pendekatan Deep-Learning-dalam-Pendidikan.pptx

LilisSugiyarni2 24 views 8 slides Sep 12, 2025
Slide 1
Slide 1 of 8
Slide 1
1
Slide 2
2
Slide 3
3
Slide 4
4
Slide 5
5
Slide 6
6
Slide 7
7
Slide 8
8

About This Presentation

pendekatan Deep-Learning-dalam-Pendidikan.pptx


Slide Content

Deep Learning dalam Pendidikan: Memahami dan Menerapkan Pembelajaran Mendalam Membentuk Generasi Unggul untuk Masa Depan yang Dinamis

Latar Belakang Pembelajaran Mendalam Dunia terus berubah dengan cepat, membuat masa depan sulit diprediksi. Indonesia menghadapi tantangan dan peluang besar dengan bonus demografi pada 2025 dan visi Indonesia Emas 2045. Namun, mutu pendidikan kita masih dihadapkan pada sejumlah masalah fundamental: Literasi dan Numerasi: Kemampuan dasar yang masih perlu ditingkatkan secara signifikan. Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi (HOTS): Siswa belum terbiasa dengan analisis, evaluasi, dan penciptaan. Ketimpangan Mutu Pendidikan: Kesenjangan antara daerah perkotaan dan pedesaan yang menghambat pemerataan akses pendidikan berkualitas. Pembelajaran mendalam adalah kunci untuk menyiapkan kompetensi masa depan, memastikan setiap siswa siap menghadapi dinamika global.

Definisi Pembelajaran Mendalam (Deep Learning) Deep Learning dalam konteks pendidikan bukanlah sekadar istilah teknologi Artificial Intelligence, melainkan sebuah pendekatan pembelajaran yang menuntut eksplorasi topik secara intensif. Eksplorasi Mendalam: Siswa didorong untuk menyelami materi secara aktif, bukan hanya menghafal fakta atau informasi permukaan. Fokus Kualitas: Penekanannya pada kualitas pemahaman, bukan kuantitas materi yang dicakup. Kontras dengan Surface Learning: Berbeda dengan pendekatan "Surface Learning" yang hanya menyentuh permukaan, Deep Learning memicu pemikiran kritis, analisis, dan sintesis. Ini adalah perubahan paradigma menuju pembelajaran yang lebih bermakna dan transformatif.

Tujuan Pembelajaran Mendalam Pemahaman Konsep Mendalam Meningkatkan pemahaman konsep secara mendalam dan aplikatif, memungkinkan siswa menerapkan ilmu dalam berbagai konteks. Pengembangan Kompetensi Mengembangkan kompetensi berpikir kritis, kreatif, dan inovatif, esensial untuk memecahkan masalah kompleks. Siswa Agen Aktif Membentuk siswa sebagai agen aktif dalam proses belajar mereka sendiri, bukan penerima pasif informasi. Pengalaman Belajar Bermakna Menciptakan pengalaman belajar yang bermakna, menyenangkan, dan memotivasi siswa untuk terus belajar sepanjang hayat. Tujuan-tujuan ini saling terkait untuk membentuk pribadi yang tidak hanya cerdas secara akademis, tetapi juga adaptif dan berdaya saing.

Prinsip Utama Deep Learning 1 Joyful 2 Mindful 3 Meaningful Tiga pilar ini saling mendukung untuk menciptakan lingkungan belajar yang holistik dan efektif.

Meaningful Learning: Contoh Praktis "Meaningful Learning" berfokus pada pengaitan konsep baru dengan pengetahuan yang sudah dimiliki siswa, seperti yang dijelaskan oleh David Ausubel. Benda Konkret: Saat mengajarkan penjumlahan pecahan, gunakan benda-benda konkret seperti ayam, bola, atau lusin. Misalnya, "Jika ada setengah lusin telur, lalu ditambahkan seperempat lusin, berapa total telur sekarang?" Pengalaman Sehari-hari: Hubungkan konsep abstrak seperti fisika atau matematika dengan fenomena yang mereka alami setiap hari. Memahami Makna: Tujuannya adalah membantu siswa memahami makna di balik rumus atau teori, sehingga mereka dapat menerapkannya dalam situasi nyata. Pendekatan ini membuat pembelajaran lebih relevan dan mudah dipahami, melekat lebih lama dalam memori siswa.

Mindful Learning: Kesadaran dalam Belajar Mindful Learning adalah tentang kesadaran aktif siswa terhadap proses belajar dan kemajuan kompetensi mereka. 1 Sadar Pemahaman Siswa sadar apa yang sudah dan belum dipahami, serta area mana yang membutuhkan eksplorasi lebih lanjut. 2 Pentingnya Kompetensi Mereka memahami mengapa kompetensi tertentu penting untuk dikuasai dan bagaimana relevansinya dengan tujuan belajar. 3 Refleksi Kemajuan Siswa melakukan refleksi terhadap kemajuan belajar mereka dan merencanakan langkah eksplorasi berikutnya secara mandiri. Hal ini membentuk tanggung jawab belajar mandiri, di mana siswa menjadi nahkoda perjalanan edukasi mereka sendiri.