pemikiran etika algazali dan pemikiran etika

abdazis1411 2 views 12 slides Sep 30, 2025
Slide 1
Slide 1 of 12
Slide 1
1
Slide 2
2
Slide 3
3
Slide 4
4
Slide 5
5
Slide 6
6
Slide 7
7
Slide 8
8
Slide 9
9
Slide 10
10
Slide 11
11
Slide 12
12

About This Presentation

algazali


Slide Content

Hubungan Etika dan Agama Serta Fungsi dalam Kehidupan Sosial Disusun Oleh : Abd Azis Harifuddin 80100222109

PENGERTIAN ETIKA Istilah “etika” berasal dari kata “ethos” bahas Yunani, dalam bentuk tunggal kata tersebut mempunyai banyak arti: tempat tinggal biasa, padang rumput, kadang, kebiasaan, adat, akhlak, watak, perasaan, sikap, dan cara berpikir. Bentuk jamak “ethos” , yaitu “ta etha” berarti adat kebiasaan . secara etimologis “etika” berarti ilmu tentang apa yang biasa dilakukan, atau ilmu tentang adat kebiasaan.

Etika dan Moral Istilah “moral” berasal dari bahasa Latin mos (jamak: mores) yang berarti: kebiasaan, adat. Perbedaan terletak pada asal bahasa: etika berasal dari bahasa Yunani, sedangkan moral berasal dari bahasa Latin. Istilah “morlitas” (dari kata sifat Latin moralis ) mempunyai arti yang pada dasrnya sama dengan “moral”, hanya bernada lebih abstrak. Bila kita berbicara tentang “moralitas suatu perbuatan”, artinya segi moral suatu perbuatan atau baik buruknya. Morlitas adalah sistem nilai tentang bagaimana kita harus hidup secara baik sebagai manusia (Keraf, 1991: 20).

Etika dan Agama Etika tidak dapat menggantikan agama. Agama merupakan hal yang tepat untuk memberikan orientasi moral. Pemeluk agama menemukan orientasi dasar kehidupan dalam agamanya. Akan tetapi agama itu memerlukan ketrampilan etika agar dapat memberikan orientasi, bukan sekadar indoktrinasi. Etika mendasarkan diri pada argumentasi rasional semata-mata sedangkan agama pada wahyunya sendiri. Oleh karena itu ajaran agama hanya terbuka pada mereka yang mengakuinya sedangkan etika terbuka bagi setiap orang dari semua agama dan pandangan dunia .

SISTEMATIKA ETIKA Etika secara umum dapat dibagi menjadi etika umum dan etika khusus. Etika umum berbicara mengenai kondisi-kondisi dasar bagaimana manusia bertindak secara etis, bagaimana manusia mengambil keputusan etis, teori-teori etika dan prinsip-prinsip moral dasar yang menjadi pegangan bagi manusia dalam bertindak serta tolok ukur dalam menilai baik atau buruknya suatu tindakan. Etika khusus adalah penerapan prinsip-prinsip moral dasar dalam bidang kehidupan yang khusus

Etika khusus dibagi lagi menjadi dua yaitu etika individual dan etika sosial . Etika individual menyangkut kewajiban dan sikap manusia terhadap dirinya sendiri . Etika sosial berbicara mengenai kewajiban, sikap dan pola perilaku manusia sebagai anggota umat manusia Etika individual dan etika sosial saling berkaitan dan memengaruhi satu sama lain. Dalam pembicaraan etika sosial dengan sendirinya akan dibicarakan secara langsung atau tidak berbagai hal yang menyangkut etika individual . Tujuan dan fungsi dari etika sosial pada dasarnya adalah utuk menggugah kesadaran kita akan tanggung jawab kita sebagai manusia dalam kehidupan bersama dalam segala sesuatu dan bertindak dalam kerangka kepentingan kita saja, melainkan juga memedulikan kepentingan bersama, yaitu kesejahteraan dan kebahagiaan bersama.

Relasi Etika dan Agama Ada berbagai pandangan dan pendekatan yang berbeda dalam kaitan ini , dan berikut adalah beberapa pemikiran dari para ahli terkemuka : Immanuel Kant : Kant adalah seorang filsuf moral terkemuka yang mengembangkan pandangan etika deontologis . Menurut Kant, etika memiliki dasar yang rasional dan universal, terlepas dari agama. Baginya , moralitas berakar pada kewajiban moral yang bersifat rasional dan tidak tergantung pada ajaran agama tertentu . Aristoteles : Aristoteles , seorang filsuf Yunani kuno , mengembangkan pandangan etika berdasarkan pada konsep kebahagiaan ( eudaimonia ). Baginya , etika lebih berkaitan dengan kehidupan manusia yang baik dan bahagia , yang dipengaruhi oleh kebajikan moral. Meskipun Aristoteles memandang agama sebagai penting dalam masyarakat , dia menekankan bahwa etika dapat dipahami dan dipraktikkan secara independen dari ajaran agama. Thomas Aquinas : Sebagai seorang teolog Kristen yang berpengaruh , Aquinas mengembangkan pandangan bahwa etika memiliki dasar rasional (yang diberikan oleh akal budi ) namun juga didukung oleh ajaran agama, terutama dalam konteks Kekristenan . Baginya , keyakinan agama dan ajaran moral memberikan arahan tambahan bagi etika . Sigmund Freud : Sebagai seorang psikoanalis terkemuka , Freud memiliki pandangan skeptis terhadap peran agama dalam etika . Bagi Freud, etika lebih dipengaruhi oleh perkembangan psikologis individu dan sosial daripada ajaran agama. Freud melihat agama sebagai sebuah bentuk proyeksi psikologis dan penyelesaian dari ketakutan manusia . Paul Tillich : Tillich, seorang teolog Kristen, mempertimbangkan agama sebagai aspek yang penting dalam pemberian makna dan kedalaman spiritual bagi etika . Baginya , agama memberikan kerangka moral yang berharga dan menjadi sumber motivasi bagi tindakan moral.

Lanjutan Relasi Etika dan Agama Hubungan antara etika dan agama secara sistematis telah menjadi subjek analisis dan perdebatan di antara para filsuf , teolog , dan ahli moral. Berikut adalah beberapa pendekatan dalam memahami hubungan ini secara menyeluruh dan sistematis : Hubungan Komplementer : Beberapa pandangan menganggap etika dan agama saling melengkapi . Artinya , agama menyediakan kerangka kerja moral dan nilai-nilai yang menjadi dasar bagi praktik etika . Dalam perspektif ini , agama memberikan landasan ontologis dan teologis untuk norma-norma moral, sementara etika memberikan pemahaman rasional dan reflektif terhadap nilai-nilai tersebut dalam konteks praktis . Hubungan Integratif : Pendekatan ini melihat agama dan etika sebagai bagian integral dari pandangan dunia atau sistem pemikiran yang lebih besar . Misalnya , dalam pandangan teologis tertentu , agama dapat memainkan peran dalam memberikan makna eksistensial dan tujuan hidup , sementara etika membantu menentukan bagaimana tujuan ini diwujudkan dalam perilaku sehari-hari . Hubungan Otonom : Ada juga pendekatan yang menekankan otonomi atau kemandirian etika dari agama. Ini menyiratkan bahwa prinsip-prinsip moral dapat dipahami dan dipraktikkan secara independen dari ajaran agama. Dalam konteks ini , etika lebih bergantung pada akal budi dan refleksi rasional , dan mungkin tidak memerlukan landasan agama. Hubungan Tergantung : Sebaliknya , pandangan lain menunjukkan bahwa etika dan agama saling tergantung satu sama lain. Agama dapat memberikan motivasi dan otoritas moral yang mendalam , sementara etika memberikan pemahaman dan penilaian yang lebih sistematis terhadap prinsip-prinsip moral tersebut . Dalam analisis yang lebih sistematis , penting untuk mempertimbangkan bagaimana agama dan etika saling memengaruhi dan bagaimana mereka berinteraksi dalam konteks kehidupan sehari-hari . Ini melibatkan pemeriksaan hubungan antara ajaran agama tertentu dan prinsip-prinsip etika yang dihasilkan , serta cara di mana nilai-nilai moral diterapkan dalam tindakan individu dan masyarakat . Beberapa argumen filosofis bahkan mengklaim bahwa ada landasan metafisik yang diperlukan dari agama untuk memberikan kepastian dan kekuatan pada norma-norma moral tertentu . Namun , pandangan ini tidak dianggap sepenuhnya konsensus di antara para ahli , dan terus menjadi subyek diskusi yang mendalam dalam studi etika dan agama.

kegunaan teori etika Berbagai teori etika dikembangkan untuk menerangi, menyatukan, dan mengoreksi pertimbangan akal sehat dan memantu untuk menyempurnakan pertimbangan akal sehat. Berbagai teori etika mempunyai kegunaan penting, yaitu untuk: Memahami dilema moral. Meneguhkan kewajiban dan ideal profesi. Menghubungkan moralitas umum dan moralitas profesi.

C. faktor- faktor yang mempengaruhi perilaku etis 1. Diri sendiri Etika dan moralitas secara definisi datang dari dalam, tidak pernah didesakkan oleh sumber dari luar 2. Keluarga Lembaga keluarga mengembangkan etika kepedulian, saling melindungi dan mengamankan. Terdapat arti tanggung jawab dan komitmen. Lazimnya inti dari nilai-nilai keluarga merupakan perasan timbal balik. 3. Lingkungan Ini merupakan isu sensitif yang berkaitan dengan masyarakat. Perlindungan harus diintegrasikan dengan etika sehingga muncul cabang etika lingkungan. 4. Masyarakat Masyarakat diman ia tinggal berpengaruh kuat pada perilakunya, apabila ia ingin diterima maka ia harus berperilaku yang dapat diterima. Masyarakat dan asosiasi profesi serta kode etikanya memainkan peran penting dalam menentukan keputusan keputusan etis . 5. Kebudayaan Teori relativisme etis berpandangan bahwa tindakan benr ditentukan oleh apa yang dikatakan benar oleh masyarakat atau kebudayaan. Kebudayaan respek terhadap kebajikan seperti toleransi, belas kasih, kejujuran, integritas, korupsi, loyalitas , maupun ideal lebih asbtrak seperti perdamaian, keadilan, kejujuran, dan respek kepada manusia. 6. Agama Sebagian besar agama menganjurkan nilai-nilai kebajukan dan belas kasih kepada sesama. Sebagaimana pengamatan menunjukkan bahwa kandungan etika sebenarnya sama diantara berbagai budaya agama.

Fungsi Etika dalam Kehidupan Sosial Etika memiliki peran yang sangat penting dalam kehidupan sosial karena memengaruhi perilaku individu dan dinamika dalam masyarakat secara keseluruhan . Berikut adalah beberapa fungsi utama etika dalam kehidupan sosial : Memberikan Pedoman Moral : Etika memberikan pedoman moral yang membantu individu dan masyarakat untuk memahami apa yang benar dan salah . Etika mengajarkan nilai-nilai seperti kejujuran , keadilan , toleransi , dan menghormati hak-hak individu . Pedoman ini penting untuk membentuk perilaku yang dianggap positif dan bertanggung jawab di dalam masyarakat . Membangun Kepercayaan dan Hubungan : Etika membantu membangun kepercayaan antara individu dan antara individu dengan masyarakat . Ketika orang merasa bahwa orang lain bertindak secara etis , ini menguatkan rasa saling menghormati dan kepercayaan dalam hubungan sosial . Masyarakat yang didasarkan pada etika yang kuat cenderung lebih harmonis dan stabil . Menentukan Norma-Norma Sosial : Etika membantu menetapkan norma-norma sosial yang diterima oleh masyarakat . Norma- norma ini berfungsi sebagai aturan tidak tertulis yang mengatur perilaku dan interaksi antarindividu . Misalnya , norma untuk tidak mencuri atau tidak berbohong adalah contoh dari bagaimana etika membentuk tata tertib sosial . Mendorong Keadilan dan Keseimbangan : Etika mendorong prinsip-prinsip keadilan dan keseimbangan dalam masyarakat . Etika menuntut perlakuan yang adil dan setara bagi semua individu tanpa memandang perbedaan jenis kelamin , ras , agama, atau latar belakang sosial . Keadilan sosial yang didasarkan pada etika dapat membantu mengurangi ketimpangan dan konflik dalam masyarakat . Memotivasi Tindakan Positif : Etika dapat menjadi motivasi bagi individu untuk bertindak secara positif dan memberikan kontribusi kepada masyarakat . Ketika seseorang mendasarkan tindakannya pada nilai-nilai etis seperti empati dan altruisme , ini dapat menghasilkan kebaikan yang lebih besar bagi masyarakat secara keseluruhan . Mengatasi Konflik Moral : Dalam kehidupan sosial yang kompleks , sering kali terjadi konflik moral di mana nilai-nilai atau kepentingan individu bertentangan . Etika membantu individu dan masyarakat untuk menavigasi konflik semacam itu dengan cara yang bermartabat dan bermanfaat . Hal ini dapat memfasilitasi dialog, toleransi , dan resolusi konflik yang damai . Membentuk Identitas Individu dan Kolektif : Etika membantu membentuk identitas individu dan kolektif dalam masyarakat . Nilai-nilai etis yang dipelajari dan diamalkan oleh individu menjadi bagian dari identitas mereka . Secara kolektif , nilai-nilai etis membentuk karakteristik budaya suatu masyarakat dan memberikan landasan bagi kehidupan bersama yang bermakna .

KESIMPULAN Etika berkaitan dengan apa yang baik dan benar bagi masyarakat. Sebagian besar masyarakat pada umumnya menerima prinsip etika berikut ini: kejujuran, integritas, memenuhi komitmen, menaati kesepakatan, adil dan berpikiran terbuka serta bersedia mengakui kesalahan, peduli dan berbelas kasih, menghormati martabat manusia, bertanggung jawab untuk meraih keunggulan dan mempertanggungjawabkan satu keputusan dan konsekuensinya. Teori teori etika juga dapat digunakan untuk menjustifikasi kewajiban umum seorang profesional dalam kaitannya dengan perkembangan teknologi. T ampak bahwa etika profesi merupakan bidangg etika khusus atau terapan yang menyangkut dimensi sosial, khususnya bidang profesi tertentu, termasuk arsiparis . Pendekatan ini mencerminkan variasi pandangan terhadap hubungan antara etika dan agama. Beberapa ahli percaya bahwa etika dapat didefinisikan dan dipraktikkan secara independen dari agama, sementara yang lain melihat agama sebagai sumber moral yang signifikan dalam kehidupan manusia . Diskusi ini terus berkembang dan merupakan subjek debat filosofis dan teologis yang penting . Dengan demikian , etika memiliki peran yang sangat vital dalam membentuk dan memelihara kehidupan sosial yang bermartabat , beretika , dan harmonis . Etika memberikan fondasi moral yang diperlukan bagi tata kelola yang baik dalam masyarakat , sehingga dapat mempromosikan kesejahteraan bersama dan perkembangan positif dalam kehidupan manusia .
Tags