Pengantar Filsafat Ilmu Oleh Suedi untuk Mahasiswa

NurjannahAM 62 views 155 slides Aug 29, 2025
Slide 1
Slide 1 of 155
Slide 1
1
Slide 2
2
Slide 3
3
Slide 4
4
Slide 5
5
Slide 6
6
Slide 7
7
Slide 8
8
Slide 9
9
Slide 10
10
Slide 11
11
Slide 12
12
Slide 13
13
Slide 14
14
Slide 15
15
Slide 16
16
Slide 17
17
Slide 18
18
Slide 19
19
Slide 20
20
Slide 21
21
Slide 22
22
Slide 23
23
Slide 24
24
Slide 25
25
Slide 26
26
Slide 27
27
Slide 28
28
Slide 29
29
Slide 30
30
Slide 31
31
Slide 32
32
Slide 33
33
Slide 34
34
Slide 35
35
Slide 36
36
Slide 37
37
Slide 38
38
Slide 39
39
Slide 40
40
Slide 41
41
Slide 42
42
Slide 43
43
Slide 44
44
Slide 45
45
Slide 46
46
Slide 47
47
Slide 48
48
Slide 49
49
Slide 50
50
Slide 51
51
Slide 52
52
Slide 53
53
Slide 54
54
Slide 55
55
Slide 56
56
Slide 57
57
Slide 58
58
Slide 59
59
Slide 60
60
Slide 61
61
Slide 62
62
Slide 63
63
Slide 64
64
Slide 65
65
Slide 66
66
Slide 67
67
Slide 68
68
Slide 69
69
Slide 70
70
Slide 71
71
Slide 72
72
Slide 73
73
Slide 74
74
Slide 75
75
Slide 76
76
Slide 77
77
Slide 78
78
Slide 79
79
Slide 80
80
Slide 81
81
Slide 82
82
Slide 83
83
Slide 84
84
Slide 85
85
Slide 86
86
Slide 87
87
Slide 88
88
Slide 89
89
Slide 90
90
Slide 91
91
Slide 92
92
Slide 93
93
Slide 94
94
Slide 95
95
Slide 96
96
Slide 97
97
Slide 98
98
Slide 99
99
Slide 100
100
Slide 101
101
Slide 102
102
Slide 103
103
Slide 104
104
Slide 105
105
Slide 106
106
Slide 107
107
Slide 108
108
Slide 109
109
Slide 110
110
Slide 111
111
Slide 112
112
Slide 113
113
Slide 114
114
Slide 115
115
Slide 116
116
Slide 117
117
Slide 118
118
Slide 119
119
Slide 120
120
Slide 121
121
Slide 122
122
Slide 123
123
Slide 124
124
Slide 125
125
Slide 126
126
Slide 127
127
Slide 128
128
Slide 129
129
Slide 130
130
Slide 131
131
Slide 132
132
Slide 133
133
Slide 134
134
Slide 135
135
Slide 136
136
Slide 137
137
Slide 138
138
Slide 139
139
Slide 140
140
Slide 141
141
Slide 142
142
Slide 143
143
Slide 144
144
Slide 145
145
Slide 146
146
Slide 147
147
Slide 148
148
Slide 149
149
Slide 150
150
Slide 151
151
Slide 152
152
Slide 153
153
Slide 154
154
Slide 155
155

About This Presentation

Pengantar filsafat ilmu di tulis oleh suedi sebagai buku ajar mahasiswa sarjana teknik


Slide Content

Pengantar IPB
FILSAFAT ILMU

Pengantar

FILSAFAT ILMU

PENGANTAR
FILSAFAT ILMU

PENGANTAR
FILSAFAT ILMU

Judal Baku
Penganear Fifi Imu

Penis:
Suacdi

Editor
Nia Januarni

Penat si & Desain Sampul:
‘Army Tihandi Pura

Korekior:

Kusnadi
Mihan

Jumlah Halaman:
14448 hal

Edisi/Cctakan:
Can Pertama, Januari 2016

PT Penerbit IPB Press
Anggora IKAPL

Kampus IPB Taman Kencana

Jl. Taman Kencana No. 3, Bogor 16128

“Tap, 0251 - 8355 158 E-mail: ipbpresseymailcom

ISBN: 978:979-493-888-1

Dicetakolch IPB Press Printing, Bogor - Indonesia
lai di Luar Tanggung Jawab Percetakan

© 2015, HAK CIPTA DILINDUNGI OLEH UNDANG-UNDANG
Dilarang menguip atau memperbanyak sebagian aca sluruh
is bul campa iin cereals dar penerbic

Prakata

Filsafac mu merupakan “induk’ dari ilmu pengetahuan yang mendasari
logika, bahasa, dan matematika, Filsafa ilmu merapalcan mata kuliah yang wail

bagi program Magister dan Doktor. Bagi mahasiswa program sarjana, filsafat
ilmu diperlukan agar memiliki wawasan mendasar mengenai ilmu pengetahuan.

Buku ini disusun dengan pertimbangan menjadi bahan bacıan untuk
mabasisua program Sarjana. Dengan demikian, kedalaman materi lebih sederhansa
dan disesuaikan dengan perkembangan wawasan mahasiswa. Struktur penyajian
disesuaikan dengan pertemuan perkuliahan mahasiswa.

Kontributor buku ini adalah para Dosen Universitas Cokroaminoto Palopo
‘yang telah mempelajari ilsaftilmu pada saar mengikuti pendidikan Magister dan
Doktor. Tulisan pada berbagai bab merupakan sumbangan dari Eka Sudartik,
mia ling, Safely Willem Kabe, Idawati Supu, Pauline Destinugrainy Kasi,
Heliawaty Hamrul, Rahma H. Manrulu, Mayasari Yamin, Reski Pil, dan Muh.
Nur Alam. Terima kasth kepada para kontriburor yang telah memberikantulisan
dan masukan terhadap kerangka talisan bukı ini.

“Terima kasih kepada Ibu Marufi dan ibu Sri Hastutiatasbaneuan dan fslias
yang diberikan mul dari penyusunan hingga penerbitan buku ini. Semoga

erniliibadah. Terima kasi juga kepada IPB Pres yang berkenan menerbitkan
bleu in

Semoga buku ini bermanfzar uncuk pengembangan ilmu pengerahuan dan
kemaslahatan umat.

Penulis

Daftar Isi

Prakata, y
Daftar Isis „ii
Bab 1 Sejarah Filsfae 1
Bab 2 Sumber llmu Pengetabuat acc — sn
Bab 3 Filafa, mu, dan Pengetahuan. e 0 17
Bab 4 Perkembangan Tu. 25

Bab 5 Kebenaran dan Sikap Ilmiah
Bab 6 Sarana llmiah sa
Bab 7 Kajian Bidang-bidang Fi
Bab 8 llmu, Teknologi, dan Seni
Bab 9 mu dalam Strate Insani

fat. si
m7
19

Daftar Pustaka. 143
Profil Penis. u és 145

Bab 1
Sejarah Filsafat

1.1 Filsafat

Berbicara tentang kelahiran dan perkembangan fisafut, pada aval
kelahirannya tidak dapar dipisahkan dengan perkembangan (ilmu) pengetahuan
yang muncul pada masa peradaban Kuno (mast Yunani). Pada tahun 2000 SM,
bangsa Babylon yang hidup di lembah Sungai Nil (Mesir) dan Sungai Efrat
telah mengenal alat pengukur bera, abel bilangan berpangkat,tabel perkalian
menggunakan sepuluh jai

Piramida yang merupakan salah saru keajalban dunia it, ternyara
pembuatannya menerapkan geometri dan matematika, menunjukkan car
berpikienya yang sudah tinggi. Slain iu, mereka pun sudah dapat mengadakan
kegiatan pengamatan benda-benda langit, baik bintang, bulan, maupun matahari
schingga dapat meramalkan gerhana bulan ataupun gerhana matahari
ilmu yang mercka pakai dewasa ini disebut astronomi. Di India dan China, saat
jeu telah ditemukan cara pembuatan kertas dan kompas (sebagai petunjuk aah).

1.2 Masa Yunani

Periode filsafar Yunani merupakan periode sangat penting dalam sejarah
peradaban manusia karena saat itu cerjadi perubahan pola pikir manusía dari
mitosentris menjadi logo-sentis. Pola pikir mitosentris adalah pola pikir
masyarakat yang singat mengenal mitos uncuk menjelaskan fenomena alam,
seperti gempa bumi dan pelangi. Namun, ketikafilsafa di perkenalkan, enomena
alam terscbu tidak lagh diangeap sebagai aktivtas dewa, tetapi aktvitas alam
‘yang erjadi secara kauslitas, Penclusuran filsafat Yunani dijclaskan dari asl kata
filsafat. Sckitar abad IX SM atau paling tidak tahun 700 SM, di Yunani, Sofia
diberi arti kebijaksanaan; Sophia berari juga kecakapan. Kata philoshopos mula-
‘mula dikemukakan dan dipergunakan olch Heraklcos (480-540 SM). Sementara
pada abad 500-580 SM, kata-kata tersebur digunakan oleh Pirhagoras

2 | Pengantar Fifi Im

Menuruc Philomphos (bli fsa), haras mempunyai pengetahuan luas
schagai pengenjawantahan daripada kecintannya akan kebenaran dan ml
benar-benar elas digunakan pada masa kaum sophis dan socrates yang member
ani philoophein sebagai penguasan secar sstematis terhadap. pengetahuan
ccores. Phlsopia adalah hasil dari perbuatan yang disebut Philoophcin,
sedangakan philbophos adalah orang yang melakukan philosophien. Dari kaca
philoaphia ¡la cimbul kaa-kara phibophie (Belanda, Jerman, Peranch),
‘philesophy (gris). Dalam bahasa Indonesia discbut falsa (Soerjabrat 1970
dalam Bake 2011).

Kehidupan penduduknya scbagai ncayan dan podagang scbab schagian
besar penduduknya tinggal di daerah pana schingga mereka dapat menguasal
jalur perdagangan di Laue Tengah. Kebiasan mereka hidup di alam bebas
schagai nelayanitulah mewarnai kepercayaan yang dianutnya, ya berdasarkan
Kckustan alam schingga beranggapan bahwa hubungan mansa dengan Sang
Maha Pencipea bersifatformaltas. Artnya, kedudukan Tuhan serpisah dengan
Echidupan manusi. Kepercayaan yang bersfaformalitas (natural religion), tidak
memberikan kebebasan kepada manusia ini ditentang oleh Homerus dengan dua
bah karyanya yang erkenal, yuca Tas dan Odyseus, Kedua karya Homerus itu
memunt nihi-nii yang tinggi dan bersifi edukatif. Sedemikian besar peranan
kaya Homerus, sama kedudukannya seperti wayang purwa di Jawa. Akibatya,
magyarakt lebih kets dan rsional Pada abad ke-6 SM, bermunculan para
pemikir yang memiliki kepercayaan sangat Desa rsional (cra religion)
menimbulkan pergsern. Tuhan tidak lag tepisah dengan manusia, melainkan
menyatu dengan Kehidupan manusia. Sistem kepercayaan yang natural rlghus
berubah menjadi sisem kuleuralrligus

Dalam sistem kepercayaan natural religius ini manusia teikat oleh
tradisionalisme. Sementara dalam sistem kepercayaankultural_religius,
memungkinkan manusia mengembangkan potensi dan budayanya dengan
bebas, sckaligus dapat mengembangkan pemikirannya uncuk menghadapai dan
memecahkan berbagai kehidupan alam dengan akal pikiran

yang muncul adalah Thales (625-545 SM) yang
il mengembangkan geometri dan matematika. Likipos dan Democritos

mengembanglan geometri edukatif, Socrates mengembangkan
tot tentang moral, Plato mengembangkan teori tentang ide, Aristoeles
mengembangkan teori tentang dunia dan benda sera berhasil mengumpulkan
data 500 jenis binatang (ilmu biologi). Suatu keberhasilan yang luar biasa dari
Aristoteles adalah menemukan sistem pengaturan pemikiran (logika formal)

Sci le 3

yang sampai sckarang masih terkenal. Para ali pikir Yanani Kuno ini mencoba
membuat konsep tentang asal mula alam, Walaupun sebelumaya sudah ada
tentang konsep tesebur, api Konsepnyabersifar micos ya mite kosmogonis
(Gentangasıkusul alam semesta) dan mite kosmologis tentang asal-asl see sift
Kejadian ejadian dalam alam semesta)schingga konsep mereka sebagai mencari
asche (asl mula) alam semesta dan mercka disebutnya sebagai suf alam. Karena
arah pemikirun flat pada alam semesta, corak pemikirannya kosmoscnti.
Sementara para ahlipikir seperti Socrates, Plato, dan Aristoteles yang hidup
pada masa Yunani Khsik karena arah pemikirannya pada manusia maka corak
pemikiran fisafaenya antroposentris Hal ini dischabkan arah pemikiun para ali
pik Yunani Klaik trsebut memasukkan manusia sebagai subjek yang hanıs
bertanggung jawab terhadap seglatindakannya.

1.3 Masa Abad Pertengahan

‘Masa ini diawali dengan lahienya leaf Eropa. Sebagaimana halnya dengan
fisafar Yunani yang dipengaruhi och kepercayaan maka filsafat atau pemikiran
pada abad pertengahan pun dipengaruhi oleh kepercayaan Kristen. Artinya,
pemikiran flat abad pertengahan didominasi oleh agama. Pemecahan semua
persoalan seau didasarkan atas agama schingga corak pemikiran kefibafacammga
bersfa reosentris

Baru pads abad ke-6 Maschi, setelah mendapatkan dukungan dari Karel
Agung, didinkanlıh sckolah-sckolah yang memberi pehjuran. gramatka,
«alli, geomett,ariematika, astronomi, dan musik. Keadaan rersebut akan
mendorong perkembangan pemikiran filafat pada abad ke-13 yang ditandsi
berdirinya universias-universias dan ordo-ordo, Dalam ordo inilah mereka
mengabdikan dirinya untuk kemajuan mu dan agama, seperti Anselmus
(1033-1109), Abaclardus (1079-1143), dan Thomas Aquinas (1225-1274). Di
kalangan para ahi pikr Islam (periode fisaar Skolasik Islam), munculal-Kindi,
al-Farabi, Ibnu Sina, al-Ghazali, Ihnu Bajah, bow Tufail, dan Ibn Rusyd.
Periode skolstk Islam ini berlangsung eahun 850-1200. Pada masa iulah
kejayaan Islam berlangsung dan ilmu pengetahuan berkembang dengan pest.
‘Akan teapi, setelah jatuhnya Kerajaan Islam di Granada, Spanyol tahun 1492
mulailah kekuasaan poltk barat menjarah ke timur. Suatu prestai yang paling
besar dalam kegatan ilmu pengetahuan terutama dalam bidang flsafat. Di sini
mereka merupakan mata rancai yang mentransfer fisafat Yunani,sebagaimana
yang dilakukan oleh sarjana<sjana Islam di cimur terhadap Eropa dengan
menambah pikiran-pikiran Islam sendiñ. Para filsuf Islam sendiri sebagian

A Pega iaa ma

menganggap bahwa filbafat Aristoteles adalah benar, Plato dan Al-Qur’an adalah
benar, mercka mengidakan perpaduan serta sinkretisme antara agama dan
flat.

Kemudian pikiran-pikiran ini masuk ke Eropa yang merupakan sumbangan
Islam paling besar, yang besar pengaruhnya terhadap mu pengetahuan dan
pemikiran Alsaft, erutama dalam bidang teologi dan ilmu pengetahuan alam
Peralihan dar abad pertengahan ke abad modern dalam sejarah filsafa disebut
sebagai masa peralihan (masa wansis), yaicu munculnya Renaissance dan
Humanisme yang berlangsung pada abad 15-16, Munculnya Renaisance dan
Humanisme inilah yang mengawali masa abad modern. Mulai zaman modem ini
peranan ilmu alam kodrar sangat menonjol schingga akibatnya pemikiran falar
semakin dianggap sebagai pelayan dar toologí,yaitu sebagai suaru sarana untuk:
menerapkan kebenaran-kebenaran mengenai Tuhan yang dapat dicapa oleh aka

1.4 Masa Abad Modern

Pada masa abad modem ini pemikiran flsafur berhasil menemparkan
manusia pada tempar yang sentra dalam pandangan kehidupan schingga corak
pemikirannnya antroposentris, yaitu pemikiran flsafe mendasarkan pada akal
pikir dan pengalaman. Sebehimnya telah dikemukakan bahwa munculnya
Renaisance dan Humanisme sebagai awal masa abad modern, di mana para ahli
(lsu) menjadi pelopor perkembangan filsafa (kalau pada abad pertengahan yang
‘menjadi pelopor perkembangan fisafat adalah para pemuka agama). Pemikiran
filsafar masa abad modem ini berusaha meletakkan dasar-dasar bagi metode logis
ilmiah. Pemikiran fibafae diupayakan lebih bersifat praktis,arinya pemikiran
fibafae diarhkan pada upaya manusia agar dapat menguasai lingkungan alam
menggunakan berbagai penemuan ilmiah.

Karena semakin pesatnya orang menggunakan metode induksi/
eksperimental dalam berbagai peneliian ilmiah, akibatnya_perkembangan
pemikiran flsafır mulai rertinggal olch perkembangan ilmulmu alım kodeat
(natural seien). Rene Descartes (1596-1650) sebagai bapak flsafar modern
yang berhasil melabirkan suatu konsep dari perpaduan antara metode ilmu
‘alam dan ilmu pasti ke dalam pemikiran flsfat. Upaya ini dimaksudkan agar
Ecbenaran dan kenyataan flsafat juga sebagai kebenaran serta kenyataan yang
jelas dan terang.

Pada abad ke-18, perkembangan pemikiran fisafıt mengarah pada
Safe ilmu pengetahuan, di mana pemikiran filafat disi dengan upaya
manusia, bagaimana cara/sarana apa yang dipakai untuk mencari kebenaran

Sci Flat 5

dan kenyataan. Sebagai tokohnya adalah George Berkeley (1685-1753), David
Hume (1711-1776), dan Rousseau (1722-1778). Di Jerman, muncul Christian
Wolf (1679-1754) dan Immanuel Kant (1724-1804) yang mengupayakan agar
filsafat menjadi ilmu pengetahuan yang pasti dan berguna, yaitu dengan cara
membentuk pengertian-pengertian yang jlas dan bukti kuat (Amin 1987).

Abad ke-19, perkembangan pemikiran flsafs terpecah belah. Pemikiran
fisaas pada saat itu rlah mampu membentuk suatu kepribadian tiap-tiap bangs
dengan pengertian dan caranya sendiri. Ada flsafar Amerika, filsafat Perancis,
filsafar Inggris, dan filaafa Jerman. Tokoh-tokohnya adalah Hegel (1770-1831),
Karl Marx (1818-1883), August Comte (1798-1857), JS. Mill (1806-1873),
John Dewey (1858-1952). Akhirnya, dengan muncuinya pemikiran fisafit
‘yang bermacam-macam ini berakibar ridak terdapat lagi pemikiran fisfae yang.
mendominasi. Giliran selanjuenya lahielah fibafat kontemporer atau filsafat
dewası ini.

1.5 Masa Abad Dewasa Ini

Fiac dewasa ini ara filsafatabad ke-20 juga disebur fisafat kontemporer
‘yang merupakan cri khas pemikiran flsafit adalah desentralisasi manusia karena
pemikiran af abad ke-20 ini memberikan perhatian yang khusus pada bidang
Bahasa dan ctikasosial. Dalam bidang bahasa terdapat pokok-pokok masalahy arc
keata-kata dan arti pernyataan-pemyataan, Masala ini muncul karena altas saat
ini banyak bermunculan berbagaiistlah, di mana cara pemakainnnya sering tidak

ipikirkan secara mendalam schingga menimbulkan afi yang berbeda-beda
(bermakna ganda). Oleh karena iu, timbulah fisaac analicika yang di dalamnya
membahas tentang cara berpikir untuk mengarur pemakaian kaa-kara/istlah-
isilah yang menimbulkan kerancauan, sckaligus dapat menunjukkan bahaya-
bahaya yang terdapat di dalamnya, Karena bahasa sebagai objek terpenting dalam
pemikiran fla, para ahlipikir menyebur scbagai logosentrs, Dalam bidang
cetikasosial memuat pokok-pokok masalah apakah yang hendak kiea perbuat di
dalam masyarakac dewasa ini

Kemudian, pada paruh pertama abad ke-20 ini cimbul alran-alran
Keflcafatan seperti Neo-Thomisme, Neo-Kantianisme, Neo-Hegelianisme,
Kriika Imu, Hisorisme, Irasionalisme, Neo-Vialisme, Spititualisme, dan
Neo-Posiivisme. Aliran-aliran tersebut sampai sekarang hanya sedikie yang
mash bertahan. Sementara pada aval belahan akhir abad ke-20 muncal aan
keflsfaran yang lebih dapat memberikan corak pemil
Analiik, Fikafar Eksistensi, Strukturalisme, dan Kriikan Sosa

I Penn Fist

1.6 Manfaat Belajar Filsafat

Belajar filafat pada umumnya menjadikan manusia lebih bijaksana.
Bijaksana artinya memahami pemikiran yang ada dari sisi mana pemikiran ita
disimpulkan, Memahami dan menerima sesuatu yang ada dar sisi mana keadaan
itu ada. Plato merasakan bahwa berpikir dan memikir sesuat iu sebagai sua
nikmat yang luar bias schingga filsafat diberi predikat sebagai keinginan yang,
maha berharga.

1.7 Penutup

Demikian beberapa uraian tentang sejarah Kelahiran fisafar secara umum.
Dengan adanya ragam varias model pemikiran fikafat tersebut dimaskudkan
kan menciptakan suasana pikie generasi mendatang uncuk lebih kriis. Terpacu
dan terinspirasi untuk mengimplementasikan pemikiran fisaar yang kontekstual
dengan perubahan zaman dimana dia tinggal. Hakikatnya, berpikir secaa filsafie
dapat diarikan sebagai berpikir yang sangat mendalam sampai hakikat, atau
berpikir scara global, menyeluruh, atau berpikär yang dilihat dari berbagai sudue
pandang pemikiran atau sudur pandang ilmu pengetahuan (Qosim 1997).

Berpikir yang demikian ini sebagai upaya untuk dapat berpiki secara tepat
dan benar sera dapat dipertanggungiawabkan. Dengan memahami konsep yang,
mendasar sejarah kelahiran masing-masing pemikiran Bata, diharapkan dapat
menjadikannya sebagai padangan hidup sebagai penjelmaan manusia secara
total dan sentra sesuai dengan hakikar manusia sebagai makhluk monodualisme
(manusta secara kodrat terri ars jiwa dan raga).

Bab 2
Sumber Ilmu Pengetahuan

Sumber dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan sebagai asa. Sbagai
contoh, sumber mata it, eran al dari air yang berada dí mataair iu. Dengan
demikian, sumber ilmu pengetabuan adalah asal dar ilmu pengerahuan yang,
diperolh manusi Jika membicarakan masalah asl, pengetahuan dan ilmu
pengetahuan tidak dibedakan karena dalam sumber pengerahuan juga terdapat
Sumber mu pengetahuan

‘Sumber tama ilmu pengerahuan sebagai berikut.

2.1 Rasionalisme

Paham rasionalisme ini beranggapan haha sumber pengetahuan manusia
adalah rasio. Jad, dalam proses perkembangan ilmu pengetahuan yang dimiliki
olch manusia harus dimulai dari raso. Tampa rasio, mustahil manusia dapat
memperoleh ilmu pengerahuan. Rasioicuadalah berpikir-Olch karenaitu, berpikir
inilah yang kemudian membentuk pengerahuan. Manusia yang berpikirlah yang
akan memperoleh pengetahuan. Semakin banyak manusia icu berpikir maka
semakin banyak pula pengetahuan yang didapat. Berdasarkan pengetahuanlah
rmanusia berbuat dan menentukan tindakannya schingga nant ada perbedsan
perilaku, perbuatan, dan tindakan manusia sesuaï dengan perbedaan pengetahuan
yang didapattadi. Tokoh-tokohnyaialah Rene Descartes, Spinoza, libzniz, dan
Wolff meskipun pada hakikatnya akar pemikiran mereka dapat ditemukan pada
pemikiran para flsuf Hasik misalnya Plato, Aristoteles, dan Laimnya

asi juga tidak bisa berdiri sendiri. Ia juga butuh dunia

ala rasio yang bersentuhan
‘dengan dunia yat di dalam berbagai pengalaman empirisnya. Dengan demikian,
seperti yang telah disinggung sebclumnya kualitas pengetahuan manusia

81 Pega iaa ma

ditenwukan seberapa banyak rasionya bekerja. Semakin sering rasio bekerja dan
berscntuhan dengan realitas sekiar maka semakin dekat pula manusia u kepada
kesempurnaan,

Prof, Dr. Muhmidayeli, M.Ag menulis dalam bukunya Filsafac Pendidikan
yaitu "Kualitas rasio manusia ini bergantung pada penyediaan kondisi yang,
memungkinkan berkembangnya raso ke arah yang memadai untuk menelaah
berbagai permasalahan kehidupan menuju penyempurnzan dan kemajuan”.
Dalam hal ini, penulis memahami yang dimaksud penyedian kondisi teschut
ialah menciprakan sebuah lingkungan positif yang memungkinkan manusia
terangsang untuk berpikir dan menelaah berbogaí masalah yang nantinya
memungkinkan ia menuju penyempunaan dan kemajuan di

Karena pengembangan rasionalitas manusia sangat bergantung pada
pendayagunaan maksimal unsur rohaniah individu yang sangat bergantung pada
proses psikologis yang lebih mendalam sebagai proses mental. Oleh karena itu,
untuk mengembangkan sumber daya manusia menurur aliran rasionalisme ialah
dengan pendekatan mental disiplin, yaicu dengan mclaih pola dan sistematika
berpikir sescorang melalui cara logika yang tersistematisast sedemikian supa
schingga ia mampu menghubungkan berbagai data dan fakea yang ada dalam
keseluruhan realitas melalui uji cata pikir logis-sistematis menuju pengambilan
kesimpulan yang baik pub,

2.2 Empirisme

Secara epistimologi, isilah empirisme barasal dar kata Yunani au emperia
yang artinya pengalaman. Tokoh-tokohnya yaitu Thomas Hobbes, Jhon Locke,
Berkeley, dan yang terpenting adalah David Hume,

Berbeda dengan rasionalisme yang memberikan kedudukan bagi rasio

pengalaman scbagaí sumber
tama pengenalan, baik pengalaman lahiriah maupun pengalaman batiniah,
Thomas Hobbes menganggap bahwa pengalaman indrawi sebagai permulaan
sogala pengenalan. Pengenalan intelektual tidak Iain dari semacam perhitungan
(kalkalus),yaicu penggabungan data-data indrawi yang sama dengan cara yang
berlainan. Dunia dan materi adalah objek pengenalan yang merupakan sistem
mater dan merupakan suatu proses yang berlangsung tanpa hencinya aras dasar
hukum mekanisme. Aras pandangan ini, ajaran Hobbes merupakan sistem
materialists pertama dalam sejarah fisaat modern.

sebagai sumber pengetahuan, empirisme memili

Sumber ma Pengetabuan | 9

Prinsip-prinsip dan metode empirisme pertama kali ditemplan olch
Jhon Locke, Penerapan terscbu terhadap masalah-masalah pengetahuan dan
pengenalan. Langkah yang utama adalah Locke berusaha mengeabunglan
‘cori emperisme seperd yang telah dijarkan Bacon dan Hobbes dengan ajaran
rasionalisme Descartes. Penggabungan ini justru menguntungkan empirisme.
la menentang teri raionalisme mengenai ide-ide dan asas-ass perama yang
dlipandang sebagai bavaan manusia. Menurutnya, sgala pengetabuan datang
dari pengalaman dan tidak lebih dari iu dan akal manusia adalah pasif pada
saat pengetahuan itu didapat. Akal tidak bisa memperoleh pengetahuan dari
iinya sendiri. Akal tidak lain hanyalah seperti keras puth yang kosong, ia
hanyalah menerima sega sesuatu yang datang dari pengalaman. Locke tidak
membedakan antara pengetahuan indrawi dan pengetahuan akali, satw-satunya
Objek pengerahuan adalah ide ide yang imbul arena adanya pengalaman ahitiah
ddan karena pengalaman batiniah. Pengalaman labiriah berkaian dengan hal hal
yang berada di luar kita. Sementara pengalahan batiniah berkaitan dengan hal-
hal yang ada dalam dtipsikis manusia cu send

Dr. Mulyadi Kartanegara mendefinisikan sumber pengetahuan adalah alar
atau sesuatu dari mana manusia bisa memperolch informasi tentang objek ilmu
yang berbeda-beda sfie dasarnya. Karena sumber pengetahwan adalah alae maka
Ta menycbu indra, akal, dan hati sebagai sumber pengetabuan.

Amsal Bakhtiar berpendapat tidak jauh berbeda. Menurutnya, sumber
pengetahuan merupakan alae untuk memperolch ilmu pengetahuan. Dengan
isulah yang berbeda, la menyebutkan empat macam sumber pengetahuan, yaita

‘emperisme, rasionalism, intuisi, dan wahyu. Begicu juga dengan Jujun Surya
Sumancri la menyebutkan empat sumber pengetahuan tersebur.

Sementara John Hospers dalam bukunya yang berjudal An Inrution
10 Filmfical Anahi, schagaimana yang dikutip olch Surjiyo menyebutkan
beberapa ala uncuk memperoleh pengetahuan, antara lain pengalaman indra,
alar, orrias, incu, wahyu, dan keyakina.

Sumber ilmu pengetahuan secara detail dikemukakan olch John Hospers
dalam Kebung (2011: 43-45) seperti berikut.

1, Pengalaman indrawi atau sense esperince ilmu pengetahuan yang diperoleh
ai pengalaman manusia dalam Kehidupan nyata yang berhubungan dengan
Pemanfaatan alae indra manusia. Ilmu pengetahwan yang berdasırkan pads
Fakea-fakea indrawi manusia,

10 Pengantae Fis im

John Locke (1632-1704) mengemukakan teor tabula rasa yang menyatakan
bbahwa pada awalnya manusia tidak tahu apa-apa, seperti kertas putih yang,
belum ternoda. Pengalaman indrawinya mengisi catatan harian jiwa hingga
‘menjadi pengetahuan yang sederhana sampai begitu komplcks dan menjadi
pengerahuan yang cukup berari
Selain John Locke, ada juga David Hume (1711-1776) yang mengatakan
pengetahuan apar
apa. Manusia mendapatkan pengetahuan melalui pengamarannya yang
memberikan dua hal, kesan (impresion), dan pengertian atau ide (ide).
Kesan adalah pengamatan kangsung yang diterima dari pengalaman, seperti
merasakan sakienya tangan yang terbakar. Sementara ide adalah gambaran
tentang pengamatan yang dihasilkan dengan merenungkan Kembali atau
tereflekskan dalam kesan-kesin yang diterima dati pengalaman.
Gejala alam menurur aliran ini bersifae konkret, dapat dinyatakan dengan
pancaindra dan mempunyai karaktristik dengan pola keteraturan mengenai
suatu kejadian, seperti langit yang mendung dan biasanya dikut oleh hujan,
logam yang dipanaskan akan memanjang, Berdasarkan tcori ini, akal hanya,
berfungsiscbagaipengelola konsep gagasan indrawi dengan menyusun konsep
terscbut atau membagi-baginya. Akal juga scbagai tempat penampungan
yang secara pasif menerima hasil-hasil pengindraan tersebut. Akal berfungsi
‘uncuk memastikan hubungan urucan-urutan perisiva tersebur

bbahwa manusia sejak lahienya bekam membas

Dengan kata lain, empirisme menjadikan pengalaman indrawi sebagai
sumber pengetahwan, Sesuatı yang tidak diamati dengan indra bukanlah
pengerahuan yang benar. Walaupun demikian, ternyata indra mempunyai
beberapa kelemahan, antara lin pertama, kererbatasan indra, seperti kasus
semakin jauh objek, semakin kecil ia penampakannya. Kasus cersebut
tidak menunjukkan bahwa objek tersebut mengecil atau kecil. Kedua,
indra menipu. Penipuan indra terdapat pada orang yang skit. Misalnya,
penderita malaria merasıkan gula yang manis, terasa pahit, dan udara yang
panas dirasakan dingin. Kevig, objek yang menipu, seperd pada ¡lui dan
fatamorgana. Keempat, objek dan indra yang menipu. Penglihatan kita
kepada kerbau atau gajah. Jika kita memandang keduanya dari depan,
yang kita lihat adalah kepalanya, sedangkan ckompa tidak kelihatan dan
kedua binatang iu tidak bist menunjukkan selurub tubuhnya. Kelemahan-
kclemahan pengalaman indra sebagai sumber pengetabuan maka Iahirlah
sumber kedua, yu

a rasionalisme,

Penalaran atau reaoning. Ilmu pengetahuan yang diperoleh melalui
proses penalaran manusia menggunakan akal. Penalaran bekerja dengan
cara mempertentangkan pernyataan yang ada dengan pernyatsan bar.

Kebenaran dari hasil kontradiksi keduanya merupakan ilmu pengetahuan

bara
Rene Descartes (1596-1650) dipandang sebagai bapak rasionaisme:
Rasionalisme idak menganggap pengalaman indra (emp) sebagai sumber
pengetahuan, tea aka (asi). Kelemahan-kclemahan pada pengalaman
empiis dapat dikorcki scandainya alal digunakan. Rasionalisme tidak
mengingkari penggunzan indra dalam memperolch pengetahuan, teapi
indra hanyalah sebagai perangsang agar akal berpikir dan menemukan
Kebenaran/pengetahuan

Akal mengatur dacaduca yang dikicim oleh indra, mengolahnya dan
menyusunnya hingga menjadi pengetahuan yang benar, Dalam penyusunan
ini, akal menggunakan konsep rasional atau ide-ide univer:

erscbur mempunyai wujud dalam alam nyata dan bersfa un
merapakan abstraksi dari benda-benda konkret. Sclain menghasilkan
pengerahuan dari bahan-bahan yang dilirim indra, akal juga mampu
menghasilkan pengetabuan tanpa melalui indes, yat pengetahuan yang
bersifatabstrak, seperti pengerahuan tentang hukum/acuran Yang menanam
jeruk seal berbuah jeruk. Hukum int ada dan Togs, rap idak empiri

Meskipun rasionalisme mengkritik emprisme dengan pengalaman indranya,
rasionalisme dengan akalnya pun tak lepas dari kritik. Kelemahan yang.
terdapat pada akal. Akal tidak dapar mengetahui secara menyeluruh
(universal) objek yang dihadapinya. Pengetthuan akal adalah pengetahuan
parsialkarenaakal hanya dapat memahami suatu objek bila ia memikirkannya
dan akal hanya memahami bagian-bagian tereen dari objek ersebur.
Kelemahan yang dimil m mpirisme dan rasionalisme disempurnakan
schingga melahirkan tcori positivisme yang dipelopori olch August Comte
(1798-1837) dan lama! Kant (1724-1804) arch mean metode
ilmiah yang menjadi dasar Kegiatan ilmiah dan telah menyumbangkan
jasanya pada perkembangan ilmu pengerahuan dan teknologi. Menurut
paham ini, indra sangat penting untuk memperoleh ilmu pengetahuan,
tetapi indraharus dipertajam dengan eksperimen yang menggunakan ukuran
past, Misalnya, panas diukur dengan derajat panas, berat diukur dengan
imbangan, dan jauh dengan meteran.

12] Perguntas Fa im

Otoritas atau authority. mu pengerahuan yang lahir dari sebuah kewibaunan
kekuasaan yang diakui oleh anggora kelompoknya. llmu pengetahuan yang,
berhubungan dengan kebenarannya ini tidak perla diuj lagi.
4, Ineuis atau intuition. lm pengerahuan yang ahir dari sebuah perenungan
manusia yang memiliki kemampuan khusus yang berhubungan dengan
keejvaannya, llmu pengetahuan yang bersumber dar intuis tidak dapat
dibukeikan secara nyata merta melainkan melalui proses yang panjang dan
ventu dengan memanfzatkan intuisi manusia.

Kick paling jam terhadap empirisme dan rasionalisme dilontarkan
oleh Hendry Bergson (1859-1941). Menurutnya bukan hanya indra yang,
terbaas, akalpun mempunyai keterbarasan juga. Objek yang ditangkap oleh
Indra dan akal hanya dapat memahami suatu objek bila mengonsentrasikan
akalnya pada objek tersebut. Dengan memahami keterbatasan indra, aka,
serta objeknya, Bergson mengembangkan suatu kemampuan tingkat tinggi
yang dinamakannya incuisi. Kemampuan inilah yang dapat memahami
suacu objek secara utuh, tetap, dan menyeluruh. Untuk memperoleh intuis
yang tinggi, manusia pun harus berusaha melalui pemikiran dan perenungan
yang konsisen tethadap suatu objek.

Lebih lanjut, Bergson menyarakan bahwa pengetahuan incuisi bers
murlak dan bukan pengerahuan yang nisi. Inewisi mengatas sift labiriah
pengerahuan simbalis. Intuisi dan analisis bisa bekerja sama dan sling

dapar digunakan sebagai dasar untuk menyusun pengetahuan.

Salah «tu contohnya adalah pembahasan tentang keadilan. Apa adil iu?
Pengerian adil akan berbeda bergantung akal manusia yang memahami.
Adil bisa muncul dari si terhukum, keluarga rerhulcum, hakim, dan dari
jaksa. Adil mempunyai banyak definis, Disinilah intuis berperan, Menurut
aliran ini, incuisilah yang dapat mengetahui Kebenaran secara wwuh dan
terap,

5. Wahyu atau revelation. IImu pengetahuan yang bersumber dari wahyu lahi

‘melalui paranabi dan utusan-Nya demi kepentingan umat. Dasar penerimaan
kebenarannya adalah kepercayaan tethadap sumber wahyu icu sendiri. Dari
Kepercayaan ini munculah apa yang disebur dengan keyakinan.
Wahyu sebagai sumber pengetahuan juga berkembang di kalangan
agamawan. Wahyu adalah pengerahuan agama disampaikan oleh Allah
kepada manusia lewar perantara para nabi yang memperolch pegetahuan
tanpa mengusahakannnya. Pengetahuan ini terjadi karena kehendak Tuhan.
“Hanya para nabilah yang mendapar wahyu.

Wahyu Allah berisikan pengetahuan yang baik mengenai kehidupan
manusia itu sendiri, alam semesta, dan juga pengerahuan transendenul,
seperti latar belakang dan tujuan penciptaan manusia, alam semesta dan
Kchidupan di akhirar nanti. Pengetahuan wahyu lebih banyak menckankan
pada kepercayaan yang merupakan sifat dasar dari agama,

6. Keyakinan atau faith, llmu pengetahuan yang bersumber dari sebuah
keyakinan yang kuat. Keyakinan yang telah berakar dalam diri manusiaatas
kebenaran wahyu Ilahi dan pembava berita Wahyu Ishi tersebur. Imu
pengetahuan ini tidak perlu diuji kebenarannya. Penganutnya akan seta
mera mempercayainya sebagai sebuah kcharusan

2.3 Hubungan Antara Filsafat, Agama, dan Budaya

Filsafie merupakan kalan dan sikap hidup yang menggambarkan nila-ilai
luar yang verkandung dalam kebijaksnaan, Far memilik banyak cabang-
«bang af seperi logia, metodolog, meta, fafa agama, dan lain-in.
Suatu ilmu pengerahuan itu saling berhubungan, begicu juga dengan laa
Filsfac dapat berinter-rlasi dengan ff, agama, dan budaya. Unuk lebih
jelasnya akan dls rap-iap bagiannya.

Filsafat dan agama

Agama dan fisafıt memainkan peran yang mendasar dan fundamental
dalam sejarah dan Kehidupan manusia, Schin menaruh fisaar sebagai sumber
pengetahuan, Barat juga menjadikan agama sebagai pedoman hidup. Hubungan
fisafar dan agama di Barat telah erjadi sejak periode Yunani Klask, pertengahan,
modem, dan kontemporer, meskipun harus diakui bahwa hubungan keduanya
mengalami pasang surut

Dewasa ini, di Bara terdapat kecenderungan yang kuat terhadap peranan
agama, Masyarakat modem yang rasionalisik, vialisk, dan materialistik,
rernyata hampa spiritual schingga mulai menengok dunia Timur yang kaya nia

li spiritual, Kalau dilihat melaui sudut pandang Islam maka hubungan antar
fikafat dan agama yaitu sangat era hubungannya. Al-Quran mengatakan baka
sarana yang digunakan dalam mempelajari objek, yakni akal dan objek yang.
diperintahkan untuk dipelajari aitu yang bersifaerealitas secara menycluruh.
‘Ayatayat yang menerangkan itu di antaranya “maka berpikirlah wahai orang-
‘orang yang berakal dan berbudi”. Di sini dapae kita kacakan bahwa Al-Quran
memandang posi hubungan ancara filsafur dan agama.

14] Perguntas Fa im

Kerja akal discbuc berfsa jika dalam memalainya sescorang
menggunakan metode berpikir yang memenuhi syaresyarae pemikiran logis.
Kebenaran tidak akan berlavanan dengan kebenaran schingga jka pemikiran
aka (cbagalsumber asas ait) dan ALQuran (sebagai sumber asst agama)
tidak membawa pertentangan maka itu merupakan suatu kebenaran. Mengenai
ikoromi agama dan fifa sera hubungan ancara keduanya, para pemikir
verpecah dalam tia kelompok: kelompok pertama, berpandangan bahwa anara
keduanya terdapat hubungan keharmonisin dan tidak ada pertensangan sama
cali Kelompok kedua, memandangbahwa filsafa it berolak belakang dengan
gama dan tdakada kesesuaiannya sima seal Kelompok ketiga, yang cenderung,
moderat, substansi gagasannya adalsh pada sebagian perkara dan persoalan
terdapat kcharmonisan antaa agama dan Glas di mana kaidab-kaidah flsaie
dapat diaplikasikan untuk memahami, menafirkan, dan menakwilkan ajaran
agama, Sangat penting untuk dgarsbawahi bahwa yang dimaloud fifa dl
makalah ini adalah metafsika (má bad aththab'h). Jai, subjek pengkaj
Kira adalah hubungan ancar agama dan metafska, namun mecafisika menurur
perspkeif para sf Islam, Sebclumnya tela dsinggung bahwasebagan per
Islam memandang bahwa antara agama dan lait terdapat keharmonisın.
Sekitar abad ketiga dan keempar hijiah, Bkafa dí dunia Islam mengalami
perkembangan yang cukup pest. Abu Yazid Baki, salah scorang_Glsuf dan
¿colog Islam, mengungkapkan hubungan antarı agama dan fikaft, berkara
Syara (baca: agama) adalah Flat mayor dan ls aki adalah orang yang
mengamalkan ajaran-aaran yarn, La yakin aha filsafıt merupakan Im dan
bat yang paling ampuh uncuk menyembubkan egala penyakit kemanusian

2. Filsafar dan budaya

Budaya berasal dari bahasa Sansckerta Budhayuh. Kata ini berasl dari dua
kata yaltu budi dan daya. Budi artinya akal, cabía, warak, akhlak, perangai,
kebaikan, daya upaya, kecerdikan untuk pemecahan masalah. Sementara
daya berarti Kekuatan, tenaga, pengaruh, jalan, cara, musliha. Dalam Bahasa
‘Arab, kata yang dipakai untuk kebudayaan adalah al-Hadlarah, as Tiagafipohl
Teaagafah yang arinya juga peradaban. Kata lain yang digunakan untuk
menunjuk kata kebudayaan adalah Culture (Inggeis), Kiulewur(Jerman), Cult
(Belanda). Secar isilah, banyak pengertan tentang kebudayaan di antaranya 1)
kebudayaan adalah cara berpikir dan cara merasa yang menyatakan dir dalam
Kescluruhan segi kehidupan dari segolongan manusia yang membentuk kesatuan
sosial dalam suatu ruang dan waktu; 2) aspek ekspresi simbolik perilaku manusia
atau makna bersama yang memengaruhi kehidupan schar-hari schingga menjadi

Sumber m Pongerahuan | 15

konsesus dan karenanya mengabaikan konflik: 3) kondisi kehidupan biasa yang
melebihi dari yang diperlukan (Ibnu Chaldun); 4) bentuk ungkapan tentang
semangat mendalam suatu masyarakat,strukeut intuit yang mengandung nili-

lai rohaniah tinggi yang menggerakkan masyarakat atau khazanah historis
yang terefleksikan dalam nilai yang menggariskan bagi kehidupan suaru eujuan
ideal dan makna rohaniah yang jauh dari kontradiksi ruang dan waktu. Oleh
karena it, kebudayaan adalah satu sikap batin, sifac dari jiwa manusia, yaltu
vsiha uncuk mempertahankan hakikat dan kebebasannya sebagai makhluk yang
‘membuat hidup ini lebih indah dan mulia. Hal tersebut membutubkan filosofis
dan ilmiah berbaga sie normatif dan pedoman pelaksanaanya. Hal iu sejlan
dengan pemikiran flafır yaitı senanciasa untuk memikirkan hakikat tentang.
sesuatu schingga kita dapat mengambil kesimpulan bahwa flsafar dapat beriner-
rolas dengan budaya.

Bab 3
Filsafat, Imu, dan Pengetahuan

3.1 Pengertian Filsafat

Pengertan fikafat dalam sjarah_perkembangan pemikiran_kefisfitan
ana stu abl ar dan ah leaf lainnya cal berboda sera hampir sama
banyaknya dengan ah fafa iu sendin, Pengerian fisafa dap di
dla sg yak scar cimolog dan cerminolog.

ju dai

a. Filsafitsccar ceimologí
Kaa flsafır dalam bahası Arab dikenal denga islah Felufah dan dalam
Bahasa Imggrs dikenal istilah Phylowphy sera dalam bahası Vunani dengan
isilah Philosophie. Kata Philmphie tere tas kata philein yang berari
cinta (love) dan sophia yang bear kebijasanaan (wid) sehingga secar
ctimologs ist laa bear cita kebiaksanaan (boe of wid) dalam
ati yang sedalam-dalamaya. Dengan demikian, scorang buf adalah
pencinta ara pencarikebjaksanaan. Kara flafse perama hal digunakan
‘leh Phytagoras (582-486 SM). Ar flat pada waktu it, kemudian
flat iu diperelas seperti yang banyak dipakai sekarang ini dan juga
digunakan oleh Socrates (470-390 SM) dan auf anny,

bo. Filsaicsecar rerminologí
Secara terminologadalab arti yang dikandung oleh itil leaf, Hal ini
(iscbabkan batasan dari Aka iu sendie banyak maka schagai gambaran
dlipetkenalkan beberapa batasan sebagai berikut.

1) Plato, berpendapar bahwa flat adalah pengetahuan yang mencoba
untuk mencapai pengetihuan tentang kebenaran yang as karena
Ecbenaran iu murlak di tamgan Tuhan

2) Aristoles, berpendapac bahwa flat adalah ilmu (pengerahuan) yang.
meliputi kebenaran yang di dalamnya terkandung ilmu-ilmu metafisika,

18 Pengantae Fis lo

3) Prof. Dr. Fuad Hasan, fisafc adalah suatu ikheiar uneuk berpikir
radikal, arinya mula dari radiksnya suacu gejala, dari akaranya suatu
hal yang hendak dipermasalahkan.

4) Immanuel Kant, filuf barat dengan gelar raksasa pemikir Eropa
mengatakan flsafit adalah ilmu pokok dan pangkal segala pengetahuan
‘yang mencakup di dalamnya empat persoalan:

2) apa dapac kita ketahui,dijawab oleh merafisika?
b) apa yang boleh kita kerjakan, djawab oleh erika?

9 apa yang dinamakan manusia,dijawab oleh antropologi? dan
4) sampai di mana harapan kita, dijawab oleh agama?

5) Rene Descartes, mengatakan bahvvafilsafat adalah ilmu (pengerahuan)
tentang hakikar bagaimana alam maujud yang scbenarnya.

Fikafat adalah feeling (lave) in wisdom. Mencintal mencari menuju
penemuan kebjaksanaan atau kearifan. Mencintai kearifan dengan melakukan
proses dalam arti pencarian kearifan sckligus produknya.

1) Di dalam proses pencarian it, yang dicari adalah kebenaran-kebenaran
prinsip yang bersi general

2) Prinsip yang bersifa general ini harus dapat dipakai untuk menjelaskan

segala sesuatu kajian aras objek filsafar.

Pengerian filafa rerscbut memberikan pemahaman bahwa fisafat adalah
“sua prinsip atau ass kelmuan untuk menclusurisuatu kebenaran objek dengan
modal berpikie scara radikal

Objeknya mengikusi realtas empiris dikajisecara leaf uncuk menclusuri
hakikat kebenarannya suatu entitas menggunakan merode yang disebut metode
ilmiah (kebenaran ilmiah).

Ciri<iri fl yat menycluruh, mendasır, dan_spekulati Berkut
merupakan cri berät

a. Meneluruh, artinya pemikiran yang luas karena tidak membatas diri
dan tidak hanya ditinjas dari satu sudue pandang tertentu. Pemikiran
Keflsafataningin mengetahui hubungan antara ilmu yang au dan ilmu-

ilmu lainnya, hubungan ilmu dan moral, seni, sera tujuan hidup.

b. Mendasar, artinya pemikiran yang dalam sampai pada hasil yang
fundamental atau esensial objek yang dipclajarinya schingga dapat

Fiat, lm, dan Pengerahnan | 19

ijdikan dasar berpijak bagi segenap ni dan keilmuan. Filsafar
tidak hanya berhent pada kulickulenya (per) saa, tea sampai
menembus ke kedalamannya (aka)

Spekulaif arinya asl pemikiran yang dipetoeh djadikan dasır bag
pemikiran selanjuenya. Has pemikiran berfilsahesealudimaksudkan
sebagai dasar untuk menchusur mg pengetahuan yang bara
Nam demikian idaklh berar hail pemikran keisfatan rrsebut
meragukan kebenarannya karena tak pemah tunas

à berpikirsccaa keñlsafacan menurur Ali Mudhofr scagai beri

& Berpikir secara kefilafatan dicrikan secara radikal. Radikal berasal
dari bahasa Yunani, Rad arinya akar. Bepikir secara radikal adalah
berpikirsampai ke akar-akarnya, berpikir sampa pada hakikat, sens,

ıng dpikrkan. Manusia yang berfafa

“dengan akalnya berusaha uncuk menangkap pengerahuan hakik, ya
pengetahuan yang mendasar segala pengetahuan indrawi.

b. Berpikirsccara efilsafacn icrikan sccar universal (amu). Berpikir
secara universal adalah berpikir tentang halhal sera. prose-proses
yang best unum, dalam art tidak memikikan hal-hal yang pasa
Fafa bersanglautan dengan pengalaman umum dari umat manusi.
Dengan jalan penclusuran yang radial iu sa berusaha sampai pada
berbagai kesimpulan yang universal (umum)

atau sampai ke substansi

© Berpikr secara kefilsafatan dicrikan secara konseptual. Konsep di sini
adalah hasil generlisasi dari pengalaman tentang hal-hal seta proses-
proses individual, Dengan ciri yang konseptual ini, berpikir secara
kefikafatan melampaui batas pengalaman hidup schar-h

de Berpikir secara keflsafitan dicirikan secara koheren dan konsisten,
Koheren artinyasesuaidengan kaidah-kaidah berpiki (logis). Konsisten
artinya tidak mengandung kontradiksi.

ce. Berpikir sccara kefilsafıtan dicirikan secara sistematik. Sistemacik
berasal dari kata sistem. Sistem di sini adalah kebularan dari sejumlah
unsur yang sling berhubungan menurut tata pengaturan untuk
mencapai sesuatu maksud atau menunaikan sesuatu peranan tertents,
Dalam mengemukakan jawaban terhadap sesuacu masalıh. Pendapat-
pendapat yang merupakan uraian kefisafatan harussaling berhubungan
secar teracur dan terkandung adanya maksud ata tujuan tetenta,

20 Penganear Fifi Im

£ Berpikir secara kefilafüran diciikan secara komprehensif,
Komprehensif adalah mencakup secara menyeluruh. Berpikir sera
Keilafatan, Berpikir sera kefisafacan berusaha untuk menjehskan
alam semestasecara kescluruhan,

8 Berpikir secara kefisafatan dicrikan secara bebas. Sampai batas-batas
yang luas maka setiap fafa boleh dikatakan merupakan suatu hasi
dari pemikiran yang bebas. Bebas dari segala prasangka sosial, historis,
kuleural, araupun eligius,

h. Berpikir secara kefilsfıtun dicikan dengan pemikiran yang
bertanggung jawab. Sescorang yang berflsafar adalah orang yang
berpikir sambil bertanggung jawab. Pertanggungjawaban yang percama
adalah terhadap hati nuraninya sendiri, Di sini tampaklah hubungan
antara kebebasan berpikie dalam filsafar dan etka yang melandasinya.
Fase berikuenya adalah cara bagaimana ia merumuskan berbagai
pemikirannya agar dapat dikomunikasikan pada orang hin.

3.2 Pengertian llmu

Kata ilmu berasal dai bahasa Arab “alma” dan berac pengetahuan.
maaan kat il dalam ba Indonesia kita ekulvalenkan dengan isla
cien? Science ben dari bahasa Latin: Seo, Ser yang juga berri
pengerahun.

lu adalah pengerabuan, Namun, ada berbagai macam pengerahuan.
$ 1u" dimaksud pengetahuan yang past, eksak, dan betul-
. Jadi, pengetahuan yang berasaskan kenyarıan dan tersusun

pengerahuan ilmu iu? mu mengandung tiga Kategori, ysitu
hipotesis ori, dan dalil hukum,

mu itu haruslah sisematis dan berdasarkan metodologi, ia benusaha
mencapai generalissi, Dalam kajian ilmiah, kalau data yang baru terkumpal
sedikie atau belum cukup, ilmuwan membina hipotesis Hipateis alah dugaan
an berdasarkan sejumlah data. Hiporesis memberiarah pada penclitan dalam
menghimpun data. Data yang cukup sebagai hasil penclician dihadapkan pada
hipotesis. Apabila data isu mensahihkan (valid)/menetima hipocesis, hipotesis
‘menjadi tesis atau hipotesis menjadi teor Jka teori mencapai generalisas yang
umum, menjadi dali ia dan bila tcori memastikan hubungan sebab-akibat yang
setba reap, ia akan menjadi hukum,

Fiat, lv, an Pengerhuan | 21

Berikut ini mac

macam jenis imu,

1. Hs prakeis, ia cial anya sampat kepada hukum umum ata abstaks
tidak hanya teshensi pada suaru tos, rta juga menuju kepada dunia
Kenyataan. La mempeljari hubungan scbab-akdbat uneuk diterapkan dalam
alam Kenyataan

2. Hm praktis normas, ia member ukuran-ukuran (kite) dan norma-

3. mu proktis posi a memberikan ukuran atau norma yang lebih khusus
diaripada mu praktis normasié Norma yang dikaj salah. bagaimana
membuat seur ata tindakan apa yang hans dihkukan untuk mencapai
Hasil rte

4 mu spekulatifideografs, yang tujuamnya mengkaj kebenaran objek dalım
vvajud nyara dalam ruang dan wake terre

5. mu spekulasif nc
generalisaisubsta

6. llmu spekulatf teoretis, berujuan memahami kausalits. Tujuamya
memperoleh kebenaran dari keadaan atau peristiwa tertentu.

eis, bertyju

mendapatkan hukum umum atau

3.3 Pengertian Pengetahuan
Secara eimologis pengeahuan beral dari kata dalam bahasa Ing
airs “knowledge, Dalam engehpedia of pilephy dijdaskan babwa densi
pengerahuan adalah kepercayzan yang benar, Sementaasearaseminolog akan
era bebezapa defini teneang pengesabuan.

Menurur Drs. Sii Gazaba, pengetahuan adalah apa yang diktahi atau
has pekerjaan thu, Pekerjaan cau rrcbur adalah hasi dai Kenal, sad, na,
mengeri, dan panda. Pengeshuan iva adalah semua milk ac
Dengan demikian, pengerahuan merupakan hasl proses da ussha manusa
uno ah

Dalam kamus filsafar dijelaskan bahwa pengetahuan (knowledge) adalah
proses kehidupan yang dikeahui manusia ecaa langung dari kemdarannya
sendin

pikiran.

‘Orang pragmatis, erutama John Dewey tidak membedakan pengerahuan
dengan kebenaran (antara knowledge dengan ruth). Jai, pengetahuan itu harus
benar, kalau tidak benar adalah kontradiksi

22] Penganear isi va

1. Jenis pengetahuan

Beranjak dari pengerahuan adalah kebenaran dan kebenaran adalah
pengetahuan maka di dalam kehidupan manusia dapat memiliki pengetahuan
dan kebenaran. Burhanuddin Salam mengemukakan bahwra pengetahuan yang
dim manusia ada empar.

Pertama, pengerahuan biasa, yakni pengerahuan yang, dalam filsfie
ikacakan dengan istilah common sens, sering diarikan dengan Good sense karena
sescorang memiliki sesuacu dimana ia menerima secara baik, Semua orang
menyebutnya sesuacu itu merah karena memang itu merah, benda u panas
karena memang dirasakan panas dan scbagainya.

Kedua, pengetabwan ilmu, yaicu dm sebagai trjemahan dar science
yang pada prinsipnya merupukan usaha untuk mengorganisaan dan
mensistemacisaskan common seme, sua pengetahuan yang berasal dari
pengalaman dan pengamatan dalam kehidupan schar-hari. Namun, dlanjukan
dengan suatu pemikiran scaracermat dan tlt menggunakan berbagai metode
Tm dapae merupakan suat merodeberpikie secar objk (objective shining),
tujuannya untuk menggambarkan dan memberi makna terhadap dunia Skea
Pengetahuan yang diperokh dengan imu, diperolehnya melalui observas,
cksperimen, dan klsfkas. Analisis mu ita objektif dan menyampingkan unsur
pribadi, pemikiran logika diutamakan, neral dalam at ial dipengaruhi oleh
esa yang berift kediran karena dimulai dengan fake

Ketiga, pengetahuan filsafat, yakni pengetahuan yang diperoleh dari
pemikiran yang kontemplatif dan spekulacif Pengecahuan filsafat lebih
menckankan pada univenalitas dan kedalaman kajian tentang scsuaru. Kalau
ilmu hanya pada sıtu bidang pengetahuan yang sempit, fisafat membahas hal
ang lebih las dan mendalam. Filsafie biasınya memberikan pengerahuan yang
refleksi dan kits schingga ilmu yang tadinya kaku dan cenderung terturup
menjadi longgar kembali

Keempar, pengetahuan agama, yaitu pengetahuan yang hanya diperolch dari
Ihan levar para urusan-Nya. Pengecahuan agama bersifat mudak dan wajib
‚kin oleh para pemeluknya.

2. Perbedaan pengetahuan dengan ilmu

Dari sejumlah pengertian yang ada, sering ditemukan kerancuan ant
pengertian pengerahuan dan ilmu, Kedua kata tersebut dianggap memiliki
persamaan art, bahkan ilmu dan pengerahuan cerkadang dirangkum menjadi

‘iat, m, dan Pongerahuan | 23

kata majemuk yang mengandung art sendiri. Hal ini sering kita jumpaí dalam
berbagai karangan yang membicarakan tentang ilmu pengerahuan. Namun, jika
Ikeda kata ini berdiri sendii akan tampak perbedaan antara keduanya.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, ilmu disamakan artinya dengan
pengetahuan, ilmu adalah pengetahuan. Dari as Katanya, kita dapar Ketahui
bahwa pengerahuan diambil dari kata dalam bahasa inggris yaitu knowledge,
sedangkan ilmu diambil dari kata science dan peralihan dari kata arab alima
Gin).

Untuk memperjclas pemahaman kita perla juga dibedakan antara
pengetahuan yang sifitnya pra ilmiah dan pengetahuan ilmiah. Pengetahuan
yang bersifi pra imiah ialah pengerahuan yang belum memenuhi syaraesyarat
ilmiah pada umumnya. Sebaliknya, pengetahuan ilmiah adalah pengetahuan
yang harus memenuhi syara-syarat ilmiah. Pengetahuan pertama disebu sebagai
pengetahuan biasa dan pengetahuan kedua disebut pengetahuan ilmiah.

ilmiah adalah

Adapun syarac-syarat yang dimilik oleh pengetahu

a harus mem

iki objek terentu (objek formal dan mater,
ba harus bersistem,

© memiliki metode tertenta, dan

de sifitnya umum.

Dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya pengetahuan berbeda dengan
ilmu. Perbedaan icu terlthar dar sa sistematisnya dan cara memperolehnya,
Dalam perkembangannya, pengetahuan dengan ilmu bersinonim ari, sedangkan
dalam arti material keduanya mempunyai perbedaan.

Bab 4
Perkembangan IImu

Filsaficilmu tidak lepas dari sejarah perkembangan ilmu karena landasan
vara perkembangan mu adalah fafa yang rerdii tas oncologi, epstemologi
dan aksiologi. Jika proses rasa tahu manusia merupakan pengetahuan secara
umum yang tidak mempersoalkan seluk beluk pengetahuan terscbu, ¡Imu—
dlengan cara khusus dan sistemacis—dalam hal ini mencoba untuk menguji
kebenaran pengetahuan tersebut secar lebih luas dan mendalam. Im tidak
hanya berbicara tentang hakikat (onolegi) pengerahuan itu sendiri, teapi
juga mempersoalkan tentang bagaimana (cpstemologs) pengerahuan tersebut
dapat diproses menjadi sebuah pengetahuan yang benar-benar memiliki nila
guna (ahiolgi) untuk kehidupan manusia. Ketiga landasan rersebut sangar
memengaruhi sikap dan pendirian para ilmuwan dalam pengembany

‘Oleh Karena it, perkembangan ilmu pada dasarnya bersfa dinamis

Perkembangan ilmu merupakan kajlan yang melihat visi dan pergeseran
paradigma yang menandai revolus mu pengerahuan. Rentang waktu revolusi
ini berada pada ruang zaman Yunani hingga zaman Kontempoter.Perkembangan
ilmu dapat ditelsuri berdasarkan rentang scjarahnya. Perjalanan ilmu mulai dar
“aman pra-Yunani Kuno, zaman Yunani, zaman Pertengahan, zara
zaman Modern, dan zaman Kontemporer.

4.1 Zaman Pra-Yunani Kuno

Dalam masa lebih dari dua ratus tahun, yakni abad ke-8 sampai abad ke-6
SM, kehidupan masyarakat Yunani berlangsung di bawah pengaruh kchadiran
kekuatan mitos-mitos serca mitologí. Persoalan hidup dan kehidupan kescharian
dlipecahkan berdasarkan keterangan mistis dan mitologi

216|Penganear isi Im

Zaman ini menurut Mustansyir dan Munir (2006: 87-98) memilikiciriir

schagai berikut.

1. Pengetahuan dalam kehidupan schari-hari yang didasarkan pada
pengalaman,

2. Pengetahuan diterima sebagai fakta dengan sikap sclalu menghubungkan
dengan kekuatan magis.

3. Kemampuan menemukan abjad dan sistem bilangan alam sudah
‘menampakkan perkembangan pemikiran manusia ke tingkat abstra

4. Kemampuan meramalkan suatu perisiwa atas dasar peristiva-peristiva

sebelumnya yang pernah teja.

ada abad ke-7 SM, di Yunani muncul kebudayaan bara yang dischut poli
Polis berarti negara-kota yang secara administratif dan konstitusional mempunyai
‘oronomi dan bist mengatur kehidupan warganya sendiri. Hal terpenting dari
Polis alah kererbuksan warganya untuk mencrima unsur-unsur baru dar luar.
‘Oleh karena itu, mulai tercipta kesempatan berdiskusi di pusat Polis yang
disebur agora. Kondisi ini menjadikan mitologi-mitologi tradisional mulai
hilang kewibawaannya. Mempelajar peristiva alam, masyarakat mulai muncul
keingintahuannya. Mulai mencari apa yang ada di bali fenomena.

4.2 Zaman Yunani
Ciri-iri zaman ini ditandai oleh

1. setiap orang memiliki kebebasan mengungkapkan ide,
masyarakat tidak lagi mempercayal mitos-mitos, dan

masyarakat tidak menerima pengalaman yang didasarkan pada slap

menerima beit sj, tetapi pada slap yang menyelidkisecara ii

Zaman ini banyak melahirkan fsuf yang aba seperti Thales pada abad
e-6 SM dengan pandangannya air sebagai asas perma sega seuatu. la
diga sebagai Auf pertama oleh Arstoteles, Filsuf Anaximandaros (610-540
SN) dengan honsepnyaarkhe, yan asa sala sesuat adalah yang ak erbatas
(eo apeiran) yang ben abadı. Slanfuunya, Anaximenes (a lebih muda dari
Anaximandaros) berpandangan bahwa asas perama seala sesuatu dari udara
arena udara melingkupi ala yang ada. Banyak uf yang muncul pada masa
ini, namun ketiga buf ini penting dicatat schagai pembuka tab mw yang
mendasarkan pandangannya tidak pada mios, rap pada logos (Mustansyi dan
munir 2001: 20)

Peskembangan Im 27

Sebagai rasa hormat kita kepada mereka sebagai pemikir pada masa iu,
‘yang memperkaya khazanah perkembangan ilmu sekarang, Berikut ini diunurkan
antara Corax, Tissias, Empedocles, Pythagoras, Gorgias, Protagoras, Lycis,
Phidias, Isocrates, Democrates, Tulius Cicero, Milton Masslon, Jeremy Tailor,
Edmund Burke, Demostenes, Aeschemenes, Prodicus, Quantilianus, Plato,
Agustinus, Tacitus, Socrates, Aristoteles, Antonius, Crassus, Rufus, Hortensius,
dan Cicero.

Periode fia Yunani merupakan periode sangat penting dalam sejarah
peradaban manusia karena saat ini terjadi perubahan pola pikir manusia dari
mitosentris menjadi logosentris. Pola pikir mitosemtris adalah pola pikir
masyarakat yang sangat mengandalkan mitos untuk menjelaskan fenomena
alam, seperti gempa bumi dan pelangi. Gempa bumi tidak dianggap Fenomena
alam bias, tetapi Dewa Bumi yang sedang menggoyangkan kepalanya. Namun,
ketika filsafa diperkenalkan, fenomena alam tersebut tidak lagi dianggap sebagai
aktivits dewa, ttapiaktivitas alam yang tejadisecara kausalitas, Perubahan pola
pikir erscbur kelihatannya sederhans, ttapi implikasinya tidak sederhana karena
sclama ini alam ditakuti dan dijauhi, kemudian didekati bahkan dieksploitas.
Manusia yang dulunya pasif dalam menghadapi fenomena alam menjadi lebih
proaktf dan kreatif sehingga alam dijadikan objek penelitian dan pengkajian.
Dari proses inilh kemudian ilmu berkembang dari rahim Alsafa yang akhirnya
Kita nikmati dalam bentuk reknologi. Oleh karena itu, periode perkembangan
filsafar Yunani merupakan env point uncuk memasuki peradaban baru umar

Uncak menclusuri fikafat Yunani, perl dijehskan terlebih dabul sal
tous lit. Sektar abad IX SM atau paling idak tahun 700 SM, di Yunani,
Sophia dibei art kebijaksanaan; Sophia juga berri kecakapan. Kata Philophot
muh-mula dikemukakan dan dipergunakan olch Heralitos (540-480 SM),
Sementara orang ada yang mengatakan bahwa kata tersebut mula-mula dipakai
‘oleh Phytagoras (580-500 SM). Namun, pendapat yang lebih tepat adalah
pendapar yang mengatakan bahwa Heraklitos yang pertuma menggunakan itil
tercbut. Menurutya, Phibsopho (hl ff) harus mempunyai pengerahuan
Tuas sebagai pengejawantahan daripada kecintzamya akan kebenaran dan mulai
benar-benarjelas digunakan pada masa kaum Sofs dan Socrates yang memberi
ari phileophein sebagai penguassan cars sistematis erhadap pengerahuan
tcoreti. Philosophia adalah hasil dart perbuatan yang disebut Philoophcin
itu, sedangkan philosophos adalsh orang yang melakukan philosophein. Dari
Kata philosophia ica nantinya cimbul kat-kata philosophic (Belanda, Jerman,
Perancs), philosophy (Ingris). Dalam bahasa Indonesia disebut far ac
falsa (Socjabrata 1970: 1-2: Anshar 1991: 80),

28 Pegantar isi Im

Mencintai. kebenaran/pengerahuan adalah awal proses manusía mau
menggunakan daya pikirnya schingga dia mampu membedakan mana yang rl
dan mana yang ilus, Orang Yunani awalnya sangat percaya pada dongeng dan
vakbayul,tetpi lama-kelamaan, teratama seelah mereka mampu membedakan
yang rül dengan ilusi, mereka mampu keluar dari kungkungan mitologi dan
mendapatkan dasır pengetahuan ilmiah. Inilah cil awal manusia menggunakan
rasio untuk mencliti dan sekaligus mempertanyakan dirinya dan alam jagad
ya,

‘Karena manusia sla berhadapan dengan alam yang beit lus dan penuh

iin mengerahui rahasa alam cu. Lala timbul pereanysan

dalam pikirannya, dari mana datangnya alam ini, bagaimana kejadiannya, sera

kemajuannya dan kemana tujuannya? Pertanyaan semacam inilah yang scala

rranyaan di kalangan Alf Yunani schingga tidak heran kemudian

mereka juga dischur dengan fist alam karena peratian yang begiu Dear pada

alam. Par su alam ini juga discbur fis pra Sokrates, sedangkan Sokraes dan

setclahnya diebut para filsuf pasca Sokrates yang idak hanya menghaji tentang
alam, vrapi manasa dan perakunya

Filuf alam perama yang mengkafi tentang asabusul alam adalah Thales
(624-546 SM). Thales diberi gelar Bapak Filsafar karena dia orang yang mula-
mula berfilsafar dan mempertanyakan “apa sebenarnya asl-usul alam semesta
ini? Pertanyaan ini dijawab dengan pendekatan rasional, bukan pendekatan
mitos dan kepercayaan. Thales mengatakan asl alam adalah aie karena air
penting bagi seiap makhluk hidup, air dapat berubah menjadi benda gas, seperti
ap dan benda padat, seperti es dan bumi ini juga berada di atas air (Tafsir
1992),

Serelah ‘Thales, muncul Anaximandros (610-540 SM) yang menjelaskan
bahwa substansi pertama bersfa kekl, tidak terbatas, dan meliputi segalamya.
“Tidak seruju dengan pendapat bahwa unsur urama alam adalah air ara tanah.
Unsur urama alam adalah harus yang mencakup segalanya dan di ata segalanya
yang dinamakan apeinon. Hal tersebut adalah air maka air haras meliputi
segalanya termasuk api yang merupakan lawannya. Padahal vidak mungkin air
menyingkirkan anasir api. Oleh karena iu, Anaximandros tidak puas dengan
menunjukkan salah sacu anasir sebagai prinsip alam, Namun, dia mencari yang
lebih dalam, yaicu za yang tidak dapat diamati pancaindra

Heraklitos (540-480 SM) melihar alam semesta ini selalu dalam keadaan

berubah, sesuatu yang dingin berubah jadi panas dan schaliknya yang panas
benubah jadi dingin. Ini berart bahwa jika kita hendak memahami kehidupan

Peskembangan Im [29

kosmos, kia harus memahami baha kosmos itu dinamis. Segaa sesuatu saling
bertentangan dan dalam pertentangan itulah kebenaran. Gitar tidak akan
menghasilkan bunyi kalau davai tak ditegangkan antara dua ujungnya. Oleh
arena tu, dia berkesimpulan, tidak ada sarupun yang benar-benar ada, semuanya.
menjadi. Ungkapan yang terkenal dari Heraklitos dalam menggambarkan
perubahan ini adalah panca rhei uden menei (semua mengalir dan tidak ada
satupun yang tinggal manta)

Teulah scbabnya ia mempunyai kesimpulan bahwa yang mendasar dalam
«lam semesta ini adalah bukan bahannya, melainkan aktor dan penyebabnya jala
api. Api adalah unsur yang paling asasi dalam alam karena api dapat mengeraskan
adonan roti dan di sisi lain dapat melunakkan es. Artinya, api adalah aktor
pengubah dalam alam ini schingga api pantas dianggap sebagai simbol perubahan
feu sendiri (Tafsir 1992).

Fils alam yang cukup berpengarub adalah Parmenidos (515-440 SM)
Yang lebih muda umurnya dripada Heraklcs. Pandangannya berolakbeakang,
dengan Herakltos. Menurut Heras, relias scuruhnya bukanlah sesuaru
yang lain daripada gerak dan perubahan, sedangkan menurut Parmenides,
gerak dan perubahan cdak mungkin ceja, Menurutny, reals merupakan
Lesclurahan yang bersatu, tidak bergerak dan tidak berubah. Dia menegaskan
Baba yang ada its ada nila kebenaran. Coba bayangkan apa konsekuensi bla
ada orang yang memunghirikebenaran iu. Ada dua pengandaian yang mungkin.
Pertama, orang yang isa mengemukakan aha yang ada u tidak ada, Kedua,
‘orang yang dapat mengemukakan bahwa yang ada in serentak ada dan serentak
tidak ada. Pengandaian perama tertolak dengan sendirinya karcna yang tidak
ada memang uidak ada, sedangkan yang vidak ada tdak dapar dipikiekan dan
menjadi objek pembicarsan. Pengandaian kedua tidak dapar diteima karena
antara ada dan tidak ada tidak terdapa alan tenga, yang ada akan tetap ada
ddan tidak mungkin menjadi idak ada, begi juga yang tidak ada tidak mungkin
berubah menjadi ada, Jai, has isimpulkan haha yang ad iu ada dan eu
satu-saunya kebenaran (Berens, Sjarah: 47)

Benar-tidaknya suaru pendapat diukur dengan logika. Bentuk ckstrem
pernyaraan iu adalah bahwa ukuran kebenaran adalah akal manusia. Dari
pandangan ini dia mengatakan bahwa alam tidak bergerak, tetapi diam karena
alam iu satu. Dia menentang pendapat Heraklios yang mengatakan alam selalu
bergerak. Gerak alam yang terlihar menurut Permenides adalah semu, sjatinja
alam itu diam, Akibat dati pandangan ini kemudian muncul prinsip penzcione
dalam memandang realitas.

30 Penganear isi na

Phytagoras (580-500 SM) mengembalikan segala sesuatu pada bilangan.
Baginya, tidak ada sacupun di alam ini yang erlepas dari bilangan, Semua realitas
dapat diukur dengan bilangan (kuantitas). Oleh karena itu, dia berpendapat
bau bilangan adalah unsur utama dari alam dan sekaligus menjadi ukuran,
Kesimpulan ini ditarik dari kenyataan bahwa ralias alam adalah harmoni ancara
bilangan dan gabungan antara dua hal yang berlawanan, seperti nada musik dapat
inikmari karena oktaf adalah hasil dari gabungan bilangan 1 (bilangan ganjil)
dan 2 (bilangan genap)

Apabila segala-galanya adalah bilangan, itu berarti bahwa unsur bilangan
merupakan unsur yang terdapar dalam segala sesuatu, Unsur-unsur bilangan ita
adalah genap dan ganji,terbats dan tidak terbaeas. Demikian juga schuruh jagad
raya merupakan suacu harmoni yang mendamailan hal-hal yang berlawanan,
Andnya,segalasesuatu berdasarkan dan dapat dikembalikan pada bilangan,

Jasa Phytagoras ini sangat besar dalam pengembangan ilmu,
imu past dan imu alam. llmu yang dikembangkan kemudian hari sampai
hari ini sangat bergantung pada pendekatan matematika. Galileo menugaskan
bahwa alam ditulis dalam bahasa matematika, Dalam filsafitilmu, matematika
‘merupakan sarana ilmiah yang terpenting dan akurat karena dengan pendekaran
marematika ah ilmu dapat diukur dengan benar dan akurat. Di samping itu,
matematika dapat menyedethanakan uraian yang panjang dalam bentuk simbol
schingga lebih cepat dipahami.

Setelah berakhirnya masa para fikuf alam maka muncul masa transii,
yakni peneitan terhadap alam tidak menjadi fokus urama, terapi sudah mul
menjuras pada penyelidikan pada manusia. Flsuf alam rernyata tidak dapat
memberikan jawaban yang memuaskan schingga muncul kaum “Sos”. Kaum
Sofis ini memulai kajian tentang manusia dan menyarakan bahwa manusia
adılah ukuran kebenaran. Tokoh utamanya adalah Protagoras (481-411
SM), menyatakan bahwa manusia adalah ukuran kebenaran. Pemyatzanı ini
merupakan cikal bakal humanione. Pertanyaan yang muncul adalah apakah yang
dimaksud dengan manusia individu atau manusia pada umumnya? Memang
dua hal ini menimbulkan konsekuensi yang sangar berbeda. Namun, tidak ada
jawaban yang past, mana yang dimaksud oleh Protagoras. Selain iru, Protagoras
menyatakan bahwa kebenaran itu bersifa subjektif dan relatif, Akibatnya, tidak
akan ada ukuran yang absolur dalam etka, metafsika, ataupun agama. Bahkan
teori matemacika tidak dianggapn

Peskembangan mu | 31

4.3 Zaman Pertengahan

Era pertengahan ditandai dengan campilnya para theolog dalam dunia ilmu
pengetahuan di belahan bumi Eropa. Aktivita ilmiah terkait dengan aktivitas
keagamaan. Aksivitas ilmuwan di belahan bumi Eropa, pada umumnya kegatan
ilmiah didasarkan uncuk mendukung kebenaran keagamaan.

Di kesempatan lain, belahan bumi Timur, Istam pada abad ke-7 M telah
mengalami kemajuan pesat. Pada abad ke-8 M yakni 7 abad sebelum Galileo
Galilei dan Copernicus berjaya, telah didirikan sckolah Kedokteran dan Astronomi
dí Jundishapur. Pada masa ini, sumbangan Islam uncuk imu pengetahuan
meliputi (1) menerjemahkan peninggalan bangsa Yunani dan menyebarluaskan
seni rupa schingga dapat dikenal di dunia Barat; (2) memperluas pengamatan
dalam ilmu kedokteran, obat-obatan, astronomi, ilmu kimia, ilmu Kimia, imu
bumi, dan ilmu tumbuh-tumbuhan; sera (3) menegaskan sistem desimal dan
ddasardasat ajabar

Pada masa ini, kemajuan ilmu matematika yang membangun mode
‘matematika dan memperkenalkan sistem desimal. ilsuf Muslim Al-Khawarizmi
yang mengembangkan trigonometti dengan memperkenalkan tcort sinus dan
‘cosines, tangent, dan cotangent. Ilmu fiika menampilkan Fisikawan asal Bagdad
Musa Ihn Sakir yang mengarang Kitab A/-Hiyal yang menggambarkan hukum-
hukum mekanika dan problem stabilias. Ibn AlHaytun dengan kitab Al-
Munadhir yang membuktikan hukum refleks cahaya. Bidang Kedokteran, Ibn
Siena mengarang buku rks dalam bidang medisberjudul /-Qanun yang menjadi
bbuku standaselama 500 tahun di dunia Islam dan Eropa la juga menclt masalah
astronomi, keschatan anak, Gincecolag. Dalam dunia geografi, dikembangkan
jarum magnetik untuk dipergunakan dalam navigasi dan penemuan kompas.
Jas jarum magne ¡kar Asa, Afika, dan
Eropa berhasil ditemukan. Para petualang muslim menjelajahi China, Jepang,
India, Asia Tenggara, dan Samudra India, Eropa, Skandinavia, Irlanda, Jerman,
Perancis, dan Rusia (Mustansyir dan Munir 2001: 49-67).

ini, pulau-pulau baru dan ruce la

4.4 Zaman Renaissance
Era renaissance ditandai dengan kebangkitan kembali pemikiran yang bebas
dari dogmacdogma agama. Zaman peralihan ketika budaya tengah mulai berubah
‘menjadi suara kebudayaan modern. Penemuan ilmu pengetahuan modern mula
ints pada masa venaiscann

32| Penganear isi Im

mu pengetahuan yang maju pesar pada masa ini alah astronomi. Tokohnya.
yang terkenal antara lain Copernicus, Kepler, dan Galileo Galli, Kegiatan ilmiah
‘idasarkan pada beberapa hal: (1) observarion, pengamatan; (2) elimination,
penyingkiran; (3) prediction, peramalan; (4) measurement, pengukuran; dan
(6) experiment, percobaan untuk menguji teori yang didasarkan pada ramalan
‘matematik (Mutangyir dan Munir 2001: 132-133)

Renaisans merupakan era sejarah yang penuh dengan kemajuan dan
perubahan yang mengandung ari bagi perkembangan ilmu. Zaman yang

yyaksikan dilancarkannya tantangan gerakan reformasi terhadap keessan dan
supremas gerja katolik Roma, bersamaan dengan berkembangnya Humanisme.
Zaman ini juga merupakan penyempurnaan kesenian, keahlian, dan ilmu yang
diwujudkan dalam dirijeniusserbabisa, Leonardo da Vinci. Penemuan percetakan

kira 1440 M) dan ditemukannya benua baru (1492 M) oleh Colombus
memberikan dorongan lebih keras uncuk meraih Kemajuan ilmu. Kelahiran
kembali sasra di Inggris, Prancis, dan Spanyol diwakili Shakespeare, spencer,
Rabelais, dan Ronsard. Saat iu, seni musik juga mengalami perkembangan.
Adanya penemuan para ahli perbintangan seperti Copernicus dan Galileo
menjadi dasar bagi munculnya astronomi modern yang merupakan titk balik
dalam pemikiran ilmu dan fsafac(Shadily Hasan 1984: 2880).

Tidaklah mudah untuk membuat garis batas yang tegas antara zaman
renaisans dan zaman modern. Sementara orang menganggap bahwa zaman
modern hanyalah perluasan renaisans. Akan tetapi, pemikiran ilmiah membawa
‘manusia lebih maju ke depan dengan kecepatan yang besar, berkat kemampuan-
kemampuan yang dihasilkan olch masa-masa scbclumnya. Manusia maju dengan
langkah raksası dari zaman uap ke zaman listik, kemudian ke zaman atom,
clektron, radio, televisi roke, dan zaman ruang angkası (Komite Nasional Mesir
untuk UNESCO 1986: 174).

Pada zaman musa Barat mulai berpikir secara baru dan
secara berangsur-angsur melepaskan diri dari otoritas kekuasaan gereja yang
sclama ini telah membelenggu kebebasan dalam mengemukakan kebenaran
filafac dan ilmu. Pemikiran yang dapat dikemukakan dalam eulisan ini ancara
lain Nicolas Copernicus (1473-1543) dan Prancis Bacon (1561-1626).

Copernicus adalah scorang tokoh gereja ortodoks, ia menemukan bahwa
‘matahari berada di pusarjagad raya dan bumi memiliki dua macam gerak, yaita
perputaransehar hasi pada porosnya dan geraktahunan mengellingi mataba

'eorinya in disebur Heliosentrio, di mana matahari adalah pusatjagad raya,

Peskembangan mu 33

bukan bumi sebagaimana yang digunakan oleh Prolomeus yang diperkuat gereja.
“Teori Prolomeus ini discbut Geosentrisme yang mempertahankan bumi sebagai
pusat jagad raya (Mustansir dan Muni 2002: 70).

Sekalipun Copernicus membuat model, trapi alısın utamanya bukanlah
sistem, melainkan keyakinannya bahwa prinsip Heliosentrisime akan sangat
memudahkanperhitungan. Copernicussendiritdakberniatuntukmengemukakan
penemuannya, terutama mengingar keadaan dan lingkungan gereja waktu iu.
Menurut gereja, prinsip Geosentrsisme dianggap lebih benar daripada prinsip
Heliosentrsisme, Setiap sang dan malam kita melihat semuanya mengelilingi
bumi. Hal ini diteapkan Tuhan, oleh agama karena manusia men}
perhacian Tuban, untuk manusialah semua it diciprakan-Nya. Paham terscbut
discbut Homosenrisisme. Dengan kata lin, prinsip Geosenriciome tidak dapat
ishkan dari prinsip Helorntrsiome, Jika dalam keadaan tersebut pri

Heliowntrisione dilontatkan, akan berakibat berubah dan rusaknya seluruh
Kchidupan manusta sat itu (Santoso 1977: 68).

Teori Copernicus ini melahirkan revolusi pemikiran tentang alam semesta,
terurama astronomi, Bacon adalah pemikie yang scolah-olah meloncat keluar dari
zamannya dengan melihat perints fafa ilmu. Ungkapan Bacon yang terkenal
adalah Knowledge is Power (pengetahuan adalah kekuasaan). Ada tiga contoh
ang dapat membuktikan pemyaraan ini sebagai beriku.

1, Mesin menghasilkan kemenangan dan perang modem,

2. Kompas memungkinkan manusia mengarangi lautan.

3. Percetakan yang mempercepat penyebaran ilmu (Mustansir 2002: 71).

Penemuan Copernicus mempunyai pengaruh lus dalam kalangan sarjana,
antara lain Tycho Brahe dan Johannes Keppler. Tycho Brahe (1546-1601)
adalah scorang bangsawan yang tertarik pada sistem astronomi baru. la membuar
alaralat yang ukurannya bes sekali uncuk mengamati bintang-bintang dengan
‘elit. Berdasarkan alalat yang besar it dan dengan ketentuan serta ketlitian
pengamatannya, bahan yang dapat dikumpulkan selama 21 tahun sangar besar
artinya untuk ilmu dan keperluan schari-

Perhatian Tycho Brahe dimulai pada bulan November tahun 1572, dengan
munculnya bintang baru di gugusan Cassiopeia secara tiba-tba, yaicu bintang
yang cemerlang selama 16 bulan sebelum ia padam lagi. Bintang yang dalam
‘waktu singkat menjadi cemetlang dalam bahasa modem disebut Nova atau
Supernova, bergantung dari besar dan massanya. Timbulnya bintang baru itu

34 Penganear Fla va

menggugurkan pendapat yang dianut sampai saat iu, yaltı karena angkasa
iciptakan Tuhan maka angkasa tidak dapat berubah sepanjang masa sert
bentuknya akan tetap dan abadi. Beberapa tahun kemudian Tyco berhasil
menyusun sebuah observatorium yang lengkap dengan alar, kepustakaan, dan
tenaga pembantu (Santoso 1997),

Dalam tahun 1577, ia dapat mengiku cimbulnya schuah komet. Dengan
bancwan alaralanya, ia menetapkan linasan yang diikuti komet terscut.
“Temata lineasan in lebih jah dar plant Venus. Penemuan ini membuktikan
bahwa benda-benda angkası tidak menempel pada cpsaline sphere, tetapi
dang dai tempat yang scbelumnya tidak: dapae diihae kemudian menghilang,
lagi. Kesimpulannya adalah “bendachends angkası semuanya terapung bebas
dalam ruang anglasa” (bid)

Johannes Keppler (1571-1630) adalah pembantu Tycho dan seorang ahli
matematika. la masih bertolak dari kepercayaan bahwa semua benda angkasa
bergerak, mengikuilintasan cvele karena sesuai dengan kesempurnaan ciptaan
Tuhan. Namun, semua perhitungan tetap menunjukkan bahwa lintasan
merupakan sebuah clips untuk semua planet. Akhimya, Keppler terpaksa
mengakui bahwa lintasan memang berbencuk clips

Selain eu, dalam perhitungan terbukti bahwa pergerakan bendaangkasa tidak.
beraturan dan tidak sempurna. Pergerakannya mengikuti suata ketentuan, yaita
bila marahari dihubungkan dengan sebuah planet oleh gars lurus dan planet ini
bergerak X jam lamanya, las bidang yang dilineasi gars urus itu dengan waka
X jam selalu sama, Berdasarkan hukum in, kala planet berada paling dekat
dengan matahari (perihelion) kecepatannya pun paling besar. Sebaliknya, jtka
planet berada paling jauh dari matahari (abhelion), kecepatannya paling kecil.

Hal Ketiga yang ditemukan Keppler adalah perbandingan antara dua buah
planet, misalnya A dan B, Bila waktu yang diburubkan uncuk melintasi orbic
‘oleh masing-masing planet adalah P dan Q, sedangkan jarak rata-rata dai planet
bb ke matahar adalah X dan Y maka Ps: Qe = Xe Ys. Dengan damikian, Keppler
menemukan tiga buah hokum astronomi, yat (Ibid: 71):

1. orbit dari semua planet berbentuk lips;

2. dalam wakeu yang sama, gars penghubung antara planet dan matahari seal
melinasi bidang yang luasnya sama; serta

3. bila jarak rataata dua planet A dan B dengan matahari adalah X dan Y,
sedangkan waktu untuk melintasi orbit masing-masing adalah P dan Q
maka Ps : Que X+ Ye.

Peskembangan mu 35

Ketiga hukum Keppler iu ditemukan seelahdilakukan perhicungan selama
kira-kira sepuluh tahun tampa logaritma karena saat tu memang bekum dikenal
logaritma, Dari karya-karya Tycho dan Keppler erscbut dapat ditarik beberapa
pelajaran. Pengumpulan bahan pengamatan yang lit dan ketekunan yang terus-
menerus jadi landasan utama uncuk perhitungan yang tepat. Perhitungan yang
tepat memaksa disingkirkannya semua takhayul, misalnya tentang pergerakan
sempurna atau pergerakan sirkule. Bahan dan perhitungan yang el merupakan
suatu jalan untuk menemukan hukum-hukum alam yang murni dan berlaku
universal

Ketiga hukum alam tentang planer ini sampai sckarang masih dipergunakan
dalam astronomi, meskipun di sana-sini diadakan perbaikan seperhunya. Karya
Copemieus dan Keppler memberikan sumbangan yang besar bagi lapangan
astronomi. Dalam tangan Copernicus, lapangan ini baru merupakan sebuah
‘model uncuk perhitungan. Dalam tangan Keppler, astronomi menjadi penencuan
gerakan benda-benda anglasa dalam sua linasan yang ertutup. Akhirnya
dalam tangan Newton, pergerakan in diberi keterangan lengkap, baik mengenai
ketepatan maupun bentuk elipsnya

Serelah Keppler, muncul Galileo (1546-1642) dengan penemuan lintas
pelur, penemuan hukum pergerakan, dan penemuan tata bulan planet Jupiter.
Penemuan tara bulan Jupiter memperkokoh keyakinan Galileo bahwa rata
surya bumi bersfat hliosentrik. Sebagalsarjana marematika dan fisika, Galileo
menerima prinsip tata surya yang Holiosentris sera hukum-hukum yang

itemukan Keppler. Galileo dapat pula membuar scbuah teropong bintang.
Dengan teropong bintang ica ia dapat melihat beberapa peristiwa angkasa secara
langsung, Hal yang terpenting dan terakhir ditemukannya adalah planet Jupiter
yang dikelling oleh empar buah bulan (Ibid: 74),

Galileo membag sift benda dalam dua golongan, ya pertama, golongan

Tangsing mempunyai hubungan dengan metode pemeriksaan fil, arinya
Yang mempunyal sisi primer (primary qualitio) sepe beat, panjang,
dan sii sift yang dapat diukur. Kun, golongan yang tidak mempunyai
peranan dalam proses pemeriksanilmiah discbut sai sekunder (econdary
qualite), seperti sie wama, asam, manis, dan bergantung dari pancaindra
manusi. Pada zaman Galileo mu pada umumnya idak dapat memeriks if
Echidupan,Karena sia subjek dak dapat iukur, dan tidak daparditemukan
sstuan dasimya. Hal itulah yang membua Galileo dianggap sebagat pelopor
petkembangan lm dan penemu dasa ilmu modem yang hanya berpegang pada
soabsoalobjektif sa (bid: 78).

36] Penganear isi Im

Pada masa yang bersamaan dengan Keppler dan Galileo, ditemukan
Logaritma oleh Napier (1550-1617) berdasarkan basis e yang kemudian diubah
ke dalam dasir 10 oleh Briggs (lahir tahun 1615) dan kemudian diperluas
‘oleh Brochiel de Decker (ahir tahun 1626). Ketika Keppler mendengar tentang,
penemuan itu, ia memberikan reaksi bahwa jika ia dapat mempergunakan
penemuan logaritma, perhitungan yang 11 cahun dapae dipersingkar sekurang-
kurangnya menjadi sata bulan (Ibid: 79).

Pada masa Desarque (1593-1662) ditemukan Projective Geometry yang,
berhubungan dengan cara melihat sesuatu, yaitu manusia A melihat pada P
dari tempat T. Karena “melihat” hanya mungkin jika ada cahaya, sedangkan
‘cahaya memancar lurus maka scolah-olah mata dihubungkan dengan benda olch
satu gars lurus, Sementara Fermat juga mengembangkan Ortogonal Coordinate
System, seperú halnya Descartes. Di samping it, ia juga melaksanakan penelician
teori Al-Jabar berkenzan dengan bilangan-bilangan dan soal-soal yang dalam
tangin Newton dan Leibniz, kemudian akan menjelma sebagai pethitungan
diferensial-intgral (calcula). Fermat bersama-sama Pascal menyusun dasar-dasır
perhitungan statistik (Ibid: 82)

4.5 Zaman Modern

‘Zaman modern ditandai dengan penemuan dalam bidang ilmiah. Benua
Eropa dipandang schagai basis perkembangan ilmu pengetahuan. Slamet dan
Imam Santoso (Soemargono 1984: 65) mengemukakan tiga sumber kemajuan,
aitu (1) hubungan Islam dan Semenanjung Iberia dengan negara-negara Perancis.
Para pendeta Perancis banyak belajar di Spanyol dan kembali menyebarkan mu
pengerahuan yang diperolehnya, (2) Perang Salib (1100-1300) yang terulang
scbanyak enam kali menjadikan tentara Eropa menyadari kemajuan negara-
negara Islam, dan (3) jatuhnya Istambul ke tangan bangsa Turki pada cahun
1453 sehingga para pendeta dan sarjana mengungs ke Italia dan negara-negara
di Eropa. Mereka menjadi pionir perkembangan ilmu di Eropa.

“Tokoh yang terkenal dalam masa ini adalah Rene Descartes. la mewatiskan
suatu metode berpikir yang menjadi landasan berpikir dalam ilmu pengerahuan
modern. Langkah berpikit menurutnya ialah (1) tidak menerima apa pun
sebagai hal yang benar, kecuali kalau diyakini senditi bahwa iru memang benar,
(2) memilah-milah masalah menjadi bagian yang terkecil untuk mempermudah
penyelssianny, (3) berpikir runtur dengan mui dari sua hal yang sederhana
ke hal paling rumir, ert (4) perincian yanglengkap dan pemeriksaan menyeluruh
supaya tidak ada yang terlupakan (Mutansyir dan Munir 2001: 134-135).

Peskembangan mu | 37

Setelah Galileo, Fermar, Pascal, dan Keppler berhasil mengembangkan
penemuan mereka dalam ilmu maka pengetahuan yang terpencar-pencar ita
jiatuh ke tangan dua sarjana yang dalam ilmu modern memegang peran sangat
penting, Mereka adalah Isaac Newton (1643-1727) dan Leibniz (1646-1716).
Ditangan dua orang sarjana inilah sjarah ilmu modern dimulai

Newton, sekalipun ia menjadi pimpinan sebuah tempat pembuatan ang.
logar di Inggri, ia tetap menckuni dalam bidang ilmu. Lahirnya teori Gravitasi,
pethitungan Calculus dan Optika merupakan karyabesar Newton. Teori Gravitasi
Newton dimulai ketika muncul persangkaan penycbab plan tidak mengikuti
pergerakan lintaslurus, apakah matahari yang menarik bumi atau antara bumi
dan matahari ada gaya ling tarik-menarik,

Persangkaan tersebut kemudian dijadikan Newton sebagai tt tolak untuk
spekulasi dan perhitungan-perhitungen. Namun, hasil perhitungan ita tidak
memuaskan Newton, semua persangkaan dan perhitungan lala ditangguhkan.
Baru kirakira 16 tahun kemudian soal iu ditanganinya lagi, setelah ia berhasil
mengatasi beberapa hal yang ada pada awal penyelidikan belum disadarinya,
Teori Graviast memberikan keterangan, mengapa planet tidak bergerak lurus,
sekalipun kelihatannya tidak ada pengaruh yang memaksa planet harus mengikuti
Tineasan clips. Sebenarnya pengaruhnya ada, tetpi tidak dapat dilihar dengan
‘mata dan pengaruh cu adalah gravitas, aitu kekuatan yang selalu akan cimbul
jika ada dua benda yang saling berdekatan,

Berdasarkan teori Gravitasi dan perhitungan-perhitungan yang dilakukan
Newton, dapat diterangkan dasar dari semua lintasan planet dan bulan, pengaruh
pasang air samudra, dan lain-lain periciwa astronomi, justru dalam lapangan
astronomilah Ketepatan teori Gravitasi semakin meyakinkan schingga tidak ada
lagi yang tidak percaya tentang adanya gravitas ini

Perhitungen kalkulus ara yang discbur juga diferensil/
Newton di Inggris dan Leibniz di Jerman, eerbukei sangat lus gs
menghitung bermacam-macam hubungan ancara dua ata lebih banyak hal yang
berubah, bersama dengan ketentuan yang teratur. Misalnya, kecepatan planet
mengeliingi matahari yang berbeda-beda sepanjang líntasan, menemukan
maksimal dan minimal dar suatu kurva, menemukan tambahan las lingkaran
bila radius berubah sediki sekali, dan lin sebagainya (Ibid: 89). Setelahkalkulus
ditemukan, banyak scaliperhitungan dan pemeriksaanilmiah dapat diselesaikan,
sebclumnya tinggal problematik saja. Tanpa kalkulus,ilmu matematika tidak
apar berkembang seperti sckarang ini

35 Pengancar Fla Im

Penemuan Ketiga yang mendasari ilmu alam adalah pemeriksaan Newton
mengenai cahaya dan lazim discbur Optika, Dengan mempertimbangkan bahwa
‘cahaya masuk melalui lensa, sedangkan bagian perifer lensa mendekati bentuk
prisma schingga cahaya perfer terbiasa menjadi pelangi yang disebut chomatic

aberration maka Newton membuat telescope tampa lena, ia menggunakan cermin
<ekung yang berdasırkan pemanculan cahaya schingga tidak terjadi pembiasan
(bid: 90)

Pada masa ssudah Newton, perkembangan álmu selanjurnya berupa mu
Limia. Jia pada masa Newton, ilmu yang Derkembang adalah matematka,
fsa, dan astron

mat menarik Im kimia idak mula dengan log, alsioma,ataupun deduksi.
Semua permulzan ilmu kimia prakts berdasirkan percobaan-percobaan yang
hasilaya kemudian dtaßirkan. Pada permulaannya, semua percobaan bersift
ua.

Joseph Black (1728.
kualitatif, ia menemuka gas C
Hawa yang keluar kemudian dilirkan mehlui air kapur yang sudah disaring lebih
dahulu. Pada waktu hawa yang keluar dari kapur mengali, ai kapu yang jernih
‘menjadi keruh. Demikian pula Henry Cavendish (1731-1810) memeriksa gas
ang terjadijka serbuk besi disiram dengan asım dan menghaslkan hawa yang
‘dapac dinyalakan. Sarjana lain yaicu Joseph Prestley (1733-1804), menemukan
sembilan macam hawa No dan oksigen yang antara lain dapat dihasilkan
‘oleh tanaman. Olsigen ini dapat “menyegarkan” hawa yang tidak dapat lagi
menunjang pembakaran. Antonie Laurent Lavoiser (1743-1794) jadilah sarjana
yang meletakkan dasar ilmu kimia sebagaimana yang kita kenal sekarang (Ibid:
93-94),

Berdasarkan penemuan Black, Cavendish, Priestley, dan lin-kin, Loveiser
melaksanakan percobsan yang didasarkan pada “timbangın” bahan-bahan
sebelum dan sesudahnya percobaan. Dengan der lat menggunakan
pengukuran dalam lapangan kimia. Dengan kata lain, in meninggalkan
percobaan yang hanya bersiar kumulatif dan berpindah ke lapangan yang bersifar
kuanirai.

Pada periode selanjutnya ilmu kimia menjadi kajian yang

1799) dikenal sebagai pelopor dalam pemeriksaan
*. la melakukan pemanasan tethadap kapur.

Di samping perkembangan ilmu kimia, zaman yang sama ditemukan
bermacam-macam mesin tampa ada dasir ilmunya, melainkan aus dasar
percobaan, misalnya mesin uap yang kemudi
percobaan lisik, dan hin-hinnya. Penemuan-penemuan iu melandasi Revolusi

mendasıri kereta api, percobaan-

Peskembangan mu | 39

Industri (Industrial Revolution) rerucama di Inggris, cetapi kemudian juga meluas
discluruh Benua Eropa. Penemuan-penemuan empiris tentang kekuatan uap dan
penemuanainnyakemudian dijadikan percobaan-percobran dalam laborar
Demeriksaan itu akhirnya menghasilkan hukum-hukum dan rumus empiris yang
melandasi perkembangan reorers selanjutnya (Ibid: 95).

Apabila penemuan ilmu kimia dan penemuan mesin-mesin pads awalnya
tidak langsung mempunyai hubungan dengan teori ilmu sebagaimana
dikembangkan oleh Galileo, Descartes, Keppler, Pascal, Newton, dan Leibniz,
perkembangan ilmu setingkat lebih maju daripada apa yang telah dicapai oleh
sarjana-arjana yang telah disebut

Percobaan selanjutnya dilakukan oleh LL. Proust (1754-1826) mengenai
atom, Dalam menganalisis oxy dari berbagai logam, J.L, Proust sampai pada
pendapar bahwa perbandingan bahan-bahan yang ilu era dalam proses terscbut
selalu tetap, demikian pula dengan sulfide dari logam. Sementara John Dalton
(1766-1844) yang mendapackan ilham uncuk menetapkan kesaruan (a unit)
untuk mencari keterangan tentang perbandingan yang sclalu rap. Dalam hal
ini, yang dijadikan kesatuan adalah Iydregenium. Berdasarkan penemuan dan
ketenwuan ini, perbandingan berat hydrogeniuom lawan atom lain-ainnya disebur
berat atom (Ibid: 104).

Menurut Dalton, tcori tentang atom terus dapat dipergunakan dalam
Japangan imu kimia, juga oleh Frederic wohler (1800-1882) uncuk menemukan
sintesis urea pada tahun 1828. Pada sckitar tahun 1895, Henry Becquerel
(1852-1908), suami-isti Curie (1859-1906), dan J.J. Thompson (1897)
menemukan radium, logam yang dapat berubah menjadi logam lan, sedangkan
“Thompson menemukan elektron. Dengan penemuan iu, runtublah pendapat
akan aksioma yang menyatakan bahwa atom adalah bahan terkeil yang tidak
dapat berubah dan yang bersifat kekal. Dengan penemuan ini, mulala ilmu
bara dalam kerangka kimia-fisia, ya ika muklir yang pada zaman sekarang
dapat mengubah bermacam-macam atom (Ibid: 104).

Secara singkat dapat ditarik sebuah sejarah lengkap ilmu-ilmu yang lahir
pda sat itu, Perkembangan ilmu pada abad ke-18 sah melahirkan ilmu seperti
taksonomi, ckonomi, kalkulus, dan statistika. Di abad ke-9 lahir pharmakolog,
geofisika, geormophologi, palacntologi, arkeologi, dan sosiologi. Abad ke-20
mengenal ilmu teori informasl, logika matematika, mekanika kwancum, fi
nukir, kimia nuklir, radiobiologi, occanograf, antropologi budaya, psikologi
dan sebagainya (Wibisono dkk. 1989: 210)

40 Penganar Fs im

Sekitar tahun 1900 sampai tabun 1914 terjadi berbagai perubahan
berdasarkan ori kenisbian. Ada teori baru yang menyatakan bahwa ruang dan
waktu tidak lagi berpisah sebagaimana dipahami oleh ahli ika sebelumnya.
Ruang dan waktu merupakan satu-kesaraan mutlak untuk memeriksa dan
menerangkan semua peristwa.

Perl diketahui pula bahwa pada zaman modern ini tejadi revolusiindustri
di Inggris sebagai akibar peralihan masyarakat agraris dan perdagangan abad
pertengahan ke masyarakat industri modern dan perdagangan maju. Pada abad
inilah James Watt menemukan mesin uap (abad ke-18), ala tenun, sera Inggris
‘menjadi penghasil rest terbesar, kemudian dilkuti Amerika Serikat dan Jepang
‘menjadi negara industri (Shadily, Vol. V: 2987).

Setclah abad ke-18 berakhir maka perkembangan ilmu modem selanjuenya
yitu pada abad ke-19, Pada abad ini penemuan yang dianggap sebagai
penemuan abad tersebut adalah dengan ditemukannya planet Neprunus.
Sementara pada abad XX, secara gars besar terjadi perkembangan yang sangat
lus dalam beberapa bidang ilmu. Misalnya, ilmu pas, ilmu kimia, ilmu fsa,
Kimia organik, biokimia, imu astronomi, ilmu biologi, dan fisika nuklir. Di

mu yang jels bersifar kuantiatf versebur, berkembang pula
permulaannya bersfat kualitaif, seperti ekonomi, psikologi, dan
sosiologi. Perkembangan pesa dalam bidang astronomi pada abad XX ini seperti
dlitemukannya planet terlahir, yaitu Pluto (1930) setelah abad sebelumnya, yaitu
abad XIX telah ditemukan planet Neptunus dengan didasari perbitungan yang
menggunakan sistem Newton, Dalam abad XX ini, pengetahuan diperluas. Kala
dalam abad XIX tidak dapat diterangkan sumber energi matahari, sckarang dapat
dikerahui bahwa energirersebut terjadi berdasarkan perubahan arom yang zaman
sckarang menjadi tenaga nuklir (Santoso: 113-114).

4.6 Zaman Kontemporer

ada masa ini menempati kedudukan yang penting, Menurut
‘Trout (Mutansyir dan Munir 2001: 135), fisika dipandang sebagai dasar Imu
pengerahuan yang subjek materinya mengandung unsur-unsur fundamental
yang membentuk alam semesta, Fisikawan termasyhur adalah Albert Einstein,
Ja menyacakan bahwa alam ita tak trhingga besarnya, ak terbatas,teapi juga
tak berubah status totalitasnya atau bersfa statis dar waktu ke waktu. Einstein.
percaya akan kekekalan mater, Arinya, alam semest itu kekal adanya.

Peskembangan Im [41

Pada tahun 1929 fisikawan Hubble dengan teropong bintang terbesar di
dunia melihar galasi-galasi di scklling kta campal menjauh dengan kelajuan
yang scbanding dengan jaraknya dari bumi. Ini menunjukkan babwa alam
semesta itu tidak statis, melainkan dinamis. la membantah pandangan Einstein.

Fisikawan kontemporer Gamow, Alpher, dan Herman menarik kesimpulan
bahwa semua galaks di jagad raya kita Bimasakti, kirakira 15 millar tahun yang
lalu, Pada sat ita, terjadi ledakan yang maha dahsyat yang melemparkan mater
kescluruh jagat raya ke semua ara, yang kemudian membenuk bintang-bintang
dan galaksi, Dentuman besar it terjadi ketika scluruh materi kosmos terlempar.
dengan kecepatan sangat tinggi keluar dari keberadaannya dalam volume yang
sangat kecil (Mutansyir dan Munir 2001: 135-138).

Dalam masa ini perkembangan dalam berbagai ilmu teknologi komunikasi
dan informasi melaju sangar pesa Im lebih berkembang ke arıh spesiik yang.
beragam. llmu yang berkembang lebih bersifa sintesis antarı bidang imu sata
dan bidang ilmu lain. Akibarnya, perkembangan ilmu menjadi lebih bermanfrat
dalam kehidupan mamusia.

Bab 5
Kebenaran dan Sikap Ilmiah

5.1 Kebenaran dan Sikap Ilmiah
1. Manusia dan kebenaran

Manusia memiliki sift yang senanciasa mencari jawaban atas pertanyaan
yang timbul dalam kehidupannya. Dalam mencar ilmu pengerahuan, manusia
melakukan telaah yang mencakup 3 hal, amara lain 1) objek yang dikaji; 2)
proses menemukan ilmu; dan 3) manfaat atau kegunaan ilmu tersebue, Untuk
jeu, manusia akan sclahı berpikie, dengan berpikirakan muncul pertanyaan, dan
dengan bertanya maka akan ditemukan jawaban yang mana jawaban tersebur
adalah sua kebenaran,

Menurut Ford (2006), kebenaran atau truth dapar dibedakan aras 4

a. Kebenaran metaisik (TD. Sesungguhnya kebenaran ini tidak bisa diuji
Kebenarannya (baik melalui justiikasi maupun fasifkai/kicik) berdasarkan
norma cksternal seperti kesesuaian dengan alam, logika dedukti, ataw
standar-standar perilaku profesional. Kebenaran metafisik merupakan
Kebenaran yang paling mendasar dan puncak dar seluruh kebenaran (basic,
ultimate truth) karena itu haras diterima apa adanya (given for granted).
Misalnya, kebenaran iman dan doktrin-doktrin absolut agama,

b. Kebenaran etik (T2). Kebenaran etik merujuk pada perangkat standar
moral atau profesional rentang perlaku yang pantas dilakukan. Sescorang.
dikarakan benar scaraetk bila ia berperilaku ssuai dengan standar perla
itu. Sumber kebenaran etik bisa berasal dari kebenaran metafisi atau dari
norma sosal-budaya suatu kelompok masyarakat atau komunitas profesi
tertentu, Kebenaran ini ada yang murlak (memenuhi standar eika universal)
dan ada pula yang relació

AA] Penganas Fs im

© Kebenaran logika (T3). Sesuatu dianggap benar apabila secara logik atau
matematis konsisten dan koheren dengan apa yang telah diakui sebagai
benar atau sesuai dengan apa yang benar menurut kepercayaan metafisik.
Alsioma metafiik yang menyatakan bahwa 1+1= 2 maka secara logika
dapat dianggap benar. Namun demikian, dí dalam kebenaran in juga tidak.
terlepas dari konsensus orang-orang yang teribat di dalamnya. Misalnya,
141 > 3, karena secara konsensus telah diterima demikian.

4. Kebenaran empirik (14). Kebenaran ini yang lazimnya dipercayai melandasi
pekerjaan ilmuwan dalam melakukan pencltan. Sesuai (kepercayaan
asums, dali, hipotesis, proposis) dianggap benar apabila konsisten dengan
Kenyaraan alam, dalam arc dapar diverifikasi, djustifikas,arau kre,

Das uraan tescbur, dalam Jaja fifa imu yang menjadifokus uma
dah kebenaran empirik (T4). Kebenaran empirik sering disebuc sebagai
kebenaran imiah. Namun, entu aa dengan tidak mengesampingkan kebenaran
Iainnya.

2. Teori kebenaran

a. Teori korespondensi
Teori korespondensi menyarıkan bahwa kebenaran adalah kesesuaian
antara pikiran dan kenyataan tcori. Adapun moto teor ini adalah “truth is
‚Fidelity to objective reli” (kebenaran setia/tunduk pada realitas objekt.
Implikasi dari tcori ini alah hakikat pencarian kebenaran ilmiah, bermuara.
kepada usaha yang sungguh-sungguh untuk mencari relasi yang senantiasa
konsisten. Teor ini erat hubungannya dengan kebenaran empiri (T4).

“Tori koherensi/konsistensi
"Tori ini berpendapar bahwa suatu kebenaran adalah apabila ada koherensi
dari art tidak kontnadikeif pada saat bersamaan antarı dua atau lebih
logika. Kebenaranterjadi ika ada kesesualan antara pernyataan sat ini dan
pernyataan verdahulu. Sumber kebenaran menurut teor ini adalah logika
(manusia) yang secara inheren memiliki koherensi. Teori koheren bermuara.
pada kebenaran logis (13).
© Teori pragmatisme

“Teori ini berpandangan bahwa kebenaran diukur dari kegunaan (wily),
dapat dikerjakan (workabiliy), dan pengaruhnya memuaskan (satisfactory
consequences). Kebenaran mengacu pada sejauh manakah sesuatu itu
berfungsi dalam kchidupan manusia

Kebnaran dan Sap Unis | 45

Bila menurut Ford kebenaran ilmiah berhubungan dengan asas
korespondensi, menurut Keraf dan Mikael (2011) menyatakan bahwa kebenaran
ilmiah mempunyai sckurang-kurangnya tiga sfar dasar, ya rasional logis, isi
‘empiris, dan dapat diterapkan (pragmads). Suriasumanıri (2003) menyatakan
bahwa kebenaran adalah pernyataan tidak ragu. Hanya ada dua asas yang
digunakan uncuk berpikär secarailmiah (kebenaran ilmiah) yaicu teori koherensi
dan korespondensi. Sementara pragmatisme digunakan untuk pengetahuan alam
yang berguna untuk menafirkan gejala-gejala alam,

3. Sikap ilmiah

Dalam mencari Kebenaran mich, scorang ilmuwan. ditumtos untuk

lap Imiah dalam melakukan tugs lmiah. Tugas ah iu antara

lan mempeljal, meneruskan, menolak atau mencrima, sera mengubah atau
menambab pikranlmiah. Notoatmod (2003) menyatakan bah sikap adalah
sekumpulan respons yang konsitenterhadap objek sosa

Isla ap dalambahass Ingrisdsebut Arde sedangkan sil arinde
sendiri berasa dar bahas latin yakn “Apa” yang bear eadsan sip seara
mental yang bersfar uncuk melakukan kegatan. Slap ilmiah merupakan sikap
yang harus ada pada diri seorang ilmuwan atau alademisi ketika menghadapi
pesoalan-persolanilmia, Skap-sikap mia yang dimaksud sebagai bert.
2 Sikap skepis

Skeptis adalah menyangsikan seiap pemyatzan ilmiah yang belum seruji

cbenaranmya.
bo Sikapingin ta

Sikap ingn aha ini eat pada kebiasıan beranya tentang berbaga hal

yang berkaitan dengan bidang kajiannya.

melakuka

€ Sikap kriis
Sikap kits ini erlihar pada kebiasaan mencari informas sebanyak mungkin
berkaitan dengan bidang kajiannya untuk dibanding-banding kelebihan
Kekurangannya, kecocokan-tidaknya, kebenaran-idaknya, dan sebagainya.

de Sikap terbuka
Sikap terbuka ini cerlihar pada kebiasaan mau mendengarkan pendapat,
argumentasi, kritik, dan keterangan orang lain, walaupun pada akhimya
ppendapat, argumentasi, kritik, dan keterangan orang lain tersebue tidak
dliterima karena tidak sepaham atau tidak esuai

46 Penganar Fist im

e. Sikap objekeif
Sip obj ini at pd bin mena aa adan, tnpa
sti perastan pribadi

E. Sikap rela menghargai karya orang hin
Sikap menghargai karya orang lin ini telihat pada kebiassan menyebutkan
sumber secara jelas sekiranya pernyataan atau pendapat yang disampaikan
memang berasal dari pernyataan atau pendapar orang lin,

&: Sikap berani mempertahankan kebenaran
Sikap ini menampak pada ketegaran membela fakta dan hasil temuan
lapangan atau pengembangan walapun bertentangan atau tidak sesuai
dengan teor atau dali yang ada.

Sap meiangia ke depan

Sikap ini dibukeikan dengan sclalu ingin membuktikan hipotesis yang

disusunnya demi pengembangan bidang ilmunya.

5.2 Kerangka Berpikir Ilmiah

1. Pengantar ilmu pengetahuan

Materi kerangka berpikir ilmiah atau cpistemologi merupakan cabang
fila imu yang secar spesifk menglaj hakıkat ilmu (pengetahuan ilmia).
Epistemologi membahas sccara mendalım prosesproses yang terlihat dalam
ustha manusia untuk memperoleh pengetahuan. Adanja pol-pola dasa!
dessin atau kerangka yang diakukan olch aktvitas jiwa dalam menemukan
statu pengetahuan memerlukan suatu objek pengetahuan dan insrumen untuk
mendapatkan ilmu pengetahuan. Bertambahnya pengetahuan sciring dengan
prose perkembangan pola pikir manusia diawal dengan rasa ingin tau tentang
benda-benda di scklilingnya, alam sckitar, buln, bintang. dan marahari yang
dlipandangnya, babkanrasingin tahutentangdirinyasendiri Adanyakemampuan

menychabkan rasa ingin ahunya sehr berkembang. Dengan
kemampuan berpikir, manusia dapat mendayagunakan pengetahuannya yang
‘erdahul dan kemudian menggabungkan dengan pengerahuannyayangdiperolch
hingga menghasillan pengetahuan yang baru. Pengetabuan yang ingin dicar
can didaparkan tensunya bersumber pada kebenaran. Tahu yang memuaskan
manusia adala ah yang benar. Tahu yang idak benar dischur kl Jika sata
pengerahuan yang verdahulu mengalami Kekcliman, sudab past terdapar sur
kebenaran sesudahnya. Kekeliruan tentunya akan memberikan dampak yang
mega bag manusia schingga mercka meninggalkan ana keeliuan

Kebenran dan Sap Ia |47

Asumsi awal manusia mendapadkan pengerahuan secara empirik melalui
pengamaran dan pengalaman. Data-data indrawi, benda-benda memori
manusia merupakan beberapa instrumen dalam mendaparkan pengerahuan.
Di samping itu, persan intuitif atau insting juga menambah kepercayzan
terhadap penemuan yang didapatkan schingga kepercayaan terhadap suatu objek:
pengetahuan menimbulkan keyakinan terhadap lmu pengetahuan terentu. mu
pengetahuan itu dapat diinjau kembali kebenarannya. Jika terdapat kekeliruan,
kan timbul keridakpuasan sebagai akibatketerbatasan manusa khususnya dalam
penggunaan instrumen atau pengolahan data-data indrawi dalam menerima
pengetabuan tampa dia ketahui kemudian melahirkan mitos. Hal tersebut terjadi
sebagai akibat dari ras ingin tabu cerhadap suaru reits yang kurang trpuaskan,
terutama mengenai hal-hal gib. Namun, scring dengan perkembangan pola pikir
manusa yang haus akan rasa ingin tahu melalui kajian-kajian ilmu pengetahuan
‘maka pada akhienya melahirkan pengetahuan yang ilmiah. Pengerahuan ilmiah
memerlukan alasan dan/atau penjelasan secara sistematis yang dibuat untuk
memberikan keyakinan,

“Hlmu adalah pengetabuan, tetapi tidak semua pengetabuan
adalab ilu”.

Pengetabuan adalah pembentukan pemikiran asosiac yang
menghubungkan atau menfalin sebuah pikiran dengan kenyataan ata dengan
pikiran lain berdasarkan pengalaman yang berulang-ulang tanpa pemahaman
mengena kaualtas (ehab-akiba) yang hakiki dan univers. Sementaa imu
adalah akumulas pengetahuan yang menjalankan kauslias (hubungan sebab-
aki) dar suatu objek menurut metode-metodetertencu yang merupakan satu
Kesatuan sistemats. Pengerian tenebut menjelsakan bahwa pengetahuan bukan
hanya ma, ttapi pengetahuan merupakan bahan utama bagi mu.
pengetahuan tidak menjawab pertanyaan dar adanya Kenyataan it sebagaimana
lapa djawab oleh ilmu. Dengan kaa ain, pengetahuan baru menjawab apa,
sedangkan imu dapat menjawab peranyaan tentang mengapa dar kenyataan
Kejadian.

Russel membuat kategori sumber pengerahuan berikut.

a. Pengetahuan melalui pengalaman yang didapatkan dari:
1) data-data indrawi,
2) benda-benda memori,
3) keadaan internal, dan
4) dri send.

48 | Penganear Fist im

Pengerahuan melalui deskrpsi ya pengetahuan yang didapackan melalui:
1) orang lain, dan

2) benda-benda fiik (merupakan suatu konstruksi, bukan data in
Bentuk pengerahuan menunue Russel adalah:

wi).

Pengerahuan langsung, yang diperoleh dari pengamatan ckstern dan intern.
Pengamatan ckstern secara langsung kita dapat mengerahui adanya sesuatu
benda dalam dunia luar melalui alar indra. Pengamatan ekstern merupakan

nber pengetahuan secara langsung berupa alar untuk menangkap objek
di luar manusia melalui kekuatan indra, sedangkan pengamatan intern atau
intuisi adalah proses kejiwaan tampa suatu rangsang uncuk mampu membuat
pernyataan berupa pengetahuan.

b. Pengetahuan tak langsung, yang dapat diperolch dengan beberapa cara
yakni dengan penarikan konklusi/penalaran, kesaksian. Kongklusi penalaran
adalah salah satu corak berpikir dengan menggabungkan pengertian atau
lebih dengan maksud memperoleh pengetahuan baru,

2. Berpikir

Logika berasal dari logos, artinya pikiran atau dengan kata lain yang
‘mempelajari pikiran dalam bencuk bahasa. Secara erimologis, logika adalah
ilmu yang mempchjari pikiran dalam bentu bahası. Berpikir adalah proses atau
kegiatan wa untuk mencapai pengetahuan. Berpikir merupakan serangkaian
kegiatan dari budi rohani sescorang yang menciptakan pengertian, melakukan
penalaran, dan mengolah ingatan berdasarkan pengalaman terdahulu sebagai
tanggapan terhadap keadaan sekeliling. Berpikir dapat membuahkan beberapa
hasil-hasil pemikiran baik atau rumusan solusi dari sata permasalahan.

3 Konsep berpikir ilmiah

Definisi berpikir ilmiah yang diperolch dari berbagai sumber dan diuraiakan
schagai berikut.

Berpikir ilmiah adalah berpikir yang logis dan empiris. Logis: masuk
akal, empiris: dibahas secara mendalam berdasirkan fakta yang dapat
dipertanggungjawabkan (Hillway 1950)

b. Berpikirilmiah adalah menggunakan akal budi uncuk mempertimbangkan,

mengembangkan secara ilmu pengetahuan (berdasarkan
prinsip-prinsip ilmu pengetahuan atau menggunakan prinsip-prinsip.
logis terhadap penemuan, pengesahan, dan penjelasan kebenaran.

memutusk

Kebenran dan Sap Ia | 49

© Menurut Salam (1997: 139), pengercian berpikr ilmiah adalah:
D proses atau aktivtas manusia uneuk menemukan/mendapatkan imu;
dan
2) proses berpikir untuk sampai pada suatu kesimpulan yang berupa
pengetahuan.
ümiah adalah kegiatan [kl] yang menggabungkan induks dan
ujun S. Suriasumantsi, Fibafar nn Sebuah Pengantar Populer
(Jakarta: Pusaka Sinar Harapan).

Imiah ya berpikir dalam hubungan yang luas dengan pengertan
compleks disertai pembuktian-pembuktian (Menurut Kartono 1996

dalam Khodijah 2006: 118).

E Berpikir ilmiah merupakan proses berpikit/pengembangan pikiran yang
tersusun sccara sistematis yang berdasarkan pengetahuan-pengerahuan
ilmiah yang sudah ada (Eman Sulacman).

$ Logika alamiah adalah kinerja akal budi manusia yang berpikir secara
tepat dan lurus sebelum dipengaruhi oleh keinginan-keinginan dan
kecenderungan-kecenderungan yang subjektif. Kemampuan logika alamiah
manusa ada sejak lair (wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas).

ho Berpikirilmiah adalah menggunakan akal bud untuk mempertimbangkan
memutuskan, mengembangkan, dan scbagainya secara ilmu pengetahuan
(berdasarkan prinsip-prinsip ilmu pengetahuan. Selain itu juga
menggunakan prinsip-prinsip logis terhadap penemuan, pengesahan, dan
penjelasan kebenaran.

i. Berpikir ilmiah adalah pola penalaran berdasırkan sasaran tertencu secara

984).

À Berpikärilmiah adalah metode berpikir yang didasarkan padalogika dedukeif
dan indukeif (Mumuh mulyana Mubarak, SE)

‘eratur dan cermar Jujun S. Suria Sumar

4. Hakikat berpikir ilmiah

Sebagai makhluk hidup yang paling mulia, manusia dikaruniai kemampuan
untuk mengerahu diri dan alam sckiarnya, Mela pengerahuan, manusia dapat
mengatas kendala dan kebutuhan demi kelangsungan hidupnya. Oleh karena
itu, sidak salah jika Tuhan menyatakan manusialah yang memiliki peran sebagai
wakil Tuhan di bumi melalui penciptaan kebudajaan.

50 Penganear isi Im

Proses penciptaaan kebudayaan dan pengetahuan yang didapackan oleh
manusiadimulaidarisebuah prosesyang paling dasa, yakni kemampuan manusia
untuk berpikir. Meskipun sebenarnya hewan memiliki kemampuan yang sama
‘dengan manusia dalam hal berpikir, makhluk yang terakhir hanya dapat be
dengan kemampuan terbatas pada insting dan demi kelangsungan hidupnya.
Berbeda dengan hewan, manusia dapar kesadaran manusia dalam proses berpikir
melampaui diri dan kelangsungan hidupnya, bahkan hingga menghadirkan
kebudayaan dan peridaban yang menakjubkan. Sesuatu yang nyata-nyata tidak
apar dilakukan oleh makhluk Tuban yang hin.

Dalam membahas pengetahuan ilmiah, kegiatan berpikir belum dapat
dimasukkan sebagai bagian dari kegatan ilmiah, kecuali ia memenuhi beberapa
persyaratan tertentu yang disebut sebagai polapikir. Berpikir dengan mendasarkan
pada kerangka pikirrertencainilah yang discbur sebagai penalaran atau kegiaran
berpikir ilmiah. Dengan demikian, tidak semua kegiatan berpikir dapat
dikaegorikan sebagai kegiatan berpikirilmiah, begitu pula kegiatan penalaran
atau sua berpikirilmiah tidak sama dengan berpilr.

Contoh:

Kerika anak baritanya mengambil sebuah pisan, seorang ¡bu langsung
berusaha untuk mengambil sebilah pisau dari si anak karena sang ¡bu berpikir
pisau dapat membahayakan si anak. Kegiatan berpikir sang ibu belum dapat
dikategorikan sebagai kegiatan ilmiah karena ¡bu hanya mengira-ngira atau
mempergunakan perasaan dalam kegiatan berpikirnya. Berbeda dengan scorang
mabasiswa psikologi yang dengan sengaja memberikan sehilah pie kepada
anak basta dalam rangka untuk mengetahui bagaimana sistem releks si barca
dalam mempergunakan pisau. Mahasiswa memiliki alasan yang jelas yakni ingin
mendapatkan pengetahuan tentang kemampuan seorang anak kecil schingga
memungkinkan kegiatannya disebur berpikir ilmiah.

Lalu apa soja yang memungkinkan kegiatan mahasiswa psi

berpikirilmiah?

Pertama, perlu dipahami bahwa kegiatan penalaran adalah proses berpikir

yang membuahkan sebuah pengetahuan. Schin ies, melalui proses penalaran

‘atau berpikir ilmiah berusaha mendapackan sebuah kebenaran. Untuk

mendapatkan sebuah kebenaran, kegiatan penal

persyaratan penting, yakni logis dan analits.

a. Syarat pertama adalah logis. Dengan kata Iain, kegiatan berpikir ilmiah
harus mengikuti suatu aturan atau memenuhi pola pikir (logika)
tertentu. Kegiatan penalaran yang digunakan si mahasiswa disebut logis

isebur sebagai

harıs memenuhi dus

Kebenazan den Sap mia | 51

karena ia memenuhi suatu pola pikie indukrifis atau pola pikir menggunakan
bservasi individual untuk mendapatkan pengetahuan yang lebih general,
dengan cara mengamati releks si barca keika diberikan sebilah pisas

b. Syarac kedua bagi kegiatan penalaran adalah analitis atau melibatkan
suatu analisis menggunakan pola pikir (logika) tersebut. Ini berarti,
jika si mahasiswa psikologi hanya melihar si anak sat diberikan sebilah pisa
tampa melakukan analisis apa yang tejadisetelal itu dan tidak menggunakan
pola pikie indukrifisme dalam analiisnya, kegiatannya itu belum dapat
discbur sebagai sebuah penalaran atau kegiatan berpikir ilmiah.

Dari penjelasan dan contoh terscbur, dapar dikctabui bahwa dalam proses
berpikär sehar-hari, kita dapat membedakan berpiki lmiah dar kegiatan yang.
lain, ya berpikir non ilmiah. Terdapat dua contoh lan di mana sebuah keiatan
berpikir tidak dapat disebut sebagai penalaran atan berpikir ilmiah,

a. Berpikir dengan intuis. Intuisi adalah kegiaran berpikir manusia yang.
‘melibatkan pengalaman langsung dalam mendaparkan suatu pengerahuan.
Namun, intuis tidak memiliki pola pikir rersentu schingga ia tidak dapat
dikaregorikan sebagai kegiatan penalaran. Sebagai misal, seorang Ayah
merasa tidak tenang dengan kondisi anaknya yang sedang menuncur ilmu
dí luar kota. Namun, ketika ditanyakan apa scbab yang menjadi dasar
Kecidakrenangan dirinya, sang Ayah tidak dapat menyebutkannya dan hanya
beralasan bahwa perassannya menyatakan ada yang tidak beres dengan si
anak yang ada di luar kota. Setelah menyusul ke tempat anaknya, ernyata si
anak sedang sakit parah. Meskipun proses berpiki sang Ayah mendapatkan
Lebenaran, era tidak bisa disebue Derpitir ibmiah karena tidak memenuhi
suatu logika tertentu dan terlebih lagi tidak terdapat proses analiis erdapar
perisive ini.

b. Berpikir berdasarkan wahyu. Pengetahuan melalui why juga tidak bisa
memenuhi kegiatan penalaran. Alihalih menggunakan pola pikir (logika)
vertentu dan analisis terhadapnya, wahyu justru mendasarkan kebenaran
suatu pengecahuan bukan pada hasil aktif manusia. Dengan kara lin,
melalui why, akal manusia bersifat pasif dan hanya menerima sebuah
Lebenaran yang sudah ada (taken for granted) dengan keyakänannya.

Sampai pada poin ini, perbedaan berpikir ilmiah dari be
memilii perbedaan dalam dua fiktor mendasar,yaknis

ki non ilmiah

a. sumber pengetahuan, berpikir ilmiah menyandarkan sumber pengetahuan
pada rasio dan pengalaman manusia,sedangkan berpikir non ilmiah Gincuis
dan wahyu) mendasarkan sumber pengerahuan pada perasaan manusia;

52) Penganear isi va

>. ukuran kebenaran, berpikirilmiah mendasarkan ukuran kebenarannya pada
logis dan analitisnya suatu pengetahuan, sedangkan berpikir non ilmiah
(imwisi dan wahyu) mendasarkan kebenaran suaru pengerahuan pada
keyakinan semata.

Uraian mengenai hakikat berpikir ilmiah atau kegiatan penalaran
memperlihatkan bahwa pada dasamya kegiatan berpikir adalah proses dasar dati
pengerahuan manusia. Dengan berpikir ilmiah kita dapat membedakan ancara
pengetahuan yang ilmiah dan pengetahuan non ilmiah. Hanya sja, pemahaman
kica tentang berpikir ilmiah belum dapar disebut benar atau sib sebelum
kita melakukan penyimpulan terdapat proses berpikir kita karena pengetahuan
sesungguhnya terdiri atıs kesimpulan-kesimpulan dari proses berpikir kita,
Dengan kata lin, suatu pengetahuan ilmiah disebut sai ketika kita melakukan
penyimpulan dengan benar pula. Kegiatan penyimpulan inilıh yang discbue
Logika. Dengan demikian, kita sudah mendapati hubungan antatasyarat berpikir
ilmiah dan kegiatan penyimpulan. Keduanya sama-sama memenuhi suatu pola
pikirrertentu yang kita sebut logika(logika akan dibahas secara mendalam pada
‘materi metode dan langkah-langkah berpikirilmiah),

5. Metode dan langkah-langkah berpikir ilmiah

Berpikir ilmiah merupakan proses berpikir/pengembangan pikiran yang
tersusun secara sistematis berdasarkan pengerahuan-pengetahuan ilmiah yang
sudah ada (Eman Sulaeman). Berpikir ilmiah adalah metode berpikir yang
didasarkan pada logika deduktif dan induktif (Mumuh Mulyana Mubarak, SE).
Metodo berpikrilmiah idaklepas darfaktakejadian alam yangkebenarannya
selaht ada hubungannya dengan hasil ujieksperimental, Jka suatu teori tidak
bisa dibuktikan dengan uji eksperimental, dikatakan bahwa teori ita tidak bisa
diyakini kebenarannya karena tidak memenuhi kriteria sebagai ins (Goldstein
1980).
a. Metode berpikieilmiah

Suatu pengetahuan ilmiah disebut sahih ketika kita melakukan
penyimpulan dengan benar pula, Kegiatan penyimpulan inilıh yang disebue
logika. Dengan demikian, kta sudah mendapati hubungan antara ura? berpikir
itmiah dan kegiatan penyimpulan. Keduanya sama-sama memenubi suatu pola
pikir tertencu yang kita sebut logika. Logika diperoleh dengan metode induksi
dan deduksi

Kebenaran dan Sap Unis | 53

1) Metode induksi

Merode indukst adalah suatu cara penganaiis ilmíah yang bergerak dar
haha yang bei Khusus (mdiide) menuju pada hal yang besifat umum
(universal. Jai ar indus dimulai dar penelcan verhadap kenyaran khusus
‘au demi satu, kemudian diadakan generaliasi dan absraksi,Ialudiakhiri dengan
kesimpulan umum. Metode induksi ini memang paling banyak digunakan oleh
imu pengetahuan, utamanya ilmu pengetahuan alam yang dijalankan dengan
cara bre dan elprimentas. Jad, mode ini berdasrkan pada fkta-ikea
ang dapat di kebenarannya,

Dengan metode induksi maka kita dapat menarik kesimpulan yang dimulai
dari kasus khusus/khas/individual untuk mendapatkan kesimpulan lebih
umum/general/fundamental.

Contoh:

Kita tahu bahvwa gajah memiliki maca, kambing juga memiliki mata, dan
demikian pula llar memiliki mata. Dengan demikian, kta dapat menyimpulkan
secara induktifbahwa semua hewan memiliki mata

Logika induktif memiliki berbagai guna bagi kegiatan berpikirilmiah kita,
amara lin:

) _bersifat ckonomis bagi kehidupan praksis manusia. Dengan logika indukif
Lita dapat melakukan generalisas ktika kita mengerahui/menemai prit
yang sfatnya khas/khusus; sera

D) logika indukif menjadi perantara bagi proses berpikir imiah selanjutnya.
Ta menupakan fase pertama dari sebuah pengetahuan yang selanjutnya dapat
diteruskan untuk mengetahui generalisasi lebih fundamental lagi. Misalnya,
kketika kta mendapatkan kesimpulan “semua hewan memi
kita masukkan manusia ke dalam kelompok ini, bisa saja kta menyimpulkan
“makblak hidup memiliki mata’

2) Metode deduksi

Metode deduksi adalah kebalikan dari induksi. Kalau indul
hal-hal yang bersifac khusus ke umum, metode dedulsisebaliknya ya
dari hai-hal yang bersfat umum (univenal) kemudian diterapkan
bersfar khusus.

54] Penganear isi va

Pada umumnya, logika deduktfdidapatkan melalui metode Sillogisme yang
dicceuskan olch FilsutKlasik, ArsttcesSilogisme erdii ata promis mayoryang,
mencalup pemyataan umum, premis minor yang merupakan pernyaran ventang
hal yang lebih khusus, dan fevimpulan yang, menjadi penyimpul dar kedua
penyataan sebelumnya. Dengan demikian, kebenaran dalam silogisme ata logika
Aedukei ini didapatkan dar kesesuaian anara kedua pemyacia (premis mayor
ddan minor) dan kesimpulannya.

‘Contohnya yang paling Mas

2) semua manusia bis mat,

1) Socrates adalah manusia, dan

jadi, Socrates bist mat.

Contoh lain:
Premis Mayor: Mahasiswa Psikologi menjadi anggota KMF Fishum
Premis Minor: Ardi mahasiswa Dsikologi

Kesimpulan: Ardi menjadi anggota KME Fishum

Premis Mayor: Beberapa mabasiswa Psikologirajin masuk kuliah
Premis Minor: Ardi mahasiswa Psikologi
Kesimpulan: Ardi mahasiswa yang rajin masuk kuliah

Kebenaran dari dua contoh penarikan kesimpulan tersebur terdapat pada
kesesualan antara kedua premis dan kesimpulannya. Pada contoh pertama, premis
‘mayor memuat penyataan yang lebih general, sedangkan premis minor memuat
kasus individual. Kesimpulan yang diambil adalah sahih karena kedua kasus
(general menuju ke individual) didapatkan dan pernyataan bahwa Ardi adalah
anggota KMF Fishum adalah tepat, menurut pernyatzan dan kesimpulan. Berbeda
dengan silogisme kedua di mana premis mayor belum dapar discbur memuat
satu karakter pernyataan yang general, Akibatnya, premis minor meskipun
‘memiliki kandungan kasus yang khusus, terapi kesimpulan yang diambil belum
dapar disebut sahih menurut kesimpulannya dan juga pernyataannya. Meskipun
AArdi adalah mahasiswa Psikologi, Ardi belum tentu termasuk mahasiswa yang
rajin masuk kuliah, Apalagidisebuekan dalam premis mayor haha tidak semua
mahasiswa Psikologirajin masuk kuliah

Penarikan kesimpulan melalui logika deduktif berguna dalam kegiatan
ilmiah, antara lain:

) melalui logika deduktifdidaparkan konsistensisuatu pernyaraan. Kerepatan
menempathan premis mayor dan minor berguna untuk mendapatkan

Kebenaran dan Sap Unis [55

Kesimpulan yang sesuai dengan Kedua premis tescbut, Manfiae ini tidak
ana dapae digunakan dalam kegitan mia kit, tetpi juga bermanfaat
bagi kehidupan prakis schar-har sera

D) silogi

ne atau penarikan kesimpulan dengan deduksi berguna untuk
jukung pemyatsan fundamental/general, Melalui silogisme kita
mendapatkan berbagai varian kesimpulan yang mendukung pernyataan
Fundamental tampa harus melakukan pengamatan sccara langsung. Schagai
contoh, kita tidak perlu meneliti langsung ke planet Yupiter untuk
mengetahui hukum revolusi dan rotasi sebuah planet, tetapi dicukupkan
dengan mengambil kesimpulan secara dedukif dari penyataan bahwa sema
planet meng pepean dao manhar arpan pad ina
b. Langkah-langkah berpikir ilmiah

Metode ilmiah atau dalam bahası inggris dikenal sebagai scientific method
adalah proses berpikir uncuk memecahkan masalah secara sstematis, empiri,
dan teskontrl, Langkah-langkah metode ilmiah:

1) merumuskan masalah,

2) merumuskan hipotesis,

3) mengumpulkan data,

4) menguj hipotesis, dan

5) merumuskan kesimpulan.
Penjelasan

1) Meru

Berpikir ilmiah melalui metode ilmiah didabului dengan kesadaran
akan adanya masalah. Permasılahan ini kemudian harus dirumuskan dalam
bentuk kalimar tanya. Dengan penggunaan kalimar tanya diharapkan akan
memudahkan orang yang melakukan metode ilmiah uncuk mengumpulkan data
yang dibucubkannya, menganalisis data tersebut, kemudian menyimpulkannya.
Perumusan masalah adalah sebuah kehanısan. Bagaimana mungkin memecahkan
sebuah permasalahan dengan mencarijawabannya bila masalahnya sendii belum
dirumuskan?

wskan masalah

2) Merumuskan hipotesis

Hipotesis adalah jawaban sementara dari rumusin masalah yang masih
memerlukan pembuktian berdasarkan data yang telah dianalisis. Dalam metode
ilmiah dan proses berpikirilmiah, perumusan hiporesis sangat pencing, Rumusan

56] Penganear isi na

hipotesis yang ela dapat membancu mengarahkan pada proses selanjutnya dalam
metode ilmiah. Sering kali pada saat melakukan penclitian, seorang peneliti
merasa semua data sangat penting, Oleh karena iru, melalui rumusan hipocesis
yang baik akan memudahkan peneliti untuk mengumpulkan data yang benar-
benardibutuhkcannya. Hal ini disebabkan berpikär ilmiah dilakukan hanya unculk
menguji hipotesis yang telah dirumuskan.

3) Mengumpulkan data

Pengumpulan data merupakan tahapan yang agak berbeda dari ahapan-
tahapan sebelumnya dalam metode ilmiah. Pengumpulan data dilakukan di
lapangan. Scorang pencliti yang sedang menerapkan metode ilmiah perla
mengumpulkan data berdasarkan hipotesis yang telah dirumuskannya
Dengumpulan data memiliki peran penting dalam metode ilmiah scbab berkaitan
dengan pengujian hipotesis. Diterima atau ditolaknya sebuah hipotesis akan
bergantung pada data yang dikumpulkan.

4) Menguji hipotesis

Sudah discbutkan scbclumnya bahwa hipotesis adalah jawaban sementara
dari suatu permasalahan yang telah diajukan. Berpikir ilmiah pada hakikaenya
merupakan sebuah proses pengujian hipotesis, Dalam kegiatan atau langkah
menguji hipotesis, peneliti tidak membenarkan atau menyalahkan hipotesis,
tetapi menerima atau menolak hipotesis terscbut. Oleh karena iu, sebelum
pengujian hipotesis dilakukan, peneliti harus telebih dahulu menetapkan taraf

¡kansinya. Semakin tinggi tarıf signifikansi yang tetapkan maka akan
semakin tinggi pula derajar kepercayaan terhadap hasi suaru penelitian. Hal ini
-dimakdumi karena tara signifkanst berhubungan dengan ambang batas kesalahan
statu pengujian hipotesis tu sendiri

5) Merumuskan kesimpula

Langkah paling akhir dalam berpikir ilmiah pada sebuah metode ilmiah
adılah kegiatan perumusan kesimpulan. Rumusan simpulan harus sesuai dengan
maslah yang telah diajukan sebelumnya. Kesimpulan ara simpulan diculis dalam
bentuk kalimat deldararif secara singkat,terap jelas. Harus dihindarkan unuk
menulis data-data yang tidak relevan dengan masalah yang diajukan, walaupun
‚pcukuppeneing. Hal ni pelu ditekankan karena banyak penelitierkecoh
temuan yang dianggapnya penting, meski pada hakikatnya tidak relevan

den
dengan rumusan masalah yang diajukannya.

Kebenazan dan Sap Unis | 57

5.3. Berpikir Sistemik

1. Konsep berpikir sistemik

Untuk memahami apa iu berpikir sistem, kita haras tahu dul apa dfinisi

dai sistem.

Sistem, adalah:

“Suatu tatanan yang terdiriatas berbagai unsur, di mana antaraunsur
yang satu dan yang lainnya sangat erat kaitannya sehingga bilamana
‘alah satu unsur tersebut tidak berfungei maka tatanan tersebut akan
‘tidak berfungsi pula”.

Berikut ini diuraikan contoh-contoh sistem.

Salah satu contoh dar sistem adalah sebuah mesin mobil... kalau salah acu
sub sistemnya tidak berfungsi, misalnya sub sistem pengapian maka mesin
mobil tersebut tidak akan bisa hidup/berfungs pula.

b. Sistem peredaran darah manusia, Kalaw salah satu pembuluh darahnya
ada yang tersumbar, seluruh sistem perdaran darah termasuk jancung akan
tergangu pula

€. Sederhana ckosistem yang terdir atas berbagai clemen, seperti air, udara,
tumbuhan, dan hewan, semuanya merupakan satu-kesatuan. Mereka bekerja
sama untuk terus hidup atau sebaliknya,jika tidak mereka akan mati

d. Onderdil-onderdil sepeda: roda sepeda, sti sepeda, sadel sepeda, kerangka
sepeda tidak akan berari apa-apa jika hanya terpisah. Sementara apabila

membentuk satu-kesatuan,jadilah sepeda yang dapat bermanfrat.

+. Dalam organisai, sistem terdiriaas struktur, orang, dan proses yang bekerja

char atau sebaliknya tidak chat, bahkan

sama untuk membuat organis

emu pengetahuan modern telah mencapai kemajuannya dengan memecah-
mecah sistem menjadi bagian-bagian yang lebih kecil dan mempel
mendalam masing-masing bagian tu. Pendckatan in tidak berlaku untuk sistem.
Sebuah sistem adalah lebih daripada bila seluruh komponennya dijumlahkan
dan sistem akan bekerja bila seluruh komponennya terletak dan terhubung pada
rempatnya.

58] Pengancar isi Im

2. Berpikir sistemik (systemic thinking)

Berpikirsistemikadalah sebuah cara untuk memahami stem yang kompleks
dengan menganalisis bagian-bagian sistem tersebue uncuk mengctahui pola
hubungan yang terdapar di dalam sctap unsur atau clemen penyusun sistem,
Pada prinsipnya, berpkirsistemik mengombinasikan dua kemampuan berpiki,
aitu kemampuan berpiki analis dan berpikir sintesis.

Adabcberapa sila yang sting kia jumpai yang mem kemiripan dengan
berpikirsisemik (semi hinking) ya systematic inking (berpikt sistemas),
semi thinking berpikirsisemik), dan gotoms thinking (erpikir serbasistem)
Jika dikaÿ, semua sth itu berakar dari kata yang sama yat “sistem” dan
"berpikir”, trapi menunjukkan konorasi yang berbeda karena memiliki eujuan
yang berbeda pula.

Konsep sistem setdaknya menyanghuet pengertan adanya elemen ata unsur
yang membentuk kesauan, la ada aribut yang mengikat mereka, ya juan
bersama. Oleh karena itu, seap elemen berhubungan acu sama lain (ras)
berdasarkan suatuaturan main yang disepakati bersama. Kesatuan antar elemen
(sistem) itu memiliki aras (boundary) yang memisahkan dan membedakan dati
sistem lain di ckitarnya-

Berpiki sistematik (sktematie shinking) artinya memikirkan segala sesuatu
berdasarkan kerangka metode ertentu, ada urutan dan proses pengambilan
kepurusan. Di sini diperlukan ketaatan dan kedisiplinan terhadap proses dan
metodo yang hendak dipakai, Metode berpikir yang berbeda akan menghasilkan
Kesimpulan yang berbeda, terapi semuanya dapar dipertanggungjawabkan karena
sesuai dengan proses yang diakui luas. Berpikir sistemik (ystemic thinking)
maknanya mencari dan melihat segala sesuatu memiliki pola keteraturan dan
bekerjasebaga sebuah sistem, Misanya, bila kta melihae otak, akan erbayangkan
sistem saraf dalam tubuh manusia atau hewan. Bila kita melihat jantung, akan
terbayangkan sistem peredaran dar di seluruh rubuh. Sementara iu, berpikir
sistemik (gatemic thinking) adalah menyadari bahwa segalasesuatu berinteraksi
dengan perkara lain di sekelilingnya, meskipun secara formal-prosedural
mungkin tidak terkair Langsung arau secara spasial berada di luar lingkungan
tertents, Systemic thinking lb menckankan pada kesadaran bahwa egal seat
berhubungan dalam satu rangkaian sistem. Cara berpikir seperti bescberangan
dengan berpikir fitgmented-linear-cartesan,

Kebenaran dan Sap Unis | 59

Berpikir sistemik (gstemic thing) mengombinasikan amara:

a amahtical thinking (kemampuan mengurai clemen-clemen susto

masalah); dan

b. onthetical thinking (memadukan clemen-clemen tersebur menjadi

keestuan).

Sistems thinking sedikit berbeda systemic thinking. Berpikir sistemik ll
menckankan pada pencarian pola-hubungen (Pattern) maka berpikir serba-
sistem lebih menckankan pada pemahaman bagaimana (How) elemen-elemen itu
berhubungan. Dengan pemahaman How terschut maka kita dapat menemukan
elemen mana yang memiliki pengaruh vital dan solusi yang komprehensif
schingga tidak menimbulkan masalah bar.

Cara berpikir serba-sistem juga akan membencuk sikap yang sistemik dalam
merespons permasalahan (gstemic arttude), yaknisuatu pola perilaku yang tidak
menabrak aturan main (rue of game) yang sudah disepakat dalam sat sistem
tertentu, Schuah aturan yang ditetapkan dalam sistem memangbersifit membatasi
ruang gerak (elf constraining) cetapi pada saat yang sama memampukan (elf
‘enabling seviap elemen untuk bekerja sesuai Fungsinya dan berinteraksi dengan
elemen lan, Jika tak ada batasan fungs yang els, seiap elemen itu akan saling
bertabrakan dan malah berpotensí menghancurkan sistem secara kescluruhan,

Di sinilah pentingnya, berpikir dan bertindak serbasstem demi menjaga
kesinambungan sistem sendiri, Pengubahan aturan main dimungkinkan dan
lapas diperjuangkan melalui cara-cra legal-rasional schingga sistem ie tumbuh
semakin scha dan matang,

Mengapa perlu belajar berpikir system?

Peslu belajar dan menguasai ilmu berpikir sistem agar dapat menganalisis
setiap masalah dalam penugasan secara ilmiah, tepar guna, dan berhasil guna
(efeküf dan efsin). Dengan berpikir sistem, kita selalu mampu melihat setiap
‘masala secara seruktual, mampu melihat dan menemukan akar masalah secara
objektif dan akurat. Setip permasalahan harus kita uraikan dalam beberapa
¡gan yang disebut sub sistem, kemudian sub sistem kita uraikan

setenusnya sampaí kita temukan alar

masalahnya.

| Pemganar Fs im

Telah diuraikan scbelumnya bahwa berpikir sistemik dilakukan dengan
cara mengombinasikan amara analisis dan sintesis. Kita harus memahami
dan akhimya memadukan dua kemampuan dasar. Analisis adalah alar untuk:
memahami elemen-elemen sua permasalahan.

Misalnya: mengapa terjadi banjir dan longsor di suatu daerah?

Maka, kita perlu menel
saluran ai,
Kondisitanah,
aliran sungai,
kondisi gunung atau hutan di hulu, dan
urah hujan yang terjadi

Setelah iu, kita melakulcan sintesis, yakni proses untuk: memahami
bagaimanaclemen-clemen itu berfungsi secara bersama-sama. Disinikita dituntut
memahami elemen-elemen tersebut secara mendasar sebelum memadukannya.
Kia bisa melihar hubungan yang jelasantara curah hujan yang tinggi dan kondisi
hutan atau gunung yang gundul, lalı menyebabkan aliran sungai yang sangat
deras dan akhimya menyembur ke daerah tertentu, Kondisi semakin parah
apabila aluran air di duerah sangat buruk schingga tak bisa menampung aliran
air yang melimpah (banjit) dan kondisi tanah yang rawan hingga menyebabkan
longsor.

Dalam interaksi antar clemen tersebur, kita memahami bahvea segala hal
merupakan bagian dari suatu sistem, dengan kata lain scgala hal berinteraksi sata
sama lain, Tak ada suatu perkara di aras muka bumi ini yang berdiri sendiri
scbab semuanya sling terkait, Memahami prose inteaksi ini sult karenaselain
banyak ragamnya, juga cerkadang tidak tampak kasat mata dan sara sama lain
saling memengaruhi schingga ta jelas factor mana yang lebih dul muncul

Kita perlu pola dari interaksi antar clemen dalam suatu Sistem. Untuk:
‘memahami bekerjanya suatu sistem akan lebih mudah pada tingkat pols, bukan
pada detailnya, Jka kta ingin memahami hutan, kta pandang secarakeseluruhan,
bukan mengamati pohonnya sata per satu. Berpikär serba-sistem adalah cara agar
kita menemukan pola secarasadar dan proakti,

Kebenran dan Sap mia | 61

sistemik

4. Langkah penerapan berpiki

Dalam sata persoalan yang kompleks, kita memburuhkan cara berpikir
sistemik yang berbeda dengan cara konvensional. Ada dua langkah dalam
meneraplan berpikie sistemik ya

a. kita mendaftar dan menemukan elemen-clemen permasalahan yang ada,
dan
b. menemukan tema atau pola umumnya,

Hal ini berbeda jauh dengan mereka yang menerapkan berpikir non
sistemik sebab mereka mungkin menemukan dan mendaftar sejumlah clemen
permasalahan, tetapi kemudian memilih elemen tertentu untuk menjadi Fokus
perhacian. Dalam hal ita, mercka mengabaikan clemen lain yang dipandang
tak berpengaruh, padahal mungkin saja justru paling menentukan pola yang
berkembang di dalam sistem.

5. Contoh penyelesaian studi kasus menggunakan
pendekatan berpikir sistem
Contoh penggunaan berpiir sistem secara umum dalam penyeldikan dan
penyidikan stata kasa /perisiva penting,

‘Contoh: Cara Menganalisis Perstiwa tragedy Semanggi Mei 1998.
Pertama-tama harus dianalisis dulu dengan metode 5 W-H, yaltu
dikelompokkan dalam kelompol

a. siapa pelaku penembakan, sapa korbannya, sia saksinyas

b. apa alavsenjata yang,
massa apa pangkat mi

yunakan oleh perugas militer untuk menembak
2 apa nama kesatuan yang terlibat penembakan,
apa senjata yang dipakai massa melawan perugas keamanan;

© bilamana per rad iu ceja (har, angga, jam, menit dec:

de di mana okas kejadian (hot, sektor, jalan, bangunan, nomor rumah, dan
Iain);

© baguimana kronologis kejadian (mui berkumpulnya massa, peisiva
ppenembakan dan konsolidasinya) srta

E. mengapa sampairerjadi peristiwa tescbur (mengungkap laar belakang dan
motif dasa alasan terjadinya peristwa).

(62 | Penganar Fist im

Keenam perunjuk penting cersebut (Spa, Apa, Bilamana, Dimana,
Bagaimana, dan Mengapa) adalah unsur penting yang harus dikelompokkan,
kemudian diurai dan dianaliis lagi sampai habis lalu akan ketemu alar
masalahnya.

6. System thinker

‘Sjstems thinker melibat sebuah permasalahan setidaknya dalam tiga ingkatan:
kejadian (even), perilaku (gstem behavior), dan struktur (underlying soructur).
Semakin ke dalam, analisis semakin susah karena konsep yang digunakan semakin
abstrak. Namun biasanya, jika dilakukan dengan bak, solusi yang tersedia akan
lebih baik. Tingkatan ini dilustrasikan seperti diagram berbentuk "gunung es”
berikut

reactive

adaptive

generative

Gambar 1 Sytem thinker

1. Event-pendekatan reaktif (working hard/bekerja menggunakan
tenaga)

Tingkacan paling atas adalah jenjang kejadian atau ‘event. Jenjang inilah
anya bisa ditangkap oleh pancaindra

“Tanggal 30 Februari, seorang penumpang KRL jatuh dar atap KRL, seminggu
kemudian dua orang lgijacuh.

Pada gambar diagram gunung es, ‘kejadian’ terlerak di aras permukaan
laut schingga semua orang akan bisa melihamnya. Analis yang tidak ceratih,
babkan sebagian manajer cenderung akan bereaksi terhadap kejadian. Jai, kara

Kebenaran dan Sap Unis | 63

Kuncinya ada reaktif. Sorang analis dan manajr yang bekera pada level ini
akan berindak rk, seperti pemadam kebakaran. Jia ada kejatan kemudian
akan break. Kejadian demi kejadian akan erliha seperti kefadian acal tampa
seria ada kaitannya (emingb unrelated random even). Karena kejadian demi
Kjadian verlihat acak maka mercka akan sang sibuk 'memadamkan api yang
sedang teja” dari satu kebakaran ke kebakaran in.

Untuk kasus penumpang jatuh dari KRL, pendekatan reaktif misilnya
dengan memperketat keamanan: memasang kawat berduri di atap KRL. Dual
tiga hari setelah pemasingan mungkin ak ada lagi yang naik ke atap. Namun,
renta kita tahu, penumpang KRL lebih kreaif lag. Kawat berduri bisa dicabur
di hari keempat; petugas sibuk memasang lagi di hari ketujub dan seterusnya
karena pendekatan ini yang paling mudah, analisisnya pun paling kasat mata,
banyak sekali pengambil kebijakan (pemerintah, manajer) yang akhirnya terjebak
menggunakan pendekatan ini yang kadang berhasil, teapi seringnya tidak.

2. Perilaku sistem-pendekatan antisipatif (working smart/bekerja
menggunakan pikiran)

Tingkatan yang lebih mendalam yang bisa dilakukan adalah dengan
mengamat perilaku sistem, Sara Faktor penting yang harus diperharikan pada
level ini adalah waktu. Dengan kata lan, kita akan coba melihar dinamika sistem
dai satu waktu ke weak yg ain, Kumpulan kejadian-kejadian bisa diac dalam
venteran waktu schingga akan tedihat pola-pola rertentu. Pada level analisis ini,
Kcjadian tidak lagi lat secara individual scbagai fenomena random polal
kecenderungan akan verlihat.

Como

Untuk kasus KRL tad. Jika keberulan ada karyawan PERUMKA yang.
membuat catatan kejadian accident dan incident (near mis) dari waktu ke wakeu;
mungkin cren atau polanya akan kelihatan. Dari histoikal data yang ada,
kemudian mungkin bisa dilihat bahwa ternyata pola data jumlah kecelakzan
penumpang jatuh terkait dengan har gajtan. Pas hai gajian dan beberapa hari
berikutnya, cernyata jumlah Kecelakaan menurun. Pas tanggal tua, kecelakzan
naik signifikan. Dengan pendekatan kedua (melihar perilaku sistem), akhimya
PERUMKA bist melakukan perencanaan antsipaif untuk mast mendatang.
Misalnya, saa-saattanggal-tanggal cua keamanan ditingkatkan atau sraegi ain
yang Ibih kreatif dan dikaiekan dengan tanggal tua/muda. Sampai level ini Anda
sudah menggunakan pendekaran yang cukup baik (smart), teapi belum terlalu

(64 | Penganar Fae im

baik. Kejadian yang teriha berulang tidak akan bisa dihentikan/dicegah dengan
pendekatan antisipaié. Kejadian tetap akan berulang, tetapi Anda sudah lebih
siap: kapan harus mencurahkan sumber daya (sure) untuk working hard—
kapan anda bisa gunakan waktu untuk berpikie

3. Struktur sistem-pendekatan generatif
Pendekatan terakhir ini paling susah karena scorang analis dan pengambil

kebijakan haras memiliki kemampuan analiis abstrak dan harus memiliki vis.

Untuk bisa melakukan analiis tahap ini, scorang analis yang telaih sekalipun

biasan

kemudian menyelam ke pendekatan generar

‘untuk setiap kasus perku bantuan sebuah pendekatan ancsipatifsebelum

ada pendekatan gencratif in, analis perlu mencoba melihar keterkatan
antara satu faktor dan faktor lain, Tak ada faktor yang berdiri sendiri, Faktor-
Faktor yg saling mengai inilah yang nancinya memunculkan pola/kecenderungan
yg biasa ditangkap seorang analis. Systems shinber biasa bekerja pada level yang
memerlukan pendekatan genera.

Melihat struktur sebuah sistem tidaklah mudah. Kadang hubungan antar
Faktor terpisah oleh lokasi dan waktu.
jelas batasnya. Jika analis bisa menggunakan pendekatan generatf ini ini,
vapkan solusi akan bisa di-generate. Anda tidak lagi hanya reaktif ataupun
antisipatif karena Anda bisa men-genorate ide untuk mengubah sistem Anda
‘menjadi lebih baik

stem juga berubah seriap waktu, tidak

Untuk kasus KRL dengan bantuan pendekatan antsipatif, Anda melihat
adanya hubungan antara tanggal tua dan tingginya kecclakaan. Anda kemudian
mencoba mendalami dengan pendekaran generar melihar sruktur dai sister.
Termyata didapackan bahwa hubungan antara anggal tua dan kecelakaan adalah
hubungan tak langsung. Variabel yg menghubungkan keduanya adalah “wang
transpor yang terssa di kancong’

Gambar ruwetnya kira-kira sepert
seperti berikur ini, Pethatian: anal
sama bisa digunakan uncuk menganalisis kasus yang sebenarnya,

i bawah ini, Cara bacanya bisa dilibar
ini hanya ilisrai kif teapi metode yang,

Kebenaran dan Sap Unis | 65

at Ken y

Treg Fm) 57 Rap epg KRL
\ => mat 2. men

sia ll um ada it

— i daran aes ala

Gambar 2 Sistem pendekatan generatif
Dari contoh analisis erscbut, bisa kita har beberapa hal berikut.
a. Faktor-fiktor yang ada temyata siling terkait, pemecahan masılah di satu
tempar mungkin punya akibat negatf pada fakeor ain.
idereksi, sui dimodelkan,
© Dengan melihat sruktur sistem, kita bist men-genenate beberapa alternar
solusi, Misalaya:

1) meningkatkan kapasitas KRL sehingga kepadatan KRL bisa dicurunkan
schingga menurunkan minat penumpang untuk naik ke atap; dan

2) menyediakan model transportasi alternatif (misal: monorel) sehingga
penumpang bisa dipecah Ke berbagai jenis moda,

b. > Strulcursistem sifatnya sangat abstrak, sul

Intinya adalah dengan menyclami sistem sampai level struktumya, kita
bisa mendapatkan (men-genentte)ide-ide solusi yang sifatnya bisa mengubah
sistem dan tak mungkin terpikirkan jika kita menggunakan pendekatan reaktif
atau antsipaif, Di level ini, Anda bisa katakan bahwa Anda sudah bekerja
menggunakan pikiran (working smart).

66 Pemganar Fae im

Tugas Materi
Diskusikan studi kasus er bersama toman kelompok anda.

Studi Kasus

Kasus berikut ini adalah persoalan yang dihadıpi oleh para petani di
sebuah desa di Bogor. Penduduk des terscbur raa-rata memiliki lebih dari dua
anak meskipun banyak ibu mengaku mengikuti program KB, Schagian bear
penduduk desa terscbut buta huruf dan sedikie di antaranya pernah sckolah
meskipun tidak tamar sekolah dasar. Scbagian dari mereka tingkat keinginan
sckolahnya rendah, sedangkan sisanya yang berkeinginan kuat terbentur masalah
biaya. Mara pencaharian urama mereka adalah bertani. Selama dua puluh tahun
terakhir pola budi daya yang dominan berlangsung di desa tesebut adalah pola
revolusi hija, tampak dari cirinya yang intensif menggunakan pupuk
dan pestisida, Sat ini para petani mengeluh harga pupuk dan benih bertambah
tinggi sedangkan harga jual produk di tingkae petani sangat rendah, Ditambah
lagi dengan hama tanaman yang makin parah, kualitas benih yang tru
dan kualitas anah yang makin tidak subur.

Selain bertani, penduduk juga mencari penghasilan tambahan dí kora,
misalnya dengan menjadi buruh atau berjualan kecil-kecilan dalam ala yang
sangat kel, Manajemen keuangan mereka masih sangat lemah terbuikti dengan
bercampurnya ang untuk keburuhan usaha dengan uang untuk kebueuhan
schari-hari. Hal in juga disebabkan oleh modal dan penghasilan yang mereka
peroleh sangar kecil. Dalam sepuluh tahun terakhir tingkat kepemilikan tanah
para petani terus menurun sciring dengan rumbuhnya real-eare mewah di
sokitardesatersebut. Ditambah lagi desatersebut terlerak perbukitan yang sangat
cocok untuk membangun kuburan China. Sat ini rata-rata penduduk memiliki
kurang dari seperempat hektare. Para pemuda di desa tersebut sebagian besar
adalah penganggur yang menggantungkan hidupnya pada orang cua mereka atau
pada pekerjaan-pekerjaan sesat seperti menjadi tukang bangunan, kuli angkut,
pedagang dan buruh pabrik musiman. Sebagian lagi hidup dalam sulienya hidup
schagai preman dan tukang palak, menghabiskan waktu untuk minum dan judi.
Gadis-gadis desa itu tejcbak pada ritual hidup mulai dari anak-anak menjadi
kemudian menunggu sescorang untuk menikahinya. Sebagian dari mereka
terjcbak pada masalah kawin cera dalam usia muda, Suami mereka menikah
dengan orang hin, meninggalkannya bersama anak-anak mereka yang masih
keel

Kebenran dan Sap Inia | 67

Penduduk des tersebut menganut agama Islam yang saat dan sangat
tunduk kepada para Kia. Tiga kali seminggu ibu-ibu mengikui acara pengajian
di rumah-rumah anggota kelompok secara bergantian. Naik haji adalah suatu
prestisetersendiri dan dianggap lebih penting ketimbang pengeunaan uang untuk.
keperkuan lain. Syukuran adalah budaya yang dilakukan sctiap ada peringatan
harichari yang diangeap penting, misalnya perkawinan, kelahiran, sunatan, sera
berbagai peringatan hai raya agama, Pengeluaran untuk sosial penduduk desa ini
sering kali lebih besar daripada pengeluaran pribadi mereka.

Tugas Anda

Bagaimana Anda memandang masalah desa tersebut dengan pendekatan sistem?
Apa usulan Anda untuk penyelesaian masılah eersebut?

Bab 6
Sarana Ilmiah

6.1 Bahasa

Bahasa memegang peranan penting dan suatu hal yang lazim dalam
hidup dan kehidupan manusia. Kelzziman terscbur membuat manusia jarang
memerhacikan bahasa dan menganggapnya sebagai suatu hal yang bias, seperti
bernapas dan berjahn. Padahal bahasa mempunyai penganıh-pengaruh yang
luar bias dan termasuk yang membedakan manusia dengan yang lainnya. Hal

y senada dengan apa yang diutarakan oleh Ernest Casirer, sebagaimana yang
curp oleh Jujun bahwa keunikan manusia bukanlah trletak pada kemampuan
berpikimya, melainkan terltak pada kemampuannya berbahası. Oleh karena
itu, Ernest menyebur manusia sebagai Animal Symbolicum, yaica makhluk
yang mempergunakan simbol. Secara generik isilah ini mempunyai cakupan
ang lebih Juas dai istilah homo sapiens sebab dalam kegiatan beepikir manusia
mempergunakan simbol,

Bahasa sebagai sarana komunikasi antar manusia, tampa bahası cada
kkomunikasi, Tanpa komunikasi, apakah manusia dapat bersosialisasi dan apakah
manusa layak disebur dengan makhluk sosial? Sebagai sarana komunikasi maka
segala yang berkaitan dengan komunikasi tidak terlepas dari bahasa, seperti
berpikir sistematis dalam menggapaiilmu dan pengerahuan. Dengan kata lan,
tampa mempunyai kemampuan bahası, sescorang tidak dapar mehkukan kegiatan
berpikir secar sistemati dan teratur.

Dengan kemampuan kebahasıan akan terbentang luas cakrawala berpiki
sescorang dan cada batas dunia baginya. Hal ini sesuai dengan pernyataan
‘Wirgenstein yang menyatakan: “bacas bahasıku adalah bats duniaku”. Melalui
pemyataan ini orang-orang berpikir (homo sapiens) akan bertanya dalam diri apa
iu bahası? Apa füngsinya? Bagaimana peran bahası dalam berpikir ilmiah?

70) Penganar Fist im

Banyak ahli bahasa yang telah memberikan uralannya tentang pengertian
bahasa. Sudah barang tentu setiap ahli berbeda-heda cara menyampaikannya.
Bloch dan Trager mengatakan bahwa a language is a stem of arbitrary vocal
ymbals by means af which a social group cooperates (bahasa adalah suatu sistem
simbol-simbol bunyi yang arbitrer yang dipergunakan oleh suatu kelompok sosial
sebagai alas untuk berkomunikas).

Senada dengan definisi tescbur, Joseph Brom mengatakan bahwa a
language is a structured stem of arbitrary vocal symbol by means of wich members
‘of seal grup interact (Bahasa adalah suatu sistem yang berstruktur dari simbol-
simbol bunyi arbitrer yang dipergunakan olch para anggota sesuatu kclompok
sosil sebagai ala bergaul satu sama lan)

1. Fungsi bahasa

Alcan flsfıt Bahasa dan psikolin at fangs bahasa sebagai
sarana untuk menyampañlan pikirn, perasan, dan emos, sedangkan alan
‘esiolinguistik berpendapat bar fungs bahasaadalah sarana untuk perubahan
masyarakat

Walaupun tampak perbedsan, pendapat ini saling melengkapi. Secara um

‘dapat dinyatakan bahwa fungsi bahasa adala

Koordinacor kegiatan-kegiatan masyarakat
an dan pengungkapan,

b. penerapan pemil

©. penyampaian pikiran dan perasan,
de penyenangan jiwa, sera
e pengurangan kegoncangan ja.

Menurut Halliday, scbagaimana yang dikutip oleh Thaimah bahwa fungsi
Bahasa adalah:
a. angst instrumental: penggunaan bahası untuk mencapai suatu hal yang
bersfat materi sepert makan, minum, dan sebaguinya;
fangsi regulatoris: penggunaan bahasa untuk memerintah dan perbaikan
tingkah lakus
© füngstinteraksionalt penggunaan bahasa untuk sling mencurahkan perasıan
pemikiran antara sescorang dan orang lain;

de fangsi personal: sescorang menggunakan bahası untuk mencurahkan
perasaan dan pikiran;

Surana lah |71

© Fungsi heurisk: penggunaan bahasa uncuk mencapai pengungkapan tabir
fenomena dan keinginan uncuk mempeljarinyas

E Fungsi imajinaif: penggunsan bahasa untuk mengungkapkan imajinasi
sescorang atau gambaran-gambaran tentang dicoverysesorang dan tidak
sesua dengan ral (dunia nyaaı sera

& ang representasonal: penggunaan bahasa untuk menggambarkan
pemikiran dan wawasan sera menyampaikannya pad orang hi.
Desmond Morris mngemukakan 4 fangs bahas, yt (1) formas aking

pertkaran keterangan dan informa (2) mod alin, hal ini sama dengan fangs

Bahasa ckspresif yang dikemukakan oleh Buhler (3) exploratory talking, sebagai

ujran untuk kepentingan ujaran, scbagaimana fungs ese; sea (4) grooming

talking, tucan yang sopan yang maksudaya kerukunan melalui percakapan,

yakmi menggunakan bahasa untuk memperlancar proses sosial dan menghindari

pertentangan

2. Bahasa sebagai sarana berpikir ilmiah

Uneuk dapat berpikir ish, sesorang sebyakaya: menguaıi kireia
amp lalala dalam kgr nia. Dengan venga hal rebut
tujuan yangalaa digpai lan terwajod. Dieampingmenguasi angkah-angkah,
tentunya kegitan in diana oleh sana berupabahas, Toga matemarka, dan
sisi

Berbicara masilah sarana ilmiah, ada dua hal yang harus diperhatikan
yu pertama, sarana ilmiah iru merupakan ilmu dalam pengertian bahwa
merupakan kumpulan pengetahuan yang didapat berdasarkan metode ilmiah,
seperti menggunakan pola berpikir indukeif dan deduktif dalam mendaparkan
pengerahuan. Kedua, wujuan memplajari sarana ilmiah adalah agar dapat
melakukan penehahan ilmiah secara ba

Ketika bahasa disifickan dengan ilmiah, fimgsinya untuk komunikasi
disifakan dengan ilmiah juga, yakni komunikasi iimiah. Komunikasi ilmiah ini
merupakan prosespenyampalan informasi berupa pengetahuan. Untuk mencapai
komunikas ilmiah maka bahasa digunakan harus terbebas dari unsur emotif.

72| Penganear isi Im

6.2 Matematika

Semua ilmu pengetahuan sudah mempergunakan matematika, baik
‘matematika sebagai pengembangan aljabar maupun statistik. Philosophy modern
juga tidak akan tepac bila pengerahuan tentang matematika tidak mencukupi
Banyak sekali ilmucilmu sosial yang mempergunakan matematika sebagai
sosiomeri, pychometri, ckonometti, dan seterusnya. Hampir bisa dikatakan
bahwa fungsi marematika sama luasnya dengan fungsi bahasa yang berhubungan
dengan pengetahuan dan ilmu pengerahuan. Matematika mempunyai peranan
ing dalam berpikir deduktif, sedangkan statistika mempunyai peranan
penting dalam berpikir indukti.

1, Matematika sebagai bahasa

Moseratita adalah bah yang mehmbanglan serangkain mala
dar serngialen pemyaran yang ingin kin empatan. Lembang lanbang
tmatematika bes “arial” yang bara mempunya ar cel sbuah maka
¿iberia kepadanya. Tanpa ict maka matematika hanya merupakan kumpulan
ramus yang mai

Bahasa verba mempunyai beberapa kekurangan. Untuk mengurangi
kekurangan yang terdapat dalam bahası verbal maka kita berpaling ke
matematika. Dalam hal ini kta katakan bahwa matematika adalah bahasa yang
berusaha uncuk menghilangkan sif£at majemuk dan emosional dar bahasa verbal
Lambang-lambang dari matematika yang dibuat sera arifiial dan individual
yang merupakan perjanjian berlaku khusus untuk masalah yang sedang kita
kajı. Sebuah objek yang kita telah dapat kita lambangkan dengan apa saja
scsuai dengan perjanjian, Matematika mempunyai kelcbihan lain dibandingkan
dengan bahasa verbal. Matematika mengembangkan bahasa numerik yang
memungkinkan kita untuk melakukan pengukuran secara kuancitació: Dalam
Bahasa verbal, bila kta membandingkan dus objek yang berlainan, umpam
gajah dan sem maka kita hanya bist mengatakan gajah le

semu, Namun, ja ingin diketahui berapa besar gajah diba
kita akan mengalami kesukaran dalam menghubungkannya dengan bahasa
verbal. Oleh karena itu, diperlukan bahasa matematika untuk menggambarkan
Ikcadaan yang sebenarnya. Bahasa verbal hanya mampu mengatakan pernyataan
yang bersfa kualicaif dan matematika mampu menjehskan pernyatıan dalam
bentuk kuanteatif

Sifarkuantitaif dar marematika ini meningkatkan daya prediksi dan kontrol
fa eksakdanmemungkinkan
igkinkan mu,

«ario. Imai memberikan jawaban yang lebih be

pemecahan masalah secara tpar sera cermat, Matematika me

Surana Inia |73

mengalami perkembangan dari tahap kualitaifke kuancieaif, Perkembangan ini
‘merupakan suatu hal yang induksi-deduksiimperatif bila kita menghendaki day
prediksi dan kontrol yang lebih tepa dan cermat dar ilmu.

2. Matematika sebagai sarana berpikir deduktif
Matematika sebagai ilmu dedulkif. Nama ilmu deduktif diperolch Karena
penyelesaian masalah-masalah yang dihadapi tidak didasari pada pengalaman
seperti halnya yang terdapae di dalam ilmu-ilmu empirik, melainkan didasarkan
tas (penjabaran-penjabaran). Bagaimana orang dapat mengetahui ciri-cri
deduksi merupakan satu masılah pokok yang dihadapi oleh fila mu, Dewasa
, pendirian yang paling banyak dianut orang bahwa deduksiialah penalaran
yang sesuai dengan hukum-hukum serta aturan-aturan logika formal. Dalam
hal ini orang menganggap tidak mungkin ttik tolak yang benar menghasilkan
Kesimpulan-kesimpulan yang tidak benar.

3. Matematika untuk ilmu alam dan ilmu sosial

Matematika merupakan salah satu puncak Kegemilangan intelektual. Di
sumping pengetahuan mengenai matematika itu sendiri, matematika juga
memberikan bahasa, proses, dan tcori yang memberikan ilmu suatu bentuk dan
kekuasaan. Fungsi matematika menjadi sangat penting dalam berbagai ilma
pengetahuan. Perhitungan matematis misalnya menjadi desain imu teknik,
metode manusia memberikan inspirasi pada pemikiran di bidang sosial dan
ekonomi bahkan pemikiran matematis dapat memberikan warna pada kegiatan
arsitekeur dan seni I

Dalam ilmu sosial, matematika biasa digunakan untuk menggambarkan
kondisi politik dalam sebuah suasana politik, mislnya pada sat pemilu. Kita
dapat mengambarkan kondis suasana poliik dalam peta

6.3 Statistik
1. Pengertian statistik

‘Secaraetimologi, kata “statistik” berasal dari kata satus (bahasa Latin) yang
mempunyai persamaan art dengan kata state (bahasa Inggris) yang dalam bahasa
icerjemabkan dengan negara. Pada mulanya, kata “saistik” diarikan sebagai
cumpulan bahan keterangan (data), baik yang benvujud.

74 | Penganar Fist im

maupun yang tidak berwujud angka (data kuantitatif) yang mempunyai ar
penting dan kegunaan yang besar bagi suatu negara”. Namun pada perkembangan
sclanjutnya, ari statistik hanya dibatasi pada kumpulan bahan keterangan yang
benvajud angka (kuantitai) saa

Ditinjau dart segi terminologi, dewasa ini isilah starstik terkandung,
berbagai macam pengertan. Pertama, isilah statistik kadang diberi pengertian
sebagai data staistik, yaltı kumpulan bahan keterangan berupa angka atau
ilangan. Kedua, sebagai kegiatanstatistikatau kegiatan perstatstikanataukegiatan
penstaistikan, Kerige, kadang juga dimaksudkan sebagai metode statistik, yaita
‘cara-caratertentu yang perlu ditempuh dalam rangka mengumpulkan, menyusun
atau mengatur, menyajikan, menganalisis, dan memberikan interpreta terhadap
sckumpulan bahan keterangan yang berupa angka iu dapat berbicara atau dapat
memberikan pengertian makna tetencu. Keempar, sab statistik dewasa ini juga
diberi pengertian sebagai “ilmu statistik”, Ilmu statistik tidak lain adalah iw
pengetahuan yang mempelajari dan mengembangkan ilmu secar mia eahapan-
tahapan yangaada dalam kegiatan statistik. Dengan kata hin, mu satistik:adaalah
ilmu pengetahuan yang membahas (mempelajari) dan mengembangkan prinsip-
prinsip, metode, dan prosedur yang perla ditempuh atau dipergunakan dalam
rangka: (1) pengumpulan daca angka, (2) penyusunan atau pengatura data angka,
(6) penyajian atau penggambaran atau pelukisan data angka, (4) penganalisisan
terhadap data angka, (5) penarikan kesimpulan (conclusion), (6) pembuatan
perkiman (estimation), sera (7) penyusunan ramalan (prediction) secara ilmiah
(dalam hal ini secara matematik) aras dasar pengumpulan data angka tersebut.
Dalam kamus ilmiah populer, kata statistik berarti abel, grafik, dafiar
informasi, angka-angka, dan informasi. Sementara kata statistika berar imu
pengumpulan, analisis, dan Klasfikasi data, angka schagai dasar untuk induksi
Jadi, statistika merupakan sekumpulan metode untuk membuat kepurusan yang,
jaksana dalam keadaan yang tidak menencu.

2. Statistika dan cara berpikir induktif

mu secara sedethana dapat didefiniikan sebagai pengerahuan yang
telah diuji kebenarannya, Semua pemyataan ilmiah merupakan fakta, di mana
konsekuensinya dapat diji, baik dengan jalan mempergunakan pancaindra
maupun dengan alaralat yang membantu pancaindra tersebur, Pengujian
secara empiris merupakan salah saru mata rantai dalam metode ilmiah yang
membedakan ilmu dari pengetahuan-pengetahuan lainnya. Kalau kita telaah

Surana lah |75

lebih dalam, pengujian merupakan proses pengumpulan data yang relevan
dengan hipotesis yang dijukan. Skiranya hipotesis didukung oleh fakea-akea
<mpiris maka pemyataan hipotesis terse diterima ata dishkan keben
Schalkaya,jkahipotesis trscur bertentangan dengan kenyataan, hipotesis ita
iolak. Pengujian mengharuskan kita untuk menaik kesimpulan yang ber
vmum dar asus-kass yang berfa individu. Logika dedukufberpaling kepada
matematika sebagai srana penalaran penarilan kesimpulan, sedangkan logika
indukaif berpaling kepada statisika. Sica merupakan pengetahuan untuk
melakukan penarikan kesimpulan induktifsecara lebih saksama,

Kesimpulan yang ditaik dalam penalaran deduktif adalah benar jka
premis-premis yang dipergunakannya adalah benar dan prosedur penarikan
kesimpulannya adalah sah. Sementara dalam penalaran indukeif, meskipun
premis-premisnya adalah benar dan proscdur penarikan kesimpulannya adalah
ah maka kesimpulan cu belum centu benar. Namun, kesimpulan itu mempanyaí
peluang uncuk benar. Pengambilan kesimpulan secara induktif menghadapkan
kita kepada sebuah permasalahan mengenai banyaknya kasus yang dihadapi
‘Dalam hal inistaisika memberikan alan keluar uncuk dapat menarik kesimpulan
yang bersifar umum dengan jalan mengamati hanya scbagian dari populasi yang.
bersangkutan. Statistika mampu memberikan secara kuantiatfringkat ketlitian
dari kesimpulan yang diarik tersebut, yakni makin besar contoh yang diambil
‘maka makin inggi pula tingkar ketliian kesimpulan tersebut, Sebaliknya, makin
sedikic contoh yang diambil maka makin rendah pula tingkat keceliciannya.

Statistika sebagai sarana berpikir yang diperlukan untuk memproses
pengetahuan secarailmiah. Sebagai bagian dari perangkae metode ilmih, statis
membaneu kita uncuk melakukan generalisasi dan menyimpulkan karakt
satu kejadian secar lebih past dan bukan tera

secara keberulan.

Peranan statistika dalam tahap-tahap metode keilmuwan

Statistika bukan merupakan sckumpulan pengerahuan mengenai objek
tertenta melainkan merupakan sckumpuan metode dalam memperoleh
pengetahuan. Metode keilmuwan, sejauh apa yang menyangkut metode,
sebenarnya tak lebih dari apa yang dilakukan sescorang dalam mempergunakan
pikirannya, ranpa ada sesuatu pun yang membatasinya. Walaupun begitu, sangar
menolong uncuk mengenal langkah-langkah yang lzim dipergunakan dalam
kegiatan keilmuwan yang dapar dirinc sebagai berikut.

76] Penganear isi na

a. Observasi, Hmuwan melakukan observasi mengenai apa yang terjadi
mengumpulkan, dan mempeljar fikta yang berhubungan dengan masalah
yang sedang diselidikinya. Peranan statistika dalam hal ni, mengemukakan
{eam weperine tenang, als yang digunakan dam observas dan

n yang akan dihasilkan dari observas terscbut. Tafiran ini akan
ikberatkan pada tingkar kepercayaan kesimpulan yang ditarik dari
berbagai kemungkinan dalam membuar kesalahan,

b. Hiporesis. Untuk menerangkan fakta yang diobservas, dugaan yang sudah
ada dirumuskan dalam sebuah hipotesis atau teori yang menggambarkan
sebuah pola dan menurur anggapan diemukan dalam data cerscbur. Dalam
tahap kedua ini, statistika membantu kita dalam mengklasiikasikan,
mengikhrisarkan, dan menyajikan hasil observas dalam bentuk yang dapat
dipahami dan memudahkan kita dalam mengemangkan hipotesis, Cabang,
statistika yang berhubungan dalam hal ini dinamakan statistika deskripeit
(yang berlainan dengan statistika analisi), yakni cabang statistika yang
mencakup berbagai metode dalam merencanakan observas, analisis, dan
penarikan kesimpulan berdasarkan data yang telah diolah.

© Ramalan. Hipotesis dan tcori yang ditemukan akan dikembangkan dalam
dedulei. Jka tori yang dikemukakan iru memenuhi syarat deduksi akan
merupakan sesuaru pengerahuan baru yang belum diketahui sebelumnya,
secara empiri, terapi dideduksikan dari ceori. Nilai dari suatu teori
bergantung dari kemampuan ilmuwan untuk menghasilkan pengerahuan
baru terscbur. Fakta baru tersebur discbur ramalan, bukan dalam pengertian
menuju hari depan, tetapi menduga apa yang akan terjadi berdasarkan
syara-syarat vertent,

de Pengujtan kebenaran. Ilmuwan lala mengumpulkan fakta untuk menguji
kebenaran ramalan yang dikembangkan dari teori. Mulai dari tahap ini,
Lescluruhan tahap-tahap scbelumnya berulang seperti scbuak sks. Jka
teorinya didukung sebuah data, teori tesebur mengalami pengujian lebih
berat, dengan jalan membuat ramalan yang lebih spesiik daan mempunyai
jangkauan lebih jauh, di mana ramaian ini kebenaramya diuji kembali
sampai akhirnya ilmuwan tersebut menemukan beberapa penyimpangan
dalam memerlakan beberapa perubahan dalam teorinya. Schal
dikemukakan bertentanga dengan fakta, ilmuwan tersebut menyusun
hiporesis baru yang sesuai dengan fakta-fakta yang telah dia kumpulkan.
Kemudian hipotesis baru tersebut kembali diuji kebenarannya levar
“langkah perjanjian” seterusnya. Tidak ada kebenaran yang bersifat akhir
dalam ilmu. Kegigalan dalam menolak hipotesis akan mempercebal

Surana Inia 177

-keyakinan kta pada hipotesis tersebutsebab tak ada dengan proses pengujian
berapapun jumlahnya justru membuktikan bahwwa hipotesis iu akan slalu
Denar.

4. Penerapan statistika

Metode statistika secara meningkar makin sering dipergunakan kegiatan
haga, Salah satu unsur yang umumnya dihadapi olch para manajer adalah
kecharusan untuk mengambil keputusan dalam keadaan yan

Statistika diterapkan secara luas dalam hampir semua pengambilan kepucusan
dalam bidang manajemen. Seatistika diterapkan oleh peneliian pasar, penelitian
produlsi, seleksi pegawai, kerangka percobaan industri, ramalan ekonomi,
auditing, pemilihan risiko dalam pemberian kredit, dan masih banyak lagi

tidak tents,

Pemerintah telah lama mengumpulkan dan menafirkan data yang.
berhubungan dengan kepentingan bernegara, umpamanya data mengenai
penduduk, pajak, kekayaan, dan perdagangan luar negeri. Pencltian di bidang
ilmu-ilmu sosial makin lama makin mendasarkan diri kepada statistika
Survei yang berdasarkan pengambilan contoh (sampel) mampu memberikan
informasi centang berbagai hal dengan ongkos yang cukup murah, seperti
besarnya penghasilan dar tabungan, sikap masyarakat terhadap nukli, pengaru
televisiterhadap kehidupan keluarga, dan masih banyak lag. Pengertian tentang
kepribadian manusia diperolch dari analisis statistik tes psikologis, data berbagai
percobaan. Ahli purbakala telah menggunakan scatsik dalam menggabungkan
‘gambar dari pecahan periuk yang digali dari dalam tanah. Pemakaian model
matematis yang kian meningkat (yakni tori yang diformulasikan dalam
matematika) dalam menerangkan perilaku sosial menimbulkan minar yang
Khusus terhadap teknik-teknik statistika yang dapat menguji sah ara tidaknya
model-model terscbut.

6.4 Logika

Logika adalah sarana uncuk berpikir sistemas, valid, dan dapat
dipertanggungjawabkan, Oleh karena itu, berpikir logis adalah berpikir sesuai
dengan aturan-aturan berpikir, seperti setengah tidak boleh lebih besar daripada

‘Tidak hanya de facto, menurut kenyatsan kita seing berpi
jure, Berpikir tidak dapat dialankan semaunya, Realias begitu
“dean jenisnya maka berpikir memburuhkan jenis-jenis pemikiran yang sui.

78 | Penganar Fs im

Pikiran dikar oleh hakikat dan strukeur tertentu, kendati hingga kini belum
schuruhnya terungkap. Pemikiran kita cunduk pada hukum-hukum tertentu.
Memang sebagai perlengkapan ontologisme, pikiran kita dapat bekerja secara
spontan, alami, dan dapat menyclesikan fungsinya dengan baik, lebih-lbih
dalam hal yang biass, sederhana, dan jelas. Namun tidak demikian pada saat
menemui Kondisi yang suit, pada kondis ini pencapaian kesimpulan sangatlah
sulit. Dalam kondisi ini diperlukan susatu yang formal, pengertian yang sadar
akan hukum-hukum pikiran beserta mekanismenya secara eksplist. Maksudnya,
hukum-hukum pikiran beserta mekanisme dapar digunakan secaa sadar dalam
mengontrol perjalanan pikiran yang sulit dan panjang tescbut.

1. Aturan berpikir yang benar

‘Untuk berpikir baik, yakni berpikir benar, logi-dialekis, juga diburuhkan
kondisi-kondisi terentu, sebagai berikut.

Mencintai kebenaran.

b. Mengerahui dengan sadar apa yang sedang dikerjakan.
€. Mengerahui dengan sadar apa yang sedang dikatakan.
de Membuat dist

(pembedaan) dan pembagian (klasifikas) yang

€. Mencintai definisi yang repo

E. Menghindari segala kesalahan-kesalahan dengan segala usaha dan tenaga
serta sanggup mengenal jenis, macam, dan mama kesalahan, demikian juga.
mengenali sebab-sebab kesalahan pemikiran (penalaran)

2. Klasifikasi

Sebuah konsep Klasfikasi, seperti “panas” atau "dingin” hanyalah
menempatkan objek certentu dalam sebuah Kelas. Suatu konsep perbaandingan,
seperti “lebih panas” atau “lebih dingin”, mengemukakan hubungan mengenai
objek terscbut dalam norma yang mencakup pengertian Icbih atau kurang
dibandingkan dengan objek hin.

Surana Una [79

6.5 Hubungan antara sarana ilmiah bahasa, logika,
matematika, dan statistika

bagaimana telah dibahas sebelumnya, agar dapat melakukan kegiatan
berpikir ilmiah yang baik diperlukan sarana yang berupa bahasa, logika,
‘matematika, dan statistik, Bahasa merupakan alt komunikasi verbal yang dipakai
dalam seluruh prosesberpikirilmiah, di mana bahasa merupakan ala berpikirdan
alar komunikasi untuk menyampaikan jalan pikiran tersebur kepada orang lain.
Ditijau dari pola berpikienya maka ilmu merupakan gabungan antara berpikir
deduktif dan berpikie indukif. Uneuk iv, penalaran ilmiah menyandarkan diri
kepada proses logika deduktif dan logika induktif. Matematika mempunyai
peranan yang penting dalam berpikir deduktif,sedangkan statistika mempunyai
peranan penting dalam berpikir induktif. Jadi, keempar sarana ilmiah ini saling
berhubungan erat satu sama hin.

Bab 7
Kajian Bidang-bidang Filsafat

7.1 Ontologi

1. Pengertian ontologi

Onologi memiliki pengertian yang berbedacbeda, definisi ontologi
berdasarkan bahasa berasal dari bahası Yunani, aitu On (Ontos) merupakan ada
dan legos merupakan ilmu schingga ontologi merupakan ilmu yang mengenai
yang ada. Ontologi menurut isilah merupakan ilmu yang membahas hakikat
yang ada, yang merupakan ultimate realy, baik berbentuk jasmani/konkret
maupun rohani abstrak (Bakhtiar 2004). Ontologi dalam definisi Aristoteles
merupakan pembahasan mengenai hal ada sebagai hal ada (hal ada sebagai
demikian) mengalami perubahan yang dalam, sehubungan dengan objeknya
(Gie 1997).

Ontologi dalam pandangan The Liang Gie merupakan bagian dar sat
daar yang mengungkapkan makna dari schuah csisens yang pembahasannya
melipui persoalan-persoalan (Gie 1997):

a Apakah artinya ada, hal ada?
b, Apakah golongan-golongan dari hal ada?
© Apakah sf dasar kenyataan dan hal ada?
4. Apakah caraccara yang berbeda dalam mana entilas dati kategori-kategori

logis yang berlainan (misalnya objek-objek isis, pengertian universal,
abstraksi, dan bilangan) dapac dikatakan ada?

Ontologi menurut Suriasumantri (1990) membahas mengenai apa yang
ingin kita ketahui, seberapa jauh kita ingin tahu, atau dengan kata lan suas
pengkajian mengenai tcori tentang “ada”. Telaah ontologis akan menjawab
pertanyaan-pertanyaan:

82 Pemganas Fist im

a. Apakah objek ilmu yang akan ditelaah?
bic tersebut?
© Bagaimana hubungan antara objek dan daya tangkap manusia (seperti
berpikir, merasa, dan mengindra) yang dapat menghasilkan pengetahuan?
Ontologi dalam Ensiklopedia Britannica yang diangkat dari konsepsi
Arisoreles merupakan teori atau studi tentang wujud, misalnya karakceristik
asar dari seluruh realtas. Pembahasan tentang ontologi schagi dasır Imu
berusaha untuk menjawab “apa” yang menurut Aristoteles merupakan The
First Philosophy dan merupakan ilmu mengenai esensi benda (Romdon 1996).
‘Ontologi memiliki arti sama dengan metafisika yang merupakan studi flosofi
uuncuk menentukan sifac nyara yang as (real nature) dari suacu benda uncuk
menentalcan ar, struktur, dan prinsip benda terscbut (flosof ini didefinisikan
‘oleh Aristoteles abad ke-4 SM) (Ensiklopedia Bratannica dalam Wikipedia).

bb. Bagaimana wujud yang hakiki dar

Ontologi dalam fisafar ilmu merupal
if dasa ilmu yang mem

studi atau pengkajlan mengenai
arti sruktur, dan prinsip álmu. Ontologi flsafar
sebagai cabang fisafar adalah ilmu apa, dari jenis dan struktur dari objek,
propert, peristiwa, proses, srta hubungan dalam seiap bidang realtas. Ontologi
scting digunakan olch para filsuf schagai sinonim dar istlah yang digunakan
‘oleh Aristorles uncuk merujuk pada apa yang Aristoteles sendiri scbur “filsaar
pertama”. Kadang-kadang 'ontologi” digunakan dalam arti yang lebih luas
untuk merujuk pada studi tentang apa yang mungkin ada; mecafsika kemudian
digunakan untuk peneliian dari berbagai alternatf yang mungkin ontologi
sebenamya seat dari realitas (Ingarden 1964). Istilah“ontologi”(atau ontologia)
diciptakan pada tahun 1613 secara mandiri oleh dua filsuf, Rudolf Gockel
(Goclenius) di Philosophicumnya Lexicon dan Jacob Lorhard (Lorhardas) di
Theatrumnyaphilosophicum, Kejadian pertama dalam bahasaInggrissebagaimana
dicatat oleh OED muncul diKamus Bailey dari ahun 1721 yang mendehnisikan
‘onrologi sebagai penjelasan di dalam Abstrak (Smith 2003).

Ontologi bercujuan memberikan Klasfkasi yang definiif dan lengkap
dari enttas di semua bidang, Klasifcai harus definitif, dalam arti bahwa hal
itu dapar berfungsi sebagai jawaban atas pertanyaan seperti apa Kelas enticas
yang diperlukan untuk penjelasan lengkap dan penjelasan dari semua kejadian-
kejadian di alam semesta? Apa kelas enteas yang diperlukan uncuk mem
penjelasan mengenai apa yang membuat benar semua kebenaran? Hi
‘menjadi lengkap, dalam arti bahwa semua jenis entitas harus dimasuldan ke
dalam Klasifikai, termasuk juga jenis hubungan dengan entias yang difkae
bersama untuk membentuk keutuhan yang lebih besa.

Kan Bian: bidang Fai 83

2. Aspek ontologi

Objek ela onolog adalah da. Studi tentang yang ada pada daran stud
fifa pada umumnya diakukan oleh filafa metal. Isla onologi banyak
digunakan kk kita membahas yang ada dalam kontcs ff mu. Ontologi
membabas tentang yang ada, yang tidak ela och sau perwujudan tertent
‘Ontologi membahas ventang yang ada dan universal, menampilkan pemikiran
semesta universal, Ontologi berupaya mencar In yang termuat dalam sciap
kenyataan atau dalam rumusan Lorens Bagus; menjelaskan yang ada, melipui
sera alitas dalam sema bentuknya,

Objek formal ontolog adalah hakka shuruh reales. Bagh pendekatan
Kuna, saltas campi dalam kuandtas ara jumlah, ea akan menjadi
Kuali, real akan tampil menjadalrancalican mateilisme,idelisme,
natural, atau Aylomorphisme,

Aspek ontologi dai mu pengetahuan tertencu hendaknya diuraikan secara
mexodis (mengunakan cara ilmiah); sisemats (sling berkaitan saru sama lain
secara ceratur dalam suatu keselurusan);koheren (unsur-unsurnyaharusbertautan
tidak boleh mengandung uraian yang bertentangan); asional (harus berdasarkan
pada kaidah berikir yang benar/logis); komprehensif (melihar objek yang tidak
hanya dari sat sisi atau sudut pandang, teapi juga secara multidimensional atau
secara keschuruhan/holisik); radikal (diuraikan sampai akar persoalannya atau
Ssensinya); universal (muatan kebenarannya sampai tingkat umum yang berlaku
di mana sj)

3. Fungsi dan manfaat ontologi

Fungsi dan manfaat dalam mempehjari ontologi, yaitu berfüngsi sebagai
veflcksi ii aras objek atau bidang garapan, konsep-konsep, asumsi-asumsi, dan
postulat-postulat ilmu. Di antara asumsi dasar keilmuan antara lin pertama,
dunia int ada, dan kita dapac mengerahui bahwa dunia ini benar ada. Kedua,

jiolch manusiadengan pancaindra. Ketiga, fenomena
yang terdapat di dunia ini berhubungan sacu dengan yang lainnya secara kausal
(Ansari 1987: 80 dalam buku Ihsan 2010).

Ontologi menjadi penting karena pertama, kesalahan suatu asumsi akan
melahirkan tcori, metodologi keilmuan yang salah pula, Scbagai contoh, ilmu
ckonomi dikembangkan aras dasar postular bahwa “manusia adalah serigala bagi
manusialinnya” dan asumsi bahwa hakikat manusia adalah “homo ebonomikus,

4 Pemganas Fs im

makblus yang serakah (Sastra ratedja 1988 dalam buku Ihsan 2010). Oleh
karena ita, asumo ini akan memengaruhi teori dan metode yang didasarkan atas
keserakahan manusiatersebut. Kedus, ontologi membanta ilmu untuk menyusun
suatu pandangan dunia yang integral, komprehensif, dan koheren. Imu dengan
«ii khasnya mengkaji hal-hal yang khusus uncuk dikaji secara tuntas yang pada
akhienya diharapkan dapat memperoleh gambaran tentang objek. Namun, pada
kenyataannya kadang hasil temuan ilmiah berhenti pada simpulan-simpulan
yang parsal dan erpisah-pisah.

4. Metode ontologi

Bendasarkan kama flosf, merde omolog ini salu digunakan di
dalam adequaists sebagai mode fsb scara umum. Meode in termasik
pengembangan tr nung lingkup yang lebih has ara sempir dan pengujan
fea penyempurnaan dar turco tner dengan merlami merode fait
tethadap has imu pengetahuan, Metode in igunakan oleh Aristotle sedi

Abad kedua puluhontologists telah tersedia untuk pengujian akhir
pengembangan tcori ruang lingkup. Ontologists saat ini memiliki pilihan
kerangka formal (yang berasal dari aljabar, kategoriteori, mereologi, ropologi)
dalam bentuk teori yang dapat dirumuskan. Melalui kerangka formal cersebut,
memungkinkan abli af uncuk mengekspresikan prinsip intuitif dan defini
dengan jelas dan eli ilalui penerapan metode ilmu semantik formal,
‘mereka dapat memungkinkan juga untuk pengujian tcori untuk konsistensi dan
kelengkapan,

Pandangan-pandangan pokok di dalam pemahaman sebagai beriku.

a. Monoisme

Paham ini merupakan paham yang menganggap bahwa hakikar yang asl
dar selaruh kenyaian itu hanyalb sara sj, ak mungkin a. Harusah aa
Inllannya sje schagsi saber yang al bik yang al berope ei maupun
berupa rohan, Tidak mungkin ada hakikac masingmasing bebas dan berdir
send. Hansa salah saunya merupakan sumber yang pokok dan dominan
menensukan peikembungan yang, hinoya. lish monsisme olch “Thomas
Davidson dcr dengan Block Univer, Paham ni Kemudian trbag ke dalam
‘dua aliran (Edwards 1972).

Kan Bian: bidang Fai | 85

D Materalisme

Alan ini menganggap bahwa sumber yang asl itu adalah mater, bukan
rohani, Aliran ini seing juga discbur dengan naruralisme. Menuruenya, zat mati
merupakan kenyataan dan satu-satunya fakta(Sunarto 1983). Marerialisme ering
juga disebue nacurlisme, tetap terdapat sedikie perbedaan di antara dua paham.
Namun, materialisme dapat dianggap suaru penampakan diri dari naturalisme.
Nacuralisme berpendapar bahwa alam saja yang ada, yang lainnya di luar alam
tidak ada (Louis 1990)
2) Idealisme

Sebagai lawan materialisme adalah alin idcalisme yang dinamakan dengan
spiriualisme, Idealisme berari serba cit, sedangkan spiriualisme beratti serba
rob, Idealisme berasal dari kata “Idea” yaitu sesuatu yang hadir dalam iva. Aliran
ini beranggapan bahwa hakikar kenyataan yang berancka ragam itu berasal dari
rob (sukma), ya sesuatu yang tidak berbencuk dan menempati ruang, Mater
dan zu ru hanyalah suaru jenis daripada penjelmaan rohan,

Alasan aliran ini yang menyarakan bahwa hakikat benda adalah rohani,
spirit, atau sejenisnya adalah ila roh lebih tinggi daripada badan, lebih tinggi
niinya dari materi bagi kehidupan manusia, Roh itu dianggap sebagai hakikat
yang sebenarnya schingga materi hanya badannya, bayangan, atau penjelmaan
‘aja Manusia lebih dapat memahami dirinya daripada dunia luar dirinya. Materi
ialah kumpulan energi yang menempati ruang. Benda tidak ada, yang ada energi
in saja (Bakhtiar 2010).

b. Dualisme

Serelah kita memahami bahwa hakikat iu satu (monoisme) baik mater
‘maupun rohani, ada juga pandangan yang mengatakan bahwa halikar u ada du,
Aliran in disebur dualisme. Alan ini berpendapat bahwa benda rerdir aras dua
macam hakikat sebagai aa sumbernya, yaitu hakikat mater dan hakikat rohan,
benda dan rob, jasad dan spirit, mater bukan muncul dari roh, sert roh bukan
muncul dari benda. Sama-sama hakikar dan masing-masing bebas dan berdir
Sendirysama-sama azali dan abadi. Hubungan kedua menciptakan kehidupan
dalam aliran ini. Contohnya, tentang adanya kerja sama kedua hakikat ini
dalam diri mans

© Pluralisme

Paham ini berpandangan bahwa segala macam bentuk _merupakan
kenyataan. Plurlisme bertolak dari kescluruhan dan mengakui bahwa segenap
macam bentuk ini semuanya nyara. Phuralisme dalam Dictinary of Philosophy and

86 Pemganar Fae im

Religion dikaakan sebagai paham yang menyatakan bahwa kenyataan alam ini
rersususn dari banyak unsur, lebih dari sat atau dua entitas. Tokoh alran ini
pada masa Yunani Kuno adalah Anaxahoras dan Empedocles yang menyatakan
bahwa substan yang ada iu cerbencuk dan terdii ata 4 unsur yatu tana, ai,
apis dan udara (William er a. 1996).

Tokoh modern aliran ini adalah William James (1842-1910 M). Kelahiran
New York dan terkenal sebagai scorang psikolog dan fisuf Amerika, Dalam
bukunya The Meaning of Truth. James mengemukakan tiada kebenaran yang
mul, yang berlaku umum, yang bersiar tetap.yang berdii sendit,lepas dari
akal yang mengenal. Hal ini dischabkan oleh pengalaman yang beralan terus dan
segala yang dianggap benar dalam perkembangan pengams
berubah Karena dalam praktiknya apa yang dianggap
pengalaman berikutnya

dapat dikoreks oleh

de Nihilisme

Nihilisme berasal dari bahasa Latin yang berarti noching atau tidak ada.
Sebuah dokerin yang tidak mengakui validicas altemacif yang posiif. Istilah
nihilismediperkenalkanoleh Ivan Turgeniev dalam novelnya Fathersand Children
yang diculiaya pada tahun 1862 di Rusia, Dalam novel iu, Bazarov sebagai
tokoh sentral mengatakan lemahnya kutukan ketika ia menerima ide nihilisme.

Doktrin mengenai nihilisme sebenarnya sudah ada sejak zaman Yunani
Kuno, yaitu pada pandangan Gorgias (360-483 SM) yang memberikan tiga
proposisi tentang realieas. Pertama, tidak ada sesuatu pun yang eksis. Perama,
tidak ada sesuacu pun yang cksis. Realitas itu scbenarnya tidak ada. Kedua, bila
sesuatu it ada, ia tidak dapat dikerahui, Hal ini disebabkan oleh pengindraan ita
tidak dapar dipercaya, pengindraan ita sumber ilusi, Ketige, sekalipun realitas ita
dapar kita ketabui, ia tidak akan dapat kita bertahukan kepada orang lan.

‘Toko lain aliran ini adalah Friedrich Nietzsche (1844-1900 M). Dilahirkan
di Rocken di Prusia dari keluarga pendeta. Nietzsche mengakui haha pada
kenyataannya moral di Eropa sebagian bear masih bersandar pada nilai-nilai
kristiani. Namun, tidak dapar dihindarkan bahwa nili-nilai its akan lenyap.
Dengan sendirinya, manusia modern terancam nihilisme. Dengan demikian, ia
sendiri harus mengatasi bahaya iru dengan menciprakan nilai-nila baru, dengan
transvaluasi semua nila

aan Bag bidang Fa | $7

e. Agnotisisme

Paham ini mengingkari kesanggupan manusia untuk mengetahui hakikat
benda, baik hakikat materi maupun hakikat rohani. Kata Agnaticime berasal
dati bahası Grik Agnostor yang berari unbnaum. À artinya nor, arinya know.
“Timbulnya aliran ini dischabkan belum diperolch sescorang yang mampu
menerangkan sccara konkret akan adanya kenyataan yang berdiri sendiri dan
dapat dikenal

Aliran ini dengan tegas sell menyangkal adanya suatu kenyataan muak:
yang bersfar trancendent. Aliran ini dapat kita temui dalam filsafat chsitensi
‘dengan tokoh-rokohnya seperti Soren Kierkegaar (1813-1855 M) yang terkenal
dengan julukan sebagai Bapak Filsafie Eksstensalisme menyatakan manusia tidak
pemah hidup sebagai suatu aku umum, terapiscbagai aka individual yang sama
sckali unik dan tidak dapat dijabarkan ke dalam sesuatu lan, Martin Heidegger
(1889-1976 M) sescorang filsuf Jerman mengatakan, sacu-satunya yang ada ita
ialah manusia karena hanya manusalah yang dapat memahami dirinya sendii,
Jean Paul Sartre (1905-1980 M), seorang filsuf dan sastrawan Perancis yang.
fates sangat terpengaruh dengan pikiran arcisnya mengatakan bahwa manusia
selalu menyangkal. Hakikat beradanya manusia bukan etre (ada), melainkan a
‘err (akan atau sedan). Segala perbuatan manusia tampa tujuan karena tidak ada
yang teap (sclalu disangkal) Segal sesuaru mengalami kegagalan. Das sin (adal
berada) dalam cakrawala gagal.

‘Ternyata segala macam nilai hanya terbatas saja. Manusia tidak boleh
mencari dan mengusahakan kegagalan dan keruntuhan scbab hal ini bukanlah
hal yang asl. Kegagalan dan keruntuhan ira mewujudkan rulisan sandi (cif)
sempurna das “ada”. Di dalam kegagalan dan keruntuhan itu orang mengalami
“ada”, mengalami yang transenden. Karl Jaspers (1883-1969 M) menyangkal
adanya suatu kenyaraan yang tansenden, Mungkin itu hanyalah manusia
berusaha mengatasi dirinya sendiri dengan membawakan dirinya yang belum
sadar pada kesadaran yang sejatl, namun suacu yang mutlak (mencenden) iva
tidak ada sama kai

Jadi, agnostisisme adalah paham pengingkaran atau penyangkalan terhadap
kemampuan manusia mengetahui hakikat benda, baik materi maupun rohs
Aliran ini mirip dengan skeptisisme yang berpendapae bahwa manusia diragukan
kemampuannya mengetahui hakikat. Namun, tampaknya agnorissme lebih dari
itu karena menyerah sama sei

88 Penganar Flat im

5. Ontologi dalam struktur ilmu, posi
ontologi

dan peran penting

Sebagaimana yang telah dipaparkan pada subbab pertama mengenai definisi

ologi dalam flsafat bahwa ontologi merupakan studi atau penghajian
ai sit dasar ilmu yang menentukan arti, struktur, dan prinsip ilmu,
Ontologi menempat fang penting karena ontologi menempati posisi

landasan yang terdasar da
dunia ilmu.

gitige ilmu dan telerak “undang-undang dasarnya”

Pembahasan para ahli sebelumnya mengatakan bahwa fenomena ilmu
bagaikan fenomena gunung es di cengah lautan, sedangkan yang nampak oleh

jancaindra kita hanyalah sebuah kenucut biasa yang tidak begitu besar. Namun
jika kita sclami ke dalamnya, akan nampak fenomena lain yang luar biasa di
‘mana rernyata kerucut yang relihar biasaterscbur merupakan puncak dar sebuah
gunung yang dasirnya jauh berada di dalam lautan sehingga ilmu yang terlihat
hanyalah permukaan (terapan) dari sebuah dunia yang begitu luas,yaicu dunia
paradigma atau dunia landasan ilmu.

Gambar 3 Bagan ilmu (ontologi merupakan dasar ilmu)

Ontologiscbagallandasan terdasar dar ilmu adalah dunia yangjarang dik
Hal ini disebabkan keberadsannya yang nyaris tak terlintas di benak scbagian
besar para pengguna ilmu. Pada lapisan ontologilah dilerakkannya "undang-
undang dasır" dunia ilmu.

aan Bag bidang Fa | 89

7.2 Epistemologi

1. Pengertian epistemologi

Epistemologi atau tcori pengerahuan cabang fiafar yang berurusan dengan
hakikat dan Tingkup pengerahuan, pengandaian-pengandaian, dan dasar-
dasarnya, sera pertanggungjawaban atas pertanyaan mengenai pengerahuan
yang dimiliki, Epistemologis membahas tentang terjadinya dan kesahihan ataw
kebenaran ilmu. Imuilmu yang dimiliki oleh manusia berhubungan satu sama
Jain dan took ukur kererkaitan lat yang berbeda-beda. Sebagian
ilmu merupakan asas dan fondasi agi ilmu-ilmu lain, yakni mili dan validicas
ilmu-ilmu lain bergantung pada ilmu certentu dan dari
ini dikategorikan sebagai ilmu dan pengetahuan dasar. Sebagai contoh, dasar
dari semua ilmu empirik adalah prinsip kausalitas dan kaidah ini menjadi pokok
bahasın dalam Alsafat. Dengan demikian, fsafae merupakan dasar dan pijakan
bagi ilmu-ilmu empirik. Begitu pula ilmu logika yang merupakan alae berpikir
manusa dan ilmu yang berkaitan dengan cara berpikir yang benar, diletakkan
sebagai pendahuluan dalam leaf dan setiap lmu-ilmu lain maka dar tu ia bisa
ditempatkan sebagai dasar dan ass bagi seluruh pengetahuan manusia. Namun,
epistemologi (tcori pengetahuan) karena mengkaj scluruh tolok ukur ilmu-ilmu
manusa, termasuk ilmu logika dan ilmu-ilmu manusia yang bersiar gamblang,
merupakan dasar dan fondasi segala ilmu dan pengetahuan. Walaupun ilmu
logika dalam beberapa bagian memiliki kesamaan dengan epistemologi, tetapi
ilmu logika merupakan ilmu tentang metode berpikir dan berargumentasi
yang benar, diltakkan setelah epistemologi. Hingga tiga abad sebelum abad
ini, epistemologi bukanlah suatı ilmu yang dikategorikan sebagai disiplin ime
tertenta, meainkan pada dua abad sebelumnya, khususnya di Barat, epistemologi
diposisikan sebagai salah satu disiplin ilmu. Dalam filsafat Islam, permasalahan
epistemologi tidak dibahas secara tersendiri, teapi begitu banyak persoalan
cpistemolog dikaj secara meluas dalam pokok-pokok pembahasan leaf Islam,
misalnya dalam pokok kajian tentang jiwa, non mater iva, dan makrif ji
Pengindraan, perseps, dan mu merupakan bagian pembahasan tentang make
jiwa. Begitu pula hal-halyang berkaitan dengan epistemologi banyak dikaj dalam
pembahasan tentang akal, objek akal, akal teorets dan prakt, wujud pikiran,
serta tolok ukur kebenarandan kekeliruan suata proposisi. “Pandangan dunia
garuhi oleh beberapa hal, dí antaranya
konsepsi dan pengenalannya teshadap “kebenaran”. Kebenaran yang dimaksud
di sini adalah segala sesuatu yang berkorespondensi dengan dunia luar. Semakin

| Pemganar Fist im

besar pengenalannya, semakin las dan dalam pandangan dunianya. Pandangan
dunia yang valid dan argumentaifdapae melesakkan secorang mencapa tik,
kulminasi peradaban dan schalknya akan membuatnya terpuruk hingga ek
nadie peradaban karena nilai dan kualitas keberadaan kita singat bergantung
pada pengenalan kita terhadap kebenaran. Anda dikenal atas apa yang Anda
kenal. Wujud Anda ckuivalen dengan pengenalan Anda dan vie-versu. Akan
tctapi, agaimanakah kebenaran itu dapat dikenal? Parameter atau paradigma
apa yang digunakan untuk dapat mengidentias kebenaran iu? Mengapa
kia memerlukan paradigma atau parameter ini? Dapackah manusia mencerap
kebenaran it? Kalau kita menilik perjalanan sejarah umat manusia sebagai
makhluk dinamis dan progres manusia aap Kali dihadapkan pada persoalan-
persoalan krusial tentang hidup dan kehidupan, tentang ada dan keberadaan,

perkanperkara cksstensial. Penulusurın, penyusuran, seta jehjah
tuck men jawaban aras masalah-masalah datas membuar ckistensi
au lebih berart. Manusia berusıha bertungkus lumus memaknai
keberadsannya uncuk mencarjavaban ini, Manusia rerus mencai dan mencai
Iingga akhirhayatnya Perjalanansjarah umat manusia sebagai makhluk inamis
dan progres, manusia acap kali dihadapkan kepada persoalan-persoalankrusia
tentang hidup dan kehidupan, tentang ada dan keberadaan, tentang perkarı-
perkara csisensia.llmuálmu empirs dan ilmulmu naratifIinnya temyara
tidak mampu memberikan jawaban ucuh dan komprehensif as masa ini
arena metodologi uma tercbur bercorak empirical

Filsfac sebagai induk ilmu pengetahuan hadir untuk mencoba
memberikan jawaban atas masalah ini karena baik dari sisi metodologi maupun
subjek keilmuan, fisafat menggunakan metodologirasional. Sebelum memasuki
_gesbang flat, erlbih dahuluinstrumen yang digunakan dalam berfilsafat harus
disepakati. Dengan kata lin, akal yang digunakan sebagai instrumen berisafae
haras diuji dul validicasnya, apakah ia absah atau tidak dalam menguak realitas.
Berapa tidak, dalam menguak realitas terdapat perdebatan panjang semenjak
zaman Yunani Kuno (lampau) hingga masa Postmodern (kiwar) antara kubu
rasionalis (rasio) dan empiris (indriawi dan persepsi). Semenjak Plato hingga
Michel Foucault dan Jean-François Lyotard, Pembahasan epistemologi sebagai
ordinate dari fisafat menjadi mest adanya. Pembahasan epistemologi adalah
pengantar menuju pembahasan fisafat. Ten saja, harus kita ingat bahwa ilmu
Logila juga harus rampung uncuk menyepakati bahwa dunia luar rerdapar hakikac
dan uncuk mengenalnya adalah mungkin, Pembahasan epistemologi sebagai Imu
yang menelii asal-usul, asumsi dasa, sificsi, dan bagaimana memperoleh
pengerahuan menjadi penentu penting dalam menentukan sebuah model safe
haras dikedepankan scbelum membahas perkara-perkara ilsafıt

KajanBidang bing Fifi | 91

Epistemologi berasal dari bahasa Yunani “Episteme” dan “logos”. “Episteme”
berarti pengetahuan (knowledge), “legs” berarti teori. Dengan demikian,
epistomologi secara etimologis berarti teori pengetahuan (Rizal 2001: 16).
Epistomologi mengkaji mengenai apa sesungguhnya ilmu, dari mana sumber
ilmu, serta bagaimana proses terjadinya. Dengan menyederhanakan barasan
tersebut, Brameld dalam Mohammad Noor Syam (1984: 32) mendefinisikan
cpistomologi sebagai “it e epistemologí that gives the teacher the assurance that
he is conveying the truth 10 his student”. Definii terscbur dapat diterjemahkan
sebagal “epistomologi memberikan kepercayaan dan jaminan bagi guru bahwa
ia memberikan kebenaran kepada murid-muridaya”. Di samping itu, banyak
sumber yang mendefinsikan pengertian epistomologi di antarannyas

a. Epistemologi adalah cabang ilmu filasafac yang menengarai masalah-masalah
filosofikal yang mengitar tcori lmu pengetahuan.

b. ogi adalah pengetahuan sistematis yang membahs
ra pengetahuan, sumber pengetahuan, asal mula pe
merode atau cara memperoleh pengetahuan, validicas, dan kebenaran

Pengetahuan (imiah).

€. Epistomologi adalah cabang aru bagian filafa yang membicarakan tentang
pengetahuan, yaitu tentang terjadinnya pengetahuan dan kesahiban atau
Kebenaran pengetahuan.

4d. Epistomologi adalah cara bagaimana mendapackan pengetahuan, sumber-
sumber pengetahuan, ruang lingkup pengetahuan. Manusia dengan latar
belakang, Kebutuhanckebutuhan, dan kepentingan-kepentingan yang
berbeda mesú akan berhadapan dengan pertanjaan-pertanyaan seperti dai
manakah saya berasa? Bagaimana terjadinya proses pencipraan alam? Apa
hhakikat manusi? Tolok ukur kebaikan dan keburukan bagi manusia? Apa
faktorkesempurnaan jiwa manusia? Mana pemerintahan yang benardan adi?
Mengapa keailan iu ¡aah baik? Pada der berapa air mendidih? Apakah

| matahari atau sebaliknya? Dan pertanyaan-pertanyaan

yang lain, Tuncutan firah manusia dan rasa ingin tahunya yang mendalam

niseaya mencarijawaban dan solusiatas permasalahan-permasalahan tersebut

dan hal-halyangakan dihadapinya, Pada dasinya, yin menggapai

suatu hakikae dan berupaya mengetabui sesuatu yang tidak diketabuinya

Manusiasangat memahamıi dan menyadar baba:

1) hakikae ru ada dan nya;

2) Kitabisa mengajukan pertanyaan tentang hakikat itu

92 | Penganar Fiat im

3) hakikar iu bis dicapai, dikerahui, dan dipahami; sera
4) manusia bisa mem

ilmu, pengetahuan, dan makrifat atas hakikat

Akal dan pikiran manusia bisa menjawab persoalan-persoalan yang
dihadapinya dan jalan menuju ilmu sera pengetahuan tidak tereutup bagi
manusia. Apabila manusia melontarkan suatu percanyaan yang baru, misalnya
bagaimana kit bisa memahami dan meyakini bahwa hakikat iru ben

adi? Mungkin hakikar itu memang riada dan semuanya hanyalah bersumber
dari Khayalan kita belaka? Kalau pun hakikac itu ada, lantas bagaimana kita bisa
meyakini bahwa apa yang kita ketahui tentang hakikat ¡eu bersesuaian dengan
hakikat eksternal iu sebagaimana adanya? Apakah kita yakin bisa menggapai
hakkae dan realitas eksteral ie? Sangat mungkin pikiran kita tidak memiliki
kemampuan memadai untuk mencapai hakikat sebagaimana adanya, keraguan
ini akan menguat khususnya apabila kita mengamati kesalahan-kesalahan yang
terjadi pada indra lahir dan kontradiksi-kontradiksi yang ada di antara para
pemikir di sepanjang sejarah manusia? Persoalan-persoalan terakhir ini berbeda
dengan persoalan-persoalan sebelumnya, yakni persoalan-persoalan sebelumnya
berpijak pada suatu asumsi bahwa hakikat tu ada, tetapi pada persoalan-
persoalan terakhir ini, keberadaan hakikar in justru masih menjadi masalah yang
diperdebatka

uk lebih jelasnya perhatikan contoh berikut ini, misalnya “kurs adalah
‘cama kerja pikiran untuk menangkap substansi sebuah kursi. Dalam realita
konkret, kita selalu menemui berbagai macam kursi dalam jenis,sifat, bentuk,
dan perujudannya. Menurut jenis bentuk, possi, dan fungsinya ada kurs makan,
kursi beajar, kursi goyang, kursi tamu, dan schagainya. Namun, telepas dari al
jew semua kurs adalah kursi bukan ‘moja’ meskipun bisa difungsikan sebagai

ja atau sebagai alar (benda buatan) dalam bentuk: tertentu, yang berfungsi
schagai ‘tempat dudule. Sementara duduk adalah suatu kegiatan sescorang dalam
posisi melerakkan seluruh badan dengan macam jenis, si, bentuk hal atau
benda dalam keadaan seperti apa pun, di mana, sera kapan pun berada dan yang
biasanya difungsikan sebagai tempat duduk.

Contoh Iain, melakukan abstraksi tentang ‘mahasiswa’, misalnya kegiatan
berpikir untuk mengungkap apa substansi dari mahasiswa itu, Menurur ukuran
scpuluh kategori Aristoteles, mahasiswa adalah manusia dewasa yang menurut
sifenya berpikr kets, berpenampilan penuh selidit hidup di dalam komunicas
kampus, dengan tanggung jawab belajar, selama kurun waktu tertentu sera selalu
berada di dalam budaya berpikie, bersikap, dan berperilaku mar. Namun,

benar

aan Bag bidang Fa |93

apakah Ketika mereka melakukan aksivieas di luar kampus, substansi, atau jai
dirinya sebagai mahasiowa tctap berfungsi? Jika ‘kampus’ dipahami sebagai
‘satu tempat, substansi kemahasiswaan berubah menjadi Komponen sosil
Namun, jika kampus dipahami scbagaí suatu sistem dinamika soil, kehadiran
mahasiswa dengan ati dirinya justa ditunggu olch masyarakat has luar kampus,
Jadi, substansi ara jar diri "mahasiswa” bisa berada di dalam
berlangsung di mana, dan kapan pun, di dalam kehidupan sosial selua-luasnya,
tidak verikat sebaras osialics kampus.

Epistemologi adalah bagian isaac yang meneliti asl-usul, asumsi dasar,
sifsesifir, dan bagaimana memperolch pengerahuan menjadi penentu penting.
dalam menentukan sebuah model fisafar. Dengan pengertian ini, cpistemologi
tentu saja menentulan karakter pengetahuan, bahkan menentukan kebenara
‘mengenai hal yang dianggap parut diterima dan apa yang patut ditolak. Man

dengan latar belakang, kebucuhan-kebutuhan, dan kepentingan-kepentingan
yang berbeda mest akan berhadapan dengan pertanyaan-pertanyaan seper

a. Dari manakah saya berasal?
ba Bagaimana terjadinya proses penciptaan alam?

© Apa hakikat manusia?

de Tolok ukur kebaikan dan keburukan bagi manusia?
e. Apa faktor kesempumaan jiwa manus?

E. Mana pemerintahan yang benar dan adi?

$8: Mengapa keadilan iu alah baik?

h. Pada derajat berapa air mendidih?

Apakah bumi mengelili
dan pereanyaan-pertanysan yang lin

matahar atau schaliknya?

‘Tuncutan firah manusia dan rasa ingin tahunya yang mendalam niscaya
mencari jawaban dan solusi aras permasalahan-permasalahan tersebuc dan hal-
hal yang akan dihadapinya, Pada dasarnya, manusia ingin menggapai sua
hakikat dan berupaya mengetahui sesuacu yang tidak diketahuinya. Manusia
‘sangat memahami dan menyadari bahwa: hakikat iu ada dan nyara dan hakikat
itu bisa dicapai, diketahui, dan dipahami. Keraguan tentang hakikat pikiran,
persepsi-persepsi pikiran, nilai dan keabsahan pikiran, kualitas pencerapan
pikiran terhadap objek dan reaitas eksteral,rolok ukur kebenaran hasi pikiran,
dan sejauh mana kemampuan akal-pikiran dan indra mencapai hakikat, masih
merupakan persoalan-persoalan akrual dan kekinian bagi manusia. Terkadang

94 | Penganar Fs im

Kita mempersoalkan ilmu dan makrifit tentang benda-benda hakiki dan
kenyataan cksternal srta terkadang kita membahas tentang imu dan maki
‘yang diperoleh oleh akal-pikiran dan indra. Semua persoalan ini dibahas dalam
bidang ilmu epistemologi. Dengan demikian, defnisi epistemologi adalah suata
cabang dari filsfat yang mengkaji dan membahas tentang batasan, dasar dan
fondas, alar, tolok ukur, keabsahan, validta, dan kebenaran ilmu, makrifr, dan
pengerahuan manusia. Pokok bahasan epistemologi dengan memethatikan defnisi
epistemologi, bist dikatakan bahwa tema dan pokok pengkafian epistemologi
tala ilmu, makrifie, dan pengetahuan,

2. Cakupan epistomologi
Cakupan pokok bahasan, yakni apakah subjck episemologíadalah ilmu
secar umum atau ilmu dalam pengercian khuss. Iimu yang darian
tchogai keumuman penyingkapan dan pergindran adalah bea dadas
chap subjek dalam epstemolog Tedapatemparpersoalanpokok dalam
cpisomolog yin:

D Apakah sumber-sumber pengetahuan? Dari manakah pengetabuan

ang benar ea datang?

2) Apakah watak dari pengetabuan?

3) Adakah dunia yang real di luar akal dan kalau ada dapakah kien
mengatabui? Ini adalah problem penampilan (appearance) terbadap
reals

4) Apakah pengetahuan ic iubenar (valid? Bagaimana kita membedakan
kebenaran dan kekeiruan? Ini adalah persoalan menguji kebenaran
(vervicaion) (Titus 1984: 20-21 delim Kachn 1991: 27-28).

b. Sudut pembahasın, yal apabila subjek cpistemologi adalah im dan
maki, dari sudur mana subjek in ibahaskarena ilmu dan makrifi juga
dikaj dalam ontologi, logika, dan psikologi. Sudut-sudut yang berbeda
ia menjadi pokok bahasın dalam ilmu. Terkadang yang menjadi ik
tekan adalah dai ss hakikat keberachan ilmu. Ss ini menjadi lah sau
pembahasan dibidang ontologi dan leaf. Siipengumglapan dan ksesunian
ilmu dengan realtas cksternal juga menjadi pokok kajtan cpisremolog.
Sementara aspek penyingkapan mu bara dengan perantarsan ilmu-ilmu
scbelumnya dan faktor ell yang menjadi penyebab hadienya pengindruan
adalah dibahas dalam ln logia. Imu pokologi mengkaj subjek im dari
aspek pengaruh umurmanusiaterhadaptingkatan dan pencapaian suat il
Sudur pandang pembahasan akan sanga berpengaruh dalam pemahaman

Ka Bian bidang Fa 95

mendalam tentang perbedaan-perbedaan ilmu. Dalam epistemologi akan
dlikaji kesesuaian dan probabilitas pengetahuan, pembagian dan observas
ilmu, serca barasan-barasan pengetahuan. Dengan demikian, ilmu yang.
cliartikan sebagai keumuman penyingkapan dan pengindraan bisa dijadikan
sebagai subjek dalam epistemologi.

3. Sejarah epistomologis

Keberadaan epistemologi sebagai cabang mandiri dar fisafa tidak vrlalu
banyak menyisakan alursejarah yang panjang, Secara isoris hal iu hanya dapat
dilacak hingga abad ke-17 atau 18 M. Namun, kehadiran tema dan persoalan
epistemologi memilikijejak yang sangatsepul seta usa tradisifisaar di Yunani
kkuno, Bermula dai sini setidaknya perkembangan cpistemilogi hingga sat ini
dapat kta bagi dalam tiga perspektif tama:

perspektif Klass
b, > perspcktif modem; dan
© penpektof kontemporer.

Munculnya perspektif Mask pada ranah epistemologi ini dapat dirunut
semenjak masa pemikiran flosofi Yunani kuno, khususnya pada mazhab
fikafat Sokrates, Plato dan Aristoreles sera para pengikuenya, Perspekti ini
sempar berkembang hingga abad pertengahan dan amat diminati oleh para
fisufskolsik. Di sisi ain, pandangan klasik ini sempat diadops oleh para flsuf
‘muslim bahkan hingga saat ini keabsahanaya masih dipertahankan, Schaliknya
di Barat dengan lahirnya perspketif modem gubahan Descartes, cara pandang.
kiasik tersebut tak lagi diperdulikan. Kendati demikian secara substancif
tidak banyak perbedaan yang mendasari kedua perspektif di atas. Perbedzan
yang ada sekadar menyangkut persoalan metode dan cara pandang karena
keduanya sepakat bahwa keyakinan flsafi dan matematis merupakan epistem
yang diperlukan manusia pada scluruh ranah pengerahuannya. Bahkan, kedua
perspektif ini sama-sama berpendapar bahwa kemestian untuk mencapai derajar
yakin, efsir mengenai yakin dan karakters-iknya merupakan perkara yang telah
iakui dan tak dapat diragukan lagi. Dalam perspektf Klasik, prolog wacana
cpistemologi dimulii dengan pengakuan atas keberadaan realitas, chsistensi
alam nyata, kemungkinan untuk memperoleh pengetahuan yakin tentangnya,
‘wujudnya kesalahan dan kemampuan manusia untuk membedakan berul dan
‘alah, benar dan bohong merupakan hal yang aksiomatis. Oleh karena itu,
dalam pandangan Klasik, persoalan pokok yang dihadapi adalah permasalahan
ni epistem, yakni bagaimana mevujudlan kritera yang sah guna menguj dan

96 Penganar Fist ll

meniliseiap proposisi dan memperoleh suatu neraca yang mampu memisahkan
antara yang benar dan yang sah, Implikasi pandangan semacam ini melazimkan
Kita untuk menerima bahwa pengetahuan manusia atas raltas ada perkara
yang tak dapae diingkari Paling tidak, manusta meyakini akan wujud dirinya,
keberadzan fakultas kognisi dan mekanis dirinya, kondisi psikis dan perastan
yang dimilikinya, sera kemampuan indrawinya merupakan sekian hal yang tak
mungkin diragukan. Di ain pihak, perspektif modem epistemologi menjadikan
keraguan normatif sebagai ctik tolak kajian epistemologinya. Descartes sebagai
arscek pandangan ini menjadikan keraguan di segala hal termasuke meragukan
ksistensi dir sendiri sebagai upaya untuk mencapai keyakinan. “Cogito, ergo
sum; aku berpikir (ragu) maka aku ada”. Berpegang pada pemyacaan inilah
Descartes mencapai pada simpulan bahwa keraguan pada sep hal meniseayakan
Kita uncuk meyakini adanya ragu yang tak bisa dipungkir dan adalah mustail
adanya aga tampa wujudnya peragu. Oleh karena tu, menurut Descartes sin
pengetahuan yang meyakinkan akan dijumpa. Kendati demikian perbedaan
kedua perspekti di atas bukan hanya terbatas pada persoalan metode epistemik.
yang ditawarkan, melainkan juga yang lebih mendasar lagi adalah perbedaan
dalam menafsirkan hakika dan kriteria kebenaran. Di mata para pemikir kik
hakikaediarikan ebagai kesesuaian antaranalar dan relia. Namun, menurur
Descartes verjemahan klasik semacam ini harus ditolak. Descartes beranggapan
bahwa manusialah yang merupakan neraca yang menencukan benar tidaknya.
suatu pengetahuan. Dengan kata lan, melalui pemilahan biner antara objck
ubjck, perspektif modern menganggap bahwa epistem yakin dapat dicapai
melalui subjektisasi objek. Artinya, objek di luar dir Kia tak lan adalah tayangan
alar yang dimunculkan oleh subjek (aku) dan bukan suatu pengungkapan
ryata objck sebagai mana adanya. Berbeda halnya dengan kedua perspektif di
cas. Penpektif kontemporer merupakan cara pandang epistemik yang lahir
dalam wadis flafacanalitik anglo-saxon. dalam perspektif kontemporer secara
merodologis gaya penyajian dan kajlan epistemogis yang diajukan melazimkan
adanya analisa bahasa ats setap terminus yang dipakai. Oleh karena itu, elaah
«pistemologi mercka diawali dengan definisidan analiss kaa epistemik. Bersandar
pada metode analitik,epistemologi kontemporer berupaya untuk menafsirkan
hakikat pengetahuan dengan cara mengkaji setap rukun dari definis cpitem
yang dihaslkan. Umuranya mercka membongkar sccara anal term epistemik
ke dalam formula TB) (Truc, Belive, Justification). Di samping itu persalan
semacam skeprisme dan kemungkinan untuk memperolch pengetahuan yang
telah cerdefnisikan scbelumnya merupakan beberapa tema pokok lain dalam
epistemologís kontemporer. Secara substansal, terdapar perbedaan yang tajam
amara perspektif kontemporer dan dua perspektf sebelumnya. Hampir seuruh

aan Bian bidang Fa 97

pendukung pandangan kontemporer telah berputus asa untuk mencapai sata
keyakinan dan berusıha untuk menjustfikasi dan melogiskan pengetahuan
mans lepas dari bingkai yakin, Sebagai solusinya mereka menjadikan wujud
sealitas schagai praasumsi yang harus diakui. Scbaliknys, para pendahulu
penpekaif kontemporer beranggapan bahwa pencapaian pada derajat yakin
dan meyakini adanya realitas merupakan suacu keniscayzan yang tak dapat
diragukan. Epistemologi ilmu, meliputi sumber, sarana,tatacara menggunakan
sarana tersebut untuk mencapai pengetahuan (ülmiah). Perbedaan mengenai
pilihan landasan ontologik akan dengan sendirinya mengakibatkan perbedzan
dalam menentukan sarana yang akan kita pilih. Akal (versand), akal budi
(ermufi), pengalaman, atau kombinasi antara akal dan pengalaman, intuisi,
merupakan sarana yang dimaksud dalam cpistemologi, schingga dikenal
model-model epistemologik seperti asionalisme, empirismo, krtisisme, dan
positvisme. Ditunjukkan pula bagaimana kelebihan dan kelemahan suatu model
epistemologik besera tolok ukumya bagi pengetahuan (lmiah) eu sepert tori
Koherens, korespondensi, pragmatis, dan teori intersubjektf. Berikur adalah
aliran-aliran dalam epistemologis.

Aliran ni berpendapat semua pengetahuan bersumber dari skal pican tau
vaso. Tokobnya antara lain Rene Descrates (1596-1650), yang membedskan
adanya tg ie, ye ate dens de bawaan), ak mania lahir aa juga
dlikenal dengan adentitno ideas, yuca idea yang bersal dar har manta,
an foktiinewidens, ata ide yang dikasikan olc pkiran

aitu Spinoza (1632-1677), Leibniz (1666-1716).

b. Empirisme

Aliran ini berpendirian bahwa semua pengetahuan manusia diperoleh

melalui pengalaman indra. Indra memperoleh pengalaman (kesan-kesan) dari

alam empiris,sclanjutnya kesan-kesan tersebut terkumpul dalam diri manusia

‘menjadi pengalaman, Tokohnya antara lan:

1) John Locke (1632-1704), berpendapat bahwa pengalaman dapat dibedakan
‘menjadi dua macam, yaitu (1) pengalaman luar (sensarion), ya pengalaman
yang diperoleh dari lar dan (2) pengalaman dalam, bain (reflexion). Kedua
Pengalaman terscbut merupakan idea yang sederhana yang kemudian dengan
proses asosiai membentuk idea yang lebih kompleks.

98 | Penganar Fist im

2) David Hume (1711-1776), yang meneruskan csi empirisme, Hume
berpendapat baba ide yang sederhana adalah sainan (copy) dai sens
sensassederhana atawide-id yangkompleks dibeneuk dai kombinaside-ide
sederhanaatau kesan-kesan yang kompleks Aran ii kemudian berkembang
dan mempunyai pengaruh yang sanga besar terhadap perkembangan ilmu
pengerahuan terutama pada abad 19 dan 20.

© Realisme

Realisme merupakan suatu aliran fibafat yang menyatakan baha objek-
“obje yang kita seraplewat indra adalah nyata dalam dir objek tersebut. Obj
objek tersebut tidak bergantung pada subjek yang mengetahui acau dengan
kata lin tidak bergantung pada pikiran subjek. Pikiran dan dunia luar saling
berinteraksi, tetapiinteraksi tersebur memengaruhi sifit dasar dunia tersebut.
Dunia telah ada sebelum pikiran menyadari sera akan tetap ada seclah pikiran
berhenti menyadari. Tokoh aliran ini antara lin Aristoteles (384-322 SM),
menurut Aristote, realitas berada dalam benda-benda konkret atau dalam
proses proses perkembangannya. Bentuk: (form) ara ide atau prinsip keteraturan
ddan materi tidak dapat dipisthkan, Kemudian, aliran ini terus berkembang
‘menjadi aliran relisme bara dengan tokoh George Edward Moore, Bertrand
Russel, sebagai reaksitethadap aliranidealisme, subjektivisme, dan absolutisme.
Menurut realisme baru: eksisensi objek tidak bergantung pada dikerahuinya
bjek cersebut

de Kritisisme

Kritissme menyatakan bahwa akal menerima bahan-bahan pengerahuan
dari empiri (yang meliputi indra dan pengalaman). Kemudian akal akan
menempatkan, mengatur, dan menertibkan dalam bentuk-bentuk pengamatan
yakni ruang dan waktu. Pengamatan merupakan permulaan pengetahuan
sedangkan pengolahan akal merupakan pembentukannya. Tokah aliran ini
adalah Immanuel Kant (1724-1804). Kant mensintesiskan amara rasionalisme
dan empirisme.

e. Positivisme

‘Tokoh aliran ini dí antaranya August Comte, yang memiliki pandangan
scjarah perkembangan pemikiran umat manusia dapat dikelompokkan menjadi
tiga tahap, air

Ka Bian bidang Fila 99

1) Tahap Theologis, yaicu manusia masih percaya pengetahuan atau pengenalan
yang mutlak, Manusia pada tahap ini masih dikuasaiolch rakhayul-takhayul
schingga subjek dengan objek tidak dibedakan.

2) Tahap Metafiis, yaitu pemikiran manusia berusha memahami dan
memikirkan kenyataan, tetapi belum mampu membuktikan dengan aka.

3) Tahap Positif, yang ditandai dengan pemikiran manusia untuk menemukan
hukum-hukum dan saling hubungan lewat fakta, Oleh karena ita, pada
tahap ini pengerahuan manusia dapat berkembang dan dibuktikan lewar
fakta (Harun H 1983: 110 dibandingkan dengan Ali Mudhofir 1985: 52
dalam Kaelan 1991: 30).

E. Skeptisisme

Menyatakan bahwa indra adalahbersiar menipuatau menyesackan. Namun,
pada zaman modern berkembang menjadi skeptisisme medoti (sistematis) yang
mensyarackan adanya bukti sebelum suaru pengalaman diakui benar. Tokoh
skeptisisme adalah Rene Descrats (1596-1650).

g Pragmatisme

Ali Ik mempersoalkan tentang hakikat pengetahuan, namun
mempertanyakan tentang pengetahuan dengan manfaat atau guna dari
pengetahuan tersebut. Dengan kata lain kebenaran pengetahuan hendaklah

in dengan manfsat dan sebagai sarana bagi suatu perbuatan. Tokoh
aliran ini, antara lain CS Pierce (1839-1914), menyatakan bahwa yang
terpenting adalah manfaat apa (pengaruh apa) yang dapat dilakukan suaru
pengetahuan dalam suatu rencana. Pengetahuan kita mengenai sesuat hal tidak
lain merupakan gambaran yang kita peroleh mengenai akibat yang dapat kita
saksikan (Ali Mudhofir 1985: 53 dalam Kaclan 1991: 30). Tokoh lain adalah
William James 1824-1910 dalam Kaelan 1991: 30) menyatakan bahwa ukuran
kebenaran sesuatu hal adalah ditentukan oleh akibat praktsnya.

4. Metodologi memperoleh pengetahuan

Pengerahuan yang diperolch olch manusia melalui akal, ind, dan hin-hin
mempunyai metode tersenditi dalam teori pengetahuan sebagai erik

100 | Pongantar Fife Him

a. Metode indukatif

Induksi yaltu suaru metode yang menyimpulkan pernyatzan-pernyataan
hasil observas disimpulkan dalam sats pernyataan yang lebih umum. Menurut
suatu pandangan yang luas diterima,iImuvilmu empiris ditandai oleh merode
induktif, suatu inferensi bisa discbut induktif bila bertolak dari pernyataan-
pemyataan tunggl, seperti gambaran mengenai hasl pengamatan dan penelitian
‘orang sampai pada pernyataan-pernyataan universal.

David Hume (1711-1776) telah membangkitkan peranyaan mengenai
induksi yang membingungkan para Ailsuf dari zamannya sampai sckarang,
Menurut Hume, pernyataan yang berdasarkan observasi eunggal betapapun besar
jumlahnya, secara logis tak dapat menghasilkan suatu pernyaraan umum yang tke
terbatas.

Dalam induksi, serelah diperoleh pengetahuan maka akan dipergunakan
hal-hal Iain, seperti ilmu mengajarkan kita bahwa kalau logam dipanasi, ia
mengembang, bertolak dar teor ini kia akan tahu bahwa logam lan yang kala
dipanasi akan mengembang. Dari contoh rerscbur bisa diketahui bahwa induksi
tes menbeilan una pengetauan yates juga dengan pena

b. Merode Dedukcif

‘Deduksiialah suatu metode yang menyimpulkan bahwa dara-data empirk
diolah lebih lanjuc dalam sua sistem pernyataan yang runtut. Hal-hal yang harus
ada dalam metode dedukif alah adanya perbandingan logis antaa kesimpulan-
kesimpulan itu sendiri, Ada penyelidikan bencuk logis ori itu dengan tujuan
apakah teori terscbut mempunyai sifat empiris ara ilmiah, ada perbandingan
dengan tcori-tori lain dan ada pengujian teori dengan jelas menerapkan secara
‘empiris kesimpulan-kesimpulan yang bisa ditarik dar tori tersebut

Popper cidak pemah menganggap ahwa kia dapat membuktikan
ehenaran-kebenaran tcori dari kebenaran pemyattan-pernyata yang bersif
tunggal. Tidak pernah ia menganggap bahwa berkat kesimpuhn-kesimpulan
yang telah diverifkaskan, tor-teori dapat dlakukan sebagai benar atau bahkan
hanya mungkin benar, contah: ika penawaran besa, haga akan turan. Karena
ppenawaran bers besar, harga bera akan turn.

Kan Bidangbidang af 101

€. Metode positivisme

Metode ini dikeluarkan oleh Auguste Comte (1798-1857). Metode
ini berpangkal dari apa yang telah dikerahui, yang faktual, yang positif. la
mengenyampingkan segala uraian/persoalan di lar yang ada sebagai fakta. Oleh
arena iu, a menolak merafisika. Apa yang diketahui secara posiif adalah sega,

tampak dan segala gejals, Dengan demikian, metode ini dalam bidang.
filsafar dan ilmu pengetahuan dibatasi pada bidang gejala-gejala saa.

Menurut Comte, perkembangan pemikiran manusiaberlangsung dalam tiga
tahap: teologis, metafsis, dan posi. Pada tahap tcologis, orang berkeyakinan
bahwa di balik segala sesuacu tersira pernyataan kehendak khusus.

Pada tahap metafsik, kekuatan adikodrai itu diubah menjadi kekuatan yang.
abscrak, yang kemudian dipersacukan dalam pengertian yang bersifac umum yang.
discbut alam dan dipandangnya sebagai al dari segala gejah.

Pada tahap ini, usaha mencapaï pengenalan yang much, bak pengetahuan
teologis arsupun metaisis dipandang tak berguna, menurutnys, tidaklah berguna
melacak as dan tujuan akhirseluruh alam; melacak hakika yang sejati dari segala
sesuatu, Yang penting adalah menemukan hukum-hukum kesamaan dan urutan
yang terdapae pada fakta-fakta dengan pengamatan dan penggunaan all.

4. Metode kontemplatif

Metode ini mengatakan adanya keterbatasan indra dan akal menusta untuk
memperoleh pengetahuan schingga objek yang dihasilkan pun akan berbeda-
beda harusnya dikembangkan suatu kemampuan akal yang discbur dengan
incas, pengetabuan yang diperolch lw nou ini bisadiperolh dengan cara
berkontemplasi sepe kan oleh Al-Ghazali

Ineuitf yi ing datang dari Tuhan melalui pencerah
penyinaran, Al-Ghazali menerangkan bahwa pengetahuan intuist atau ma'ifih.

yang disinarkan Allah secara langsung merupakan pengetahuan yang paling
benar. Pengetahuan yang diperoleh lewat intuisi ini hanya bersifac individual dan
tidak bisa dipergunakan uncuk mencari keuntungan seperd ilmu pengetahuan
yang dewasa ini bisa dikomersilkan

102 | Pongantar Fife Im

€. Metode dialektis

Dalam flat, dialektika mula-mula berarti metode tanya jawab untuk
mencapai kejernihan filafat, Metode ini diajarkan oleh socrates. Namun Paleo
mengartkan diskusilogika. Kini diaektika beratcahap logika, yang mengajarkan
kaidah-kaidah dan metode-metode penuturan, juga analisissistematik tentang
ide-ide untuk mencapai apa yang terlandung dalam pandangan,

Dalam kehidupan schari-hari dialektika berart kecakapan uncuk melakukan
perdebatan, Dalam teori pengetahuan ini merupakan beneuk yang
tidak tersusun dari satu pikiran, etapi pemikiran itu seperti dalam percakapan,
bercolak paling kurang dua kurub.

Hegel menggunakan merode dialektis untuk menjelaskan flsafamya, lebih
Tas dari its, menurut Hegel dalam realita ini berlangsung dialektika, Dan
ialektika di sini berarti mengompromikan hal-hal yang berlawanan seperti

1) Diktator, Di sini manusia diacur dengan baik, trapi mereka tidak
punya kebebasan (tes)

2) Keadaan di aras menampilkan lawannya, yaitu negara anarki (anti tesis)
dan warga negara mempunyai kebebasan campa batas, cetapi hidup
dalam kekacauan,

3) Tesis dan and ess ini disincets, aitu negara demokras. Dalam bentuk
ini kebebasan warga negara dibatasi oleh undang-undang,

Jenisjenis pengetahuan dapar dibedakan menjadi:

1. Dari keilmiahannya

a. Pengetahuan ilmiah, yang memiliki beberapa cri pengenal sebagai
berikur:

1) berlaku umum,
2) mempunyai kedudukan mandiri,
3) mempunyai dasar pembenaran,
4) sistematik, dan

5) inter subjekif

b. Pengetahuan mir ilmiah. Dari jenis pengerahuan yang dibangun
dapat dibedakan menjadi

KajianBidang-bidang Fifa 105

) Pengerahuan biasa (ordinary knowledge, common seme
knowledge). Pengetahuan ini bersiar subjektif, artinya amar
terikat pd subjek yangmengenal schingga memilki sis slalu
benar sejauh sarana untuk memperolehnya bersfat normal,
tidak ada penyimpangan,

2) Pengerahuan ilmiah, Pengetahuan yang telah menetapkan
bjek yang khas atau spesfik dengan menerapkan pendekatan
merodologis yang khas. Kebenarannya bersifa relatif, arena
sella mendapatkan revis dan diperkaya oleh hasil penemuan.
yang paling mutakhir. Dengan kata lain, kebenarannya selalu
‘mengalami pembaharuan sesuai dengan hasil penliian paling
akhir dan mendapatkan persetujuan (agreement) oleh para
ilmawan di bidangnya-

3) Pengeahuan_filafat, Pengetahuan yang. pendekatamya
melalui metodologi pemikiranfisafa, Sift pengetahuannya
mendasar dan menyehruh dengan modelpemikirun yang
anal hii dan spekula if kebenarannyaadalahabsolut
inersubjekti. Maksud absolut intersubjektif adalah
nilaikebenaran yangterkandung padajenispengetabuan sar
selalumerupakan pendapat yang melckat pada pandangan
scorang isu sercamendapar pembenaran dari lu kemudian
yang menggunakan metodologi pemikiran yang sama.

4) Pengetahuan agama, Pengeahuan yang, didasrkan pada
Keyakinan dan ajaran agama tertenc, Sift dar pengetahuan
ini adalah dogmatis, arinya pernyaraan dalam ayarayar kta

memilikinili kebenarın seuai dengan keyakinan yang
digunakan untuk memahaminya. Kandungan kebenaran
malsud dar ayat dalam kita suc ber absolus, meskipun
dalam implkas pemaknaannya mungkin berkembang secas
inamik sesuai dengan perkembangan waktu dan pemahaman
orangyang memaknakannya. Karakteristik pengetahuan dapat
dibedakan menjadi:

2) pengerahuan indrawi,yalt pengetahuan yang didasarkan
as sense (inde) au pengalaman manusaschai-har

Y) pengeiahuan akal budi, ya pengerahuan yang.
didasirkan aras kekuatan rai,

104] Pengantar Fife Im

©) pengetahuan int, yaicu pengetahuan yang memuat
pemahaman secara coat.

2) pengetabuan kepercayaan/pengerahuan ori, yaic
pengetahuan yangdlibangun aasdasarkredibiliasscoring
tokoh ata sckelempok orang yang dianggap profesional
dalam bidangnya

Dengan memerharikan defini dan pengertan cpistemologí, maka
‘menjadi clash bahwa metode ima ini adalah menggunakan akal dan raso,
arena untuk menjelskan pokok-pokok bahasannya memerukan anal aka.
Yang dimaksud metode ak di sini adalah meliputi sehruh analisisrasional
dalam koridor mul hushüli dan ilmu hudhäri. Dari dimensi ain, untuk
mengurikan sumberlajan episemologi dan perabahan yang trad dsepanjang
scjarah juga menggunakan metode analisis sarah

5. Hubungan epistemologi dengan ilmu-ilmu lain

Hubungan Epistemologi dengan IImu Logika. llmu logika adalah suatu
ilmu yang mengajarkan tentang merode berpikir benar, yakni metode yang,
digunakan olch akal untuk menyelami dan memahami ralias cksternal

sebagiimana adanya dalam penggambaran dan pembenaran. Dengan
memcrhatikan defini ii, bisa dikatakan bahwa cpistemologi ik dikaitkan
dengan ilmu logika dikategoikan scbagai pendahuluan dan mukadimah
arena apabila kemampuan dan valditasakal belum dikaji dan ditegaskan,
musahil ka membahas tentang metode akal untuk mengungkap suatu
hakikae dan bahlcan metodo metodo yang diteapkan oleh im logika mash
perl dipertanyakan dan rekonstruks

Hubungan epistemologi dengan fisaft. Pengerian umum flsıfr adalah
pengenalan terhadap cisistens (onolog), reaias ekstemal, dan aka
Kcberadzan. Sementarafiafa dalam pengertian usus(metafsa) adalah
membahas kaidah-kaidah umum tentang eksistensi. Dalam da pengertian
tenbat, telah diasumsikan mengenai kemampuan, kodrar, dan valditas
aka dalam memahami hakikat dan altas sten.

© Hubungan epistemologi dengan teologi dan ilmu taf. Tu kalam (tcologf)
ialah suatu ilmu yang menjabarkan proposisi-proposisi teks suci agama dan
penyusunan argumentasi demi mempertahankan peran dan posisi agama.
Inu tar adalah suatu mu yang berhubungan dengan metode penafiiran
ki

ab suc. Jai, epistemologi berperan sentra sebagai alar penting bagi kedua
ua tersebut, khususnya pembahasin yang terkait dengan kontradiksi

Kan Bidang-bidang Fist 105

ilmu dan agama, atau akal dan agama, atau pengkajtan seputar pluralisme
dan hermencutik Karena alar pembahasan ini terkait langsung dengan
pembahasan epistemologi.

7.3 Aksiologi
1. Memahami dimensi aksiologi

Sebuah kenyataan yang sudah tidak bisa dipungkiribahwa peradaban manusia
berhutang pada ilmu dan teknologi. Keduanya membawa manusia kepada
keindahan dalam memenuhi kebucuhannya. Tidak hanya iu, kini manusia tidak
perlu memerlukan waktu yang panjang untuk mencapainya. Namun di sis lain,
apakah ilmu itu selalu membawa nilai posi, bagi manusia apakah ilmu juga
terbebas dari pembawa malapetaka dan kehancuran manusia itu sendiri, yang
akhienya diakbiridengan sebuah perlawanan “apakah'ilmuitu bebas nia Banyak
kenyataan yang dapat kita jadikan contoh pelanggaran terhadap hakikae im.
Dehumanisasi adalah ekses ecknologi yang bersifar negatif. Dengan demikian
sebuah ilmu bisa berdampak posi, bisa juga negacif bergancung bagaimana
operasionaliss ilmu dalam kontribusinya dalam memenuhi kebutuhan orang
banyak.

Sebagaiilmuwan, sudah scharusnya mengetabui bagaimana sikap yang anus
dibangun ketika mengamalkan sebuah ilmu schingga imu yang dibuat dengan
hakikat kebenaran tidak akan mengalami pembiasan rujuan bahkan membentuk
tujuan sendiri. Sebagai intelekual komunikasi, apakah kita membayangkan
bahwa proses komunikasi yang dilakukan akan membawa nilai guna atau justra
menyengsarakan atau membahayakan orang lain yang menjadi lawan bicara kita,
‘Oleh Karena itu, berbicara masalah aksiologi ilmu tidak akan dapat lepas dari
persoalan moral. Secara moral, ilmu haras ditujukan untuk kebaikan manusia
tanpa mengubah hakikat kemanusiaan (Sumantr 2003).

Ketimpangan akan terjadi bila pemahaman ilmuwan terhadap sains
dan teknologinya hanya terbatas pada pemahaman konten, tanpa berusaha
memahami sisi manusia pembuatilmu. Pemahaman yang erbatas pada ss
saa, akan berefek pada kurangnya perhatian terhadap mo
padahal ilmu bukanlah sesuatu yang bebas mili. Salah sara implikasi ets yang
ditimbulkan oleh perkembangan dan penemuan di bidang teknologi modem
adalah ruang lingkup pengereian, kebebasan, dan tanggung jawab moral manusia
dalam tindakannya (Sumantri 2003).

106 | Pengnar Fife Im

2. Definisi aksiologi

Sebuah ilmu ditemukan dalam rangka memberikan kemanfıaran bagi
manusia. Dengan ilmu diharapkan semua kebutuhan manusia dapat terpenuhi
sccara cepat dan Iebih mudah, Peradaban manusia akan sangar bergantung
pada sejauh mana ilmu dimanfaatkan. Beberapa kemajuan yang dirasakan
manusia dengan ditemukannya ilmu pengetahuan antara lain kemudahan dalam
ransportasi, komunikasi, pendidikan, pertanian, dan sebagainya. Hustrasi ini
akan berkaitan dengan ilmu dilihat dalam perspcktf aksiologi. Selanjutnya,
sebuah pertanyaan yang harus kita temukan jawabannya erat kaitanaya dengan
aksiologi adalah apakah dengan kemajuan ilmu maka semakin maja pula
peradaban manusia?
kan lebih jauh lagi berbicara tentang aksiologi ilmu. Untuk:
lebih mudah dalam memahami aksiologi ilmu, maka sebaiknya kita perhatikan
beberapa definisi tentang aksiologi telebih dahulu. Beberapa definisi tentang
aksiologi diungkapkan olch Amsal Bahtiar (Bahtiar 2004) sebagai berikut
a. Bedasarkan bahasa Yunani, aksiologi berasal dar kata “ario” dalam bahasa
Yunani artinya nilai dan /ogos yang arnya ilmu. Dengan demikian, dapat
diambil kesimpulan baha aksiologi adalah ilmu tentang nila’.
b. Dengan mengutip pada Jujun. $ Suriasumantr, aksiologi berart ori nila
yang berkaitan dengan kegunaan dari pengetahuan yang diperoleh,
© Mengutip dari Brame
hai:
2) Tindakan moral yang melahirkan etka
b) Ekspresi keindahan yang melahirkan eceika
©) Kehidupan sosial poltik yang melahirkan filsafat sosil politike

de Dalam encyclopedia of philosophy, dijelaskan bahwa aksiologi disamakan
dengan ‘valu’ dan valuation, Dalam hal ini mila dianggap sebagai sili
memberi nilai dan dinilai. Richard Laningan scbagaimana dikutip Efendi
mengatakan bahwa aksiologi yang merupakan kategori keempat dalam
disadar merupakan studi etka dan estetika. Hal ini berari bahwa aksiologi
berfokus pada kajian rerhadap nila-nilai manusiawi serta bagaimana cara

aan.

aksiologi terbagi dalam 3 bagian penting, antara

mengekspresikannya.
© Adapun Jujun S, Suriasumants, aksiologi lebih difokuskan kepada sila
kegunaan ilmu. Lima dipandang akan berpautan dengan moral. Nila

sebuah ilmu akan diwarnai sejauh
jawab sosialcerhadap ilmu yang dim

Jana ilmuwan mempunyai tanggung
à, apakah akan dipergunakan uncuke

KajianBidang-bidang Fifa 107

suatu kebaikan atau akan digunakannya sebagai sebuah kejahatan, Oleh
karena it, ilmu akan mengalami kemajuan apabila ilmuwan mempunyai
peradaban (Sumanıri 2003).

3. Nilai

Dalam pembahasan aksiologi, nilai menjadi fokus utama. Nilai dipahami
sebagai pandangan, cita-cita, adat, kebiasaan, dan lain-lain yang menimbulkan
ranggapan emosional pada sescorang atau masyarakat certentu. Dalam filsafat,
nila akan berkaitan dengan logika, etka, esteka (Salam 1997). Logika akan
menjawab tentang persoalan milai kebenaran schingga dengan logika akan
diperoleh sebuah keruntutan. Erika akan berbicara mengenai nilai kebenaran,
aitu antara yang pantas dan tidak pantas, aneara yang baik dan tidak baik,
‘Adapun esteika akan mengupas tentang nil keindahan atau kejelckan. Esteika
biasanya erat berkairan dengan karya sen.

Menurur Wiladjo scbagaimana dikutip Djubacdi dikaakan_bahwa
kebenaran sebuah ilmu pengetahuan tidak pemah absolut, tapi rat cenar
dan sementara Salam 1997). Dengan demikian, kebenaran ilmu pengetahuan
hanya berlakı untuk masyarakat ilmiah seiting dengan perkembangan tor yang
¿ali kebenarannya pada masa sarang, tidak seal berlaku meu masa yang,
kan datang, Scbuah teorbukanlah harga mati yang dak boleh disanggah, just
ei kemajuan ilmu is send, a haras mampu melahikan ilmu yang bara

Sebuah mila bisa juga bensifaesubjektif dan objektifakan sangae bergantung
pa perasaa dan intelekaaltas yang as akan mengarah pada perasaan suka
atau tidak suka, senang atau tidak senang, Nili akan subjcktif bila subjel sangat
berperan dalam segala hal. Sementara nil obje, ka ia tidak bergantung pada
subjek atau kesadaran yang menilai (Bahtiar 2004). Seorang ilmuwan diharapkan
tidak mempunyai kecenderungan memiliki nai subjektif,cetapi lebih pada nila
“objekiP scbab mila ini tidak dapar dipertanggungjawabkan secara sosal, Nila
ini tidak semarı-mata bergantung pada pendapat individu, tetapi lebih pada
“objektvitas Fakta

Peradaban manusia berkembang scjalan dengan perkembangan sains dan
teknologi. Olch karena iu, tidak bisa dipungkiri peradaban manusta berhutang
budi pada sains dan teknolog. Berkar sins dan teknologi pemenuhan kebucuhan
manusi bisa dilakukan dengan lebih cepat dan mudah. Perkembangan ini baik di
bidang Kesehatan, cransportas, pemukiman, pendidikan, dan komunikasi telah
mempermudah kehidupan manusia, Soja awal ilmu sudah dikaitkan dengan

108 | Pongantar Fife Him

tujuan perang, Selain tu, ilmu juga sering dikaitkan dengan faktor kemanusiaan,
di mana bukan lagi teknologi yang berkembang sciring dengan perkembangan
dan keburuhan manusía, namun sebaliknya manusialah yang akhimya yang
harus menyesuaikan dir dengan tcknologi

Menghadapi Kenyataan ini, ilmu yang pada hakikatnya mempelajari alam
schagaimana adanya, mulai mempertanyakan hal yang bersfa seharusnya, untuk
apa scbenarnya lmu itu harus digunakan? Di mana batasnya? Ke arah mana ilmu
akan berkembang? Kemudian bagaimana dengan nilai dalam ilmu pengetahuan.
Perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan telah menciptakan berbagai
bentuk kemudahan bagi man

Namun apakah hal itu sclala demikian? Bahwa imu pengetahuan dan
teknologinya merupakan berkah dan penyelamat bagi manusia, terbebas dari
kutuk yang membawa malapetaka dan kesengsaraan? Memang mempeajari
teknologi seperti bom atom, manusia bisa memanfiatkan wujudnya sebagai
sumber energi bagi keselamatan umat manusia, teapi dipihak lain hal ini bisa
juga berakibar sehaliknya, yakni membavea mausia pada penciptaan bom arom
yang menimbulkan malapetaka.

Menghadapi hal yang demikian, ilmu pengetahuan yang pada esensinya,
mempclajari alam scbagaimana adanya, mul dipertanyalan untuk apa
scbenampa ilmu itu harıs dipergunakan? Dihadapkan dengan masalah moral
dalam menghadapi ckses ilmu dan teknologi yang bersifar merusak ini, para
ilmuan terbagi kedalam golongan pendapat yaltu golongan pertama yang
menginginkan bahwa ilmu harus bersifar newal teshadap nili-nili baik ica
secara ontologis maupun aksiolog. Sebaliknya, golongan kedua bahwa netralisas
verhadap nilai-nilai hanyalah terbatas pada metafss keilmuan sedangkan dalam
penggunaanya ilmu berlandaskan pada moral. Golongan kedua mendasarkan
pendapatnya pada beberapa hal yakni Ilmu secara faktual telah dipergunakan
sccara destruktifolch manusia yang telah dibuktikan dengan adanya dua perang
dunia yang mempergunakan teknologi-teknologikeilmuan

Iu telah berkembang pesar dan makin cksetoris schingga ilmuan telah
mengetahui apa yang mungkin terjadi apabila adanya penyalahgunaan.Imu
‘dapat mengubah manusia dan kemanusiaan yang paling hakiki seperti pada kasus
revolusi genctika dan scknik perubahan sosial, Berkenaan dengan nilai guna
ilmu, tak dapae dibantah lagi bahwa ilmu itu sangar bermanfaat bagi scluruh
mar manusia, Dengan ilmu sescorang dapat mengubah wajah dunia, Berkaitan
dengan hal ini, menurut Francis Bacon seperti yang dikutip oleh Jujun S.
Suriasumatriyaicu bahwa “pengetahuan adalah kckuasian” apakah kekuasaan iru

KajianBidang-bidang Fist 109

merupakan berkat atau juseru malapetaka bagi umat manusia. Kalaupun terjadi
malapetak yang discbablcan oleh ilmu, kita tidak bist mengatakan bahwa ita
merupakan kesalahan ilmu karen: sendir merupakan alar bagi man
untuk mencapai kebahagisan hidupnya. Lagi pula ilmu memiliki sic neteal,
ilmu ridak mengenal baik ataupun buruk melainkan bergantung pada pemi
dalam menggunakannya.

a. Logika

Logika pada dasırnya merupakan suatu teknik atau metode yang diciprakan
untuk mencliti keteparan dalam penalaran, Penalaran akan betkaitan dengan
berpikir asıs-asas, patokan-patokan, hukum-hukum. Logika akan membanta
‘manusia dalam menempuh jalan yang paling cfisien dan menjaga kemampuan
‘yang salah dalam berpikir. Dengan kata lain orang dapat berpiki secara benar.

Dengan memahami logika, seridaknya seorang tidak akan terjerumus
ke dalam jurang kesesatan, kekelinuan atau kesalahan. Francis Bacon dalam
bukunya"Novum Organum” sebagaimana dikutip Mundiri mengatakan tentang
beberapa jens kekeliruan.

1) De idols of the cave, yaicu kekeliruan yang disebabkan oleh pemikiran
yang sempit. Sescorang yang melakukan kesalahan ini, berart dia kurang
mengerahui hubungan kasualias dari fakta-faka yang ditemuinya.

2) The idols of the tribe, yaitu kesesatan yang disebabkan oleh hakikat
manusiayang secara individu merasa dirinya dari suku, bangsa dan ras
tertentu Hal ini berakibac pada kurangnya kepekaan pada perbedaan antar
budaya

3) The idols of the forum, ya kesalahan karena kurangnya penguasian bahasa
schingga pada gilirannya akan mengurangi kemampuan dalam memilih
kata-kata dan menggunakannya secara tepat untuk mengungkapkan suas
kebenaran.

4) The idols of the marke, yaa kekeliruan pada diri sescorang karena lala
kakı dalam mengindencifkas dirinya terhadap ada, kebiasan, dan norma-
normasoial.

b. Edka

Tujuan dañ etika adalah agar manusia mengerahui dan mampu
mempertanggungjawablan apa yang ia lakcukam. Di dalam etka, nia kebaikan
ai tngkah laku manusia menjadi sentral persoalan. Maksudnya adalah ingkah

110] Pongantr Fife Im

Taku yang penuh dengan eanggung jawab, baik tanggung jawab terhadap diri
sendir, masyarakat, alam maupun terhadap Tuhan sebagai sang pencipta. Dalam
perkembangan sejarah etika, ada 4 toori etka sebagai sistem Ailsafıt moral yaita
hedonisme, cudemonisme, utliterime dan pragmatisme. Hedonisme adalah
suatu pandangan yang menganggap bahwa sesuatu yang baik jka mengandung,
kenikmatan bagi manusia. Eudemonisme menegaskan setiap Kegiatan manusia
mengejartujuan. Adapun tujuan daricudemonisme cusendiriadalah kebahagiaan,
Selnjutnya, uriliarisme yang berpendapar bahwa tujuan hukum adalah
memajukan kepentingan para warga negara dan bukan memaksakan perintah-
perintah ahi atau melindungi apa yang discbut hak-hak kodrati, Selanjutnya,
pragmatisme adalah suatu pemikiran yang menganggap bahwa sesuata yang baik
adılah yang berguna secara praktis dalam kehidupan, Ukuran kebenaran suatu
teori adalah kegunaan praktis teor iu, bukan diihat secara teorets,

Etika berada dalam setap faktor Kehidupan manusia, meski tidak schlu
dinyatakan secara terulis, dalam berkomunikasi pun ada etikanya. Namun,
mengkaji masalah etika komunikasi termasuk kajian yang masih teramar las.
Hal in dschabkan karena komunikasi trdir bebagi kontcks komunikas yang
menjadi bagiannya, misalaya, komunikasi anear personal, komunikasi antır
budaya, periklanan, humas, jumalsik, pers, dan scbagainya. Masing-masing
mempunyai eka masing-masing yang saru dengan lainnya tidae akan sama
arena objekkajiannya berbeda

Andersen sebagaimana dikutip oleh Surajiyo mengatakan bahvwa etka
adalah sebuah sicuasi yang mempcljari nilai dan landasan bagi penerapannya.
Hal ini pantas atau tidak pantas, baik atau buruk. Sebuah etka tidak akan
lagi mempersoalkan kondisi manusia retapi sudah pada bagaimana scharusnya
‘manusia bercidak namun kemudian kita tidak dapat mengatakan bahwa sebuah
‘erika akan menyelesaikan persoalan prakts, Sebuah etka tak mengatakan pada
sescorang apa yang haras dilakukannya pada siuasi terentu. Teori etka akan
membantu menusia untuk memucuskan apa yang harus ia lakukan. Schingga
dapat dikatakan bahwa fungsi praktis etka adalah memberikan pertimbangan
dalam perilaku.

“Tidak akan dapat dikatakan bahwa etka adalah sesuacu yang benar dan tidak
benar,tetapicikalebih memandang pada pertimbangan yang relevan uncuk sua
alısan berkaitande kan yangakan diambilolch sescorang. Bukan berarti
bil escorang berperilaku tidak pantas ita adalah salah dan berperilaku pantas ita
benar, tetapisefauh mana alasan dari berperilaku ersebur, Sebagai contoh, dalam
ilmu komunikasi, perkataan cris dan tidak eis sering sckali kita jumpai dalam
peristiva schari-hari, Pengungkapan ini akan sangat deka dengan makna pantas

Ken Bidangbidang iba] 111

atau tidak pantas schingga ukurannya adalah norma. Namun demikian, suatu
la bersfatrclaif atau tidak mutlak, yang berarti bahwa dalam waktu yang.
berbeda dan tempat yang berbeda uncuk satu evika dengan subjek sama, tidak
akan mungkin sama persis. Kita contohkan ketika kita melihac budaya kumpul
kebo pada budaya bara, dengan budaya timur. Di budaya barat, kumpul kebo
dipandang sesuacu yang eis dan wajar-wajar saja, tetapi dalam budaya timur
seperti Indonesia, kumpul kebo dianggap sebagai sesuatu yang tidak etisataw
belum ets. Demikian juga dengan ungkapan “dancuk” bagi masyarakat Madura
adalah suatu ungkapan etis,tetapi bagi masyarakat dí luar iu belum tentu cts.

e Estetika

Estetika akan dikaitkan dengan seni karena estetika Iahir dari

tentang keindahan, Kattsof scbagaimana yang dikurip.
mengatakan bahvtaestetika akan menyangkut perasaan, dan perasian ini adalah
perasaan indah. Nilai keindahan tidak semata-mata pada bentuk atau kualitas
objeknya, crap juga isi atau makna yangdikandungnya. Dengan demikian sebuah
cetetika akan ditemukan dalam sisi labimpa maupun batinnya, bukan hanya
sepihak. Sebagaiilustrasi bahwa wanita cancik belum tentu indah, karena cantik
disini belam tentu menimbulkan kesenangan pada perasaan orang lain, Iustrai
lain, misalnya kita bangun pagi, matahari memancarkan sinamya kita merasa
schat dan secara umum kita merasakan kenikmatan. Meskipun sesungguhnya
pag ru sendiri tidak indah tetapi kita mengalaminya dengan perasaan nikmat.
Dalam hal ini orang cenderang mengalihkan perasaan tadi menjadi sfar objek:
jeu, arinya memandang keindahan sebagai sf objek yang kita serap, padahal
schenarnya tetap merupakan perasaan.

Contoh yang lain dalam hal komunikasi. Komunikasi juga dapat dilihat
dar sisi esteikanya. Wamer J Saverin dan James Tankard Jr dalam bukunya:
“Communication ‘Theories, Origins, Methods, Uses’, mengatakan bahwa
komunikasi massa adalah sebagian keterampilan, sebagai seni, dan sebagai me.
Komunikasi massa adalah keterampilan yang meliputi teknik-reknik tertentu
yang secara fundamental dapat dipelajari, seperti memfokuskan kamera televsi,
mengoperasikan perckam pita, dan mencatar ketika wawancara. Komunikasi

massa adalah seni dalam arian eantangan-tantangan kreatifsepertimenulisnaska,
‘untuk acara dokumentercelevsi, mengembangkan tata erak yang menyenangkan
dan memikat uncuk iklan majalah, seta menampilkan tras berita yang menarik
dan mengena untuk kisah berita, Ia adalah ilmu yang mencakup asas-asas yang.
dapat diuji dalam membuar karya komunikasi yang dapar dipergunakan untuk
mencapai tujuan khusus yang lebih efektif (Zamroni 2009),

112 Penganar Fife Im

de Ilmu, ni, dan tanggung jawab ilmuan

Dalam tahap awal perkembangannya, ilmu sudah dikaitkan dengan cujuan
rertentu. mu tidak sja digunakan uncuk menguasai alam melainkan juga uncuk
memerangi sesima manusia, arauı menguasai manusia, Tidak jarang manusia
diperbudak olch ilmu. Dengan ilmu, kadang-kadang manusia mengorbankan
nilai-nilat kemanuslannya. Akhirnya hanya karena ilmu terjadi gejala
dehumanisasi, schingga tidak salah jika banyak orang mengatakan bahwa imu
sudah tidak berpihak kepada manusi, etap ilmu sudah mempunyai tujuamnya.
sendiri, Dalam zaman globaliasi sat ini, di mana proses perkembangan ilmu
pengerahuan dan tcknologi tidak lagi menunjukkan perkembangan sedikit
demi sedikit, serapak demi setapak, melainkan melalui lompatan-lompatan atau
rerobosan-terobosan yang besar

Pengaruh menyeluruh yang ditimbulkan olch kemjuan ilmu pengetahuan
dan teknolog ini antara lain dapat digambarkan dengan terjadinya revolusi
industri pada akhir abad 19, yang bermula di Inggris. Menyaksikan kenyataan
yang menyambung revolusi industri terscbur maka sejumlah fisuf tentang,
kemanusizan jauh-jauh hari telah memperingatkan bahwa kita harus
memperhitungkan akibat-akibat yang akan terbaveaoleh diterapkannya tcknologi
mutakhir terhadap kehidupan bersama manusis, tanpa mengingkari berapa
kemajuan teknologi telah meninglackan kemampuan manusia untuk mengelola
alam lingkungannya. Filsuf-fisuf ini juga menyaksikan gejala-gejala yang perla
mendapat perhatian kemanusiaan schubungan dengan akibar sampingan dari
penerapan teknologi ini. Dengan demikian sebuah ilmu bukan mustabil justru
‘menjadi bumerang bagi kemanusiaan iu sendiri, dan terlempar jauh dati hakikar
ilmu yang sebenarnya.

‘Menghadapi kenyataan pahiini, Imuwan yang pada hakikataya mempelajai
alam sebagaimana adanya, mulai mempertanyakan tentang bagaimana scharusnya
memanfaackan ilmu. Banyak orang mulai bertanya uncuk apa ilmu itu harus
ipergunakan dan ke arah mana ilmu harus diarahkan. Tencu untuk menjawab
pertanyaan ini orang harus meliha lagi rentang hakikar moralJnilah pertanyaan
rentang aksiologi yang dipecahkan demi kemaslahatan umar
Dalam flsafa, ilu juga dikaitkan dengan nila. Pertanyaan yang banyak.
dibahas antara lain bahwa apakah sella imu itu bebas nila atau tidak bebas
nila, Teneu tidak ada orang yang meragukannya kalau ilmu ieu sendiri bernili.
Nii ilmu terletak pada manfat yang diberikannya schingga menusia dapat
‘mencapai kemudahan dalam hidup. Im dikatakan bemila karena menghasilkan
pengetahuan yang dapat dipercaya kebenarannya yang objektif, yang terkaji

KajianBidang-bidang Fifa 113

secara kriik, Dengan demikian ilmu sebagai sebuah mila adalah sesuaru yang.
bernilai dan masih bebas nai. Akan tetapisetelah ilmu digunakan oleh ilmuwan,
ia menjadi tidak bebas nilai, hal ini dischabkan sejauh mana moral yang ada
pada ilmuwan untuk bertanggung jawab terhadap ilmu yang dimilikinya akan
menyebabkan ilmu iu menjadi baik atau menjadi buruk,

Namun, sebagai seorang ilmuwan, tidak akan dapat lepas dari hakikat ilmu.
Banyak peran yang menjadi tanggung jawab sosal terhadap ilmu yang dimilil
Sika sosial ilmuwan harus salu konsisten dengan proses penclaahan ilmu yang
dlilakukan, Beberapa sikap sosial yang mungkin dilakukan Imuan sebagai
‘cermin tanggung jawab sosial antara lain:

1) Menjelaskan semua permasalahan yang tidak dikerahui masyarakat
denganbahası yang mudah dicerna

2) Memengaruhi opini dalam rangka memunculkan masalah yang
pentinguntuk segera dipecahkan,

3) Meramalkan apa yang terjadi dengan sebuah fenomena.

4) Menemukan alternatif dari objek permasalahan yang menjadi
pusatperhatian,

5) Di bidang ctika, ilmuwan tidak hanya memberikan informasi tetapi
juga memberikan contoh (Sumantri 2003).

Sikap ctis dalam pengembangan ilmu pengetahuan merupakan ist yang
lianggap cukup penting dalam fsafar ims, tcrucama seal jka Kia kackan
dlengan pertanyaanapakah mu bebas nila atau tidak. Dalam perkembangannya,
ada 2 pihak yang sang bertentangan dalam membahas ini, antara paham
posivisme yang menganggap bahwa ilmu harus bebas nil, Di pihak ain
ada juga yang beranggapan bahwa ilmu tidak mungkin bebas nila karena
dalam penerapannya akan sangat dipengaruhi oleh kepentingan soil. Dengan
emikan, mili adalah ssuaro yang masih banyak diperdebatkan oleh ilmuwan
Kerika memandang ia dai sebuah mu

MenururSaifudinscbagaimana dikutip oleh Mundi, dikatakan bahwaklaim
ilmu bebas nilai berdampak bahwa kegiatan ilmiah berjalan aras dasar hallar
ilmu itu sendiri (Mundiri 2006). Secara teoretisilmu pengerahuan dibiarkan
menjelaskan rahasia alam dan menafsrkan realtas objek dengan penckanan
padanya. Dalam hal ini ilmu selalu cerbuka bagi usıha-usaha penguacan,
pendalaman, bahkan pembaealan, Namun di sisi ain, netalis ilmu pengetahuan
semakin tidak dapat dipertahankan ketika masuk dalam eataran prats aksiologis.
mu pengetahuan dalam hal ini benar-benar saat ill, mu pengetahuan sudah

114] Penganar Fife Im

harus mempertimbangkan dimensi etka yang melingkupinya. Kepentingan yang
melckat kepada pengguna ilmu menyebabkan ilmu tidak bisa bebas dari tataran

e. Kegunaan aksiologi terhadap tujuan ilmu pengetahuan

Berkensan dengan nai guna ilmu, baik itu ilmu umum maupun ¡mu
agama, tak dapat dibantah lagi bahwa kedua ilmu itu sangat bermanfar bagi
schuruh umat manusia, Dengan ilmu sesorang dapat mengubah wajah dunia.
Berkaitan dengan hal ini, menurur Francis Bacon seperti yang dikutip oleh Jujun,
5. Suriasumatri bahwa “pengetahuan adalah kekuasaan”. Apakah kekuasaan ita
‘merupakan berkat atau justru malapetaka bagi umat manusia, Kalaupun terjadi
malapetaka yang discbablcan olch ilmu, kita tidak bisa mengatakan bahwa ita
merupakan kesalahan ilmu karena ilmu itu sendiri merupakan alae bagi manusia
untuk mencapai kebahagiaan hidup, lagi pula ilmu memiliki sf neral,
tidak mengenal baik ataupun buruk melainkan tergantung pada pemilik dalam
menggunakannya.

Untuk mengerahui kegunaan fisafar ilmu atau untuk apa fisafıt mu

jew digunakan, kita dapat memulainya dengan melihat fisafa sebagai tiga hal,

1) File sebagai kumpulan teori digunakan untuk memahami dan

‘mereaksikan dunia pemikiran. Jika sescorang hendak ikut membentuk

dunia atau ikut mendukung suacu ide yang membentuk suatu dunia,

atau hendak menentang suatu sistem kebudayaan, sistem ekonomi, atau

‘sistem poliik, maka sebaiknya mem pelajari teor-teotflsfacnya.Jnilah
kegunaan mempelajar teor-tori fist il

2) Filsafie sebagai pandangan hidup. Dalam hal ini, semua reo ajerannya.
diterima kebenarannya dan dilaksanakan dalam kehidupan. Filsaae
ilmu sebagai pandangan hidup digunakan sebagai perunjuk dalam
menjalani kehidupan.

3) Filsafit sebagai metodologi dalam memecahkan masalah. Dalam
hidup ini kita menghadapi banyak masalah. Bila ada baru di depan
piney, stip keluar dari pintu itu kaki kita cersandung maka dapat
ddiasumsikan bahwa bar itu masalah. Kehidupan akan dijalani lebih
cenak bila masalah masalah itu dapat diselesaikan. Ada banyak cara
menyeleaikan masalah, mulai dari cara yang sederhana sampai yang
paling rumit. Bila cara yang digunakan amar sederhana maka biasanya

Kaji Bidang bidang Fifa 115

masalah tidak vrseesuikan secara tunas. Penyelesaian yang detail iw
biasanya dapat mengungkap semua masalah yang berkembang dalam
Kchidupan manusia

E. Kaitan aksiologi dengan filsfac ilmu

à itu bersifat objektif, api kadang-kadang bersifae subjektif: Dikatakan
lak cergancung pada subjek ara kesadaran yang menila
Tolok ukur suatu gagasan berada pada objeknya, bukan pada subjek yang
melakukan penilaian, Kebenaran tidak tergancung pada kebenaran pada pendapat
individu melainkan pada objektivias fata. Schaliknya, nilai menjadi subjekif
apabila subjek berperan dalam member penilaian; kesadaran manusia menjadi
tolok ukur penilian. Dengan demikian nilai subjektf selalu memethatikan
berbagai pandangan yang dimiliki akal budi manusia, seperti perasaan yang
kan mengasıh kepada suka atau tidak suka, senang atau tidak senang (Zamroni
2009).

Bagaimana dengan objektvitas ilmu? Sudah menjadi ketentuan umum dan
diterima oleh berbagai kalangan bahwa ilmu harus bersifat objektf. Salah sata
Faktor yang membedakan antarı pemayataan ilmiah dan angeapan umum ialah
verletak pada objektvitasnya. Scorang ilmuan harus mélihat realitas empiris
‘dengan mengesampingkan kesadaran yang bersiar ideologis, agama, dan budaya.
‘Seorang ilmuan haruslah bebas dalam menentukan topik pencliiannya, bebas
melakukan eksperimen-eksperimen. Ketika seorang ilmuan bekerja, dia hanya
rertuju kepada proses kerja ilmiah dan cujuannya agar peneliiannya berhasil
dengan baik, Nilai objektif hanya menjadi tujuan uramanya, tidak trikat pada
nilai subjekuf (Zamroni 2009)

Bab 8
Ilmu, Teknologi, dan Seni

8.1 Dimensi Ilmu, Teknologi, dan Seni

Penggunaan teknologi olch manusia kini berkembang sangat pesat. Banyak
teknologi baru yang diciprakan manusia untuk memudahkan keperluan mereka,
Contohnya saja teknologi pertanian, teknologi internet, dan masih banyak
teknologi lainnya.

1. Definisi teknologi dari berbagai sumber

Definis teknolog menurut Pocrbahawadja Harahap, tcknologi adalah 1)
imu yang menycidkicaracara kerja di dalam teknik sera 2) lm pengeahuan
yang digunakan dalam pabrik-pabrik dan indust-indust

Definis eknologi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1990: 1158),
teknologi adalah 1) merode imiah untuk mencapal ran, prakis ilmu
pengeahuan rerapan sera 2) kesclurahan sarana untuk menyediakan barang-
Daran yang diperlukan bug Kelangsungan dan kenyamanan hidup manusi.

Dalam Random House Dictionary seperi dikup Naisiet (2002: 46),
tcknologi adalah sebagai bends, sebuah objet, bahan, dan wujud yang jelasjeas
berbeda dengan manu.

Menurut Miarso (200: 62), teknologi adilah proses yang meningkatkan
niki tambah, proses tersebut menggunakan atau menghasilkan suacu produk,
produk yang dihasilkan tidak terpisah dasiproduk lan yang telah ada dan karen
itu menjadi bagian integral dari suatu sistem.

‘Teknologi adalah kemampuan menerapkan suatu pengatahuan dan
kepandaian membuat sesuatu yang berkenaan pengetahuan dengan suatu produk,
yang berhubungan dengan seni serca berlandasan pengetahuan ilmu ekstaksa
bersandarkan pada aplikasi dan implitasi mu pengetahuan ita send

118 Penganar Fife Im

‘Teknologi masa kini telah banyak berkembang di masyarakat. Penggunaan
teknologi oleh manusia sendirdiawali dengan alatalatsedechana yang dibuatoleh

usa pada zaman dahulu. Contohnya sa pada teknologi otomotif, mungkin
soda saat ini dianggap olch manusia hanya biasasaja. Namun, pada zaman dahula
teknologiterscbut adalah teknologi paling inovatif karena roda sangat membanta
‘manusia uncuk perjalanan, Jika dibandingkan dengan teknologi zaman sekarang,
roda mungkin hanya tinggal sarah,

Namun, tcknologi zaman sckarang masih terus berkembang pesar dan
iprakan inovasi dan karya-karya terbaru, Salah satunya adalah tcknologi
‘Smartphone yang menjadi fenomena pada saat ini. Smartphone menjadi fenomena
karena beberapa kelebihan yang dimilikinya daripada handphone lainnya. Oleh
Karena it, smartphone discbur sebagai teknologi baru,

Definisi seni

Senimenurut kamusbesar bahasa Indonesia adalah ahli membut karya yang,

bermuru,diihar dari sei kehalusannya, keindahannya, dan lain sebagainya,

a. Ariscoteles: seni adalah peniruan terhadap alam cetapi sifamya harus ideal

b. Plato dan Rousseau: seni adalah hasi peninsan alam dengan segala eginya.

© Ki Hajar Dewantara: seni adalah segala perbuatan manusía yang timbul dari
perasaan dan si indah schingga menggerakan jiwa peraszan manusia

de Ahdian Kara Miharja: seni adalah kegiatan rohani yang mereflesikan
reafitas dalam suatu karya yang bentuk dan isinya untuk membangkickan
pengalaman tertenta dalam rohaninya penerimanya.

& Prof. Dis. Suwaji Bastomi: seni adalah akivitas batin dengan pengalaman
cetetika yang menyatakan dalam bentuk agung yang mempunyai daya.
membangkitkan rasa takjub dan hara.

£. _Enulikopedia Indonesia: sen adalah penciptaan segala hal atau
arena keindahannya orang senang melihatnya atau mendengarnya

nda yang

Sesuatu dikatakan indah jika mengandung 3 Faktor utama yaitu (1)
Faktor kesempurnaan, (2) faktor keharmonisan, dan (3) sinar kecemerlangan.
Keharmonisan merupakan adanya unsur keserasian, keselarasan, dan kesesunian
komposisiantar organ/komponen yang satu dengan yang ain dengan berdasarkan
Loteria subjektif yang melekat padanya.

Mm, Teknlog dan Sen | 119

mu, tcknologi, dan seni sebagai produlk menjadi milik manusia. Artinya,
ilmu, reknologi dan seni didapat melalui pola pikir analog ilmiah menggunakan
metode keilmuan yang runtut membavea ke arah tt temu pada suatu konklusi
yang bensfie nisi

3. Teknologi dan seni

Pengembangan ilmu, teknologi, dan sen terjadi pada sia adanya akumulasi
budaya yang berdasarkan pengembangan kebudayaan di dalam kehidupan sosial
schingga pada diri manusia muncul:

a. pengembangan konsepdirin
Le arah pribadi yang mandir

berger dari seorang pribadi yang bergancung

b. manusiaakan mengakumuhsi berbagai macam pengalaman yang didapatkan
sebagai sumber belajar yang berkembang:
€ kemampuan penalaran manusia meningkat berorientasi pada tugas
perkembangan peranan sosal yang dibawa;
de orientasi pada alam semesta bergeser dari orienta yang objektif menuju
subjektif untuk melakukan suatu aktivitasaktivtas tertentu guna mencapai
tujuan, Pengembangan ilmu teknologi dan seni terdapat cingkatan
yaita bempa invention, discovery, innovation, dan

mu dasar (basic science) merupakan landasan kajan ilmiah yang bersiar
asas yang digunakan untuk pengembangan ilmu pengetahuan secarakeschuruhan
(Maman Rachman 2008: 207). Pengembangan ilmu dasar uncuk kemaslahatan
manusa discbur dengan ilmu terapan. Tujuannya adalah memecahkan masalah-
masalah yang dialami umac manusia. Misalnya di dalam lmu bahasa, kta belajar
membaca huruf, kata, paragraf, sampai cai. Seria proses tersebut membuat kita
rmengerti malena dari apa yang kita baca schingga kita bisa mengerti berbagai
imu dar ulisan yang kita baca. Dalam ilm fsika pun ada fisika dasar dan fi
terapan,

Hasilbasildari ilmu terapan dapat berupa pengolahan bahan, penciptaan
peralatan, penentuantangkah kegiaran, dan carapelaksanaan yangditempuh untuk
menghasilkan sesuatu sesuai dengan tuncutannya. Bentuk pengembangan ini
discbut teknologi, teknologi ita sendii adalah sata cara yang dipandang sebagai

120 | Penganar Fife Im

kepandaian untuk membuat sesuam/mehkukan sesuatu yang berhubungan
dengan seni. Seni adalah keablian membune karya yang bermuru, dilihar dar sei
Kchalusamnya, keindahannya, dan lain sebagainya (Kamus Besar Bahasa Indonesia
1989). Teknologi dan seni merupakan dua hal yang berhubungan karena dengan
keduanya yang terdapat dalam suatu karya, baik konkret maupun abstrak akan
tercipta sebuah kescimbangan yang indah. Kita tidak bisa membayangkan jika
teknologi atau seni berdii sendiri. Bentuk televisi yang sama, model pakaian
‘yang sama, lukisan-lukisan tangan saa, atau lagu-lagu tampa adanya musik.

Jai teknolog dan sen merupakan penerapan lmudasaruncuk memecahkan
masalah guna mencapai suatu tujuan tertentu, sedangkan ilmu dasar/teori
murninya mungkin diperoleh dengan jalan membersihkan pengactahuan dari
dorongan dan kepentingan manusiawi, walaupun berpaham rasionals ataupun
‘empiris (F Budi Hardiman 200% 24). Dengan demikian, teknologi dan sent
bersfar subjekif Karena digunakan uncuk tujuan certentu yang, bergancung,
pada penguasa reknologi dan sen, ttpi etap harusdikuti norma moral eka
kemasyarakatan yang luas. Francis Bacon mengatakan imu adalah kekuasıan
schingga teknologi merupakan alar kekuasaan. Akan tetpi, bukan berart kita
menggunakannya secara semena-mena karena ada isilah ilmu amaliah dan
mal ilmiah yang berart ilmu harus diamalkan dan tap amalan haras bersfat
ilmiah. Kata amal dalam bahasa Arab berart tindakan atau perbuatan, dalam
Bahasa Indonesia berarti perbuatan kasi sayang atau charity. Jad, itu harus
berguna bagi orang ain, bukan hanya untuk memuaskan kepentingan pemiliknya
sendit

Perkembangan tcknologi dan seni berjalan bersama dan saling mendukung
sa sama in. Misalnya, sen peran dan sen musik semakin berkembang srlah
ditemukannya lirik, seni rupa semakin berkembang setelah ditemukannya
kamera foro, dunia sista tulis pun menang ars sas lan setelah Johan
‘Guttenberg menemukan mesin cetak Di Indonesia, perkembangan teknologi
sangat membantu banyak orang dalam berkomunikas mellui interne, tetapi
data menunjukkan har har ini Indonesia menduduki peringkat perama dalam
hal ober crime sedunin. Hal ini tentunya tidal sei dengan ilmu amaliah,
‘Teknologi yang mulai bergeser dari tknologi industri menjadi teknologi
informası sckarang in

Mm, Teknlog dan Sen] 121

8.2 Penempatan Fungsi Filsafat terhadap
Perkembangan Teknologi
Umut Tahir dari lat dalam peskembangannya mempunyak produk yaita
teknologi. Sekaran ini pekembangan leaf telah tehalahkan olh rcknoloi.

Ramifikasfisaae menjadi lebih sempiedibandingkan dengan ramifikasiteknologi
yang lebih luas perkembangannya,

Kita ketahui bahwa scbenarnya sejak dulu teknologisudah ada atau manusia
sudah menggunakan tcknologi. Sescorang menggunakan tcknologi karena
manusia berakal. Dengan akalnya ia ingin keluar dari masalah, ingin hidup
lebih baik, lebih aman, dan scbagainya. Perkembangan teknologi terjai karena
sescorang menggunakan akalnya dan akalnya uncuk menyelesikan seriap masalah
yang dihadapinya.

Pada sat sisi, perkembangan dunia IPTEK yang demikian mengagumkan
itu memang telah membawa manfaat yang luar biasa bagi kemajuan peradaban
umat manusia, Jenis-jenis pekerjaan yang sebelumnya menuncut kemampuan
fiik yang cukup besar, kini relatif sudah bisa diganikan oleh perangkat mesin-
mesin oromatis. Demikian juga ditemukannya Formulasi-formulasi baru kapasitas
komputer, scolah sudah mampu menggeser posisi kemampuan orak manusia
dalam berbagai bidang ilmu dan akcivitas manusia. Ringkas kata, kemajuan
IPTEK yang telah kita capai sckarang benar-benar telah diakui dan dirasakan
memberikan banyak kemudahan dan kenyamanan bagi kehidupan umat
manucia. Sumbangan IPTEK rerhadap peradaban dan kesejahteraan manusia
tidaklah dapat dipungkiri. Namun, manusia tidak bisa pula menipu dir sendiri
akan kenyataan bahwa IPTEK mendatangkan malapetaka dan kesengsaraan bagi

Kalaupun ceknologi mampu mengungkap semua tabir rahasia alam dan
Kchidupan, tidak berari teknologi sinonim dengan kebenaran scbab IPTEK
hanya mampu menampilkan kenyataan. Kebenaran yang manustawi haruslah
lebih dari sckadar kenyataan objektif. Kebenaran haras mencakup pula unsur
keadilan, Tentu saja IPTEK tidak mengenal moral kemanusiaan schingga IPTEK
tidak pernah bisa menjadi standar kebenaran ataupun solusi dati maslak-masalah

122] Penganar Fife Im

Dampak teknologi adalah akibat yang ditimbulkan olch suata scknologi,
bisa akibar baik bisa juga akibat buruk dalam kehidupan manusa.

Kemajuan scknologi adalah sesuat yang vidak bisa Kia hindari dalam
Echidupan ini, arena kemajuan teknologi akan berjalan ssuai dengan kemajuan
imu pengetahuan. Sedap novas diipakan untuk memberikan manías positif
bagi kehidupan manusa. Memberikan banyak kemudahan srt sebagai cara bar
dalam melakukan akivtas manusia. Khusus dalam bidang teknologi masyarakat
sudah menikmati banyak manfia yang dibava olch inovascinovas yang telah
asilkan dalam dekade terakhie ini. Namun demikian, walaupun pada awalnya
diciptakan uneuk menghasilkan manfaa posi di sisi hin juga memungkinkan
igunakan untuk hal negaié. Oleh karena iu perla memposisikan fafa di
dalam teknolog untuk kehidupan manusia yang ingin tes maja dan membawa
perkembangan teknologi pada rl dan possi yang sebenarnya. Untuk iculah
dalam kesempatan ini penulis paparkan penemparan fangs fafa trhadap
perkembangan tknologt

1. mu (teknologi) sebagai kajian filsafat

Filafac dan ilmu adalah dua yang saling cerkaie, baik scars substantial
maupun histori karena kelahiran ilmu tidak lepas dari peranan sai Sebaiknya
perkembangan ilmu memperkuar keberadaan fikafat. Imu semakin subur dan
terjadi sekatsekat antarailmu lainnya. Di samping berkembang dengan pesar
timbul rasa kekhawatiran yang dapat mengeliminir peran manusia tampa sadar
dapat diperbudak ilmu reknologi.

Karena iu fiar berusaha mengembalikan ruh dan tujuan lubur imu tidak.
‘menjadi bumerang bagi kehidupan manusia. Dan mempertegas bahwa ilmu dan
teknologi bukan vu

mu bersfae pasteriori yaltu kesimpulannya diarik setclah pengujian-
pengujtan secara berulang-ulang. Sementara flsafr bersifar apriori yakni
kesimpulan-kesimpulannya adanya data empiris scperi yang dituntur ilmu.
{1 Filsafar merupakan pembuka lahirnya ilmu sehingga filafie disebur dengan
induk ilmu.

2. Fungsi filsafat dalam mengkaji tcknologi dan seni

Studi fikafat semakin menjadikan orang mampu untuk. menangani
pertanyaan mendasr manusa yang tidak terletk dalam wewenang meroisilm-
imu Khusus. Ja, fiar membantu untuk mendalami peranysan-peranyaan

Mm, Teknlog dan Seni | 123,

asa manusia tentang reals (ilafa ori) dan lingkup tanggung jawabnya
(Glsafa pres). Kemampuan eu dipeljrinya dar lar jlur sara ssitratik
dan secaa histori
4 Secarasistemats. Artinya filafar menawarkan metode-metode mutakir
‘untuk menangani maslah-maslah mendalam manusia,remang hallar
Kcbenaran dan pengetahuan, baik biast maupun ilmiah, tentang tanggung
jawab, dan keailan dan scbagainya.
1) Schagai alar mencar kebenarn dar seglafenomena yang ada,
2) Mempertahankan, menunjang dan melawan atau berdi neal echada

pandangan flsafı hinnya,

3) Memberikan pengertian tentang cara hidup, pandangan hidup dan
pandangan dunia,

4) Memberikan ajaran tentang moral dan etika yang berguna dalam

kehidupan,
5) Menjadi sumber ingpirasi dan pedoman untuk kehidupan dalam
berbagai aspek kehidupan isu sendin, seperti ekonomi, politik, hukum
dan schagainya
b. Melalui jalur sejarah filafat. Di situ orang belajar untuk mendalami,
menanggapi, serta belajar dari jawaban-jawaban yang sampai sckarang.
ditawarkan oleh para pemikir dan flosof terkemuka terhadap pertanyaan-
pertanyaan tersebur.

Sedangkan Ismaun (2001), mengemukakan fungsi fibafac ilmu adalah
untuk memberikan landasan filosofik dalam memahami berbagi konsep dan
teori sesuatu disiplin ilmu dan membekali kemampuan uneuke membangun
teori ilmiah. Selanjuenya dikarakan pula, bahwa filsafa mu cumbuh dalam
dua fangs, yaltu sebagai confirmatory theories yat berupaya mendckripsikan
relasi normatif antara hipotesis dengan evidensi dan theory of explanation yakn
berupaya menjelaskan berbaga fenomena kecilataupun besa secara sederhana.

Kemampuan ini memberikan sckurangkurangnya tiga kemampuan yang.
memang sangat dibucuhkan oleh segenap orang yang di zaman sckarang haras
atau mau memberikan pengarıhan, bimbingan, dan kepemimpinan spiriual dan
intelcktual dalam masyarakat.

Suatu pengertian lebih mendalam tentang manusia dan dunia. Dengan
mempchjari pendekatan-pendekatan pokok terhadap_pertanyaan-pertanyzan

124] Penginar Fife ma

manusia paling hakiki, seta mendalami javaban-javaban yang diberikan oleh
pemikir-pemikir besar umar manusia, wawasan dan pengertian kita sendiri
perlas.

Kemampuan untuk menganalisis secara terbuka dan kriis argumentasi-
argumentasi, pendapat-pendapat, tuntutan-tunturan, dan legitimasi-legitimasi
‘dari pelbagai ajaran agama, ideologi dan pandangan dunia, Secatasingkat,filbafae
sella juga merupakan kritik ideologi.Justru kemampuan ini sangat diperlukan
dewasa ini di mana kebudayaan merupakan pasaran ide-ide dan idcologi-ideologi
relegius dan poli yang mampu membujuk manusia untuk mempercayakan diri
secara buta kepada mercka. Dalam situnsi ini sangat diperlukan kemampuan
untuk tidak sekadar menolak ideologi-deologi secara dogmatis dan dari luar,
melainkan uncuk menanggapi secara kricis dan argumentar.

Pendasıran metodis dan wawasın lebih mendalam sera Kits dalam
menjalani studi-studi di ilmucilmu khusus, termasuk teologi. Dapar dikatakan
bbahwa filsafar sangatdiperlukan oleh profesi-profes seperi pendidik, pengarang,
dan penerbit, budayawan, sosiolog, psikolog, ilmuwan poliik, agamawan,
rermasuk Kai, pendera, pastur, dan teolog-

Scorang pendidik untuk mempergunakan dan memanfaatkan teknologi di
dunia pendidikan perla pendekatan filsafie yaitu pendekatan teknologi humanis
‘yang memanusiakan manusia berikut ini merupakan paparannya.

3. Teknologi yang humas
Perkembangen teknologi, terutama tcknologi teh memi
terjadinya revolusi dalam bidang pendidikan. Humanisme merupakan flsfat
hidup yang pada incnya adalah memanusiakan manusia, yalta yang mempunyal
kommen untuk terwujudnya manusia seuuhnya meipuri semua aspck
perkembangan posi pribad seperti cinta, kreavias, makna, dan inovatf

Berdasarkan pengertian tentang humanisme maka dapat dikatakan
bahwa pendidikan yang humans adalah berfokus pada peserta-didik, aitu yang
menghargai keragaman karakterisik mereka, berusaha mengembangkan porensi
masing-masing dari mereka secara optimal, mengembangkan kecakapan hidup
‘untuk dapat hidup selaras dengan kondisi pribadi dan lingkungan, memberikan
bantuan untuk mengatas kesulitan pribadi termasuk belajar, sera menggunakan
berbagai cara untuk mengetahui dan menilai kemajuan belajar mereka masing-
masing.

Tekno dan Seni 125

Teknologi yang humanis adalah tcknologi yang dapar digunakan sesuai
dengan kaidah-kaidah humanisik. Teknologi itu harus dikembangkan dan
ddimanfaatkan agar potensi setiap pribadi dapat berkembang secara optimal,
tetapi tidak memisablcan pribadi-pribadi tescbur dari tanggung jawab sosial dan
lingkungannya, Teknologi scbagai cita manusia yang terus berkembang perla
dimanfaaıkan untuk mengarasi berbagai masalah yang mungkin disebabkan oleh
perkembangan teknologi itu sendiri.

Dalam dunia pendidikan tcknologi sebagai proses, produk dan sistem
yang dikembangkan untuk mengatasi masalah pendidikan, yaicu masalah
mucu, pemerataan, relevans, efiiensi dan produktivitas, telah dikembangkan
sebagai suaru disilin keilmuan khusus. Disiplin keilmuan cersebut adalah
“teknologi pendidikan”. Teknologi pendidikan dikembangkan dengan dua dasar
pertimbangan. Pertama, karena masalah pendidikan yangada (mutu, pemerataan,
relevansi, efisiensi, dan produktvitas) tidak dapat dipecahkan dengan pendekatan
yang sudah ada (seperti menambah guru, menambah buku, menambah sekolah,
‘dan lain-lain). Oleh karenaitu,diperlukan pendekacanbaru. Kedua, perkembangan
ingkungan, termasuk perkembangan poliik (demokrasi, desentralisas, HAM,
dan lain-lain), perkembangan lingkungan alam dan ckonomi (pasar bebas,
pelestrian alam, dan sebagainya), dan perkembangan teknologi (erutama TIK)
kan sangat memengaruhi dunia pendidikan. Oleh karena isu, diperlukan suatu
pendekatan bara yang mengambil manfsat dari perkembangan yang ada. Jadi,
misalnya perkembangan reknologi yang mengandung dampak penerapan yang
negaif, tidak diangap sebagai ancaman, melainkan dianggap sebagai peluang
uuncuk dimanfaarkan guna mengatai masalah pendidikan,

Teknologi pendidikan dapat pula dikatakan sebagai perkembangan yang
Logis dan rasional dar apa yang semula disebue dengan “didakrik dan metodik
pengajaran” yang dilaksinakan pada jalur pendidikan formal jenjang dasır dan
menengah. Didatik dan metodik hanya merupakan sebagian dari proses belajar-
pembelajaran. Tunturan dengan wajah humanis uncuk dikembangkannya
pembelajaran sebagai bencuk interaksi amara peserta didik dengan pendidik
dan sumber belajar per dikembangkan untuk semua jalur, jenis, dan jenjang.
pendidikan, Proses pembelajaran yang dikembangkan dalam Teknologi
Pendidikan, tidak hanya PAKEM melainkan PAIKEM dan PAINO (Pembelajaran
AAkaf, Interaktf, Kreatif, Efekif dan Menyenangkan, dan Pembelajaran Arraktif,
dan Inovatf.

126 | Pengantar Flat Im

4. Peranan filsafat ilmu dalam penjelajahan IPTEK dan seni

Semenjak tahun 1960 filsafar ilmu mengalami perkembangan yang sangat
pesar, terutama sejalan dengan pesatnya perkembangan ilmu dan teknologi yang
ditopang penuh olch positivime-empirik, melalui penclaahan dan pengukuran
kuantiraif sebagai andalan utamanya. Berbagai penemuan teori dan penggalian
imu, ceknologi, dan seni berlangsung secara mengesankan.

ada periode ini berbagai keadian dan peristiva yang scbelumnya mungki
dianggap sesuaru yang musahil, namun berkat kemajuan ilmu, teknologi,
ddan seni dapat berubah menjadi suaru kenyacsan. Semua kcberhaslan ini
kiranya semakin memperkokoh keyakinan manusia terhadap kebesaran mu
dan tcknologi. Memang, tidak dipungkiri lagi bahwa positivisme-empirk
yang serba matematik, fiikal, reduksif dan free of value telah membuktikan
kehebatan dan memperoleh kejayaannya, sera memberikan kontribusi yang
besar dalam membangun peradaban manusia seperti sckarang ini. Namun, dí
balik keberhasilan icu, remyara telah memunculkan persoalan-persoalan bara
yang tidak sederhana, dalam bentuk kekacauan dan krisis yang hampir tejadi
¿di seiap belahan dunia ini. Alam menjadi marah dan tidak ramah lagi tethadap
manusia karena manusia telah memperlakukan dan mengeksploitasinya tanpa

atikan kescimbangan dan kelestariannya. Berbagai gejlak sosial hampir
terjadi di mana-mana sebagai akibar dari benturan budaya yang cak rerkendali,
Kesuksesan manusia dalam menciptakan teknologi-teknologi raksasa temyata
telah menjadi boomerang bagi kchidupan manusia itu sendiri. Raksısa-raksasa
reknologi yang diciprakan manusia itu seakan-akan berbalik uncuk menghantam
dan menerkam si penciptanya sendiri, yaicu manusia

Berbaga persoalan bara scbagai dampak dar kemajuan imu, teknologi dan
seni yang dikembangkan oleh kaum posiivisme-empirik, telah memunculkan
berbagai krick di Kalangan ilmuwan tertentu. Apabila kita mengacu kepada
pemikiran Thomas Kuhn dalam bukunya The Structure of Scientific Revolutions
(1962) bahwa perkembangan leaf ilmu, terutama sejak tahun 1960 hingga
sckarang in sedang dan telah mengalami pergeseran dari paradigma posiivisme-
empirik yang dianggap telah mengalami tik jenuh dan banyak mengandung
kelemahan, menuju paradigma baru ke arah post-positivisme yang lebih ets.
Terjadinya perubahan paradigma ini dijelaskan oleh John M.W. Venhaar (1999)
bahwa perubahan kultura yang sedang terwujud akhir-akhir ini, perubahan yang
sering disebur purna-modern, meliputi persoalan-persoalan: (1) antihumani
(2) dekonstruksi, dan (3) fragmentasi idencias. Ketiga unsur ini memuat
rentang berbagai problem yang berhubungan dengan fungsi sosial eendekiawan

Tekno da Seni | 127

dan pentingnya paradigma Kultura, erurama dalam karya incelektwal uncuk
memahami identias manusia.

mu pengetahuan, reknologi, dan seni adalah semua yang diketahui manusia
sebagai pengerahuan yang teruji secara ilmiah menjadi imu. Kemampuan
berpikir itu ditransformasikan ke bentuk lambang uncuk dikomunikasikan
sebagai simbol/formula tertentu. Teknologi dan seni adalah ilmu tentang caral
aplikasi dan implikasi ins untuk pemanfaacan alam bagi kescjahteraan manusia
sebagai animal symbolicun,

Berdasarkan pada hakikat ilmu tentang perlunya kewawasın perkembangan
keilmuan bagi kemaslahatan manusia, berorientasi pada tiga Rlasfikas yaiva
schagai produk, sebagai proses, dan paradigma etika yang secara akumulacif
menimbulkan fenomena bagi umat pada dewasa ini, Kehadiran akan ilmu
pengetahuan, teknologí, dan seni dape membaneu uncuk mempermudah
pemahaman mema'rifati adanya kekuassan diatas segala-galanya bagi insin
sebagai pelaksın kekhalii engerahuan, tcknologi, dan seni adalah
semua yang dikctahui manusia schagai pengetahuan yang teruj secara ilmiah
menjadi ilmu schingga manusia discbut sebagai homo sapiens

Ima

Hlmu pengerahuan, teknologi, dan seni dalam kuran perkembangannya
sangat didambakan lantaran besamya manfaat yang diperolch dari manusia dari
padanya. Namun demikian, sering dirasa dampak ilmu, tcknologi, dan seni yang
kadang merusak atau melunturkan nila-nilai budaya yang dijunjung tinggi
Kebudayaan modern yang bercirikan dominasiilmu pengetahuan, tcknologi, dan
seni yangmampu menciprakan krisi identtas diri yang mengkhawatirkan, yang.
cenderung merasakan alienasi budaya di masyarakatnya sendiri. Kiss idenctas
artinya, Kehilangan konsep jai divi karena masuknya peradaban di luar diinya
yang membawa perubahan tara nila normatif ke arah perubahan subjektf,

8.3 Komplementaritas ilmu dan pengetahuan

Manusia sebagai pelaku (homo fiber) yaicu makhluk yang membuat
alar, kemampuan membuat alar tersebut dimungkinkan oleh pengetahuan.
Perpaduan ancarailmu dan pengetahuan dapat menciptakan alat schinga ilmu
dan pengetahuan komplementer (sling melengkapi). Evolusi ataupun revolust
peradaban dan kebudayaan, maka moral harus mampu memberi arah bagi
pengembangan ilmu, teknologi, dan sent bahkan agama merupakan landasin
berpiak pengembangan ilmu dengan keutamaan bagi kemaslahatan manusia

128 Penganar Fife Im

‘yang menggal mu itu sendir. raw tampa agama adalah buta dan agama tampa
ilmu adalah rapuh.

Penutup

Filafie mempunyai peranan penting bagi perkembangan ilmu dan
teknologi untuk membawa ke jalan yang scbenamya agar mencapai tujuan
semula yaitu meringankan beban manusia, mengatasi berbagai masılah, sera
untuk meningkatkan kebudayaan dan kemajuan bagi umar manusia secara
keseluruhan,

Bab 9
Ilmu dalam Strategi Insani

9.1 Ilmu dan Moral

Adapun arti moral dari segi bahasa berasal dati bahasa latin, more yaiva
male dari kata mos yang berartiadac kebiasian. Di dalam kamus umum bahasa
wdonesia dikatakan bahwa moral adalah penentuan baik buruk terhadap
perbuatan dan kelakuan. Selanjutnya, moral dalam ard stil adalah suaru istilah
yang digunakan uncuk menentukan batas batas dari sift, perangai, kehendak,
pendapat atau perbuatan yang secara layak dapat dikatakan benar, salah, baik,
atau buruk.

Berdasarkan kutipan terscbut, dapat dipahami bahwa moral adalah istilh
yang digunakan untuk memberikan batasan terhadap aktivitas manusia dengan
nila (kerentuan) baik atau buruk, benar atau salah, Jika pengertian etka dan
moral tersbuedibubunglan satu dengan lainnya, kita dapat mengatakan bahwa
antara etika dan moral memiki objek yang sama, yaitu sama-sama membahas
tentang perbuatan manusia, selanjutnya ditentukan posisinya apakah baik atau
buruk.

Namun demikian, dalam beberapa hal antara etika dan moral memiliki
perbedaan. Pertama, kalau dalam pembicarzan etika, untuk menentukan nila
perbuatan manusia baik atau buruk menggunakan rolok ukur akal pikiran atau
rasio,sedangkan moral tolok ukurnya yang digunakan adalah norma-norma yang
tumbuh dan berkembang serta berlangsung di masyarakat. Dengan demikian,
ka lebih bersifat pemikiran flosofs dan berada dalam konsep-konsep,
sedangkan etika berada dalam dataran realitas dan muncul dalam tingkah laku
yang berkembang di masyarakat. Dengan demikian. tolok ukur yang diguaakan
dalam moral untuk mengukur tingkah laku manusia adalah adat istadat,
kebiassan, dan lainnya yang berlaku di masyarakat.

Erika dan moral sama aria, tea dalam pemakaian sharihar ada sii
perbedaan. Moral atau moraltas dipakai untuk perbuatan yang sedang dinil
sedangkan eck dipakai untuk penghajian sistem nilai yang ada. Kesadaran moral

130] Pongantar Fife Im

sera pula hubungannya dengan hati nurani yang dalam bahasa asing disebut
‘conscience, consientia, gewien, geweten, dan bahasa Arab discbut dengan galb,
filad. Dalam kesadarın moral mencakup tiga hal. Pertama, perasaan wajb atau
Ikcharusan untuk melakukan tindakan yang bermoral. Kedua, kesadaran moral
dapat juga berwujud rasional dan objektif, aitu suatu perbuatan yang secara
umum dapat dicerima oleh masyarakat, sebagai hal yang objektif dan dapat
iberlakukan secara universal. Artinya, dapat diseujui berlaku pada setiap waktu
dan tempat bagi seap orang yang berada dalam sitwasi yang sejenis. Ketiga,
kesadaran moral dapar pula muncul dalam bentuk kebebasan.

Berdasarkan pada uraian di ata, dapae sumpai pada suatu kesimpulan bahwa
‘moral lebih mengacu pada suatu nila atau sistem hidup yang dilaksanakan atau
diberlakukan oleh masyarakar. Nilai atau sistem hidup terscbut diyakini oleh
masyarakat sebagai yang akan memberikan harapan munculnya kebaha
dan kerentraman. Nili-nilai tersebut ada yang berkaitan dengan perasaan wajib,
rasional, berlıku umum, dan kebebasan. Jka nilai-nila ersebur sah mendarah
daging dalam diri sescorang, akan membentuk kesadaran moralnya sendi

Orangerschurakan dengan mudah dapat melkukan suata perbuaran tampa
harus ada dorongan atau paksaan dari lar

Dari aval perkembangan ilmu schau dikstkan dengan maslah moral
‘Copernicus (1473-1543) yang menyatakan bumiberputar mengeliingi matahai
yang kemudian diperkuatolch Galle (1564-1642) yang menyatakan bumi
bukan merupakan pusar tata suya yang akhimya harusberakbir di peng:
inkuiii. Kondi ini slama 2 abad memengaruhi prosesperkembangan berpikir
i sopa

Moral reasoning adalah proses dengan mana tingkah lak manusia, insitusi
atau kebijakan dinilai apakah sesuai atau menyalahi standar moral. Krierianya:
Logis, bukti nyara yang digunakan uncuk mendukung penilaian haruslah tepat,
konsisten dengan lainnya. Menurut Kohlberg (Valazquez 1998), perkembangan
‘moral individu ada 3 tahap ya
1, Level Preconvenstional, Level ini berkembang pada masa kanak-kanak.
Punishment and obidience orientation: alasan sescorang patuh adalah
‘untuk menghindari hukuman.
bo Imerument and relativity orientation: perilaku atau tindakan benar
arena memperolch imbalan arau pujian

Tim dala Srtg naná | 131

2. Level Conventional individu termotivasi untuk berperilaku sesuai dengan
norma-norma kelompok agar dapat diterima dalam suatu kelompok
tersebut.

a Interperional concordance orientation: orang bertingkah laku bai
tuncuk memenuhi harapan dari kelompoknya yang menjadi loyalitas,
kepercayaan, dan perhatiannya seperti keluarga dan teman,

b. Law and order orientation, benar atau salah ditentukan loyalitas
‘sescorang pada ingkungan yang lebih luas seperti kelompok masyarakat
atau negara

3. Level Posconventional pada level ini orang tidak lagi menerima sj nila-nili
dan norma-norma dari kelompoknya, melainkan melihar suas berdasarkan
prinsip-prinsip moral yang diyakininya.

a Social contract orientation: orang mulai menyadari bahwa orang-orang
memiliki pandangan dan opini pribadi yang sering bertentangan
dan menckankan cara-carı adil dalam mencapai konsensus dengan
perjanjian, konerak, dan proses yang vajar

b. Universal ahical principles orientation. Orang memahami bahwa suatu
indakan dibenarkan berdasarkan prinsip-prinsip moral yang dipilih
karena secata logis, komprehensif, universal, dan konsisten.

9.2 Ilmu dan Etika

mu beraal dar kata “alma” (bahasa Arab) yang berar thu jadi
araupun seene scar etimologis bu pengetahuan. Science beraal dai kata
sci, ere (bahasa lain yang artinya tabu). Secara rerminologís mu dan science
punya pengertan yang sama alt pengetahuan yang punya citi-cir Rath Ross
dan emest Van Den Haag menalis bahwa ilmu it empirikl, sonal yang.
umum dan bertmban bersusun srta Keempatnya serentak (Endang hal 45).

Mohamad Harta menuliskan: ciap-cap ilmu adalah pengecihuan yang.
terarur tentang pekerjaan hukum kausil dalam saru golongan masalah yang sama
tabit ataupun kedudukannya tampak dari luar dan menurut bangunanny dar
dalam (Endang hal 45).

Prof. Drs Harsojo, Guru Besar Antropologi di Universitas Pajajaran
menerangkan bahwa ilmu adalah akumulasi pengetahuan yang sistematis, suatu
pendckaran atau metode pendekatan rerhadap seluruh dunia empits ya dunia

192] Penganar Fife Im

yang terikar oleh faktor ruang dan waktu, dunia rs pada prinsipnya dapat
‘diamati oleh pancaindra. Suatu cara mengan mengizinkan kepada abi
Shinya un menyaakan sua propor bent Endang hal 46)

mu adalah hal-hal yang diketahui (keseluruhan dari kebenaran-kebenaran
yang terkait antara satu dan yang lainnya secara sistemaris llmu menurue Ralp
Ross "science empirical rational, general and cumulative and al four once” (mu
jeu empiris, sional, umum, dan bertimbun bersusun sera semuanya serentak

mu > sensaion”> logikal > verification empiric > hiporesis > proposition
> theory > experiment.

Bagi ilmu tidak cukup perenungan dan pencaman (pendalaman berpikir
saja), melainkan mesti berkembang melalui pencerapan indraan dan pengindraan
(ensarion), pengumpulan dan perbandingan data, penilaian jumlah berupa
perhitungan, penimbangan, pengukuran, meningkat dari data tentang hal-
hal khusus pada yang khusus (dleduksi), menarik kias analogi amara peristiwa
yang ada kesamaannya, sera berpikir dengan menarik kesimpulan yang logikl,
yang dapar dipertanggungjawabkan oleh logika. Pengujian berupa pengalaman
positf (verifcarion) secara empiris, ujian ini discbut percobaan (experiment).
Percobaan harus bersfat objektif yakni menghaslkan kesimpulan yang sama,
meskipun dilakukan oleh berbagai kalangan. Praduga (hipotesis) hanyalah tik
tolak pertama yang mesti diubah dan diganti kalau terayata ada kekurangannya
atau Salah, Berdasarkan ujian yang keras dari pengalaman, setelah dinyatakan
kebenarannya yang objektif barulah sesuacu icu disebut ail (proposition),
kumpulan dali iu disebut reo

Sifac-sifac IImu

Rasional: proses pemikiran yang berlangsung dalam ilmu itu harus dan
hanya tunduk pada hukum-hukum logika.

1. Empiris: kesimpulan yang didapatnya harus dapat ditundukkan pada
verifikasi pancaindra manasa,

ka yang relevan it harus disusun dalam suacu kebulatan yang

‘Umum: harus dapat dipelsjari olch seiap orang, tidak berift ester,

Akumulatf kebenaran yang diperoleh sell dapar dijadikan dasar untuk
memperoleh kebenaran yang bat

Ti dla Srtg asin | 133

Erika berasal dari bahası Yunani "Erhs” dalam bentuk tunggal yang berart
kebiasaan, Etika merupakan dunianya fafa, nila, dan moral yang mana etka
bersfat absırak sera berkenaan dengan persoalan baik dan buruk. Oleh ka
jeu, dapat disimpulkan bahwa ctika adalah (1) ilmu tentang apa yang baik dan
apa yang buruk, terutama tentang hak dan kewajiban moral; (2) kumpulan asas
atau nilai yang berkenaan dengan akhlak; (3) nilai mengenai benar atau salah
yang dianur suatu golongan atau masyarakat

Secara terminologis, De Vos mendefinisikan eika sebaga ilmu pengetahuan
tentang kesuslaan (mora). Sementara William Lillie mendefnisikannya sebagai
the normative science of the conduct of human being living in societies ix a science
which judge this conduct to beright or wrong, to be good or bad. Sementara etic,
dalam bahasa Inggrisberar system of moral principles. Isiah moral itu sendiri
berasal dari bahasa latin mos (jamak: more), yang berart juga kebiasaan dan adar
(Vos 1987).

Dari hasl analisis K Bertens (2004: 6) disimpulkan bahwa etka memiliki
tige posis, ait schagai (1) sistem mill, yakniniu-niai dan norma-norma yang,
menjadi pegangan bagi sescorang atau suatu kelompok dalam mengatur tingkah
lakunya, (2) ode cik,yakni kumpulan ass atau nilai moral, dan (3) fisafac
‘moral, yak lmu tentang yang baik atau buruk. Dalam poin ini, akan ditemukan
keterkaitan antaa cia sebagai sistem fifa sckaligusarikulas kebudayaan. Di
amping iu, fsafat menganalisis tentang mengapa dan bagaimana manusia ita
hidup di dunia sera mengatur level mikrokosmos (antar manusi/Jagad Cilik)
dan makrokosmos (antar Alam dan Tuhan/agadGede). Scbagi sistem pemikiran
tentunya konsep dasır ista digunakan menghaji etka dalam sebuah hubungan
Kescimbangan anrara cipta, ras, dan kara, Hubungan terscbur didasri andesan
pemikiran bahwasanya ontologi, epistemologi, dan aksiologi. Ontologi aitu
apakah hakikat pemikiran cerscbut, Epistemologi ya mengapa ada pemikiran
tersebut, sedangkan Aksiologi adalah bagaimana cara untuk melaksinakan
pemikiran tersebut. Secara umum, dalam khazanah pemikiran akan dibagi
dlalam empac bagian (1) fiafac sebagai kajan yang mempelajaricentang hakikat
pemikiran; (2) etika sebagai Kajian yang mempelajari tentang bagaimana
scbaiknya manusia berperilaku; (3) esteika sebagai kjian yang mempehjari
tentang keteraturan antara makhluk hidups (4) metafsika sebagai kat yang.
melihat hubungan manusia dengan unsur di luarnalarnya

Pada level aliran, eika bisa dilihar sebagai model rasionalitas-indakan
rmisalkan aliran tleologis atau aliran deontolgis, Aliran Erika Teleologis sendiri
berasaldari Erika Aristoteles adalah exka teleologs, yakni ta yang mengukur

194] Penganar Fife Im

benar/salahnya tindakan manusia dari menunjang tidaknya tindakan tersebur
ke arah pencapaian tujuan (tele) akhir yang ditetapkan sebagai tujuan hidup
manusia. Setiap tindakan menurut Aristoreks diarahkan pada suatu tujuan,
aki pada yang baik (agarho).

Dalam perkembangannya, ctika ini disempurnakan kembali oleh John
Stuart Mill dan Jeremy Bentham, lewae perspektif Usltarianisme yang berasal
dati bahasa Inggris “wily” yang berari kegunaan, berguna, atau guna. Dengan
demikian, suata tindakan haras ditentukan olch akibar-akibarnya. Dilihat dari
pengertian di ata, maka ciri umum aliran ini adalah bersifc kriis, rasional,
teleologis, dan universal. Utliarinisme sebagai teor etka normatif merupakan
suatu reori yang kritis karena menolak untuk taat terhadap norma-nor
u peraturan moral yang berlaku begitu saja dan sebaliknya men
dipetihatkan mengapa sesuatu itu tidak boleh atau divajibkan.

Sementara ia, alrandeontlogis melibat baba kerangka indakan/ perillas
cewajiban. Kata deon beraal dari Yunani yang artinya
kewajiban. Sudah jelas kelihatan bahwa teori deontologi menekankan pada
pelaksanaan kewajiban, Suatu perbuatan akan baik ika didasar aas pelaksanaan
kewajiban, jadi clama melakukan kewajiban berart sudah melakukan Kebaikan,
Deontologi tidak erpasak pada konsckuensi perbuatan, dengan kata lain
deontologi melaksanakan terlebih dahulu tampa memikirkan akibaunya. Hal-hal
yang lain seperti kekayaan, intelegensa, keschatan, kekuasaan.dan sebagainya
isebut sebagai kebaikan yang terbatas, yang baru memiliki arti manakala la
dipakai oleh kehendak baik manusia (Ibid: 254),

Kant menolak pandangan moral kaum utiiarianisme yang mengedepankan
tujuan yang ingin dicapai sebagai landasan moral dari suatu perbuatan. Bagi
Kant, suatu perbuatan diniki baik manakala dilakukan acas dasar kewajiban,
yang disebutnya sebagai perbuatan berdasarkan legalitas, tidak penting untuk.
tujuan apa perbuatan itu dilakukan, Ajaran ini menekankan bahwa scharusnya
kita melakukan “kewajiban” karena itu merupakan “kewajiban” kita, dan uncuk
jeu alasın (reason tidak diperlukan schingga perbuatan itu dilakukan.

Franz Magnis Suseno (1992: 28) sempat memberi contoh tentang hubungan
anıtara etka dan norma, Dalam konteks masyarakat tradisional, orang kelibatan
dengan sendirinya menaati adatistiadat sebab mercka lah membatinkan
(menginternalisasikan) norma-normanya. Mercka menaati norma-norma
tersebut, bukan karena takue dihukum, melainkan karena ia akan merasa berslah
apabila ia tidak menaatinya. Norma-norma penting dari masyarakar telah
itanam dalam batin seriap anggora masyarakat iu sebagai norma moral. Serupa

ls dla Srtg asin | 135

pula dengan pendapat Van Peursen (1980: 97) yang mengatakan bahwa etika
mat berperan pada semua diskusi mengenai ilmu. Kemungkinan menerapkan
ilmu menjadi semakin mengesankan dan sering juga makin mengerikan. Secara
umum, asal muasal etka berasal dari filsafar tentang siruas/kondisi ideal yang
harus dimilikiatau dicapai manusia. Dengan begitu, keteraturan antar kehidupan
manusa bisadimilik secara kolekeif tanpa harus mengganggu individu masing-
masing. Di samping itu, ceo etika yang ada hanyalah cara pandang atau sudur
pengambilan pendapat tentang bagaimana harusnya manusia tersebut bertingkal
Lake. Meskipun pada akhimya akan mengacu pada satu icik aitu kebahagiaan,
kesejahteraan, kemakmuran, dan harmonisasi terlepas sudut pandang mana yang
akan melihar, baik daritujuan, teleologis, ataupun kewajiban (deontologis)

9.3 Tanggung Jawab Ilmuwan

Pada bab ini akan kupas mengenai tanggung jawab ilmuwan. Secara
paris besar dapar diuraikan bahwa eanggung jawab pokok ilmuwan adalah (1)
mengembangkanilmupengetahuan danteknologi(berpiki, melakukan penclitan
dan pengembangan, menumbubkan sikap pos konstuktf, meningkatkan
nila tambah dan produktivias, konsisten dengan proses penclaahan keilmuan,
menguasai bidang kajian ilmu secara mendalam, mengkaji perkembangan
teknologi secara rind, bersifar terbuka, profesional dan mempublikasikan
a); (2) meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan menemukan
masalıh yang sudahlakın memengaruhi kehidupan masyarakat dan
mengomunikasikannya, menemukan pemecıhan masılah yang dihadapi
masyarıkat, membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat, menggunakan
hasil penemuan untuk kepentingan kemanusiaan, mengungkapkan kebenaran
dengan segala konsekucnsinya, dan mengembangkan kebudayaan nasional.

Selain hal tersebut, sebagaimana yang telah disinggung bahwa ilmuwan
memilki tanggung jawab sosial, moral, dan etika. Berkut ini akan diuraikan
berbagai tanggung jawab ilmuwan yang berkenaan dengan sosial, moral, dan
ct,

1. Tanggung jawab sosial

Tanggung jawab sosial ilmuwan adalah suatu kewajiban scorang ilmuwan
untuk mengerahui masalah sosial dan cara penyelesaian permasalahan sosial
beberapa bentuk tanggung jawab social ilmuwan, ya:

136 | Pngantar Fife Im

a Scorang ilmuwan harus mampu mengidenufikasi kemungkinan
permasalahan sosial yang akan berkembang berdasarkan permalahan
sosial yang sein tejadi di masyarakat.

b. > Seorang ilmuwan harus mampu bekerjasama dengan masyarakat yang.

nana di masyarakat ersebut sering terjadi permasalahan soil schingga

Imuwan tersebut mampu merumuskan jalan keluar dari permasalahan

sosial tercbur.

© Scorang ilmuwan harus mampu menjadi media dalam rangka
penyelesaian permasalahan sosial dimasyarakar yang mana masyarakat
Indonesia yang terdiri aras keanekaragaman ras, agama, etnis dan
kebudayaan schingga berpotensi besar untuk timbulnya suaru konflik
Membantu pemerintah untuk menemukan cara dalam rangka mempercepat
proses intergrasi sosial budaya yang mana integrasi tersebut bertujuan untuk
mempererat tli kesaruan antara masyarakat Indonesia, Hal ini juga bertujuan
tuntuke mencegah rerjadinya konfl

2. Tanggung jawab moral

Tanggung jawab moral tidak dapar dilepaskan dari karakter internal dar
ilmuwan itu sendii scbagi scorang manusia, ilmuwan hendaknya memiliki moral
yang baik schingga pilihannya kerika memilih pengembangan dan pemilihan
älternatif, mengimplementasikan keputusan, sera pengawasın dan evaluasi
dilakukan aras kepentingan orang banyak, bukan uncuk kepentingan pribadinya
atau kepentingan sesaat. Moral dan ctika yang baik perla kepekaan aras rasa
bersalah, kepckaan atas rasa malu, kepatuhan pada hukum, dan kesadaran
dikerahui oleh Tuhan. Imuwan juga memiliki Kevajiban moral uncuk memberi
contoh (objektif, terbuka, menerima kritik, mencrima pendapat orang lain,
kukuh dalam pendirian yang dianggapnya benar, berani mengakui kesalahan)
dan mampu menegakkan kebenaran schingga ilmu yang dikembangkan dengan
mempertimbangkan tanggung jawab moralnya sebagai seorang ilmuwan dapat
memberikan kemaslahatan bagi umat manusia dan secara integral tetap menjaga
keberlangsungen kehidupan lingkungan di sckitarnya serta dapat tergajanya
keseimbangan ckologis. Dengan meminjam isulah Daoed Joesoef, mantan
Menter Pendidikan dan Kebudayaan, sebagai tebvony/ yang merupakan paduan
dari kata teknil/tcknologi dan sephia yang berarti kearifan schingga tcknosuf
dimaksudkan sebagai ıcknokrat yang mempunyai kcarifan dalam melakukan
rekayasa bagi manusia dan lingkungan di sektarnya (Basuki 2009).

ln dla Srtg san | 137

3. Tanggung jawab erika

Kemudian tanggung jawab yang berkaitan dengan etka melipuri etka kerja
scorang ilmuwan yang berkaitan dengan nilai-ilai dan norma-norma moral
(pedoman, aturan, standar atau ukuran, bak yang rertulis maupun tidak ceruli)
yang menjadi pegangan bagi sescorang atau suatu kelompok dalam mengacur
tingkah lakunya; kumpulan asas atau nilai moral (Kode Eu) dan ilmu tentang
perihal yang baik dan yang buruk.

Mengenai kode etk, hal yang harus dipenuhi oleh ilmuwan adalah:

a. Melahirkan karya orisinal, bukan jiplakan.

b. Menjunjungtinggiposisinyascbagaiorangterpelajr, menjagakebenaran
dan manfaat, serca makna informasi yang disebarkan schingga tidak
menyesarkan.

Menulis secara cermat, tlt, dan pat.
Bertanggung jawab secara akademis aras tlisannya.
Memberi manfaar kepada masyarakar pengguna,
Menjunjung tinggi hak, pendapat, atau temuan orang lain

Menyadari sepenuhnya bahwa tiga pelanggaran kode etik berakibat

pada hilangnya integritas penulisjka melakukannya.

ho Secaramoral caca,apalag dilhat dari kacamata agama. Nila keagamaan,
mencela pelanggaran sebagai bagian dari ketidakjujuran, pencurian,
atau mengambil kepunyaan orang lin tampa hak.

9.4 Etika dan Moral IImuwan

Dunia ilmu pengetahuan ilah dunia fakt, sedangkan life word mencakup
pengalaman subjek-praktis manusiakecika ia lahir, hidup dan mati, pengalaman.
cinta dan kebencian, harapan dan putus asa, penderitaan dan kegembiraan,
kebodohan dan kebijaksınaan. Dunia ilmu pengerahuan ialh dunia objektif,
universal, rasional, sedangkan life world adalah dunia sehar-hari yang subjektf,
praktis, dan sitwasional, Lebih dari itu, relitanya adalah manusia memang
hidup di dalam dua dunia, yaltı dunia ilmu pengerahuan dan dunia praktis.
Trou pengetahuan menawarlan cara kerja rasional, Prinsip kausaltas misalnya
‘menjadi prinsip rasional dari ilmu pengetahuan. Sementara itu, kita juga tidak
bisa melepaskan diri dari dunia schari-hari dan tradisi dengan segala macam.

138 | Penganar Fife Him

bentuk kepercayaan dan praktiknya, Berbicara tentang ilmu pengetahuan, sudah
tidakcasing bahwa orang yang bekerjadan mendalami dengan tckun dan sungguh-
sungguh dalam bidang mu pengerahuan tersebut disebut dengan ilmuwan,

Ketika sescorang diberi ‘label sebagai ilmawan, hal iu didasari dengan
peran yang dilakukannya, cir, serca tanggung jawabnya dalam ilmu atau hasil
penemuannya. Tanggung jawab secara umum tidak hanya ada pada makhluk
hidup, namun terdapat juga pada bidang yang ditekuni oleh manusia, seperti
negarawan, budayawan, ilmuwan, dan schagainya karena pada hakikatnya

negung jawab merupakan hal yang Iazim ada pada setiap makhluk hidup
(Tarigan 2004).

Kata mean inimuncul kira-kiratahun 1840 untuk membedakan mean

dengan para ilsuf, kaum terpelaar, kaum cendikiawan, dan sebagainya. Dewasa

ini, katailmuwan tentu bukanlah hal yang asing, Secarasederhana ia diberi makna
ah

‚au pakars dalam KBBI, kata ilmuwan sendiri bermakna: orang yang ahli
atau banyak pengetahuannya mengenai suatu ilmu orang yang berkecimpung,
dalam ilmu pengetahuan (KBBL Online) sera orang yang melakukan serangkaian
aksivitas yang disebur ilmu, kini lazim disebut pula sebagai ilmuwan (scents).

Dalam buku Filafar Him, kata ilmuwan memiliki beberapa pengertian
scbagaimana dalam pandangan McGraw-Hill Dictionary ofScientficand Technical
Term adalah scorang yang mempunyai kemampuan dan hasrat untuk mencari
pengerahuan baru, asas-asıs baru, dan bahan-bahan baru dalam suacu bidang
ilmu. Pandangan lain tentang ilmuwan dikemukakan oleh Maurice Richer, Jr,
‘menurutnya ilmunvan adalah mercka yang ikur sera dalam ilmu, dalam cara-cara
yang secara relatif angsung dan kreatif (The 2000). Dari baberapa pemaparan
pokok tersebut dapat disimpulkan bahwa ilmuwan merupakan orang yang
melakukan kegiatan atau aktivitas yang berkaitan dengan bidang keilmuan.

Media yang dimanfiackan oleh ilmuwan adalah permasalahan, yang mana
permasalahan ini merupakan objek dalam ilma pengetahuan dan objek tersebut
verdiri as dua kategori, objek material dan objek formal. Hal yang berkaitan
dengan objek materia adalah sasaran material suatu penyelidikan, pemikiran
atau pencliian ilmu; objek material peneliian mencakup sf konkret, absrak,
‘material, non material, Adapun objek formalnya adalah pendekatan secara cermat
dan bertahap menurut seg-segi yang dimiliki oleh objek materi dan berdasarkan
kemampuan sescorang.

Dengan demikian, dapat dikerahui bahwa ilmuwan merupakan seorang
yang ahli dalam suatu bidang ilmu tertentu dan berkewajiban mengembangkan
‘satu bidang ilmu yang menjadi keahliannya dengan mengadakan penelitian

ls dla Srtg aná] 139

demi menemukan hal-hal baru yang akan menjadi kontribusiilmiah, khususnya
bagi bidang ilmutertenta yang menjadi spesalisai keahliannya. Umumnya, bagi
bidang-bidang ilmu ain karena tidak dapat dipungkii bahwa hakikatnya antara
aww bidangilmu dan bidangilmu lainnya memiliki keterkatan, satu sama lainnya
‘aling melengkapi. Selain iu pula imu pengetahuan membawa berkah dan nila
kemakmuran bagi manusia tanpa meninggalkan tata mila, etka, moral, dan
filosof. Scorang ilmuwan memiliki kemampuan untuk bertindak persuasif dan
argamentaif berdasarkan pengerahuan yang dimiliki dan kemampuan analisis
sertasintsis untuk mengubah kegiatan non produktifmenjadi produktif. Namun

tugasilmuwan bukan hanya sekadar untuk mencari permasılahan yang bertujuan.
mencari kebenaran, tetapi scorang ilmuwan juga mengemban suatu tanggung
jawab memecahkan permasalahan keilmuan sera mempertanggungiawabkan
hasil temuannya dan mempublikasikan ke seluruh dunia,

Berikut adalah kaian yang membahas tentang ilmuwan dan seluk beluknya
yang berupa ciiciri kode etk sebagai scorang ilmuwan, peran dan fangsinya,
tanggung jawab yang diemban, dan hal-hal yang harus dilakukan dan dihindari
sebagai scorang ilmuwan yang berkaitan dengan karya ilmiah yang dihasilkan.

1. Ciri ilmuwan

iri yang menonjol pada ilmuwan terletak pada cara berpikir yang dianut
sera dapat dlihat pula pada perilaku ilmuwan tersebut. Para ilmuwan memilih
bidang kcilmuan sebagai profes, dengan demikian harus tunduk pada wibawa
ilmu Karena ilmu merupakan alar yang paling mampu uneuk dimanfratkan
dalan vi dan mengerahui kebenaran.

Seorang ilmuvan tidak cukup hanya dengan mempunyai daya kritis yang
tinggi ataupun pragmats, namun juga harus jujur, memilik ja yang terbuka
dan tekad besar dalam mencari atau menunjukkan kebenaran, netral, yang tidak
kalah penting adalah penghayatan terhadap eika sera moral mu yang harus dí
junjung ving
Seorang ilmunvan dapat dilihae dari beberapa aspel

a. Dari cara kerja; cara kerja untuk mengungkap segala sesuatu dengan merode
sains yaitu mengamati, menjelaskan, merumuskan masalab, melakukan
cksperimen, mengumpulkan dan menganalisis data, membuat kesimpulan.

b. Dari kemampuan menjelaskan hasil dan cara memperolehnya, misalnyajika
scorang mengklaim telah melihat gajah, ia harus mempu menjelaskan cri
ii gajah, seperti memilik raring, badannya besar, kupingnya lebar

© Darisikap terhadap alam dan permasalahan yang dihadapi.

140 Penganar Fife Im

Sikap yang harus dimiliki oleh seorang ilmuwan ancara lain:
a. hasrat
b. vidal mudah purus as,

ign tab yang tinggi,

© terbuka unk dikriik dan dig,
de > menghargai dan menerima masukan,
© iur

Eo koi,

ge krcatf,

bh, sikap positfterhadap kegagalan,

rendah hati, dan

j. hanya menyimpulkan dengan data memadai.

2. Peran dan fungsiilmuwan

Slain melti ci, slap, dan canggung javab, ilmavan ventunya
merapnayai perm dan Fong, Beba adalah pero seu Fungi mown yang
ain lam dengan akiriasnya soga man mias

a. Sebagai intelektual, ia berperan sebagai ilmuan sosal yang seal berdialog,
dengan masyarakar dan telibat di dalamnya secara intensif dan sensiif.

Sebagai ilmuwan, ia akan salu mencoba dan berusiha uncuk memperluas
wawasan ccoreti, memiliki keterbukaan terhadap kemungkinan dan
penemuan baru dalam bidang keilmuan,

© Schagai reknikus, ia akan tetap terus menjaga keterampilannya dan sclalu
menggunakaninstrumen yang tersedia dalam disiplin lmu yang dikussainya.
Peran pertama mengharuskannya untuk turur menjaga martabat manusia
(Daniel 2003), sedangkan dua peran terakhir memungkinkan ia menjaga
martabat ilmunya. Fungsi seorang ilmuwan cidak hanya berhenti pada
penelaahan dan Keilmuan secara individual, etapi juga bertanggung jawab
agar produk keilmuannya sampai dan dapat dit
Is (Suriasumantr 2001).

3. Pelanggaran etika ilmiah

Pelanggaran etka ilmih seing tradi hal ni teja baik seca sengaja
amaupun tidak sengaja. Pada umumoya pelanggaran etka Amtah berkisar pada
tiga vi, ais

lana dala Sergi naná | 141

a. Fabrikasi data; Fabrikasi data > ‘mempabrik’ data atau membuar-buat data

yang schenamya tidak ada ara lebih umumnya membuar daca fk.

da Falsifkas data; Fabifkasi data > bisa berarti mengubah data sesuai dengan
keinginan, terutama agar sesuni dengan kesimpulan yang ingin’diambil dai
sebuah penel

€ Plagiarismes Plagiariome > mengambil kata-kata atau kalimat atau teks
orang lain tampa memberikan acknowledgment (dalam bentuk sias) yang
secukupnya.

9.5 Kesimpulan

Timuwan secara ctimologí bermakna orang yang abli arau banyak
pengetahuannya mengenai sua ilmu, sedangkan menurur terminologi ilmuwan
banyak sckli penelti atau para cendikia yang mencoba untuk memberi denis
mengenai ilmuwan salah satunya sebagaimana dalam pandangan McGraw:
Hill Dictionary of Scientific and Technical Term, ilmuwan adalah seorang yang
mempunyai kemampuan dan hasrat untuk mencari pengerahuan baru, asis-asas
Bara, sert bahan-bahan baru dalam sua bidang ilmu.

Dengan demikian, orang yang discbur sebagai ilmuwan harus mem
iri sebagai ilmuwan yang dapat dikenali lewar paradigma seta sikapnya dalam
kehidupan sosial, memiliki daya krtis yang tinggi, jujur, bersifarterbuka, dan
netral. Sein iu pula scorang ilmuwan harus patuh pada sitematika penulisan
karya ilmiah sera syarat-syarat yang berkensan dengan kode ctiknya.

Peran dan famgsi ilmuwan dalam masyarakat juga perlu diperhitungkan
karena ilmuwan merupakan orang yang dapat menemukan masalah spesifk
dalam ilmu. Selain iu, ilmuan pula terbebani olch tanggung jawab, tanggung.
jawab yang diemban oleh ilmuan meliputi tanggung jawab sosial, moral, dan
tia,

Hal lin yang perl diperhatikan adalah mengenai pelanggaran etka ilmiah
ang wajbdihindari oleh para ilmuwan adalah fabrikasi data, Flsifikasi dat, dan
plagiarisme.

Daftar Pustaka

Ali Anwar. 2005, Ranghuman Ibm Perbandingan Agama dan Fibafar. Bandung:
Pustaka Seta

Amin A.1983. Erika Ihmu Akhlak. Jakarta: Bulan Bintang

Amsal Bakheiar. 2011. Flsafar Ju. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Anas Sudijono. 1996. Pengantar Statik Pendidikan. Jakarca: Raja Grafindo
Persada.

Bakhtiar A. 2012. Filifar nu. Jakarta: PT Raja Grafindo Persad

Beetling, 1998. Pngentar Filafar Ihmu. Jakarta: Tiara Wacana,

Conny Semiawan, hl Seiawcan, Vaart 2005. Panorama Fikafat Hu Landasan
Perkembangan mu Sepanjang Masa. Jakarta: Mizan.

Ford J. 2006. Paradigms and Fairy Tale. Routledge, Taylor & Francis Comp.

Ihsan Fuad. 2010, Fikafar Hm, Jakarta: Rineka Cipea

Ilyas Y. 1999, Kuliah Abhlek. Yogyakarta: Lembaga Pengkajian dan Pengamalan
Islam,

Jujun SS, 1995. Filafar mu Sebuah Pengantar Papuer. Jakarta: Pustaka Sinar
Harapan.

Keraf S, Mikael D. 2011. Fibafat Hina, mu Pengetabuan Sebuah Tinjanan
Filosaf. Yogyakarta: Kanisius.

Notoatmodjo S. 2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Penerbit Rineka
Cipra.

Mustofa A. 1999. He Budaya Dasar. Bandung: CV Pustaka Seti.

Rif M. 1987. 300 Hadits Bekal Dakwah dan Pembina Pribadi Muslim.
Semarang: Wicaksana.

Suhartono$.2008. Pengantar Filafa Im. Makassar. Badan Penerbit Universitas
Negeri

Qosim. 1997. Fibafir linu dan Beberapa Pokok Ajaran Fenomenologi. Malang:
Al-Farabi.

Profil Penulis

Sunedi, lahir di Suli Kabupaten Luwu pada 31
Desember 1969, Mengikuti pendidikan di SDN 14
Tangkalas, Kecamatan Sul (1983); MTs Sul (1986);
SMAN 371 Belopa (1989); D-2 dan S-1 Pendidikan
Matematika IKIP Ujung Pandang (1993); $2
Ekonomi Sumberdaya UNHAS (2000); dan
Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan IPB
(2007).

Dekerjaansaat iniadalah Dosen Kopertis Wilayah IX Sulawesidpk pada Universitas
Cokroaminoto Palopo (1994-sekarang); Staf pengajar program magister IPB
(2008-2009), Universitas Hang Tuah Surabaya (2009-2010); Penyusunan
Rencana Pengembangan Pendidikan Berstandar Intemasional (Pemerintah Kota
Bekasi 2012); Investment Opportunities in Bekasi City (2011); Penyusunan
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Pengembangan Ekonomi Lokal
di Makassar (2009); Penyusunan Pedoman Integrasi Pengembangan Regional
Kawasan Transmigrasi (2009); Pengembangan Model Kebijakan Kererpaduan
Pembangunan Prasarana Kota (2008); Penyusunan Model Spasial Dinamik
Perencanaan Pembangunan Wilayah (Regional Development Planning) (2007);
Penyusunan Arahan Pemanfıatan Ruang DAS Jencberang Sulawesi Selatan di
Makassar (2005).

Karya Tulis/Publikasi di antaranya Strategi Peningkacan Daya Saing Daerah:
Perspektif Otonomi dan Globalsasi (Orasi Ilmiah 2007); Analisis Trade-off
untuk Pengambilan Keputusan Partsipatif Jumal Edukasi 2004); Metode
Kuantiacif untuk Analisis Kebijakan (Buku-1PBPress 2012); Pendekatan Sistem
dan Perencanaan Pengembangan Wilayah (editor) (IPB Press 2010); Penerapan
‘Analisis Stakeholder dalam Perencanaan Pembangunan Secara Partsipatif
(Kris: Jurnal Studi Pembangunan Interdisiplin 2006); Sistem Perencanaan
Pembangunan Kelautan dan Perikanan (Biro Perecanaan dan Kerjasama Luar
Negeri Departemen Kelautan dan Perikanan RI 2006).

146] Pengantar Flat Im

Menjadi Rektor Universitas Cokroaminoto Palopo (2009-sekarang); Anggota
Forum Rektor Indonesia (2009-2018), Pembina APTISI Sulsel (2012-2017),
Ketua ALPTKSI Wilayah Sulawesi (2010-sekarang), Ketua Dewan Pendidikan
Kota Palopo (2013-2018), sera Ketua Aptisi Komisarlat Tana Luwu Tana
Torıja (2013-sekarang).
Tags