PENDEKATAN-PENDEKATAN DALAM PENDIDIKAN NILAI.pptx

SaifulAlmujab2 8 views 19 slides Oct 23, 2025
Slide 1
Slide 1 of 19
Slide 1
1
Slide 2
2
Slide 3
3
Slide 4
4
Slide 5
5
Slide 6
6
Slide 7
7
Slide 8
8
Slide 9
9
Slide 10
10
Slide 11
11
Slide 12
12
Slide 13
13
Slide 14
14
Slide 15
15
Slide 16
16
Slide 17
17
Slide 18
18
Slide 19
19

About This Presentation

PENDEKATAN-PENDEKATAN DALAM PENDIDIKAN NILAI


Slide Content

PENDEKATAN-PENDEKATAN DALAM PENDIDIKAN NILAI Teuku Ramli Zakaria Fazar Nuriansyah 1200903 Jajang Suharnadi 1201276

Pendekatan Pendidikan menurut Superka , et. Al. 1976) Pendekatan penanaman nilai (inculcation approach ) Pendekatan perkembangan moral kognitif (cognitive moral development approach ) Pendekatan analisis nilai (values analysis approach ) Pendekatan klarifikasi nilai (values clarification approach), dan Pendekatan pembelajaran berbuat (action learning approach).

Pendekatan Penanaman Nilai pendekatan yang memberi penekanan pada penanaman nilai-nilai sosial dalam diri siswa . TUJUANNYA Pertama , diterimanya nilai-nilai sosial tertentu oleh siswa ; Kedua , berubahnya nilai-nilai siswa yang tidak sesuai dengan nilai-nilai sosial yang diinginkan .

Pendekatan penanaman nilai tidak sesuai dengan alam pendidikan Barat yang sangat menjunjung tinggi nilai-nilai kebebasan individu . Dibantah Superka , et. al. (1976) disadari atau tidak disadari pendekatan ini digunakan secara meluas dalam berbagai masyarakat , terutamanya dalam penanaman nilai-nilai agama dan nilai-nilai budaya .

Metoda yang digunakan dalam proses pembelajaran menurut pendekatan ini antara lain: keteladanan , penguatan positif dan negatif , simulasi , permainan peranan , dan lain-lain

Pendekatan Perkembangan Kognitif Pendekatan ini dikatakan pendekatan perkembangan kognitif karena karakteristiknya memberikan penekanan pada aspek kognitif dan perkembangannya . Pendekatan perkembangan kognitif pertama kali dikemukakan oleh Dewey (Kohlberg 1971, 1977). Selanjutkan dikembangkan lagi oleh Peaget dan Kohlberg ( Freankel , 1977; Hersh , et. al. 1980).

Tujuan Pertama , membantu siswa dalam membuat pertimbangan moral yang lebih kompleks berdasarkan kepada nilai yang lebih tinggi . Kedua , mendorong siswa untuk mendiskusikan alasan-alasannya ketika memilih nilai dan posisinya dalam suatu masalah moral

Metoda Diskusi dilaksanakan dengan memberi perhatian kepada tiga kondisi penting . Pertama , mendorong siswa menuju tingkat pertimbangan moral yang lebih tinggi . Kedua , adanya dilemma, baik dilemma hipotetikal maupun dilemma faktual berhubungan dengan nilai dalam kehidupan seharian . Ketiga , suasana yang dapat mendukung bagi berlangsungnya diskusi dengan baik

Asumsi-asumsi yang digunakan Kohlberg (1971,1977) dalam mengembangkan teorinya sebagai berikut : Bahwa kunci untuk dapat memahami tingkah laku moral seseorang adalah dengan memahami filsafat moralnya , yakni dengan memahami alasan-alasan yang melatar belakangi perbuatannya Tingkat perkembangan tersusun sebagai suatu keseluruhan cara berpikir . Setiap orang akan konsisten dalam tingkat pertimbangan moralnya , Konsep tingkat perkembangan moral menyatakan rangkaian urutan perkembangan yang bersifat universal, dalam berbagai kondisi kebudayaan .

Piaget berusaha mendefinisikan tingkat perkembangan moral pada anak-anak melalui pengamatan dan wawancara ( Windmiller , 1976). Dari hasil pengamatan terhadap anak-anak ketika bermain , dan jawaban mereka atas pertanyaan mengapa mereka patuh kepada peraturan , Piaget sampai pada suatu kesimpulan bahwa perkembangan kemampuan kognitif pada anak-anak mempengaruhi pertimbangan moral mereka .

Pendekatan analisis nilai Pendekatan analisis nilai (values analysis approach) memberikan penekanan pada perkembangan kemampuan siswa untuk berpikir logis , dengan cara menganalisis masalah yang berhubungan dengan nilai-nilai sosial .

Langkah A nalisis N ilai dan Tugas P enyelesaian M asalah Mengidentifikasi dan menjelaskan nilai yang terkait ; Mengurangi perbedaan penafsiran tentang nilai yang terkait Mengumpulkan fakta yang berhubungan ; Mengurangi perbedaan dalam fakta yang berhubungan Menguji kebenaran fakta yang berkaitan ; Mengurangi perbedaan kebenaran tentang fakta yang berkaitan . Menjelaskan kaitan antara fakta yang bersangkutan ; Mengurangi perbedaan tentang kaitan antara fakta yang bersangkutan . Merumuskan keputusan moral sementara ; Mengurangi perbedaan dalam rumusan keputusan sementara . Menguji prinsip moral yang digunakan dalam pengambilan keputusan ; Mengurangi perbedaan dalam pengujian prinsip moral yang diterima .

Pendekatan Klarifikasi Nilai Memberikan penekanan pada usaha membantu siswa dalam mengkaji perasaan dan perbuatannya sendiri , untuk meningkatkan kesadaran mereka tentang nilai-nilai mereka sendiri .

Tujuannya Pertama , membantu siswa untuk menyadari dan mengidentifikasi nilai-nilai mereka sendiri serta nilai-nilai orang lain; Kedua , membantu siswa , supaya mereka mampu berkomunikasi secara terbuka dan jujur dengan orang lain berhubungan dengan nilai-nilainya sendiri ; Ketigaembantu siswa , supaya mereka mampu menggunakan secara bersama-sama kemampuan berpikir rasional dan kesadaran emosional , untuk memahami perasaan , nilai-nilai , dan pola tingkah laku mereka sendiri

Metoda Dialog , Menulis , D iskusi dalam kelompok besar atau kecil ( Raths , et. Al., 1978).

Ada tiga proses klarifikasi nilai menurut pendekatan ini ( Raths,et . al., 1978) Pertama , memilih : dengan bebas dari berbagai alternative setelah mengadakan pertimbangan tentang berbagai akibatnya , Kedua , menghargai : merasa bahagia atau gembira dengan pilihannya , mau mengakui pilihannya itu di depan umum , Ketiga , bertindak : berbuat sesuatu sesuai dengan pilihannya , diulang-ulang sebagai suatu pola tingkah laku dalam hidup

Pendekatan Pembelajaran Berbuat memberikan penekanan pada usaha memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan perbuatan-perbuatan moral, baik secara perseorangan maupun secara bersama-sama dalam suatu kelompok

Tujuannya Pertama , memberi kesempatan kepada siswa untuk melakukan perbuatan moral, baik secara perseorangan mahupun secara bersama-sama , berdasarkan nilai-nilai mereka sendiri ; Kedua , mendorong siswa untuk melihat diri mereka sebagai makhluk individu dan makhluk sosial dalam pergaulan dengan sesama , yang tidak memiliki kebebasan sepenuhnya , melainkan sebagai warga dari suatu masyarakat , yang harus mengambil bagian dalam suatu proses demokrasi .
Tags