PENGANTAR ILMU PENALARAN SILOGISME_FILSAFAT.ppt

agussalim884808 0 views 39 slides Sep 30, 2025
Slide 1
Slide 1 of 39
Slide 1
1
Slide 2
2
Slide 3
3
Slide 4
4
Slide 5
5
Slide 6
6
Slide 7
7
Slide 8
8
Slide 9
9
Slide 10
10
Slide 11
11
Slide 12
12
Slide 13
13
Slide 14
14
Slide 15
15
Slide 16
16
Slide 17
17
Slide 18
18
Slide 19
19
Slide 20
20
Slide 21
21
Slide 22
22
Slide 23
23
Slide 24
24
Slide 25
25
Slide 26
26
Slide 27
27
Slide 28
28
Slide 29
29
Slide 30
30
Slide 31
31
Slide 32
32
Slide 33
33
Slide 34
34
Slide 35
35
Slide 36
36
Slide 37
37
Slide 38
38
Slide 39
39

About This Presentation

pengantar Ilmu Penaran Silogismes Filsafat


Slide Content

SILOGISME
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Pengertian
•Silogisme (Greek: συλλογισμός
 –
syllogismos – "conclusion," "inference"
•Silogisme adalah suatu proses penarikan
kesimpulan secara deduktif.
•Silogisme disusun dari dua proposisi
(pernyataan) dan sebuah konklusi
(kesimpulan).

Pengertian
Silogisme terdiri atas:
•Silogisme Katagorik,
•Silogisme Hipotetik, dan
•Silogisme Disjungtif.

Silogisme Katagorik
Silogisme katagorik adalah silogisme yang
semua proposisinya merupakan katagorik.
Proposisi yang mendukung silogisme disebut
dengan premis yang kemudian dapat
dibedakan dengan:
•premis mayor (premis yang termnya menjadi
predikat), dan
•premis minor (premis yang termnya menjadi
subjek).
•yang menghubungkan diantara kedua premis
tersebut adalah term penengah (middle term).

Contoh:
•Semua Tanaman membutuhkan air (premis
mayor)
...................M.................P
•Akasia adalah Tanaman (premis minor)
....S..........................M
•Akasia membutuhkan air (konklusi)
....S.................P
(S = Subjek, P = Predikat, dan M = Middle term)

Hukum-hukum Silogisme Katagorik
Apabila dalam satu premis partikular,
kesimpulan harus partikular juga, seperti:
• Semua yang halal dimakan menyehatkan
• Sebagian makanan tidak menyehatkan,
Jadi
•Sebagian makanan tidak halal dimakan
Kesimpulan tidak boleh: Semua makanan tidak
halal dimakan

Apabila salah satu premis negatif, kesimpulan
harus negatif juga, seperti:
• Semua korupsi tidak disenangi
• Sebagian pejabat adalah pelaku korupsi,
jadi
•Sebagian pejabat tidak disenangi
Kesimpulan tidak boleh: Sebagian pejabat disenangi

Dari dua premis yang sama-sama partikular
tidak sah diambil kesimpulan
•Beberapa politikus tidak jujur
•Banyak cendekiawan adalah politikus,
jadi
•Banyak cendekiawan tidak jujur (tdk sah).

Dari premis partikular tidak pernah menghasilkan
kebenaran yang pasti, oleh karena itu kesimpulan,
seperti:
•Sebagian besar pelaut dapat menganyam tali secara baik
•Hasan adalah pelaut,
jadi
•Kemungkinan besar Hasan dapat menganyam tali secara
baik (kebenaran tdk pasti).
Sembilan puluh persen pedagang pasar Johar jujur Kumar
adalah pedagang pasar Johar,
jadi: Sembilan puluh persen Kumar adalah jujur

Dari dua premis yang sama-sama negatif, tidak
menghasilkan kesimpulan apa pun, karena tidak
ada mata rantai yang menghubungkan kedua
proposisi premisnya.
Kesimpulan diambil bila sedikitnya salah satu
premisnya positif. Kesimpulan yang ditarik dari
dua premis negatif adalah tidak sah.
•Kerbau bukan bunga mawar
•Kucing bukan bunga mawar
•..... (Tidak ada kesimpulan)

Paling tidak salah satu dari term penengah harus:
(mencakup keduanya). Dari dua premis yang
term penengahnya tidak tentu, menghasilkan
kesimpulan yang salah, seperti:
•Semua ikan berdarah dingin
•Binatang ini berdarah dingin
•Jadi: Binatang ini adalah ikan.
(Padahal bisa juga binatang melata)

Term-predikat dalam kesimpulan harus
konsisten dengan term predikat yang ada pada
premisnya. Bila tidak, kesimpulan menjadi salah,
seperti:
•Kerbau adalah binatang
•Kambing bukan kerbau
•Jadi: Kambing bukan binatang.
('Binatang' pada konklusi merupakan term
negatif sedangkan pada premis adalah positif)

Term penengah harus bermakna sama, baik
dalam premis mayor maupun premis minor. Bila
term penengah bermakna beda kesimpulan
menjadi lain, seperti:
•Bulan itu bersinar di langit
•Januari adalah bulan
•Jadi: Januari bersinar di langit
(Bulan pada premis minor adalah nama dari
ukuran waktu yang panjangnya 31 hari,
sedangkan pada premis mayor berarti planet
yang mengelilingi bumi).

Absah dan Benar
•Dalam membicarakan silogisme, kita
mengenal dua istilah yaitu absah dan benar.
•Absah (valid) berkaitan dengan prosedur
apakah pengambilan konklusi sesuai dengan
patokan atau tidak.
•Dikatakan valid apabila sesuai dengan patokan
di atas dan dan tidak valid bila sebaliknya.

•Benar berkaitan dengan proposisi dalam silogisme,
didukung atau sesuai dengan fakta atau tidak.
•Bila sesuai fakta, proposisi itu benar, bila tidak, ia salah.
•Keabsahan dan kebenaran dalam silogisme merupakan
satuan yang tidak bisa dipisahkan, untuk mendapatkan
yang sah dan benar.
•Hanya konklusi dari premis yang benar dan prosedur
yang sah dapat diakui.
•Mengapa demikian? Karena bisa saja terjadi: dari
premis salah dan prosedur valid menghasilkan konklusi
yang benar, demikian juga dari premis salah dan
prosedur invalid dihasilkan konklusi benar.

Variasi-variasinya adalah sebagai
berikut:
1.Prosedur valid, premis salah dan konklusi
benar.
•Semua yang baik itu haram. (salah)
•Semua yang memabukkan itu baik. (salah)
•Jadi: Semua yang memabukkan itu haram.
(benar)

2. Prosedur invalid (tak sah) premis benar
konklusi salah
•Plato adalah filsuf. (benar)
•Aristoteles bukan Plato. (benar)
•Jadi: Aristoteles bukan filosof (salah)

3. Prosedur invalid, premis salah konklusi
benar.
•Sebagian politikus adalah tetumbuhan. (salah)
•Sebagian manusia adalah tetumbuhan. (salah)
•Jadi: Sebagian manusia adalah politikus
(benar)

4. Prosedur valid premis salah dan konklusi
salah.
•Semua yang keras tidak berguna. (salah)
•Adonan roti adalah keras. (salah)
•Jadi: Adonan roti tidak berguna (salah)

b. Silogisme Hipotetik
Silogisme Hipotetik adalah argumen yang
premis mayornya berupa proposisi
hipotetik, sedangkan premis minornya
adalah proposisi katagorik.

Ada 4 (empat) macam tipe silogisme
hipotetik:
1.Silogisme hipotetik yang premis minornya
mengakui bagian antecedent, seperti:
•Jika hujan, saya naik becak.
•Sekarang hujan
•Jadi saya naik becak.

2. Silogisme hipotetik yang premis minornya
mengakui bagiar konsekuennya, seperti:
•Bila hujan, bumi akan basah
•Sekarang bumi telah basah
•Jadi hujan telah turun.

3. Silogisme hipotetik yang premis minornya
mengingkari antecedent, seperti:
•Jika politik pemerintah dilaksanakan dengan
paksa, makakegelisahan akan timbul
•Politik pemerintahan tidak dilaksanakan
dengan paksa
•Jadi kegelisahan tidak akan timbul.

4. Silogisme hipotetik yang premis minornya
mengingkari bagian konsekuennya, seperti:
•Bila mahasiswa turun ke jalanan, pihak
penguasa akan gelisah
•Pihak penguasa tidak gelisah
•Jadi mahasiswa tidak turun ke jalanan.

Hukum-hukum Silogisme Hipotetik
Mengambil konklusi dari silogisme
hipotetik jauh lebih mudah dibanding
dengan silogisme kategorik. Tetapi yang
penting di sini dalah menentukan
'kebenaran konklusinya bila premis-
premisnya merupakan pernyataan yang
benar.

•Bila antecedent kita lambangkan dengan A dan
konsekuen dengan B, jadwal hukum silogisme
hipotetik adalah:
1)Bila A terlaksana maka B juga terlaksana.
2)Bila A tidak terlaksana maka B tidak
terlaksana. (tidak sah = salah)
3)Bila B terlaksana, maka A terlaksana. (tidak
sah = salah)
4)Bila B tidak terlaksana maka A tidak
terlaksana.

•Bila terjadi peperangan harga bahan makanan
membubung tinggi
•Nah, peperangan terjadi.
•Jadi harga bahan makanan membubung tinggi. (benar =
terlaksana)
Benar karena mempunyai hubungan yang diakui
kebenarannya
•Bila terjadi peperangan harga bahan makanan
membubung tinggi
•Nah, peperangan terjadi.
•Jadi harga bahan makanan tidak membubung tinggi (tidak
sah = salah)
Tidak sah karena kenaikan harga bahan makanan bisa
disebabkan oleh sebab atau faktor lain.
Contoh:

c. Silogisme Disjungtif
•Silogisme Disjungtif adalah silogisme yang
premis mayornya keputusan disjungtif
sedangkan premis minornya kategorik yang
mengakui atau mengingkari salah satu
alternatif yang disebut oleh premis mayor.
•Seperti pada silogisme hipotetik istilah premis
mayor dan premis minor adalah secara analog
bukan yang semestinya.
•Silogisme ini ada dua macam, silogisme
disjungtif dalam arti sempit dan silogisme
disjungtif dalam arti luas.

Silogisme disjungtif dalam arti sempit
mayornya mempunyai alternatif kontradiktif,
seperti:
•la lulus atau tidak lulus.
•Ternyata ia lulus,
•Jadi, ia bukan tidak lulus.

Silogisme disyungtif dalam arti luas premis
mayomya mempunyai alternatif bukan
kontradiktif, seperti:
•Hasan di rumah atau di pasar.
•Ternyata tidak di rumah.
•Jadi, Hasan ada di pasar.

Silogisme disyungtif dalam arti sempit maupun arti iuas
mempunyai dua tipe yaitu:
1)Premis minornya mengingkari salah satu alternatif,
konklusinya adalah mengakui alternatif yang lain, seperti:
•la berada di luar atau di dalam.
•Ternyata tidak berada di luar.
•Jadi ia berada di dalam.
•Ia berada di luar atau di dalam.
•Temyata tidak berada di dalam.
•Jadi ia berada di luar.

2) Premis minor mengakui salah satu alternatif,
kesimpulannya adalah mengingkari alternatif
yang lain, seperti:
•Budi di masjid atau di sekolah.
•la berada di masjid.
•Jadi ia tidak berada di sekolah.
•Budi di masjid atau di sekolah
•la berada di sekolah.
•Jadi ia tidak berada di masjid.

Hukum-hukum Silogisme Disjungtif
1. Silogisme disjungtif dalam arti sempit, konklusi yang
dihasilkan selalu benar, apabila prosedur
penyimpulannya valid, seperti:
•Hasan berbaju putih atau tidak putih.
•Ternyata berbaju putih.
•Jadi ia bukan tidak berbaju putih.
•Hasan berbaju putih atau tidak putih.
•Ternyata ia tidak berbaju putih.
•Jadi ia berbaju non-putih.

2. Silogisme disjungtif dalam arti luas,
kebenaran koi adalah sebagai berikut:
a.Bila premis minor mengakui salah satu alterna
konklusinya sah (benar), seperti:
•Budi menjadi guru atau pelaut.
•la adalah guru.
•Jadi bukan pelaut
•Budi menjadi guru atau pelaut.
•la adalah pelaut.
•Jadi bukan guru

b. Bila premis minor mengingkari salah satu a
konklusinya tidak sah (salah), seperti:
•Penjahat itu lari ke Solo atau ke Yogya.
•Ternyata tidak lari ke Yogya.
•Jadi ia lari ke Solo. (Bisa jadi ia lari ke kota lain).
•Budi menjadi guru atau pelaut.
•Ternyata ia bukan pelaut.
•Jadi ia guru. (Bisa j'adi ia seorang pedagang).

Generalisasi adalah suatu proses penalaran
yang bertolak dari sejumlah fenomena
individual (khusus) menuju kesimpulan umum
yang mengikat selutuh fenomena sejenis
dengan fenomena individual yang diselidiki.
Generalisasi

(1) Generalisasi sempurna adalah generalisasi di mana
seluruh fenomena yang menjadi dasar penyimpulan
diselidiki.
Misalnya setelah kita memperhatikan jumlah hari pada
setiap bulan tahun Masehi kemudian disimpulkan
bahwa:
•Semua bulan Masehi mempunyai hari tidak lebih dari 31.
Dalam penyimpulan ini, keseluruhan fenomena yaitu
jumlah hari pada setiap bulan kita selidiki tanpa ada yang
kita tinggalkan.
•Generalisasi macam ini memberikan kesimpulan amat
kuat. Tetapi tentu saja tidak praktis dan tidak ekonomis.
Macam-macam Generalisasi :

2) Generalisasi tidak sempurna yaitu generalisasi
berdasarkan sebagian fenomena untuk
mendapatkan kesimpulan yang berlaku bagi
fenomena sejenis yang belum diselidiki.
Misalnya setelah kita menyelidiki sebagian bangsa
Indonesia bahwa mereka adalah manusia yang suka
bergotong-royong,
•Kemudian kita simpulkan bahwa bangsa Indonesia
adalah bangsa yang suka bergotong-royong,
•Maka penyimpulan ini adalah generalisasi tidak
sempurna.

TERIMA KASIH
Tags