Pengantar Filsafat Ilmu dalam dunia pelayanankeperawa.ppt

SelyAma 3 views 61 slides Sep 12, 2025
Slide 1
Slide 1 of 61
Slide 1
1
Slide 2
2
Slide 3
3
Slide 4
4
Slide 5
5
Slide 6
6
Slide 7
7
Slide 8
8
Slide 9
9
Slide 10
10
Slide 11
11
Slide 12
12
Slide 13
13
Slide 14
14
Slide 15
15
Slide 16
16
Slide 17
17
Slide 18
18
Slide 19
19
Slide 20
20
Slide 21
21
Slide 22
22
Slide 23
23
Slide 24
24
Slide 25
25
Slide 26
26
Slide 27
27
Slide 28
28
Slide 29
29
Slide 30
30
Slide 31
31
Slide 32
32
Slide 33
33
Slide 34
34
Slide 35
35
Slide 36
36
Slide 37
37
Slide 38
38
Slide 39
39
Slide 40
40
Slide 41
41
Slide 42
42
Slide 43
43
Slide 44
44
Slide 45
45
Slide 46
46
Slide 47
47
Slide 48
48
Slide 49
49
Slide 50
50
Slide 51
51
Slide 52
52
Slide 53
53
Slide 54
54
Slide 55
55
Slide 56
56
Slide 57
57
Slide 58
58
Slide 59
59
Slide 60
60
Slide 61
61

About This Presentation

Pengantar filsafat ilmu keperawatan


Slide Content

OLEH :
YENNY PUSPITASARI

JENIS PENDIDIKAN
DI INDONESIA
VOKASI (D3, D4)
AKADEMIK (SKed, S2, S3)
PROFESI (dr, Sp 1, Sp 2)

Fenomena akan menjadi sumber informasi,
baik pengetahuan maupun ilmu
pengetahuan bagi yang mau berpikir
Fenomena merupakan kejadian yang
menarik perhatian atau menimbulkan
rasa ingin tahu kita.

Ketika cinta
bertasbih
Cinta yang saling
melengkapi atas
kekurangan dan
saling
membutuhkan
untuk menjadikan
hidup semakin
bermanfaat
FENOMENA

CINTA BIRAHICINTA BERTASBIH
Keluarga sakinah mawadah wa rochmah

FENOMENA
Keluarga sakinah, mawadah wa rochmah
ditemukan terjadi pada pasangan tidak
serasi secara fisik
MASALAH
Keluarga sakinah, mawadah wa rochmah
yang ditemukan terjadi pada pasangan tidak
serasi secara fisik belum dapat dijelaskan

TUJUAN UMUM
Menjelaskan pasangan tidak serasi
secara fisik yang ditemukan terjadi pada
keluarga sakinah, mawadah wa
rochmah
KERANGKA KONSEPTUAL
Di awali: Pasangan tidak serasi secara fisik
Diakhiri: Keluarga S-M-W

Sebelum menjawab pertanyaan
aksiologis tsb, sebaiknya kita fahami
dulu ontologi dan epistemologi
Filsafat, terutama Filsafat Ilmu.

BENARKAH BELAJAR FILSAFAT “HARAM”?
Pendapat bhw belajar “Filsafat” haram.
Mengapa?
kemungkinan didasarkan atas pemahaman bahwa
mempelajari “perenungan reflektif “ manusia (yang
bisa salah atau benar), oleh karena itu akan jauh
lebih baik bila mempelajari agama yang sudah jelas
benar.
Namun mempelajari agama juga menggunakan akal
(persepsi) manusia dengan segala keterbatasannya
Apakah yang belajar kitab suci “pasti”
benar?

KEBENARAN AGAMA
1.Kebenaran Absolut (konsepsi
Allah)
2.Kebenaran tentatif (persepsi
manusia)
3.Kebenaran relatif (emperi
manusia)

Manusia adalah makhluk ciptaan Allah yang
paling sempurna

Hal yang mendorong manusia
berfilsafat, yaitu

Setelah tiga abad manusia terkungkung oleh
dongeng, tahayul dan mitos maka
manusia terus merenung, mencari jawab
yang memuaskan, yang bersifat akaliah.
Filsafat bergerak keluar
dari mitos menuju ke pikir

Sejauh ini perkembangan pemikiran
manusia masih belum difahami dengan
benar sehingga sering menimbulkan
perbedaan persepsi

Philos = philia = cinta
Sophia = kearifan
Philosophia = Cinta Kearifan
Kearifan yang sesungguhnya hanya Allah SWT
semata yang memiliki

merupakan perenungan reflektif
(pengenalan intuitif dari jiwa) terhadap
hidup dan kehidupan, sebagai upaya manusia berakal,
untuk mencari azas dan hakekat dari hidup dan kehidupan
merupakan perenungan reflektif manusia berakal dalam upaya
mencari kebenaran (Logika), kebaikan (Etika) dan keindahan
(Estetika)

merupakan tingkatan ‘pengetahuan’ yang tersendiri atau
tingkatan pengetahuan yang otonom.
Usaha mencari jawaban atas berbagai pertanyaan atau
persoalan hidup dan kehidupan.
“Pemberdayaan akal yang mampu mengembangkan IQ, EI,
SI, AI, dan ke 4 nya tergabung secara proporsional
menjadi MI yang mendasari sukses dalam hidup”

Living thought and thoughtfull living
Hidup berpikir dan pemikiran sedalam
mungkin tentang hidup dan kehidupan
Berfilsafat hakekatnya berusaha mencari
tahu tentang azas dan hakekat hidup dan
kehidupan

Segenap pemikiran reflektif (intuitif
dari jiwa) terhadap berbagai
persoalan tentang segala hal yang
terkait dengan landasan ilmu dan
hubungan ilmu dengan segala
segi kehidupan

mengajarkan kepada kita untuk berpikir
secara:
kritis
skeptis
analitis
sistematis
prospektif

Menurut para ahli sangat beragam:
1.Tentang Ada (being) menghasilkan filsafat
Metafisika
2.Tentang Pengetahuan menghasilkan Filsafat
Pengetahuan atau Filsafat Epistemologi (ilmu
tentang pengetahuan)
3.Tentang Metode menghasilkan Filsafat Metodologi
4.Tentang Penyimpulan menghasilkan Filsafat
Logika
5.Tentang Moralitas menghasilkan Filsafat Etika
6.Tentang Keindahan menghasilkan Filsafat Estetika

EKSOTIK namun TIDAK ETIS dan TIDAK LOGIS

1.Filsafat Yunani (abad 6 SM-) M)
Dikenal Thales, Piythagoras, Socrates, dll
2.Kelahiran Nabi Isa (Abad ) – 6 M)
Masa pertentangan para filsuf dgn Gereja dan para raja pro gereja.
Kebenaran hanya dari Raja. Perkembangan ilmu pengetahuan
terhambat.
3.Periode Kebangkitan Islam (abad 6-13 M)
Masa kebangkitan Islam ditandai dengan kebangkitan ilmuwan Islam
(Hanafi, Maliki, Syafii dan Hanbali yg ahli hukum Islam, Al-Farabi ahli
Astronomi-Matematika, Ibnu Sina yg ahli kedokteran dgn bukunya The
Canon of Medicine, Al-Kindi yg ahli filsafat-mistik-sufisme).
4.Periode Kebangkitan Eropa (abad 14-20)
Kemunculan pemikiran Yunani yang menganut aliran emperis dan
rasionalis. Pada masa ini muncul tokoh Newton (teori gravitasi), John
Lock yang menghembuskan perlawanan kepada pihak gereja, yang
mengemukakan manusia bebas bicara dan mengeluarkan pendapat
sebagai manifestasi berpikir kritis-inovatif. Saat itu tokoh Islam
menyerukan untuk kembali ke ajaran al Quran dan Hadist.

Istilah phylosophia dikenalkan oleh
Pythagoras
Pythagoras pencinta kearifan
(philosophos = philosopher  filsuf)
Filsafat Pythagoras
Bilangan memerintah jagat raya
(number rules universe)

FILSAFAT SOCRATES (469-399 SM)
Filsafat diartikan sebagai
‘principles of the just and happy life’
Pengetahuan adalah kebajikan, dan
kebajikan adalah kebahagiaan

FILSAFAT
Manusia punya akal.
Akal (dengan semua kecerdasan)
mampu mengkonsep,
mempersepsi dan mengemperikan
sesuatu yang telah difahami

PENGETAHUAN AGAMA
Perjalanan manusia mencari Tuhannya
Ada berapa TUHAN kita

MANUSIA MENCARI TUHAN
Tuhan Konsepsi
Tuhan Persepsi
Tuhan Emperik

TENTANG TUHAN
Tuhan konsepsi
Konseptual Tuhan menurut kitab sucinya
Tuhan persepsi
Persepsi manusia thd Tuhannya
Tuhan emperi
Perilaku manusia yang mencerminkan
perintah Tuhannya

1.Filsof Yunani pertama. Falsafahnya diajarkan
dari mulut ke mulut tidak pernah ditulis. Hidup
dalam 625-545 SM
2.Seorang murid Thales, yaitu Aristoteles yang
menulisnya.
3.Ajaran Thales “semua itu air”. Semua barang
berasal dari air dan semuanya kembali ke air.
4.Timbul dua pertanyaan: (1) Apa asal muasal
alam ini? (2) Apakah yang menjadi sebab
pengahbisan dari segala yang ada?
5.Menurut Thales “semua itu adalah air”. Tersirat
menurut akal Thales, bahwa “semua itu satu”.

1.Murid Thales (15 th lebih muda namun 2 tahun lebih
dulu mati), hidup dalam 610-547 SM.
2.Yang asal itu, yang menjadi dasar alam yang dinamai
“Apeiron”
3.Apeiron itu tidak dirupakan tak ada persamaannya
dengan salah satu barang yang kelihatan di dunia ini.
4.Semua yang indrawi adalah yang mempunyai akhir,
yang berhingga.
5.Yang cair akan berakhir dengan yang beku, yang
terang dibatasi oleh yang gelap, yang dingin dibatas
oleh yang panas

1.Murid Anaximadros, yang Hidup 585-528
SM.
2.Barang asal itu satu dan tidak terhingga,
namun filsuf ini tidak setuju bila barang
yang asal itu tidak ada persamaannya
dengan dengan barang yang lahir dan
tak dapat dilupakan.
3.Yang asal ini mestilah satu dari yang ada
dan yang tampak, yaitu udara.

1.Yang taat beragama yang banyak menentang
tahayul, hidup dalam 580-470 SM
2.Tuhan itu tidak banyak akan tetapi hanya satu.
3.Beda dengan Anaximandros, menurut
Xenophanes asal yang “satu” itu lebih tinggi dp
Apeiron, yaitu Tuhan yang satu.
4.Sebagai pembangun filosofi baru, namun dia
tidak sampai menjadi maha guru karena
ajarannya tidak tersusun secara teratur.
5.Ajarannya keluar begitu saja dari mulut
sebagai perasaan hatinya.

Menurut Parmendes ada kebenaran yang bulat dan yang
sepenuhnya.
Hanya yang “ada” itu ada, yang “tidak ada” itu tidak.
Tidak ada yang lain daripada yang ada, karena itu tidak ada
yang “menjadi” dan pula yang “hilang”.
Keduanya (“menjadi” dan “hilang”) mustahil bagi akal, karena
“menjadi” menyatakan perpisahan dari yang “tidak ada”
menjadi “ada”, dengan mendahulukan yang “tidak ada”.
Pada hal sebelumnya (tercetak kuning), yang “tidak ada” itu
tidak, sehingga tidak bisa “menjadi”.
Demikian pula “hilang” menyatakan perpisahan, dari yang
“ada” ke yang “tidak ada”, sedang yang “ada” itu ada, tetap
selamanya dan tidak berubah (kekal).
Mungkinkah “kekal” itu?
Adakah yang “ada” dan “kekal” itu bisa hilang. Pindah ke “tidak
ada”?
Memandang semua itu SATU dan TETAP
Pastilah dia meniadakan
yang TIDAK SATU (banyak) dan BERUBAH
Menurut Logika (hukum akal),
di sebelah jang SATU dan TETAP
itu mustahil ada yang TIDAK SATU,
sebab kalau ada yang TIDAK SATU
maka tidak SATU
(Pemikiran Statis)
Pemikiran Herakleitos berlawanan dengan Parmenides,
yang dinamis.
Salah satu di antara yang “tidak satu” (banyak),
yaitu bagian dari itu, ada satu.

TUHAN EMPERIK
Musa pernah berkeinginan melihat Tuhannya saat
di kaki bukit Turisina (gunung Sinai)
Untuk menggambarkan ketidak mampuan
manusia melihat Tuhannya maka ditunjukkan
kejadian “kehancuran gunung” dan Musa pinsan
Emperi (kejadian) tsb menyadarkan Musa sampai
berucap: “Maha suci Engkau, aku bertobat
kepada Mu dan aku adalah orang pertama yang
beriman

k
o
n
s
e
p
p
e
r
ila
k
u
Perkembangan logika dipengaruhi oleh
kecerdasan spiritualnya

AGAMA – PENGETAHUAN
AGAMA – ILMU AGAMA
1.Agama : Firman Allah (tertulis-fenomena)
2.Persepsi Agama : pemahaman manusia thd
agama
(1). Pengetahuan Agama: yang diketahui
manusia ttg Agama (logika alami)
(2). Ilmu Agama: yang diketahui manusia ttg
Agama yg menggunakan metode ilmiah
(logika ilmiah)

Pengetahuan Agama merupakan pemikiran
alami seseorang dalam mempersepsi agama
(persepsi agama).
Bersifat subyektif dan sangat ditentukan
oleh kemampuan pikir alami seseorang

PERINTAH PUASA
(Al Baqarah, 183)
Jagalah:
Mata-mulut

Al Baqarah, 185
Bulan Ramadhan adalah bulan yang di dalamnya
diturunkan al Qur’an …………….
Karena itu siapa di antara kamu ada di bulan itu maka
berpuasalah.
Bila dicermati,
sebenarnya puasa di bulan Ramadhan dimaksudkan
untuk “mempelajari Al Quran dengan pikiran jernih”
(nafsu terkendali) agar manusia beriman mampu
mengambil hikmah Al Qur’an sehingga 11 bulan ke
depan, menjelang Ramadhan tahun depan, para
pelaksana puasa Ramadhan berakhlak mulia dan mampu
menjadi “rahmatan lilalamin” (BEROTAK SEHAT)

Untuk memenuhi
kebutuhan hidup
Untuk menjaga
kelangsungan
spesies

Beriman
Bertaqwa Tradisi
Perlu banyak uang,
untuk beli “yang” baru,
belanja berlebihan,
harus kumpul keluarga pada
kondisi tak memungkinkan, dll.
Semua itu sebagai
perwujudan
mengumbar hawa nafsu.

AGAMA vs TRADISI
FENOMENA
SiIahturahim untuk maaf-memaafkan
di hari lebaran
Persepsi bahwa
silahturahim & maaf-memaafkan
harus
dilaksanakan saat lebaran
sehingga perlu MUDIK,
perlu dikaji ulang.

Persepsi Agama yg kurang tepat
menimbulkan “fenomena mudik”
Ekstrapolasi kondisi
MUDIK di Indonesia

Perkembangan Ilmu Pengetahuan
setelah abad 17
David Hume dgn Problem of Induction. Problem metode
induksi atau metode generalisasi. Dia menyatakan bahwa
seberapapun prosentase representasi data (random
sampling) maka tidak secara logis digunakan untuk
mengambil kesimpulan seluruh populasi.
Selama ini ilmu pengetahuan dikembangkan berdasar induksi
(generalisasi) sehingga metode pengambilan sampel
menjadi sangat menentukan. Hal ini menunjukkan bahwa
Ilmu Pengetahuan itu mengandung problem

Renaisans, yang berarti lahir kembali, yaitu
budaya Yunani dan Romawi kuno (pemikiran
secara bebas tentang segala kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara,
termasuk kehidupan bertuhan)
Masa renaisans mencapai puncak pada tahun
1500, yang ditandai oleh kehidupan cemerlang
di bidang seni, pemikiran, dan kesusastraan
Manusia dipandang sebagai pusat sejarah,
pemikiran, kehendak, kebebasan dan dunia.
Muncul pendekatan sistematis yang disebut
pendekatan silogistik

PERMASALAHAN POKOK YANG
DIKAJI FILSAFAT
1.Apa yang disebut BENAR dan SALAH,
yang dikenal sebagai kajian LOGIKA
2.Apa yang disebut BAIK dan BURUK,
yang dikenal sebagai kajian ETIKA
3.Apa yang disebut INDAH dan JELEK,
yang dikenal sebagai kajian ESTETIKA.

RASIONALISM
Mencari jawab rasa ingin tahu melalui logika berpikir
Dipelopori Thales (624-548 SM)
Pucak keemasan pada zaman
Socrates-Plato-Aristoteles (469-322 SM)
Socrates terkenal dengan Logika-Dialektika
EMPERISM
Dipelopori oleh Francis Bacon-Thomas Hobbes-John Locke-
David Hume (1561-1776)
Menurut Emperism, pengetahuan bermanfaat, pasti dan benar
hanya dapat diperoleh lewat indera
Menurut Hobbes, pengalaman indrawi sbg permulaan segala
pengenalan. Hanya sesuatu yg dapat ditangkap indera,
yang merupakan kebenaran. Pengetahuan intelektual
(rasional) yang didapat secara deduktif hanya
merupakan penggabungan data indrawi belaka.
Menurut John Locke, semua pengetahuan berasal dari
pengalaman. Akal ibarat kertas putih yg ditulisi
pengalaman lewat proses kerjasama antara refleksi
(pengenalan intuitif dari jiwa) dan sensasi (pengenalan
yang datang dari luar) lahir ide.
CRITICISM
Dipelopori oleh Immanuel Kant (1724-1804),
mengakui peran akal dan emperis.
Bila keduanya dipadukan dan difungsikan secara
benar, artinya emperis berfungsi menangkap
obyek dan akal berfungsi mengelola
tangkapan obyek secara benar maka diperoleh
pengetahuan yang benar dan akurat.

PERKEMBANGAN BERPIKIR
MANUSIA

David Hume (skeptis murni) menyatakan “Sain is
Power”
Pandangan David Hume dan Berkeley “Kekuatan
ilmu yang akan mengubah dan mengontrol alam
dan kehidupan manusia dan bukan agama”
“Agama diyakini sebagai kekuatan pendamping hati
manusia”
Muncul keyakinan manusia bahwa Iptek mengubah
peradaban manusia.
Skeptis memerlukan energi yang besar dan waktu
yang sangat lama (spt yang dialami David Hume).
AGAMA SEBAGAI SUMBER NILAI PRODUK AKAL

Pencermatan thd uraian sejarah
perkembangan ilmu pengetahuan dapat
dipetik pelajaran bahwa
mencari kebenaran adalah hal susah
dan berbahaya,
apalagi bila sudah ada asumsi bahwa
kebenaran ada ditangan yang mencari
kebenaran.
Akal manusia
selalu berpikir terus
mencari kebenaran sebagai jawaban
terhadap
keingintahuan dan
mendapatkan manfaat lebih.

1.Renaisans berarti kebangkitan
2.Kembali kepada kekuatan akal
3.Manusia sebagai makluk berpikir
4.Ilmu pengetahuan berkembang karena skeptis
5.Kebangkitan faham rasionalisme
6.Pemikiran bebas terhadap agama
7.Perkembangan emperisme
8.Kelahiran ilmu pengetahuan
9.Perceraian Filsafat dan Ilmu pengetahuan
(abad 17-20).

REVELASI
Revelasi merupakan cara mencari tahu berdasar pengalaman pribadi
OTORITAS
Otoritas merupakan cara mencari tahu berdasar informasi dari yang lebih
berkuasa
INTUISI
Intuisi merupakan mencari tahu di luar rasio
COMMON SENSE
Merupakan hasil penggalian ingatan akan faktor yang pernah dialami di
masa lampau
SAIN
Mencari tahu secara rasional, bersifat probabilitas, tidak mutlak, dan
tentatif

Logika untuk berpikir menyelesaikan masalah
mendasar untuk hidup (non ilmiah)
Logika untuk berpikir menyelesaikan masalah
ilmiah
Kemampuan akal untuk berpikir dan menalar

Inteligency Quotient (IQ) – Kemampuan penalaran
Emotional Quotient (EQ) - kemampuan mengenal
emosi, mengelola emosi, motivasi, empati, dan
memimpin orang lain
Spiritual Quotient (SQ) - Kemampuan memahami
hidup secara positif (positive thinking-positive
feeling)
Adversity Quotient (AQ) - ketahanan thd kegagalan
(kemampuan bangkit dari kegagalan).
Multiple Inteligence Quotient (MIQ) –kemampuan
mengembangkan potensi diri secara maksimal

Kapan manusia mulai berfilsafat ?
1.Pengetahuan dimulai dari
rasa ingin tahu
2.Kepastian dimulai dengan
rasa ragu
3.Filsafat dimulai dari
keduanya
(karena ragu & ingin tahu)

EINSTEIN MENYATAKAN
Originalitas perlu imajinasi
(bukan sekedar intelektualitas)

Menurut Filsuf, jenis manusia
berdasar pengetahuannya:
1.Manusia yang tahu
di tahunya
2.Manusia yang tahu
di tidak tahunya
3.Manusia yang tidak
tahu di tahunya
4.Manusia yang tidak
tahu di tidak
tahunya

Bagaimana cara mendapatkan
pengetahuan yang benar ?
Mudah saja.
Ketahuilah yang kau ketahui
dan yang tidak kau ketahui
(mampu membedakan yang
sudah dan yang belum
diketahui).

1.Orang pandai adalah orang yang
mampu belajar dari kesalahan orang
lain
2.Orang biasa adalah orang yang
mampu belajar dari kesalahan sendiri
3.Orang bodoh adalah orang yang tidak
mampu belajar dari kesalahan diri
sendiri