaku perawat,antara lin ercantum dalam Kode Etik Keperawatan
Serta hukum keschatan

Untuk asuhan keperawatan gawat daruat, pengaturan aspek eis tercantum dalam
pasal ~ pasa kode etik keperawatan. Sedangkan untuk aspek hukum tercatum dalam
pasal — pasal yang mengatur perlaku hukum, Apabila kedua pengaturan ini dapat
rapkan dengan sebaik ~baiknya, akan dapat dicegahterjadinya keadaan yang tidak
inginkan olehtenaga keschatan dan korban
Aspek legal Kegawatdarıratan
Dalam pelayanan keschatan baik dirumah sakit maupun diluar rumah sat tidak
{ertutup kemungkinan timbul konfik Konflikantaratenaga keschaan dengan asien dan
antra sesama tenaga keschatan (bai. satu profesi maupun antar profes), Hal ang lebih
Khusus adalah dalam penanganan gawat darurat pad fase pra rumah skit erat juga
‘unsuransur masyarakatnon-tenags keschatan. Untuk mencegah dan mengatai kon ik
<digunakanlah etka dan norma hukum, Oleh karena it dalam praktik haras ditrapkan
dalam dimensi yang berbeda, atinya pada sat kita berbicara masalah hukum, tolak ukur
‘norma, hukumlah yang diberakukan. Distaranya peraturan perundang-undangan yang
berkatan dengan pelayanan gawat darurat aitu:
1. UU RI No.3 tahun 2009 tentang kesehatan
@ Pasal 1 ayat 6: tenaga Keschatan adalah sotiap orang yan mengabdikan dir
dalam bidang keschatanserta memiliki pengetahuan dan atauketrampilan mel
pendidikan dibidang Keschatan yang ueuk ens trtetu memerlukankewenangan

‘untuk melakukan upaya keschatan
A Pasal23 ayat |: tenaga keschatan berwenang untuk menyelengearakan pelayanan
Kesehatan
Ayat 2: Kewenangan untuk menyelenggarakan pelayanan keschatandilakykan

ses dengan bidang keahlian yang dink,
“Ayat 3: Dalam menyelenggarakan pelayanan Kesehatan, wajib memilik
pemerintah.
AAyat 4; Selama Pelayanan dilarang mengutamakan Kepentingan yang bemilai
U Pasal 24 aya 1: tenaga keschatan yang dimaksut dalam pasa! 23 harus memenuhi
Ketentuankodo ctik, standar proesi uk pengguna pelayanan Kesehatan, standar
pelayanan, dan standar prosedur oprasional
Ayat 2: ketentuan mengenai kode etik dan standar profes sebagaimana yang
«éimaksut pda aya (ditu oleh Organisasi Profe

n dri

Past 27 yat Tenaga Kesehatan tek mendpatan lan danptindungan
Fuku lan melaksanaka gas sei dengan profes.
Ayaı 2 Temps keschian dam melaksanakantugasyaberkewsiban
mengenbangkan dan meningkatkanpengetauan da Keteramplan yang dim.

D Paai29

@ Past’

D Past 8

YA, Pal 63 aya’ pengendalin, pengobatn, dan ata pearwatan dopa ilakukan
era iw Kedokicran dan mu keperawatan sacar Ja Jang dapat
“ipertanggungawabhanKemanfuatan dan keamananıy.
(ya pelaksnaan dan tu Perawaan berdasakan sl KÉokcran dans
Kepa, hanya dpa ilakukan och Tenga Eesti yang mempunyl
Ken dan Kewenangen un i

D Pasal 85

MA Pasal 190 mengenai ketentuan pidana

ayat I: Pimpinan fasiltas pelyanan Kesehatan dan/atau tenaga keschatan yang
melakukan praktikaau pekeraan pada sitas pelayanan keschatan yang dengan
Sengaja tidak memberikan pertolongan pertama terhadap pasien yang dalam
keadaan gawat daruratsebagaimana dimaksud dalam Pasa 32 aya (2) atau Pas
85 aya (2) dipidana dengan pidana penjara paling lama 2 (dua) tahun dan denda
paling banyak Rp200,000.000,00 (dua rats jua pia).

Ayat 2: Dalam hal perbuatan scbagaimana dimaksud pada ayat (1)
mengakibakan terjadinya kecacatan atau kematian, pimpinan faltas pelayanan
keschatan damatau tenaga Keschatan trsebut dipidana dengan pidana penjra

paling lama 10 (sepuluh) tahun dan denda paling banyak Rp1.000,000.000,00
(atu mili rupiah)

2. UU RINO44tahun 2009 Tentang rumah sakit
Pasal 12 ayat 1: persyaratan sumber daya manusiayaitu rumah sakit harus memiliki
tenaga tetap yang meliputi tenaga medis, penunjang medis, tenaga keperawatan,
tenaga kefarmasian, tenaga managemen rumah sat dan tenaga non keschatan,
Pasal 29 mengenai kewajıban Rumah sakit
Pasal 46 mengenai tanggung jawab rumah sakitterhadap tenaga keschatan

3. UU RI No 36 tahun 2014 tentang tenaga Kesehatan
Pasal 11: tenaga kesehatan dikelompokan ke dalam: tenaga medi, tenaga psikolog.
Minis, tenaga keperawatan, tcnaga kebidanan, tenaga kefarmasian, tenaga Keschtaan
masyarakat,

4. UU RIN029 tahun 2004 tentang rai Kedokteran
Pasal 73 ayat 1: setip orang dilarang menggunakan iénitas berupa gelar atau bentuk
Jain yang menimbulkan kesan bagi masyarakat seolah-olah yang bersangkutan adalah
dokter atau dokter gigi yang memliki surat tanda regisrsi dan atau surat iin praktik
Pasal 2: setiap orang dilarang menggunakan alt, metode atau cara Hin dalam
memberikan pelayanan kepada masyarakat yang menimbulkan kesan seolah-olah yang
bersangkutan adalah dokter dan.
Pasal 3: ketentuan sebagaimana yang dimaksut aya (1) dan ayat (2) tidak beaku bagi
tenaga keschatan yang diberi wewenang oleh perundang-undangan
Penjelasan pasal tersebut: tenaga kesehatan yang dimaksut antar lain perawat dan
bidan yang diberiKewenangan untuk melakukan tindakan medis sesuai dengan
perundang-undangan,

5, UU RI No38 thin 2014 tentang
Keperawatan Pasal 18 mengenai registras
Pasal 19 mengenai iin praktik
Pasal 28 mengenai praktik keperawätan
Pasal 29 mengenai tugas dan wewenang praktik keperawatan
Pasal 30 ayat | point g: memberikan tindakan pada keadaan gawat darurat sesuat
kompciensi
Pasal 35 ayat 1: dalam keadaan gawat darurat untuk memberikan pertolongan
peralama, perawat dapat melakukan tindakan medis dan pemberian obat sesuai
ompetenst
Pasal 36 mengenai hak dan kewajibin
perawat, Pasal 38° mengenai hak dan
Kevajiban Kien

6. Permenkes No.46 tahun 2013 tentang registras tenaga keschatan

7 Permenkes No.S12 tahun 2007 tentang in praktik & pelaksanaan praktik kedokteran
Pasal 15 pasa 1: dokter dan dokter gigi dapat memberikan pelimpahan suatttindakan
kedokteran atau kedokteran gigi kepada perawat, bidan atau tenaga Kesehatan tertentu
lainnÿa secaratertuls dalam melaksanakann:

8. Permenkes No.148 tahun 2010 de No.17 tahun 2013 tentang izin din penyclenggaran
raktikperawat

9. Permenkes No.47 tahun 2018 tentang pelayanan kepawatdéruratan.

10. Permenkes No.S85 tahun 1989 tentang persetujuan tindakan medik

11 Permenkes No.290 tahun 2008 tentang persetujuan tindakan kedokteran

One th
BASIC LIRE SDR (BL

‘TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM
Setelah mengikuti mater ini peserta mampu n

akukan Basic Life Support (BLS)

‘TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS

th mengikuti mater ini peserta mampu:

1. Menjelaskan konsep Basic Life Support (D-R-

B)
ab hent mapas dan hent jantung.
gidentifikasitanda dan gejala hent napas dan hentijantung

Mengatasi masalah henti mapas dan henti jantung dengan teknik Cardio Pulmunary
Resucitation (CPR)

5. Melakukan Basic Life Support (BLS)

erg

BASIC LIFE SUPPORT (BLS)

1. KONSEP BASIC LIFE SUPPORT (BLS)
A. Pengertian dan Tujuan BLS

Basic Life Support (BLS) adalah dasar untuk menyelamatkan nyawa ketika terjadi
ent jantung. Aspek daar dar BLS melput pengenalanlangsung tethadaphent jntong
mendadak dan ktivas system tamggap doura,cardiopulmonary resuscitation (CPR) atu
resusitai jantung paro (RP) dis, dan defbrilaicepat dengan defibrillator ckstemal
Stomats/ automated extemal efitilor (AED) Pengerlan din dan respon tehadap
serangan jantung dan stroke juga danggap scbaga Data dari BHD. Resusasjantung
para (RIP) sends adalah sats tndakan darrt, scbgai saa unuk mengembalkan
Kcadaan henti napas dan atau hei jantung (yang dikenal dengan kematian kinis) Ke
fangs optimal, guna mencegah Kematian Biolog

Tujuan wamadan BLS adalah suatu undakan- oksigenasi darurt untuk
‘mempertahankan Vents para dan mendisibusikan darah-oksigenas ke aringantobuh
Sclin u, ini merupukan usahapemberian bantuan sirkulas sistem, Deserta ventlasi
dan oksigenasi ubuh secara efektit dan optimal samp didapatkan kembal sirkulası
sistemik spontan ata telah tia bantuan dengan perlatan yang lebih Tengkap untuk
meläksanakan tindakan banuanhidupjanung anjutan.

B. Indikasi Dilakukan Resusitasi Jantung Paru (RIP)

Tindakan Resustsi Jantung Para (RIP) yang terkandung didalam bantan idup
dasa sangat pening teutama pada pasen dengan cardiac arrest arena Fibs venikel
yang tradi di ua rumah sait, pasie di rumah ak dengan fbrilsi ventrikel primer
dan penyaki jantung iskemi, pasien dengan hiotermi,overdois, obstuks jalan napas
tau primary respiratory arrest:

‘ent Jantung (Cardiac Ares)

‘en jantung adalah berhentiny a srkuas predarendarah arena Kegagalan
‚Jantung untuk melakukan kontrksi secaraefektif, keadaantrsebut bias dsebabkan
‘oleh penyakit primer dar jantung ata penyakit sekunder non jantung. Hentjantung
‘adalah bia teja nett fantong primer oligen tidak beredar dan olsigen ters

dalam organ vial akan habis dalam beberapa dei
‘ent jantung dapat dschabkan oleh fktoritinsik tau eksrinsik. Faktor
intinsik berupa penyakit kardiovskular seperti asso, fibrils Ventrikel dan
isosas lektomekanik Fakorekstrinsk adalah Kekurangan oksigen akut (ben
nafs sentrl perf, sumbtan jalan nafa dan inalasi sap) kelebihn dosis obat

(igias, huis
meguun. asam
hiperkalsemis dan asiosis; keselakaan(Syok sti, tenggelam dan cedera Kilt
pet) releks vagal meses dan pembedahan

ent jantung ditanda le denyut nad; besar tidak traba (adi hats, nadi
femoral, nai radiala), distal Kebiruan (sianosis) atau pucat skalipemapasan
erheni stay sa-stu (gasping. apnea), dlatai pupil ida bereaksi dengan
rangsang cahaya dan asie dalam keadaan tidak sad.

bo. Henti Napas (Respiratory Arrest)

‘enti mapas adalah berhentinya pemafasa spontan disebabkan arena
gangguan jalan nafas perl” maupin total atau Karema gangguan dipust
Pemafassan. Tanda dan gejla henti mapas berupa hipekarbia yaitu penurunan
Kesadara,hipoksemia ai takikaria, geisah, Derkeringat ata sinosis.

‘enti mafas primer (respiratory arrest) dapat disebabkan oleh banyak
hhalmisalnya serangan stroke, keracunan oba, tenggelam, inhalsi asap/uap as,
bstrksijlan napas oleh benda asie, tersengat ii, tersambar pet, serangan
infark janung, rang epglots tecekik (suffocation, trauma dan lin

Pada aval het nafs, jntung masihBerdenyut, mai teaba nad, pemberian
(02 ke otak dan organ vial ainnya masih cukup sampal beberapa meni ika heat
mapas mendapat pertolongan dengan segera maka pasien akan terselamatkan
idupnya dan scbalknya ja terlambat akan beakibat hen antung yang mungkin
menjadi fatal

+ Tidak sadarkan diri

u

©. Golden Periode
Pada Kondisi napas dan denyut jantung berhent maka irkulasi dar dan transports
‘ksigen bee, scinggadalam wal singkat organ — organ tb teruama organ vital
‘kan mengalami kekurangan oksigen yang Drakibat fatal bag korban dan mengalami
Kerusakan. Organ yang pling cepa mengalami Kersakanadelah oak, arena tak hanya
‘kan mampu bertahan ja ada asupan gula glukosa dan ksigen ka dalam aka lebih
dar 6 menit tak tidak mendapatasupan oksigen dan glucosa maka oak akan mengalami
Kematin scara permanen. Kematianotak berri pula kematan si korban. Olch arena
itu, Golden Periode (waktu emas) pada Korban yang mengalami het napas dan heat
‚antun adlah dibawah 6 ment. Artinya dalam walk Kurang dai 6 meni penderita yang
‘mengalami het napas dan hentijatung harus sudah mulai mendapakan perolongan
Sika tidak maka harapanhidup s orbansangat keel. Kematian dibedakan menjadi da
Jeni ai
1. Mati Kins
Penderitadintakan mati secar i
‘tins mungkin masi dapat dubah menjadí
2. Matibiologis
Kerusakan sel otak dimul 6 ment sec berhentinya pemafasan dan
sisas, Setlah 6 menitbsanya sudah tradi Kemaianbiologis (manusia mulai
membusukl) dan pendert in tidak dapat ihidupkan Kembali
‘Dengan demikian dalam kcadaan mat ini perl dilakukan tndaan cepat
ar tidak menjad bologs.Tindakan yang dilakukan scara umum discbut Bantuan
Hidup Dasar yatu segala hal yang bersangkutan dengan Airway, Breathing dan
Circulation SecaraKhusustndaan yang ilakukan pada mat Minis dah Ress
Jantung Para (RIP), Batas waktu 6 ment unuk texjadinya mat bilogis jangan
didikan patokan untuk tidak melakukan RIP
‘Tanda Kematian past:
Walsupun penderita belum menunjukkan tanda-tanda pembusukan, namun
sua beberapa tada yang menunjukkan aha penderia sudah mat biologi aki
1), Kebiruan (liver mortis)
‘Tanda merah tua Sampal kebinuan pada bagin tubuh yang trbava (alas
penderita dalam Keadaan ferentang. pada pinggang bagian terbawah
2) Kekakuan (igor mort)
‘Angola tubuh dan batang tubuh ak, mulai jam, menghilangseeah 10 jam.
3) Pembusakan yang nyata, trutama bau busuk
3) Cedem yang Mak memingkinkan pendent hidp sepers putusan kepal dl.
5) Dalam keadaan dorurat,jarang tradi Dahwa penderia sudah menunjukhan
tamda-tanda Kematian past, Dalam keasan in tta dilakukan RIP.

is apabila berheni berdenyut. Kematian
y kembal apabiladilakukan RIP

CHAIN OF SURVIVALIRANTAI KELANGSUNGAN HIDUP-

The Chain of Survival ranai kelangsungan kehidupan adalah sebuah profokol yang
membantu responden pertama, penyedia layanan gawat darurat medis dan orang awam
berseriika menyediakan pelayanan penting untuk korban tescdak atau serangan jantung
dam pernafasınaujuan dari rani Kelangsungan hidup. adalah untuk meningkatkan
kesempatan pasien untuk pemulihan melalui undakan ini, Rangkaian tindakan yang
dilksarakan pada awal dari setiap Kasus kegawatan medik untuk memberikan bantuan/
Pertolongan dengan tujuan mempertahankan kelangsungan hidup.

Rekomendasi terbara AHA2020, rantal Kelangsungan hidup dipisabkan antara
perawatan pasien yang mengalami serangan jantung diuar rumah saki Out of Hospital
Cardiac Arrest (OHCA) dengan pasien yang mengalami serangan jantung di rumah Ski.
Intra Hospital Cardiac Ares (IHCA). Pasien yang mengalami serangan jantung diluar
rumah sakit lebih banyak ditemukan oleh orang awam, namun penemu pevtama tersebut
harus mengenali adanya serangan janturg, meminta bantuan dan memberikan pertolongan
pertama dengan segera memulai Resusias Jantung Para (RIP) pada pasien tersebut Apabila
Ai tempat kejdiantersebutterdapat falas Automated External Defibrilator (AED), maka
penolong terscbut haus dapat menggunakan la tersebut untuk membantu menyelamatkan
pasientersebut, sampai pada akhimya petugas Kesehatan yang terlati tba di tempat dan
mengambil alıh penyelamatannya. Kemudian membawa pasien terscbut Ke tsilitas
Keschatan, Scbaliknya jka pasien yang mengalami scrangan jantung berada di rumah sat,

‘maka team dari petugas Kesehatan yang meliputi dokter, perawat, ahli terapi pemafasan
«dapat langsung memberikan perolongan.

‘Sistem gawat darurat yang secara efektif menerapkan jalur ini dapat meningkatkan
harapan hidup pasien dengan henti jantung. Semua tindakan yang dilakukan_harus
(ilaksanakan secara berkesinambungan, saling berkaitan satu sama lain seperti satu mata
ranti/ Chain of Survival, Semakin cepat penolong masuk kedalam suatu mata rama dan
Kemudian dapat beralih pada mata rantaiberikutnya, semakin tinggi tingkat keberhailan dar
pertolongan trsebut

Gambar: Chain Of Survival For Adult (AHA 2020)

'DIATRIC CHAIN OF SURVIVAL.
“Trent jantung pads anak seringkal meropakan Tanjutan dar gagal malas dan OR Mengenalranik dengan masalah
Prevention of arrest (Cegah terjadinya hen jantung)

Early high-quality by stander CPR.

Rapid activation ofthe EMS (Segera aktifkan SPGD T/mintapertolongan)

Effective advance life suppor (including fap stabilitation and transport to definitive care and rehabilitation
Integrated post<ardic arrest care

Recovery

Gambar: Chain Of Survival For Child And Pediatr (AHA 2020)

BUILDING BLOCK OF CPR
= coordina cen
4 30:2 CPR

Hands-Only CPR

Scüap” orang dapatmenjadipenyclamat Kasıs Rent jantung. Ketrampllan CPR
tergantng dar beberapa variable seperti level peaihan yang dik pengalaman kepercayaan
divierta sapakab Korbanpya dewasa atau anak-anak dan peralatan yang tersa wakt iu.
Untuk 1 penolong dengan Keterbatasan ketampilan dalam pelatiban yang dimiiki dan
ketebatasan alt dapat melakukan hands-only CPR yaitu kompresi dada sajatanpa memberikan
‘anuan pemafasan. Jika terdapat 2 penolong telah dapat melakukan bantuan dengan tasio
Kompresi dan ventlasai 302, dimana penolong pertama melakukan kompres dada sedang
penolong kedua bersap memberikan bantuan nafasscbanyak 2 kal dalam waktw 2 detik saja
setelh slesai 30 kompres
Jka terdapat 3 penolong erat maka pembogian tugas akan menjadi penolong pertama ttap
ada melakukan Kompres dada sebanyak 30 kal, penolong Keduabersap membctikan Bantuan
afas sebanyak 2 Kali dalam waktu 2 detiksaja setlahselesai 30 kompresi sedang penolong
Ketiga menggunakan AED dan menempelkannya pada dada korban sekaligus menjadi CPR
‘coach untuk memuntas high quality CPR dan meminimalkan interups
Koordinsi yang baikselama Tindakan CPR akan memberkan kesempatan korban untuk hidup
ddan keberhasilan esustasi Semua im harus berkontribusisewaktu Tindakan CPR

-SOMPOMENULAMS CPR:
1. Chest Compression

2. Airway

3. Breathing

KLASIFIKASIUSIA
‘Dewasa>> mulai dari adanya tanda tanda pubertas
‘Anak >>12bulan/T tahun sampaitanda-tandapubertas (+)
Bayi >>> 28 hari sampaidengan!2bulan/] tahun

2020 AHA GUL

ELINES FOR CPR

Ketika berhadapan dengan penderita seringkali kita Kebingunan untuk melakukan
pertolongan meskipun sebelumnya telah mendapatkan petatihan pertolongan. Untuk
memudahkan mengingat sistematika pertolongan diperkenalkan olch AHA 2020 tentang suatu
Konsep perolongan yang discbut dengan DRCAB yang merupakan singkatan dari Danger,
Response, Cs

I for help, activate emergency respone system & get AED, Carotid pulse
check & Breath check, Chest compression, Airway and Breathing

D : Danger (Identifikasi Bahaya)

Re Respon (Cek Respon)

‘Call For Help (minta bantuan) dengan mengaktiva emergenrespon item
Cek Nadi dan Cek Nat

(SecaraSimultan) C: Chest Compression
(Kompresi dada) À : Airway (Buka Jalan
Nafas)

B : Bréathing (Beri bantuanPernafasın)

ÓN >>Amankan)
‘Aman DiriSendirkmemakai APD)

Aman LingkunganPastikan lingkungan aman (tempat data, tidak berarir dan ku), bila
idalam kerumunan banyak orang, insruksikan keluar ruangan (IHCA) atau menjauh

ee fo
Ses
E A Ay

awa AED

Langkah2
Response (Cek Respon)
uk memeriksa respon korban, berikan
eens:
Pangeil korban Gämbar: amah di (APD)
q Tepuk dan goyang |pundak orbandengan 2 tangan

ika korban tidak da respon,
Segeraminta Bantuan
dengan untuk dapat. Gambar: eek,
membantu respon

(Call for Help)

=> Prarumah aki Perkantoravarea ker
Telpon pusat komando bantuan kegawatdaruatan untuk mengirim ambul
petugas medis

+ Rumah aki
Aktikan Kode blucicam cepattanggap
Bila penolong sendiian Segera ambil AED (OHCA) atau tolly emergency (IHCA). Bila
terdapat orang lai, mint orang terscbut untuk aktivasi emergency dan ambil AED
(OHCA) sera mendampingi penolong sebagai sak

‘erteriak atau tunjuk orang

ek Nadi carotis
Periksa nadi dan pernafasan secara bersamaan, Waktu pemeriksaan nadi kurangdari0 detik

F p> ‘aba nadi karotis dengan cara:
Arahkan Tengan Ke bagian taken
(sisi terdekat dari penolong)

; = mengguanakn 2 atau 3 jar.
cll -Rasakan denyut nai dalam waktu

10 tik
Dan lihat sekilas pada
Gambar : Cok nai karots dan pemafasan pengembangan dada korban

- Berrapasnomal din na feraba
Monitor pasien ROSC (IHCA), posisi pemulihan (Recovery position) (OHCA),Posisi
pemulihan dlakukan untuk mencegah tejadinya aspirai Karena cira Nur dan muntah

= Tidak heeppas normal (agonal gasping) naman radi teraba
Lakukañ rescue breathing pemberian bantuan napas 1Ox/menit (ia 6 detik) dan chek nad
ap 2 ment. Lakukan high quality CPR bila nadi dasa tidak traba.

= Tidik bemapas normal/agonal gasping dan madi tidak

teraba Lakukan bh quality CPR,
Napas agonal gasping adalah pernapasan tidak normal dan menjadi tanda tejadinya ent
jantung, dan atau muncul dlam menit pertama seelah hen jantung. Korban dengan napas
‘agonal gasping tampak bemapas cepat atau lemal, mulutefbuka, rahang kepala atau Icher
bergerak mengikut irama gasping. Suara ii dapat terdengar mendengkur, mendengus
staupun mengerang.

‘Chest Compression (kompresi dada)
Buka baju sampai bagian dada terliatjelas, dan untuk memungkinkan pemasangan pad jika

Possikan dir penolong di
Pastikan korban d poss telentang, di ts alas Kuat dan ata

2 Sika telungkup,balikan badan korban dengan hatch Jika dicurgai
y cedera spinal Iakukan logroll untuk membalikan badan.

3 empatan Tumit tangan padapertengahntulang dada

5 sisi angan tegakTurs, dorong Ke bawah dengankekustan Bah

“Tekan pat dan keras
A “Tekan sedalam 2 inch em)
2 Kecepatan sekurang-kurangnya 100-120x/menit
30 kompres 15 = 1 dei
2. Perhangdingan Kompres 30:2 (cara hitüng:123..29.0 >>
a)
Pasikan Feel dada (dada Ke poss aval Kembali)

‘Airway (Buka Jalan Napas)
‘Teknik pembebasan jalan nai
AA Head tit-chin lit (angka dagu-tengadahkan kepala)
Dilakukan pada korban yang tidak dicurigaiterdapatcedera servikal/spinal

Ganbur tcknikheadulichinlil Gama tek manu jaw thrust

Jadrrust (Dorong rahang bawah) dan Chin Lift (Angkät Dago),
Sika korban dicuriga cederservikal (path tulang Iber) lakukan Jaw trast atau chin lift (angkat dagu)

Langkah 5
BREATHING (PERNAFASAN)

Perbandingan Saat CPR, setlah 30 kompres berikan 2 kali nafs Berikan Nafas bantuan dengan cara
‘Mouth 19 Mouth (Mulut ke mul) (tidak dianjurkan Kontak langsung untuk menghindariresikoinfeksi)
DigjuanLangsuneMenggunakanBsg Valve MasantukpenberianBrethig

a
AA teni Komprespenolong dan double E-C Clamp untuk 2 pl

& ventas
Sera lanjukan kompressetela pemberan 2 Kal vents, ak lebih dari 10 tik

ATTENTION

mnafsantuan, maka lak

(CPR dengan 2 orang penolong, masing-masing penolong memilik tugas spesifik
masing, diataranya:
Seger gumakan AED (OHCA) defibilator (IHCA)
Saat penolong kedua datang membawa AED (paska aktivasi emergency), penolong kedua
sesegers mungkin memberikan AED kepada penolong pertama untuk mengopersikan
AED, sementara penolong kedua menggantikan RIP.
Segeralakukan high quality CPR atau ¡ku sesui intmksí AED hingga team advance
datang
Penolong harus bergantian dalam melakukan kompres tap 2 ment, ila memakei AED,
pergantiankompresi dilakukan mengikuti insruksi AED

asing-

Bila AED tidak teria nam trdapat BVM
— AT |

Komprs dada sedalam 2 inch (Sem)
©. Kompres dengan kecpaan sckuang-
kurananya 10.120. ment
= Perhuikan eco sp kompres
rang iteupe sat komprest
Gunakan rs kompresi pemapsan 302
(ka ad BVM).
Hitng kompres dengan sara kras (cra
hing: 1232930 > de)
[A Gm gas dengan penolong 2 ip 2 mer
[2 Bata jalan mais menggunakan thnk
= Head chin it
Jaw Thrust (ri traia serikalspina)
A rian nafs dengan teka E Clamp, iat
Yen dads dan hindari vends (Pemberan
as) yang belebihan
[2 Pasan penolog 1 mlakukan
empress dengan bnar
[2 Ganitugas dengan penolon 2 stip 2 men

penolong 1 keelahan

Danger (Bahaya >> Amankan)

1 iman Dir Sendiri (memakai APD)

© Aman Lingkungan (Pasikn lingkungen aman (tempat atar, tidak erarr dan Kua, bla
didalam kerumunan banyak orang, insruksikan Keluar ruangan (HCA) atın menjauh
(OHCA) dan instuksikan satu orang untuk inggal atau mendampingi sebagai saks
(OHCA).

@ Aman Korban pastikankorban dalam Kondis aman) Ng 4

Langkah2
Response (Cek Respon)
Untuk memeriksa respon korban, berikan rangsangan untuk
green orn dara
angi korban “Gamba: aman diri (APD)
À pul atan a
Aa tepukteapak ak
A Gai,
ika korban tidak ada respon (Call for Help)segera minta Bantuan atauakikan
emergency dg tel ila memngkinkan
{Ce Nadi + ChekNafas
Periksa nad, secar ersamáan. Waktu pemeriksuan nai maksimal <10 dei
-Chek nad! anak:Palpas nad karts dan ChekNafas
‘Chek madi Bayi: Palpasi pada Nadibrachalis dan
ChekNas, Tempatkan 2/3 jari penolong di bagian dalam
Tengan tas bay, dtengahantara sku dan babu,

MES

Penolong 1

Disamping korban

Penoloñg 2

Diats kepaa korban

Gambar:Ceknadi&

™ Las

Gambar: Chek Brachais

4. Bermapas nomal dan nad teraba
Monitor pasiew ROSC atau aktifkan emergency jk belum dilakukan,

5. Tidak bernpas normal namun naditeraba
Lakukan rescue breathing /pemberian bantuan napas 20-30 xmenit (ap 2-3 detik) dan
chek nadi ap 2 menit Lakukan high quality CPR bila nadı dirasa tidak traba.

ängkaha

impression (kompresi dada)
Buka baju sampai bagian dada telihat jlas, dan untuk memungkinkan pemasangan pad jk
hantuan yang membawa AED datan

Posiıkan di penolng
Ama 2 lap tangan Soper poda orban demas tau dengan sta
tangan
Bayi thik 2 jr aaueknik 2 bu jai dan 2 tangannclingr dada
orb (1 lu? penolong)

2
Gabor compres padahayi __Gambar:campresi pads atk
“Tekan cepat dan keras
Tekan sedalam 2 inch (5 emjalau minimal 1/3 diameter posterior
> (AP) dining dada >>amak
‘Tekan sedalam .S inch (4 em)>> bayl
2 Kecepatansekurang-kurangnya 100-120x/menit
= | À _Pesbangdingan kompres 30:2 (cara hitung:123..29.30>> dst)
4 Pastikan recoil dada (dada ke poss anal kembal) 71
5 Minimalkan Interupsi
Langkah 4

Airway (Baka Jalan Napas)
Teknik pembebasan jalan nafas

Hd lt chin lift (angkat dagu-tengadabkan kepala)
Dilakukan pada korban yang tidak dicurigaiterdapat cedera sevikal/spinal
Said rust Dorong rahang bawah)

‘Sika korban dieurigai cedera seryikal (aah tulangIcher),lakukan jaw trust atau chin it (angkat dag)
atin tes an ies ean empanadas gg mal jj den
Korn,

Pembebasan julan napás pada bayi dilakukandengan

1 edi pendaniuran.
Hal ini an
menyeimbangkan dengan bentuk kepala bay yang seara pr

caramemberikan padapungsung

Gambar: Sniffing Position

EATHING (Ber bantanpernafsan)
Perbandingan Sant CPR, seca 30 Kompresi erika 2 Kal
val Beran Nafs brun dengan cara
22 Nout co Mout ult ke mala) (a ciu konak lang untuk menda
rei inte)
22 GanakanBog Valve Mask (BVM) unukpemberim Breathing
Segen lajthan Kompres eth pemberan 2 Kal
sena
2 Setelah 2 menit CPR bila bantuan masih belum datang dan belum aktifasi emergency (tidak
membawa haphone), ingaakan Korb dan aka emergney sera aml AED
{Ginsianlah AED dengan segrs(OHCA) ik a),

R iuPANAWRAVI2PENOLONG |

rR Senn fé erlag mung main Fed ng gi mani

masing, dantaranya:

= Segera gunakan AED (OHCA)defribilator (HCA)
Saat penolong kedua datang membawa AED (paska aktivasi emergency), penolong kedua
seségera mungkin mengoperaskan AED.

+ Segeralakukan high quality CPR atau kuti esus intruksi AED hingga team advance
aang,
‘Teknik kompresi pada anak dengan tcknik 2 telapak tangan sama dengan komptesi
dewasa ata tanga (sama seperti pada CPR I penolong).
‘Teknik kompresi pada bayl dengan tcknik jai atau 2 ¡bu jar dan 2 tangan melingkar
dada Korban

> Perbandingan Kompresi ventilasi pada anak dan bayi dengan 2 penolong menggunakan,
perbandingan 152

> Penolong harus bergantian dalam melakukan kompresi tip 2 meni, bila memakai AED,
pergantian Komprestdlakukan mengikut insruksi AED.

+ Bila AED viak tersa namun terdapat BVM:
Penolong pertama disamping korban melakukan kompresi - penolong keduaditas Kepal
Korban untuk memberikan ventilsi = pergantian posis tip 2 menit atau ka penolong
kelelahan

VENTILASI
A. Perbandingan compres dan venis
Pemberian vetilasi pada pasen hen jantungtanpa ala anu napa lnjut berbeda dengan
pasienbentjantung yang suda erpasng alt bantu napas lat, Deikut perbedsannya:
1. Teknik venia tapa la bantuan napas laut (Bag ValveMask)
= Dewas:
Kec<patan kompressi 100-120: menit
Perbandingan kompressi 30:2
Anak
kecepatan kompresi 100-120 menit
Perbandingan kompresi 302 (1 penolóng)
Perbandingan kompresi 15:2 (2 penolong)
2. Teknik venias yang telah terpasan alt bantu napas lnjut (laryngeal mask airway
dan endotracea intubation)
= Kecepatan kompressi 100-120x./menit
© Pemberian vets ap 6 detk1Ox/menit
Kompresi dan venti dlakukan masing masing tanga perbandingan

BL Resque Breathing
Resque breathing/bantuan napas yang diberikan pad korban hent jantung yang traba
‘adi namun tidak ada napa/napas agonal gasping carnya sebagai berikut
Dewasa: dierikan tap 6 dei. (10x meni)
Anakibayi: diberikan tip 2-3 det (20-30%/menit)

Catatan:
ap pemberian 1x venias dalam waktw lebih dai 1 detik
pethatikan pengembangan dada saat memberikan ventas
stat memberikan ventilasi teknik E-C Clamp (1 penolong} double E- C Clamp (2
penolomg) harus seau diperhatikan

chek nadi tip 2 ment

Jika di dapakdhentjantung pada wanitadengankehamilan minimal 20 minggutindakan yang
itakukanadalah :
7. Haringkandengamposisidatar
Y Lakukan manual Lateral Uterine Displacement _(LUDYmenggeserl, uterus
Kescbelahkiikaremakompresiaontocaval menghambat venous retum kejantung
“Jia tidak ada respon dar indokan BLS & ALS selama 4 menit & bayi has Segera
ilhirkan $ ment soak hei jantung triad
2. Nama tindakannya Peri Mortem Sectio Caesarea (PMSC)
adi, jan utama dar prosedur PMSC adalah untuk mengosongkan vterus agar memperbaiki
resusitasi bu, bukan kelangsungan hidup janin, dan monitoring janin tidak dilakukan selama

CPR

Proporsi waktu penyelamatan meläkukan Kompresi dada disebut dengan chest
‘compression fraction (CCF) Nilai CCF paling sedikit 60% dan akan meningkat seperti
‘exjadinya ROSC, keberhasilan mengatasi syok dan selamotnya pasien keluar dari RS. Dengan
tim, work yang baik dan tela penyelamatan CCF bias mencapai 80% bahkan lebih,
Scharusnyainilah yang menjad juan dar results.

R monexron semenmsiias cre]

Keberhasilin, CPR dapat kita liar dengan

menggunakan alat yang dinamakan- CAPNOGRAPH

yang terpasan pada ujung endotracheal tube (ETT) ika

pasien dilakukan. intubasi-Capmograph menampilkan

CO2 yang berkelanjutan & real time sesuai dengan

Kondisipasien.CO? keluar dari tubuh melalui paru-paru, | |

konsentrasi CO2 saat ekshalasi mencerminkan cardiac

output dan lian darah paru schagai gas yang ditranspor

ole sistem vena ke jantung bagian kanan dan kemudian

dipompa parw-par oleh ventrikel kanan.Capnograph mere
mengukur konsentrasi CO2 pada akhir ekshalasi yang disebut dengan end tidal carbon dioxide
£1CO2), dimana mil normalnya adalah 35-45 mmHg.

PUSH HARD

+ Adult Sem

+ Child em (sepertigakedalaman dads)
Infant 4 em (sepertigakedalaman dada)

2. PUSH FAST
+ 100-120 ut

+ 30kompresi 1S ~ 18 dei.

Minimize Interruptions <10 detik

Allow complete Chest Recoil

Give effective breath Avoid excessive breath

IN. ARD (AUTOMATED EXTERNAL DEFRIBILATOR)

“Adah lat potable yang dapat menganlisaSeacara otomati tama ya meme
‘ut isk. Defias segersmerupakan salah st bagi da rats Kelangsingan dup
korban ent jantung dengan rama veneke fibrils ventrikl tard; tap tai. Oleh
‘art it sarna pblikschaang ini suda banyak yang menyedikan AED, damoranya
‘andar, malleall besar, pbrik, perk, stas pendidikan dan fasta Kesehatan

‘Untuk model staupuntpe AED Saal ervariai tegantung merk dagang asin
‘asin, namun lngkafvlangkah penggunaan AED secara umm sama, Berkut Langkah
Tangka enggunaan AED:

12 Baka tas dan Nyalakan AED stas tekan —Power Ont
‘Ada beberapa AED yang menyala omas ana chan tombol on jka penutup AED
aka
2. Thu ins clama
a Tempethan Pad pada dada korban (pa menghcntkan kompres)
Pi pad yang sess (devas ak)
ung lupa eps pora peint pod AED
©, Pasamg kabel konektor AED (ad beerapa AED kabel konektor tidak langsung

A Ne. a

Sat AED menginstuksikan —don’t touch patient penolong ha
elearl saat itu juga AED akan menganalisa rama, pastikan tidak ada
yang menyentih korban agar penilaian AED lebih akura(penolong kedua dalam.
ossi sip menggantikan penolong pertama untuk melakukan compress). Beberapa
‘AED ada juga yang menginstruksikan tckan tombol untuk analsairamaterlebih
“ah (vals rama tidak langsung Secara otomats)

© Bila AED. mengisruksikan.Shockl, maka“ AED akan mengatakan ~clear the
victim dan delve shock!

Pastikan ulamg tidak ada scorangpun yang menyentuh korban dengan
mengatakan „every body clear] atau -cleart
Kemudian bara tekantombol shock

de Perhaikan jika tidakada instruksishock atau setelah pemberian shock segera
Tanjukan komprei dada

+. Setelah 2 menit compressi venilas, AED akan menginstruksikan untuk mengulang
point 2a-20 atau AED akan langsung member insruksi don't touch
patienttketika muneul irama ventrikel takikard tanpa nadiventike fibilsi saat
naiss 2 ment sta compress vetlasi

Pengas

an AED pada korban KHUSUS,

1. Korban dengan dada bebul
‘Cukur area dada yang akan dipasang pad (beberpa tas AED ada yang mempunyai
tempat khususuntu penempatan alt ukur)

Bila didalam tas AED ada pad AED 2 st, tempelkan 1 st pad AED pertama serckat
imungkin untuk menarik mengangakat Du dada dengan cepa, kemudian tempekan
Kembali | st pad yang Kedua

2. Korban dengan dada bsahberkringat

“ka dada berkeringa, kringkan dads tere dahula sebelum menempelkan pad AED
ka mash deca perla (pasa enggelam), elarkan juan orban dar persia dan
enganhanduk yang tesedadalamas AED.

3. Koran dengan pan pacenarimplated deft yang obio a
Korban yang bersko tinggi ena serangan bent jantun, lebih sringnya lngsung
melakukan operasi pemasangan pacemaker yang, dapat memberikan shock secara
‘tomas

+ Hindi pemasang pad AED diatasnya pacemaker
= Langkat-langkahnya sama ai dengan mengikut ins AED

IV. RECOVERY POSITION

ka tidak ada nadi & tidak ada nafas maka dilakukan recovery position dengan posisi
supine dengan tetap menjaga patensi jalan nafasanya.evaluasi terhadap nadi & nafas
ilakukan stigp 2 menit

JHICA: Observasi & Konsul Ahli Sesuai Kebutuhan Pasien
‘OHCA : Jangan Tinggalkan Korban & Tunggu Sampai Tim Ahli Datang

Jaga patensi alan nafas
Evaliasi adi & nafs stiap 2 menit

Korban non traumaditiar rumah sakit (OHCA) yang sudah pulih Kembali denyut
Jantung dan pemapasannya (nadi dan napas ada) seelahdilakukan CPR, maka dilakukan
Posisi recovery dengan menjaga patens jalan nafs, cegaherjadi aspiasi pada korban yang.
tidak sadar, pemah tinggakan Korban sampai bantuan yang lebih ali datang,
[Lakukanevaluasi terhadap korban stip 2 menitsckali baik tu nad dan nafas.

Jika Terjadi ROSC (Return Of Spontaneous Circulation
asien Kama;
“Targeted Temperature Management (TTM)
Pertahankan sub 32 ~ 36°C selama 24 jam
Bari cairn salin #C
CT Sean brain
EEG
Perawatan intensif

Pasien Bangun: Perawatan Instensif

Exaluasi dan cari penyebab dari SH & ST Konsul ke abit

SH:
Hypovolemia

Hypoxia

Hydrogen ion (acidosis)
Hypo/hyperkalemia
Hypothermia

LARA

sr:
“Tension pnuemothorax
Tamponade cardiac
Toxins

‘Thrombosis pulmonary
‘Thrombosis coronary

SAAS

KOMPLIKASI CPR
Selain manfaat yang didapat dari tindakan Bantuan Hidup Dasar(CPR), ada pula
Komplikasi yang kemungkinan bisa tradi, antara ain:
1, Komplikasi ventas
a. Regurgitasi, aspires isi lambung
b. Gastric insuflasi (Penumpukan udara dilambung)
€. Peningkatantekanan itrathoraks (menurunkan cardiac output)
2. Komplikasi compress
Fraktur stemum/ costa
b.. Pneumothoraks, hemotoraks, kontusio
© Fil chest
4 Emboliudara


Ruptur aorta
Luka organ lai seperti Laserai/nuptur hat,

PENGHENTIAN CPR.
‘CPR dihentikan apabil:

Setclah 30 menit tidak ada hasil + (SPO Faskes masing-masing)

Bila ada respon dar pasien (nadi traba, nafas ada, batuk, bangur/sadar)
Penolong yang lebih ahli datan

DNR medis maupun permintaan

Penolang kelelahan

Adanya tada past kematian ; kebinian,kekakuan, bau busuk, trauma ying
memungkinkan tidak bis tertolong seperti kopala putas

ALOGARITMA TATALAKSANA HENTI JANTUNG DEWASA
PEMBAHARUAN AHA 2020

fa alana ah kif srta AED din pat ga

==)

Vac rime dapat ke Aida, ite dak dapat

on CPR n'ose

ALOGARITMA TATALAKSANA HENTI JANTUNG.
PEDIATRIC SATU PENOLONG PEMBAHARUAN AHA 2020

‘Beran pas bast:
spa tp 23 det
a 2020

© Tanta compres
a dem ep
Line de

‘om isan
cin mea

Feta pt
uae price
St stip 2
‘moj a a
Cab ont
Ge

ap tere sam remet,
anda dene

Y oro Mala ios 3 kanes dan 2 pas
Fs, ia peroo edi dang, puna
vaso 152) gun AED sora sh di

ALOGARITMA TATALAKSANA HENTI JANTUNG
PEDIATRIC DUA PENOLONG PEMBAHARUAN AHA 2020

‘san aps han 1

pas ap 2.3 dk
‘a citar 2030
aps at men
Ta homes
ja dema ment
Aenean nda pr
pe

Alia system

emergen) Ga
ta ian)
Sach? ment
Terran mapas
ta prs
eu ma stp 2
‘mei ja ak da
empatan ke kok

SIANDART OPERASIONAL PROSEDUR

TT E 7
FD
1 | (astkinaman — [Ptiasian posi Ken dan Todas apıkah adh yan dopa
dir, man membuhayakan korban penolong
Tingkungan Pasıkan korban berbaring dipermaksan yang datar dan Kens
dan aman pasen)
Response
2 | (pastkantidak | Tepuk babu korban dan panggit: „pak.. tw buk. .angunt
bern)
Call for hop Schama Teak Teen)
3 | aktiansystem [Amir AED dan perlatan gawan darurt au mima sescorang Untuk
emergency) mengambilnya
5 Perhaukan napas bere atau Tersengal (agonal gasping) dan periksa denyur

nod carotis scar bersamaan (<10 dei (cara hitung: 1.23.10)

ada mapas ata agonal gasping dan nad tidak eraba. 1

Ar posi peon

Bula pakaan yang ep dada

Tetakan tumi capak tngan di tenga dada Korban (mud Siemon), Lean

Compression [tapa tangan linn datas tanga yang pertama

$ | (een kompresi [East fengan penolong Tun dan poss au tepa dats Tongan
Pd Komprest dengan perbanding 302 dan kecepatan 100-120/ meni

Kedalaman kompres 25 nch (6 em)
Full chest eco
ina nerupsl PE penslong dak Tb dar TO den

ran trauma: jan rs/chin li orban non-rauma hea it chin it

‘Ganakan BVM, bila dak ada anya Takukan Lompres dada sompa Bantuan
Breathing datan keculi korban memilki Kedekatan dengan penolong seperti
7 | (menberibann | suamvist/orang rua/anak
mapasventilasi) | Terpkan tekmik EC-Grip pada BVM saat memberikan 2 Kall mapas, sam
melhatpengembangan dada korban
Scgemlanjukan | Segera lanjukan kompresisetelah memberikan Tal Bana mapas

EE [E Sa See

ieway

SL tout tt naps)

Kompres dada | beraas,hatuk dl) atu sampai team advance soda datang

emba
Ten RIP, seger chek mad Kara seta 2 ment, Bia mad toba gora
chek maps dengan melihat pengenbangan dado
9 | batas ‘Bila dak ada mapas, barkan ventas (rescue breathing) TOUR (Tal
Mapas setap 6 dei) Slama 2 menit menggunakan BVM jika tersa, lle
chek ad mapas tap 2 menit
10 | Possipemaliñan | Bila madi Koro teraba dan mapas sah ada, akan posit
(ORCNIHCA) _ | pemulihanrecosery position (OHCA) ata tatlaksana ROSC (INCA)
Catatan:
Bila penolgng kedus datang meribawa AED dan BVM: penolong pertuma segera/ menyalakan AED
(dan mengambi ali AED ser hut instrks!selanjunya, penolong 1 dan penolong 2 berukar pos
Seti evaluasi > ment
Bila penolong 2 hanya membawa BVM: penolong kedua menggantikai kompresi stelah penotong
pertama melakukan pemberian kompresi 30x dan venilasi2x ta ja penolong pertuma melakukı
Rand only CPR, segera ganan possi ompres dan penolong pertama pindah possi ditas Kepala
Korban untuk mömberikan 2 ventas setelsh 30 kompreidiberikan

Danger (pasta | Menggunakan APD

1 |aman die aman | Perhaican possi Tortas dan Timgkungen, apakah ada yang dapar
Tingkungan _ dan | membahayakın orton penolong

aanpasen) | Pasian korban bearing penaliza yang dar dan Kr

Response ‘Anak: panggi dan tepuk bab

MESA png an pulpal agin lp kb

Mints Tol Teak, Ten)
petolongan | Peratkan npasberhnt atau trsengal (agonal ping dan persa denyut
terdkat Pasan | nad sara brsamuan (< 10 dei (ara hitung: 123.10)
tidak da adi dan | Chek nad anal adi ros
nun: ‘chek adi bavi nad brachial
“Call for help] aktikan sytem emergencyAmBil AED sera peralta gawatdaruat ata
(sian system | mints sescorang unta mengambinya

Anda ogra akan IP

tu pois polen
Buka pakalan vana meg da
"Anak Ltakankedua telapak ta renga dada horas Cepero RIP pad
nasa) at sra spa lanas
‘Conipessten’ | Bayi cian 2 la bo etngah tula dads bain ba)
5 ¿| (vn kompresi compres dengan kecpatn 100-120 ment

dado) (A. Ronan Loop 13 dling a Zn

(Sem)

Fall chest recoil
Minimal ners anar Ears AE TSB 10S

ban uma jaw rs hin i, korban on rama: head ik ein it

“Ganakan BVM, ila tidak ada hanya ER Kompren oda apa Bantam
Breathing ‘ating koculıkorban merlksKedkatan dengan penolong sep
7, | (member tonton | among ane
‘mpasventlas) | Terapkan cknk EG-Klem pad BVM saat member 3 Tal mapas SBT
lilas ponrenhangan dads heb
‘Seger npn [Seger Tantkan kompres socia mentes > Ka aa map

meiakukan
s IP datan sampai ada Kiria unk menghentikan RIP (ada anda
kompresi dd | bemapas, batık dl) ata samp tam advance sua tang

Kama
emitan RI, segea chek nd sep 8 men, Bad tea ger chek
pas dengan melhat pengembangan dada.

9 | vana Bila tidak ada pas ein vena (escu Breathing) 20-30 (U al

napas sap 23 dei slama 2 menit menggunakan BVM ka tersa,

Sela chek nad mapas seta? ment

Pos pemulha Bila nad aba dan napas suda ada lakikan pocsı pemulhanrcoven

(OHCATHCA) | postion (OHCA) a tlaksana ROSC (HCA)

Airway Tu
6 | fat pas)

Bila penolong keds dtang membawa AED din BVM: penolongkedus egera menyalakan AED
dan ‘kui ins slajuinya, perolong 1 dan penolong > berukar posi setiap AED
‘menginstukskan untuk amaia rama, lakukan perbandingan RIP 152 dengan Kecepaan 100.
xt, dan pada bay ti ompres menjadi 2 as meligkar dada Bay

Bila penolong 2 hanya merbawa BVM: penolon kedua menggantikan kompres seclah penolong
petama melakukan pemberian kompresi Ox dan ventas 2x ta polo petama melakukan
Rand only CPR, segeragantikan poss ompres dan penolong pramapindah posi dista pala
Korban utuk memberikan 2 veulası seh 30 Komprei diera, penolong kedua melakukan
Kompresi dengan pevbandingan 152

one ty
arar mn acen <Q

TUIVAN 1
Setelah mengikuti mater nf Peseta mampu mengelola ja

mapas dan pernapasan pada kondisi
gaat dart

TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS
Steak mengikuti mater in peseta mampu:

Méngidentfiasi masalah-maslah yang terjad pada pernapasan
Mengidentiikasi kepatenanjl
‘Melakukan pembersihan jalan mapas.

Membuka jalan napas

Melakukan bontuan napas

| Melakukan maniver pembchasan jalan napas akibattersedak
Memposiikan sesuai konds pasien

Melakukan pembetian terapi oksigen alan red,

naps

AIRWAY BREATHING MANAGEMENT

PENDAHULUAN

Terganggunya jalan nafas dapat tejdaisecara coat dan tba — ia, atau perlahan dan
parsal Peristiwanya dapat progresf atau rekuren. Takipnea walaupun dapat disebabkan oleh
fyeri dan ketakutan, namun harus selalu diingat kemungkinan gangguan jalan nafas yang.
ini. Karena ity penilaian jalan nafas (airway) dan pemafasan (breathing) sangat pentin.

Korban gawat darurat dengan kesadaran menurun mempunyai resiko tinggi untuk
‘gangguan jalan naas, dan kerap kai memerlukan alan nafas defini. Korban gawat darurat
tidak sadar, infoksikasi alkohol atau perlukaan intrathoraks beresiko terganggunya.
pernafasan (breathing). Pada korban gawat daruat seperti ini jalan nafas defintfditujukan
‘untuk : memberikan jalan nafas yang adekuat, memberikan oksigen tambahan, membanta
ventilasi dan mencegah aspirasi- Menjsgaoksigenas.serta mencegah hiperkarbia sangat
penting pada trauma kapitis

Petugas keschatan harus mengantisipasi kemungkinan mühtah pada semua korban
gawat darurat trauma. Adanya cairan lambung di orofaring menandakan kemungkinan
Aspira yang dapat terjadi secara mendadak. Trauma pada wajah merupakan keadaan ain
yang memerlukan perhatian seger. Mekanisme perlukaan biasanya adalah, penumpang
‘mobil Yang tanpa sabuk pengaman dan kemudian terlempar ke kaca depan saat tabrakan.
‘Trauma pada bagian tengah wajah (mid — face) dapat menyebabkan fraktur/dislokasi yang
berésiko menggangeu oro atau naso ~ faring,

Fraktur tulang wajah dapat menyebabkan perdarahan, sekresi yang meningkat serta
avulasi gigi yang menambah masalah pada jalan nafas. Fraktur ramus mandibula, terutama
bilateral, dapat menycbabkan idah jatuh ke belakang dan gangguan jalan nafas pada posisi
terlentang. Korban gawat darurat yang menolak untuk berbaring mungkin ada gangguan
Jalan nafa, Perluksan daerah cher beresiko adanya gangguan jalan nafas karena rusaknya.

je menckan jalan

Berkurangnya pasokan dar yang mengadung oksigen Ke oak merupalan penyebab
Kematan pas kasus trauma. Sat petama kali napas erhent, maka jantung akan ku
beben dalam beberapa ment Kembdian Hal terscbut dikarenakan jantun membutuhkan
suplay oksigen yang ers meners untuk dapat brfungsi Sat suplay oksgen di beret,
Sel sel otk mem mengalami kematian dalam 4-6 ment pertarm yang dischut rat
Minis. Mati Kinis merupakan kondisi dimana jantung dan pematasan tent. Waki
tersebut merupakan waktu emas (golden time) untuk melakukan resustsi jantung para
(RIP) ka sets tau tidak menerima olsigen lam waktı 6-8 menitsejak suplay
sign berhent, maka akan terjadi Kerusakan sel imevesibie (mat Biologie). Kons
teracbuttrjdi Karena trllu banyak sell ola yang mat. Pada kasus kematan kinis
memiliki pelang Kemungkinan untuk hidup Kembali, bila seger dilakukan RIP dengan
<epat dan pat.

Pada sat penilian Sal (nal ascesemno, ila ma koran, gat darurat
sadar yang dapat berbicara basa, Keadsan in unt sementara menjamin adanya airway
yang bai Karena itu, indakan pertama adalah berusaha berbicaa kepada korbangawat
darurat, Jawaban Yang adekuat menjamia array yang bak, pemafasan yang bak seria
pers Ke ota yang Balk Gangguan dalam menjavab peranysin menunjkkangangeuan
Kesadaan, gangeuan alan af aim) atau gangguan perafasan (breathing)

Hal yang penting dan han sclalu diperhaiken ‘Khususnya pada pasien yang
mengalami mulrple trauma slain penanganan airway haras pula sealu memperhaikan
Untuk melakukan imobilisas pada tulan Iche / servil sebab pasien yang mengalami
‘lp trauma Kemungkinan besar mengalamipaah lang servi

ANATOMI
Perapasan terdii dari
taken dan cabang-cabangnya
sera paruparu. Pada sat
inspira, dimana 21% oksigen
yang terkandung dalam dara
beralan melalui alan napas tas
menuju jalan napas bawah
sebelum mencapai. paru-pan,
aitu tempat dimana pertukaran
gas sebenarnya terjadi Trakea
Terbagi lagi menjadi 2 eabang,
yaitu bronkus tama kanan dan
bronkus utama ir, Masing=" Gämbar: Potongan sagital melalui rongga hidung dan
masing bronkus primer dan Faring,diihat dar sisi tengal medical
Kemudian terbag Ji menjadibronkiolus. Bronkiolus(cabang bronkus yang sangat kecil)
ini akan berakbir di alvcol,dimana trdapat kantung-kantung udara Keil yang dikeilingi
‘olch kapiler-kapiler. Di alveoli nah system respiratork bertem dengan system sirkulatork
(system pembuluh arab) dan din polala tejadi pertukaran gas.

Sistem pemafasan manusia terri dar jalan napas as dan jalan napas bath. Setup
bagian dari system ini memainkan peranan yang penting dalam menjamin tejadinya
perukaran gas, yat suatu proses. dimana oksigen dapat masuk ke alran darah dan
kanbondioksida dapat dilepaskan,

.. Jalan Napas Altas (Upper Airway)

Upper airway verdin dats
rongga hidung hingga ke laring
Udara yang masuk mellui
rongga hidung akan mengalami
proses. penghangatan atau
humiifikasi, dan penyaringan
dari segala” kotoran. Setelah
ronges hidung, dapat dijumpai
dacrah faring, yaa mulai dari
‘agian belakang palatum mol
(langit-langit Tunak) _sampai
‘jung bagian tas dar esofagus
Faring tern dar lapisan tot
dan membran mukosa. Faring
terbygi menjadi 3, sait Gambar alan nafs aus (Upper Airway)
‘asofaring (bagian ata),
orofring (bagian tenga), dan hipofaring (bagi akhir dari ang) dan selanjuthya bagian
Tarn

Di baa faring terdapatesofas dan lrg yang merupakan permúlaan jalan ns
‘bawah. Di dalam aring terdapat pita suara dan ote-otot yang dapat membustnya bekera,
sorta trdii dar tulangrawan yang ku. Pita suara merupakn sua lipatanJaringan yang
mendekat di gaistengah,

‘Tepat ditaslaring,terdapatstaktur yang berbcntuk daun yang discbut epigots,
Fipigbtis berfingsi sebagai pintu gerbang yang akan mengantarkan udara yang menuju
(rakca, sedangkan benda padat dan ai akan dihantarkan menu esofagus.

Pada Kondisipasien yang tidak sadarkan di, ah dapat jatuh menutupi jalan napas
Schingga dengan tcknik mengangkat mandibula (teknik jaw trasUchin head tilt ein i)
kan menyehabkan tulang hyoid dan epiglotsterangkat, shingea jalan napas dapat terbuka,
Disamping it tecknik tersebut juga dapat mempertahankan epiglots agar ap elevas dan
tidak menutup inding faring posterior.

Pada larng terdapat pita suara yang dilindungi oleh kartlagotiroid, yatu struktur
berbentuk Huruf C. Pada umumnya, Karilago tid dapat teriat jelas pada permukaan
cher bagian anterior yang disebut laryngeal. Penekanan pada karilago üroid dapat
‘menyebebkan pita sara lebih modal teria saat intubas endotracheal yang disebut dengan
teknk external laryngeal manipulation (ELAM),

Kartago trod di baian inferior discbut crcoh,yaiu Katlago yang berbentk
sepent ein ibagian depan dan stempel dibgian belakang. Cricoid dapat dpalpasi pada
permukaan ler di laring inferior dan akan teraba seperti benjoln kecil dibawah tid
Penckanan pada krkoid dipermukaan leer anterior dapat menutup csofagus yang discbut
dengan teksikselich maneuve, cknik ini
beruuan untuk mengurangi reiko eg
a lama nan dan merca masi à
Mars ke dalam lambung selama_pemberian
Ventas agar tidak tradi aspira, Bila ada sete
Kecurigaancedera servical, maka imobilissi
haras ip dilkukan lama. tcknik Selick esse

“ringan penghubung_ antara—kartago pes
Sid for denen Al upon debt
membran Arikotioid‘ membran | erscbut
aga Iempabräkses menuju jalan’ mapas Gambar: aon krikoioid
Tangs daa pita sara,

. Jalan Napas Bawah (Lower Airway)
"Layer ainmay ‘eri dan
ra,” percabangan (Carina)
din "bronchus hinsga
‘rns. Pad sat insist
ara berjlan metal jalan
apas atas meno alan napas
awah schelum mencapa paru-
part, ait tempat dimana
Pemukaran gas. sebenamya
ferai Trakca. vera
menjadi2cabang, yat bronkus
tama Kanan dan bronkus tama
ki. Masingemasing_ bronkus =
Leg ag menjdıbronkiolus.
Bronkiols (cabang bronkus yang sant kel) ii akan berakhir di loli dimana terdapat
‘antung-kantng udar kei yang dikeliling! oleh kapler-kapilr. i alsco ina siste
1espiatorik betemu dengan sistem srkultorik (sistem pembulu rah) dan disii allah
tera pertkaran gas
FISIOLOGL

Sistem respirtorik
mené 2 fangs) utama
Perama sistem ini Derfungsi
menyedlakan oksigen bagi sel
darah mer, yang, kemudian
akan mena oksigcntersebut
ke schuruh sel tabuh. Dalam
proses metabolismo "acroik,

{ubuh_menggunakan oksigen

sebagai bañan bakar dan akan

memproduksi _karbondioksida

sebagai has sampingan.

Peleasın Karbondiksida dai

bu ini merupakan gas Gamba Fsilogi pematasan

Kedua bag sistem respiratonk

Kegagalan dalam mengenal airs yang trsumbat sebagian atau ketidakmampuan pasien
un. melakukan ventlasí dengan cukup- Gabungan obstuksi airway dengan Ketidak
«ukupan ventas! dapat menychabkan hiposiaschingga akan mengancam nyawa. Keadaan
‘Sept ni mungkinterlopakan bila itemukan perlukaan yang nampaknya Te serios

Seta kai berapas, udra alan mengalir ke system resprtrik. Ketka udara
umosfer mencapaí alveoli, Ksigen akan bergeak dai alveoli, metntas membran alveoli

Kapile dan menuju sl dar merah. Sistem sirkultorik kemudian akan membawa oksigen

‘yang telah berikatan dengan sel darah mera ini menujajaringan tubuh, yang mana oksigen

‘akan digunakan sebagai bahan bakar dalam proses metabolisme.Jika oksigen mengalami

‘pemindahan dar alveoli ke sel darah merah, maka scbaliknya dengan karbondioksida yang.

‘mengalami pemindahan dari plasma ke alveoli, Karbondioksid diangkut oleh plasma, bukan

‘oleh sel darah merah. Karbondioksida bergerak dari slran dar, melintas membrane

lveokar-kapiler,masuk ke dalam alveoli dan diluarkan selama ckspirasi, Hal yang sangat

penting dalam proses ini adalah bahwa alveoli harusterus menerus mengalami pengisian

oda segar yang mengandung oksigen dalam jumlah adekuat. Proses pemafasansendiri ada

ua ya insprasi (menghirup) dan ckspiasi (mengeluarkan nafs).

Inspirasidlakukan oleh dua jens ott:

1. Otot interkosl,antara igariga: Perafisan nike sebagai perafasn torakal. Oot
dipersara oleh nervs interkostalis (trakal 112)

2. Otot diafagan bila beskontraksi diafkagma akan menuran. Hal ini dikenal sebagai
pemafasan abdominal, dan persrafan melalui nerfs frenkus yang berasal dar cervikal

345,
Pemafasan Terdiri Dari beberapa Poses, dantaranya

Y Ventil ——: perukaran udara keluar masık para para

VfRespirasi > pertukaran gis antara oksigen dengan karbondioksids puda tingkat sel

Y Distrbisi — : pembugian udara ke eabang-catung bronchus

Diffs peresapan masuknya oksigen dari alveoli ke darah danpengelsaran
{CO2 dar dar ke alveoli

Portas ran darah yang membawa O2 ke jaringan |

Pusat perafisan ada di batang otak, yang mendapat rangsangan melalui baro
reseptor yang terdapat di aorta dan ate karotis, Melalui nervus frenikus dan nervus
intrkostlis akan menjadi perafasan abdomino-torakal (pada bayi disebut torako-
abdominal)

Dalam keadaan normal volume udara yang kita hip sat bemafas dikenal sebagai
tidal volume. Bits membutubkan oksigen lebih banyak maka akan dilakukan penambahan
volume pemafısan melalui pemakaianofot-otot pemafasantambahan,

RATOFIOLOGI
Gangguan pemapasan dapat terjadi karena Kogagalan dalam mengenal airway” yang.
{ersumbatsebagian atau ketdakmampuan pasien untuk melakukan venias dengan cukup
Terjadinya obstruksi airway bersamaan dengan Ketidakcukupan ventilasi dapat
‘menyebabkan hipoxia sehingga dapat mengancam nyawa, Keadaan seperti ini mungkin bisa
‘aja terlapakan bila ditemokan perukaan yang nampak lebih serias,
“Terganggunya system respiratork yang akan mempengaruhi dalam penyédia
ang adekua dan pelepasan karbondioksidadiantaranya melalui
Hipoventilasi akibat hilangnya penggerak usaha bernapas (veñlator drive), yang
biasanya disehabkan oleh penurunan füngsi neuologis.
Hipoventilasi akibt adanya obstuks aliran udara pada alan napa ayas dan bawah
Hipoventilaiakibat penurunan kemampuan par untuk mengembang.
Hipoksia akibt penununan absorbsi oksigen melalui membrane alveolar kapier
Hipoksia akibat penurunan alan darah Ke alveoli
Hipoksiaakibat penurunan alan darah udara utuk mencapai alveolus, biasanya karen
ers oleh air atau debris,
7. Hipoksia pada tingkat seller akibat penurunan alan dra Ke Sl jaringan
‘Tiga gangguan pertama di atas merupakan Keadaan hipoventlası akibat penurunan
volume per meni, jika tidak ditangani segera maka hipoventilasi akan mengakibatkan
penumpukan karbondioksda,asdosis, metabolism anaerobic, dan seingkal kematian.
‘AIRWAY MANAGEMENT

oksigen

Gangguan yang terjadi pada airway dapat berupa sumabatan secara total maupun
scbagian (parsal). Airway dinyatakan tidak mengalami sumbatan ketika penderita masih
bisa berbicara dengan baik tampa adanya suara tambahan.

‘Adanya masalah gangguan pada jalan mapas dan pemapasan yang tidak segera
diatasi dapat mengakibatkan kematian, maka pentingnya mengenali tanda dan gejala
sangatlah mempengaruhi dari kecepatan dan Ketanggapan dalam mengatasi masalah pada
‘airway ata jalan nafas

Hal yang penting dan harus selalu diperhatikan khususnya pada pasien yang
mengalami multiple trauma selain penangana.n airway harus pula sclalu memperhatikan
untuk melakukan imobiisasi pada tulang Icher / servikal scbab pasien yang mengala
‘multiple trauma kemungkinan besar mengalam pata lang servikal

Pasien yang memakai helm dan memerlukan penanganan airway memerlukan
imobilisas lang belakang,leher pada posis netral.sementara helm dibuka. Prosedur ii
memerlukan 2 orang: orang Pertama melakukan iline imobiisai dari bawah, sementara
‘orang kedua melepas helm dari sebelah aats. Setelah helm dibuk inline imobilsastulamg
bclakang dan leher haras tetapdilakukan untuk patensi jalan naps,

Pada saat penilaian awal (initial assessment), hindari pergerakan ‘pada area cervical
dan spinal/Kecurigaan cedera cervical didasarkan pada mekanisme trauma yang terjdí atau
‘mendukung. Berdasarkan mekanisme yang mendukung aggaplah pasien mengalami cedera
sevica, segera lakukan fiksasi cervical dengan memasang neck collar. Bila pasien belum
era datas papan keras, segerapindahkan menggunakan long spine board lengkap dengan
head emobilizer

Langkah utama penilaian dan ttalakana jalan napas yang mengancam nyawa adalah
‘menentukantanda objektifadanya obstruksi jalan napas dan mengidentfikasi adanya trauma

au Tk bakar di area waja dan lee. Pada penilaan ini dengan cara menstimulus mellui
berbicara. Kegagalan daim merespon rangsangan Suara atau respon yang tidak sesuni
menunjukan adınya gangguan Masalah pada ainvayjalan malas yaitasumbatan
Sumbatan/obsruksı dapat tradi baik toto! maupun parsia
A. Sumbatan Total

Sumbatan total teqadi Karena benda acing yang
menutup airway secara uibactiba yang dikenal dengan
istlah tersedak (Chocking). Diamiaranya Tanda yang
mudah dikenali pada pasien yang mengalami sumbatan
jalan mapas total adalah

E. Mendadak tidak bisa berbicara, batuk dan bemapas

Berontak sambil memegangiIcher

Sianosis (Kebinuan)

Mendadak tidak sadar

Kesulitan bemapas

ambar: Tanta sami
po

Pada pasicn dewasa dan anak yang sadar dapat dilakukan Heislich Maneuver
atau abdominal thrust Pada wanita hamiVobesitas maka lalukan ches trust. Sedangkan
pad bayi, yang dapatdilakukan adalah dengan tik chest trust and hack blow

Finger sweep boleh dilakukan jika benda erlihat, ika tidak trlihat maka tidak
disarankan untuk melaktkan- finger swecp, karen dapat mendorong benda sing
‘semakin menyumbat jalan napas.

may;

Gambar: Finger Sweep Gambar: Chest Thrust&back Slaps

y abdominal thrust

Pada pasien dewasa dan anak yang mengalami tidak sadarkan dir, lakukan teknik

RIP tanpa pengecekan nadi terlebih dahulu. Jika pada bayi, akukan seperti pasien

dewasa dengan tcknik RIP bay. Selalu chek danya benda asing sebelum memberikan
entilas, ik tertibat bendaasingsegera ambil,

B, Sumbatan Pardal

‘Sumbatan parta dibedakan menjadi ga Dagían ya
1. Sumbatan karena eairan (gurgling)

Setiap pasien trauma mempunyai resiko mengalami sumbatan airway karena
‚irn yang discbabkan oleh dara, secre, air ur atau karena muntah. Sumbatan
Karena eairan dapat mengakibatkan aspirsi aitu masuknya ca
aru-paru pasien. Sumbatan jalan napas karena cairan dapat didefiniskan dengan
adanya suara gurgling yaitu suara seperti Derkumur-kumur dari mut pasien
‘Upaya penanganan sumbatan airway Karena ciran adalah dengan cara manual aa
_menggunakanalatpenghisapan / suction sesegera mungkio.

‘Suctioning dapat dilakukan dengan kateter suction (suction canule) baik yang
‘aku (rigid ip) maupun yang lembut (sof flexible tp). Sof tip digunakan wn
penshisapan caian (darah, secret dsb) sedangkan untuk darah yang menggumpal
‘tau sisa makanan (muntah) menggunakan rigid ip

2. Sumbatın karen ida (snoring)

Pada pasien yang mengalami pefurunan kesadaran, maka mungkin pangkal
ia jatuh Ke belakang dan menyumbat hipofaring. Hal ini karna otot-oto Ita
lemas atau mengalami kelumpuhan. Cara mengatasi sumbatan airway Karen
sumbatan pangkal lidah pada prinsipnya adalah menganzkat pangkal lidah agar
tidak menyumbat jalan napas, Tindakan yang dilakukan untuk mengatasisumbalan
ini dibau 2, secara manual atau dengan menggunakan alt. Tindakan manual yaitu
dengan melakukan jaw trust atau chin lift (pada pasien trauma), atau dengan head
vit chin Tit (pada pasien non trauma), Jka alat sudah tersedia segera posing
Oroparingea!airwaay (bla tidak ada gangguan reck) stay Nasoparingea Airway
(ila ada gangguan reich)

3. Sumbatan anatomis (crowing)

Sumbatan in dsebabkan olch penyaki sal pernapasan atay Karena adanya
trauma yang mengakibatkan pembengkakan pada airway (trauma inhalasi pada
kebakaran atau trauma fumpal Ieher) ataupun desakan ‚neoplasma, Schingga
‘Timbul suara, crowing” atau stridor respirotoir. Keadaan ini hanya dapat
distasi dengan ~perbaikan airway pada „baglin distal dari sumbatan,
misalnyaainvays definife “atawdengan penanganan secara surgical dengan
‘membuatairsay atematiFtanpa melalui mulut ata hidung pasien.

E
oa
RE
gees
a ms
Larimer
E ii
a
A
soe
a
‘tulang belakang. SR
A A
re cs a en
Ap. a AE
A (1. A A
For Set en
Fo ler de cs ee do
AN Cement
=

Heat it chin tit

Head il chin it manuver
adalah metode yang dipilih pada
{ pasien yang tidak dicurigai
‘mengalami frktur serial
| Tindakan in diakukan pertamo
| Kal pasien non trama yang ids
| sadar. Head til It adalah
tindakan mengangkat dagu dengan
menengadahkan kepala, Dada
Gambar: Head Ti Chin pasien trauma hanya dianjurkan
Lit chin lif sedangkan head
(imenengadahkan kepala) tidak doperbolehkan arena dapat
memanipulasi serikal pasien,
“Tindakan chin dilakukan dengan cara jemar sat taa diltakkan
(&ibawah rahang, yang kemudian secar hotishat dianghat ke atas untuk
‘membawa dagu Kearah depan. Ib jar tangan yang Sama, dengan ring.
menekan bibir bawah untuk membuka mut Ihu jari dapat juga
dileakkan diblakang gigi seri-bawah dan secara bersamaan, dazu
dengan hat-haidiangkt.
b. Membuka jalan napas dengan ala
Suction
‘Soft ip dapat dipakai untuk melakukan
suetion daerah hidung atau naso faring
sera dapat dimasukan — Kedalam
endorachealube (ETT). Bila memakat
softip masuk kearah nasofaring haras
sctalu diukr,jangan sampai tral ja,
Pada fraktur basis krali sot ip yang
dimasukkan lewat hidung sell ada
Kemungkinan masuk rongga tengkorak.

Gambar: Soft ip suction

Rigid ip dapat menyebabkan uimbulnya
refleks mantah ils bersinggungan
engen dinding farong atau Balkan
menimbulkan Perla. Walaupun,
demikian rigidip lebih disk Karena
manipulasi lat lebih mudah dan suetion

Gambar:Rigistipsuction lebih efeki Tindakın suctioning dapat

menghisap oksigen yang ada dalam jalan
mapas, olch Karena itu lamanya suctioning maksimal 15 desk pod

‘orang dewasa, maksimal 5 dk pada anak-anak dan maksimal 3 dtik

pada bay,

Scbclum dan sesudah melakukan suctioning, pasion harus diberikan
ksigenasi untuk mencegah terjadnya hpoksia. Bila pasien muntah
‘alam jumlah bahyak dan tindakansuctioning tidak menolong, maka
‘pala pasin harus dimiringkan untuk mencegah trading aspira

Hai-at pad pasien trauma yang dieurigai path tlang cher (raktur
‘servika,jangan hanya memiringkan kepalanya sa teta sluuh badan
asien har imiringkan dengan indakan logro
Oropharingeal dirway (OPA)

Tindskan m adalah unuk
membebaskan sumbatan jan mapas
dengan menyisipkan lat Kedalam mutut
(Gibalik ida) dengan cara menahanlidah
pasion agar tidak menyumbat jalan napas
‘Teknik ini digunakan untuk ventas
sementara pada pasion yang tidak sadar
sementara intubasi sedang disiapkan,
dapat dilakukan dengan dua cara Yaltı Gambar: Pemasangan OPA
dengan menyisipkan OPA sccar trbalik
‘dan dengan bantua tounge spate

“Teknik. pertama dilıkukan dengan <ara_menyisipkan OPA seeara
terbalik (up side down), sehingga agian yang cekung mengarah ke;
Aramal, sampai di daerah palatummolle. Pada tik in, alt diputar 180°
agian cekung mengarah ke kaudl, OPA dislipkan dita ida, Cara int
tidak boteh dilakukan pada anak-anak dan bay Karena dapat merusak
mula ring dan ida,

Yang perlu diperhatikan saat pemasangan Oro Pharyngeal Airway
(OPA) adalah sebaga erkut
= Sell menjaga imobilisasi servical pads päsien yang dicurigai

mengalami akt erika

= Pilih ukuran OPA yang cocok, dengan cara mensukur ses dengan

{ak sudut mulut ke auditvus-elstema pasien (OPA yang teralu
beat dapat menyebabkan ohtruksi lang ala mncycbahkan
‘trauma pada jaringan laingea, sedangkan OPA terlalu kei dapat
‘mendorong Iidah bagin posterior schmags menychabkan obstrukst
lan naps)

= Buka mula pasien dengan maniver chin fit atau ickik cross finger

(Gcisors technique)

= Sisipkan tounge spate! dia

menekan lida

= Masıkan OPA ke posterior dengan lembut meluncur dites tounge

spatelsampai sayap penahan berhnti pada bibi pasien.

- OPA tidak boleh mendorong lida sehingga menyunbut away:

- Tarik tounge patel

=> OPAjangan diplester untuk mencegah rungsangan muntah pada

asien yang mengalami pningkatan status kesadaran.

lid pasin, cokup jauh untuk

Y Nasopharingeal Airway (NPA)

Tindakan ini dlakukan dengan cara menyisipkan alt pada sala atu
Iubang hidung dan dilewatkan dengan hat
Pada pasien yang masih berespon
pemasangan NPA lebih tepat
dibandingkan dengan memasang
OPA Karena ichih kecil
Kemungkinan menimbulkan
rangsangan muntah,

NPA digunakan untuk menjaga
lidah agar tidak menyumbat jalan
napas pada pasien yang mengalami
penurunan kesadafntetap masi
memiliki gag reflex, NPA juga Gambar: Pemasangan NPA
“igunakan pada pasien yang tidak bisa dipasang OPA atau karena iginya
yang mengunci dan tidak bisa dibuka Secara umum teknik pemasangan
Nas Pharyngea Airy (NPA) ala eg ek

Pilih ukuran NPA yang sesul

Pajang NPA. diukur dar, lubang hidung sampai dengah, cuping
iclinga dan diameter Npa diukur dengan membandingkän Npa
{dengan jar kelingking pasien,

Lumasi NPA dengan Jelly agar mudah memasukkannya,
selanjumya NPA dimasukkan ke Tubang_hidung sebelah kanan,
dengan menyusur septum sampai dengan canals audipus external
atau cuping telings, apakah ada tahanan NPA ditarik kembali dan
dicoba dimasukkan kembali, Bila tidak berhasl bisa dicoba di
Tubang hidung sebelah ir, dan jangan memaksa memasukkan NPA,
apabilaterdapatthanan.

Hatchati pemasangan NPA pada keeurigian fraknur basis ran,
Karena ada kemungkinan masuk ke rongga icngkorak, jadi tidak
disarankan untuk dilakukan pemasangan NPA.

Y Laringeal mask airway,

Laryngeal Mask Airway (LMA) sangat
bermanfat pada „Perolongan /pasien
dengan airway. yang sul
intubasiefdothrakeal atau/ bag. mask

(Gangkup moka) gagal, Akan teapi LMA
‚Gambar; Laryngeal Mask, basan airway define. Bi
"Airway (LMA)

erufama bila

seorang,
asien erpasäng LMA, maka setbanya dí
rumah sakit dokter hail énggantinya dengan airway defini

yr

¿O

2. Advance airways management
Avance airway management sering dirikan sebagai tindakan pemasangan
‘airway definitif (lat bantu lanjut)yaitu dengan cara pemasangan pipa Kedalam

‘wakhea. Indikasipemasangan anna init adalah Klinis sebagai berkut

2) Apnea
D) Ketidakmampuan mempertahankan airway yang bebas dengan ara ain.
©) Kebutuhan untuk melindungi airway agian bawah dar apiras dra atau

8) Ancaman seger ata bahaya potensial sumbatan airway, seperti akbat lnjut

ari cedera inhalas pata tan wajah, hemaloma rt Fringe, atau Kejng.Kejang ang berkcpanjangan,
‘Adanya cederakepala tertutp yang memerlukan batuan napas (GCS $)

Ketidakmampuan mempertahankan oksigenasi yang adckuat dengan pemberian oksigen melalui bag valve mask (
Indikasi untuk penstsangan airway defini dapat dla pada abel dibawah in:

Fraktur Maksilofsial Bra,
Bahaya aspirasi
Perdarahan

KEBUTUHAN UNTUK
"ERLINDUNGAN
AIRWAY

BD _ Coders inhatsi
Trauma Kepala

Tidak sadar
2 Gels

Ama
8 Pers
neuromuskular Tidak
ar
Tapas yang ak dei
OS

pol
À irc
‘A Canos

KEBUTUHAN UNTUK
VENTILASI

Airway defini ter dr sebagai bei:
a. intubasi endotraceal(oro-raceal sena naso-raceal)

Pemasangan inubasi endotakheal harus mempertikan adanya
Kecurigaan faktur servikl. Sebïknya dilakukan oleh dus orang untuk
rmelakukan imobilisas sogar pada servikal. Pasien yang mempunyaiskor
GCS $ atau lebih rendah harus segera dilakukan inubasi, karena pasien

ferscbut tak bisa menjaga patensi jalan napasnya dan memerlukan
Oksigenasi yang adekuat
‘Ada dua cara unuk melakukantindakan Intubasi Endotrakhel:
“Inh Orotrakeal
Intubasi orotrakheal adalah memasukan pipa kedalam trachea
melalui mulut pasien, Pada pasien non trauma memasukan pipa
trachea bisa dilakukan dengan cara menengadahkan kepala pasien,
‘etapi pada pasien trauma dengan Kecurigaan fraktur servika hal ini
tidak botehdilakukan, Sevikal haras ttap i imobilisasi pada posisi
segars oleh arena it sebaiknya intubas dilakukan oleh dua orang.
Pemasangan endotracheal tube (ETT) sebaiknya dilakukan olch
‘orang yang trai, hal ii karena pemasangan harusdilakukan dalam
‘waktu singkat agar pasen tidak mengalami kekurangan oksigen aibat
pemasangan yang tral lama.
„AAntubasi Nasorakheal
Intubasi nssotrakheal adalah memasukan pipa ETT kedalam
trachea melalui hidung pasien. pemasangan pips hasotrakheal tampa
menggunakan lat bantu laringoskop etapi dimasukan sara manual
dengan mengikuti ¡rama napas pasien, oleh Karena it, pipa miso
tracheal hanya dipasang pada pasin yang masing bemapasSpontan
Pemasangan maso tracheal tidak dianjurkan pada pasien dengan
apnea, Fraktur mid face, dan Fraktur basis cani karena beresiko
untuk masuk ke dalam rongga tengkorak Pemasangan nasotrakhcal
‘pada prinsipnya sama dengan pemasangan nasofaringeal airway.

¥Pemasangan :persispkan STATICS

S- Scope: Larngoseope,

Stetoscope ToT: ETT, NIT

A-Ainways OPA. Nasofaringeal airway, mouth

gage T=Tape : lester

lnuodocer_: Manirin/syle, Magi

C-Concetr : Penghubung ETT ke

BVMResusitator$-Suction + Mali Funesi

‘Suction

Intubai ororaceal dan nasotracal merupakan teknik yang aman dan
cfeki ila dilakukan dengan tear, walauoun pads knyatzannya intihası
forotraceal lebih sering digunakan dan memiliki komplikasi yang lebih
seit di ruang Intersive Care Unit
Penyulit Pada Ainsay

Penyult pada intubasi kemungkinan séringterjadi_ yang dschabkan
ch beberapa faktor seperti cederaruastulang leber, arthritis beat pada
cervical, trauma maksila atau mandibular yang erat, keterbatasan
‘membuka mul atau anatomi yang bervarisi seperti dagu yang trl
panjang-gigi -overbitel dan tor Icher yang pendek. Oleh Karena itt
poda kasus tesebut diperlukan_ keahlian yang sangat terampil untuk
‘meni

Singkatan LEMON dapat digurakan untuk menilai ray yang sul
(mulut atau dagu yang Kecil oerbile yang besar tau trauma fail)
Penilsian LEMON untak intubas yang slit:
1.>> Look externally (dar Iu)
Lihat karakteristik tertentu yang dapat menimbulkan Kesulitan pada
intubas atau ventas
E>> Evaluate the 3-3-2 rule
Untuk menila kesegarisan antara faring, lang dari rongga mulut untuk
melakukan imubasi sederhana, oleh karena itu harus dipethatikan
Inubungandibawah ini:
1. Jarakantara gig ser pasien sedikitnya har slebar 3 jar
2, Jarak tulang tiroid den dagu sedikitnyn bares selebar 3 jeri.

M>> Mallampati

Hifoparing haras dapat dilhat dengan baik, Hal ini sudah dilakukansecara

vradisional dengan menilai Klasifikasi Mallampati

1. Klasifikasi Mallampati digunakan untuk meliat Hifoparing, ada 4
tingkatan antar lain

Palaum molle, Uvula,

Palatum molle. Uvala, Favees dapat diihat

Palatam molle, asar Uvula dapat diihat,

Hanya palatum durum yang teria

0 >> Obstruction

Setiap kondis yang dapat menycbabkan obstruksi airway akan membuat

laryngoskop dan ventlasi_menjadi sui Termasuk dalam kondii int

adalah: epiglonis, bces peritonsilar dan trauma.

N >> Neck Immobilty

Mint pasien untuk meletakkan dagunya Kedada, Kemudian menengadah

‘elit langitlangit Kamar. Pasien yang memakai altimobilisai kepala

bear benar tidak boleh banyak bergerak untuk mencegah sulinya

intubas

‘The 332 Rule

1. Jarak antar gigi sei ats dan bawah harus minimal 3 jar

2. Jarak antaratulang krkoid dan daga minimal 3 jan

3. Jarak antara krülago trol dan dagu minimal 2 jar

Airway Stil

Ket basi trachea adalah indikasi elas unto
surgical ins. Bila oedema lots, frktr lang aa percrahan
Sropharmgeal ‘airway yang era menghambat ibas trachea dapat
penimbangkan surgi air,

Pemasangan Jarum (needle cricoshyrotdovomy) merunakan cera
sencama Au exes edefpensipmisaberican olsigen samp)
‘dapat dipasang surgical airway.

Apabilapemasangan nba gga tu tidak bis akukan (miga
da altar md ace) maka tindaan altematif sang dapat dilata
adalah tindakan surgical. Tindakan surgical yang dapat dilakukan adalah
enga rictroidotom

“indsan crcoroidtomi
hasi perawst > hanya
CL -
Seitdem "Jai
perasan jarum besar (IV
Eateterno 14) ke membrana
Keikotide untuk membut
jalan ras arm hema an
Alihabungkanke oksgen
IST ment dengan memakat — Gambar nec cricothyroidotomy
conector, ati dengan tube sam tea dlbang pda sinya. Kemudian
ekukan ind mon. 1 deik tt, à deik baka. dengan
memakal bu ja at bukaetop Yeconctorya. Tindakın mi
merapalan indakansementara (maksimal 4 mon chum pemasangan
tube erieirodtom! olch dote, Kereon CO2 akın terakumulasi
secara perlahan ( yang akanberbahayn teruama pada pendetita
trauma Kapiti), Pemasangın jet isyflationbars behau-hu bla ada
bstuksi total lots lsh benda asing. Walnupun ada kemungkian
Benda ag akan tedorong Kelar oleh kann oksigen, namum ada
Kommen hin ya ope par din prota.

Tracheostomy
Indikasl Trcheostomi ilakukan apubilapemasangan ala Away di tas
SR Haeekar eee eee

v.

BREATHING MANAGEMENT

‘Airways yang paten tidak menjamin ventilai yang adckuat, Bila tidak ada gangguan
sirway maupun gangguan airway sudah teratasi ttalaksana selanjutnya adalah
mempertahankan oksigenasiventilasi yang adekuat. Otak dan jantung sangat sensiife
terhadap suplay oksigen yang tidak adekuat, Sell akan mengalami Kematian hanya
beberapa menit tampa suplay oksigen. Pethatkan usaha pasien untuk bemapas mulai dai
pergerakan naik-turun dada dan otot ot bantu pemapasan. Pada pasien sadar, dapat dinilai
‘dengan kemampuan berbiacara, ik pasien dapat berbiara dengan lanar dan jelas dapat
iartkan salah satu tanda bahwa Trckuensi pemspasan baik, sedangkan pada pasien dengan
penurunan Kesadaran, salu chek respon pasien jka tidak berespon lakukan alogaritma
bantuan hidup dasar

Penilian awal yang harusdilakukan stelah meliht Kondisi pasca tatalaksana airway
atu bia tidak ada gangguan away adalah meliat keadaan pasien secara umum dengan
‘melakukan tndakan sebagai Brit
A. Menili frkucnsinapas

Perhatikan Kesdaan umum pasienapakah tampak sesak, bemapas cepa ata Lamb

Disamping iu juga harus dihitung frkvensi napasnya, beikut Frekwensi pemspasan

‘normal adalah

KA, Dewasa; 12:20 Xmenit- abnormal:<12 dan >20x/menit

Anak: 15-3Ox/meni - abnormal: <15 dan > 30x/menit

YA Bayi: 25-50xmenit- abnormal <25.dan> SOx/menit

B. Meniisatınsi kien
‘ila satuasi oksigen dengan menggunakan slat Pulse aimery. yaitu su lt
non imvsi yang dapat mengukr stuas oksigen sehingga dapat membant pnolong
untuk mendeicksi ini teadinya perburukan sistem pulmoner atau kadiovaskul
sebelam munculnya gejala Kins yang ayata
Pulse ovimetry sangatberguna untuk dipakai pada fase pra rumah skit kreoa
fiat alas data yang dihasikan cukup ings, muda, dibawa, mudah daları
‘penggunaan dan apar digunakan untuk sema jenis
Umut, Pulse oximetry dapat mengukur saturasl
‘oksihemoglobin (SpO2) arterial sesat dan Tekuensi
“deny jantung SpO2 ditetapkan berdasarkan ratio pme
absorps sinar merah dan ifamerah mela jaringan, GI" Pus Onsmeiy
Perubhan sbsomsi snar ni dikrenakan pulsasi darah melalui pembulah darah
(üihubungkan dengan’ microprocessor kei, untuk menctapkan stars arte dan
frekuens denyutjantung. Sp02 normal adalah > 95% Apabila SpO2 tran sampa di
anal 90%, kemungkinan besar telah trad peturakan pengiriman oksigen ke
jaringan dan harus segera melakukan inervenst untuk mempetabankan okigenas
Sing yang ade.
Hebeapa hal yang bisa menyebabkan hasil Pulse aximerytidak soni dengan
ondisioksigenasi asin, dantaranya:
1. Pers entr yang baru
syok, vatokontia dan hipotensi atau hindri pemasangan pda chatermitas yang
“erpasang tensimeter ata ekstermitas yang mengalam idea.
Amia bent atu hamonge (Se)
Hipotemi (300)
Keracunan karbonmonoksida
Kezacinan sina
’emenikaan sk
Inspesi
Petatkan ate, rime dan bentok pemapasan, perhaikn juga peanjakan dada
apo simeri ta da, Hat juga adanyadispu/kesultan beats
2. Auskulas
Dengarkan bising npas,eakah veskule ata ada ronchi. Tempat pemeriksaan
tama dibawah Klvikula pada gars asii anterior. Bising mapas haranya
Simetris ii dan kann bandingka idan kanan)

c

3. Perkusi
Pada keadaan normal akan sellu sonor. Pada kesan hipenonor menandakan
a Slay evan ar pala ronge dad min punk)
alpasi
Idemtifikasi adakah suara kepitasi dan rasa nyeri pada sat dlakukan palpas
Kemungkinan terjainya path twang pada ia sangalah mungkin pada kondis
trauma toral
Pada kasus multiple trauma yang terdapan trauma thorax, pemberian oksigen akan
sagt tidak feia trauma tersebutbelum dia
Tanda-Tanda Pemapasan Tdak Adekust
1. Pemapssan yang sang patatas sangat lamba
Pemapasan yang lebih cepa ta Ibi abat dar frckwensi di ats menandakan.
adanya gangguan pemapasan.
2. ergerakandinding dada Yang Tk adekiar
Pemapasan yang adekuat adalah pemapasan normal yang dikuiolchpergerkan
turun nak dar dad. Jia tidak ada pergerakan turun nak dada atau hanya salah
‘itu dinding dada yang bergrak trun nak menandakan babwa pemapasan tidak
ad
3, Cyanosis
‘Cyanosis adalah warns kebir-biruan pada lit dan membran mukoba. Hal int
terihat elas pada kuku, bibir, hidung dan telinga pasen, sianosis menandakan
‘baa jaringan tubuh mengalam Kekurangan osigen
4. Penurunan kesadıran
Perla dingat bahwa status menta/ kesadaran pasien seringkali berhubungan
dengan seat jalan mapas dan pemapasan asien. Pasion yang mengalami
‘isorienasi, kebingungan, dan tidak sadar bukan tidak mungkin mengalami
perapasan yang tidak adela.
5. Usaha bermpas yang berlebihansesak
Keika melt pasien yang bemapas dengan menggunakan otr pera, asien
‘menggunakan kekuatandiffagma untuk mendorong udarı keluar dar paru-paru,
Pada unakanak à pemapasan dapat tegadi chainsaw! dimana
Pemapasan menggunakan pergerakan dada dan pert, Sel it jugs pehatikan
‘adanya retaksarkan ototdiantara lang rusuk, dan oft ska ler, Sema
menunjukan pernapasan yang tidak adekuat
6. Sesa danngonk
Suara terschut menandakan pasien kesltan untuk melakukan. pemapasan
Waspadai dengan suara mapas abnormal in ser snoring, gurgling crowing dan
stridor. Napas agonal gasping, ya perapasan tidak normal dan menjadi tanda
ejadinya hei janung, dan atau muncul dlum ment pertama etelah heat
Jantung. Korban dengan napas agonal gasping tampak bernapas cepa aau lemab,
mul terbuk, rhang Kepala atau Iherbergerak mengikut rama gasping. Suara
ni dapat trdengar mendengkur, mendengus ataupun mengerang
7. Denyut nai yang lambat dik och ken
Pada ahap lanju,pemapasan yang tidak adekuat dtandat dengan denyut nad yang
Lemah dan lambat, rekwens pemapasan yang tadinya cepat menjadi abat.
Management oksigent
“Tujuanutama dar oksigenas dan venta adalah ercukupi Kebutuhanoksigen so
an jringan dengan memberikan oksigen dan ventilai yang cukup. Pada pasien yang,
‘bemapas nomal dan mengalami pemapasan yang tidak adekuat perl mendapukan yang
suplementasi ksigen yang dsebutvenilas
Pada pasien trauma, berkurangnya oksigen serigkali disebabkan oleh shock
haemoregichipovelemic, team pada pasion dengan cidera Kepala seringkli
mengalami hipoxia dan penurunan Kesadaran, Olch karen itu pemberian oksigenas
‘sangat direkomendasikan untuk mempertahankan oksigenas yang optimal
Pada pasien yang mengalami ayeri dada iskemie atau mempunyai gangguan
cardiovaskular, trap oksigen yang derikan cenderung lebih sedikt dibandingkan
pada pasien trauma. Terai oksigenasi hanya diberikan pada pasien yang mengalami
(SPO! <90%) ata jika da tanda-tanda gagaljanung berikan

oksigen dengan nasal kanule saturasi 4L/menit,ttrasi hingga mencapai
lat yang digunakan dalam oksigenasi sebagai berkut:

90%, Beriku al
1. Nasal kanule
Kanul hidung lebih dapat ditolelir oleh anak-anak

face mask akan ditolak karena merasa -dicckikl.

Orang dewasa juga kadang menolak Karena merasa

tidak
nyaman. Kekurangan kanul hidung adalah konsentrasi

yang dihsilkan kei, Slain ita pemberian

{ y

Gambar ¿Nasal Kanul

Oksigen,
3. Simple mask/Face mask

Gambar: Rebreathing
mask

5. Non Rebreathing
Mask

Pemakaian face mask dalam pemberian oksigen lebih
baik dari pada nasal kanul, arena Könsentrasi oksigen yang,
dihaslkan lebih tinggi. Kekurangannya pemakaian mask i
vdara bersih dengan udara ekspirasi masi. tercampur,
schingga konsentrasioksigen masih belum maksimal.

Untuk pemakaian alat ini akan lebih baik bila
dibandingkan dengan face mask walaupun akan ada
percampuran antara udara yang bersih dan udara has
kspirasi, karena di alat rebreathing mask ini ada kantong
‘untuk menampung udara untuk inspirasi dan konsentras
rebreathing mask ini lebih tinggi dibandingkan dengan face
mask

Ini adalah alat yang paling tinggi Konsentrasi oksigen yang dibasilkannya
“dibandingkan dengan nasal Kanul, face mask dan rebreathing mask. Alat ini hampir
sama dengan rebreathing mask tapi yang membedakamya adalah alat ini dilengkapi

‘Berkut ini adalah indikasi untuk menentukan penambahan oksigen berdasarkan
pengukuran oxymeti pa

Saturasioksigen

Normal nasal canule 1-6 Ierimen
Tiypoxta sigan —sedang | Simple Mask 6-8 Liter / men
Tebreathing mask 8 12 er ment
po seg | SONATE Irma
Hipoxia beat HENC 10-60 Lierimeni
mengancam nya
25% = 28%
29 32%
25% 28%
Nasal Canale 3 Liter /Menit 2
Lier! Menit
[TS Liter “Meni.
6 Liter / Menit
Simple Mask 6-8 Liter/ Menit
| Rebreathing Mask | 8-12 Liter Ment
2 Liter /Menit |
Non Rebreathing 13 Liter Menit
Mask TH Liter Men =
15 Liter / Menit
HENC (High Flow
Nol Cena | 100 Liter/Menit 7

F._ Macam-macam ventas
1. Mouth to Mouth ventilation
Dalam memberikan napas buatan mouth to mouth
penting sckali untuk menggunakan filter “barrier
device” untuk menghindan Kontak langsung agar
mencegah tejadinyaresiko infeksi Filter yang ideal
adalah yang memiliki filter schingea udaraekspirai
asien tidak terhirup olch penolong,
Pemberian venias dengan tckik ini sa ida
irckomendasikan jika"harrier —device”idak Gamba Mouth to Mouth
terse, kecuali pasen adalait/suami, orang tua, Ventilation
atau anak:
2. Bag Valve Mask (BVM)

Ala bag val terdir dar kantong udara dan
mm. on rebreathing valve, yang dapat disambungkan

dengan masker, ETT. atau ala ainway defini
Jainnya. Tindakan in lebih baik apabila ilakukan
erdua, seorang bertugas memompa dan satu orang
lagi bertugas memegang masker sambil melakukan
fiksasi Kepala. Apabila disambung ke tabung
oksigen dan dipasang resepoir tindakan ventlas
= menggunakan Pag valve bisa menghasilkan

Konsentrasi sampai dengan 100%, Sedangkan bila tanpa alan oksigen bag valse
‘mask mampu menghailkan 21% oksigen dari udara bebas. Pemompaan dilakukan
sampai dengan trlihat pengembangan dinding dada. Pemakaian bag valve mask
‘yang telala lama pada pasien tidak sadar akan mengakibatkan penumpukan udara

Gambar: Bag Valve

pada lambung yang beresko terjadinya muntah, oleh karena iu sebaiknya segera
ilkukan pemasangan ETT.

‘Saat memberikan ventilasi dengan bag valse mask pethatikan jumlah volume
udara yang akan diberikan. Volume yang diberikan sesuai tidal volume pasien,
Janganlupa face mask harus menempel sempurna pada hidung hingga dagu pasien
agar tidak terjadi Kebocoran (terapkan teknik E-C clamp/Double E-V Clamp).
Penyuli pada bag mask ventilation sering disebut BOOTS, aitu:

B: beard (enggot)

O: obesitas

(0: Older Patient (lansia)

T: Toothlessness (gigi

sedikivompong) S: Snoringstridor

3. Assisted Ventilation

Jka pasien-bernapas tetapi tidak adeküät"maka harus diberikan bantuan
permapasan (assisted ventilation). Apabila frekwensi pemapasannya kurang maka
haras difakukan upaya untuk penambahan diantara inspirasi pasien. sedangkan

mapas terlalu dangkal maka harus dibantu dengan dorongan agir.
Pemberian napas bantuan harus mengikuti rama pernapasan pasien, jangan sampai
teria tabrakan antar inspirasi dan ckspirasi,

U]

Pengelolan sirway menempat urtan tepenting dalam pengeolaan pasen trauma,
Menjaga airway yang adekuat merupakan pririta uiama dalam menanganí pasien trauma.
Sering kali Kematantejdi Karen Ketidalomampuan mengenalidan menangani gangguan pada
Ay pasien. Ainvay merupakan saluran yang berfungsi unuk petukaran udara(ksigen dan
karbondioksid) sat bemafa. Penanganan sunbatan alan naps memerlukan respons timo <10
‘meni, Kecepatan dan ketepatan petugas sangaish mempengari kelangsungan hidup pasicn
<engan sumbatan jalan napas.

Pembebasan jalan napas adalah proritss petama dalam melakukan pertolongan pada
penderita gawat darura. Kemampuan petugas untuk mengenali adanya sumbatan alan napas
ddan membebaskainya akan menpertinggi harapan hidup pasien. Oksigen adalah obat yang
paling aman buat semua orang Ole Karena itu sebukaya stip psie trauma mendepatkan
ksigenas sesuai dengan Kebutuan,Penlaian kebutuhan oksigen dapat dilakukan dengan cara

mengenalitanda-tanda pemapasan abnormalitidak adckuat secara visual maupun menggunakan
alar

SANA G JAN JALAN N

AIRWAY

y

ya Pasion Trauma? > i

Dapat
dak E Berbicara?
Tip beri

OBSTRUKSI Y

| iar
7) Total Parsial

pe
Lops

3 Definitive
‘airway

RP

Marat: À |
“Trauma: hi jaw trust
ter Won: trauma! hp it chi ft
{ross Finger Beran at
ova
Wanita NPA
Hamil uva
lei (eesualindhas

¡DIO PULMONARY RESUSITATION (CPR)

TATALAKSANA AIRWAY DEFINITIVE

Persiapan intubas
STATICS

Penyult intubası
{ni dg LEMON)
Selick maneuver

Kecurigaan cedera serv
‘Oksigenasi/ ventilasi

Intubasi orotrakheal Intubasi Nasotrakheal /
dengan imobilisasi servifal garis Cedern orolrakeal dengan imobilisasiservikalleparis
‘maksilofaial erat H

Tidak dap m] Tidak dapat inna

‘Tidak dapat intubasi

NeedleCrico-Thyroidotomy Tracheostomy
{et Insuflation) (dilakukan dokter bedah)

sangat lambat

= Pemapasan sangat cepat atau

Pergerakan dinding dada

tidak adekuat
+ Cyanosis
Penuruna

cesadaran

~ Usaha napas yang berlebih/sesak
= suara napas abnormal Iain
seperti snoring, gurgling,

crowing dan stridor.

= Dewasa : 12-20 Kali menit
= Anak : 15-30 kali/menit

Saturasi 95-100%
‘Nassal canule 1-6 liter/menit
- Saturasi 90 -<95%

= Bayi: 25-50 kali/menit

= Mouth To Mouth (Tidak
ditekomdasi)

= Mouth to mask

- BVMEEC:
Grip)
Assisied Veni

Double E-V

Keterangan :

Setiap menit)

mlKeBB
RR : Respiratory Rate

Contoh

dengan RR 20 x/mnt

VOLUME MV = VT x RR

MV : Minute Ventilation (udara
yang masuk ke sistem perafasan

VT: Volume Tidal (6-8)

Diketahui Berat Badan $0 Kg

MV : 50 KgBB x (6-8 ml) x 20

| Simple mask 6-8 liter/menit
+ 85-<90%
Rebreathing mask 8-12
liter/menit
Non Rebreathing mask 12-15
Titer/menit
- Saturasi <85%
| Assisted ventilation

HENC 10-60
Lima

STAN pi

AIRWAYS BREATHING MANAGEMENT

N —
N PROSEDUR

Danger

1 | Aman iti, aman Jingkungan dan aman pasien
Check respone

Airway

Membuka jalan napas (Head thlt chin lft/ Jaw thrust)

Kontrol servikal- Spinal (C-spine control) dan pemasangan Neck Collar + LSB +
Head Imobilizer

5 | Cek sumbatan jalan nafas (Partial / Tota)

6 | Pasang OPA/NPA/LMA/Suctioning/Intubasi,

Breathing

7. | Kontol ventilasi (SPO? dan Frekuensi Napas)

8 | Bérikan oksigen (Sesuai saturasi /SPO2)

Kaji ulang pernapasan, Teratasi (Ya/ Tidak)
YA : Re- Evaluasi, TIDAK : IAPP

Bila Tension pneumotoraks lakukan Needle Decompresi ICS 4-5 mid Axilla
anterior, bila Open Pneumothorax pasang Kassa Oklusive

Ohservasi (Kirim OK, ICU / Rujuk)

GAB Y

SYOK MANAGEMENT

‘TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM
Sete Mengikuti Mater ini Peserta Mampu Memberikan Asuhan Keperawatan Dasar Gawat
Darurat Shock

TUSUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS
Setelah mengikuti mater ini peserta mampu:

Menjelaskan konsep Syak,
Melakukan pengkajian Syok

Mengidentiikasi faktoe penycbab masalah pada sistem sirkulasi dan Syok
Mengidentiikaitanda dan gejala adanya gangeuan pada sistem srkulasi Syok
Mengidentifikasi macam-macam Syok

Mengatasi masalıh gangguan pada sistem sirkulas dan Syok

Melakukan pemberian cairan berdasarkan kebutuhan pada kasus gawat darurat

Melakukan monitoring lama dan sesudah pemberian cairan pada kasus gawat daruat

SYOK MANAJEMEN

PENDAHULUAN

Sistem kardiovaskular terdiri dar pompa Gantung) pipa (sistem vaskular) dan cairan
(arab). Malfungsi atau defisiensi salah satu dari Ketiga Komponen terscbut akan
menyebabkan penurunan atau bahkan Kegagalan perfungsijaringan, walaupun oksigenisasi
sel darah merah di para-par telah adekuat. Dalam bab in cenderung akan membahas syok
yang dikarenakan perdarahan yang artnya pada umumnya tradi pada pasien-pasien trauma,
tetap tidak boleh dilupakan juga bahwa syok merupakan tanda klinis yang kadang datang
bersamaan dengan penyaki ainnya(masalah medi).

‘Yang perla digaris dibawahi adalah walaypun syok merupakan suatu keadaan dimana
perfusi ke jaringan rendah dan ada persamaan reaksi ubü terhadap jens syok yang berbeda,
tetapitemyata disamping ada persamaan perbedaannya pula. Contoh pasien dengan luka.
tusuk yang mengakibatkan syok karena perdarahan banyak sering menunjukan tanda yang
sama dengan pasien dengan luka bakar atau sama dengan pasien dehidrasi dengan volume
‘darah yang rendah bukan karena perdarahan

IL PENILATAN AWAL
1; Pengenain Syok

‘Syok adalah keadaan Minis dengan tanda dan gejala yang muncul ketika trad
Kctidakscimbangan antara kebutuhan dam suplai_oksigen, hal ini menyebabkan
terjadinya hipoksia jaringan. Bila hipoksia tidak segera diatsi maka akan
‘mengakibatkanterjadinya kegagalan organ akibat idak adekuatnya perfus jaringan.

Syok lanjutm yang ditandai oleh perfusi yang Kurang ke Kuli, ginjal dan susunan
Sara past (SSP) mudah dikenal, Namon setelah masalah airway dan breathing tratas,
penilaian yang toi dari Keadaan sirkulasi penting untuk mengenal syok secara din
Ketergantungan pada tekanan darah schagai sata — satunya indikator syok al
‘menyebabkan telambanya diagnosis syok, INGAT mekanisme Kompensasi tubuh
dapat menjaga tekanan darah sampai pasien Kehilangan 30% volume darah Perhatian
aras diarahkan pada nadí, ju pémafasan sirkulasi ult dan tekanan nadi, perbedaan
antaa tekanan sstolik dan diastoik,

Gcjala paling ini adalah takikardia dan vasokontriksiperifer. Dengan deman; tap
pasien yang mengalami perdarahan dengan nadi lemah dan cepat sera akral dingin
dianggap dalam keadaan syok. Kecepatan denyut jamtung-tergantung. pada usia
Dikatakan takikardia, bil denyut jantung lebih ari 160 pada bayi, lebih dari 140 pada
Balta, eb dari 120 pada anak usia sekolah, dan lebih dari 100 pada usia dewasa
(Orang tua dengan syok mungkin tidak menunjukkan takikardia.

Pemerkssan Hematokrit dan Haemoglobin tidak dapat dipercaya Karena tidak dapat
dipakai untuk mengukur Kebilangan darah ataupun untuk" diagnosis syok. Kadar
Hematokit yang rendah menunjukkan Kehilangan.dafah dalam jumlah yang cukup
besar atau anemia sebelum trauma sudah ada. Sedangkan hematokrt normal dapat
terjai walaupun sudah kehilangan darah cukup banyak

2. Membedakan Sebab Syok
Hampir semua penderita multtrauma mengalami syok din biasanya
discbabkca oleh perdarahan, Keadaan bukan perdarahan yang dapat menycbabkan syok
adalah antara lain
a. Tension pneumotoraks «Sepik syok €: Syok kardiogenik
b. Tamponade jantung 4. Neurogenik syok

serambi (trum)

dan dua bil
(senti)
Fungsi atrium
adalah “untuk
akumulasi dan
penyimpan
darah schingga
pengisian
‘entrkeldapat
ilakukan dengan,
cepat dan
mengurangf
Penundaan,
sides, Setop.
ona
‘entrikel Kanan,
darah di pompa
ke part-paru
melalui" vena
pplmonalis untuk
dioksigenisasi
Dara dari parte
para, masuk
Kembali ke
arm ki.
Dah yang
teroksigenisasi
dipompa oleh
oer Gambar pembuluh dara

scluruh tubuh melal sistem vaskular sistemik,Alirandarah yang keldar dari jontung
tidakdah membentuk seluruh tekanansistli,tetapi hanya untuk tckanan di ata ekanan
iastolik.Itlah yang digurakan untuk menggambarkan perbedaun ini adalah pulse

pressure (ekanan nad, Karena ditimbulkan oleh denyut(Kontaks) venrikeljatung.
Jadi tekanan isolik sebenarnya adalah penjumlahan dari tckanan diastolik (resting
Pressure) dan pulse pressure.

Pembuluh Darah

Pembuluh dara Berisi darah dan mengarahkännya Ke berbagaifempat dan sel
alam fübuh. Mereka merupakan jalan raya dari proses sirkulasi. Sebuah pembuluh
<arah besar yang keluar dar jantung (aorta) Tidak dapat mengarähkan darah Ke tap
fubuh, Aorta akan tebagi-bagi dalam banyak arteri yang semakin di distal akan
semakin Kecil penampangnya Sampai akhimya menjadi kapier. Cairan interstisial
berada dí antara membran sel dan dinding Kaple. Jumlah cairan bervaras. Jka
jjumlahnya sedikit, maka membran sel dan dinding Kapiler akan merapat, schingga
‘ksigen akan lebih mudah berdifisi melalui keduanya. Seperi halnya jantung,
pembuluh darah merupakan organ yang penting, dimana fangsinya untuk
‘menghantarkan ksigen kesluruh organ, beberapa jens pembuluh darah diantaranya
a. Pembuluh darahartri

Pembuluh darah ini mengandung kaya akan oksigen, berwarna merah trang, Ja

terjadiperdarhan maka darahnya akan memancar.
bo Pembuluh dara kapiler

‘Tempat pertukaran amara oksigen dan karbondioksida, tempat pertukaran zat

sisa metabolsme dan darahnya berwarna gelap dan ja terluka

+. Pembuluh darah bañera
2 Mengandung
Karbondioksida Berwarna

mer gelap
22) ika crak make aliran dara akan tampak seperti ara aie
3. Cairan (Darah)

Volume cairan di dalam sistem vaskular harus sebanding dengan kapastas
pembuluh darah. Perubahan nai perbandingan ini akan berpengaruh terhadap alran
“darah baik secara post maupun nega Sebanyak 60% berat tubuh manusia adalah
ir. Air adalah basis schurah curan tubub. Air di dalam tubuh dibagi dalam dua

intasclula atau caian di dalam sl kitar 45% bert tubuh. Cara ekstaselular atau

‘iran di lar se digi dalam caren interstsial dan intravaskular. Caian intrstisial

berada di sckeling sel yang termasuk jens ini adalah caian srebrospinal (pada oak)

‘dan cairan sinovial (pada send) Jumlah earanintrstisialterbesar 15% berat tubuh.

‘Cairan intravaskular membentuk Komponen darah di dalam pembutuh drah dan banyak

scktar 7% bert tuba.

Sel darah merah (ritos, yang berfungsi mengangkut oksigen dan zat
$ makan. St dara path leukost, yang berfungs untuk melawan kuman
Keping daah (trombosi. yang berfungsi untuk membuat sumbatn ka ada tka
Perdarahan yang cukup banyak sering mengakibatkan syok jk tidak segera
liangani,Penamganan perdarahan untuk mencegah ejadinya syok adalah hanya
dengan membalut dan menekan la. Hal ini dapat menahan Keluarmya darah dari area

Taka, sehingga komungkinan arab untk lang banyak dapat seit diamtisipasi

Oksigenasi dibutuhkan oleh selsel tubuh dalam melakukan fungsinya, sel akan
mengambil dan melakukan metabolismo melalui proses fisiologis hingga menghasilkan
‘encergi. Metabolisme oksigen sendiri membutuhkan energi yang menggunakan glukosa
Sebagai bahan bakamya, Campuran dar oksigen dan glukosa akan menghasikan ener
‘dan karbondiogksida,

Kondisi miokardium (ott janung) yang mengalami kekurangan arab darah dari
‘oksigen, beberapa sel akan mati yang menyebabkan menurunnya curah jantung (cardiae
‘output. Perubahan in menyebabkan sel hidup yang trsisa tidak cukup menjalankan fangs
Jantung. Tanpa adanya perbaikan dalam curah jantung menyebabkan gagl janung dan
‘agngguan oksigenasiseluruhtubuh schingga peninagal dapat meningeal

IVIKELAS SVOK
Seliap pasien dengan perdarahan yang datang ke faltas pelsyanan keschatan
‘enruunya tidak sama jumlah Keilangan dasahnya,schingga rajar syoknya juga berbeda
‘Untuk itu ada sata standar penilaian yang simple dan mudah untuk menentokn drat
Kelis syok yang dibuat oleh American College of Surgeon (ACS). Klasifkas ini dapat
menunjukan perdarahan yang sedang ejad dan sebagai pedoman terapiawal, bert ACS
membagi kes syok menjad 4, ihr dari tanda dan gealanya:

KELASI | KELAS2 | KELAS3 | KELAS®

Kehilangan | Sampai 750 7 | 750-1500 — | 1300-2000, | >2000

darah (nd

Kehilangan | Sampai 19% | 15%=30% [30-400 | >40%

dah Ce

volume darahy

Denyut nadi_— | =100 ET SEE Er

“Tekanan darah | Normal Normal Menurın | Menurun

Tekanan nadi | Normal ataw | Menurm Menurun | Menutun
nail

TE EEE EE =

Urnoupu [>30 30-30 55 Tak ben

‘SSP mental | Sedikigelisah | Cukup geiah | Sangatgehsah | Bingung

Rosas [Ro | Rristaond | Krisatoid dan | Krisloid dan

cain dash ral sera

EBV + Estimated Blood Volume (perkiraanjumlah
darah) Dewasalak-lki: 70 ce x KgBB
Dewasa Wanita: 65 ce xK BB

Anak 70 ce x KeBB
Bayi 80 ce x KeBB
Prematur 95 cox KgBB

EBL (Estimated Blood Loss)
EBL= Presentasix EBV.

‘Contoh Kasus: scorang laa usa 5 th dengan BB 50 kg mengalami kecelakaan
alu Hints dan dibawa Ke IGD, setelah dilakukan pengkajian tampak deformitas pada
femur dextra, tekanan darah 90/65 mmHg, Frekuensi Nadi 124:/meni, frekuensi napas
32ximenit, CRT >2 dtik, produksi urin 10 mam, ekstermitas pucat,sanga g
Kesadaran menurun,

Answer:
EBV 7068 x 50=3500 ce
Kelas syok _ koas IV (40%)

EBL 40 x 3500 = 1.400 ML

Kebutuhanresusitasi dengan kristaloid sebanyak 1.400 ml x 4 =5.600 MD
(Diberikan 1 L loading tribih dahulu, kemudian cvaluasiespons pasien).

Cara Mengitung Tetesan Infuse
Macro: TPM jumlahCairan Sata dxW
Micro : TPM Jumlah eairan: W

Keterangan

Jumbaheainn — :jumlaheairninfise

3anud £ adalab factor ttesan infuse, 3 jika 1 ce sama dengan 20 pm, 4 ji
1 ee sama dengan 15 ıpm (lat pada infuse set)

w waktu dalam jam

‘Contot: sescorang umur 35 diopname di RS area sat dare, dokter memberikan ira
‘infuse RL 500, dijadwakan akan habis pada 8 jam dengan kecepatan
20pm, Berapakah jumlah tees permenitnya.?

‘TPM =500 3x8

500:24
20,8 >>> 21 tetes'menit

Cara menghitung lama pemberian
Micro: Sumlah caian = W xjumlahttes
Macro: Jumlah caian =3 Watoud W x jumlah

fetes Keteringan

Jimhbcairan — :jumlsh caiman infuse

Fand ‘bala fair tetesan infuse, 3ika 1 cs sma dengan 20 pm, 4 ik 1
+ sama dengan 15 ıpm (at pada infuse set)

w waktu dalam jam

Jumlah et. :jumlah program infse per menitnya

contoh berapajümkah cra infuse RL, 500 ec akan habis ka diprogam 20 pm?
Answer:

@ s0-3wx20

500- 60W

= 8 jam 20 menit
A 500-4x20

AW 6jam 15 menit

Ingat!: Setiap Penderta Trauma Yang Nadi Cepat dan Akral Dingin Dianggap Dalam
Syok Kecolongan diagnosis syok paling sering terjadi pada Kelompok ini, karena hanya
mendasarkan pada tekanan dara sistolik, yang belum turun secar signifikan.

Kondisi isk asien sangatberagam, mulai dar sangat dramats seperti hipotens rat
akibat perdarahan. Gejala klinis yang tampak tergantung dari derajatsyok yang tradi:

1. Suh thi

2. Lajujantung

3. Tekanan dara sisolik meningkat pada aval syok,selanjutnya menurun

44. Tekanan darah diastoik meningkat pada awal, menurun ketika kompensasi
gagal

5. Sistem saraf pusat detrium, geliah,disorietsi koma

6. Kult etkeringat

7. Respirasi

$. Kardiovaskuler :

9. Organ splannik = ileus, perdarahan gastrointestinal

10. Ginjat penurunan produksiurin

‘Untuk’ perdarahan intemal haras diperhatikan dnegan seksama Karena sulit untuk
iit, dimara kondisi perdarahan internal dapat menyebabkan syok dan haus segera
persiapán untuk rujukan Ke kamar operas, yang biasa tejadi perdarahan intemal adalah
ngs thorax, rongga abdomen, ronggs pelvis, femurtulang panjang dan

V. JENISJENISSYOK
‘Syok pada pasien trauma dapat dibagi menjadi haemoragie dan non haemoragic,
12 Ssok Hemoragic
Perdarahan adalah penyebab syok yang pang untuk dan sring trjdi, dan hamy
‘semua penderita dengan trauma multiple ada kemungkinan hipovolemia, Syok selain
hipovolemia memberikan respon sedikit ta singkat, maka da tu bila terdapat tanda:
tanda syok maka syok dianggap disebabkan karena hipovolemia. Namun haras teta
mempertmbangakan kemungkinan penycbab an.
2: Syoknon hemoragic
Syok non hemoragic melipui syok cardiogenik, syok neurogenik, syok septic,
tanponade jantung dan tension pneumothorax
a. Syok Septic
Syok karena nfeksi yang tradi sesaat steh trauma jrang trjadi. Namur
bila pasien terlembat sampai IGD hingga beberapa jam, hal ini dapat terjadi. Syok
septic dapat terjadi pada pasien-pasien dengan luka tembus abdomen dan

‘yang dini mungkin mempunyai peredaran volume yang normal, takikardia yang
sedan, Kult berwama merah jambu yang hangai, tekanansistoliky mendekati
normal dan tekanan ura adi yang loba.
b. SyokCardiogenik
Disfungsi miokardiac dapat terjadi dari trauma tumpulJántung, tamponade

Jantung, emboli udara atau yang agak jarang infark miokard yang berhubungan
‘dengan cedera penderita, Semua penderta dengan trauma torak haus dilakukan
pemeiksaan EKG untuk mengetahui pola cedera yang disritmia. Cedera tumpul
Jantung mungkin merupakan suat indikasi pemasangan tekanan vena sental (CVP)
secar din agar dapat memandı resustasicaran dalam situa ii.

© SyokNeurogenik

‘Cedersinrakranal yang berdir sendiitidak menyebablan syok. Adanya
syok pada penderita dengan cederakepala har dar Kemungkinan penyebab syok
lain. Cedera syaraf tulang belakang mungkin mengakibatkan hipotensi karena
Bilangnya tonus simpats kapilr. Inga, Kehilangan tonus simpatis pada kapiler
memperbera efek fisiologis dr hipovolemia, dan hipovolemia mempeberatefek-
fek fisioogis denervasi sympatis. Gambaran yang dapat diihat dar syok
‘neurogenik adalah hipotensi tampa takikardia atau vasokontiksi kult. S
ppenderita dengan syok neurogenik pada awalnya harus drawat untuk hipovolemia,
Karena kemungkinan terjadinya syok hipovolemia dapat ej

de Tamponade janang
"Adalat hal yang paling sering ditemukan pada trauma tembusthorax, tetapi
bisa merupakan akibat cedera tumpul di thorax. Takkardi, suara jatung yang
menjauh dan pelcbaran vena Icher dengan hipotens yang tidak membaik scelah
pemberian cairan mengarah ke tanda tanponade jantung. Namun tension
pneumothorax juga dapat menyerupai tanponade jantung atu pada tension
poeumolhoras suara mapas menjauh atau tidak terdengar dan sat. diperkusi
hipersonor, sedangkan ada tamponade jantung tidak,

e. Tension preumothorx

‘Adslah benarbenar Kegawatdarumtan bedah yang membutuhkan diagnosis
dan intervensi segera. Tension pnemothorax berkembang ketika udara memasuki
pleura, ttapi mekanisme katup menutup dan mencegah kelur. Adapun atnda dan
‘ejlanya ya: ditess pernpasan akut, emfisema subkutan, suaranapss menjaub,
has perkusi.hipersoner, dan trakca yang bergesrke arah yang sch. Sika
enema tanda jala dats segera lakukan dekompfesi thorax tampa harus
menunggu diagnosis dan hal xray.

Hal yang paling seing tejdi pad penderita trauma adalah Yerjadinyssyok
hipovolesta. Syok in disehabkan Karena pergeserun caian iantara kompartemen caian di
dalam fubuh akibat dai Kehilangan darah, Syok hipovolemikadafah Keadaan tidak cukup
‘iran dalam pembuluh darah atau_keluran jantung tidak cukup. ng, untuk
menperahankan peredarah dara schingga pasokan oksigen dan baham bakar ke organ vial
terutama otak,jantung, dan ginja tidak cukup sehingga untuk mempertahankan organ in
ubuh akan mengimbangi dengan menutup nadi pada organ yang kurang vial seperti Kali,

Penyebab terjadinya syok hipovolemi adala trsering Karena Kchilangan darah abat
perdavahan, Keilangan plasma misal pada luka bakar, dan kehilangan ciranakibat muntah

are er lasyok hipovolemia:
Sing ang Tanda dan lc ipo
Aka dngin
Sianosiskebiuan pucat
Sesak napas
Kesadaran menurun arena otak kurang supa oksigen|
ika pendent sadar: asa haus Karena caian dari dar berkurang

Syok hipovolemia yang diakibatkan Karena perdarahan adalah penycbab trbesar yang
Seringtrjadi pada ass trauma

SUSO;

VLPENGELOLAAN SVOK
Pañien dengan Cedera dintas disgragma bisa mengalami peri jaringan yan tidak
adekuat Karena gangguan kerja jnatung akibat Kerja jantung akibat cedera tumpul
‘miokardium, tanponade jnatung, tension pneumothorax yang menyebabkan venous return
(preload) yang tidak adela

Penatalaksanaan awal dar syok area Kepada pemulihan perfusisluer dan organ
dengan darah yang dioksigenasi dengan adekuat, Peru dilakukan monitoring teratur dari
indikatorindikatorperfsi pendeita agar dapat dilakukan evaluasí respon terhadap terapi
<dan untuk mengetahui sein mungkin kalau keadaannya memburuk, Kebanyakan penderia
trauma dengan syok hipovolemik memerikaninfervensi pembedahan untuk mengutasi
Keadaan syok. Karena iu, adanya syok pada penderta trauma menuntut ketribatan ahli

"dal dengan segera Resusitai pada pasen syok meliput

1. Pemerksaan Fisk
Pemeriksaanfisik ditjukamtcadap diagnosis Kelainan yang mengancam nyawa
dan meliputi penilaian terhadap ABC. Pencatatan data penting untuk monitoring lebih

Jura urine dan tngkat esadaran peting untuk dictat.
2. Menjaga Paten Jalan Nafas (ina)

‘Kontrol jalan nafas yang paling ideal adalah dengan melahi imubasi endorakhca yang
berujuan untuk protksi jalan nafas, oksigenasi melalui pemberian teksnan positif

(aging), menjaga patensi dan pembersihan jalan nafs

3. Mengontol Usaha Nafas
‘Adanya usaha nafas pada pasien syok akan meningkatkan Konsumsioksigen, untuk ita
usaha nafs hars dikendlikan melalui penggunsan venias mekanik dengan ventilator
dan pemberian obatsedasi. Kad saturasi oksigen dipertahankan ditas 93% dengan
PACO; diperahankan pada ksaran 35 ~ 40 muni.

4, Stablisat Silas dan kontrol perdarahan

Stabilisasi sisi atau hemodinamik dimulai dengan kecukupan jumlah akses
intravena atau jalur infus. Untuk dapat melakukan resusitasi caian jalu infus dengan
tukuran yang paling besar yang dapat dipasang mutlak diperlukan, Sika volume
intravasulersangatdiperlukan, maka posisitrendelenburg (menaikkan kaki datas level
‚antung) dapat menolong memberikan tamshan airan Kedalam jantung.

Resusitai cairan dimulas dengan caran kristaloid yang isotonic, Jumlah curan dan
Kecepatan pemberian disesuaikan dengan gangguan hemodinamik yang tejadi, Semakin
berat gangguan hemodinamik yang teradi, semakin cepat dan besar volume yang
diberikan. Scbagian bear psien yang dalam kondii syok mengalami deis cairanbaik
absolute maupun relative, Cairan diberikan secara cepat sebanyak 1000 mi, dengan
dilakukan” peniloian ulang selesai memberikan cairan. Penangánan kasıs syok
haemoragil hipovolemia dianararanya
<a. Pengguntian Caran Inrena

‘Caran imtravena diklasifikasikan menjadi krstaloid dan Koloid. Krisaloid
‘merupakan Iarutan dimana molekulorganikKecil dan inorganik dlarutkan dalam
air. Lruta ini ada yang bersifat sotomik, ipotonik, maupun hipertonik. Caan
Kristaloid memiliki keuntungan antar lain : aman, nontoksik,bebas reaksi, dan
‘murah, Adapun kerugin dar caian iso yang hipotonik dan sotomik adalah
‘kemampuannya terbatas untuk tetapberada dalam ruang intravasklar
() Knstloid

Cairan kristaloid yang paling banyak digunakan adalah normal saline
“dan ringer Ikta. Caran kristaloid memiliki komposisi yang mirip cairan
‘kswasclular Karena perbedaan siat amara kisaloid dan koloid, dimana
Kristaloid akan lebih banyak menyebar ke ruang interstitial dibandingkan
‘dengan koloid maka krisaloid sebaiknya dpilihunfukresusiasi dei cra
‘i ruang itersisial,

Penagunaan can normal salin dalam jumlah yang besar dapat
menyebabkan_timbulnya asidosishiperKloremik, sedangkan penggunaan
‘iran ringer laktat dengan jumlah besar dapat menyebabkan alkalosis
‘mctabolik yang discbabkan adanya peningkatan produksi bikarbonat akbat
metabolismo lata.

‘Contoh cairn kristaloit adalah Infuse Ringer aktat, NaCL 0,9% dan
Ringer Ases

€) Kalad

(Cara kolid disebut juga sebagai cairan pengganti plasm atau biasa
aisebut =plasma expanderl. Di dalam cairan Koloid terdapat zaubahan
‘yang mempuryai berat molckul tinggi dengan aktivitas osmotk yang
persan can ni Sendung bean ak Tama dalam’ nung
intravaskuler,

Koloid dapat mengembalikan volume plasma secaa ebihefekif dan
efsien daripada krisaloid, Karena lrutan Koloid mengekspansikan volume
vaskuler dengan lebih sedikit caian dai pada larutankristaloid. Sedangkan
larutan kristaloid akan keuar dari pembuluh da dan hanya 1/4 bagian tetap
vinggal dalam plasma pada akbir infis. Koloid adalah caran yang
mengandung partkel onkotik dan karenanya menghasilkantekanan onkotk
Bila diberkan intravena, schaglan besar akan menctap dalam ruang
intravaskular. Contoh caran Koloit adalah Hess 6%, gelofsin, voluvent
albumin 5% all

(6) Pendekatan asam basa

Penentuan ingkat keasaman (pH) dalam ubuh manusiaditantukan oleh
konsentrasi ion HI. Notasi pH diciptakan oleh seorang ahli kimia dai
Denmark yatu Soren Peter Sorensen pada tahun 1909, yang berart log negatif
‘ded honbeotseei ion hidroges. Delon balsa: Joram

Aisebut Wasserstoffionenexponent (cksponen ion hidrogen) dan diber simbol
ph yang berart:_potenz (power) of Hydrogen.

Rentang konsentasi normal

Normal: 7.407,35 - 745)

Viable Range: 680 7.0.

Baca AGD,

Pemberian eran ritaloid untuk trapi caian awal diberikan dalam kondisi
hangat dengan suhu berkisar 38°C (102.27) sebelum digunakan. Hal ini untuk
mencegah hipotermia yang dapat memperburuk prognosis penderia. Pemberian
aan yang hangat dapat dicapai dengan menyimpan cairan kristaloid di dalam
penghangat atau dengan menggunskan, oven microwafere. Cairan kristaloid dapat
melewati membran semi permiabel pembuluh, tetpi tidak dengan membran sel
4an dapat meneapai equilibrium dalam 2-3 jam. Untuk waktu singkat krstaloid
akan memperbaiki preload dan cardiac output.

Ales vena

"Akses vaskular harus seger clan sebaiknya memakai 2 kate intro-vena yang
besar: Tempat untuk akses vena adalah:

(1) venaperitr

(2) seksi vena (venous cut down, venoelyss) dan

(8) vena sentra

Pada anak Kecil usia kung dari 6 tahun, cars inr-osseus dapat dicoba
schelum vena sentra,

“Tempat yang baik untuk jalo intravena bug orang dewasa adalah lenganbawah
atau pembuluh darah lengan Bawah. Kalau keadaan tidak memungkinkan
Penggunaan pembuluh darahperfe, maka digunakan akses pembuluh entra (vena-
vena femoralis, jugulari atau vena subdovi dengan kateterbesar.Seringkaliakses
vena seniral didalam sisi gawat darurat tidak dapat dilaksamakan dengan
sempura, karena itu bila keadaan pendertasudah memungkinkan, maka jlur vena
Sentral ni harus diubah atau diperbili
Tri dera

Pemberian derbi tergantung
respon korban gawat darua trhadap
pemberian cairan seperti diterangkan
sebelumnya. Pada fase pra ~ rumah sakit aang dilakukan pemberian tranfusi dara.
“Transusi dara lazimnya diberikan di pelayanan keschatan, namun demikian apabila
memang dibutuhkan dapat diberikan di rumah skit apangan

4. Monit Volume Urine
Monitor volume urin yang Keluar untuk menganalisa jumlah kescimbangan
aran yang masuk dan caian yang keluar, schinggadiperlukan pemasnagan katter
in aley catheter). Perl dingat baba sebelum pemasangan Kateter urn haras
(üipeiatikan dan dilakukan pemerksaan untuk mengetahui adakah Konta indikasi
‘Pemasangankaetr urn, Kontra indikasi pemasangan atete ri alah
2 Adan perdarahan pada ovfsum urea externa (OUE)
2 Hematom pada skrotum
2 Posis prota dk teaba/ melayang pada saat rectal touche/ cook
dubur. Volume output urn normal ala:
A Dewas:0 ce kat jam
9 Anak 1 ce’ kg
Y Bai :26e/kg BB jam

©. Imotilias Fraktur
‘Adanya fraktur bai terbuka ataupun terutup haras di imobilisai untuk
‘mengurangi perdarahan yang terjadi sera mengurangi rasa yen. Sika jumlah
penolong memada, lakukanlsh-pembidaian di primary survey, sedangkan jika
jumlah penolong terbatas, maka pembidaian dilakukan secondary survey. Caatan
ka teja fraktur pada pelvis atau femur maka pembidaian harus dilkukan di
Primary survey wala jumlah penolong terbatas, karen perdrshan di area tersebut
menyebabkan syok cepa.

‘Target Akhir Resusits
Resustasi dikatakan berhasl ika mampu memenuhikriteri bb:
U Tekanan drah ju nad, produks rin Kembali ke batas normal
@ Volume sirkulasitereukupi
@ Volume cairan di tap Kompartmentecukupi
@ Parameter hemodinamik Kembai normal
@ Hantran oksigen maksimal
@ Asidosis oringan teratasi, metabolism tuba Kembali ke sero, kekurangan
oksigen tergantikan
Karen jumlah cıran dan darah yang diperukan untuk resusitaisukardiramalkan pada
evaluasi aval penderita, Evaluasi caian yang masuk dengan menghitung jumla urin
Yang Kelar. Respon terhadap pemberian penggantian cairan atau darah ada tiga
‘Kemungkinan aitu
@ Responcepat
@ Respon sementara
Tampa respon
Respon Cepat… Respon Sementara _Tanpa Respon
Perbakan sementara
tens dan nadi | Tetapabnormal
kembaliturun |

Kembali ke

ac seal | Sg mahal | aaa
Koburuhan al
kristaloid La tanda tranfusi
Kebutuhan daran ee ET Sezer.
versiapan daran 7 MAM pe ad
Per Operas ST ORNE Fei

Schirano — Perla Perl

5. Disabilty-pemerksaan neuroogis
Pemeriksaan neurologie sing
dan tada latralisasi,

menentukan ingkat kesadaran

6. Exposure

Pemeriksaan menyeluruh selelah menentukan prioritas terhadap Keadaan yang
mengancam nyawa, penderta dilepas seluruh pakaian untuk mendapatkan gambaran
tapi harısdicegah hipotermi

menyeluruh mengenai kelainan yang mengancam nyawa,

7. Dilstasi gaster— dekompres
Dilatsigasterkerap Kal terjadi pada penderia
‘mungkin menycbabkan gangguan pernafasan- Syok, walaupun jarang juga dapat tejadi
akibatdilatasi gasterakul. Keadaan ini mempersuli tera syok dan bisa menyebabkan
aspiras isi lambung dan ini merupakan sustu kompliksi yang fatal, NGT harus terpasang
dengan baik dan tersambung pada lat suction yang berfungsidengan baik, Namun,
penempätan tube yang bak tidak sera merta menghilangkan riko aspiras

8. Mengonrol Konsumsi Oksigen
Penggunaan oksigen yang berlebihan har dikurangi, seperti Kondisi Kesakitan, stress,
gelisah, dan menggigil. Untuk itu upaya pemberian analgetik,pelumpuh oto, anksolsis
sangat diperukan,

KESIMPULAS An

Diagnosis syok ditegakkan atas adanya takikardia, takipnea, memanjangnya masa pengisian
kapiler, turunnya tingkat kesadaran, dan turunnya tekanan darah yang semuanya merupakan
fonda ipoperfsi organ san tabu ado okie Yang lebih banyak, Syok dala
‘ejdinyametbolne anerbi sell Survival penderit borgantung pada hantara ken
Unga se Portas alam pegalo ok adalah mengiahan ampiay okigen be
papas, Korban memburuhkan transpor epa ke fs diana dapat dilakukan Kendal
perarhan, pengganian dah yang ing, oksigeisasi dan ventlsi yang abut
Pengguntiancxranmerupakan komponen pentng dalam pengelolaan sk. Krisaloidbukan
«ina PAGE Jang DL jars haya ber cgi volando opa pas
mengikai gen Clan pengami yang deal aah dara

one el

KEGAWATAN TRAUMA

TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM
cam asuhan keperawatan gawat darurat
asar pada trauma

Setelah mer

hampu member

JUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS
Setelah mengikuti mater ini peserta mampu:

Melakukan asthan keperawatan gawat darurat dasar pada cedera kepala
Melakukan asuhan keperawatan gawat darurat dasar pada trauma spinal
Melakukan asuhan keperawatan gawat darurt dasar pada sistem muskuloskektal
Melakukan asuhan keperawatan gawat darurat dasar pada trtuma thorak
Melakukan asulın keperawatan gawat dart dsar pada trauma abdomen
Melakukan asuhan keperawatan gawat darurat dasar pada trauma thermal

KEGAWATAN TRAUMA

TRAUMA KEPALA

A. PENGERTIAN

Trauma kepala atau kapitis merupakan penyebab utama Kematian akibat traum.
Trauma kepala drsebabkan benturan pada kepala baik langsung maupun tidak
Jangsung. Secar klnis dapatdilihat adanya gangguan Kesadaran. Tindakan pertahanan
Jalan nafa, pemberian oksigen yang adekwat dan mempertahankan tekanan darah Yang
‘ukyp untuk perfusi ok dan menglindarkan teadinya cedera tk sekunder merupakan
pokok:pokok tindakan yang sangat pening untuk keberhaslan kesembulan penderit,

Cidera kepala merupakan salah satu penyebab kematian utama pada kelompok umur
produit dan sebagia besar teja; akibat Kecelakaan lal ias. Tidak hanya beakibat
pada tingginya angka Kematian pada.korban kecelakaan. Justa, yang harus menjadi
perhaan adalah banyaknyar asus kevacatan dar hortan kesclakaan, Khususnya, korban
Kevelakaan yang menderit cederakepala

Cedera kepala adalah proses patologs pada jaringan otak yang bersifat non —
degenerative, non - congenital, ihr dr Keslamstan mekanis dr la, yang mungkin
menyebabkan gangguan fungsi Kognitif, sk, dan psikososal yang sifunya menetap
‘maupun sementara dan dir ilangny atau Deruhahnya tingkat Kesadaran,

‘Dani defini tu sja, Kit sudah ah bahwa cedera kepala sangat berbahaya dan
membutuhkan penanganan segera demi Keselamatan penderia. Sayangnya, kendaı kasus
{eras meningkat, namun mash banyak pihak yang belum sadar pentingnya kecepatan
‘menolong penderita.Di samping penanganan d fokasikejaian dan selama tansportasi
Korban ke rumah sakit,penilain dan Undakan awal di uan gawat daruat sangat
menentukan penatalaksandan dan prognosis selanjuinya.

Pertimbangan unuk rjukan pads korban cidra kepal, perl dicatantumkan informas
penting sebagat beri:

Umar

Usia

Jeni Klaamin

Waktu dan Mekanismecedera (MOD)

Status Respiraonk dan Kardiovaskalar

Pemeriksaan Neurologis (GCS) dan tanda Interalisasi.

Adanya coderapenyerta

Hail pemerksaun penunjans diagnosk seperti CT Sean atau Foto ronge schacdel,
apabila iruma ski tidak ada faits tersebut segera perimbangakan untuk ujukan
setelah Keadananpasien stabil

errs

B. ANATOMIDAN FISIOLOGI
1. Kali kepala
Kult Kepalaterdir dar st
> dikeral dengan istlah SCALE ait:
ki kale
b. Connectie issue) jaringan
penyambung
©. Aponeurosis’jarigam kat yang
berhubungan langsung dengan
tenghorak
4. Looseareolartisuefaringan
‘penunjang longgar
e Perkranium
Kult kepala _ memiliki_ hanyak EEE
pembulu darah schingga bila trjdi perdarahan akibatlaserasi Kult kepala akan
menychabkan banyak kchilangan darah terutama pada anakanak atau penderita
‘dewasa yang cukup lama terperangkap schingga membauhkan waktu lama untuk
mengeluarkannya,

2. Tulang Kopala (Kranium)
a. Kalvaria(atap tengkorak) dan
.. Basis kraium (dasartengkora.

Bila tradi pata tulang terbuka pada tulang kepala, maka diperlukan operas
Segera untuk mencegah terjadinya komplikasi slanjuinya seperti infesi otak dan
ej,

Fraktur basis cranium harus menjadi perhatian khusus Karena pada Kecurigaan |
hal tersebut dikontra indikasikan pemasangan Naso Pharingeal Airway (NPA),
Suction lewathidung dan pemasangan NasoGastricTube (NGT) sebab kemungkinan
mencedeai jaringan ota teapar, asin dieurigaifrktur basis cranium ditnds oleh
a. Hematoma periorbra au brill hematoma
b. Hematoma Retroaurikular atau Batlesign
©. Cairn otak dari hidung atau Aliga.

Rongga tengkorak dasar dibugi ata 3 fosayali'fos anterior, fosa media dan
osa. poster, Fosa anterior adalah tempat lobus fromalis, fosa media adalah
tempat lobus tempora dan fosa posterior adalah ruang bag batang ot bawah
dan srebelum,

‘Pada Path tulang kalvaria dapat berbentuk gas (ineair) yang isa non impress
(Gia masuk/menekan ke dalam) atau impress masuk ke dalam, Bila ptah terbuka
(ada hubungan dengan dunia luar), maka dipelukan operasi segera.

3,/Isitenghorak
Terdii dari, diantarana:
a Lapisan _pelindung ota
(neningen) Teri dar
(1) Durameter
Duramater adalah lapsan trluar adalah apisan yang paling tcbal diantara
semua pisan, Duramatr ted dar 2 lapisanyait
& Lapisan periosteal lar pada duramater meleka di permokaan dalam
Kranum dan berpran sebagai periosteum dalam pada tuang tengkorak
@ Lapisan meningeal dalam padadura materetarım sampai Ke dalam
Fura ota dan telipat Kembali ke arahnya untuk mernbentuk bagian-
bagian Falks serebrum, Falk serebelum dan Tentonium serebelum yang,
memisahkan sercbrum dar serebelum

(2) Subdiur Epidural

‘Sela dinfragma memanjang di atas sels tursika, tlg yang
‘membungkus kelenjarhipofiss Pada beberpa regia, kedva sinus vena Yang
mengalirkan darah kelar dai tak: Ruang subdural memisahkan dura mater
¿ari arakhnoid pada regia kanal dan medula spnalis. Ruang epidural adalah

‘ipisahkan olch pembuluh dafah besar, nsal antara

‘ang
periosteal luar dan lpisan meningeal dalam pada dura mater dirgia medula
spinals:

(0) Piameter

Piamater adalah lapian terdalam yang balus dan pis, serta melekat
erat pada otak. Lapisan ini mengandung banyak pembuluh darah untuk
‘mensopaiaringan sara.

(4) Arachnid

‘Arachnoid (antara plan duramater dan piamater) yang teletak
amara Kedualapisan tai dan mengandung sedikt pembuluh darah, Ruang
subaraknoid memisahkan lapisan araknoid dari pia mater dan mengandung
‘air serebrospinal, pembuluh dara, sertajaringan penghubung. seperti
sehput yang memperakunkan posisi araknoid terhadap pia mater di
bawahnya. Berkas kecil jaringan araknoi, vil araknoid, menonjol ke dalam
sinus vena (dual) dura mater
Rongga tengkorak tidak besar, dan tertutup olch tengkorak yang Keras

Perdarahan yang trjdi didalam ronggatengkorak sebanyak 100ce mungkin sudah

pat menimbulkan kematan. Dengan demikia seringdikatakan perdarahan pada

ppendeita cedera kepala tidak dapat menycbabkan syok karena terbatasnya ruang

kosong yang dapat menyimpan darah pada tulang tengkorak kepala Ibih dari 100

ce, apabila mendapatkan pendert trauma kapits yang dalam keadaansyok, maka
syok tersebut biasanya bukanberasl dari perdarahan di kepala akan ttai berasal
dar tempat ain rongga toraks abdomen, tlang pelvis ata tulang panjang).
Ouk
Sika tradi trauma kapitis cenderung trjadi peningkatan tekanan intra kranial
(IK). TIK terdapat dala Keadaan Konstan, ka terjadi peningkatan yang cukup
{tinggi hal ini dapat mengakibatkanturunnya batang otak (hernias batang.otak)
yang ‘akan berakibat kematian Trauma. ataukerustkandi kepaladapatkarena
‘ederalangsung(primer dan cederayangterjadi kemudian(sckunder).
‘Cederaotaksckunder dapat dischabkan oleh keadaan hipavolemia,hipoksia,
hiperkarbi, dan hipokarbia. Kerusakan ota sekunder han dihindar karen
kit dar diatas dapat mengakibatkan Edema ota, Isemiaotakdan Infark ota
‘Ota dapat mengalami pembengkakan (edema), bak Karena trauma langsung
(primer) ataupun seelh trauma (Sckunden)-Bembengkakan oak ini dikenal
schagai edema cerebri dan karen tengkorak merupakan, ruangan yang trttup
‘apa, maka edema ini akan menimbulkan peninggia tekanan dalam rongen.
‘engkorak(peninggion tekananinta-kraia)
Secarapatologisapspunyangmengensitakdapat _ mempengarühi _ tckanan
intrakranilyangselanjunya akanmengganggu fungsi otkÿang, akhimya
berdampak buruk terhadap_penderia. TIK yang tinggi dapat menimbalkan
konsekuensi yang mengganngu fungsi otak dan tentunya mempengarthi, pula
Kesembuhan penderta. Kenaikan THKtak hanya merupakan indikasi adanya
‘masala serius dalam otk (pl just sring merupakan masalah uamanya,

Kia
Normal 10 mmHg (136 mmH20)
Tidak Normal 520mmitg

|

7 TKBent 40 mt

|

Semikin tinggi TIK semakin buruk progrosisnya.Jikaiejad trauma capitis
cenderung terjadi peningkatan intra kranal schingga harus mempertabankan
volume intra kramal tetap konstan sesuni hipotess Monroe Kell, Berkut
“anda PTIK

DH Nyeri Kepala Hebat

@ Muntah Proyektit

@ Penurunankessdaran

Tatalaksana
$ Chek Analia gas ara
À Chek Cairn lekroit
9 ossi Kepal 15-30 erajat
Batang otak, terdiri dari mesencefalon, pons dan medula oblongata

Mesencefalon dan pons bagian ats beri sistem aktivas retikulasi yang berfungs

‘mengatur fungsi kesadaran dan Kewaspadaan. Pada medula oblongata erdapat

pusa vital Kardiorespiatorik sampai medula spinaisdibawahnya (kauda inguin).

Lesi yang kecil saja pada batang otak sudah dapat menyebabkan defisit
‘neurologis yang berat, namun pada pemeriksaan CT Sean Koala ei dibatang otk
Sering tidak tampak erat

Cerebelum berfungsi mengatur fungsi koordinasi dan keseimbangan dan

terletak dalam fosa posterior, berhubungan dengan medula spinalis batang otak dan
Kedua hemisfer serer

Cairan serespinal (CSS) dihasilkan oleh pleksus Khoroideus dengan
kemampuan produksi scbanyak 3Omljam. Pleksus Khoroideus terletak pada
ventrikel lateralis baik sebelah Kanan maupun sebelah kiri, mengalir melalui
foramen Monroe ke ventrikel ketiga. Selanjutnya pada di ventrkel kedua mengalir
melalui akuaduktus dari sylvius menuju ventrikel ke empat, Selanjunya keluar
melalui ventikel dan masuk ke dalam ruang subaraknoid yang berada diseluruh
permukaan otak dan medulla spinalis. Cairan serebrospinal akan diserap kedalam
sirkulasi vena melalui granulasio araknoid yang teradapat pada sinus sagitalis
superior. Adanya darah dalam CSS dapat menyumbat granulasio araknoid schingga
mengganggu penyerapan CSS dan dapat menyebabkan kenaikan Tekanan Intara
Kranial (Hidrosefalus komunikan)

Tentorium serebeli membagi rongga tengkörak menjadiruang supratentrial
(losa kroniiӊnterior dan fosa kranii medio) dan ruang infratentrial (foso
kraniiposterior). Mesensefalon (midbrain) menghubungkan hemisfer serebri dan
batang otak ( pons dan medulla oblongota) dan berjalan melalui celah insisura
tentorial. Nervus okulomotorius (sraf orak Ketiga) berada disepanjang tentorium,
‘dan sara ini dapat terekan pada keadaan herniasiotak yang disebabkan adanya
‘masa supratentorial atau edema otak.

Serabut-serabut parasimpatik berfungsi melakukan konstriksi pada pupil ma
beerada pada permukaan nervas okulomotorius. Paralisis serabut-serabut
parasimpats ini dapat menyebabkan dilatast pupil karena adanya penekanan akibat
‘aktivtasserabuttersebut tidak dihambat,

€. KLASIFIKASI

Cederakeapala diklasifkasikan menjadi 3
hal, yait:
ts

Bendasarkan mekanisme cedera kepala

‘Cedera kepala dibagi menjadi
cedera kepala tumpul dan cedera
Kepala tembus /tajam. Cedera kepala
tumpul biasanya berkaitan dengan
Kecelakaan kendaraan bermotor, jatuh
dari ketinggian atau pukulan akibat
benda tumpul. Sedangkan cedera
Kepala Tuka tembus disebabkan oleh
Tuka tembak tau fukatusuk.
Berdasarkan penilaian GCS Center ny
‘Secara umum untuk menetapkan beratringannya cedera Kepala digunakan metodo
penilaian Glasgow Coma Scale (GCS), yaitu menili respon Buka Mata_pasien,
Respon Bicara Verbal pasien dan respon. Motonk, penilsian ini akan menentukan
penatalaksanaan selanjuinya

GCS 1415s cederakepola ing (CKR)
Y GCS 9-13 == ceder keapal sedang (CKS)
7 GCS3-8 eedera pala berat (CKB)

Benlasarkan marflogi cadera kepala
Berdasarkan morfologi, cedera kepala dibagi menjadi fraktur kranium dan lei
intrakamial
a. Fraktur kranial
Fraktur kranial dapat terjadi pada bagian alas atau dasar tengkorak, dapat
berbentuk garis linear, atau bintang atau terbuka maupun tertutup. Adanya tanda.
Klinis fraktur dasar tengkorak merupakan petunjuk kecurigaan untuk melakukan
pemeriksaan lebih ini

“Tanda -tanda tesbut amara. ain
adayackomosis periorbital (Rocoon
yes), ckomosis rerouikuler
Gale Sign), kebocoran Caran
Cerebrospinal’ (CSS) sepet
Rhinontea dan Otorhen, paresis
menus feilis dan kehilangan
pendengaran, yang dapat imbul
Seger atau beberap har silah
mengalami tau
Fraktur kanal terbuka dapat mengakitutkan adanya hubungan ar
uit kopaladengan permukanotakkarena robeknyaselaput dramater. Adanya
fraktur tengkork tidak dapat diemekan, karena menunjukan adanya benturan
yang cukup heat eras.
Les taka
Les itrakranial diklasifiksikan sebagai es foal ata lei ifs, walaupun
da jens lest ni sering tradi secarabersamaan. Yang termastk Les fkal
aaa perdaraan epidural, perarahan subdural dan perdaraan ina serbral.
D oder Ouk Dis
Pada konkusiringan pendeitabiasanya kehilangan kesadaran dan müngkin
mengalami amnesia retro /anterograd Cedera ok dfs biasanya dssbabkan
‘leh hipksia, iskemi dar aan otk Karena syok yang Berkcpanjngan atu
periode apneu yang Seger stelah mengalami trauma. Selma in dikenl
dengan istilah Cedera Aksonal Difus (CAD/DAI) untuk mendsfinskan
trauma otk berat dengan prognosis yang buruk, yang menunjkanadanya
keruskan pad akson yang trihat pada manifests misma.
Perdarahan Epidural
Perdarahan epidural relatif jarang
tema (0,5%) dari semua penderia
cadera kepala, dan yang mengalami Koma
hanya 9% dar semua penderit ceder
Kepal, Perdarahanepidul tradi
duramatr tcapí masi berada dalam

ronggs tengkorak, dengan citi berbentuk Pda bammesn me

Bikonveks ala menyerupai lens

‘embung.Sering trlta di area temporal
atau tempoparictl yang biasanya disebabkan olch robéknya ateri meninges

‘media, akibaterjadinya fraktur tulang tengkOfak namun dapat juga tejadí
akibat robekan vena besar.

Gambar perdafahan epidural

D_Perdarahan Subdural
Perdarahan subdural ebih sering terjadi dari
pada perdarahan epidural (30% pada cedera

ik borat. Perdarahan ini terjadi akibat
robeknya vena-vena kecil dipermukaan
kortekserebri, Perdarahan subdural binsanya
‘menutupi seluruh permukaan hemisfer otak
‚dan Kerusakan otak dibawahnya lebih berat
dan prognosisnyapun jauh-Iebih-buruk, bila
(üibandingkän dengan perdarahan epidural

(A Kontusio dan Perdarahan Intraserebral
Kontusio dan Perdarahan Intraserebral sringteradi (20% 30% pada cedera

‘tak berat). Sebagian besar tejadi area Iobus frontal dan lobus temporal,
‘walaypun demikian dapat juga teradi pada setup bagian dari otak. Kontusio
serebri didapat dalam waktu beberapa jam atau beberapa har sel trauma,
Kemudian,berubah menjadi perdarahan inrasercbral yang. membutubikan
‘indakan operas segera

Gambar perdarahan epidural

PEMERIKSAAN FISIK.
Setiap korban harus diperiksa secara cepat dan tepat entah berat atau ringannya cer
Kepala yang dialami, karena hal ini menetukan penatlaksanaan yang akan dilakukan
selanjutnya. Ada 2 penilaan yang dapat dilakukan dengan cepat yaitu peniaian tingkat
Kesadaran dengan GCS dan tanda lteralisas
1. Pemeriksaan tingkatkesadaran

‘Terdapat 3 aspek yang dinalai yaitu menilai respon Buka Mata pasien, Respon
Bicara/Verbal pasien dan respon Motorik.

hi

Respon i
Buka Mata _Neri = /
Tidak ada respon
Mengikuti perintah
Mengetahui ltak nyer

“Flexi terhadap ayen _ 4 |
[Respon Motorik _“Fleksi abnormal (dekorikas)
—Ekstensi (deserebras

Respon Verbal Katackata yang tidak tepat
‘Suara yang tidak berartt
Tidak ada respon

2. Lateralisasi
‘Tanda lateralisasidisebabkan Karena adanya suatu proses pada satu ssi otak,
seperti misalnya perdarahan intrakranal

Kedua pupil mata har slal diperika, Biasanya sama lebar dan raksi sama
cepat, Apabila salah satu lebih lebar (Icbih dari |-Jmm), maka keadaan ini disebut
sebagai anisokoria,

Dilakukan perangsangan pada kedun lengan dan tungksi. Apabil salah sata
Jengan atau dan tungkai kurang atau sama-sekai tidak bereaksi, maka disebut sebagai
adanya tanda latrlisas

EO DE
wm. Ds niger
A ee
DW tem

ambar ade latraliasí

E. PENGELOLAAN
Padafascprarumahsakittidak banyak yang dapat dilakukan, hanyasajapadahal pening
ngharus diperbaikan, yal:
1. Primary Survey,
‘Lakukan Pemeriksaan dan penanganan:
a. Airway dan breathing

Terhentinya pemafasan sementra dapat trjadi pada penderta cedea kepals
‘brat dan dapat mengakibatkan gangguansekunder. Inubasi Endotakeal (ETT)
‘Laryngeal Mask Airway (LMA) haras sezera dipasang pada penderita ceda
kepala berat yang Koma, dilakukan ventilsi dan oksigenisasi 100%
danpemasangan pulse oksimetr / monitor saturasi oksigen. Tindakan
Ihpervenilasiharusdilakukansecarahaichati pada penderia edera kepala berat
yang menunjukan perburukan neurolois akut

Gangeuan airvay dan breathing sangat berhahaya pada trauma kapitis karena
kan dapat menimbulkan hipoksia atau hiperkarbia yang Kemudian akan
‘menyebabkan kerusakan ouk. sekunder. Oksigen salu diberkan, dan bila
persan meragukan, lebih bik memulai vetilasitambakan.

b. Circulation

Hipotensi biasanya disebabkan olch cedera ouk itu sendir, Kecuali pada
stadium terminal yit ila medalla oblongata mengalami gangguan. Perdarahan
intracranial dk dapat menyebabkan syok Haemoragik pada ceder kepala bert,
‘pada penderita dengan hipotensi haras Seger ilakukan stablisaidan resusuitasi
‘untuk mencapai euvolemia,

Hipotensi merupakan tanda klnis keilangan darah yang cukup heba
‘walaupun tidak sello tampak els. Hars juga di curigai kemugkinan penyeba
syok lain seperti Syok Neurologis (Trauma Medula Spinals), kontsiojantung
tau Tamponade” Jantung dan Tension Pneumothoraks.

Pendenta hipotens yang tidak dapat bereaksi terhadap stimulus apapun dapat
member respon normal segerasetelah tekanan darah normal,

‘Gangguan circulation (sok) akan meyebabkan gangeuan perfusi da ke ots
yang akan menycbabkan kerusakan otak sckunder. Dengan demikian syok
engen trauma kapitisharusdilakukan penanganan dengan agresi.

Disability, Exposure
Pada setiap cedera kepala harus selalu diwaspadai adanya faktur servikal,
Cedera otak sering diperburuk akibat cedera sekunder. Penderta cedera kepla be
<dengan hipotensi mempunyai status mortalitas 2 Kal lebih besar dibandingkan dengan
penderta cedera kepala berat tampa hipotens, adanya hipotensi akan menyebabkan
kematian yang cepat. Oleh Karena itu tindakan stabilisasi dan resusitasi
Kardiopulmonerharus segradilakukan,
2. SeeondarySurvey
a. Inspeksi keseluruhan kopalatormaik wajah > laserasí, adanya darah
bercampur cairanotak dari lubang hidung dantelinga
bo Palpasi keselurihan — Kepalo, termasuk — wajah — fraktur, Iaerasi dengan
fraktur dibawahnya
+. Inspeksi semua laeras dul Kepala jaringan ota, raktu tengkorak depres,
Kotoran.
4. Pemeriksath minineurologis danmenilai GCS
GC Ringan (GCS=14-15)

Penderita dengan cedera kepala yang dibawa ke Unit Gawat Darurat
(UGD) RS kurang lebih 80% dikategorika dengan cedera Kepala ringan,
penderitatersebut masih sadar namun dapat mengalami amnesia bekaitan
dengan cedera kepala yang dialaminya. Dapat diserai dengan riwayat
hilangnya kesadaran yang singkat namun sult untuk dibuktikan erutama
‘pada kasuspasien dengan pengaruh alcohol atau oba-obatan. Sebagian besar
penderta cedera kepala ringan dapat sembuh dengan sempumno, walaupun
mungkin ada gejala sis yang sangat Kec

Pemeriksaan CT Scan idealnya harus dilakukan pada semua cedera
Kepalaringan yang diseti dengan kehilangan kesadaran lebih dar S menit,
amnesia, sakit kepala hebat, GCS < dai 15 atau adanya deficit neurologis
Fokal, foto servical juga harus dibuat bila terdapat nyeri pada palpasiIeher,
Pemeriksaan foto polos dilakukan untuk mencari Fraktur Linear atau depresi
pada servical, fakur tulang wajah ataupun adanya benda asing di daerah
kepala, akan tap haus dingat bahwa pemeriksaan foto polos tidak boleh
menunda transfer penderta / Medevac ke RSyang lebih memadai. Apalagi
bila ditemukan adanya gejala neurologis yang abnormal, harus segers
(ikonsulkan kepada ahi bedah syaraf.

Bila penderitacedera kepala mengalami asimtomatis,sadar, neufologis
normal, observasi diteruskan selama beberapa jam dan dilakukan
pemeriksaanulang. Bila kondii perderia teta normal maka dapatdianggap
penderita aman. Akan tetapi bila. penderita tidak. sadar“ penuh atau
berorientasi Kurang terhadap rängsang verbal maupun tulisan, keputusan
‘nuk memulangkan pendrta haras diijaw lang.

7 Cedera Kepala Sedang (GCS=9-13)

Dari seluruh penderit cedera kepala yang masuk ke UGD RS hanya 10%
yang mengalami cedera kepala sedang. Mereka pada umumnya masih
mampu menurutiperintah sederhana, namun biasanya tampak bingung atau
erlihat mengantuk dan disertai dengan defit neurologis fokal seperti
hemiparese. Sebanyak 10% - 20% dari penderita cedera kepala sedang
mengalami perburukan dan jatuh dala Keadaan koma, pada saat di akukan
pemeriksaan di UGD dilakukan anamnesa singkat dan stabiliasi
Kardiopulmoner scbelum pemeriksaan neurologisdiakukan. Penderita haras
¿irawat diruang perawatan intensif au yang setaa,dilakukan observas ketat
“dan pemeriksaan neurologis serial clama 12-24jam pertama

BR
1

7 Cedera Kepala Berat (GCS 3-8).
Pendeita denga cedera kepalabera tidak mampu melakukan perinah
sederhana walaupun status kardiopulmonemya telah stabi, memiliki resiko
morbiditas dan moralitas cukup besar. * Tunggu dan Lihat ” penderita
‘dengan cedera kepala berat adalah sangat berbahaya, Karena diagnosis srta
terapi yang sangatlah pentng. Jangan menunda transfer / Medevac karena
‘menunggu pemeriksaan penunjang seperti CT Scan
e. Pemeriksaan vertebra servkalis, palpasiadanya rasapegal/nyeridanpukaikan
Kolarcurigatejadi fraktur servikalpemenksaan foto ronsenvertebra servikalis
proyeksi lateral bilaperlu
£.. Peniaian hasnya cadera
8. Re-raluasi secara koninyu -obsenasi tanda tanda perburukan

KOMPLIKASI
Epilepsi Pasca Trauma
Suatu kelainan dimana kejang terjadi beberapa waktu scclah otak mengalami cidera
Karena benturan dikepala. Kejang bis terjadi etelah beberapa tahun kemudian setelah
terjadinya cera
Asia

ignya kemampuan untuk menggunakan bahasa Karena tejadinya cedera pada arca

Bahasa di ouk. Penderita tidak mampu memahamimengekspresikan kata - kata.

Bagian otak yang mengendalikan füngsi bahase adalah obus temporalis sebelah ir &

bagian lobus frontalis dsebelahnya,

Apraksia

Ketidakamampuan untuk melakukan tugas yang memerlukan ingatanserangkaian gerakan.

Bagian otak yang mengalami kerusakan adalah bus parietalis/ lobus frontal.
Agnosis

Suatu kelainan dimana penderita tidak mampu mengenali wajah yang dulu dikenalnya
‘dengan baik atau benda = benda umum(sendok;pensil). Bagian otak yang mengalami
Kerusakan adalah obus paretalis & temporal.

Amnesia

Hilangnya sebagian atau selurub kemampuan untuk mengingat perisiwa yang bara tajo
crjadi/perstiwa yang sudah lama beralu. Amnesia hanya berlangsung beberapa meni
Sampai beberapa jam dan akan menghilang dengan sendirinya: Pada cedera otak yang.
hebat, amnesia bisa bersifat menctap. Bagian otak yang miengalami kerusakan adalah
Lobus oksiptalis,lobus parietal lobus temporal.

Kejang Pasca Trauma

Dapat segera tejaditdalam 24 jam pertama), dini(minggu perlama), ata lanjt(stelah

satu minggu),
Defisit Neurologs & Psikologis

‘Tanda aval penurunan fungsi neurologis: Perubahan tingkat Kesadaran, nyeri kepala
etat, mual muntah proyekti(tanda dari peningkatan TK)

G. PENCEGAHAN
1. Jatuh merupakan penyebab utama cedera kepal, trutama pada anak — anak dan lansa.
Meminimalisr Kejadian jatuh dapat dilakukan dengan cara memastkan lantai tidak

licin, menggunakan alat bantu jalan, dan melakukan pengawasan pada sat anak atau.

Hansi berada di kamar mandi atau brjlandíamgga.

TRAUMA SPINAL

A. PENGERTIAN

Trauma spinal atau cedera pada tulang belakang adalah
cedera yang mengenai serviklis, vencbralis dan lumbal
abat dari suatu trauma yang mengenaitulang belakang,
Trauma pada tulang belakang dapat mengenai jaringan
Junak pada tulang belakang yalt ligamen dan diskus,
tulang belakang sendiri dan susmsum tulang belakang atau
spinal kor

Merupakan kendaan patologi akut pada medula spinalis
yang_diakbatkan terputusnya komunikasi sensori dan
motorik dengan susunan sarıf pusat- dan sarafpeifer.

Tingkat kerusakan pada, medula spinalis tergantung ati.” Gambar vertebra servikal
Keadaan Komplet tu Inkomple
B. ANATOMI

Spinal Cord atau Medulla Spinlis merupakan bagian dari Susinan Syaraf Pusat.
Terbetang dari foramen magnum sampai dengan. La, di LI melonjong dan agak
relebar yang disebut conus teminalis atau conusmedullrs, Terbentang dihawah
Sonus terminalis serabut- serabut bukan syaraf yang disebut lum terminale yang
‘merupakan jaringan kat Terdapa3 Ipasangsarafspinal:

7 pasang syaafscrikl

12 Pasan syaraf Trakal

‘5 Pasangsyaraf Lambol

' Pasang yar Sakral

34 pasang sya Koksigeal
Akar syaraflumbal dan sakral terkumpol yang discbut dengan Cauda Equina. Seti
pasangan syaraf Keluar melalui Intervertebral foramina, SyarafSpinal diindangi oleh
‘ulang verebra dan igamen dan juga oleh meningen spinal dan CSF.

Pada orang dewasa, medula spinalis lebih pende aripada kolumna spinalis. Medula
spinalis berakhir Kira ira pada tingkat diskus intervertebralisantara vertebra lumbalis
Pertama dan kedua, Sebelum usia 3 bulan, segmen medula spnais, diunjukkan oleh
radiksnya, langsung menghadap ke vertebra yang bersangkutan, Selah itu, Kolumns
‘umbuh lebih cept dripada medula, Radiks teta melkat pada foramina intervertebral
asaya dan menjadi erambah panjang ke arah akhir medula (conus. terminalis),
akhimya teretak pada tingkat vertebra Tumbalis ke-2, DI bawah tingkat ini, spasium
“ubarakhnoid yang seperts kantong, hanya mengandung, radis posterior dan antenor yang
membentuk cauda cquina. Kadang-kadang, conus terminalis dapat mencapai; Sampai
‘ingkat vertebra lumbaiske3.

Radiks dari segmen Cl, sampai C7, meninggalkan kanalis spinalis melal foramina
imenertalis yang terltak pad a sisi supenor atau rostral setap vertebra. Karem
bagian servikalis mempunyai satu segmen lebih daripada veribra_servkalis,radiks
seamen ke: meninggalkan kanals melali foramina yang trletak antara vertebra
Seriklis ke-7 dan torasikus ke, Dai sini ke bawab, radikssaraf meninggalkan Kanalis
‘melalui foramina yang lebih bava,

Antara C4 dan Ta, dan Juga antará 12h $3, diameter meda spinalis membesar.
Intumnesensraservikal dan lumbalis ii teja Karena radik dar separuh bawah bagian
serikalis nik ke pleksusbrakhalis, mempersarfi ekstnmias ata, dan yang dar regio
Tumbo-sakral membentuk plksus lumbosaralls, mempesarafiekstrimitasbavah

€. ETIOLOGI

Penyebab utama cidera spinal pada orang dewasa berdasarkan angka kejadian yang
tersering adalah sebagai
2 Tabrakan mobil
b. Kecclakaanpenyelaman pada perairun dangkal
©. Tabrakansepeda motor
A. Jat dan era in,

Penyebab utama cidera spinal padaanık-anak adalah

a. Jatuh dari ketinggian (2-3x tinggi badan penderi
b. Jatuh dar sepeda
e. Tertabrak kendaraan bermotor

PATOFISIOLOGI
mene Columna wertebralis berfungsi
menyokong tulang belakang dan melindungi

‘modula spinalis dan saraf - sarafaya, Cedera

82 mous Tang
re medula spinlis dapat terjadi akibat trauma

columna vertebra atau ligumen. Umumnya
sites Toone

A tempat terjadinya cedera adalah pada segmen
is C12 CH= Ben TH 12, Kana segmen
EEE ini paling mobile schingga mudah terjadi
TE Mee cedera, Cedera medula spinalis mengakibatkan
perdarahán pada gray matter medula, edema pada jam — jam pertama paska trauma,
Mekanisme utama terjadinya cedera vertebra adalah karena hiperekstensi, hiperfleksi,
trauma kompresi vertikal dan rotasi, bisa sendisi atau kombinasi, Cedera Karena
hiperekstensi paling umum terjdi pada area cervikal dan kerusakan trjadí akibatkekuatan
akselerasi~ deselerasi, Cedera akibat hipereksi terjadi akibat regangan atau tarikan yang
berlebihan, kompresi dan perubahan bentuk dari medula spinalis secaa tba - tba.
Kerusakan medula spinalistejadi akibat kompresitulang,herniasi disk, hematoma,
‘edema, regangan jaringa sara dan gangguan sirkulasi pada spinal. Adanya perdarahan akibat
trauma dari gray sampai white matter menurunkan perfusi vaskuler dan menurunkan kadar
oksigen dan menyebabkan iskemia pada dacrah cedera, Keadaan terscbut lebih lanjot
‘mengakibatkan edema sel dan jaringan menjadi nekrosis. Sirkulasi dalam white matter akan
kembali menjadi normal Kurang lenih 24 jam. Perubahan kimia dan metabolisme yang
‘erjadi adalah meningkamya asam laktat dalam jaringan dan menurunnya kadar oksigen

secaracopat 30) menit setclah trauma, meningkatnya konsentrsi. norephineprine.
Meningkatnya norephineprin disebabkan karena ek sikemia ruptur vaskuler ata nekrosis
ygan Sara

Trauma medula spinalis dapat menimbulkan renjatan spinal (spinal shock) ait trjadi
jika kenusakan secara ranversal schingga mengakibatkan pemotongan komplit rangsangan.

Pemotongan komplitrangsangan menimbulkan semua fungsireflektorik pada semua segmen
di bawah gars kerusakan akan hilang, Fase renjatan ini berlangsung beberpa minggu sampai
beberapa bulan (3 6 minggu).

INGAT!! Setiap cedera tulang belakang,curiga fraktur cervikal
Long Spine Board (LSB)

pasang neck collar +

E. JENIS-JENIS TRAUMA SPINAL

Flexion injury

Cedera fleksi menyebabkan beban regangan pada 7
ligamentum posterior, dan selanjutnya dapat

‘menimbulkan kompresi pada bagian anterior

Korpus vertebra dan mengakibatkan wedge fracture

(teardrop fracture). Cedera semacam ini

il.

dilgotilan scbaga ceder yang
Compression jay

ar
RS LES A AA
4 IR, pembebanan pada korpus vertebra dan dapat
menimbulkan but ft

Hyperextension injury

Cedera ckstensibiasanya_merusak
ligamentum longitudinal anterior
dan merlimbulkan herniasi diskus.
Biasanya terjadi pada daerah Ich.
Selama kolum veriebra dalam
posisi Meksi, maka cedera ini
masi tergolong stabil,

Flexion-rotation injury
Beban fleksi-otast akan menimbulkan cedera -
peda ligamentum posterior dan kadang juga -
Prosesus arikularisselanjuinya akan Ñ

mengakibatkan / terjadinya — dislokasi — fraktur
rotasional yang dibubungkan dengan slice fracture
korpus vertöbra, Cedera ini merupakan cedera
yang paling tidak Stabi,

F. TANDA DANGEJALA

Tergantung ingkat dan lokısi Kerusakan
‘Tanda dan gejala cedera medula spinalis terganung dari tingkat Kerusakan dan
Jokasi kerusakan. Dibawah garis kerusakan terjadi misalnya hilangnya gerakan volunte,

ioseption, hilangnya fungsi bowel

bilangnya sensasinyeri temperature, tekanan dan prop?

dan bladder dan hilangnya fungsi spinal dan refcks autonom.

bo Perubahan ref
‘Seth tr cedea medula spinali trjadi edema medla spinlis chinga
stimulus reflks Joga terganggu misalnya feleks pada Badr, refcks cali dan
kits vera
+. Spasne ont
‘Gangguan spame oot ertama trad pada trauma Kompli transversal, diana
pasion jad ktidamampuanmelakukanpergerkan
a. Spiral shock
“anda dan gala spinal shock melput aci praisis di ba ars kerusakan,
hilangaya sen ilangnyarefleks~ reeks spina, lama tons vasomotor yang
imengakbukan tidak stblnyatekanan dara, idk adanya Keringa di bawah gars
Kersakan dan nkontinesi rine dan eens vs.
€. Avionomik dyaeteksia
Tera pada cede T6 Keatas, dimana päfen-mengalami gangguan reeks
autonom seperti ejdiya bradikarda, hipertesiparosisa,istens bladder
£. Ganggian i sls
‘Banyak Kats memperiatkan pada lak - ki adayo impotens, menurannya
sensi an Kesultan jal Pase dpa rks tap tidak dapat jaula
Tanda dan gala yang menjadi indikasi pengelolan trauma spinal:
D. Nyen hor atau punggung
@ Nye gerak ler au pungsung
@ Nyeri aan Icher posterior atu mine pungeuns
@_Deformitas kolumna spinalis
12 Pass, pres, baa u Asma pda chti pasea Kia
a
a

‘Tanda dan geal syok neurogenik
Penurunan fungsi pematasan
Prigpismus

PENATALAKSANAAN

Perhatan utama pada penderita cedera lang belakang ditujukan pad a usaha
mencegah terjadinya kerusakan yang lebih parah atau cedera sekunder. Untuk maksud
terscbut dilakukan immobilisas ditempat kejadian dengan memanfatkan alas yang keras.
Pengangkatan penderita tidak dibenarkan tanpa menggunakan tandu atau sarana apapun
yang beralas ras. Selalu harus diperhatikan jlan nafas pernapasan dan srkulas. Bila
dicurgai codera di daerah servil haras diasahakan agar kepata tidak menunduk dan
tetap ditenguh dengan menggunakan penyanggah leher yaitu neck collar untuk
menyangga Ieher pada saat pengangkatan

Primary Survey: Airway, Breathing, Circulation, Disabliiy, Exposure, Foley Catheter,
Gastric tube, Heart monitor.

Secondary Survey: Anamnesis dan mekanisme trauma, riwayat mes, identificas dan
mencatat bat yang diberikan kepada penderitasewaktu datang dan selama pemeriksaan
dan penatalaksanaa, Penn ulang tingkat Kesadaran dan pupil, penisian ulang GCS,
penilaian tulang belakang (palpasi, nyeri, paraisis, parastesia, sensasi fungsi motorik,
refleksendon dalam, pencatatan dan pemeriksaan ulang), evalua ulang akan adanya
cedera penyeria cedera yang ersembunyi, Lakukan log roll-untuk evaluasi bagian
belakang srta Gunakan Long Spine Board (LSB) untuk immobilissi dan transportasi
H. KOMPLIKASI

Neurogenie shock

Hipoksia
Gangeuan paru para
Instabiias spinal
Ortostatichipotesi
‘ews paris
ISK (infeksi Saluran Kemih)
‘Batu saluran Kemi
Kontraktur
10. Dekubitus
11. Inkontinesin blader
12. Konstipasi

TRAUMA THORAX

A. LATAR BELAKANG
‘Trauma thoraks merupakan Iuka atau ceder yang mengenai rongga thorax yang.
dapat menycbabkan kerusakan pada dinding thorax ataupun isi dari cavum thorax yang
disebabkan oleh benda ajam atau benda tumpul dan dapat menyebabkan keadsan gawat
thorax akut. Trauma thoraks dklasifkasikan dengan tumpul dan tembus. Trauma tumpul
merupakan lka atau cedera yang mengenai rongga thorax yang disebabkan olch benda
tumpal yang sulitdidentiikas Keluasan kerusakannya Karena gejla —gejla umum dan
“Trauma dada menyebabkan hampir 25% dai semua kematian yang berhubungan
dengan trauma di amerika serikat setelah masalah airways dan berkaitan dengan 50%
Kematian yang berhubungan denganmultipl trauma Perolongan pertama padapenderita
‘dengan trauma thorax ini dapat di atasidengantindakan yang sederhana oleh dokter di
‘Rumah Sakitatayparamedis di lapangan, sehingga kemungkingan hidup pendeita lebih
besar

B. PENGERTIAN

Trauma adalah luka atau cedera fisik Ininnya atau cedera iiologis akibat
sanguin emosional yang hebat

“Trauma dada adalah abnormalas rangka dada yang disebabkan oleh benturan
pada dinding dada yang mengenai tulang rangka dada, pleura para ~ paro, diafragma.
taupun isi mediastinal bai. och benda fajam maupun tumpul yang dapat menyebabkan
gangguan sistem pemapasa.

“Trauma thoraks adalah Luka atau cedera yang mengenai ronge thorax yang dapat
menycbablcan kerusakan pada dinding thorax ataupun isi dari cavum thorax yang
disebabkan oleh benda tajam atau benda tumpul dan dapat menyebabkan keadaan gawat
thorax akut. Trauma thoaks dklasifkasikan dengan tumpul dan tembus. Trauma tumpal
merupakan luka atau cedera yang mengenai rongga thorax yang disebabkan oleh benda
tumpul yang slit didentifikas Keluasan kerusakannya Karena gejla- gejala umum dan

‘Kesimpulan’: Dari ketiga pengertion diatas, maka dapat disimputkan babwa.
“Trauma dada/thorax merupakan suatu Kondisi dimana tejedinya benturan baik tumpul
‘maupun tajam pada dada atau dinding thorax, yang menyebabkan abnormalitas (bentuk)

gangguan fungsi atau cedera pada organ bagian dalam rongga thorax seperti jantung dan
paru — paru, schingga dapat tejadi beberapa kondisi patologistraumatik. seperti
hhaematothorax, pneumothorax, tamponade jantung, dan sebagainya

C. ANATOMI
Penilaian yang tepa,.cepat ‘Thoracle Cage,
dan akurat sangat_menentukan
tingkat Keberhailan penolong-
Ketelambatan dalam
‘dentivikasi masala pada trauma
thorax akan menyebabkan
Keadaan hipoxia. (kekukranfan
oksigen), hiperkarbia
(peningkatan kadar CO* darah),
ddan asidosis (akumulasi asam
‘dan penurunan PH darah).
1 Dinding dada
‘Thoraks adalah
der barons ingen Gambar anatomi thorax
12 pasang ia, Dinding dada merupakan bungkus untuk organ di dalamnya, yang
‘erbesar adalah jantung dan paru-pau. Bagian bawah tia iga ilu sebuah arte,
vena dan sara. Otot interkosal menghubungkan antariga. tot ini dan diafragma.
merupakan otot pernafasan yang utama.

2. Pleradin paro

Pleura merupakan_membran_tipis_ yang
tend dari dua lapsan yang terpish. Pleura
Parietal melapisi sisi dalam rongga thoraks
an pleura viseral melapisi permukaan luar
ap paru Terdapat sedikit cairan diantara
Kedua permukaan pleura terscbut selnjumya
Keluar "Kembali. Respires: adalah proses
biologis pertukaran oksigen dan karbondioksida
di aara‘udaraTuar dan se-scl tbh,

Respirasi meliputi ventas, seta individu
Gafbar pars memertukan kedua proses tersebut untuk teta

up. Saat inspira, diafragma dan otot
interkostal berkomrakii schingga diafragma bergerak ke bawah, dada

‘mengembang dan trangakat. Gerakan ini meningkatlan volume rongga oral.

Sebaliknya tekanan intra oraks akan turun (volume dan than berbunding

‘erblik) hingga mencapai tekanan yang lebih rendah daripada. tckanan udara

Juar tubuh. Hal ini akan menyebabkan udara mengalir masuk. ke dalam tubuh

melalui jalan mapas
Pada dasamya proses pemafasan bertujuan untuk memasukkan oksigen ke dalam
tub, yang Kemudian akan berdifusi dalam darah. Gangguan pemafasan, akan
‘mengakibatkan gangguan oksigenasi (kadar 0° rendah) yang dikenal sebagai hipoksia
Apabila gansguan pernafasan disrtai dengan penimbunan CO* dalam darah, maka akan
tim juga keadaan hiperkaria
Trauma thorax dapat diakiatkan Taka tumpul
tau uka tembus. Luka tembus meliputi uc tembak,
tertusuk dan atau tejatuh pada benda yang tajam,
pada ka tumpul haras dieurigei adamyal
Pencumothorax,tanponade jantung, fait chest,
Kontuso paru ataupun rotur ori.
Bila ada hubungan antara udara war dengan
ronggapleur, misalnya karena Iuka tusuk, maka tekanan posi skan memasuki rongga
pleura, schingga terjadi open pneumo-horox. Tentu sja pra (bersama pleura serais)
kan Kuncup (collaps) Sedangkan bila karen suatu schab, permukaan pleura partis
robek, dan ada hubungan antara bronchus dengan rongga pleura, sedangkan pleura
Viserolis ap utuh, maka udara akan masuk rongga pleuro schingga dapat tradi
heumothorax. Dan pada kasus trauma tertuup seperti pada trauma tumpul ii disebut
‘lose pneumothorax (simple preumothorox). Apabil ada st mekanisme "ventas
Schingge.udara dari bronchus masuk rongea pleura eapi tidak dapat keluar kembali,
‘maka akan terjadi peumothrax yang semakin beat yang pada akhirnya akan mendorong
paru sehelahnya, Keadaan ini dikenal sebagai "tension preumothorox.” Bila terdapat
petdarahan dalam rongga leur, maka keadaan in dikenal sebagai hemathorax.
trauma thorax terssbut pat menycbabkan Kemtiansegera (immediate deat) atau
dalam hitungan jam (early death), Karena pada trauma thorax masalah yang mungkin
timbul pada airway, breathing dan circulation seperti pada kasus trauma thorax yang
diserai trauma faring, dapat menyebabkan obstruks saluran napas schingga dapat
mengancam nyawa jika tidak dilakukan pemeriksean yang cepat dan tepat Untuk
mengetahui tanda erscut, anus dlakukan pemerksaan dengan cara sebagai brik
1. Inspeksi
Inspeksi Icher dan dinding dada dapıt menemukan, devis trakhea, distensi
vena, memar, uka dada trbuka dan pergerakan dinding dada

2. Ask
Paru-paru harus dilakukan pemeriksaan auskultai untuk mencari ada tidaknya
star mas. Suara normal par-paru adalah veskuler normal, Auskllasi

dilakukan pada 4 tempat yakni dibawah kedun Klavikula, (pada garis mid-
Klavikularis), dan pada kedua mid-aksila anterior. Bunyi nafas harus sama antara kir
dan kann.

mengetuk-kan jari tengah terhadap jari tengah yang lain yang diletakkan

‘mendatar di ats dada. Pada daerah paru berbunyisonor, pada daerah jantung berbunyi
redup (dull) sedangkan di atas lambung (dan usus) berbunyi timpani. Pada keadaan
‘pneumothorox akan berbunyi hipersonor, berbeda dengan bagian para yang lan. Pada
Keadaan hemothorax, akan berbunyiredup (dul)

4. Palpasi
Palpasi pada Icher dan thoraks dilakukan untuk , menemukan nyeri tekan,
Krepitasi tulang dan emfsema subkutis

). GEJALA UMUM
Gejala umum yang menyerta trauma thoraks diantarnya:
1. Sesak napas (dispnea)
2. Napas paradoksal (trdapat bagian dai dnding dada yang tidak bergerak atau
‘bergerakberlawanan arah dengan dinding dada yang lin)
ANapas cepat dan dangkal(takipnea)
Kesulitas bernapas dan pengembangan dada tidak simetrs
Retraksi dinding dada
eri dada
Krepitasi dan memar
‘atk berdarah,
saturasioksigenrendah.

. KLASIFIKASI

Berikut macam-macam Trauma thoraks,

1. Open pneumethorax

Timbul Karena trauma
tajam, ada hubungan dengan
rongea pleura schingga paru
‘menjadi kuneup. Seringkali
terlihat sebagai luka pada
dinding dada yang menghisa
pada setiap inspirasi (sucking
chest wound). Apabila lubang,
ini lebih besar dari pada 2/3,
diameter wachen, maka pada
inspirasi udara lebih mudah
‘mefewatiTubang dada
dibandingkan melewati mulut
schingga tenida, Gambaropen pneumothorax
yang hebat. Akibatnjatventilasi, terganggu-sehingga menycbabkan hipoksia dan
hiperkapnia.
‘Tanda dan gejala:Gejala pada pneumotoraks terbuka (open pneumothorax)

‘adalah nyeripadalokasi yang cidera, napaspendek danterlihatadabubble
(gelembungudara — bercampur darah) damterdapas “sucking
<chestwound’(hisapanbasahsaatudarabergerak keluarmasukrongga pleura melalui
defek padadinding dada)

Penanganan Pain preumotoraks teka,
«acu pengllan dengan menunp kang
Fado dining dada yang dant dengan
Yeats tckanan pol. Pentupan aka
‘isdn “dengan” memalal okhisve
Arsing (dep ware) di plester 3 si
Aloe so agar wall tek ekorpret
ous da misc Abel tenon
colors." Sehagimanı ponder
Mama Keane, peleas. peer
GambarOklsiveDresing — penolongan adalah Dan vents,
igen konsetasl ting! dan Koes! hipovolemi
Okt dressing semenar yang dapat digunakan adalah Plate Wrap law
Petroleum Gau» Api lian eae mak ars srngdiakukan eves
paru. Pada luka yang sangat besar, maka dapat dipakai plastik infus yang digunting

Tensión paeumothoraks
‘Adanya udara didalam cavum =
pleura — mengakibatkan tension nt ee

pneumoihorak. Apabila ada wong ne
mekanisme ventilasi Karena lübang "a ===
pada para moka udara akan
semakin banyak pada sisi rongga
pleura, schingga mengakibatkan:

Y Paru sebelahnya._ akan

tertekan Lan
mengakibatkan sesak yang
berat

Y Medistinum aan mes De
terdorong dengan akibat
timba syok: Gambar tension pneumothorax

Pada perkusi terdengar hipersonor pada daerah yang cedera, sedangkan Pada
auskultasi bunyi vesikuler menuru.

Y Pemurunan cardiac output yang biasa dikelompokan ke dalam syok

obsiruktf,

Penyebab tersering dari tension pneumothorox adalah komplikasi penggunaan
ventilasi mekanik (ventilator) dengan ventilasi tckanan positif pada penderita yang
ada kerusakan pada pleura viseral Tension pneumothorox juga dapat timbul akibat
idera tra, misalnya cidera tulang belakang toraks yang mengalami pergesera

‘Tanda dan gejala: Tanda dan gejala yang biasanya ditemukan pada tension
Pneumothoraks adalah terjadinya peningkatan frekuensi pernafasan, nyeri dad
terdapat jejas di dacrah thorax, ckspansi- dada tidak simetris, JVP meningkat,
takikardi,hipotensiterdapat deviasi trakbca ke arah yang schat dan sianosis. Pada
saat auskultasi, suara nafas tidak terdengar pada sisi yang sakt, dan saat perkusi
terdengar hipersonor ada sisi yang ak.

Penanganan tension pneumothoraks meliputi pengurangan tckanan rongga
pleura dengan cara NeedleThorakosintesis/needle dekompresi. Tentukan gars
axila anterior, jarum besar ditusukan pada intercosta 4 atau 5, Sesaat setelah insersi,
‘udara akan mendadak keluar dan tekanan dada akan berkurang. Katup satu arah

at dipasangkan pada kateter jarum untuk mencegah masuknya udara atau
Katup dapat dibuat dengan mudab dan sedethana dengan menggunakan
potongan jari sarung tangan steril, lalulubangi pada ujungnya.

hipovolemia yang merupakan keadaan kritis (syok)

“Tanda gejala yang biasanya muncul adalah
Gejala Gejala yang dapat dinilai adalah Ekspansi dada tidak simetis, napas
pendek, takipneasuara napas menghilang (menjauh) pada sisi yang sakit perkusi
redup (dullness) pada sisi yang sakitterdapat tanda klinis syok

Penanganan hemotoraks adalah koreksimasalah ventilasi dan sirkulai
‘Oksigen konsentrasi tinggi seria pemberian caian elektrlit prosedur penderita
syok dan segerakolaborasikan ke dokter untuk persiapan pembedahan atau
‘pemasangan chest tube untuk mengeluarkan adarah pada pleura
Fail Chest

Terjadinya Mail chest dikarenakan

Fraktur iga multiple pada dua atau lebih
tulang dengan dua atau lebih gars akt.

Adanya segmen fail chest (segmen
mengambang) menyebabkan gangguan
pada pergerakan dinding dada. Pada
cekspirasi segmen akan menonjol keluar,
‘pada inspirasi justru masuk Kedalam yang Gambar fail chest

ikenal dengan penafasan paradoksal.
Kelainan ini akan mengganggu ventilas, namun yang lebih diwaspadai adalah

‘adanya kontusio paru yang tejadi. Sesak berat yang mungkin teja haras dibantu
‘dengan oksigenasi dan mungkin diperlukan ventilasi tambahan

Tanda & Gejala: Gerakan ujung-jung tulang iga yang patah akan
menimbulkan nyeri yang meryebabkan penderita mengurangi gerakan untuk
bemafas sehinggo udara tidak masuk secara adekuat ke paru-paru. Saat ckspirasi
diafragma bergerak ke atas, scla iga menyempit dan tekanan_intratoraks
meningkat segmen Mail akan bergerak ke luar dan bukanya ke dalam, Gerak seperti
ini disebut gerakan paradoksal. Akit ah
berkurangnya vemilasi yang keadsan ini bisa menycbabkan hipoksia dan
ygan dan

1 gerakan paradoks dinding da

hiperkarbia, Penekanan pada paru-par a

in menycbabkan robekan

menimbulkan kontusio paru, Tanda dan gejal flail chest:
Y Gerakandinding dada paradoksal telat
Y Hipoksemia berhubungan dengan kontusi paru
Y Peningkatan usahabernapas.

Y Terhalangnya ckspansi atau pengembangan rangka torakskarenanyeri
Y Timbulnya kontusio paru padadaerah dibawah segmen.

Penanganan Untuk mengatasirespiratorydisiress adalah dengan tindakan

oksigenisasi adekunt dan relaksasi atau mengurangi rasa nyeri atau kolaborasi

dengan dokterdalam pemberian analgesik kuat,Tindakan ini akan mengurangi

gerakan segmen dan nyeri kemudian berikan bantuan v

sisi tekanan positif

dengan Bag Valve Mask Dan dilakukan airway defini i
tidak adekuat
Tamponade jantung

Luks tembus/ tusuk jantung adalah penyebab kematian utama pada dacrah
perkotaan Tamponade jarang terjadi akibat trauma tumpul.

oksigen yang diberikan

‘Tanda gejala yang sering muncul pada tamponade jantung adalah TRIAS
BECK yaltı

Distensi venajuguaris

@ Avskutas: bunyijanung redup danjauh

@ Adanyatanda-tanda syok

@ pois

pada tamponade jantung, wslaupun penderita atan tidak dam Keadaansesak
ram dalam keadaan syok (syok non hemoragi), Tera paling sering karena ka
tajam jantung, ataupun trauma tumpul juga dapat menyebabkannya, Karena darah
terkumpul dalam rongga perkardium, maka kontaks jantung terganggu sehingga
timbul syok yang berat(syok kardiogenik).Biasanya adapelebara pembuluh darah
‘vena leer, disertaibuny antung yang jauh dan nad yang ci

Penanganan Tindakan perolongan Korban dengan tamponade peikardyaitu
perikardiosintess yang ilakukan oleh dor
‘Trauma thorks lainya seperti fraktur costs, faktur sternum, Kontsio para, dan
preumotoraks sederhana Isimya, yaitu ruptur aorta, ruptur dafragma, perfras
esofagus dsb, Trauma terscbut sering kali Tidak mungkin dapat dikenali pada
fasepra-Rs, karena memerlukan pemeriksaan lanjutan dapat dikenali melalui

pemeriksaan radiologi (USG, x-Ray, CT-Scan, di)

TRAUMA ABDOMEN

A. PENDAHULUAN

Salah satu kasus gawat darurat yang memerlukan tindakan segera dimana pasien
berada dalam ancaman kematian Karena adanya gangguan hemodinamik adalah trauma
abdomen di mana secara anatomi organ — organ yang berada di rongga abdomen adalah
‘organ-organ pencemaan. Selain trauma abdomen kasus — kasus Kegawatdaruratan pada
system pencemaan salah satunyaperdarahan saluran cema baik saluran cera bagian atas
ataupun saluran cena bagian bawah bila hal in dibiarkan tent akan erakibat fatal bagi
Korban atau pasien bahkan isa menimbulkan kematian.

Och karena ito, kta pelu memahami penanganan Kegawatdaruratan pada system
penceraan secara cept, cermat dan tepat schingga hal ~ hal tersebut dapat kita hindar
Insiden trauma abdomen meningkat dar ahun ke tahun. Mortltas biasanys lebih tings!
pada trauma tumpul abdomen dari pada trauma tusuk. Walaupun schnik diagnostk bara
sudah banyak dipakai, misalnya Computed Tomogra, namun trauma tumpal abdomen
‘masih merupakan tantangan bagi abli Klinik. Diagnosa din iperlukan untuk pengelolaan

secar optimal

[Evalasi aval sangat bermanfatttapitrkadang cup suit arena adanyajejas yang
tidak jelas pada aca lin yang terkit Jejas pada abdomen dapat disebabkan oleh trauma
tumpul ata trauma tajam. Pada trauma tumpul dengan velista rendah (misalnya akibat
{inj) biasanya menimbulkan kerusakan satu organ. Sedangkan trauma tumpul Velsitas
‘ing sering menimbulkan kerusakan organ multpe.

Perforsi adalah kemungkinan yang, bisa tradi pada trauma abdomen. Gejala
perangsangan pertonium yang tradi dapat disebabkan oleh zat kimia atau mikroorganiame,
ila perforas tja dibalan tas, misalnya ambung, maka tejdi perangsangan oleh zat
Kimi segera sesudah trauma dan timbul gejala peritonitis heat, Bila perforasitrjdi di
‘agian bawah seperti kolon, mola-mulatimbal gejaaKarena mikroorganisme membutubkan
‘waktu untuk berkembang biak. Baru seelah 24 jam timbul gejala — gala akut abdomen
arena perangsangan peritoneum. Mengingat Kolon tempat bakteri dan hasi khirnya adalah
ses, maka ja Kolon terlka dan mengalami peforasi peu segera dilakukan |
Jka idak segera dilakukan pembedahan,pertonium akan terkontaminasi oleh bakter dan
ses. Hal ini dapat menimbulkan peritonitis yang berakibat lebih era.

Isiah trauma abdomen atau gawat abiomen menggambarkan keadsan Klinik akibat
Kegawatan dirongga abdomen yang biasanya timbul mendadak dengan nyeri scbagian
Keluhan utama, Keadnan ini memerlukan penanggulangan segera yang sering berutindakan,
"ed, misalnya pada obsraks,perfras atau perdarahan, infeksi,obstuks tau strangulasi
{alan cema dapat menycbabkan perforasi yang mengakibatkan kontaminasi rongga, peral
‘ole is saluran cemaschingga teil peiton

Keputusan untuk melakukan tindakan beda harus segara diambil Karens setiap
Kelambatan akan menycbabkan penyulit yang berakibat meningkatkan morbiitas dan
morts. Ketepatan diagnosis dan penanggulangannya tergantung dari ‚kemampuan
‘melakukan analisis pada data anamnesis, pemeriksaanfisik, dan pemeriksaan penunjang,
Penegtahuan mengenai anlomi dan ral abdomen Desert isinya samgat menentukan dalam
menyingkirkan Sau demi satu sekian banyak kemungkinan penyebub trauma abdomen
‘Trauma abdomen akan ditemukan pada 25% penderta mul
trauma, gejala dan tanda yang ditimbulkannya Kadang-kadang
Hambat schingga memerlukan tingkat Kewaspadsan yang tings
‘untuk dapat menetapkan diagnosis.

Pada fase pra-RS ketelambatan diagnostk cedera
abdomen tidak erlal penting, namun sell hans diwaspadat
adanya syok karena haemoragic yang menyertai cedera
abdomen. Adınya trauma abdomen yang idakterdeteksitetap
‘menjadi salah satu penyebab Kematian yang sebenarnya dapat
icegah, slain trauma spinal. Sebaiknya jangan mengangeap ia ai
bah ruptur organ berongga maupaun perdarahan dari organ Cambs trauma ab
‘pada merupakan hal yang mudah untuk dikenali. Seringkali pemeriksaa kta dipengaruhi
‘oleh penggunaan obal-obat tertentu atau adanya trauma otak yang menyert.

B. PENGERTIAN

“Trauma abdomen adalah cedera pada abdomen, dapat berupa trauma tumpul dan
‘embus sera trauma yang disengaja atau tidak disengaa.

“Trauma perut merupakan luka pada is rongga peut dapat terjadi dengan atau tanpa
tembusnya dinding perut dimana pada penanganan/ penatalaksanaan lebih bersifat
Kedarurata dapat pula diakukan tindakan lparatom

“Trauma tumpul abdomen adalah pukulan benturan langsung pada rongga abdomen
yang mengakibatkan cidera tekanan tindasan pada is rongga abdomen, tertama organ
padat (hat, pancreas, ginjal limps) atau beronggs (lambung, usus has, usus besar,
pembuluh-pembuluh darah abdominal) dan mengakibtkan ratur abdomen

©. ANATOMI
Abdomen berisrongga-ronggs
pencemaan, — endoktin-— dansistem PA

‘urogenital serapemiulub-pembuluh
darah besar, Rongga abdomen terletak
dibawah ¿Gafiagma, dibatasi oleh

inding” abdomen anterior, tulang

pelvis, Kolumna vertebra danolO ye
Abdomen. Rongga inidbugi menjadi um

daa: = ==

A ES ==
A, Es (E
A ri dis un
pleure, dota =
organ cpus ania

petal ambar ator sbuomen

(mangpotensal_ dibelakang rongen peritoneal): berisignjl, ureter, kandung
KKeminorganreproduksi, venacava inferior, aorta abdomen, punkıcas, s
‘duodenum, Kolon danrektum.

Bagian tas (kraual abdomen terlladungí leh ga di bagian depan dan olch
Kolurma vertebra, Daera ini bei har, imp, lambung dan dhfragma, Orgar-organ
ini juga dapatcidera akibat fake iga atau stemal. Organ yang paling sering terjadi
idea adalah han dan limpa.

Hepar dan limpa merupakan organ padat tidak mempunyai lumen, dan trauma pada
Kedua organ ini akan menimbulkan Kedalam yang akan terkumpul dalam rongga
peritoneum. Kcadaan in dikenal sebagai hemopertoncum, dekatnya perdarahan di dalam
"par atau lima (intra hepatik) robekan sus juga dapat menimbulkan perdarahao
peritoneal Gaster, sus alus dan uss besar mempunyai lumen. Dengan demikian bila
terjadi perforsi, sinya akan tumpah dalam rongga peritoneum dan mefiimbutkan
peritonitis.

Bagian bawah | (kaudal)” abdomen _terlindungi oleh pelvis. Dácrab ini berisi
rectum dar sus, kandung kemih dan ueer, srta organ reproduksi wanita. Perdarahan
tra peritoneal
Akiba faktur pelts
merupakan masalah
bent

Untuk
mempermudah,
pemahaman
Fisilogis — organ
organ abdomen
terbagi — memadi
oran beronge,
sold dan vaskula
Sika tesi. cidera
maka

pe “Gambar kuadran abdomen
vaskular dan solid akan berdarah, sedangkan untuk organ berongga akan

menumpahkan kandungannya ke dalam rongga peritoneal atau_ckstraperitenes
‘Tumpahan ini mengakibatkan perdarahan intrabdomen, peritonitis (peradangan
intraperitoneum) dan sepsis (infeksi las Pertolongan fase pra rumah sakit meliputi
pengelolaan syok dan kontrol perdarahan

"Abdomen terbagi menjadi empat kundran. Kuadran ini dibentuk oleh dua gars,
Gans pertama adalah garis sumbu tubuh (midline), dan ujung procesus xipoideus
sampaisimfisis pelvis. Garis kedva tegak lrus pada gars pertama stingy umbilikus.

D. PATOFISIOLOGI

Bila sua kekuatan estemal dibenturkan pada tubuh manusa(akibat kecelakaan au
ts, penganiayaan, Kecelakaan olahraga dan tejtuh dai ketinggian), maka beratnya
trauma merupakan hasi dai inteaksi amara faktor — faktor fisik dari Kekuatan terscbut
dengan jeringantubuh. Bert trauma yang tejadi berhubungan dengan kemampuan obyek
suis (Gang ditubrak) untuk menaban tubuh. Pada tempat benturan Karena tejadinya
perbedaan pergerakan dri jaringantubuh yang akan menimbulkan disupsijringan. Hal in
Jugakarakterisk dai permokaan yang menghentikan tubuh juga penting.

“Trauma juga trgantung pada elastisitas dan viskosits dart jringan tubuh, Elastisitas
adalah Kemampuan jaringan untuk Kembali pada keadaan yang sebelumnya. Viskositas
adalah kemampuanjaringan untuk menjaga bentukaslinya walaupun ada benturan. Toleransi
tubuh Menahan benturan tergantung pada kedua keadaan tersebut. Beranya trauma yang.
terjadi tegantung kepada seberapa jauh-gaya_yang ada akan dapat melewati Ketahanan
jaringan. Komponen lain yang harusdipertimbangkan dalam beratnya trauma adalah posis
tubuh relatif teshadap permukaan benturan. Hal tersebut dapat trjdi cidera organ intra
abdominal yang disebabkan beberapa mekanisme:

1) Meningkatnya tekanan intra abdominal yang mendadak dan hebat ole gaya tekan dari
luar seperti bemuran setir atau sabuk pengaman yang letaknya tidak benar dapat
_mengakibatkanterjadinya ruptr dar organ padat maupun organ berongga.

2) Terjepitnya organ intra abdominal antara dinding abdomen anterior dan vertebrae atau
strukfurtulang dinding thoraks.

3) Terjai gaya akseleras — deselrasi secara mendadak dapat menycbabkan gaya robek
‘pada organ dan pedikel vaskuler.

EL TANDA DAN GEJALA TRAUMA ABDOMEN
Pada trauma tajam abdomen scharusnya kita mampumendeteksi cedera yang potensal
pada organ-organ intaabdomen Biasanya cedera yang potensial ini mudahdlideteksi dari
lokasí lua yang da poda dining abdomen Namur demikian kta harushat-hat il lokasi
ka padadaerah thoroco abdominol Pada pemeriksaansekunder kta harus memeriksaseeara
‘elt Kemungkinan adanya Iuka-luka yang lain, tanda-tandaadanya trauma tumpul selain
dany trauma tajam, dankhusus pada la tembak harus ditentukan atau dicarilukamasuk
dan uk klar.
Bila ditemokan tandatanda ras peritoial biasanya ini menunjukan ada cedera pada
‘organ intra peritonal. Pemeriksaan colok dubur sangat peting pada trauma ajam abdomen,
dan bila dtemokan adanya dar pada sarung tangan berat ada cedera pada usus. Bila pada
pemeriksaan tidak ditemukan gejala klinis yang positif kita harus hathati dan tetap
waspada, Atau team harus melakukan resusitasi.dan stabilsasi secepat mungkin, Ada
beberapa indikas untuk melakukan pemerksaan secara te pada kasus yang kita curigal
dany trauma tumpul abdomen antara ai:
3. Penlarahan yang tik diketahui
Riayat syok
Adanya trauma dada mayor
“dana faktur pelvis
Penderitadengan penurunan kesadaran
Adınya hematuri
Pada pemeriksaan iik ditemukan jejas dí allomen (luka Ice, kontusio, dan peut
distensi)
a AS

Pemeriksaan fisk abdomen harusdilakukan dengan 1

an sistematis dengan cara,

sebagai berkut

1

‘Pada hakekatoya gala dan tanda Yang
i,

Inspeksi
Semua pakaian haras dilepas. Abdomen bagian depan dan belakang diteliti apakah
mengalami ekskorisi atau memar, adaka laserasi tusukan dan scbagainya dengan cara
log roll
Auskultasi
Hakan auskullasi untuk mendengarkan bising usus terdengar atau tidak. Darah nta
peritoneum yang bebas dapat menyebabkan hilangnya bunyi usos.
Perkusi
Dengan perkusi bis ka ketal adanya nada timpani karen diatasi lambung akut di
kwadran kri as ülaupun adanya perkusi redup bila ada hemoperitoncum. Perkusi
mengakibuikän pergerakan pertomuim dan mencetuskan tanda peritonitis. Shifting
lines (adanya dara dalam abdomen) erjadi kalau pasicndimiringkan.
Papas
‘Tajuan palpasi adalah untuk mendapatkan adanya nyer lepas yang kadäng-kadang
dalam. Dengan palpasi juga kita. dapat_menentukan besamya uterus dan, usike
hamilan.Dengan pemeriksaan fisik, diagnostik trauma abdomen masih sangat sult
Walaupun dlakukan oleh orang yang berpengalaman drajat auras hanya 65% karena
‘banyak fakor yang mempengaruhi misalnya ; nyeri penurunan Kesadaran, minum
alkohol, trauma Kepal, dan cedera in yang mengacaukan

imbul dapat karena 2 hal:

Pecahnya organ solid (padat)
Hepar dan lien (limpa) yang pecah akan menyebabkan perdarahan yang dapat bervariash
ar ringansampaisangat beat, akan Kematia, Gala dan tandanya adalah:
2). Gala perdaraban secoro umm
Penderitatampak anemis (puca), Bila perdarahın berat akan timbul gejaı dan
tanda syok hemoragik,
1) Gejala adonyo dara ntra-peritoneol
Penderita akan merasa nyer abdomen, yang dapat bervarasi dan ringan sampai
nyer hebat Pada suskultas biasanya Bising usus menurun, yang bukan merupakan
tanda yang dapat dipercaya, karenabising uss akan menurun pada banyak Kéndaan
hain,
ada pemeriksaan akan teraba bahwa abdomen nyeritekan, Kadang-kadang ada
ayer lepas dan defans muskular (Kekakuan 011) sepeti pada peritonitis: Peru yang
semakin,membuneit hanya akan ditemukan apabila perdarahan hebat dan penderita
tidak gemuk, Pada perkus akan dapat ditemukan pekak ssi yang meningi
Pecahnya organ blumen,

Trauma yang mengenai stuktur peritoneal angka mortlitasrya ting! dan seing.
tidak terdiagnosis maupun salah disgnosa. Pecahnya gastr,usushalus atau Kolon akan
menimbulkan peritonitis yang dapat bul cat sekal atu eb lambat

Pada pemerksaan penderita akan mengeluh nyeri seluruh abdomen, Pa
auskullasi bising usus akan menurun. Pada palpasi akan ditemukan defans muskular,
Ayer tekan dan nyer lepas. Pada perkusi juga dapat menimbulkan nyeri(ayeri keto).
Biasanya peritonitis bukan merupakan Keadaan yang memerlukan penanganan sangat
seger, (berbeda dengan perdarahan intra-peritocal) sehingga jarang menjadi masalah
pada fase pre-RS. Apabila trauma tajam, kadang-kadang akan ditemukan bahwa ada
‘organ inraabdomen yang menonjol luar (paling ering omentum, bisa juga usus
als atau Kolon). Keadaan in dikenal sebagai eviserai

‘Trauma ginjal akan menycbabkan perdarahan yang tidak masuk rongga peritoneum,
(organ retroperitoneal. Perdarahan dari ginjl dapat menyebabkan syok haemoragc.
Gejaa lain pada trauma ginjal adalah bahwa kebanyakan penderta ini akan keneing.
kemerahan atau kencing dara (hematuria)

sas ces
Deron ean y pus ne ap agra mr
el
Ser an angie kn eg kml obit im it
ne Seu nt
Tamps dvds ent rad sles on
Pine tn ce ap oia mem
D es pen eier en
She ny ah ter en
sup CR rai o
adn tna Kei aa
‘eh cree tem her tpt eye
Kombat tin fot gn
Sean crater Ep oe
ln gr, pta ina tga) vraie Cobh ras domi
‘mn an di ERST Tan uo, cos D megan
RARA EE rs
rires
Fi va me yn plo igen na to 0%, hat
O naa) paie
ue
Talo uae ent pd hen
Spt Seti ee nl
sg etna ie e ll
ppg AA Se
dapat dipengaruhi mengenai arah tembakan, jenis
seg“ po eee a
SR de
‘Sr ing song cua aha ats
enn abr hace et
een une Tor Fe
DR yng nb Den cg od os ld, e
pn al na aan nr
a AT

Ledakandapat. menyebabkan „cedera melalui
berbagai car, termasuk penctasifragmen dan trauma
tumpul Karena terlempar ataw tertabrak atau terkena
benda benda yang terlempar saat teja ledakan, srt
bisa terjadi trauma tusuk arena terkena pecahan
material ledakan. Kombinasi meknisme tersebur harus
diperhatikan olch petugas medis yang menolons.

ee Pasien yang dekat dengan sumber ledakan dapat juga
ve mengalami eidera paru dan organ beronggakarena
day ledak tinggi dan gcajala dapat imbul secara lambat
‘Untuk lebih mudah memahami fisologi abdomen, kita bagi organ-organ abdomen

Kedalam kelompok organ berongga, solid dan vaskuler.Jika mengalami cedera organ

vaskuler dan solid akan berdarah sedangkan organ berongga akan _menumpahkan

Kandungamya ke dalam rongga peritoneal atau ekstapertoneal. Tumpahan ini

mengakibatkan perdarahan intaabdomen, peritonitis dan sepsis. Pertlongan meliputi

‘pengelolaansyok dan contol perdarahan. Oleh sebab itu, pelu juga dilakukan pengenalan

fraktur pelvis untuk mengantisipasi ruptur uretra kerusakan organ lain seperti rektum, vagina

dan lebih Khususnya agar mengetahui tradinya syok. Pengenalanfrktur pelvis Kadang
dapat ikeal dengan scbutan Look-fee-move:

1), Pendenta mengeluh tungkinya aki bla digemkan

2) Adanyajejas dcr pelvis

3) Teratunya "gap" Cskungan) pala dacah simfisispubis (pen look)

4) Biladilakukan tekanan pada tulag pelvis akan trat repita tulang (es Kompres)

Lakukan es kompresi dengan als, dan hanya bole st al.

Kadang-kadang diagnosis sui karena pendeia Kesadarannya menurun, dan tidak
terabanya Krepitasitulang, Dapat pula tegadi babwapenderta sedemikian dalam syok,
sehingga membingungkan akan sumber perdaralamya (1 dari $ sumber perdarahan yang
Bisa menyebabkan syok, sala cuiga). Bila suspek fraktur pelvis maka dilakukan
pemasangan guia sir pelvis (atau PASG Bl ada) Rupururtadicurigai bla Kelar
dar dari orifiium uretra cstera/OUE (lubang Kencin), dan ata adanya hematoma dí
skrotum /supra-sinfisis, dan pada rectal toue/RT prosat melayang,

Di fase pra-RS tidak ilakukan apa-apaterhadap pt uretra. Pod saat mentransport
Jangan memasang katter uretra, Karena dengan pemasangan kateter urine akan lebih
mencederasurta Pengenalantando-tnda perfsi har diakukan dengan cra lin, slain
jumlah urn. Bila Pasien ingin Kencng,sebaikaya danjurkan untuk menahan \kencing
tere dal

+ PENATALAKSANAAN,
Pada dasarnya semua trauma abdomen tumpul dan tajam, penanganan aval tindakan
penyelamatanselalu didahulukan dan mengacu prosedur ABCDE, Di sini penolong ata tim

i seeepat mungkin. Namun pada pasien dengan
inamik, diperlukan evaluasi secara cepat atau dapat dilakukan dengan
EAST/DPL. Sebelum melangkah prosedur ABCDE terlbih dahulu proteki ir, lingkungan

ditasi telebih dahulu, Sela ingat bahwa cedera bisa lebih

ari satu arca ubuh, dan apapun yang ditemukan, ingat untuk memproritaskan airway

ddan breathing terlebih dahulu. Curiga frakturservlkal,lakukan fksasi kepala dan
pasang neck collar dilanjutkan pemasangan log spine board

(C= Kebanyakan trauma abdomen tidak dapat dilakukan tindakan apa-apa pada fase pra-RS,

namun terhadap syok yang menyertainya perlu penanganan yang agresif Seharusnya

‚monitoring urine dilakukan dengan pemasangan DC, namun umumnya tidak dilakukan

ada fase pra-RS karena masa transportasi yang pendek.

Tidak jarang trauma abdomen disertai dengan trauma Kspitis Selalu periksa tingkat

Kesadaran (dengan GCS) dan adanya lteralisasi (pupil anisokor dan motork yang lebih

Temah satis).

E= Apabila ditemukan usus yang menonjol keluar (eviserasi cukup dengan menutupnya
dengan kasa steil yang lembab supaya usus tidak Kering dan hindari menyentuh secara
Yangsung atau. memasukamya- Kembali-ke=dslam, Sedangkan Apabila ada benda
menancap, jangan dicabu, etai dilakukan fiksasi benda terscbut terhadap dinding
abdomen, Karena jika benda tersebutdicabut bisa menyebabkan perdarahan yang cukup
bat dan jaringan disekitar akan menjadi rusak lebih parah Serta hindari pemberian
‘makan atau minum untuk smentara/pasang NGT untuk mencegah aspiras.

TRAUMA MUSKUI

A. ANATOMI
Sistem musculoskeletal terdiri dar tulag,Kartlago tendon, igament, to dan cairan
sinovial. Seluruh komponen ini berfungi sebagai penyokong, pelindung dan pergerakan.
“lang berperan sebagai penyokong dan pelindung untuk jaringan halus dan membantu
pergerakan. Tulang disclímuti oleh jaringan yang kaya akan darah dan dislimusi
‘membran yang dsebut dengan periosteum, yang memiliki banyak sarf sensors. Sepertt
aringan lan, tang akan berdarah dan sat ktika cedra. Tulang disatukan melalui
sendi, dan dikat oleh ligamen. Ada sendi yang bisa bergerak banyak, dan ada sendi
memiliki pergerakan minimal. Kartlago memilii permuksan yang halus dam
memberikan bantalan untuk tulang agar dapat bergerak atau berporos satu sama Iain,
Caran synovial berada di dalam kapsuljaringan ligament untuk melubrikai permukaan
lang. Tendon berfungsuntük menyatukanotot dengan tulang

B. JENIS-JENISTRAMA MUSKULOSKELETAL
1. Perdarahan

Perdarahan diihat dari sumber perarshan:

© Perdarahan ater
Mengandung sige, meh muda ana sei dengan pompa Jan

@ Pendarıhan Vena
Sedikit oksigen, merahgelap, tckanannya lebih kecil dari tekanan ater,
indingnya less, bisa mengakibalkan perdarahan hebu. Sift perdaraban
mengalir seperti eran air

(A Perdarahan Kapiler
if perdaahan merembes

ei perdra ada ds nan
Perdarahan dalam. (internal bleeding), adalah perdarahan yang tidak dat
iat pada bagiam luar tubuh, Perdarakan internal lebih. sult_untuk
‘didentiikass

22, Perdarahan lar (external Bleeding) sangat mudadikenali, ka Kali rusa oleh
pencabikan, tusukan, atau foka Ice, dar dapat disaksikan Ketika mengalir
car dari tubuh.

Penanganan perdarahan luar:

@ Penekanan langsung dengan prinsip 4T (Tutup, Tekan, Tinggikan, dan

Touquet (Pads aka amputalum))

LA Point pressure! tk ckan pda nadia bear

M Hamon

A Imobiizai alt gra cstremits unuk mengurang ras nyeri dan mengurangi
ears yan ji

Avast tandastands-syok (nad cept, geish,penapasan ceat dan akal

Fraktur didemiskan sebagai rusaknyaterputusnya kontinuits twang.
Putusnya tulang dapat dscbabkan oleh tindakan yang berulang pada tlang stay
Kekuatan yang signifkan pada tulang, atau mungkin akibat dari tckanan yang
berulang tip hari pada scbuah tlang yang mengalami kelemahan akibat proses
patologistfaktur patologis. Fraktur dapat diklasifikasikan menjadi fakturterbuka
dan tenutup. Trauma merupakan faktorwtama penyebab raktu. Mekanisme injury
‘meliputi Kecelakaan alu lntas,pejalan kaki tetabrak kendaraan, tabrakan motor,
jatuh dan olah raga. Fraktur trbuka memungkinkan pasien menghadapt masalah
kontaminasi luka,infeksi yang menycbabkan kerusakan pada vaskulersas tulang.
njury yang hancur menjadi peshatian khusus karena trdapu kerusakan yang hebat
pda sekitarjaingan lunak. Anak ~ anak mempunyai resko fraktur yang sedikit
Karena elstiitas dar srktur tlang mereka, Lansia lebih bersikoterhadap fraktur
‘Karena sruktu ulang berubah brkatan dengan proses penusan dan penyakit

metabolik. Tujuan dari pengobatan fraktur adalah untuk memperbaiki kelurusan
tulang dan fungsi seta mengurangi kecacatan

Pertimbangan Umum

ak adanya kerusakan pada pemeriksaan radiologi

2 Transverse

Es | ji {111

Comminuted
en ee SE, DES de Coms Comm

2) Kerusakanjaringan ak
a. Fraktur temp (simple
Fraktur) tidak menyebabkan Kerusak kui, tidak ada Hübungan patah tulang
dengan dunia luar
1 Frakturterbuka (compound fraktr) dikuti dengan Kerusaka uli ulang
menembus jaringan Kulit, ada Tuke trbuka dimana potensial untuk tradi
inteksi
Tara dan Gejala Patah Tulang
@ Nyeri
@ Pembekakan
@_Deformitas (perubahan bentuk)
Y Nyeritekan
© Krepiasi (bunyi erik tlamg)
‘Terlhatny tang danjringsm (pada path tulangterbuka)
Penanganan patah tulangt
Pembidaian: benda Keras yang ditempuikan di dierah sekeiing lang‘
1 Pemasangan gips : merupakan bahan kuatyang dibungkuskan dsekitartulang
yang pata
Penarikan (raks) menggunäkan beban untuk menahan sebuah anggota geak
pada tempatnya. Sekarang sudah jrang digunakan, tetapi dulu pemah menjadi
Pengobatan tama untuk pat tlang pingeul.
44. Fiksasi intemal: dilakukan pembedahan untuk menempatkan piringan atau
batang logam pada pecahan-pecahan tulang. Merupakan pengobatan txbaik
‘untuk patah tang pinggul dan patahtulangdisertai komplikas

PEMBIDAIAN
Bagaimana Melakukan Pembidaian Yang baik atau spalk adalah alt dari kay,
‘nyaman kawat atau bahan Tain yang kuat tetapi rngan yang digunakan untuk
‘menahan ala menjaga agar bagian tulang yang pata tidak bergrak (immobilsai.
(1) juan Pembidhian
@ Mencegah pergerakan /pergeseran dari jung tulang yang patah
@ Mengürangi terjadinya cedera bara disckitar bagian lang yang patah
@ Member isirahat pada anggots badan yang patah
@ Mengurangi rasa nyeri
Memperecpat penyembuhan Bagaimana melakukan pembidaian yang baik?
Kasus traumatologi siting dengan kemajuan jaman akan cenderung semakin
meningkat, schingga scorang dokter umum dituntut mampu memberikan
pertolongan pertama pada kasus kecelakaan yang menimpa pasien,
(2) Alatalat pokok yang dibuthkan untuk pembidaian
@ Bidar atau spalk terbuot dari kayu atau bahan Tain yang kuat tapi
ringan.2 Pembalut seitiga.
@Kasa sei
(3) Prinsip Pembidaian
@ Pembidaian menggunakan pendekatan atau prinsip melalui dua send, send
di sebelah proksimal dan distal fraktur

14 Pakaian yang menutup anggotagrak yang dcuriaicedra leas periksa
any Ia fra atau tanda-tnda path dan disk
@ "Periksa dan cata ad tidaknya gongguan vaskalr dan neurolgis (stats
valer dan neurologis) pda bgian distal yang mengalami ceder sebelum
dan ssudah pembidaan.
Là Tutup tka tebuka dengan ass ster
(O Pembidkion ias pda begin prima dan dtl deer trau
(Gicrigai pata ata dso.
{ Jangan memindahkan pendenia sebelum dilakukan pembidaian Kecal ada
ditempatbahaya
Beribantalan yang lembut pda pemakaian bid yang kak
© Perikza hai pembidsiansupaya tidak tera longgaratupun tell ett
schingga menjaminpemaaian Bid yang bak
£a Peratkan respons fk dan pikis asie,
(4) Syaratsyart Pembilan
Siapkan lat ala selengkapnya
Sep dan schuuh assi Korba yang megikat haa iles.
AA idas meliut dun sendi tulan yang paah, sebelumnya bids dukur dla
ada anagot ban Kontalaeal Korban yang cha.
LA Bata jaa tela Ras ata oral long
(2 Scbelum dipasang, bas il dengan ai pembalt.
FA ¡kata har cukup yumlahnya,dimula dar sbelah alas dan awa walang
yang path
@ alu menungkinkan angeoagerak terchu ditngikan sich ibid,
(©) Prosedur Pembidain
{2 Peraphan alla yang dit.
@ Lepas sepa, jam atau asso pasen scelum memasang bids
ÍA rembidsian mea da send, sbelumnya ukur panjung Didi pda ss
Kontaltera pasen yang ak mengalamikeainan
@ Pasta ido ak til eut tan long
{D Bungkus bid’ dengan pembalu sbelum digunakan
{that idas pda pasen dengan pembalt sebelah roksimal dan distal ar
Sal yang paa
(2 Scclh penggunsan bida cobslah mengangkat agíantbuh yang ibid
(6 Cont pengginaan bd
Fraktur humeras (pata ua
Jengan stas). Perolongan E
etkkan. Tengan banal £
dada dengan elapak angan >
menghadap ke dalam. Paang | ea
bidai dari siku sampai ke atas past) cf
tabu at pada dacrah di tas p
da dl oa ng Ju A

path. _Lengan bayah gy
digendong. Jika siku juga Ik
path dan tangan tak dapat HA

“liar, pasang spall Ke engan. À
bawah dan. birkan. tangan
tergamtung tidak usah digendong. Bawa korban ke rumah sakit. Gambar
Pemasangan bidai pada faktur humerus, aa: hanya frktur humeru, siku
bisa dilipat, bawah sku tidak bisa diliat, juga frakturantebrachi,

@ Fraktur Antebrachit(patah twang lengan
bawah).Perolongan: Letakkan tangan pada
dada pasang bidai dari siku sampal
punggung tangan.Tkat pada daerah di alas
dan di bawah tulang yang patah. Lengan
digendong. Bawa korban ke rumah Saki
Gambar Pemasangan bidai pada faktur
antebrachii Gambar Pemasangan sling untuk.

ee arme

$2 Fraktur clavicula (patah tulang selangka).
Sn
a RE
a oe |
ee
en
yang path. a q
e AN
Sn
ee o
Ebene pi Seimei oa
ee ee a re
pte ts Ged BE =

A Fraktur Femur (patah tulang paha) Pasang 2 bidai dari:

= Lipat paha samp
sedikit melewat
mata kaki Berl
baslan — apes
alas Kan antara
bidai dengan

eet ee
vai bila pow nan wets mas un 16
‘kat Kedua Kaki di stas lutut dengan pembalut untuk: mengurangi
pergerakan, Bawa korban ke rumah skit
@ Fraktur Cruis (pata tulang wungkai bawah).
Pasang 2 bidal sebelah,

dalam dan sebelah luar

unckai Kaki yang Aa
path. Di amara bidal /

dan tungha beri kapas | À
atau Kain sobaga alas

Dido dipasang di

ant “mata Kaki

Sampai beberapa em di
stas Jura Bawa korban ke rumah sak OBSERVASI/SETELAH
TINDAKAN Tanyakan kepada pasien apakah sudah merasa nyaman dengan
bebat dan bídai yang dipasang, apakah nyeri sudah berkuran, apakah teralu
Keta atau terlalu longgar. Bila pasien masih merasakan bidaiterlalu ras,
tambahikan kapas di bawah bidai. Longgarkan bebat jika dirasakan trlalu
Kencang, Lakukan re-evaluas trhadap ekstremitas di sebelah distal segera
seilah memasang bebat dan bidai, me PMS (Pulasi, Motorik,
Sensorik)

(7) KOMPLIKASI PEMASANGAN Dalam 1-2 hari pasien kemungkinan akan
merasakan bebatnya menjadi lebih kencang Karena berkembangnya oedema
jaringan, Berikan instruksi secar jelas Kepada pasien untuk datang Kembali Ke
‘doktr bila munculgejala atau tanda gangguan neurovaskuler atau compartment
syndrome, seperti bertambahnya pembengkakan atau rasa nyeri, kesulitan
menggerakkan jari, dan gangguan fungsi sensorik. REPOSISI FRAKTUR
TERTUTUP DAN DISLOKASI Penatalaksanaan faktur terri dari manipulasi
untuk memperbaiki posisi fragmen dan splintage untuk menahan fragmen
sampai menyatu. Penyembuhan faktur didukung oleh pemadatan tulang secara
fisiologis, schingga aktivtas otot dan pemberian beban awal penting untuk

dilakukan. Tujuan ini didukung oleh 3 proses yaitureduks, imobilisai dan
Jatihan. Dua masalah yang penting yatu bagaimana mengimobilias fraktur
ramun tetap memungkinkan pasien menggunakan anggota gerak dengan cukup:
hal ini adalah da hal yang berlawanan (menahan versus menggerakkan) yang
<inginkan hl bedah untuk mempercepat kesembuhan(misalnya dengan fai
internal), Akan tetapi,abli bedah juga ingin menghindari resiko yang tidak
inginkan; ini adalah konlik kedua( Kecepatan versus keamanan). Faktor yang

Paling penting dalam menentukan kecenderungan untuk sembuh secara alami

ala Kondis jringan Tunak sekitar dan supli dar loka. Fraktur ener

rendah atau velostasrendah) hanya menyebabkan kerusakan jaringan lunak

Yang para, walaupun fakturtebuka ataupun terutu.

(6) Mengklasifikasikn uk tertuup sebagai erika

$ Grade 0: Fraktur simple dengan seikit atau tiak aa loka jaingan luna

@ Grade 1: Fraktur dengan abras! superficial atau memar pada jaringan Kult

dan jaingan subkuan.

Grade 2: Frakur yang lebih para dengan tandaKerusakan jringan Tunak

dan ancaman sindrom compartment.

@ Grade 3 : Luka berat dengan Kerusakanjaringanhalus yang las

Semakin parah tingkatan luka makan_semakin besar kemungkinan
membutuhkan beberapa bentuk fksasi mekanis; sabltas tulang Yang baik
membantu penyembuhan jringan lunak, REDUKST Walaupun penatalaksanaan
mum dan resusitasiharus didahulukap, namun penanganan fraktur diharapkan
tidak terlambat; pembengkakan bagian lnak clama 12 jam pertama menyebabkan
redulsi semakin sult. Walaupun demikan, terdapat beberapa kondist di mana
reduks tidak dibumuhkan ya
Saat hanya sediki atau tidak ada dislokast;

+ Sau dislokasi bukan suatu masalah (conto: ratur elavicula) dan

= Saut reduksi dak mungkinberhasi conto: fraktur kompresi pada vertebra)
Reduksi har ditujukan untuk fragmen tlang dengan apposisi yang cukup
dan gars fraktur yang normal

Semakin besar arca permukaan Kontak amurfragmen semakin. besar
kemungkinan tejdinya penyembuñan. Adanya jarak antara ujung fagmen
merupakan penyebab sering union yang telambat atau nonunion. Di sisi lin,
clama ada Kontak dan fragmen segaris (alignment) sedikit overtop pads
permukaan faktur masih diperbolehkan. Pada faktur yang meliputi pemukaan
Sendi, reduksi haras sedckat mungkin mendckati sempuma Karena adanya
¡iegulertasakan menycbablan distribusi muatan yang abnormal antarprmukaan
ang akan berpredspoisisi pada perubahan degenarati pada Kartilago sendi.

Terdapat metodo reduksi yait terutup dan terbuka. Reduksi Terulup Di
awah aneses dan relaksasi oot, fakturdireduks dengan 3 maneuver:

Bagian distal anggotagerak ditrk pada gas ulang;
Karena fragment episah, maka direduksi dengan melawan aah Baya awal
© Gars faktur yang lus iusahakan pad stiapbidang.

al in ebih fet dilakukan ketika periosteum dan oto pada satu sisi faktur
tetap uth karena ikatan jarngan Tunak mencegah over-reduction dan
menstbilkan frktur sielah direduksi. Beberape fraktur sui untuk direduksi
dengan manipulasi Karena tarkan tot yg trlal kuat schingga membutubkan
traksi yg lama, Traksi lang atau kulit selama beberapa hari menycbabkan
teganganjarngan lunak menurun dan memudahkan ejadinya alingment yg lebih
ak, sebagai contoh hal dapat dilakukan untuk faktor femur, akt shaft tibia
dan faktur humerus supracondylus pada anak, Pada umumnya reduksi tertutop
igunakan untuk semua fraktur islokasi minimal, untuk sebagian besar fraktur
pda anak, untuk kr yg tidak stabil ell rel dan dapat digunakan untuk
beberapabidai dan gis.

Fraktur tidak stabil dapat direduksi juga dengan metodo tenutup sebelum
dengan fiksasi inemal atau ekstemal Hal ini dilakukan untuk menghindan
‘manipulasi langsung sis fraktur oleh reduksiterbuka yang merusak suplai dara
Jokal dan mungkin menyebabkan waktu penyembuhan lebih lamba, Traksi ye

DRE aguies Bakes meta SEM (acikcan Ngament) bimtanya
dapat diaplikasikan menggunakan fracture table atau bone distaktor.
Reduksi Terbuka Indikasireduksi operatif aitu
9 Reduksi tertutup gagal, bak karena kesulitan mengontrol fragmen atau
Karena jaringan lunak berada diantaranya,
2 Terdapat fragmen sendi yang membutuhkan pengaturan posis yang
aka
Untuk traksi(avuls)fraktur dengan fragmen yang tepisah

3 Amps
Penghilangan sebagian atau kesehruban ckstremitas karena trauma atau
pembedahan. Kondisi amputasi dikarenakan demi menyclamatkan bagian tubuh
yang, sudah rusakdan tidak memungkinkan untuk pertahankan.
Penanganan Cedera Amputasi
{21 Segera kat (oumiquet) disekitar daerah ya idea, bla tdakbisa isambung

KembalizJika ada kemungkinan untukdisambung kembal, tut Iuka dengan

Kain beri str ka ada
@_Baringkan pasion dengan possi kaki lebih tinge dar kepala
(2 Selimutpasien untuk mengurangi kemungkinan tejadinya hipotemni
{2 Bagian tubub yang teramputasi masukkan Kedalam kantong plastik dan

masukkan Kedalam wadah yang bensi es batu untuk mendinginkan tps tidak

boleh beku. Ber tanda seperti waktu dbungkus dan intias pasien
{2 Baws pasien dan bagian tb yang tramputas ke rumah sat yang sama,

4. Sprain & Strain
Sprain

‘Bentuk cedera berupa pengukuran tau Kerobekan pada ligamen Garin
yang menghubungkan tulang dengan tulang) atau Kapsul sendi yang memberikan
stabiias sendi. Gejala sprain vattu nyeri, bengkak, peradangan, memar,
Ketidakmampuan. menggerakkan tungkai. Penyebab sprain adalah erpelsct,
gerakan yang salah sehingga send terenggang melampaur gerakan normal
Strain (kram otot)

Bentuk cidera berupa penguluran atau Kerobekan pada struktur musculo:
tendinous (tot dan tendon). Gejala sain yaitu ayer, spasme oto, keilangan
Kekustan, Keterbatasan gerak Iimekup send. Penyebab strain adalah tradi Karena
pembebanan secaatibatiba pada oto terteto

Injur padastuktur di sekitar send biasanyaKarena regangan yang beribih
tau anya kekuatan yang tba iba. Hal ini mengakibatkan penarikan terhadap
Struktur yang menyebabkan robeknya tot atau tendon. Sprain merupakanregangan,
Iepasnya, atau robeknya ligament pelindung, strain merupakan lepasnya atau
obeknya ot tendon dar tulang. jui dapat menimbulkan nyer ketidakmampuan
‚menahan beban erat, bengkak pada dacrah yang trkena: Strain dan spain biasanya,
rang era pada bay/ anak, Adit dan pasienobestas yang melakuka lathan ii
beresiko lead jnisinjuri ini.

@ Tingkat perama : robekan minor pada serabut, bengkak minimal,

Keidakoyamanan minimal, tidak dal minor cchymosis

@ Tingkat kedua:robekan schagian, sendi masih intack, bengkak lebih berat,
tampak echymosis

@ Tingkatketign: koraakan Sempumma poda ligament, send mungkin trbuka,
benzkak minimal sampai bera, trpsahnya tot dengan ott, otot dengan

1. RICE : Rest, ee, Compression, Elevation

a. Itimhatkan sendi yang terkena

Lakukan kompres es sekitar 20 menit

akan bolutan lastis verban untuk mengurangi bengkak
‚kan daerah yang terkena untuk mengurangi benglak
Pengobatan sesuaiindikas: analgetk,antinlamasi
2. Bantu dengan tongkat atau truk
3. Mulai aktivitas dengan hati-hati seeara bertahap

b
fi

5. Dislokasi
Distokasi terjadi ketika bagian permukaan artikular tulang yang membentuk

sendi tidak lagi tersambung dan kehilangan

Posisi anatomisnya. Ujung tulang dit T= ETS ESS
bergerak karena Kelemahan secaraKongenital,
penyakit yang mempengaruhi struktur
amikular dan periarikular, dan berkaitan

dengan trauma. DistöKäsi berkaitan dengan
Kondisi emergensi karena bahaya injury terhadap Kerusakan,saraf dan pembuluh
darah-Galam bentuk Kompresi, peregangan dan iskemia. Dislokasi digambarkan
¿lam istlah segment distal dalam kaitannya dengan segment proximäl, Subluksasi
sendi terjadi kelika beberapa permukaan artikular masih menempel tapi tidak
sempuma, Seseorang yang di duga atau diketahui adanya injury ortopedik sebaiknya
dikaji dengan hati-hati apakah fraktur atau dislokasi,Jika sescorang diduga maka
tungkai sebaikaya dibelat, pengkajian neurovasulerdilakukan,radiografik, dan injuri
di kurangi sesegera mungkin.
Tindakan aval:
a. Tentukan fungsineruvaskuler bagian distal
b: Immobiliasi sendi untuk mencegah injury lebih Lanjut
© Tinggikan sendi
4, Berikan kompres es untuk mengurangi bengkak
+. Persiapkan untuk reduksi
Luka Tusuk

‘Trauma yang diakibatkan oleh benda tajam (trauma taj). Lebar luká yang
<itimbulkan pada kulit jarang sekali memberikan gambafan dari kedalaman Iuka
usuk. Luka tusuk diakibatkan olch suatu gerakan aktif moja yang eepat atau suatu
doróngan pada tubuh dengan Sebuah ala Yang ujungnya tajam.
Penanganan LukaTusuk
@ prac
& Jangan cabut benda yang menaneap

21 Fiksasibendadengan tenik ban seperti donat pada benda tajam yang
menancap agar tidak banyak bergerak

ND. )PERASION, »
STABILISASI MUSCULUSKELETAL

PROSEDUR

oz

1 | Danger, Aman diri, aman pasien dan aman lingkungan (A3)

2 | Tentukan jenis luka, perdarahan, fraktur, Amputasi, Strain dan Sprain

Menyiapkan alat balut dan bidai (Perban, Kassa, Elastis Bandage, Mitela, dan
atauTourniquet)

Luka dan Perdarahan

4 | Lepas pakaian di area Luka

5 | Bersihkan dacrah yang luka dengan normal salin jika ada

6 | DEP perdarahan dengan 3T (Tutup, Tekan, Tinggikan)

Fraktur

7 | Cck PMS

8 | Melakukan pembidaian Fraktur (Melewati 2 sendi/2 tulang)

9 | Cek PMS

10 | Konsultasikan ke dokter atau rujuk ke faskes terdekat

TRAUMA THERMAL

A. PENDAHULUAN
Kulit merupakan organ yang paling las di tubuh manusi, tel dar 2 lapisan.
Lapisan luar yang terlihai di permukaan discbut dengan’ epidermis. Epidermis
merupakan batasan antara tubuh dengan lingkungan. Di bawah lapisan tipis epidermis
terdapat lisa jaringan ikat kolagen yang disebut dengan dermis Lapisan ii terir dari
susunan sara dan juga mendukung stuktur seperti folikel bulu-bulu, Kelenjar keringat,
dan kelenjar minyak,

Kulit memiliki fangs yang sangat penting, salah satunya adalah sebagai pelindung
antara tubuh dengan lingkungan luar tubuh, menjaga cairan di dalam tubuh, mencegah
masuknya bakteri dan mikteorgnisme lain yang akan masuk ke dalam tubuh,
rangsangan yang akandsampaikankeotak, khususnya pengaturan subutubub, Jkaterdapat
Kerusakan pada kuli, maka seluruh fungsi tersebut-tidak mampu erfungsi dan
membuat tubuh mengálami masalah yang berbahay.

‘Luka bakar pada kulit muncul ketika panas atau bahan Kimia Kontak atau mengenai
Kali dan merusak Komponen sel-sel kul Selain respon actual dai Kerusakan jaringan,
tubu juga mengalami raksi inflamasi yang dapat meningkatkan ungkat Keparahan
Iuka bakar. Bagian dari kulit yang mengalami nekrosis karenaluka bakar discbut zona.
Koagalasi yang bersifat irreversible. Areadisekitar zona koagulasidisebut zona sasis(liran
<arah seikitjaringan akan nekrotkjika Keadaan ini berlangsung lama). Kondisi ni dapat
terliat pada area yang lebih dalam pada luka bakar partia-tickness dan dapat datas
{dengan perawatan uk bakar yang balk dan resusitasi curan,

BY JENISJENIS LUKA BAKAR
1. Luka bakar kimi

Luka bakar chemical (kimi) discbabkan oleh kontaknyajaringan_kulit dengan asam

atau basa kuat, Konsentrasi zat kimia, lamanya kontak dan banyaknya jaringan yang

terpapar menenukan luasnya injuri Karena zat Kimia ii. Luka bakar kimia dapat
terjadi misalnya Karena kontak dengan zat-at pembersih yang sering dipergunakan.

‘untuk keperluan rumah tangga dan berbagai zat kimia yang digunakan dalam bidang

indusri, peranian dan militer, Luka bakar Kimia terjadi apabila kulit mengalami

‘Kontak dengan berbagai zatkimia

Prosedur luka bakar Kimi

a Gurakan slat pelindung diri seperti kaca mata, sarung tangan, masker khusus.

Pada kondisi tetenu, perlu untuk menggunakan pakakn pelindung bahan
ki

b. Lepaksan semua pakaian pasien, Simpan di kamong plastic untuk

meminimalsir kontak

e. Siram bahan kimia dari tubuh pasien dengan menggunakan air yang méngalir.

Tikabahan kimia kering (Serbuk), harus dibersihkan dengan cara iskat terlebih
dahl sebelum dilakukan irigas

44, Lepaskan seluruh benda yang menempel pada tubuh pasiendengan memeriksa

seurub bag tubuhpasie.
2. Luka bakar strike

Luka bakar istik discbabkanoleh panas yang digerakan dari energi hstnk

Jalui.tubuh. Bert ringannya ka dipengeruhi oleh lamanya

itu sampai mengenai tubuh,
Derajat kerusikan jaingan pada luka bakar listriktergantungpoda alíran yang
teriba dan lamanya paparan. Luka bakar listrk dapat menyebabkan enti jantung,
ddan untuk menanganinya mungkin dipelukan tindakan rsusitasijantung paru (RIP)

‘Ada tiga tie teradinya cidera listrik

3. Luka bakar strike akibat Kontak langsung. Anus listrik mengalir melalui
jaringan_menyebabkan nekrosis yang as di sepanjang jaringan yang dilaui
anus tersebut. Kult seringkali terlihat gosong bahkan pada beberapa kasus dapat
menjadi tercerai era. Pada luko bakar jenis ini, dapatdijumpai
adanyalukamasukdanlukakeluaryang berupalukakecildipermukaan kulit

b. Luka bakar akibat perikın/loncatn bunga api listik. Dalam hal ini akan
‘menimbulkan luka bakar yang nyata pada ku

€. Luka bakar tersambar listik. Hal ini dapat trjadi apabila pasien terlalu dekat
dengan sumber lisrikyang erbuka, schingga menyebabkan terjadinyaluka bakar
akibat suhu panas. Umumnya terjadi pada pasien yang berada di dekat sumber
Tisriktersebut dan tidak melindungi kultnya dengan pakaian khusus.
3. Luka bakar radiasi
LLakabakarraiasdisebabkanolehterpapardengansumber radioaktif. Tipeinjuri
iniseingkali berhubungan dengan penggunaan radiasi ion pada indust atau da
sumber radisi umuk kopen terapautikpud _ duniskedoltran
Terbaksrolchsinarmatahari akibaterpapar yangterllu lamajuga — merupakan.
salahsatutipe lukabokar radiasi
4. Trauma Suhu Dingin
a. Frostnip
Frostnip, yaitu bentuk-paling-ringan-traur dingin, di
pucat, dan kesemutin pada area yang terkena
b. Frostbite
Frostbite, ya pembekuan jaringan yang diakibatlan oleh pembentukan
Kristal es intraseluler dan bendungan mikrovaskuler schingga.terjadi anoksia
jringan. Derajatkedalaman:
Derajat 1: Hiperemia dan edema tanpa nekrosis jringan

di dengan nyeri,

dan edema

dengan ross
2 Derajat 3: Nekrosis seluruh lapisan kulit dan jaringan subkutan, biasanya juga
sera dengan pembertukanvesiel bemoragik
WDeraj 6 Nekronis sc Tainan Kult dan gagren lot sea aang
2 Non frevsog inary
(Non Freezing Injury, dischabkn oh tna, dara hashingin. seca

terus menents yang suhunya masih dí ats tik. beku, amara 1,6°C
sampai 10°C (3S°F sampai SO"F)
Penanganan trauma dingin
Penanganan harus segera dilakukan untuk memperpendek betlangsungnya
pom pen nga.

Lepasian baju yang basah, ganti_dengen menggunakan sims hangat
Berikan minum hangatjka pasien bisa minum
€: Rendam bagian cedra di dalam ar hangat 40°C (104°C) yang berpuar, sampai
aa kult menjadi merah dan perfusinya Kemba normal (biasanya 20-30
ment)
4. Hindi penggunaan udıra ering yang paras
€. Jangan digosok atau dium
1. Benkan andgeiik arena tindakan pemanase daatmenimbulkan nyen
hebat
Pasang monitor jantung
©. FARTORFARTOR YANG MEMPENGARUNIKEPARAHANLUKADAKAR
Kedalaman, LukaBakar
Luka bakardikategorikan berdasarkan dalamnya kerusakanTuka Bakar dan respon,
sebagai superficial raat D, partial thickness(deajt I) fll thickness (deat ID)
a. Superficial (derajat1) dengan cirkeiri scbagai berikut:
2 Pariat thickness dikelompokan menjadi 2, yatu superpicial partial thickness
dan deep partial thickness.
D Hanya mengenai lapisan epidermis.
© Lak tapak pk campa mea (tema sagan sampa Bera),
it memucat Bila dtekan
À ue seat
2 Terbentuk blister
2 kul
hangatkering 2
Aypereiheic
Nyer berkurang dengan pendinginan.
39 Discomfort berakhir iackra dam waktu ASjam.
Depa sold sprunan dele 3-7 hai

. Deep Parical thickness (derajat I) dengan er sebagai berikut

{ Mengenai epidermis dan dermis,

@ Luka tampak merah sampai pink

D Tida ada blister
Edema

D Sensi terhadap udara dingin

2 Penyembuhan la ‘Superficial partial thickness: 14-21 hai. Deep parta
thickness: 21-28har.Namun demikian penyembuhannya bervarisi
tergantong darı kedalaman dan ada tidakayainfcksi

© Fullhichness (derajat I),

5A Mengenaisemun lapisan Kali, Iemak subcutan dan dapat juga mengenai
permukaan ott, dan persarafan dan pembuluh dara.

Laka tampa bervarias dar era put, merah samp dengancoklat atau
tm.

$ Tanpa ada bier

Perma ha kering dengan tkturkasarkeras

Y Edema,

$ Sodi nyeri atau bahkan tidak ada asa nyer.

$ Tidak mungkin tradi penyembuhan uk sara spontan.

@ Memerukan skin gra

© Dapat rjc scar hipertopik dan kontrktur ka tidak ilakukan tindakan
prevent

2 Luas Laka Bakar

Hoag = 0%

Adult Chita

“Terdapat beberapa metodo untuk menentukan luka bakar meliput (1) rule
‘of nine, (2) Lund and Browder, dan (3) hand palm. Ukuran uk baka dapat dtentukan
‘dengan menggunakan salah satu dari metodetersebut. Ukuran luka bakar ditentukan
‘dengan prosentase dari permukaan tubuh yang terkena luka bakar. Akurasi dari
perhitungan bervariasi menurut metodo yang digunakan dan pengalaman sescorang
dalam menentukan luas luka bakar. Metode rule of nine mulai diperkenalkan sek
tahun 1940-an sebagai suat alt pengkajian yang cepat untuk menentukan perkiraan
ukuran /Tuas luka Dakar. Dasar darimetode ini adalah bahwa tubuh di bagi kedalam
bagiansbagian anatomie, dimana setiap bagian mewakili 9 % kecuali daerah genitalia
174

3. Lokasi yangterkena
"Bert ringannyaluka baka dipengarui pula oleh fokasi Iuka baka, Luka bakar
yang mengensi kepala, ler dan dada seringkali berkatan dengan komplikasi
pulmoner. Luka bakar yang menganai wajah seringkali menycbabkan abrasi kome.
Luka bakar yang mengenai lengan dan persendian seringkali — membutubkan terapi
fisik dan occupasi dan dapat menimbulken implikasi terhadıp kehilangan waka
bekerja dan atau ketidakmampuan untuk Dekerja secara permanen. Luka bakar yang
‘mengenai daerah perineal dapat terkontaminasi oleh urine atau feces. Sedangkan Tuka
bakar yang mengenai daerah torak dapat menyebabkan tidak adekuatnya ekspansi
dinding dada dan terjadinya insufisinsi pulmoner.
4. Kondis keschatan pasien|
‘Adanya kelemahan jantung, penyakit pulmoner, endocrin dan_penyak
penyakit ginjal, Khususnya_ diabetes, nsulisiensi kardiopulmoner, alkoholisme dan
‘Raga ginjl, haras diobservasi karena semua it akan. mempengaruhi respon Klien
‘eshadap injuridan penanganannya. Angka kematian pada klien yang memiliki
‘penyakitjantung adalah 35-4 kal lebih tinggi dibandingkan Klien uka tokar yang
tidak menderita penyakit janung. Demikian pula Klien Iuka Bakar yang juga alkoism 3
ali lebih tinggi angka kematimmya dibandingkan klien luka Dakar yang
nopälkoholism. Disamping tu juga Klien alkoholism yang terkena Toks bakar masa
bidupnya akan lebih lama berada di rumah sat, artinya pasien loka bakar Yang juga
lkoholism akan lebi lama hari rawainya di rumah sai
Sí Mekanisme Injury
Mekanisme injury merupakan faktor ain yang digunakan untuk menentakan
‘brat ingannya luka bakar. Secara umum luka bakar yang juga mengalami injui
inhalasi memerlukan perhatian Khusus. Pada luka bakar elekrik, panas yang
dihantarkan melalui tubuh, mengakcbacan kerusakan jaringan intel. Injury poda
‘lit mungkin tidak begitu berari akan tetapi kerusakan ofot dan jringan lunak
Tainnya dapat erjadi lebih las, khususnya bila injury lektrik dengan voltage tings
Olch karena itu voltage, tipe arus (direct atau altemating), tempat kontak, dan
Tamanya Kontak adalah sangat penting untuk diketahui dan dperhatikan Karena dapat
mempengaruhi morbid

6. Usa
Usia Klien mempengaruhi bert ringannya luka bakar. Angka kematiannya
(Mortaliy rate) cup tinggi pada anak yang berusia kurang dari 4 ahun, terutama
pada kelompok usa 0-1 tahun dan Klien yang —berusia di ats 65 th Tingginya
Statist morualtas dan morbiitas pada orang tun yang terkena luka bakar
‘merupakan akibat Kombinasi dari berbagai gangguan fungsonal (seperti lambatnya
bereaks, gangguan dalam mena, dan menurannya kemampuan mobiltas), hidup
‘sendin, dan bahaya-bahaya linekungan Tainnya, Disamping it juga mereka. lebih
ent terhadap. injury loka Dakar karena kulitnya menjadi lebih tips, dan
terjadiathropi pada bagiancbagian Kult lan, Sebingga situasi seperti ea
mandi dan memasak dapat menyebabkan trjadinya luka Bakar.
D. PENATALAKSANAAN LUKA BAKAR
Penilaan awal harusdilakukan terutama di tempat: Kejadian Yu situasi kemanan
penolong. Hal-hal yang mengancam pasien dan penolong.harus teidenifikasi segera
idak boleh memiberkan pertlongan apabila petugas pemadam kebakaranbelum
‘menyatakan aman untuk melakukan pertolongan. Apabila pasien sudah berhasildibawa
ke tempat yang aman, proses. pembakaran harus segera dihentikan unfuk mencegah
terjainya cidera lebih lnju dan untuk mengurangiterjadinya kerusakan jaringan (Stop
The Burning Process

saluran napas (airway),
termasuk mendeteksi adaya tandatanda cidra inhalai, epeni

© Luka bakar yang mengenai wajah dan atau

TeherAlis mata dan bulo Hidung hangus

9 Adanya timbunan karbon dan tanda peradangan akut

2 orofaing Sputum yang menganding karbon aang.

Stora sen stridor

A Riwayat gangguan mengunyah dan atau terkurung dalam api

D Luka bakar kepala dan badanakibat kan
D Kadarkarboksi hemoglobin lebih dar 10% setlah tebakar

Kemungkinan tejadinya Keracunan asap, keracunan CO, dan cedera thatur
respirtorkharusdipikitkanapabila insiden ini erjadi pada rang yang tetutup,

Pada pasien dengan trauma termal kemungkinan terjdinya oksigenai yang tidak
adckuat dan sirkulasi yang buruk sangat tinggi. Untuk itulah pasienbaik dalam keadaan
sadar ataupun tidak sadar harus diberkan terapi oksigen dengan frksi tinggi sera
dllakukan peman
terus menerus. Respon CO dan sianida terhadap oksigen dengan fraks tinggi hamper
mencapai 100%. Pasien-alam kcadaan stabil dengän week muntah yang baik sera
airway yang bob, harustotp diberikan oksigen dan harustctap imonitor. Tindakan
definitive away dapat ilkukan jk dibutubkan berdasarkan indikasinya,

Pada pasien dengan penampakan hangus di seluruh bagian dada! kemampuan
untuk mengembangkan dinding toraks mungkin sangt erbatas. Keterbatasan ini mungkin
disebabkan oleh berkurangnya elastsitas jaringan yang terbakar yang mengakibatkan
volume tidak dan volume pemapasan semenit menjadi tidak adekuat. Scbagian keci
pasien yang mengalami ini dibutubkan insist (escharotomy) yang dilakukan oleh
petugas yang tela, ka petugas tidak tela untuk melakukan tindakan ini, make
pemberian oksigen dengan Konsentrasi tinggi harus dilakukan: Scielah itu segera
lakukan resusitasicairan,

Pemberian

Pasien luka bakar yang diseta cdera, dapat terjadi penurunan transpor oksigen ke
Jaringan disebabkan oleh penurunan volume darah di sirkulasi, Penurunan volume
arah yang langsing diakibatlan oleh luka bakar tidak akan terjadi segerasetelah
pers, ttai akan muncul dalam 6-8 jam setelah Kejadian. Syok yang teja segera
setelah Kejadian biasanya disebabkan oleh cidera ain. Pengelolaan terhadap keadan
ipovolerua ini melipui terapi cairan dengan pemberian RL/ normal saline. Penggantian
cairan yang dibenkan banyak formulanya, yang lazim digurakan dengan penggunaan
Romos Baxter

an tehadap jalan napas (airway) dan pemapasan (breathing) secara

RS MR RES
CODE TRES EEE)
m mr ver 7
ea nm ee me |
re ne a
pm tn ae! caine
mie iB sce)

[Bera | Sema A | TS woe
mr ran
= Separuhnya diberikan dalam 8 jam pertama setelah kejacian,
Separuhnya agi dalam 16 jam berikut.

Penanganan raso sakit terhadap pasien Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian
analgetik untuk menghilangkan rasa nyeri, Kompres pada luka dengan menggunakan Kain
yang lembab dan steril secara psikologis membuat pasien merasakan Kenyamanan.
Perawatan luka bertujuan untuk mencegah kerusakan lebih lanju dan mencegah infesi

KESIMPULAN MI

(tak tersimpan di dalam craniurn yang Kaku. Cidera kepala apapun yang menyebabkan
pembengkakan atau perdarahan di dalam cranium akan mengakibatkan Kompresi otak, yang
dapat mengakibaikan kerusakan neurologis yang permanen bahkan kematian. Penilaian
ierhadap penderita trauma kepala dimulai dengan tingkat kesadaramya. Petugas harus.
mencurigai adanya cidera intracranial jika menemukan penurunan tingkat kesadaran dan
mengambil langkah-langlah intervensi. Trauma kepala akan dapat mengskibatkan cider
‘mulai dari konkusio sampai perdarahan intracranial yang mengancam jiva. Perdarahan pada
swajah dan scalp set ffaktur akan berhubungan dengan potensi cidera otak. Transporasi
aras dilakukan dengan cepat dengan posisi kepala diinggikan. Fasilitas yang tepat adalah
rumah sakit yang dapat memberikan pertolongan definitive terhadap cidera kepala dan
tak

Kolumna vertebra tdi: dai 33 vertebra yang tepisah dan bertumpuk satu sama ai
Fungsi Kolumna vertebra adalah menahan berat badan dan memudahkan gersk Korda spinalis
yang berada didalam kolumna sangat rentan terhadap gerak atau posist abnormal. Struktur
penuh arafiniilindungi oleh tlang-tulang vertebra. Korda dapat ciderajikatlang, ott dan
ligamen yang melindunginya cidera Tidak dapatnya korda beregenerasi akan memungkinkan
cidera permanen. Mekanisme cidera dapat menjadi indikasi trauma spinal dan pengelolaannya,
Imobilisasifrakturtulang belakang harus melipuiimobilissi Kepaa, ler, torso dan pelvis.
Alt yang digunakan untuk imobilsasi harus membuat tulang belakang, tidak bergerak
sediktpun. Harus ada metode dan ala pelindung tulang belakang sampai dipastikan bahwa
penderita tidak mengalami eidera spinal atau sampai dilakukan penanganan bedah ebih laut.

‚Toraks merupakan dacrah yang mengandung organ-organ vital kedua setelah otak. Toraks
juga mengandung pembulul-pembuluh besar aorta, vena cava sertaarterivena pulmonalis.
Cidera dada sering terjadi pada penderita trauma multi system dan biasanya berhubungan
dengan trauma yang mengancam nyawa. Cidera toraks yang serius dapat dengan mudah
menganggu veniast dan sirkulasi. Trauma dado akan menghasilkan penurunan ventas
Karena kurangnya pergerakan rangka dada atau hilangnya kontinuitas dinding toraks, tidak
adokustnya oksigenasi darah_ yang. melewati membrane alveoli kapiler aklbat kontusio
para

Cedera abdomen sangat potensal mengancam jiwa. Perdarahan hebat abdomen tidak seal
menampakkan gejala yang jelas. Keadaan penderta cidera abdomen dapat memburuk dengan
cepat.Idenifikasi organ yang cidera sui ilakukan di ingkungan fase pra rumah sat harus
Aifakukan penilaian cepat, stabilisasi esensial dan transport cepat. Pertolongan fase aval
melípui pengelolan airway, oksigenas adekuat dan control perdarahan. Tindakan bedah pada
vmumanya haras segera dilakukan. Fasiitas rumah sakit dengan tim trauma yang siap sedia
sangatlah menentukan keberhasilan penyelamatan iva penderita.

Prinsip dalam penanganan uk bakar
Swop the burning process (Hentikan Proses Luka Bakar)
@ Bebaskan jalan nafıs (Airway)

Stabilkan pemafasan (Breathing)

Lakukan resusitast, iran
@ Lakukan perawatan lüka,

Den Ye
MECHANISM OP TRAUMA

"TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM
Pesorta dapat mengetahui, mengidentiias, Kemungkinan perukian ditinjow dark
proses kejadian/biomekanik trauma.

‘TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS
Setelah mengikuti peltihan ini peseta di-harapkan mampu untuk +

1. Mengetahui proses kejadian suatu trauma

2. Mengetahui jenis perlukaan ditinjau dari proses Kejadian trauma.

3. Mengidentifikasi kemungkinan perlukaan yang tegadi

4, Melakukan tindakan pertolongan yang tepat didasa dari proses kejadian trauma,

PENDAHULUAN
mekanik trauma adalah proses! mekanisme Kejadian Kecelakaan pada saat
Scbelum, saat dan sesudah kejadian. Keuntungan mempelajari biomekanik trauma adalah dapat
‘mengetahui bagaimana proses Kejadian dan memprediksi Kemungkinan bag ian tubuh atau
Organ yang terkena cedera, Pengetahuan akan biomekanik trauma penting arena akan
‘membantu dalam mengerti akibat yang ditimbulkan trauma dan waspada terhadap jenis
perlukaan tete

Olch Karena itu penting sekali bagi setiap petugas penanganan gawat darurat untuk
‘mengetahui
1. Hal yang tera
2. Celera yang diderita pasien

“Tanpa mengefahui mekanisme kejadiannya kita tidak dapat_meramalkan cedera apa
yang terjadi dan hal ini akan menimbulkan babaya bagi pasien. Biomekanik juga merupakan
Sarana penting untuk melakukan triage dan harus disampaikan.-ke dokter gawat darurat atau
ahli bedah. Sebagai contoh beramya kerusakan kendaraan pada kejadian kecelakaan merupakan
Sarana pemeriksaan triage non fisologis

Informasi yang rinci mengenai biomekanik dari suatu kecelakään dapat membantu
identifikasi sampai dengan 90 % dan trauma yang diderita pasien. Informasi yang rinci dan
biomekanik trauma ini dimulaf dengan keterangan dari keadaan / kejadian pada fase sebelum
terjadinya kecelakaan seperti minum alkohol; pemäkaian obat, kejang, sakit dada, kehilangan
Kesadaran sebelum tabrakan dan sebagainya.

MECHANISM OF TRAUMA

A. KLASIFIKASI MEKANISM OF TRAUMA
“Tumpl,embus, thermal dan edakn (Blas jur). Pda semua kass dista tera
pemindahan energi (Transfer energy) Kejaingan, ta dalam kaos au thermal tea
perpindalan energi (ana dngin) Ke jringan. Pemindalan ener (anger ener)
Aigambarkan sebagai sutu gslombang ku yang bergerak dengan keceptan yang
bervariasi meala media yang berbodacbedo. Teor im erlak unuk semua jens
elombang seperti gelombang tara, gelombangtanan ater, spent con ahockwave
Sang dihlken pads ha tau Korte (lang pada sat tera entra dengan sata
‘objek yang menghasikan pemindakan energi.Apabilaenerat yang dihasilkan melebihi
tas eran jringan, maka akan ted Gita jringan dan ead sut trauma
B. RIWAYAT TRAUMA.

Informa yang didopaían dui tempt Kejaian mengenKerusakan interior maupun
serie dr endaran seing dapat memberkan petunuk tentang jens ams yang
tera pda penumpang ta pjalan Kaki. Pas pra rumah ski pea untuk menguasas
al ni unta mencari petunj yang mencurigakan dan mener Buti adanya trauma yang
terembuny. Seboga con, str yang Dengkok menunjukan adanya trauma oral.
Keterngan ini aris merangsang untuk menta pasen untuk mencuriga adanya pt
{ula dado, organ-organ mediastinal, dan trauma pad parenkhim pra Informas dany
Jaca depan mobil yan pocah dengan tanda Bulls Eye menunjukan ba telah trad
enturan Kepala dengan kaca dan haras dicungaadanyafrktur srikl. Lekukan pada
asian bawah dash board menunjkan ba tja entorn amara lt dan dash
‘hoard dan memungkiokan ejdinya dislkas send Jl, pan ts raktr Tuta dan
femur Kerusakan hagan samping Kendaran menunjukan adanya aus agian ara
dan daa, abdomen, panggul dan Ihe pain. Scan to Kteangan mengeai kejadian
yang menyebabkan trauma dapat memperkuät indias indakan dan. Laka tembus
ada tub dan ıckanan daran Yang menurun menunjukan adanya trauma pembulh
Sara besar yang har dlkukan tindakan bcdah segea. Pasion dengan trauma. pala
Sang bukan Karen Kecclakaun lla fins dan pad pemeriksan neuologis didpalkn
bnomalits, emungkinan besar harıs dilkukan tindakan bed cksporst.
Sedangkan Na bar arena Kebakaran besar dalam rungen ertuup basanya sera
‘leh ceder inalasi dan Keracunan Karbon monoksida. Contoh-conth ini menunjukan
peningnyas mim ‘adn yang menychabkan tua

Penyebatrbanyak adalah aura tumpul dengan keclakan ao lits, Pada sunt
sccelakaan ll fins, misalya abrakan mobil, maka pasien yang beradadidalam mobil
shan menglami beberapa benturan (olson) betrut-rut saga erik
2 Primary colision

‘ash brad pada possi masing-masing. Tabrakan dapat trad dengan cara

$8. Tabrakan dean (ont)

(2 “Tabrakan sampmg (T-Bone)

@ Tebrkan danbelakang

@ Teralik ollonen)

1. Secondary Colon

Setolah terjadi tabrakan pasien menabrak bagia dalam mobil (atau sabuk
pengaman). Perlukaan yang stungkintimbulakibat beturan akan sangattergantung
dar arahtabrakan,

+. Tentary collision

Seteah pasien menabrak bagian dalam mob, organ yang berada dalam rongga
tubuh akan melaju Kearah depan dan mungkin akan mengalami perlukaan langsung
ataupun terlepas (robe) dar ala pengikatnya dalam rongga tubuh erscbut.

4. Subsidarycolision

Kejadian berikutnya adalah kemungkinan penumpang mobil yang mengalami
tabrakan tepental kedepan atau keluar dari mobil. Slain ity barang-barang yang berada
dalam mobil turut terpental dan menambah cedera pada pasien

Pengkajan pada fase in
M Tipe kejadian trauma, misalnya :tabrakan kendaraan bermotor, jara atau

trauma /Tuk tembus.

M Perkiman intensitas energi yang terjadi mislnya : kecepatan kenlanan,
Ketingian dari tempat jt, kaliberatavukuran senjata.
denis tabrakan atau benturan yang terjadi pada pasien: mobil, pohon,pisau dan
lainlain
€. BIOMEKANIK TABRAKAN
1. Tabrakan Mobil
a. Tabrakan dar depan frontal
Benturan frontal adalahtabrakan /benturan dengan benda didepan Kendaraan yang
secara baba mengurangi Kecepatannya, schingga secara tibaxiba
Kecepatannya berkurang
Pada suatu tabrakan frontal dengan pasien tanpasabuk pengaman, pasien akan
‘mengalami beberapa fase sebagai berikut
Fase |
Bagian bawah pasien trgeser Kedepán;Diasanyaluutakan menghantam dash
‘board dengan keas yangmenimbulkanbekasbenturanpads dashboardersebut
Kemungkinancederayangakanteidi
Patah tlang pubs karena menahan beban berlbihan
27 Dislokasi sendi panggul Karen terdorong kedepan Schingga lepas dari
17 Dislokas Tura atau bahkan Pata tulang It karen benturan yang keras
pada dashboard
CES
Bagian ats_pasien ruruttrgeser kedepan schingga dada atu perut akan
‘menghantam stir Kemungkinan cedera yang akan erjadí
Caza allomen sampai teradinya Perdaıhan dalam. Karena

+ Cade dada seperti pasa lang ras dan flag dada Sein ity
sca tradi, organ al ona des spe pa a, ann
CES
Tubuh pasienakan nai, la kepala membenturkacamobil bagian depan stay
bogian samping. Kemungkinan cedera yang akan erjadt
Calera kepala (brat, sedang, ringan)
¥ Pata tang leer (ratur
serial) Fase 4
Setelh muka membentur kacu, pasien Kembali tepental Ke tempat uk.
Perlu mendapat perhatan khusus apabila kurs mobil tidak trsdia head rest
arena kepalı akan melenting dibagian atas sandaran kurs. Kondisi akan
semakin parah, apabla paien terpental keluar dar Kendarsan. Kemungkinan
cedera yangakan trjadi
‘Pats tulang belakang (servikal-koksigis)karena roses dudu yang begitu
‘epat dan schingga menimbulkan beban berlbib pada tlang belakang.
‘7 Pata tlangleher Karen tidak ada head rest
Multiple trauma apabilapasien terpental keluar di kendaraan,
5. TabrakanDan Belakang (Rear Colon)

Tabrakan dari belakang mempungl” biomekanik tersendi Biasanya
tabrakan sepert ini tejadi ketika Kendarsan berhent atau pada kendaraan yang
Kecepatannya lebih lambat. Kendaraan tersebutberikut penumpangnya mengalamı
pereepatan (akselerasi) ke depan oleh perpindahan energ dari benturannya. Badan
pemumpang akan terakselerasi kedepan sedangkan Kepalanya seringkai tidak
teraksclerasi schingen akan mengakibatkan hiperckstensi Icher. Hal ini akan
dipeparah apabila sandaran kursi Kendraan tidak memliki head rest sehingga
struktur penunjang leher mengalami peregangan yang berebihan dan menyebabkan
terjadinya whiplash injury (gaya pecu). Kemungkinan cedera yang akan teja
Fraktur Servic

e. Tabrakandari samping (Lateral Collision)

Tabrakan sampingseringkaliterjadidiperempatan yang tidak memiliki rambu-

Min ARA AA ARS

Kendarsn, yang mengakselrasi penumpang menjauhi tik benturan. Benturan
seperti adalah penyebabkematan Kedua stlah beturan frontal. 51 % dai
kematkn karena tabıkan kendarain terjadi sebaga akibt dari wbrakın /
benturan lateral, Banyak tpe tramo yang tradi pada tbrakan lateral sama
dengan yang tea pada brakan frontal Sean ta tama kompresi pada tubuh
dan felis juga sringtejadi, Trauma internal terjai pada sis yang sama dimana
Tokas yang terabra,seberapa dalam possi melesaknya abin penumpung posi
penumpang / pengemudi, dan lamanya. Pengemudi yang terabrak pada pois
pengemudi kemungkinan terbesar mengalami trauma, pada sis Kanan tubuhnya
<emikian juga sebalknya pada prumpang Kemungkinan cedera yang akan tradi

Fraktrservieal
@ Fraktur iga
Y Trauma para
Y Trauma hat ipa
ÍA Traumspelsis
Trauma sheet

a. Tepbalik(Roll Over)

Pada kendaraan yang talk, penumpangnya dapat mengenaiYerbenur pada
sem bagan dar Komparcmen penumpang.Jnis raum dapat died dengan
‘mempeloari ik benturan pad kli pasen sebagai hukum yang umum, dlam
kejdin tetalkaya kendaran maka terjadh Deberapa gerakan yang dahsya,
samping dapat menyebabkan trauma yang seis. Ini lebih era bagi penumpang
yang tidak memakaı sabuk pengaman, Dalam menangoni Kass seperti aras

issih bern hatharesemabaginsmenalamiederatak
‘anak hstanatatdakeltn Kemungknan oder sang alan adh
@ Mule trauma

2 Waspadai kemungkinan cra ulang belakang belakang. dan fake servikal
e. Teremparkehir (ection)
Trauma yang dislar penumpang dapat lebih beat bila terlempar keluar dar
kendaraan. emungkinan terjadinya trauma meningkat 300
terlempar keuar Peugas gawat darurat yang memeriksa pasin yang terlempar
‘cluar hars bi tli dalam mencan trauma yang tidak tampa
Kemungkinan cedera yang akan tegjadi
@ Mutipe trauma
A Trauma Kepa
Trauma organ
Y dalam Fraktur
serial
2. Benturn Organ
Katia tejaditabrakan / beturan slain tubuh yang membentur /menabrak,
rein, bagian dalam pun turur menabrak dinding tubuh dan scbagian mengalam!
@mpres. Organ dam uh dag menjadi da basin ya:
Organ Soi, sepei Oak, han, limpa, jntung dan papa
‘Organ berongga, eper sus dan lambung
Ketika tejadi-benturan / tabrakan organ-orgar terscbut dapat mengalami
perlukaan, Perikaan organ dalam dapat trad ell mekansme
à. Bent angine
Trauma organ dalam tejdi ketika teadi benturan langsung_terhadap
pelindung organ escu. Mialnya benturan tehadap Kepala dapat mengakibatkan
Perucaan pad oak berupa memar atau robekan. Pada kas ain oak menghantam
Sinding’tulang engkorak yang mengakbatkan erjainya perdarhan pada otk
Decccleration dan acceleration injury, Pada decceleration injury Keka
Lead benturn organdalam melaju kedepan (pada tabrakan frontal} dan robek
pada iatan yang mengikamya. Sebagal contoh janung akan terlepas dan
"Katanya dan tejadi pt ara. Sedangkan pada acceleration injury comohnya
adalah wiplash injury oda benturan/tbrakan dar belakang.
bo Trauma kompresi
“Trauma komprsi teja bila bagian depan dari badan berhenti bergerak,

belakang ol bagianbelakang dinding torakoabdominal dan kolumna vetrebralis,
dan didepan oleh struktur yang tejpi. Pada organ
yang berongga dapat tradi apa yang disebut dengan
sfek kantong kertas (paper bag effet) yaitu seperti
rmainan anak-anak dimana kantong kerts ditip dan
ditutup alo dipukul untuk mendapat ef ledakan
Organ beronggatersebutusus dan lambung

“Trauma karena sabuk pengaman, Sabuk
pengaman sudah terbukti dalam memberikan
penolongan menyelamatkan penumpang. Jka
digunakan dengan benar sabuk pengaman mengurangi kematlan sampai 65.75 %
dan mengurangi trauma berat sampai dengan sepuluh kali, Tekanan safety bet
pada peru bisa mengakibatkan rupture organ dalam peru, Oleh Karena tu dalam
melepas sabuk pengaman harus hat hat jangan melepas secara mendadak,
Karena sabuk pengaman bisa berfungsi sebagai tampon. Apabila dibuka seca
mendadak artnya tampon dibuka ehingga akan trjai perdarahan hebar

Benturan dengan bemper, Tinggi bemper versus ketinggian pasien
merupalkan faktor Kits dalam trauma yang terjadi. Pada orang dewasa dengan
‚Posisi berdiri,benturan awal dengan bemper blasanya mengenaitungkai, lun
an pelvis Anak - anak Ibih mungkinterkena pada bagian abdomen dan dada.

Benturan dengan kaca depan dan tutup mesin, Pada fas ini pejalan ka
melayang datas mobil dan Kemudian membentur tutup mesin dan kaca depan
Kendaraan. Kejadian in mengakibatkan trauma dada dan kepala dengan tingkat
Keparahan sesul dengan kerasnya benturan

Benturan dengan tanah / ground, Benturan dengan tanah mengakibatkan
beberapa truma yaltu fraktur servikal dan tulang belakang, trauma kepala dan
Kompresiorgan.

3. Trauma pejaan Kaki
Di Amerika Serikat lebih dan 7000 pejalan Kaki terbunuh setiap tahun setelab
terabrak kendaraan bermotor, pasien Iainnya mengalam trauma sers setelahtabrakan
terscbut Trauma yang dilamı pejla kaki pada umumaya mcliput kepala thorak, da
ckstramitas bawah. Terdapat 3 fase benturan yang dialam pada saat pejalan kaki
tenabrak:
4, Trauma tembus (penetrating injury)
a. Senjata dengan energirendah (low energy)

‘Contoh senata dengan cnergi endah adalah pis dan alt pemecah es. Alain
menyebabkan kerusakan hanya Karena ujung tajamnya. Karena energi renda,
biasanya hanya sedikit menyebabkan cera sekunder. Cedera pada pasien da
<iperkirakan dengan mengikuti alursenjata pada tubuh. Pada luka tusuk, ani
mempunyai kebiasaan menusuk Kebawah, sedangkan pra menusuk Keatas Karena
kebiasaan mengepal.

Saat menilai pasien dengan luka tusuk, jangan diabaikan Kemuñekinan luk
uSuk mulipel. Inspeks dapat dilaakan dilokasi, dalam perjalanan ke rumah
sakit tay saat tba di rumah sai, tergantung pada keadaan disckitarlokasi dan
kondisi sien.

1. Senajata denga enrgi menengah & tinggi (medium and high energy)

Senjata dengan energi menengah contohnya adalah pistol, sedangkan senjata
dengan energi tinggi seperti senjata militerdan senjata untuk berburu. Semakin
banyak jumlah mesiu, maka akan semakin meningkat kecepatan peluru dan energ
Kineiknya. Kerusakan jaringan tidak hanya dacra yang ilu peluru tetapi juga
pada daerah disekitar bat tekanan dan regangan jaringan yang di
pelura, Pelura akbat senjata energi tinggi dan menengah Juga menyebabkan
kavitai /rongga yang lebih besar dan lubang masuknya, Untuk senjata dengan
energi menengah biasanya menyebabkan Kavitas 3-6 kali dan ukuran frontal
pelura, sedangkan untuk energi tinggi akan lebih besar lag, demikian juga
Kerusakan jaingan yang itimbulkannya akan lebih besar gi.

Halhal lan yang mempengaruhi Keparahan_cidera adalah hambatan udara
dan jara. Tahanan udara akan memperlambat Kecepatan peluru. Semakin jauh
Jarak tembak, akan semakin mengurang Kecepatan peluru schingga Kerusakan

yang ditimbulkannya akan berkurang. Sebagian kasus penembakan dilakukan dari
jarak dekat dengan pistol, schingga memungkinkan cederaserius cukup best.
‘Trauma ledakan (blast injury)

Ledakan terjadi sebagai hasil perubahan yang sangat cepat dari suatu bahan

dengan volume yang relatif Kecl, baik padat, cairan atau gas, menjadi produk-produk
gas. Produk gas ni yang secara cepat berkembang dan menempati suatu volume yang.
jauh lebih besar dari pada volume bahan aslinya. Bilamana tidak ada rintangan,
pengembangan gas yang cepat ini akan menghasilkan sesuatu gelombang tekanan
(shock wave). Trauma Ledakan dapat diklasifikasikan dalam 3 mekanisme kejadian
trauma atu primer, sukender da tesier
a, Trauma lea primer
Merupäkan hasil dari efek langsung gelombang
tekanan dan paling peka terhadap organ - organ,
yang berisi gas. Membrana timpani adalah yang.
paling. peka terhadap cfek primer Tedak dan
mungkin mengalami ruptur bila tekanan
melampaui 2 atmosfir. Jaringan paru akan

‘menunjukan suatu kontusio, edema dan rupture
yang dapat menghasilkan pneumothoraks.
Ruptur alveoli dan vena pulmonaris dapat
menyebabkan emboli udara dan kemudian kematian mendadak. Pendarahan
intraokuler dan ablasio retina merupakan manifestasi okuler yang biasa terjadi,
<demikian juga rupur intestinal

b. Trauma ledak sekunder

Merupakan hasil dari objek-objek yang melayang dan kemudian membentur
orang disekitamya,

¢. Trauma eda tersier
Terjadi bila orang dsekitarledakan terlempar dan kemudi
‘objek atau tanah Trauma ledak sekuder dan tertier dapat mengukibatkan trauma

membentur sunt

baik tembus maupun tumpul secara bersamaan

be) vi

INITIAL ASSESSMENT

Setelh mengikut materi ni peserta mampu melakukan penilaian awal (inital assessment)
Korban trauma dengan cepat dan teat

‘TUJUAN INSTRUKSIONAL.

KHUSUS

Setclah mengikut mater ini

peserta mampur

1. Menjelaskan
Pengertian initial

2. Mengetahui masalah yang
Mengancam pada koba
Trauma dengan cepa epat
Serta ara penanganaa

secaraSimltan

3, Melakukan pengkajlan
primer (primary
une)

4. Melakukan pengkajian
sekunder (secondary
sun)

A. PENDAHULUAN
Penilaam aval korban ceder

Axis akibat cedera mulpel menupakan tugas yang
menantang, dan tia ment bisa berart hidup atau mat. Sistem Pelayanan Tanggap Darurat
dlitujukan untuk mencegah kematian din karena trauma yang isa tri dalam beberapa menit
ingga beberapa jam sejak ceda (kematian segera Karena trauma, immediate, trjadi saat
trauma, Perawatan Kei, nens, ditjukan untuk menghambat kematian karena trauma yang
terjadi dalam beberapa hari hingga beberapa minggu setelah trauma):

Kematiandinidikibatkan gagalnya oksigenasi adekust pada organ vital (vents tidak
dk, gangguan oksigenisasi, gangguan srkulasi, dan perfusi organ tidak memadai, cedera
SSP masif (mengakibatkan venilasi yang tidak adckuat dan’ atau rusaknya pusat regulasi
batang otak), atau Keduanya, Cedera penyebab kematian dini mempunyai pola yang dapat
(iprediksi (mekanisme cedera,usia, jenis kelamin, bentuk tubuh, atau Kondisilingkungan,
Tujuan penilaian awal adalah untuk menstabilkan pasien, mengidentifkasi cedera/ elainan
pengancam jiwa dan untuk memula tindakan yang ssuai, srta untuk mengatur kecepatan dan
siens tindalan definitif atau transfer ke fasiltas Keschatan yang sesuai dengan keadaan
Korban melalui protokol yang disebut — advanced trauma life support
Penilaian aval ini intinya mencakup beberapa clemen, ai:
1. Triage
2. Primary Survey, yaitu penanganan ABCDE+FG dan resusitas, Disini dicarikeadaan yang
a pican dea aid.

3. Secondary Survey, aitu head to toe / pemeriksaan yang tel
Kaki.
4. Monitoring pasca resusitasi dan re-evaluasi

ari Ujung kepala sampai

5. Penanganan lanjutan (definitive care)
6. Pertimbangan untuk rujukan

Survey primer maupun sekunder harus slalu diulang-ulang untuk menentukanadanya
Keadaan penurunan penderita, dan memberikanresusitasi dimana diprlukan.

‘TAHAPAN PENGELOLAAN KORBAN
Langkah-angkah penilaian dilakukan dengan sistematis, terarah dan berorientasi pada
ppenanganan masalah yang ada pada pasien secara simultan. Persapan korban trauma dapat
terjadi di dua tempat, diantaranya:
> Fase Pra Rumah Sakit
Kordinasi yang baik antara petuga lapangan dengan team kedehatan dirumah sakit akan
sangat bermanfaat terhadap Kebethasilan penanganan. Pada fase pra rama sakit, fokus
penanganan pada airways dan breathing Kontrol shock dan perdarahan serta imobilisasi
Korban untuk segerarujuk ke tempat yang memadai stclah ABCDE stabi. Berikut hal hal
‘yang haras diperhatikan pada fase in
Pengamanan dir, ingkungan dan korban
Koordinasi dan Komunikasi dengan rumah sakit untuk persiapan
Perihankan airway Galan napas), breathing (pernapasan)
Ati shock, kontrl perdarahan
ua Jaga imobilisasi korban
Informasikan tentang kejadian: waktu, proses Kejadian,riwayat pasien, dan
biomekanik trauma
Prinsip utamsa adalah bahwa tidak bolch membuat keadaan lebih parah -Do no further
ham
Fase Rumah Sakit
Perencanaan yang tepat oleh team petugas rumah sakit untuk menerima korban trauma
adalah hal yang sangat penting, Proses serah terima ataa petugas lapangan dengan team
rumah sakit haus dilakakan dengan sebaik mungkin, Penerima informasi haras
‘memastian informasiterkaitKorban trauma ke team petugas ruma sat yang melakukan,
nanganan tersebut Berit hal-hal yang harusdipeshatikan pada fase ini
Koordinasi dan komunikasi dengan tim yang bertugas di Rumah Sakit
‘Tersedianya area resusitasi untuk korban trauma
Memastikan Persiapan peralatan emergency dapat berfungsi dengan bai
Melakukan Penanganan Primary Survey,
Melakukan Penanganan Sekundary
Survey Triage
‘adalah cara pemilahan penderia berdasarkan kebutuhanterap dan sumber aya
‘yang tersedia. Pada umurmnya kita akan melakukan triage, tidak peduli apakah Korban
hanya satu ataubanyak.
satu. Korban, akan mencari masalall penderita (selection
ofproblems) Sedangkan Bila banyak korban, akan-mencari penderita Yang paling
bermasalah.Pemilahan akan didasarkan pada keadaan ABC (Ainway, Breathing,
danCirculaion).
Dun jeniskendaan rase dapatejad:
Jumlah korban dan beratnya perlukaan tidak melampaui kemampuan petugas
Dalam keadaan ini penderita denganmasalah gawatdarurat dan mult-trauma akan
dilayai terlebih dahulo,sesuai prinsip ABC.
Jumlah korban dan beratnya perlukaan melampaui Kemampuan petugas. Dalam
keadaan ini yang akan dilayanitricbih dahulu adalah penderita dengan
Kemungkinan survival yangterbesar dan membutuhkan waktu, perlengkapan dan
tenagapaling sedikit
4 Dokumentasi
Pertimbangkan mediko-legl,termasuk catatan medis, perstujuantindandakan
dan bukt forensik clama tindakan initial assesment. Catatan medis slama tindakan
harus seluruhnya didokumentasikan, dengan eatatan medis yang baik persoalan
mediko-lgal selama ini yang serng timbul dapat disclesaikan
ka memungkinkan persetjian untuk pengobatan haras. ditandatanganí
‘sebclum tindakan, akan tetepi pada kondisi keadaan darura!, terepitindalcan bares

segeradilakukan dan persctujuan dapat dilakukan selanjutnya, Bla ada masalah pidana
poda pasien, maka petugas harus memelihara dengan baik semua bukti yang ada
termasuk peluru, paksian, pemeriksaan alkhohol dan obat-obatan karena sangat
berguna dan mempungai nili hukum.
Beberapa penyakit menular seperti Hepatitis, AIDS, HIV dil sangat mungkin terjadi, oleh
karena itu proteksi diri (sarung tangan, masker, kacamata, dan approun) harus selalu
diperhatikan dan dijalankan baik di pra rumah sakit maupun di rumah sakit.

€. PENANGANAN KORBAN TRAUMA
Tahapan dalam pengelolaan atau penanganan pasien trauma pada kasus kegawatdaruratan
secara umum terdir dar
1. Primary Survey
2. Secondary survey
3. Reevaluasi
4. Pertimbangan untuk Fujukan

ger
Perhatikan bahaya yang mengancam di sckitar Tokas kejadian. Patan aman safety dalam
melakukan tndakan pertolongan. Adapun keamanan yang haras diperhatikan adslah
1 Keamanan dir /Penolong.

$ Kemanan lokasikejadian

Keamanan pasien/korban
@ Evaluasi dan waspadai semua potensi bahaya azar tidak membahayakan penolong dan

pendent

"Menila kesadaran di awal penilaian dılakukan dengan cepat dan tepat, dimana hal ini
‘untuk segera melakukan rencana tindakan pertolongan bagi Korban. Cek kesadaran di awal
penilaian hanya mengukur apakah korban sadar atau tidak. Adapun penggunaan cek kesadaran
‘dengan menggunakan AVU:

‘A= Alersadar
Pasien dikatakan alert/sadar apabila pasien dapat berorientasiterhadap tempat, waktu dan
orang.
V= Verbal/respon terhadap suara.
Pasien berespon terhadap rangsangan suara (mengikuti perintah melalui verbal dengan
teriak -pakibuk! 1 Atau -buka mata pak/buk! Dan tepuk bahu)
U = Unresponsive/tidak sadar

Kegagalan dalam merespon hal tersebut menunjukan adanya gangguan ABCD,
sehingga memerlukan penilaian dan penanganan segera.

Call For Help

‘Segera aktifkan sistem emergeney dan minta pertolongan.

itor

Monitoring sangat penting dilakukan untuk seluruh penderita multiple trauma, atau usa
penderitadiatas 40 tahun atau pad penderitayang tersengat ars istrik ataupun dipasang untuk
penderita yang memiliki iwayat penyakit jantung seperti takikardi, atrial fibrilasi, perubahan
segmen ST bisa menandakan adanya trauma tumpul pada jantung. PEA mengidentifikasikan
terjadinya tanponade jantung/ hipovolemia, sedangkan bradikardi menandakan gangguan
hantaran kelisrikan dan munculnya prematur beat menunjukan kemungkinan terjadinya
hipoksiahiperfusi

PRIMARY SURVEY.

Primary survey tediridaipenilsian sera cepa tepatakuratberdasarkan prioritas yang.
mengancam nyawa. tetapi sebelum memegang penderia trauma sealu harus proteksi dir
terlbih dahulu untuk mengbindari tertular penyakt seperti Hepatitis dan AIDS. Bil protksi

‘telah dilakukan dan informasi mengenai korban telah terkumpul, langkah selanjutnya
ah penilsian dan pengelolaan berdasarkan prorita masalah yang mencakup -ABCDEI.
‘A: Away dengan kontrol servikal(gangguan airway adalah pembunuh tercepa)

B: Breathing dengan kontrol ventas

(C:Cieulation dengan kontrol perdarahan

D: Disability (penlaian status neurolois dan GCS)

E: Exposure tea cega hipotermia

Penanganan primary survey dilakukan secara simultan tidak lebih dari 2 menit melalui
pendekatan teamwork, konsep terscbul sangat pening untuk mencegah interupsi dan dapat
‘apatdilakukan secar simulan:

Airways Dengan Kontrol Servikal
WASPADA : Fraktur Servikal

penderia trauma dengan mekanisme cidera beat, harusdicurigai adanya cidera
orde spinlis sampai terbukti tidak adanya hal tersbut. Untuk melakukan pemastan
‘bebasaya airway, petugas harus ingat bahwa adanya kemungkinan cidera tulang servik
‘Gerakan berlebian pada daera kordaspinalis dapat menycbabkan kerusakanneurologik atau
merambah Kerusakan neurologik akibat Kompresitlang yang tejdi pada fraktur tulang
‘belakang. Solusinya adalah memastikan Ihr teta dalam posis neta (bagi pendeita) selama
‘pembebasan alan napas dan pemberian vetlasi yang dibutubkan.

Korban utama pastigelsahsehingga harus difisas bagian Ieher dengan menggunak
neck collar atau penyanggah Icher aga tidak terjadi masalah pada nervus phrenicus yang
beresiko menyebabkan depresi npas. Pemasangan ini dindikasikan untuk Kemungkinan
akt servil ik terdapat anda-tanda:

1) Trauma kits, terutma jikakorban mengalami penurunan kesadaran

2). Trauma tumpol di tas kraial dai Klavikula

3) Setup kasus multrauma (trauma pads 2 regio tubuh atau eit)

44) Proses kejadan yang mendukung (biomekanik trauma mendukung misa ditabrak

dar belakang)

‘Airway haus diperiksasecara ceat untuk memastikan bebas dan patennya sera tia
adanya poteni bahaya atau Obst ika airway tergangga maka diperlukan pembebasan
‘esuai dari gangguan alan napas yang ditemukan, Dan ja ditemukan pasien tidak soda
dengan adanyasuaranapas seperti

Gurgling: lakukan logrolljka alt suet
banyak, segeralakukan suiion

Snoring

‘manta chin lifyjaw thrust, dilakukan sementara ji alt belum sispybelum

teen dengan al: OPA (apa gangguan refed), NPA (ia ada, ginggungen

reflek)

Harus diinga bahwa pemasangan pipa melalui hidung merupakan kontraindikasi
apabila penderitaadakecurigaan (ratur basis Krani bagian depan, Karena pipa dapat
masuk ke rongga kranlum.

- Crowing: defini sirway intubasiendotacheal/needle cryco-thyroidotomy

Pethatikan sell indikasi dan kontra indikas dari masing masing lat ban jalan napas.
Apabila ads pasien dengan penurunan kesadaran atau pasin pasca henti jnatung beresiko
terjadiobstuksi oleh lidah jatub, maka segeradilakukan pemasangan LMA atau pasien
dengan GCS <8 menjad salah atu indikas dlakakan pemasangan itubas,jika kesulitan
intubasi menjadi indikasi dilakukan needle cryco-ihyroidotomy.

Untuk menyanggn tulangbelakang yang dicurigi trauma serial, segera pasang Long.
spine board dengan teknik logroll seta lakukan fksasi kepala menggunakan head
mobilize.

‘Menjaga jalan nafas pada penderia trauma dapat sangat sult. sebagai contoh adalah
penderia dengan trauma kapitis dengan mulut yang penuh darah arena raktur basis kranii
staupun karen faktur lang wajah. Contoh lain adalah penderita Kesadaran menurun yang
elsa dan gigi terkatup. Betapapun sulinya, etapl merupakantugas tam rumah sakit yang

bem siap atau jk darah/mutah erat

menerima penderit itu untuk dapat menjaga jalan nafas dengan baik dan dalam waktu yang
secepat mungkin. Selama memeriksa dan memperbaiki jalan nafas, harus diperhatikan
bbahwa tidak boleh dilakukan ckstesi, flksi, ataupun rtasi dar Ieher.

Breathing Dengan Kontrol Ventilasi

Oksigen haras terdisibui secara eIcküf Ke para paro. Wipoksia dapat pad abat
sentis yang tidak adekuat dan kurangnya oksigen di jaringan. Setelah airway bebas maka
‘alta dan kuanttas venta penderita harus dicvalasi Evaluasi pemapasan: dengan liat,
<dengar dan rasakan, Jikatiak bemapas maka penilaian dihentikan dan petugas has segera
memberikan vents buaan, Jka pendelt napasnyaunfuk menentukan kecukupan udara bagi
penderia. Perhaikan gerakan napas dada dan dengarkan suara napas penderiajika tidak sadar
au akukan pemeriksan dengan cara
“Lihat dada penderita dengan membuka untuk melihat pemafssanyäng bai. Li
ada js, la erbuka, dan ckpansi Kea para
= Auskultasi ilakukan untuk memastikan masuknya udara kedalam keds paru dengan
‘mendengarkan bising nafas Ganganlupasckaligus memeriksa jantung)
Perks dilakukan untuk meniai adanya udar (hiprsonor) atau darah(dul) dalam rongea
pleura.
Erekuensinapas respiratory rate manusia sebagai berikut
U Dewasa: normal 12-20 x/menit~ abnormal <12 dan > 20x. menit
Anak: normal: 18-30n/menit„ abnormal: <15 dan > 30x/menit
Bayi: normal: 25.50x/menit- abnormal <25 dan > SOximenit
tau nila saturasioksigen po") dengan menggunakan pulse oximetri, jika dengan hasi
95-100% menandakan oksigenas ke perieradekuat
‘Akan tetapijka hasilnya Abnormal dapat menandakan hipoksia, asidosis atau hipoperfusi
(tau Ketiganya). Evaluası dan lakukan pemeriksaan fisk diantaranya: Inspeksi, Auskultasi,
Perkusi, dan Palpasi untuk mengetahui penyebab kemungkinan terjadinya masalah pada
‘breathing diakibatkan Karena adanya trauma thoraks (pada pembahasan trauma thoraks) seperti:
(A Tension penumothoraks: needle decompres dan slanjutnya pemasangan chest tube olch
dokter
U Open Pneumothoraks occlsife dressing dan selanjutnya pemasangan chest tube oleh
dokter
@ Fiail chest: posii nyaman seta pemberian oksigen dan kolaborasi pemberian
anelgetivtorakotomi lch okter
@ Hemothoraks: pemberian oksigen & selanjutnya pemasangan chest tube oleh dokter
@ Tamponade Jantung: perikardiosinesis oleh dokter
Kelainanelainan di atas harus segera ditangan, untuk menghindarikematian,
Ventilasitambahan
‘Apabila sadah terpsung rebreahing atau non-rebreathing mask atau Kanule etapi
pemafasan tidak: adekuat harus diperimbangkan dilakukan bantuan pemafasan (asisted
entiation) segera. Di UGD sebsiknya membantu perafasan dengan:memakai Bag-Valve
Mask, ataupun memakai ventilator.
Circulation Dengan Kontrol Perdarahan
‘Kenal masala yang akan ul dari site Sas alabar perdaahan Tar maupun dam
yang dapat menimbulkan terjadinya syok, Perks sirkulasi dengan memeriksa kulitakral dan
nah, Bia ada tanda syok: Ati! Perdarahan merupakan sebab utama Kematianpase-bodah
‘yang mungkin dapat diatasi dengan trap yang cepat dantpat di rumah ski.
syok pada korban trauma harus dianggap disebabkan oleh hipovolemia, sampai terbukti
scbalknya. Dengan demikian maka diperukan penilsian yang cepat dari status hemodinamik
pendera. Berkut ii masalah yang dapat erjadi dan penanganannya

1. Kontrol Perdarahan
Perdarahan dapat secaraeksternal (trlihat) dan intemal (tidak trliha)
a. Perdarahan External
Apabila terjadi perlukaan atau terjadi perdarahan ekstemal langsung di lakukan
direct pressure (penakanan langsung) pada daerah luka dapat mengkontrol hampir
semua perdarahan besar, sampai penderita dapat dipindahkan ke ruang
“operas.tourniquet jangan dipakai, karena apabila dipasang secara tidak benar (diatas
tekanan sistolik)justru akan merusakjaringan karena menyebabkan iskemia distal dan
‘dapat merusak jaringan sekitar seperti syara dan pembuluh dara.
b. Perdarahan Internal
Apabila dicurigai adanya perdarahan internal, ptugas harus dengan jeli melakukan
pemeriksaan fisik dengan cepat dapat melakukan pemeriksaan inspeksi, Auskultasi dan
palpasi pada daerah yang dicurigai-perdarahan, Cedera pada daerah yang menampung
cairan darah banyak atau di dacrah yang bisa mengakibatkan syok, segera lakukan
stabilisasi dengan’ pemasangan spalk atau bidai dan lakukan, penanganan resusitai
cairan.Pneumaric anti shock garment adalah suatu alat untuk menckan pada keadaan
fraktur pelvis, namun alat ini mahal dan sulit didapat, Sebagai gantinya dapat
<ipakaikan gurita sekitar pelvis. Perdarahanintra-abdominal atau inra-torakal yang
masif, dan tidak dapat diatasidengan pemberian cairan intravena yang adekuat,
menuntutdiadakannya operasi segera untuk menghentikan perdarahan,
‘Adapun kondisi perdarahan yang bisa mengakibatkan syok adalah pada daerah:
Rongga Thoraks
Rongga Abdomen
Fraktur Pelvis
Fraktur tulang panjang
perdarahan reto-peritoneal karena robekan vena Kava/aorta atauperdarahan massif
dar ginjal,
ada face pra-RS biasanya tidak banyak yang dapat dilakukan. PASG ( Pneumatic
‘Anti Shock Garment) dan gurita dapat dipakai untuk mengontrol perdarahan pelvis dan
«kstremits inferior, tetapi lat ini tidak boleh menggangeu pemasangan infus.
2. Pengenalan Syok
Identifikai, Kontrol perdarahan dan resusitasi caian merupakan langkah krusial yang
hharus segera dilakukan. Hipotermi pada penderita trauma merupakan salah satu akibat dari
Kehilangan volume darah yang mengakibatkan penurunan cardiac output, jika sudah
dikenali adanya tanda shock terscbut, anggaplah sebagai shock hemoragic dan segera
Takukan penalataksanaan untuk perbaikan volume darah,
“Ada dua pemeriksaan yang dalam hitungan deik dapat memberikaninformasi
mengenai keadaan hemodinamik, yakni keadaan Kult akraldan nadi
<a. Keadaan kulitakrl:
‘Wara kulit dapat membantu diagnosis hipovolemia. Korban trauma yang kulitnya
kemerahan, terutama pada wajah dan ekstremitas, jarang yang dalam kendaan
hipovolembı. sebaliknya;wajah pucat keabu - abuan dan kulit ekstremitıs yang pucat
sertadingin, merupakan tanda syok.
b. Nadi
Nadi yang besar seperti aer femoralis atau areri carotis harusdiperiksa bilateral,
untuk kekuatan nadi, Kecepatan dan irama. Padasyok radi akan Keci dan cepat

BESSER

3. Penatalaksanaan (perbaikan volume darah)
Kehilangan darah sebaiknya diganti dengan darah, namun penyediaan darah
memerlukan waktu, Karena itu pada awalnya akan diberikan cairan kristaloid 1 liter pada
dewasa atau 20mV/kg pada anak yang sudah dihangatkan untuk mengatasi syok hemoragik

‘melalui 2 jalur dengan jarum intravena yang besar diguyur. Sat pemasangan intravena
sokalianlakukan pengambilan sample darah untuk cross macthing, mengecek golongan
darah dan tes kehamilan pada penderita wanita dalam masa subur sertalakukan
pemeriksaan analisa gas darah untuk mengetahui derjat shock.

Lakukan cvaluasi pemberian resusitasi cairan dengan menilai Kembali tanda-tanda
shock dan nilai tekanan darah, bla tidak efektif, maka lakukan kolaborasi pemberian
transfusi dar. Kemungkinan pasa evaluasi esusitasieairan adalah
a. Respon baik: setelah diguyur, teten diperlahan, tanda-anda perfusi baik(kulit

‘menjadi hangat, nadi menjadi besar dan melambat, tensi naik dsb). Inipertanda

perdarahan sudah berhent.

b. Respon sementara seelah teesan diplankan, temyata penderita masuksyok lagi. Ini
mungkin disebabkan:resusitasicaian masih Kurang, atauperdarahan berlanjut

ce, Respon tidak ada: Apabila sama sekali tidak ada respon terhadappemberian cairan,
‘mak has dipikirkan perdarahan yang hebatätausyok non-hemoragik (paling seing
Kardiogenik)

Disabitit
Perdarahan inia-Kranial dapat menyebabkan Kematian dengan sangatcepat(he patient who
talks and dis), schingga diperlukan evaluasi Keadaanneuologis secara cepatSetelah, Airway,
Breathing, and Circulation pemeriksaan satus neurologi harusdilakukan yang meliputiTingkat
Kesadaran dengan menggunakan Glasgow Coma Seale (GCS), Penilaiantanda laterlisasi Pupil,
(okuran,simetris dan reaksiterhadap cahaya), kekuatan tonus ott (motor)
1. Glasgow Coma Scale (GCS)
merupakan skala yang penting untuk evaluasi pengelolaan jangka pendek dan panjang
penderta trauma. GCS adalah sistem skoring yang sederhana dan dapat meramal
Kesudahan (outcome) penderta. Penurunan kesadaran dapatdiscbabkan penurunan
oksigenasi atau/dan penarunan perfusí ke otak,atau disebabken perlukuan pada otak
sendin, Perubahan kesadaranakan dapat mengganggu mengganggu airway Berta breathing
yangseharusnya sudah ditasi terlebih dahulu.Jangan lupa bahwa alkoholdan obat-obatan
dapat mengganggu tingkatkesadaran penderta Penurunan tingkat GCS yang lebih dar satu

1
Nengikutipermch _ 67 |
Vena uk me 5
4 adap nyeri | 4
Respon Motorik FL normal kort

1
Orieas bai dan Beara 5

]
Disorientasi dan berbicara. 4 ]

Respon Verbal > Kata-kata yang tidak tepat cn |
‘Suara yang tidak bear 2

Tidak ada respon, =
~Ingat,pemberianoksigen, ventilasi, perfusi obt, alchohol dan hipoglikemia dapat
‘mempengaruhitingkat kesadaran

2. Pemeriksaan pupil
Pemeriksaan pupil berperan dalam evaluasifungsi cerebral pada tahap ini. Keadaan pupil
yang normal digambarkan dalam PEARL (Pupils Equal and Round Reactive to Light),
situ pupil harus simeti, bundar dan bereaksi normal terhadap cahaya. Dan salah satu
‘eadaan pupil yg tidak normal yakni Pupil yang tidak sama besar (anisokor), kemungkinan
‘menandakan adanya suatu lsi masa intra-kranil (perdarahan),Tapi perl dingat bahwa
[esi biasanya (tidak seal) akanterjadi pada sisi pupil yang meleba.

Eksposure

Eksposisi dan perindungan terhadap lingkungan adalah hal yang haras diperhatikan dalam
tahapan eksposure, Petugas tidak bisa melihat secara detail jika penderita masih berpakaian
lengkap. Untuk proses penilaian, pakaian penderita perlu dibuka. Tindakan ini terhadap
penderita trauma adalah penting untuk menentukan semua cidera atauevaluasi kelainan secara
‘epatagar tidak melewatkan memeriksa seluruh bagian tubuh terlebih yang tidak trlihat secara
sepintas, karena luka dapat luput dari pemeriksaan karena darah dapat terserap oleh kain.Jika
seluruh tubuh telah diperiksa, penderita harus ditutup untuk mencegah terjadinya hipotermi.

‘Walaupun penting untuk membuka pakaian penderita trauma untuk melakukan penilaian
yang efektf, namun hipotermia tidak boleh dilupakan dalam pengelolaan penderita trauma,
Eksposisi (buka pakaian) hanya yang diperlukan sajajika berada dí luar unit, Setelah berada di
dalam unit yang hangat sempumakan pemeriksaan dan tutup kembali tubuh penderita sesegera
mungkin. Apabila pada primary survey dicurigai ada perdarahan daribelakang tubuh maka
dilakukan -logrolll untuk mengetahui sumber perdarahan atau ada kemungkinan luka/ejas.

Tambahan Padi Primary
Survey Foley Catheter
Fungi pemasangan foley catheter adalah untuk evslusi cairn yang mask Input cairan
haras ‚dievalasi dari hasıl output cairan ui. Output rin
@ normal: Devası 105 cok BB jam
Q Anak 1 ecke BB jam
Gai 2eckg BB/jam
Pemasangan foley catheter scbakaya harus memperhatikan Kontraindikai sebelum
dilaakan pemasıngan kaeter. Adapım kontr init pemasangan foley catheter adalah
sebagn bert
(2 RRuptur urea (Adanya hematom scrotum pada pr, ekimoss pada perineum
Perdarahanlubang rer bagian luar (QUE Oriiium Ureta sten)
I Pada saat RT (Rectal Touche) posisi prostat melayang/ tidak teraba/ high riding
Fraktur pelvis
Bang ui resida pemasangan uin porta Kal, dan mula tampung un beikutnya unuk
vals urin output
Gastric TubeiKarierlambung
Pemasangan gastric tube dapat melalui mulut (Orogastric Tube/ OGT) atau hidung
(NasoGasrie Tube’ NGT) Indikas pemasangan gastric Tube adalah sehaga brit:
1. Mengurangidistenilambung
2. Mencegah apio, si mbung yang pat akan mengakibatkan NGT tidak berfungs
3. Mempemudah pemberian bat dan makanan
37, Mengetahui adany hemoragic pada gastrointestinal bgian ats
Kontrainidikasi NGT (Naso Gastric Tube) adalah untuk pasien yang mengalamí trauma
di wajab,fraktur basis rani (aktr cribiformislamina kibrosa path) atau diduga ada
stas yang telat (raktu os nasa, polips),berikutTands-tanda faktrtersebut
1. Racoomeyes (Braille Hematom)
2. Pondarhan dri hidung (Rhinrhes)
3. Perdarahan daritelinga (Othorhea)
3, Echymosivkemerahan dielakang lings (Bate Sign)
5. Fraktur nasal
Pada kondis tersebt direkomendsikan pemasangan slan
untuk mencegah masuknya NGT ke dalam rongga inrakrna.
Pertimbangakan Kebutuhan Rujukan
Takuan reovalusi (A-G)

lewat mulut (orogastric tube)

SECONDARY SURVEY

“Tahapan Survey sekunderdilakukan setelah melakukan primary survey (ABCDE) seesai
(ilakukan dan telah terbuktiadanya peningkatan vital sign atau keadaan penddderita sudah
stabi pemeriksaan ini dilakukan dengan ei dari Ujung rambut sampai Ujung kaki, dari depa
sampai belakang dan seiaplubang dimasukkan jari (tube finger in every oie).

Sedikit mengenai pengerian stabil: pendelt stabil Bera bahwa keadaan penderita sudah
tidak menurun, Mungkin masih ada tanda syok, namun tidak bertambah berat ni berbeda
<dengan keadsan normal, dimana penderita kembali ke keadnan normal. adapun pemeriksaannya
sebagai berkut

Vita Sign
Periksa kembali tande-tands vital sebagai data untuk mengetahui status pemapasın dan
siskulas, yak: Tekanan Darah, Nadi, Pemapasan, Suhu, dan SPO!

Anamnesa

“Anamnesis haras lengkap Karena akan memberikan gambaranmengenai cedera yang.

mungkin dideria.Beberapa cont

1. Tabrakan frontal seorang pengemudi mobil tapa sabuk pengamaneedta
aja mail asia, servil, oaks, abdomen dan tungkaibawah.

2,/ atu dari pohon setingi 6 meter: prdarahan intra kranilaktur serial
atau verebr ai, faktur ekstemitas.

3. Terbakar dalam nuangan terunup:cedera inhalsi dan keracunan CO

Head To Toe Examination
Pada saat melakukan pemeriksaanfisk perhaikan:
B= bentuk
T= tumor
Luka
Saki
‘Adah kelainan bentuk, tumor, lua, sakit ada sa inspeksi, palas, fast dan
kus pad seluruh pemerksaan area tubub (head 0 to examination):
Kepala

Pemeriksaansecara visual betujuan untuk mencari perdarähan, bras, laseras,
Kontusio, asimetris tulang, wajah dan Kepala, Pemeriksaan secara palpasi beryjuan
‘untuk mengenali adanya krepitas, devas, depresi pads Kepla dan waa,

Inga prinsip ~look— listen — feell Apabila cedera sekitar mata janganali
memeriksamata, karena pembengkakan di mata akanmenyebabkan pemeriksaan mata
‘menjadi suit
“Mata: periksa comea ada cedera atau tidak, pupil mengena sokor sera reflek cahaya,
cies vsus dan acies campus seta jika penderta memakai leas kontak lensalsoft lens
‘Segeralepaskan sebelum teadi edema,

Maksibfasial: periksa selundh tulang wajah dari periorbit, os nasal, zygomaticum
Hingga mandibula. Penderta dengan frktur midface beresiko terjadinya faktur
crbifommis yang merupakan kontra indikai pemasangan NGT/NPA.

2 Vertbra serikalis dan Leher

Penderta dengan fraktur maksilofasial dan codera kepala harus diasumsikan
‘mengalami cedera serika-spinal. Pertahankan imobilisasi sampai hasi ronigen

nr capa ak ada fur servikal-spinal Pela Icher melput nspksi hematoma

palpasuka atau edema dan auskultasiadanya arterial bruit. Pada daerah Iher erdapat
aer besar dan tulang servkal,Perksalah dengan scksama dan hat-hati menggunakan
teknik logro terutama pada pasien yang dicurigai mengalami frakturtulang Ieher,
kesalahan pada pemerikstan servikal dapat menyebabkan kematian dan kecacatan.
2 Thorax
Inspeksi dada anterior dan posterior untuk lihat adanya jejas tambahan, open
pneumothorax dan flail chest. inspeksi adanya distensi vena Jugularis mmunjukan
kemungkinan tejdi tension pneumothorax atau tanponade jantung. Auskultsi dinding
dada anterior untuk mengetahui pneumothorax dan bagian posterior untuk menilai
hhemthorax. Bunyi jantung menjauh dan nadi lemah dapat mengidentifikasikan
tanponade jantung juga. Perkusi untuk mengetahui adanya bunyi hipersonor/dulines
sera palapasi dilakukan mulai dari klavikula, tulang iga hingga sternum. Jika hasil
pemeriksaan inspeksi, palpasi, auskultasi, perkusi didapati kelainan seperti diatas
Takukan penanganan,sestai dengan masalah yang ditemukan.
@ Abdomen
Periksa pada Kecmpat kuadran abdomen untuk mengetahüi adanya perdarahan
‘dalam. Cedera intr-abdomen kadang-kadang uput terdiagnoss, misalnya pada keadaan
«cedera kepala dengan penurunan kesadaran, fraktur_vertebradengan: kelumpuban
k sadar akan nyeriperutnya dangejaa defans tot dan nyeritekan/epas

inspeksi abdomen bagian depan dan belakang untuk adanya trauma tajam, tumpul,
dan adanya perdarahan internal Auskulias bising usus, perkusi abdomen untuk
‘mendapatkannyerilepas(ringan)Palpasi abdomen untuk nyeritekan, defans muskuler,
nyeri pas yangjels, atau uterus yang ham
Bila raguragu akan adanya perdarahan intmabdominal dapadilakukan
‘pemeriksaan DPL (diagnostic peritoncal Iovage), taupunUSG (ultrasonography) Ingat
bahwa pada perforasi organ ber-lumen misalnya usus halusgejala mungkin tidak akan
a Samet dean sg, area umemerukan srl Benga
Pelvis
Usahakan hanya sekali pemeriksaan pada pelvis untuk mengurangi cedera lebih
Janjut,jka dieuigai adalah perlukaan atau fraktur pelvis (amat adakah suara kreptast
sebagaı salah satu tanda faktur pelvis, rasa nyeri saat palpasi lingkar pelvis) dan
identifikasi tanda lan dar fraktur pelvis yakni adanya ckimosis pada iliac, pubis, abi
‘atau scrotum, apabila ditemuken tanda-tandafraktur pelvis segera pasang PASG / gurita
‘untuk kontrol perdarahan dar fraktur pelvis.
@ Ekstremits
Periksa adanya deformitas, Iuka terbuka, perdarahan, dan kontusio pads bégian
‚depan dan belakang ckstremitas, Lakukan pemasangan bidai jika dicurigai adanya
ffaktur pada ekstremitas. Kemudian Periksa PMS (Pulsasi Motorik dan Sensorik) semua,
ckstremitas dan tanda-tanda sindrom kompartemen.
@ System neurologis
Re-evaluasi Kesadaran dengan GCS dan latralisas pupil, bila tejadi perburukan
tingkat kesadaran, lakukanlah penilaian ulang terhadap oksigenasi dan perfusi jaringan
ke otak
Tambahan pada Secondary Survey
Pertimbangkan perlunya diadakan pemeriksaan tambahan: seperti foto tambahan (x-
ray spinal dan ckstermitas), CT Scan, USG, endoskopi, db.
Analisa Gas Darah
Pemeriksaan ini sangat penting untuk menilai pemapasan penderita yang adekust. AGD
(dapat menunjukan informasi asam basa. Pada penderita trauma, PH yang rendah & basa yang,
tinggi dapatmengindikasikan tejdinya shock,
Pemeriksaan Diagnostik Lainnya
Pemeriksaan penunjang sesuai dengan kondsi penderita, contoh pada penderita trauma
tumpul, lakukan pemerikstan x-ray thorax dan AP pelvis dan lateral dacrah servikal, Rontgen
thorax dapat menunjukan kemungkinan cedera yang potensial mengancam nyawa, sedangkan
rontgen pelvis dapat menunjukan fraktur pelvis schingga dapat dindikasikantransfusi dara.

Focused Assesment with sonografy for trauma (FAST), extended focused assesment with

sonograpy for trauma (e-FAST), d

diagnostic peritoneal lavage (DPL) sangat bermanfaat

dalam mendeteksi adanya perdarahan intraabdomen, pneumothorax, dan hemathorax.

RE-EVALUASI
Panera trauma harıs shia Glakukan re-<vafuast secara berkala, Pen wang”

penderita dengan mencatat elaporkan setiapperubahan pada Köndisi penderita dan respon.
Monitorigberkelanfutan terhadap ABCDE, dari tanda vial sign, SPO2, dan rin output

RUJUK

Rujik pasien di pertimbangkan sesuai dengan ingkat Keparahan, fsilitas Rumah Sakit dar segi SDM maupun Pe
‘yang sudah dilakukan dengan tl tampa ada yang tertnggal,

Nol Tindakai

STANDART OPERASIONAL PROSEDUR

“Teka
Persiopan

Penagallan een korbn, Ho Wawa

Prack din (Menggunakan APD)

Perhtikan post korban dan —Tngkungan, apalal da yang pat
membahayakınkorban penolong

Pasikan Korba berbaring dipermuksan ang aman, eperkungTbrankard

2 | Chek Response

Tepuk bah korban dan pangil; ak... au bok. Bangunl sert
tanya apa
yang tegadi
‘Ada respon yebalimotrik: lakukan tatalaksana primary survey
© Tidak berespon:lakukan aa ana Bantuan Hidup Dasar

EMEA

laa kebutuhan sumber day dan peralta aniban segera mit Bani

4 | Hesart Monitor

Always dan
5 | Kontrol servika
spinal

Monitor ruma EKG
Usia40 th
Riayat penyalit jantung
Kestrum Tersambar Petr
Takikard ral Mis perubshan segment ST: india dama
trauma tum pda jantung
PEA: indias texadinya tanponadejantung/ syok hipovolemi

Bradikardigangguan hantarın kestion: kemunpkinan jad
ia

ils bromekanik uma mendokung,lakukan Esas cenaapinal dengan
‘arm manual ta pasa neck collar bila suda tro

Pasang LSB dengan tcknik logrll dan pasang bead emobilizer untuk
imobiiss servil pia!

ill adanya obstrksi jalan mapas dengan cara mendengarkan Dunyı mapas
‘ambahan, lkukan idakan berdasarkan hasi ponia:
Snoring: manual trauma: hin Ha tus, non-trauma: had tit hin
Hi Dilakukansemenar sebelum aa tersa
‘Dengan alt: OPA (anpa gangguan ele) NPA (gangguan sel)
= Gurgling:lakukan ogrll, bila la suction beam sp
© _ Crowing definite aways

Pera indikasikontra indlast dar mese musing al Ban mapas,
pasien dengan GCS <B menjad sala st indikasi diakukan inubas, ia
Teerjadikegagalan intubasiKesaltan intubas menjad indkas pemasangan
iban seed rveoshridotonn

Breathing dan
onto! venas

li Kondis umum perapasan Korba, tung RUE pemapasan dan mi
'SPO* menggunakan pulse oxymet
Bila SPO"<95% berkan tapi oksigensesui kebutuhan indikas

alu fekfias pemberanteapioksigen, ila dak eek aj penycbab
lain pada gangguan perapasan dengan pemerksaan TAPP (nspekst,
Aussi, Pess dan Palas).

Takka intervens berdsarkan gangeuan perapasan yang deman
“Tension pacumothorax: acdc dekomprest
‘Open pneumothorax occlsiv desing
emathorax: pemberian oksigenasi
Flal ches: possi nyaman sera pembesian oksigen dan pemberian
anale
Tanponade janung:peikadiosintesi leh dokter

Circulation dan
7 | Koni
perdarahan

Tenis sumer perdon

Hentikan perdarahan dengan 37
“Tutu da tekan ate ka (rc presu) sra Tingikan (Elevasi)
Kemudian Bis

Till adanya tada YO

Warna kl pucasanois(erutama pada ektermitas dan wajah)
2 Penurunan kesudaran
© Pulas teal cepat tas tela lambat

Aal digin

ETES
Pasang akses intravena 2 jalur iv etheter besar

= Lakukan pengambilan smple darah untuk cross matching, golongan
ara, dan kehamilan pada wanita usa subur
Beri can ristloid hangat sebanyak I liter pda dewasa atau 20 mike
pda anak

Evalasi pemberian ST coran Takukan monvoring vial igh dan
_penilsianfandatanda syok, bla tidak kif berkan ransfas darah sogen

Disability (Cok GCS (glascon Coma Scale)
8 | @enilian status | Periksa lateralisasi pupil (ukuran, Kesinetisan (okovanisokon) € reek
neurologi) ceahaya.
‘Kaji uka Tesemibunyt bagion depan dan bagion belakang Kovban dengan
y | Exposure dan | tchnik Log roll
cegahhipotermi „| Lepaskan PakatanKorkur

a

Folley catheter

Pasang Polly catheter

‘Lakukan pengechekan kontra indias sbelum pemasangan folly catheter
Ruptur uretra (Adanya hematom scrotum pada pri, ckimosis pada
perineum, Perdaahan lubang urera bagian luar (OUE/Orifistum Ureta
Bxtema)

= Pada saat RT Rectal Touche) possi prostat melayang/ tidak taba high
riding
Fraktur pelvis

Tag urn Pepe ur Da,
‘win output normal:

= Dewasa 05 cckgBB/jam

= Anak eek BB! jam

Basi 2 cg BB jam

Gastric tube

Pasang gasıre tube
Indikas pemasangan gastric Tube adalah sebagai erik
Mengurangiditensilambung,

= _ Mengetahuiadanya hemoragi pad gastrointestinal bagin atas
Lakukan pengechekan kontra indikasi scbelum pemasangan NOT, kontra
indikasi pemasangan NGT adalah untuk korban yang mengalami trauma di
‘wajah,fraktur bass eranli (rktur eibiformislamina kribrsa path) atau
diga ada obstruksi yang tri (raktr os nasal, polis), berikut Tanda-
tandanya:

Racoon eyes (Brille Hematom)
OS. Perdarahan dari hidung (Rhinorhes)
= Perdarahan dari tlinga(Othoehea)

FchymosisXemerahan dibelakangtelinga (Battle Sign)
2 Fraktur nasal
Pada Kondisi tersebut_dirckomendisikan pemusangan' Slang lewat mulut
Kerogasti tube) untuk mencegah masuknya NGT ke dalam rongga
ntrakranial,

Le ee

12 | Vita sign periksa vial sign (TD, N, R,S, & SPO")

names dengan merde KOMPAK:
Ko keuhan sat ini
©: hat yang dikonsumsi
13 | Anamnesa M: makan terakhir
Pr Penyakit yang diderita
Acalergi
LK Kejadian
Pada sat melakukan pemerkssun sie perhaikan:
Bobentuk
T= tumor
L= taka
Sosa
Pemeriksaan melpat
Thor

Head To Toe

© Vertebraseriklis dan cher
Kepala
Abdomen
System neurologis
Ekairemits
Pelvis
Kolaboras pemerksun penunjang sea dengan Kons Loan
‘ray spinal dan ekstemmtas

Pemeriksaan = CTScan
15 | diagnostik = usé
spesink - endoskopi, db.

+ Cek Analysis Blood Gas (ABG) & Capnoghraphy

Pertimbangkan kebutuhan rujuk
Nil anya kebutuhan rjukan ke nung ICUICCUORIRS lin)
‘Komunikaskan mengena seluruh informasi dan indakan yang sudah akan dengan e

rca

Persapan rula
tempat jk haras sudah sia

informasikan mengenai identias korban, vaya Kejalion,Keadaah umum, vital sgn dan tindakan

yang sudah ilakukan

PAR IV

DMD IA ;

TRIAGE

'TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM.
Peserta dapat mengetahui, mengidentifikasi, dan melakukan triage.

‘TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS
‘Setelalymengikuti pelatihan ini pesertadi-harapkan mampu untuk
1. Mengetahui tentang triage.
2. Memahami tentang prosedur dan pene=apan triage
3, Melaksanakan triage,

PENDAHULUAN

Triage adalah penilaian, pemilahan, dan pengelompokan pasien yang akan mendapatkan
‘penanganan medis dan evakuasi pada kondisi kejadian masal atau bencana.

Penanganan medis yang diberikan berdasarkan.priortas sesuai dengan keadaan pasien. Triage
di bagi menjadi 2 (dua) yaitu Triage di Rumah Sakit dan Bencana.

TUJUAN TRIAGE
‘Tujuan triage adalah untuk memudahkan penolong memberikan pertolongan dalam kondisi
pasien masal atau bencana dan diharapkan banyak pasien yang memiliki kesempatan untuk
bertahan hidup.

Kejadian yang mengakitatkan pasien dua atau lebih harus dilakukan triage / dalam
‘melakukan pertolongen dengan melilat Kondii pasien dan berdasarkan priorifas yang
dlisesuaikan dengan jumlah penolong. Untuk kasus yang biasa tingkat "urgeney" haras
selalu diperhatikan, Pada kasus bencana dengan pasien yang banyak ada dus factor yang
harus diperhatikan dalam menentukan prioritas, yaltu : urgency dan potensial untuk
bertahaı

Triage dimulai dengän-mengkaji lingkungan. Satu orang’ Senior atau yang sudah
berpengalaman mengaktifkan sistem dengan menganalisa” kebutuhan bantuan medis yang
diperlukan. Penggunaan alat pelindung diri harus dilakukan oleh petugas dan kelengkapan alat
medis. Pastikan orang umum atau yang tidak perlu berada di area lokasi kejadian harus
diamankan untuk keselamatan dan mempermudah penanganan.

TRIA

A. TRIAGE DIRS
Suatu proses yang mana pasien digolongkan menurut tipe dan tingkat kegaw
Kondisinya, juga untuk menguraikan perbedaan sistem klasifkasi pre-hospital dan hospital,
maupun menguraikan skala Kategori Keakutan pasienPatient Acuity Category Scale
(PACS).

1. Klasifias Triage
‘Berdasarkan pada pengetahuan, data yang tersedia, dan stuasi yang bertangsung.
Dengan sistem klsifiksi menggunakan nomor,hurf, anda.
2. Sistem Triage
D Non-Disaster
‘Untuk menyediakan perawatansebik mungkin bag seta individapasien
D Disaster
‘Untuk menyediakanperavatan yang lebih fet untuk asie dala jumla banyak
3. TypeTriage
‘Type 1: Trafic Director or Non-Nurse Triage Porter)
AA Hampir sebagian besarberdsarkan sistem tage
2 Ditakukan oleh petugas yang tak berjasah
22 Penskajan minimal erbata pada Keluhan utama dan seberapasaktny.
2 Tidak ada dokumentasi
Tidak menggunakan protoko!
b. Type2: Cek Triage Cepat
A2 Pengkajan cept dengan meliat, ilakukan oleh prawat beregistrasi atau
dokter
32 Teramasık ivayatKeschtan yang berhubungan dengan eluhan utama
YA Evalusi terhatas
2 Tujuan + Untuk memastikan bahwa pasien yang lebih serius mendapat
perawatan petama.
©: Type 3: Comprehensive Triage
A2 Ditakukan oleh perawat, dengan pendidikan yang sesuni dan berpengalaman
D 4 sampai Skategori
4 Sesusi protoko!
4. Skala Kategori Triage
a. Prioritas1 (Emergency) — Merah
<4 Pasen dengan kondisi mengancam nyawa, kolaps Kardlovakaler diana
‘memerlukan evaluasi dan intervnsisegra
2 Ruang resusitasi dengan alokasitenaga dan peraltan maksimal
D Wake tungguNol
b. Prioritas 2 (Urgent) — Kuning
A2 Pasi dengan penyaki yang akut tpi dak data kondisancaman Kolaps
2 Perl perhatian awa
2 Mungkin membutubkan
telly 2 Waktu tunggu 30 menit
D Area Critical Care
Prioritas 3 (Non Urgent) — Hijau
9 Pasien dengan masalah medis yang minimal
2 Kondisi yangtimbul sudahlamavToka lama
2 Pisa jatarbutuh kurs rod
Arca Ambulatoryuang PS
a. Priortas O (Kematian)— Hitam
Tidak ada respon poda segala rangsangan

AA Tidak ada respirasi
spontan? Tidak ada

aktvitasjantung

2 Hilangnya respon pupilterhadap cahaya

TRIAGE

Mengalami masalah pada airway, breathing
dan circulation

A Luka bakartanpa

Syoek komplikasizd_ Multiple trauma
Perdarahan “Trauma spinal
Open chest wounds 2 Abdominal
juries Eye
abdomen À injuries
lia) tam
Sprains, stain, 2 Cidra fatal
Inserauid) Masalah 2 Tidak ada respon
EE 2 Tampak land tanda kematian
Tanpa ka

Perbandingan Sistem Skala Triage 5 Kategori Berdasrkan Peringkat

CATS ESL ATS. MANCHESTER.
Kategori Resusitasi Level 1 Resusitasi Langsung (Merah)
Gawat Darurat Level 2 _GawatDarurat Gawat Darurat
(Merah)
Darurat Level 3 Darurat (Kuning)
Biase Level 4 Standart (Hijau)
Tidak Gawat Level 5 Biasa (Biru)
Waktu Level 1 Tangsung : 0 menit
Perawatan : Segera / Segera
Langsung
Gawat Darurat: | Level 2) GawatDarurat: — Gawat Darurat 710
<15 mnt <1Smnt__<15 mnt menit
Darurat:<30 Level 3: Darurat: 230 Darurat: @O meni
| mnt <60mnt__mnt
Biasa:<60mnt Leveld: Bla :<GOmnt Standart 7120 menit
bisa
ditunda
Tidak Gawat: Level 5: TidakGawat: — Basa: 240 menit
<120 mt Bisa <120 mnt
ditunda
Perhatian :

1. Keakutan mengacu pada seberapa parah penyakit atau cederanya
2.. Protokol diperlukan untuk penugasan kategori keakutan

3. Kategori mungkin dapat brubah berdasarkan perubahan dalam kondisi pasien
4. UPTRIAGE ketiga ragu : Hindari Downtriage

B. TRIAGE IN DISASTER (BENCANA)

Bencana adalah peristiwa yang terjadi secara mendadak atau tidak terencana atau
secara perlahan ttapi berlanju, baik yang disebabkan olch alam maupun manusia, yang.
dapat menimbulkan dampak kehidupan normal atau kerusakan ckosistem, sehingga
diperlukan tindakan darurat dan luar biasa untuk menolong menyelamatkan manusia
eset ingame Pros yang dieran aaa

High priority green/hijau

Penanganan kepada pasien yang memiliki kemungkinan hidup lebih besar.Pasien tidak

mengalami cidera yang serius schingga dapat dibebaskan dari TKP agar tidak

bertambah pasien yang lebih banyak. Pasien yang memiliki peluang hidup lebih
banyak haras diselamatkan terlebih dahulu.

2. Intermediate privity: yellowkuning
Kondisi pasien tidak Kris dan memiliki priritas kedua setelah pasien dengan warna
hija.

3. Low priori red/’merah
Pasien ‚mengalami kondisi kritis sehingga memerlukan penanganan yang lebih
Kompleks dan membutuhkan waktu yang cukup lama untuk usaha penyelamatan,

4. Lowest priority: blackhitamı

Pasien yang sudah tidak dapat bertahan lagi dengan keadsan yang fatal au sudah

meninggal.

C./PROSEDUR TRIAGE BENCANA

Terjadinya bencana dapat dischabkan beberapa faktor, diantaranya Karena alam
(gempa bumi, banjr, tanah longsor, angina puting bellung, angin tomado.gunung
meletus), tcknologi (kecelakaan Kerja, keracunan, Kecelakaan alat transporasi, gedung
runtuh, Kebakaran), dan Konflik(perang,teorisme, awuran/perkelahian)

Dalam keadaan bencana tidak semua orang dapat memasuki arca/lokasi bencana
Maka dari area di Tokasi bencana yang dialokasikan untuk orang-orang

en Yang dilakukan di luar UGD. rumah sakit ketika mengalami
suatu bencana (seperti bencana alam, kecelakaan bus/ mobil, kebakaran gedung, born,
Keracunan, dan lain-lain),

Triage dilakukan dengan system START (Simple Triage and Rapid Treatment) yaitu
‘memilah pasien berdasarkan pengkajian awal terhadap pasien dengan menilii airway,
Grealindarcicadaon

Penolong pertama melakukan penilaian cepa tanpa menggunakan alt atau melakikan
tindakan medis
2, Panggil pasien yang dapat berjalan dan kumpulkan di area pengumpulan/ collecting
3. Nilalpasien yang tidak dapat berjlan, mulai dari possi yang terdekat dengan
penolong,

IR|AGE a sun ci Primer

Resusitasi de Stabilsasí E

el

AS

raportsi

Sm:

44

D: LANGKAH-LANGKAH TRIAGE DIBENCANA,
1. Langkah 1: Airway Galan Nalas)

2. Pemapasan > 30 kali menit atu < 10 kal/menit: Merah
D. Pernapasan 10 ~ 30/menittahap berikut
3. Langkah 2: Cek perfusi (radial pulse) atau Capillary Refill Test (kuku atau bibir
Kebiruan)
la>2 de

4. Bila nai adiaisteraba: ahap berikut

a. Berikan perintah sederhana kepada pndeita,jka dapat mengikuti: Kuning
bo Bila tidak dapat mengikut peritah: Merah Tindakan yang harus cepat
dilakukan: À Buka jalan napas, bebaskan benda sing atau darah (obstrukst
lan mapas)
Berkan papas buntansegera ika pasien tidak bermapas
2 Balut tekan dan tinggikan jika ada Juka terbuka/ perdarahan

Setelah melakukan langkah 1- 3 dan memberikan tanda/kartu kepada pasion, lekas
‘untuk menuju ke pasien Tain yang belum dilakukan triage: Triage selalu dievaluasi untuk
‘menghindari kemungkinan tejdi keslahan pada waktu triage.

Setiap penolong harus mengert dan memahami konsep triage dengan menggunakan
cara START, karena cara ini sangatlah bagus dan efektifserta mudah untuk diterapkan.
‘Agar penolong terampil dan cekatan dalam triage harusserng dilakukan simulasi bencana
(Gisasterdril),sehingga dapat menambah kemampuan dan keterampilan penolong.

‘Triage dilakukan dalam kondisi dimana pasien lebih dari sat, sedangkan untuk
jumiah petugas terbatas. Hal termudah dalam membantu pasicn adalah dengan
ilakukannya START, penilaian pasien sangat cepatterutama dalam kondisi bencana.

Sistem penanganan pada sat bencana tidak semua orang dapat menjadi pengatur

atau bergerak sesuai dengan bagiannya, Semua harus berkoortinasi dan terkoordinasi
dalam suatu sistem yang dapat diterpkan untuk kelancaran penanganan bencana. Dalam

hal ii terutama pemerintah harus memahami konsep penanganan bencana, Pimpinan atau
pemegang komando pada saat bencana adalah pemerintah setempat atau pihak kepolisian,
sebagai contoh jikabencana terjadi di daerah kabupaten, maka sebagai pimpinan adalah
bupati setempat, atau jika terjadi di tingkat propinsi maka gubernur yang menjadi
pimpinan, dan jika terjadi mencapai tingkat nasional maka sebagai pimpinan adalah
pimpinan negara/presiden.

Setiap pemerintah daerah telah memiliki standar atau satuan pelaksana.
‘Untuk lebih

‘menguasai dan memshami-secara teknis harus díadakan latihan simulasi penanganan

penanggulangan bencana, ini dapat diterapkan oleh pemerintah setemy

bencana secara rutin:

Hal yang harus diperhatkan pada saat penanganan benéana dan seorang
pemimpinharas peka adalah tentang struktur Komando, operasionl, logistik; perencanaan
ddan Keuangan. Hal di ats sangat mendukung dan harus memiliki konsep yang bagus
sohingga tidak ada yang dilalikan dalam penanganan bencana. Semua strukturtesebut
harus memiliki penanggungjawab dari bagian masing-masing, schingga ada pembagian
‘gas yang sesuai dengan. fungsinya, Maka dar itu seorang pemimpin tim keschatan
harus dapat menganalisatingkat kebutuhan bantuan dengan mengamati dan Melaporkan
jumlah pasien, jumlah ambulans yang dibutuhkan, jumlah petugas medis yang harus ada
(Gokterperavat, ali giz ali saitas, dan lainnya), kebutuhan petugas lan tim reseue,
pemadam kebakaran, polis, dan koordinasi dengan rumah sakit setempat atau rumah sakit
rujukan.Jikahal-lal terscbut
(iharapkan koodinasi dan kerja sama yang bak dar semua unsur yang ada di area bencana
akan tercpta, schingga penangaran bencana khususnya bagi para pasien dapat mencapai

tas sudah memiliki konsep dan sistem yang baik, maka

‘ujuan yaitu meminimalkan pasien yang ada dengan cepatnya mendapat bantuan dari tim
bantuan bencana,

‘Untuk tim kesehatan, harus mempunyai pimpinan yang sudah telatih dan lihai dalam
penañganan bencana diharapkan hal-hal yang akan menjadi keperluan dan’ dukungan
terhadıp pertolongan kepada pasien-dapat diterapkan dengan baik. Hal yang harus
dipeniapkan dan sebagai antisipasi dalam Kesehatan adalah logistik dibutuhkan untuk
sistem rujukan pasien; tera atau obat-obatan yang akan diberikan.

Luka Kecil — Bisa Jalan R

4 q

Tidak Ya

Posisi Jalan Napas an <30/menit >30/menit

Respirasi: tidak Respirasi: Ya P,
1
fea MERAH MEhg4
Denyut Radial: Tidak Denyut Radial: Ya

Atau

>2detik-Refill — +
Kapier cad

N > i

> Kl,
a 1 4

MERAH KUNING

AAR v
DMB A

SPGDT

TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM

Setelah melaksänakan pelatihan ini peserta mampu memahami Sistem
Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu di Indonesia

== ika pengertan sistem

A de

Merumuskan maksud dan yuan dar 2
Sistem Penanggulangan Gawat Daria! Terpada (SPGDT).
INDONESIA 2 ‘i

Menjelaskan fase ~fase didalam 3
penanggulangan gawat darurat terpadu.

Menguraikan Komponen ~ komponen yang trlibat pada setiap 4
fase pelayanan gawat darurat yang terpadu.

Mengatur sistem penanganan kegawat daruratan terpad di lingkungannya.S

Melaksanakan simulasi sistem penanganan kegawatdaruratanterpadu 6
dalam kehidupan sehari-hari

WAT DARURAT TERPADU)

Keberhasilan penanggulangan korban gawat darurat tergantung pada beberapa

Kecepatan ditemukan, kecepatan respon tenaga keschatan, kemampuan da
Keschatan dan kecepatan mintatolong. Semakin cepat korban ditemukar
semakin cepat pula Korban dapat diselamatkan. Namun bukan berarti tanpa halangan,
Misalnya, Korban gawat drurat di lokasi yang sangat suit djangkau membutuhkan teknik
cara yang lebih bask dalam menemukan mereka, Pertimbangan bil kecelakaan terjadi di
daerah yang sult, mungkin perl dilakukan penyisiran secar foto satelit. Kecepatan respon
tenaga keschatan baik yang ada di rumah sakit di ambulance, atau di komunitas menjadi
sangat penting dalam memperbesär harapan hidup bagi-korban dengan kondisi kegawat
daruratn,

Kemampuan an kualtas tenaga Kesehatan akan sangat menentukan probabiltas
ualtas hidup Korban setelah terjdi kecelakaan. Semakin terltih petugas keschatan dan
diimbangi dengan pengetahuan yang baik, maka dalam melakukan tugasnya menolong
Korban Jebih balk, Khususnya probabilitasharapan hidup korban,

Korban gawat darurat biasanyatidk mampu meminta pertolongan,karena Kondisinya
sendir pun tidak memungkinkan untuk iu, Misalnya apabila kesadaran korban menurun.
Sehingga diharapkan ada orang Iain yang meminta tolong kepada petugas trat tau
úpetugas keschatan untuk memberikan bantuan yang diperlukan sesuai kondis korban. Maka
semakin cepat memintatolong, semakin cepat pula mendapatkan pertolongan. Untuk itu
‘segala upaya perludilakukan untuk dapat memintabantuan ecepatoya.

‘Kematian karena trauma dapat terjadi sesat setelah kejadian, dalam perjalanan ke
rumah sakit, saat dí rumah sat atau setlah pulang dari rumah sai: American College OF
Surgeon menguraikan distibusi kematlan akibat trauma yang dikenal dengan. Trimodal
Death Distribution yang terbagi dalam beberapa puncak Kematian akibat trauma sebagai
‘erik:

1. Puncak Pertama
'0% kematian akibat trauma terjadi beberapa detik atau beberapa menit setelah
kejadian. Kematian dini umumnya Karena laseasi otak, batang ak, spinal cord level
tinggi, jantung aorta, dan pembuluh darah besar lainnya (hanya sedikit dari Kelompok
pasien ini dapat diselamatkan). Akibat beratnya ceder, hanya sedikit dari kelompok in.
Keberhasilan penanggulangan kelompok ini hanya dapat ditemui di daerah perkotaan
tertenta yang memilki sarao pra rumah sakit dan transportasi yang cepat dan ba
2. Puna Kedua
35% kematian terjadi dalam 1-2 jam setelah trauma. Periode waktu ini dikenal dengan
‘The Golden Hour. Kematia discbabkan oleh trauma kepala berat(Hematoma subdural
ata extradural), Trauma thoraks (Hematotoraks atau Pneumothorax), trauma abdomen
(rupturlimpa atau laserast ht), Fraktur femur atau pelvis dengan perdarahan masf,
multiple trauma dengan perdarahan. Pencegahan kematia harusdilakukan ecara agresif
dalam periode 1-2 jam setelah trauma dengan melakukan penilaan dan resustasi yang.
ang merupakan prinsip dasar dari Basic Trauma Life Support (BTLS).

15% kematian tejadi boberapa-hari-atau Bebcrapa. minggu setelah Kejadian.
Kebanyakan terjadi karena sepsis dan gagal sistem organ multiple. Kualitas
penanggulangan pada sti periodo berdampak pada periode ini, schingga orang pertama
‘dan setiap individu yang trlibat dalam penanggulangan pasien gawat daruat trauma akan
mempunyal dampak langsung pada has akhirjangka panjang. Berdasarkan uralan di
ta, maka diperlukan suatu system penanggulangan pasien gawat darurat mulai dari
tempat kejadian sampai dengan rumah sakit Sistem tersebut dikenal dengan sistem
penanggulangan pasien gawat darurat secar trpadu (SPGDT)- SPGDT merupakan sust
‘lur penanganan pasien gawat darurat yang berkesinambungan dan terintegrasiferpado.
dalam suatu sistem dengan melibatkan seluruh komponen dan sumberdaya, schingga
pasien mendapatkan pertolongan secara eepat dan tepat dari mulai tempat Kejadia, di
rumah sat dan setelah Keluar dar rumah aki

B. DEFINISISPGDT
SPGDT adalah merupakan suatu sistem dimana koordinasi merupakan unsur utama
yang bersifat multi sektor dan harus ada dukungan dari berbagai profes bersiat multi
disiplin dan multi profesi untuk melaksanakan dan penyelenggaraan suatu bentuk layanan
terpadu bagi penderita gawat darurat baik dalam keadaan sehari hari maupun dalaam
keadaan bencana dan kondisi kondii kejadian luar biasa. Didalam memberikan pelayanan
medis SPGDT dibagi menjadi 3 sub sistem yatu : Sistem pelayanan pra rumah sa, sistem
pelayanan dí rumah sakit dan sistem pelayanan amar rumah sakit. Ketiga sub sistem ini
tidak trpisahkan satu sama lain yang bersifat saling terkai didalam pelaksanaan sistem,
Prinsip Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu
Prinsip dari SPGDT adalah memberikan pelayanan yang cepat, cermat dan tepat
dimana tujuamnya adalah untuk menyelamatkan nyawa dan mencegah kecacatan (time saving
is life and limb saving) teruiama ini dilakukan sebelum dirujuk di rumah sakit yang dituj,
‘Ada 3 fase pelayanan
1. Sistem pelayanan medik pra rumah sakit
2 Sistem pelayanan medik atar rumah sakit
3. Sistem pehyanan medik di rumah sat

€: JEMSSPGOT
SPGDT dibag menjadi 2 ya:
1. SPGDES (Sehari-ari)
SPGDT-S adalah rangkaian upaya pelayanan gawat darurat yang saling era
yang dilaksanakan diingkat Pra Rumah Sakt- di Rumah Sakit~ anar Rumah Sait dan
‘clin dalam sata sistem Berjuan agar Korbun/ asin teta hidup. Meliput berbagai
Tangkaian Kegiatan sebagai berkut

a. Sistem Pelavanan Medik Pra Runa Sabie (Pre Hospital Phase)
Diketahui adanya penderitagawat drurat oleh masyarakat
Penderita gawat darurat it ilporkcan ke organissipelayanan penderitagawat
darurat untok mendapatkan prtlongan medi
Perolongan di tempat kejadian oleh anggota masyarakat awam atavawam
usu (spam pramuks, pols dan in — an)
Pengangkutan penderita gavat daruat untuk pertolongan lajutan dar tempat
Kai kerumah aki (tim pelayaran ambulans)
Kcberhasilan perolongan penderia gawat darurat pad fase ini
cberapa ha, chagi erkut
Keccpatan dan Ketepatan dalam menemukan melakukan pertolongan sesat
Setelhkejadin, Biasanya yang pertama kali menemukan dan melakukan
perolongan adalah orang swam dan avam khusus diskitr tempatKejadian.
Y, Kemudahan akses memintaperolongan ke pusat komunikasigawa darurat
(A Keccpatan responsen time ambulans gawat darurat klokasi kejadin dan
meneruskan pertolongan,
@_Ketepatan dalam memilihrumab skit rjukan
Didalam penyelengaran sistem pelayanan pra rumal sakitharus membentuk
‘tay mendiikan pusat pelayanan yang bersfa umum dan bersifat emergency dimana
‘entukaya adalah sunt unit Kerja yang disebut PSC (public safety center). PSC ini
merupakan sustu unit ker yang memberikan pelayanan terutuma yang bersift
‘emergency bisa merupakan UPT Dinas Kesehatan Kabupaten sta Koa
Ditandasi aspek time management sebagai implementasi time saving i fe
and limb saving yang mengandung unsur quick respons dan ketepatan. Unsur
Kecepatan dipenuhi oleh subsistem tansportasi dan komunikasi, unsur keteptan
ipenuhi och kemampuan melakukan pertolongan.
1) Perandirjen Pelyanan Medik Kemenkes RI erkait PSC
=. Kualits pelayanan & fsltas pelyanan

tentukan oleh

Promotif, kurati dan rehabiliaif continuum. Pencegahan primer (health
promotion dan specific protection). Pencegahan sekunder berupa deteksi
ini dan pengobatan serta pembatasan cacat. Pencegahan tertier berupa
rohabiltasi medik maksimal.

2) Kebijakan Depkes-Pelayanan Medik

Pedoman serüfikasi teknolog.
Pedoman penerapan dan pengembangan tcknologi
Standar akreditasi sarana, prasarana.

Standar pendidikan dan pendayagunaan nakes
Penctapan pedoman pembiayaan.

3) Paradigmapeloyanan metic

Pergeseran orientasi dari professional driven menjadi client driven

Pelayanan medik trintegesi,holistic-continuum.

Evidence based medicine : fakta yang benar.

Medicine by law, Industri pelayanan medik mengandung Unsur ekonomi,

sosial, profesional. Undang-undang perlindungan konsumen ‘tidak dapat
iterapkan.

4) Kebijakan Depkesterkait PSC :

Menyediakan pelayanan prima pra RS.
Mengusahakan geomedie mapping (sumber daya sarana dan prasarana,
lokasi permasalahan: mempermudah Koordinasi dan penggerakan
sumberdaya keschatan dan non keschatan).

Komunikasi dan transporta.

Koordinasi dengan polisiSAR, BNPB, BPBD

5), Stati bentulkenbang PSC:

Administrasi dan mangjemen.
Pengembangan visi mis, stratcgi,Kebijakan dan langkah-langkah.

SDM (terdii dari berbagaí unsur, yaitu unsur Kesehatan (termasuk
ambulance), unsur pemadam kebaran, usur kepolisia, unsur linmas serta
masyarakat sendiri yang bergerak dalam bidang pertolongan bagi
masyarakat)

‘Teknologi

Pengembangan teknologi medik dan non medik dan penunjangnya.
Pembiayaan.

Public goods, public private maupun private goods

6) Kata kunci pembentukan PSC :

‘Save community
Time saving is life and limb saving.

Preparedness, prevention, mitigation, quick response dan rehabilitation.
Administrasimanajemen, SDM, teknologi dan pembiayaan,

Sistem Penanggulangan Pasien Gawat 9. Pasien yang telah selsai mendapat

Darurat Terpadu (SPGDT) perawatan di rumah sakit pulang
Berikut ini gambaran pelaksangan Sistem [ess duce mit ase
Penanggulangan Pasien Gawat Darurat memerukan perawatan alan / konto
Tomada
Ketika tegadi Kecckkaan stas Adapun Komponen-komponen yang
Kegawatdaruatan medis maka pasien {er dalamSPCDT. Antaralı
akan terlbih dahulu ditemukan oleh
‘orang awam yang ada disekitamya. 1. Orang AwamFirst Responder
2. Orang awam bertugas untuk Pada saat kejdian kecelakaan yang
mengamankan_terlebih dahulu dí pertama kali tba di lokasi kejadian
send ingkungan dan pasien adalah orang awam atau masyarakat
3. Setelah mengamankan lingkungan dan seal read sna mec persaaya
pasien, rang yang pertama Kali dalam masyarakat dibedakan menjadi
menemukan #7 pasien haras re.
mengaktikan SPGDT dengan cara RA
emita. bantuan kepada pusat AA
Komuikasi — gawat daruratan masyarakat umum biasanya adalah
(Dispatcher) orang yang berada paling dekat
4. Dispatcher yang menerima panggilan dengan loka Kejadian. Apabila

hürus melakukan bimbingan

Kejadian terjadi di jalan raya maka
pertolongan awal Kepada. penolong.

yang pertama kali menemukan pasien

pertama. Setelah itu dispacher adalah pengendara — kendarsan,
mendisribuikan informasi kepada ge
Polis, pemadam kebakaran, rescue dan (iscitar lokas dan lin-lan, Apabila
ambulans gawat darurat yang terdekat Kejadian di lokasipabrik maka yang
dengan lokasi Kejadian \menemukan pasien adalah karyawan
5. Petugas yang datang ke lokasi bertugas yang bekerja di tempat tersebut
untuk melanjutkan — pertolongan Secara spontan sebagian dari mereka
schelumnya. Selain itu polis bertugas alan > melakukan | perolongan
mengamankan lingkungan. pemadam tethadap pasien sesuai dengan

en

ya
memeriksa potensi Kebakaran, rescue

Permasalahannya /adalah masih

berfungsi untuk mengeharkan pasien samgat sedikit orang awamı yang
ang trjepit ta erperangkap. /mendapat pelatihan khusus. dalam
6. Peugas Ambulans Gawat- Danınt melakukan pertolongan pada pasien

bertugas untuk melakukan st gawat darurt, schingga tidak jarang
pasion di in din periolongan,yang diberikan justa
membawa pasien ke rumah sakit menambah cedera / menimbulkan
rujukan, yang. sudah dihubungi_ dan cedera baro kepada pasien (misal
dlitunjuk oleh dispatcher. kelumpuhan yang terjadi akibat
7. Sesampainya. dí rumah skit rujukan, Kesalahan pemindahan pada pasen
petugas ambulans dan petogas 16D, trauma dengan path tulang Ieher).

melakukan serah terima p
Petugas IGD melanjutkan tindakan
sebelumnya melakukan — tindakan

Untuk.“ mewujudkan sistem
penanggulangan gawat darurat
ferpadu orang awam scharusnya

invasif dan pemeriksaan penunjang memiliki kemampuan untuk
yang diperlukan. Petugas IGD yang =" Mengamankan din send,
mencntukan rujukan selanjutnya ke Fingkungan dan pasien
Kamar Operas, ICU, ruang perawatan = Melee Wow ke pat
atau rumah sakit ain yang lebih komunikasi gawat darurat
mampu = Membebaskan jalan mapas
8. Apabila akan melakukan myjukan ke secara manual
rumah sakit lain maka petugas IGD = Memberikan mapas buatın pads
haras menghubungi Dispatcher lagi pasien yang mengalami henti
untuk mencari rumah sakit rujukan 1 =

yang tepat.

= Menghentikan perdarahan, nemperhatikan jenis perlukaan dan

mella pembidaian, ee
mengatasi syok secara manual mn
stay melikukan kompresi 2. Pusat Komunikasi Gawat Darurat /
Jantung har. Crisis Center
= Mengangkat dan memindahkan Pusat komunikasi gawat darurat
pasien dengan benar seta adalah bagian yang sangat vital dalam
melakukan mobiliasi pada sistem penangeulangan asien. gawat
Kecurigaan cedera lang ara. Setaplapisan masyarakat harus
belakang dan ceder ulang cher bisa mengakses ke srana ini semudah
) Orang awam khusus mungkin. Saran panggilan darurat Ini
Orang avam khusus maksudaya epa ine icepon dengan
adalah orang yang Dekan pada hunting radio. komunikası, asia
pelayanan masyarkat afan mempunyai interne, dan faksimil
tanggung jawab eshadap Kcamanan dan Di Indonesia trdapat 3 nomor
kenyamanan masyarakatyaity Polisi panggilan darurat, 119 untuk ambulans
pemadam Kebakaran, Sapol PP, Satuan gawat darurat, 113. une pemadam
Pongamatan(SATPAM), Tim SAR dan Kebakaran dan 110. untuk Kepolisin
tentar Sesu dengan Ketiga nomor terscbut _seharusnya
tanggungiawabnya Kepada masyarakat, era dalam sat atap dan terintgrasi
orang awam khusus scharusnya dilatih dalam satu sistem pelayanan. Namun

Khusus untuk melakukan pertolongan

kenyataannya sampai dengan saat ini
Kepada pasien gawat darura di lokasi

ketiga, nomor tersebut_masih terpisah

Kejadian..Pengetahuan mereka harıs er ge ie
Jebih-baikdibandingkan orang avam Ea A
basa, Kemampuan yang haras dimiliki Optimal. Sebagai contoh apabila trjadi
oleh orang awam khusus adalah : kecelakaan lalu lintas yang melibatkan
© Mengamankan — diri sendin, tanyak kendaraan dan tegadi Toda
lingkungan dan pasen seria Kebakaran pada kendaraane
= Meminta tolong ke puset komunikasi kendarsan terscbur maka masyarakal
gawat darurat. harus melakukan 3 panggilan darurat,
= Membehaslan jalan mapas. secar yaity memangeil ‘Polisi ke 110,
manual atau menggunakan alt yang memangei pemadam Kebakaran rescue
tidak masi Ke 113 dan memanggi ambulans ke 119.
+ Memberian pas bustan dan Hal ini-mengakibatkan keterambatan
oksigensas. dalam perilongan, dan petolongan
= Menghentkan perdarahan, yang diberikan Dukan merupakan sat
tmelakukan pembidain, mengatas peroloupen ÉNIE / Somos
‘yok secara manual ata melakukan panggilan darurat akan diterima oleh
Komprsijantung lar Pets operator yang seal saga 24
= Mengamgkat dan, memindahkan jam. Operator yang singa di pusat
pasion dengan benar era melakukan, komunikasi gawat darurat discbut
Imobilsas pada kecurigsan cedera Dispatcher. Petugas iilah yang akan
tulang belakang dan cedera tulang menerima semua panggilan darurat dan.
Icher mendistribusikan informasi kepada
- Petugas keamanaw poli bertugas pihak terkait. Secara umum Dispatcher
‘untuk menjaga keamanan dan heras: meni Kemenpuen sebegal
Ketrtban lokasiKejadian dan orang sut
ang berad di seitar JokasiKejadian 3) Menerima panggilan darwat dar
dan orang yang berada dí sekitar seluruh lapisan masyarakat yang
Jokasi kejadian. Selain tu polis aio antun
berkewajiban untuk menjaga barang, Mengumpulkan data yang diperukan
kt. dalam pertolongan:
- Pemadim kebakarn / rescue Y Nama pemunggil
bertugas untuk mengeluarkan pasien Y Nomorilepon pemanggil
yang terjpit atau yang berada pada Y Kejaian/masaah

posisi yang sult dengan ttap Pi mers a

Y Jumlah pasien
Y Kondis pasien

b) Melakukan pengecckan ulang untuk
memastikan kebenaran informasi
yang masuk ke sarana pusat
komunikasi gawat darurt

©) Mendistribusikan. informasi kepada
pihak-pihak terkat seperi_ polii,
pemadam kebakaran dan ambulans
gana daruat.

4) Membimbing pemanggil bontuan
atau orang yang terdekat dengan,
pasien / lokasi kejadian” untuk
melakukan pertolongan sementara
sebelum petugas datang,

©) Melakukan komunikasi dua arah
dengan’ pemangeil bantuan dan
petugas yang berangkat ke lokasi
Kejadian

D Menghubungi Unit Gawat Danırt
rumah sakit yang sesuai dengan
Kondisipasien

8) Menginformasikan kondisi jalan
membimbing ambulans
membawa pasien ke rumah sa

Medical Direction
Medical Direction adalah dokter atau

sekumpulan dokter (komite medik) yang

bertanggungjawab terhadap kualitas
pelayanan dan tindakan medi yang.
dlilakukan pada fase pra rumah sakit

Medical direction dibedakan menjadi

ua, alt

2. On Line Medical Direction.

Yaitu_dokter yang memonior
Jangsung pelayanan pra rumah sit
dan membimbing petugas dalam.
‘melakukan pertolongan di lokasi
Kejadian dan sclama perjalanan
menuju rumah Saki rujukan,
Dokter.terscbutberada di pusat
komunikasi, gawat darurat dan
berinteraksi *_langsung — dengan
petugas dilapangan dengan
menggunakan telepon “ata radio
Komunikasi, Keberadaannya tentu
Sangat bemanfaat uma
meningkatkan Kualitas. pelayanan
Karena petugas di lapangan dapat
Derkonsultasi langsung terutama
dalam — melakukan tindakan-
tindakan — pertlomgan — lanjut
(advance) dam pemberian obat-
obatan darurt,

“doler atau sekumpulan
dokter(komite medis yang bekerja
untuk menyusun protokolprotoko!
(Standard operating procedure)
pertolongan pasin gawat darurat
pada fase pra rumah sa. Protokol
tersebut dijadikan sebagai bahan
sun olch petugas untuk
melakukan tindakan medis dan
pertolongan di tempat kejadian dan
selama perjalanan kerumah. sakit
ryjukan

4. Ambulans Gawat Darurat Y
Emergency Ambulance
Sistem penanggulangan gawat
‘darurat terpadu haras didukung oleh
Pelayanan ambulans gawat darurat
yang memadai dari segi jumlah,
kelengkapan peralatan dan
Kemampuan petugasnya. Keberhasilan
pelayanan in diukur dengan kecepatan
Waktu fanggap / response time dari
mulai panggilan’ bantuan — sampai
dengan tiba dilokasi kejadian. Waktu
tanggap / response time ideal adalah
Kurang dar 8 menitsetelah panggilan
bantuan sampai dengan ambulans iba.
di lokasi Kejadian.” Sep menit
Keterlambatan response. time akan
berpengaruh terhadap keberhasilan
pertolongan terhadap pasien. berikut
ini adalah rasio Keterlambatan dan
Kemungkinan berhsil alam
melakukan pertolongan pada pasien
yang mengalami hen napas dan henti
jantung. Untuk mengantisipasi
Keterlambatan tersebut maka
scharusnya orang awam dilatih agar
mampu menolong terlebih dahuly
sebelum petugas profesional datang.
Berdasarkan kelengkapan perlatan,
petugas dan jenisnya ambulans
Aibedakan menjadi beberapa Kategori

‘Tipe Ambulance

a. Transport Ambulance

Ambulans transpor digunakam
‘untuk pasien yang sakit ingan

berobat alan. Ambulans

transport juga digunakan untuk
pasien yang diperkirakan tidak

akan

mengalami — Kegawatan

“clama dalam peralanan.

Petugas yang mengoperasikan
rin dari 1 orang perawat dan I
‘orang pengemudi ambulans
Peralatan yang „da“ dalam
transport ambulaicemerupakan
peralatan yang sangat sederhana

ai: Tabung oksigen dengan,

Kamal stan masker, tensi_meter,
thermometer, tando, Kursi roda
dan alt komunikas.

Basic Ambulance

Basic Ambulance digunakan
‘untuk menangani_ pasien yang

tidak

memerlukan — peralatan

invasif/ advance, Peralatan yang,
femedia hanya peralatan dasar
‘untuk menyelamatkan jiwa pasien
dlilokasi Kejadian sampai dengan
ke rumah sakit. Petugas yang
mengoperasikan basic ambulance
adalah 2 orang. perawat yang

ter

ih Basic life support,

ckstrikasi dan stabilisas.
Sebaiknya kedua orang perawat
fersebut bisa) mengemudikan
ambulans untuk menghemat
person. Apabila keduanya tidak

bisa

mengemudi maka peel

‚ambahan satu orang pengemudi
Peralatan yang tersedia di

basic

ambulance -merupakan

peralatan — penanganan — gave
darurat © yang tidak invasil
Peralatan ersebut meliputi

> Peralatan Airway

‘Suction Pump With Canale
Orophryngeal Airway
(OPA)

Nasopharyngeal Airway
PA)

Mouthgas

Magil Foreep

Tounge Spatel

Gasti Tube

> Peralatan Breathing

TabungOksigen
Nasal canule
Simple mask

- Rebrething Mask
© Non Rebresthing Mask
> Peralatan Circulation
+ Traumatic Bandage! Balt
Cepat
= Surgical Tape / Plester
2 Steril Gauze / Kass teil
= Elastic Bandage / balutan
clasts
+ Roll Bandage / baltan
gulung
= Tensimeter
= Steioseope
= Alumunium Feil
> Peralatan Extrication &
Stabilization
= Neck Collar Bidai Leer
2 Long Spine Board
= Scoop Sihrecher
= Split bi
= Extrication Device
- Safe tyBelt
Traction Splint
> Lain-lain
= AlatPelindung Dit Sarung
tangan, masker, Kacamata,
baju pelindung, kap Kepala,

Sepa pelindung

- Anisoik

> Gaming

2 Pinset

2 Pen Light

= Peralatan komunikasi

‘Advance ambulance digunakın
unuk. melakukan perolongan
tethadap pasien gawat darurt
yang kris. Perlatan yang

teria bisa digunakın. untuk
ancla Hndakan-indakan
‘neds yang defini /invasit dan
pemberan obarobat dara
Petugas yang. mengoperasikan
‘Advance Ambulans adalah
etugas yang paling
berpengalaman dalam penanganan
pasion darurat dan kits. Pegas
Tere has menguasa tndakan
defintif dan pengopensian al

Advance Bla pela sla sta dai
peugas test dokter ganat
Sara, Persan yang tescda
ada advance ambulance sampai
‘dengan Basic ambulance degan

Peralatan Airways

- ETT (Endo Tracheal Tube) 7 Tinggi kabin — memungkinkan

"Lagos mues take berd dn lts
= Crcobyvidotomy Nesdle Inf bela laca.
~ Laryngeal Masks Y Kabin memungkinkan untuk
Peralatan Breathing messen peraatan secara ma.
= Pulse Oxymeti Y" Dinding kabia terboat deri Dakar
= Portable ventilator yang mudah dibersihkan dan
> Pela Cheatin doncs
AED (tat Exar pes .
brain) r
ne 30m
= ECG Monitor ea
2 Whine Cae
1 Foley Caer
> Cain pá ober area
‘iinscaheër
se sl Det amber Ambas Dra
(RL, NACL 09%, Dextrose
5%. Dextros 10%) B-Ambulans Laut Sen Ambulance
kam Ambulans lau operan di
Dom? dant sitll daca palas rl, bt,
(enineprin, api, dan aie dan peambaneun lps pnt /
lam) ofre. Pagas ambulans out
= Oba éme Pee Niet oe ae
7 Oba Al Deren, sen survival dan peolngan
Sper Koran mg, Hal intent Dede.
air A lan
À tar nt
Tesi mvatance

Tipe_ambulans _berdasarkan daerah
operasi dan jenisnya ambulans dibedakan
‘menjadi beberapa kategori sebagi brikut
2. Ambulans Darat/ Ground Ambulance
‘Ambulans darat adalah ambulans
yang umum ada di sckitar kita

Ambulans _ darat. digunakan untuk

melakukan pertlongen di 7

tempatkejadian dan. melakukan ad

{ransportasi ke rumah Sakit_ rjukan.

Selain iu digunakan untuk melakukan

rujukan antar rumah sakit dan, pulang

perawatan

Berikut ini ada beberapa syarat yang,
haras diperhatikan dalam membangun
sebuah ambulans, terutama ambulans
asa daruat

Y Luaeficbar — kabin ambulans
memungkinkan untuk pasien
terlentang dengan lisa tanpa
haras menekuk Kaki atau bagian
tubuh ai.

4 Luas dan Iebar Kabin ambulans
memungkinkan — petugas untuk
memonitor kondisi pasien dan
‘melakukan tindakan medis di
dada.

‘cAmbulans Udara/ Air Ambülance

‘Ambulans udara dioperasikan untuk
evakuasi pasien VIP, evakuasi antar
pulau, evakuasi”ke luar negeri, atau
‘evakuasi dai pedalaman / laut ke kota
besar. Petugas ambulans udara harıs
mendapat pelatihan khusus, karena ada
beberapa pasien dengan kasus tertentu
bereskountuk berada di ketinggian, Hal
ini terkait dengan perubahan tekanan
atmosfr dí darat dan udara. Beberapa
tipe ambulans udara yang digunakan
adalah sebagsi berikut: Helikopter,
Rotary wing dan Fixed Wing.

‘Berkut ini adalah keuntungan dan
Kerugian memakain ambulans udar,
Keuntungan:

= Transportasicepat dan lanear tidak

ada hambatan al tnt
- Akses memju tempat kéadian
pat

> Dat menghindari rata lla
ls, kereta api, gunung dan

Denen aia

- Perlen mas mungkin
dilkukan. meskipun Kondisi jalan
tidak mendukung

- Jka ambulars dut tidak
memungkinkan

= mencapai lokasi kejadian"dengan.
cepa.

+ Jika kuliiss perolongan di lolas
kejadian tidak memungkinkan

+ Sangat jarung terjadi keclakaan
ambulans udara — dibandingkan
ambulans dara

Kerugian:
Di dacrah perkotaan ambulans dara
lebih cepat dibandingkan ambulans
dar.

+ Cuaca buruk dapat menghambat
perjalanan ambulans udara.

= Tingkat kebisingan yang tinggi
mungkin akan menghambat
Komunikasi petugas dan pasien.

- Keaton tempat dan
keterbatasan berat beban yang
ibawa akan membatasi akses ke

pasien,

= Biaya operasional sangat tinggi.

© Kecelaksan ambulans udara Ichih
sedikittertolong,

. Sem Peliyanan Mean As

Ra Saki.

Merupakan satu ben pelayanan
transportasi yang ditujukan dar pos
Komando rumah sakitlapangan menuju
rumah sakit uam tw transportasi
antar rumah sakitbaik dikarenakan
adanya bencana yang terjadi_diumah
sakit, dimana pasien-harus dievakuast
dan dipindahkan ke rumah saki ainnya.
Pelaksanaan harus menggunakan Sarana
prasarana yang memenubikritriasyarat
Standart evakuasi, diantaranya:
= Penderita dalam kedan yang
stabil
= Penderta telah diberi peralatan
yang standart untuk transporta
= Faskes penerima sulah diberi
informasi terlengkap dan siap
menerima penderit

= Transpontasi yang lay

tersediasesuai dengan

Kcadaan penderita

Untuk memsitasi
pengamana evakuasi, maka
(iperlukan kontrol lal lintas oleh
kepolisian untuk memastikan
Kclarcaran jour flu Tintas antar
rumah sakit dan post medis
‘maupun pos Komando lapangan,
Pos mais dapat_menyampaikan
ke pos Komando lapangan agar
Penderita dapat dilakukan
evakuasi. bila sudah dalam
Keadaan stabi

Sistem Pelayanai?Mfedik Intra
Rumah Saki (Hospital Phase)

@_ Hospital Disaster Plan

Didalam rumah saki
sendir harus membuat state
perencansan untuk
menghadapi Kejadian
bencana yang disebut
disater plan, balk
intra hospital disaster
plan maupun extra hospital
isater plan dimana kejadian
encbut | menyebabkan
Korban massal.
2 Perolongan di unit gawat
rara
Berikut ini Klasifkast
pelayanan Instalasi Gawat

Darurat berdasarkan
Keputusan Menteri
Kesehatan Nomer, 856/
MenkesSK1X/2009

mengenai Standar Instlasi

Gawat Darurat (GD) Rumah

Sakit(dinila dan kualifikasi

tenaga IGD);

- Tass) Gawat Darurat
(GD) Level
Di 1GD hanya terdapat
dokter umum (ielah
mengikuti peltihan
Kogawardaruratan
speni GELS, ATLS,
ACLS, di)

= Tosulasi Gawat Darwat
(1GD) Level I
Di IGD terdapat dokter
umum (telah mengikuti
pelatihan
kegawatdaruratan

seperti GELS, ATLS, de Fase Pasca RS
CLS, dll) yang on site Fase ini adalah periode
24 jam, dam dokter
spesialis bedah, obgyn,
anak, dan penyakit rumah sakit baik sembuh, cacat
dalam yang on eal

= Instalasi Gawat Darurat

dimana pasien/ pasien keluar dari

atau harus menjalani perawatan

(GD) Level tit lanjutan di rumah atau melakukan
DEIGD testear doktor kontrol ke rumah sakit. Fase ini
umum (telah mengikuti

pelatihan adalah fase dimana pasien telah
kegawatdaruralan menyelesaikan masa perawatan

seperti GELS, ATLS,
ACLS, all) yang on si
24 jam, dokter spesialis ‘yang dihadapinya untuk kembali
bedah, obgyn, anak, dan

penyakit dalam yang on

terhadapperlukaan atau penyakit

ke rumahnya, Tetäpi kepulangan

Bie, sera dkter pasien bisa sembul toa, seb
Socials lin yang of à. EN
‚call. Terdapat dokter Er En à
PPDS yang on site 24 memerlukan perayatan
jam (RS, Pendidikan) den da

+ Instalasi Gawat Darurat “Ne x
GD) LevelIV jalankontob Informasi
DiIGD hanya terdapat mengenai perkembangan. pasien

dokter umum — (telah,

mengikuti pelatihan setelah perawatan

Kegawatdaurtan Hans sell dim
sat GELS, ATLS, dan ES
ACLS, dll) yang on site A on
24 jam, dokter PRDS keberhasiln dari sistem
yang on site 24 jam, mangSulangan /pasien gavat
dokter 4 besar spesialis <Q 5° Ma Y

Prod dar trpado Seal tu pation
pei anesesi yong scbaiknyadberikanpendiikan

on site, dokter spesiais
Iain on call, sera
terdapat. dokter semun
denis subspesilis-yang
on call
ID Pertolongan dí kamar bedah
(ka diperlukan)
@ Pertolongan din ICU/
ICCUMCU

2. SPGDT-B (Bencana)
SPGDT-B adalah kerja sama antar unit playanan Pra Rumah Sakt dan Rumah
Sekt dalam benuk pelayananan gawat darua tepado schaai Khososya pada
cejadiya korban msl yg memerlukan peingkaan (sklasi) Kegatn pelayanan
schar - har. Secra umum ertujuan untuk-menylamatkan korban scbangak —
banyaknya
SecaraKhuss SPGDT-B bryan untuk
Mencegah kematian dan keccaın, shingen dapat hidp dan berfungs Kembali
dalam masyarakat schagimana mesinya.
bo Meryjuk mel sister juan untuk memperoeh penanganan yang. lebih
memadi
+. Menanggulngi korn bencana.
sip mencegah matan dan caca :
a. Kecepfin menemalan peer
5. Kosepatan memintpertlongsn
Kogépatn dan lali penolongan yang dibeitan
2. Ditempatkiadan
À. Dalam erjalanan kepuskesmas ata amaba
+. Pertlongan dipunkesmas ta ramabsakit
Adapun bla yang ian sat tea bncana ado
A Meaisanakan playanan kasıs GD
2 Melaksanakan penilaian kebutuhan & dampak yang terjadi pada aspek
keschatan. Z) pelayanan gabungan Depkes, TNI dan POLRI
2 Membuat pos pelayanan keschatan
A2. Pemberian makanan dan bahan makanan peyedian air best saitasidraat,
‘Dalam penanggulangan bencaa, adabeberapa hal yang per kits ermat ai
penanggulangan bencana adalah eskalasi penanggulangan gawat darurat sehari — hari,
‘aupun penanggulangan bencana tidak akan bebas Lau peramggulngan gov
art shar ar dan bencona bur, karen al escu dat tja i cp tempat
tik di kot maupun di desa. Walaupun Persia ska terjadinya bencana tidak dapat
ied, akan tapi kalo su ad persian makajk bncana ta xa sudo pada
Fess sigpschinggs meminimatkan Koran dan kerusaka. Bencana iu seni dapat
tej ea sat an i sip tempat seperti dalam rumal satya seni, Korban
tencana yang dibava ke 1GD/ RS, Bencana dalam kota (urban), Bencan diva koa
(ra, Bencana dar ula regina), dan aaupun Bencana nasoal
Mercat kondií tercut maka seman rumah skit MJ. menpunyi
Hospital Disaster Plan scsi dengan kendaan dan Kondisi etempat. Untuk darah
rural at ir past maka sebeiknya data gkan Banana dara nba, ka
2 Tingkat penanggulangan gawat darurat sehari = hari di bawah standar nasional (ada /
tanya spesiais empat besar / ahi bea
2 Suma korbun meleihi kemampuan petuas/ ai bdah
Bantuan yang diatngkan adalah dengan memindahan sara Rumah Saki (OD,
amar pers, ICU, Famas, Ronigen,Laboratorim,Dapur, Kcamanan) ke Pra Ramah
Saki. Ambulance Gawat Darr dalam keadaan Dencna dapat erungssebogsi Rumah
Sait ipanga.

D. ASPEK LEGAL KEBIJAKAN SISTEM PENANGGULANGAN GAWAT DARURAT
(SPGDT) DI INDONESIA.
Kerjasama antar unit pelayanan Pra RS dan RS dalam bentuk pelayanan Gawat

Drum Terpadu pada pasien massal yang memeriukan peningkatan (skala) Kegiatan
pelayanan sehari-hari. Tujuan : menyelematkan pasien sebanyak-banyaknya.

Bencana adalah suatu rangkaian peristiwa yang mengakibatkan kerugian pada
penderitaa diatarmya Kerugían hara benda, kerusakan Tingkungan, sarana & prasrana
(infisruktur)yg memerlukan petolongan dan bantuan khusus, Olch Karen iu sebagai
team keschatanharus mengethui terait payung hukum, berikut Aspek legal Kebijakan
pelayanan gawatdarurat di Indonesia:

Keppres No 03/2001 Bakomas penanggulangan bencan dan peñanganan pengungsi
Perpres.No 3/2005 tentang BAKORNAS penanggulangan bencana

UU No.24/2007 tentang penanggulangan bene
Perpres No./2008 tentang Badan Nasional Penanggulangan Bencana

Perpem No.21/2008 tentang penylenggaranpenanggulanganbencana

"UU No 36h 2009 tentang Kesehatan

Per. KapolriNo 17/2009 tentang managenien penanggulangan

bencans 4 InPres No.42013 tentang progam dekadekeselamatn jalan

@ Perka BNPB No.0372016 tentang sisi Komando penanganan dara bencana
Permenkes No.19/2016 tentang SPGDT

KA Permenkes No.47/2018 tentang pelayanan Kegawatdarurtan

SSSsSegs

KESIMPULAN MI

Sistem penanggulangan. pasien gawat daruratterpadu yang baik akan terwujud.
ada komitmen, yang kuat dari pemerintah_ yang. berwenang. Hal ini sehubungan dengan
tingginya investasi yang harus ditanamkan dan perlunya koordinasi yang baik anar insttusi
{erkait.Penanganan pasion gawat darurat dari mulai fase pra rumah sakit dan rumah sakit harus
‘menjadi satu kesatuan dan berkcsinambungan. Keberhasil pertolongan di rumah sakit sangat
ditentukan oleh kualtas pertolongan pada fase pra rumah sakit, Angka kematian trbesar pada
trauma berat adalah pada fase pra rumah sakit. Oleh Karena itu sangat penting untuk

membeikan peltihan kepada masyarakat agar mampu melakukan pertolongan kepada dirinya
sendir dan orang i sckitamya ketika trjai kegawatdarurata.

BM al
HKG NORMAL & ARITHIA

TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM

Setclah mengikuti mater ini pesetadihäräpkän mampu mengetahui tentanggambaran EKG
strip
TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS
Setelahmengikuti peltihan ini peserta di-harapkan mampu untuk
1,/ Menyebutkan definisi elckrokardiogram
2. Menyebutkan fungsi EKG
3. Menyebutkan jenis-jenis sandapan EKG:
4. Membaca irama EKG normal di menitorjantung dan EKG stip
5. Mengidentifkasiaritmia di moniter jatung dan EKG strip.
PENDAHULUAN
Ganguan irama jantung dan serangan jantung merupakan kasus penyakit dan kematian
tertinggi di Indonesia berhubungan dengan pola makan dan gaya hidup yang berlebihan.
Masyarakat umumnya tidak mengenal tanda dan gejala serangan jantung, scbagai petugas
keschatän sangat penting mengetahui tanda dan gejla serta penatalaksaan gangguan irama

jantung yang dapat mengancam nyawa

Gambaran EKG merupakan elemen penting untuk mengetahui apakah pasien
mengalami kegawat daruratan jantung, dimana kegawat darufatan jantung masih merupakan
penycbab kematian nomer satu di seluruh Negara, Diharapkan dengan semakin banyaknya
petugas Keschatan dapat membaca interprestasi EKG, pasien dapat mendapatkan pertolongan

yang tepat dan cepat, schingga dapat menyelematkan pasientersebut

¡ORMAL & ARITMIA

A. ANATOMIJANTUN

Out jantung,
merypakanotot
yang mempunyai
keisimewaan
tersendii
dibandingkan
dengan otot
Iainnya, Ora
jantung

mempuryai suatu
sistem yanng.
dapat memberikan
suatu mps
rangsangin
Kontraksi_ sendir
(Automatcty)
dan meneruskan
rangsangan
tersebut kescluruh
ot jantung
(Gisebut_ proses
Konduksi). Setiap
alas balk
kontraksi dan relaksasi dari otot jantung akan memberikan perubahan potens
kelistrkan yang dapat kt ihat dengan merekaam perubaban tersebut pada alt perekam
Khusus Jantung trdiri dari 4 ruang yaitu 2 ruang yang berdinding tips discbut atrium dan
2 ruang yang berdinding tebaldisebut Ventrikel, Mempunyai 4 katup Atrioventrikuler
(Trikuspid dan Biskupid) dan 2 katup Semilunar (Pulmonal dan Aorta). Terdri dari 3
Japisan Epikardium, Miokardium dan Endokardium

‘Arter koroner adalah cabang pertama dar sirkulasisistemik. Sirkulasikoroner teriri
dat arr koroner kanan dan kin, Atri koronerkii (Left Main Coronary Artery-LMCA)
mempunyai dua cabang besaryaitu, Ramus Desenden Anterior (Left Anterior Descenden-
LAD) dan Ramus Sirkumpleks (Left Cireumplek-LCx). Arteri imi melingkari Jantungg
dalam dua lekukan atomis eksternal yatu sulkus Atrioventrikular yang melingkari jantung
diatara atrium dan ventrkel dan sulkus inter ventrikel yang memisahkan kedua vente,
Pertemuan kedu lokuk ini dibagian posterior merupakan bagia yang kritis dipandang dari
sudutanatomis.

Arter koronerkanan (Right Coronary Artery-RCA) berjalan ke sisi Kana jantung. Pada
sulkus Atioventrikuler kanan pada dasamya arteri Koronariaa kanan member) makan padaa
Atrium dan ventrikel Kanan juga dinding sebelah kanan dari ventrikel kr. Meskipun
Nodus SA (Sino Atrial, Node) letaknya di Atrium kanan tetapi hanya 55% kebutuhan
nutrisinyadipasok oleh Arter Coronaria Kanan sedang 42% lainnya dipasok oleh cabang
‘Aner Sirkumplek Kir.

Didalam ototjantangterdapat jringan khusus yang menghantarkan alranlisrk dan

‘memiliki sft sit khusus yat
1. Otomatisasi + kemampuan untuk menimbutkan iti secara spontan
2. Ritmisasi ‘pembentukan impuls yang teratur

3. Dayakonduksi :kemampuan untuk menyalurkan Impuls.
4, Dayarangsang _ : kemampuan untuk bereaksi trhadap rangsangan

Berdasarkan sifat tersebut maka secara spontan dan teratur jantung dapat
menghaslkan impuls — impuls yang disalrkcan melalui sistem hantar untuk merangsang otot
jantung dan bisa menimbulkan Konduksi. Bila sistem konduksi berfungsi normal, maka
atrium berkontraksi Kira Kia 1/6 dei lebih duly dari konraksi ventrikel sehingga.

memungkinkan pengisian ckstra pada ventrikel sebelum ventrikel ini memompa darah ke
sirkalasi sistem

Pacemaker adalah sesuatu/ uni yang dapat menghasilkan impuls itrik secaraterus
‘menerus, tratur dan otomats. Dalam hal ini pacemaker asli dalam jantung disebut sebagai
real pacemaker. Real pacemaker
bekerja schagai pembentuk impuls io Sms

(generator) dan penghantar impuls
(pattways).
1. Pembentuk impuls (generator) poy
a. Sinus atrial node (SA node) an
b. Atrioventrikuler node (AV
node)
€. Serabut _ purkinje (ber
purkinje)
2. Penghantar impui (pathways)
a. Intermodal asim

b. His bundle
©. Right Bundle Branch (RBB)

d. Left Bundle Branch (LBB) 4a id

Siklus Kerja Jantung

Jantung
berfimgsi — memompa
‚darah ke paro — pant
ddan ke selurah tb,

Cara antung.
memompa darah
adalah dengan

melakukan — kontaksi

ecara | bergantian
antara atrium. dan

ventrkel, dengan
rama yang teratur dan

sepanang itp.
Bolena: nn
cian oh dun
sistem yang ad dalam
Jantung yt sie
kona dan sem
ods

Depolarisasi Spontan.
Perjalanan impuls Pada.orang normal, rangsangan listrik jantung berawal dari SA
Node, dari SA Node ke AV Node, rangsangan dihantakan melalui Traktus intemodal
(arterior, medial, dan posterior), Berkas Hiss dimulai dari AV Node mencapai tepi tas
septum interventikuler Dari sini terbagi dua, aitu ssi Kiri yang discbut pars membranosa
dan sisi kanan yang merupakan terusan berkas hiss. la berjalan sebagal struktur tunggal
¿ilapisan subendokard disisi kanan schingga mencapai dasar muskulus papilris ant
Dari sini terbogi menjadi 3 cabang, aitu anterior, posterior dan lateral. Yang terakhi
menuju dinding lateral ventrikel kanan dan bagian bawah septum membentuk bangunan
seperti kipas, yang akhimya disebut serabut purkinye. Dalam keadaan tertentu dapat timbul
Impuls yang bukan berasal dari SA Node, melainkan dari tempat Iain seperti dar arium
maupun dari ventrikel. Bila tejaadi kegagalan fungsi dari SA Node, maka sistem yang
Jainnya dapat mengambilalih SA Node tersebut

1. SA Node
@_Terlotak diantara batas vena cava superior dan atrium kanan
@_Mengeluarkan impuls 60-100 x/menit
2 Impuls menjalar ke seluruh atrium dan bersamajalur intermodal sera bacham
budle menuju AV Node
2. AV Node
a. Terleak discbelah bawah atrium kanan diatara sinus koronarius dan katup
trikuspid bagian septum
b. Mengeluarkan impuls 40-60 x/menit
3. Berkas Hiss
Terletak di septum intervenrikuler dan memberikan 2 cabang yaitu:
a. Cabang berkas ki Yang terdir dai 2 bagian,yaitu fag anterior dan posterior
b. Cabang berkas kanan
4. Serabut Purkinye
Serabut purkinye setinggi muskulus papilris masuk ke otot ventrikel Mengeluarkan
‘mul 20-40 x/menit

Pemacu Asli (Native Pacemaker) dan Pemacu Tersembunyi (Latent Pacemaker)

Bagian ~ bagian dalam sistem konduksi yang sel - selnya mempunyai kemampuan
welakukan depolarisasi spontan disebut sebagai pemacu (pacemaker). Dari uraian
sebelumnya terihat bahwa ada lebih dai atu pemacu dalam sistem konduksi. Akan tetapi,
‘walaupun ada lebih dari satu pemacu, dalam Kondisi normal hanya ada satu pemacu yang
bekera. Hal ini dimungkinkan oleh adanya perbedaan rate pada masing-masing pemacu,
Rate dan Simpul SA yang lebih cepat dari rate yang dibangkitkan di tempat lain dalam
sistem konduksi akan membuat sel — sel dalam sistem konduksi menerima. rangsang
‘mpuls dari Simpul SA lebih dulu sebelum sel-sel erscbut sempat melakukan depolarisasi
spontan. Dengan demikian, pada kondisi normal, rate dari semua bagian dalam sistem
Konduksi selalu mengikuti rare dari Simpul SA. Oleh Karena itu Simpul SA ini disebut
sebagai pemacu asi (native pacemaker).

Pada kondis tidak normal, ada kemungkinan sistem konduksi tak dapat menerima
impuls dari Simpul SA. Penyebabnya dapat Karena Simpul SA memang tidak
membangkitkan impuls, ataupun karena tejadi hambatan pada sistem konduksi schingga
"impuls dari Simpul SA tidak sampai ke Simpul AV. Jika Simpul AV tidak menerima impuls
dari Simpul SA maka sel ~selnya dapat melakukan depolarisasi spontan. Dengan demikian,
pada Kondisi tidak normal ini fungsi Simpul SA sebagai pemacu telah diambil ali oleh
Simpul AV. Bila misalnya temyata Simpul AV ini juga mengalami kegagalan, maka fungsi
pemaeu akan diambil alih oleh pemacu di bawahnya, begitu seterusnya, Mekanisme ini
merupakan pengamanan, agar jantung dapat tetap berdenyut walaupun terjadi gangguan
pembangkian impuls pada Simpul SA. Pemacu — pemacu yang bekerja hanya jikaterjadi
‘kondisi tidak normal in disebut sebagai pemacu tersembunyi(Jatent pacemaker).

‘Siklus Jantung (Cardiac Cycle)

Aktivitas jantung yang dimulai dari keadaan istiralat, Kemudian kontraksi atrium,
<isusul kontraksi venrikl, dan kembal istirahat merupakan suatusiklus yang berulang terus
‘menerus sepanjang hidup. Aktivitaskelistrikan yang mengatur siklus kerja jantung in dapat
direkam dengan menggunakan alat yang discbut elektrokardiograf, dan basil rekamannya
disebut elektrokardiogram yang disingkat EKG atau ECG.

Dalam rekaman EKG, satu siklus jantung terdiri atas beberapa gelombang, yaitu
gelombang — gelombang P, Q, R, S, T, dan U. Gelombang — gelombang tersebut
berhubungan dengan aktivitas listik yang terjadi di dalam jantung. Gelombang P
ditimbulkan oleh depolarisasi atrium; gelombang Q, R, dan S yang bersama — sama
membentuk kompleks QRS ditimbulkan oleh depolarisasi ventrikel; dan gelombang T
ditimbulkan oleh repolaisasi ventrikel. Gelombang U kemungkinan ditimbulkan oleh
repolarisasi serabut Purkinje.

B. ELEKTROGARDIOGRAFI

‘Adalah ilmu yang mempelajariakivitasfistrik jantung Elektrokardiogram (EKG)

adalah sat grafik yang menggambarkan rckaman Hsik jantung, Kegiatanlistikjantung

dalam tu day ian direkam melalui elektrodaetektroda yang dipasangi pada

permukaan tubuh
Manfaat dar Elektokardiogram secara diagnostik dan evalusi dapat digunakan

schogaisarana ala bantu untuk

@ Mengctahui gangguan rama jantung (Artis)

@ Mengctahui gambaranIskemi dan infark pada oto jantung

@ Mengetahui pembesaranruang-rang jantung, trum dan

‘venirkel@) Mengetahuiefck dar obat-obaan seper (Digitals, anti

arimia) À Mengetahui gangguan kescimbangan elektolit

@ Mengetahui peniaian fungs pacu jantung

@ Manfaat sebagai bahan evalua’ untuk mengetahu tingat kebethasilan dar
engobata dan indakan yang tla diakukan Untuk memperotchrekaman EKG,
ipasang elekroda-lektroda di Kult pada tempat —tempat trent,

Lokasi penempatan ccktroda sangat penting diperhatikan, Karena Terdapat 2 jenis
Samdapan (Lead) pada EKG,

Jai: Y

1. Sandapan Bipolar
Yaitı ‚ merckam erben gem
potensial dari dua eektroda,
sandapan ini diandi dengan
angle romawi (1, Il, IM)
(span ekstermitis)

2 Sandapan 1
Merckam ‘eda potesil
nara lengan kana (RA)
dengan lengan Kiri (LA)
dimans.… lena Kanan
bermuatan () dan lengan
it bermuatan (+)
1 Sandapan I
Merckam eda potnsal
ara engan kanan (RA)
dengan Kaki in (LP)
dimanı engan karan
bermustan (>) dan ak
ir bermuatan ()
© Sandapan It
Merekam beda potensal
sara engan ii (LA) dengan Kaki kr (LF) diana logan kr bermuatan (+) dan
ak Ki bermuatan (+)

2. Sandapan Unipolar
Sandapan unipolar in trbagi2 yt, sndapan unipolar ekstrimitas dan sandapan
unipolar

a. Sandapan Unipolar emi (amen)
Merck besa pots istrik pa sat cktemitas, cctroda ckplorı
dite pada sksternts yang akan dike, gabungan elektro eektroda pada
Ststermina yong nis membenk cb neat (potencia) sans nl
Aus GVR AVE, dana)
Sandapana VÍ
Merkam potns sk pada legen kanan (RA) dimana lengan kann
ermuatan (0 engan ki dan Kai kn membetuk elekiodaindeeren
2 Sandapana VL
Meckam potes! ii pads Tengan ki (LA) dmana Inga Kr berms
(©) lnea kann an kaki ir membentk elektro inden
D Sindopana VE
Mere potensa tik pda kak Ke (LF diana kaki ii bermuatan (+)
Tengan kana dan kr membentk cerda idefre
8. Sandapan Unipolar rekardial
Moripaan sadapan Vi,V2, V3, V4, VS, dan V6 yong ditempatian sera
fangsung dada
2 Sandapan VI dtempstan i rang
intercostal IV di kana sema
4d Sandapan V2 ditempatkan di ruang
inercotal IV di ki strom
14 Sandagan V3 ditempathan di
taa sdapan V2 dan Vi
@ Sandapan V4 ditempatkan di ruang.
inercotl Vas dean
hdl
Ml Sandapan VS ditempatkan secara
mendatar dengan VA gars
sili anterior ki
D. Sandapan V6 ditempakan scare
mendtar dengan VS dan VS
gai midis i
Bila kita gabungkan dar slur sandapan yo
seperti pda gambar di awa in yang bisanya
‘Plead ECG 12 LEAD Lengkap

a di atas akan tampak menjadi
sebut sebagai sandapan lengkap

© Keusexo
Kon EKG mpl
ten pal ag ae
garis horizontal. vertikal E
a Inn
RE nó
‘Sapa hu dus
Sere

Garis horizontal
menunjukkan waktu dimana
Imm = 0,04 dei, sedangkan
Smm = 020 detik. Garis
verikal menggambarkan.
Voltage, dimana 1 mm-0,1

m, sedangkan setiap 0mm pois
Sim
Pada praktek scharihari

prckaman dibuat dengan Acccpaan 25 mm, Kaiba yang biaa diakukan
Scbclum dan seudah perekaman adalah 1 mv yang menimbulkan dfleksi mm. Pada
Keadasan teen Kalirai dapat dperbesar yang akan menimbulkan deci 20mm ata
il ang akan menimbulkan decks mun dan dicatat pda sti prckman

Kurva EKG mengambarkan prose stk yang ted! pad atrium dan venrkl, EKG

vi dar gelombang P 0. RS, dan gelombang T kadang teria gelombang
“ada beberapa interval dan scgmen EKG,
P merupakandeplarissi Atrium, normal gelombang P
GD Lembarss0.12 dk
Y Tings 203 mv
scala posi ead
A Near save
@ Kepentingan : mengetahú elainan dí aim (P mia pulmon)
bang QRS merupakandepolarisasi vente, normal gelombang QRS
U Lebar 06° 0,12 detk
(2 Tingitegantng lead
(@ Kepentingan mengeahu anya hipertovivenikl unde branch block dan infrk
Gelombang Q Adala dfs neg prama pad gelombang QRS, normal
D Lembar < 0004 ik
D Tinggi alana) < 13 ving K
Gelombang R Adalh dfleksi posi pertama pada gclombang QRS, gclombang R
muy post ai cad LL, VS dan V6. Died aVR, VI, V2 biasanya anya cil atau
tidak ada,
Gelombang $ Adalah decisi negar setelah gelombang R, di lead AVR, dan Vi
sgelombang Strat bear (alam) dar V2 sampa V6 teria makin ci dan lang
Gelombang Y Merupakan gambaran proses repolaiasi vente, glombang T posi dí
Red th Il, sampai V6 dan tebalik di VR
@ Nomal I mv di end dada 0,5 mV di ld ekstermias - minimal ada 0,1
m2 Kepentingan: mengeahui semi ak dan Kelana cool
Gelombang U Adalah gelombang yang timbul sesudah gelombang T dan sebelum
ú“clombangP berikunya, penyebab imbulnyagelombang U masi belu ikea, sra
dog aia report ambas im kondaks intervene
Interval PR
Inurl PR di ur dari aval gelombang P samp aval gotombang QRS, nili normal
ka atra 0,120.20 dei, ini merupkan wakt yang ibuhkan unk depolarsst
atrium dan alamya impuls mca berkas hiss ampaípemulsan epolariasi ventrikel
@ Kepetingan mengeahui kein system konduks
Segmen ST& Q patlogis
Seamen ST dikur dan air gelombang S sampai aval gelombang T, segmen
normal sel ttpi pda lead prkordial beara dar 5 sampa +2 mm.
Normal Gelombang Q tidak Tebih dari 1/3-gelombang R bila ada gelombang Q
yang lebih tinggi dari 1/3 R pada lokasi lead ~ lead yang telah ditentukan maka
¿ikaakan sebagai kondis Ol Infark atau necrosis (dalam bahasa EKG ACS).
(2 Kepentingan mengeahui levas (ada ijuyintak aku) dan depre pada ki)
Hipertrof
Menilai adanya hipertofi atrium ksi maupun Kanan dan ventrikel Kiri maupun
ventike kanan (dalam bahasa EKG Hiperto)
xis jantung

Menentukan

perekaman dibuat dengan Kecepatan 25 mnidtk, kalibrasi yang biasadilakukan
Schelum dan sesudah perckaman adalah 1 mv yang menimbulkan deflksi 10mm. Pada
Keadazan tertentu kaliras dapat diperbesar yang akan menimbulkan decks 20mm atau
‘cil yang akan menimbulkan deeks $ mm dan dcatata pada seta perekman.

Kuna EKG mengambarkan proeslistrik yang trad pada atrium dan venrikel. EKG
normal tin. dar gelombang P, Q,R,S, dan gclombang T kadang telat gelombang
U, sean tu aa beberapa interval dan segmen EKG,

Gclombang P merupakan deolaisasi Atrium, normal gelombang P

D Lembar 0.12 deuk

Y Tinggi s03 mv

© selau posit ead I

U Negait & ave

(2 Kepentingan : mengtaii Kelainan di atrium (P mitral pulmona)

Gelombang QRS merupakan depolrisasi venrike, normal gelombang QRS:

Lebar 0,06 0,12 dei

D Tinggitergamung ead

(2 Kepentingan: mengelahu adanya hpetroi ventikel, bundle branch block, dan infark
Gelombang Q Adalah defeks negatifpertama pada gelombang QRS, normalnya;

Y Lembar < 0,04 de

D Tinagi(dalamnya)< 1/3 tinggi R

Gelombang R Adalah deeksi posi pertama pada gclombang QRS, gelombang R
umumnya positif lead LL, VS dan V.Di lead aVR, VI, V2 biasanya hanya keil atau
ida ada.

Gelombang $ Adalah defleksinegaif sieah gelombang R, di lead AVR, dan VI
gelombang S trat besar (alam) dari V2 sampai V6 erliat makin kei dan bilan
Gelombang T Merupakan gambaran proses repolarissi venrike, slombang T post.
Lead IM, sampai V6 dan trbalik di aVR.

Normal: <1 mv di ead dada -<0,5 mv di lead kstermias — minimal ada
rv Kepentingan: mengeahuiiskemik/infark dan keainan elektro
Gelombang U Adalah gelombang yang timbul sesudah gelombang T' dan scbelum
gelombang P berikutnya, penyebab timbulnya gelombang U masihbelum dieta, sera
id abat repolariaslambat ssi konduksi iterventrikel

Anterval PR

neral PR dí ükur dar aval gelombang P sampai aval gclombang QRS, nilai normal
besar antara0,12-0,20 dei, ini merupakan waktu yang dibuthkan untuk depoarsasi
atrium dan alana impals mella berks hiss sampai pemulsan depolarisas ventrikel

(2 Kepeningan: mengetahui kelanan system konduksi

Segmen ST& Q patologis

Segmen ST diukur dati akhir gelombang $ sampai awal gelombang T, segmen ini
nomaya isoelktrik, eapi pda lead prekordal bervariasi dari -05 sampai + 2 mm.
Normal Gelombang Q tidak Tebih.dari.L3-gelombang R, bila ada gelombang Q
yang lebih tinggi dari 1/3 R pada lokasi lead ~ lead yang telah ditentukan maka
dlikatakan sebagai kondisi Old Infark atau necrosis (dalam bahasa EKG ACS),
Kepentingan: mengetahu elevasi (pda injuryinfark a) dan depres (pad inkemik)
Hipertron

Menilai adanya hipertofi atrium kiri maupun Kanan dan ventrikel Kiri maupun
ventrikel kanan (dalam bahasa EKG Hipertrof.

Menentukanaxisjantung

Axis normal berada antara -30° sampai 110". Lebih dari -30° disebut axis LAD,
lebih dari +110° disebut Axis RAD dan lebih dari +180" disebut Axis Extreme
RAD.

Cara Menginterprestasi Ekg Strip
Membaca EKG akan mudah dan tepat jika kita melakukannya secara sistemati.

Berikut ini urutan dalam membaca EKG. Bagi pemula dianjurkan ada pendamping
‘untuk cara membaca dan menginterpretasikan hasil perekaman EKG,
1. Tentikan irmanya teratur atau tidak, dengan cara melihat jarak amara QRS satu
<dengan QRS yang lain jaraknya sama atau tidak
2 Tentukan frekuensijantung (Heart rite)
Menghitung fckuensi jantung (HR) melalui gambaran EKG dapat dilakukan dengan 3

0
2. JumlakotaksedangantaraR-R

- Jaman otal antaran-Rt
2 Ambil EKG stp sepanang dei, hitungjumlah gelömbang Rdalam dk 1
kemudiandikalikan 10 atau ambil rekaman dalam 12 detik dan Kalkan 5
3. Tentukan gelombang P normal atau ak, juga Ita apakah sea gélombang P seau
tiki glombang QRS? (P: QRS)?
Tengukan interval PR nomi ta sia
Tentulan gelombang QRS nomal tau dak
Irama EKG yang normal impus (sumber isrik) nya beraal dari Nodus SA, maka

iramanya disebut dengan irama Sinus (Sinur Rhythm)
6. ST Segmen

7. Tentukan gelombang T normal atau tidak

E. EKG normal
Kriteria {rama Sinus atau EKG normal
Y trama Teratur
9 Frekuensijantung (HR):60- 100 kalmenit
@ Gelombang P ‚Normal, seiap gelombang

P Sela dikuti gel QRS, Y

@ interval PR Normal (0,12 0.20 deik)
@ Gclombang QRS : Normal (0.06 0,12) deik À
Scmus gelombang sama

E. Armin /isritmin
‘Adah gung rum
denyut jantung Yang
melpun toquen

irama dan konduksi
yang dapat =
ditimbulkan oleh

karena gangguan

pengeluaran 7 -
pembentukan impuls

enga promot
Arima minor
Ini tidak

‘mengeangeu sirkulasi dan tidak beranju ke aritmian yang serius,biasanya tidak
memerlukan teraphi

2, Aritmia mayor
Dapat menimbulkan gangguan penurunan curah jantung de dapat berlanjut ke arirmia
yang mengancam jiwa. Memerlukan indakan segera dan teraphi

3. Aria mengancam jiwa
Aria yang memerlukan rsusitas segera untuk mencegah kematian

Gamgguan EKG:

Gangguan pembentukan Impuls

a) Sinus Takikardi (ST)

by) Sinus Bradikardi (SB)

©) Aura Fibrilsi (AF )

9) Atrial Fluter( Af)

+) Supra Ventrikel Takikanli (SVT )

D Ventrkelfibilasi (VE)

2 Venrkel Takikardi (VT)

hy) Irama Junetional

i), Ventrikel Extra Systole( VES)

Gangguan penghantar impuls:

a. Sinoatil Block

b. AV Block

© RBBB

d LBBB.

Jens aritnia/diritmia:
1. Sinus Takikardi

A trama ‘Teratur
@ Frekwensi HR :100- 150 ximenit

a Gar ‘Normal, setiap gel. Pselalu _ dikut gel qrs dan

¡2 Interval PR Normal (0,12- 0,20 detik )

@ Gel. ors ‘Normal (0,06 0,12 detik )

A Catatan :semua gel. Sama

eed |
bill
ES mme tn mn ea

2. Sinus Bradycardi
Frama Teratur
$ Frekwensi HR :Kurang dari 60 imenit
Gel. P:Normal, stiap gel. P selaludikut gel grs dan
4% Interval PR Normal (0,12 0,20 detik )
Gel. QRS Normal (0,06 0,12 detik )

‘Semis gel Sama.
Normal pada orang muda, akibat pengaruh pola
pemafasan, meningkat sclama inspirasi dan menurun pada fase ekspirasi

4. SVT (supra ventrikular tachykard)

A trama erat
Y Frekwensi HR :150- 250 wmenit

@ Gap :Sukar iia, kadang erat ap ci
4 inenalPR Tidak dapat ihitung /memendek
A Ga.ors Normal (0,06 0,12 desk)

5. Atrial Nutter

Drama Bieany tratar, bisa jugs tidak
A Frekwensi HR. Bears (ia normal, lamba cepa)
a car “Tidak normal, Sper gi gel (sw tooth), trar dan

dapat ihtungsdak semua gel P dikut QRS schinggs foquemi
fFequns siaidatsara dengan Ventre bis 2:h 3:1 and
interval PR Tidak dpa ding,

bie SESS atic

6. AtrialMbrilasi (AP)

2 trama ¿Tidak teratur.

@ Frekwensi HR —:Bervariasi (bisa normal, lambacepat)

A Gar Tidak dapat didentifikasisering terihatkeriting padagaris
baseline.

@ interval PR Tidak dapat diitung

@ Gel.QRS. ¿Normal (0.60.12)

AL FIORLLATON

HEALTH INTERACTIVE 199 -MNWRNCEUS CO

7 Junetional takikardi GT)

Y Irma ‘Teratur,

@ Frekwensi HR cLebih dari 100 x'menit

@ Gar ‘Tidak normal / Tidak ada / ada tebalik didepan
‘dibelakang QRS

Y imervalPR Tidak dapat dibitung—/

memendek À Gel. QRS :Normal (0,06 - 0,12 et)

& Ventrikelekstrasistole (VES)

A tramo “Tidak tratar Saat munculekstrasistol , Karena ada iama yg
‘uncul lebih aval

QA Frekwensi HR ¿Tergantung irama dasarıya

@ ep Tidak ada seat timbul ekstasistole

@ imervalPR “Tidak ado saat_timbul chota

sistleW Gel QRS ¡Melebur> dari 0,12deti
Fromme Vendas Comwaclen Very Dlpemiy (VE sy cie bea

9. 1dioventrikuler rhytem (IVR)

Frekuest CHR) 20 - 40 kal/menit
Tidak ada.
Tidak ada

Lebil dur 0,12 deu € lebar )

Ventrikuler takikardi (VT)

Y trama 2 Teratur
Y Frekwensi > 100 X/menit
© Gelombang P : Tidak terlihat
@ interval PR: Tidak ada

Y GelombangQRs :> 0,12

rama ile te

À Frekwens HR <350 x menit she

dihiungMA Gel.P Tidak at

M Imerval PR Tidak ada

M Gel.QRS ‘Lebar dan tidak trat
veau

av aay
a as

13.PEA

0 x/menit

bp ni
AS E Dour SAO

"TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM.

Setelh mengikuti mater ini Péseta mampu memberikan asuln-keperawatan gawat darurat
“asar pada Sindrom Koroner Akut (SKA) atau Acute Coronary Syndrome (ACS)

TUSUANANSTRUKSIONAL. KHUSUS
Sete mengikuti peltihan ini pesera dicharapkan mampu untuk
Menjclaskantemang ACS.

Mengkaj kien ACS,

3, Memberikan asuhan keperawatan pasien ACS
Mengintrepesasikan EKG ACS.

Melakukan pencatatan dan pelaporansecaraakurat dan tepatsesaialur

PENDAHULUAN

suatu fase akut dari Angina Pectoris Tidak Stabil-APTS (terjadi peningkatannyeri dada baik
ffekuens,durasi dan intensitasnyeri seta tidak dapat dias dengan pemberia nr). Angina
terscbut dapat terjadi sewaktu — waktu, sat itirahat aupun berakifitas, Hal ini disebabkan
Karena adanya thrombosis akibat dari rupture plakaterosklerosis yang tidak stabil.

Sindrom ini menggambarkan suatu penyakit yang berat dengan moralitas tinggi. Moralitas
tidak tergantung pada besamya prosentase stenosis (plak) koroner, namun lebih scring
<itemukan pada penderia dengan plak kurang dari 50 - 70% yang tidak stabil, yaknı fibrouse
cap —dinding plakl yang tipis dan mudah ersi stu ruprre.

Olch karenateradi perubahan morfologi pembuluh darah koroner, makc lamba laun plak
tersebut menjadi rapuh;pada saat plak yang_rapub tersebutlepas, maka terbentuk sumbatan
pada ali darah koroner. Di ai pihak pada laisan pembuluh darah koronertersebut akan
terjadiKikisan maka inlah pemicu trjadinya thrombus, kadang kejadian ini diserti tanda atau
keluhan dari Klien seperti nyeri dada. Keluhan nyeri dada timbul sebagai tanda supply!
‘oksigen tidak sesuai dengan -kebutuhan! ototjantung. Dengan demikian otot jantung menjadi
iskemi.

ACUTE CORONARY SINDROME

1. Konsep Acute Coronary Sindrome.

‘adalah kondisi di mana alan darah menuju ke jantung berkurang secara tiba-tba
Nyeri dada seperti tertindih benda berat merupakan bentuk geala paling umum dar Kondisi
ini. Arteri koroner (pembuluh dara jantung) memasok darah yang kaya akan oksigen ke otot
Jantung, Jka atri ini menyempit ala tersumbat akan mengganggu fangs jamung yang bisa
‘menyebabkan angina atau seranganjantung.

Tstlah ACS sekarang ini banyak digunakan untuk menggambarkan kejadian
Kegawatan pada pembuluh darah koroner. ACS merupakan sat sindrom yang tedir dari
beberapa penyakit koroneryaitu, angina tak stabil (unstable angina), infark miokard non ~
elevasi ST, infark miokard dengan elevasi ST, maupun angina pektoris pasca infark atau
pasca tindakan itervensi pada koroner perla.

Olch orang awam, terkadang gejala — gejal sindrom Köroner akut disalhartlan
sebagai masuk angin. Pada beberapa kasus yang menyebabkan kematian, orang awam juga
Kerap menyebut kondisi ini sebagai angin duduk. ACS merupakan kondisi daurat medis
yang membutubkan penanganan segera, Kondisi keschatan ini umum tejad, Kondis ini
biasanya terjadi pada orang yang yang berusi di atas 45 tahun, perokok, dan memiliki
riayat penyaki jantung.

Pada kasus kegawatan kardiovaskulerseringtimbul secara mendadak, dan sering pula
terlambat untuk mendapatkan perolongan, Waktu saat muncul keluhan sampaí. dengan
asien dibawa ke IGD merupakan waktu yang sangat penting, Oleh arena tu sangat penting
bagi perawat untuk mengetahut tentang kogawatdaruratan kardiovaskuler dan mampu
‘memberikan penanganan secara cepat dan tepat pada korban, baik bantuan hidup dasar
(Basic Life Support ~BLS) ataupun sampai dengan bantuan hidup lanjut (Advanced Cardiac
Life Support - ACLS). Gradasi APS menurut canadian cardiovaskular society:

= Klas nyeri dada timbul dg latihan berat seperti berjalan cepat terburu-buru

= Klas II aktivitas scharihari agak terbatas, nyeri dada timbul aktivitas lebib
berat seperti berjalan 2 blok, berjalan menanjak

= Klas IN aktivitas shari-hari nyataterbatas, nyeri timbul pd wkt aktivitas seperti
nik turun tangga dg kecepatan luar biasa

Klas IV nyer timbul waktu stirahat sekalipun, seperti menyapu, mandi
‘Acute Coronary Syndrome terdii dari
‘A. angina tak stabil (unstable angina)

Yang dimaksud ke dalam angina tidak stabil

(1) Pasien dengan angina yg masih baru dim 201, angina cukup berat & frek

ccukup sering > Ihr

(2) Pasien dengan angina yg makin bertambah berat, sebelumnya angina

stabil, fala serangan angina timbul lebih sering & lebih berat_sakit
‘dadanya, sd presipitasiny ringan
(3) Pasien dengan serangan angina waktu istrahat
B. angina prinzmental
= Sakit dada timbul waktu istirahat
= Sering kali pada pagi hari
= Disebabkan spasme aterosklerosis Koroner
= EKGST clevasi
Berkembang menjadi AMI
€. STEMI (ST Elevasi Myocard Infraction)
D. NSTE-ACS (Non ST Segment Elevation Acute Coronary Syndrome)

2. Etiologi Acute Coronary Sindrome
a. Timbunan lemak ateroskleross) dalam pembuluh darah
.. Sumbatan (rombosit) oleh sel bekuan darah (thrombus).
©. Vasokontriksi
& Infeksi pada pembuluh darah

Yang paling umum dari Kondis ini adalah

{© Dada terasa seperti terindih bends berat

A Nyeri yang terasasamar atau teraa sangat sat di bagian dada, Iehe, babu Kir, lengan
dan menyetar ke bagian bawah (terutama di bagian lengan Kiri). Rasa sakit muncul

secaraperlahan atau tibatiba, menyebar ata terasa menyengat

‘Tanda + tanda dan gejala lain dari sindrom Koroner akut

TEMPAT TEMPAT NYERI PADA
GANGGUAN JANTUNG

aise Seva pas
Detak jantung cepat atau tidak
teratur
Mesa seperti inginjatuh
Keletahan yang parah
D Oùot melemah
‘Maal atau mental
Keluarkeringat dingin

4. Faktor Resiko
Faktorfaktor resiko penyakit
‚jantung koroner dibagi dua yaltu faktor
resiko yang dapat dimodifikasi dan
Faktor. resiko yang tidak dapat
Faktor resiko yang dapat

a
Y Hiperkolesterolemia
@ Merokor

Kurang lia

@ Digan at oma

pepe

@ Stes

Faktor resto yang dak dapat dimodifkasi ara
AS fain Risas PIK dalam keluarg

Usdin 45 tl

Jens Keamin aia > perempuan

ini tere lebih besa resi rkenaPIK.

5. Pengkajian Acute Coronary Sindrome
Diagnostik adanya suatu
acute coronary syndrome haras
“itegakk secaracepat dan

“oo e
tepat dan didasarkan pada tiga =
krieria — (TRIAS AML
berdasarkan WHO), yaitu es i
gejala Minis nyeri dada |
Spesifk, gambaran EKG |, Fe Fe

(Glektrokardiogram), dan

la tina dra aire

Nyeri dada spi

us
merupakan — gejala Kardinal =
pasien ACS. Nyeri dada atau

rasa tidak nyaman dí dada > N» N > h | >

(angina) nest tne

mmerupakan Ketan dar
Sebagian besar pain dengan ‘Sine Sante mme Sem tm
AACS. Sifat yang spesifik dari ‘see me om “ae
yer dada angina adalah schgai Er

berikut dengan Pengkajian OPQRST:

‘O-Onset Kapan masalah dimulai, dan apa yang menyebabkan?

P-Provacation {Tanya apa yang memperberat nyeri, apakah posisi? Apakah Ketika

menarik npas dalam atau Derdebar membuatnya lebih buruk?

>>> dipengaruhi oleh beberapa keadaan, yaity abtivita/latihan Fisk yang berlebihan (tak

terkondisikan, stress emosi, terkju, udara ding, waktu dar suatu siklus harian (pag hai.

Keadaan — Keadaan tersebut ada hubungannya dengan peningkatan aktivtas Simpat

schingga tekanan darah meningkat, frekuensi debar jantung meningkat,frekuensi debar

jantung meningkat, kontraktilita jantung meningkat dan lin koroner juga meningka.
>>> Palliaif: pada nyeri angina terkontrol dengan mita, tetapi pada akut memerlukan
algtik dosis tinggi seperti morphi.

Q-Quaty :Tanyakan jenis nyeri, biarkan pasien menjelaskan Keluhannya dengan kata-
Kata sendii, hindariperanyaan tetutup. Jangan tayakan apakah nyeri seperti
tertndih sebáiknya tanyakan speri apa nyerinya, beratnnya, trickan, terbakar,

rss, dtindih benda, atau seperti tertasuk.

uu dikenal juga dengan sifa ayer, rasa sakit yang seperti ditckän, seperti er

itindih benda beat, seperti ditusuk, seper dieras atau dipelintir.

jon:tanyakan dimana nyerinya dan apakah menjalarkebagian tubuh Lámnya.
>>> substeral, etrosteral, dan prekordial

>>> atau penjalaran nyeri ke ara Ich, engan kri, mandibul, gigi, punggung ata,

interskapula, dan dapat juga menjalar ke lengan Kanan.

S*Severity tanyakan tentang skala nyeri dari 0-10, dan evaluasi nyeri steh dilakukan
tatalaksana

>>> pada nyeri angina lama, nyeri antara 10 sampai dengan 20 menit, dan berulang.
'Sedangkan nyeri pada fase akut lebih dai 30 menit dan terjaditerus - meneras
‘Adapun gejla yang biasa menyertai adalah mual, muntah, sulit bemafas,
Keringatdingín dan lemas.

‘TeTiming stanyakan nyeri yang paling lama yang sudah pernah dirasakan prtama kali
timbul, apakah nyerihilang timbul ata tes mnerus.

NUMERIC SCALE RATE

Presentasi Klinis Nyeri Dada
Beratringannya nyeri bervarasi. Sulit untuk membedakan angina pektoris idak stabil
[STEMI dan STEMI berdasarkan geala semata = m
a. Unstable angina: gejala angina tidak stabil adalah sama dengan angina stabil, tetapi gel
dapat diserta:

4 Nyeri tambah berat/ angina tambah berat tanpa pemicu/ provokasi apapun
3 Nyeri tetap bertahan bahkan ketika istirahat

ei beta lebih dai ima ment
2 Tidak respon terhadap ISDN

b. Non ST Segmen levas Acute Coronary Syndrome (NSTE-ACS),setidaknya dua dri

Feria beri
Gala myer sat istiahat
Terdapat peningkatan serum troponin

2 Perubahan EKG: elevas segmen ST tidak had, mungkin ada segmen ST normal
atau depresi atau gelombang Tinversi

+. ST segmen elevasi miokan! infark (STEMD, ditandai dengan gejala dengan clevas
segmen ST (iskemi transmura), Ada indias untuk perawatan mendesakreperfsi, bak
dengan intervensi koronrperkuian atau dengan pemberian agen womboliik. Serangan
jantung bisa subclassified sebagai gelombang Q atau non - Q wave infark miokard.

. Penanganan Acute Coronary Sindrome
Penutupan total (Oklusi Total) yang trjadi lebih dari 4 ~ 6 jam Pada artri koroner
‘kan menyehabkan nekrosis miokard yang ieversible.
Dalam menangani CS dapat dibagi menjadi
1. Fase sebelum RS (Pre Hospital Stage), yang kemungkinn tanpa komplikasi tau dengan
Komplikas, haras diperhatikan dengan seksama.
2, Fase RS (hospital stage) yang dimula di Istlasí Gawat Daruat (GD), dengan ujuan
untuk pencegahan teadinya IMA, pembaasan Iuasnya infark, dan pemeliarsan fungsi
jantung (Miokard)
*abapan val dan cepat Pengobatan pasen dengan acute coronary syndrome:
Q Bearest
2 Oksigenasi
Lanka ini segradilakukan karena dapat membatasiKekuranganoksigen

@ Nitroziycerin
Berikan sublingual 5 mg tiap 3 — 5 menit untuk gejala yang terus menerus jika diijinkan_
da ida ada Kontanis
@ Aspirin
Berikan Aspirin 160-325mg dikunyah, pada jam-jam pertama, atau berikan aspirin
Supposositri 300 mg untuk pnderta yang mempunyai ganggvan penceraan,

© Morphine
Berikan morphine sesuai dengan protap, ka tidak respon dengan pemberian nta

Berikan clopidogre! 300 - 600 mg peroral.

Intervensi Diagnostik pada STEMI ONSET <3 Jam

M Pasien dengan STEMI biasanya terjadi total oklusi arteri koroner epicardia

M Tujuan utama dari penatalaksanaan awal adalah terapi reperfusi segera dengan
pemberian terapi fibrinolitik (reperfusi farmakologi) atau PPCH PRIMARY
PERCUTANEOUS CORONARY INTERVENTION (reperfusi mekanik)
Tags