PENGARUH STATUS SOSIAL sebagai syarat presentasi S2.pptx
sdnlb11pg
6 views
42 slides
Nov 01, 2025
Slide 1 of 42
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
About This Presentation
Pengaruh Status Sosial dalam pendidikan
Size: 4.53 MB
Language: none
Added: Nov 01, 2025
Slides: 42 pages
Slide Content
PENGARUH STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA SISWA TERHADAP MINAT BELAJAR DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA BERBASIS HOTS KELAS VI SDN LUBANG BUAYA JAKARTA TIMUR O leh Eva Verdawati :
EVA VERDAWATI PENGARUH STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA SISWA TERHADAP MINAT BELAJAR DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA BERBASIS HOTS KELAS VI SDN LUBANG BUAYA - JAKARTA TIMUR PROGRAM PENDIDIKAN DASAR PASCA SARJANA
01 IBU PEMBIMBING I PROF. DR. HJ. ANA SUHAENAH S. Msi PROFIL 02 BAPAK PEMBIMBING II DR. ISHAQ NURIADIN MPd PROFIL 03 BAPAK PENGUJI I PROF. DR. H. ABD GHANI, MPd . PROFIL 04 BAPAK PENGUJI II DR. SIGIT EP, MPd PROFIL SELAMAT DATANG PARA DEWAN PENGUJI
A. Latar Belakang Masalah UUD 1945 pasal 31 yang menyatakan bahwa setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan (Amandemen UUD 1945, Bab XIII tentang Pendidikan dan Kebudayaan). Ayat Al Qur’an yang membahas tentang penjumlahan Qur’an Surat Al Kahfi ayat 25 25. Dan mereka tinggal dalam gua mereka tiga ratus tahun dan ditambah sembilan tahun (lagi) Arab-Latin: Wa labiṡụ fī kahfihim ṡalāṡa mi`atin sinīna wazdādụ tis'ā Ayat ini membahas tentang lamanya waktu pemuda Al Kahfi yang tinggal di dalam gua yaitu 300 ditambah 9 tahun menjadi 309 tahun BAB I PENDAHULUAN Pentingnya Matematika dalam Al Qur’an
Ayat Al Qur’an yang membahas pengurangan Yaitu Q.S. Al Ankabut ayat 14 14. Dan sesungguhnya Kami telah mengutus Nuh kepada kaumnya, maka ia tinggal di antara mereka seribu tahun kurang lima puluh tahun. Maka mereka ditimpa banjir besar, dan mereka adalah orang-orang yang zalim Ayat di atas menjelaskan tentang lamanya Nabi Nuh A.S. tinggal bersama kaumnya yaitu 1000 tahun dikurangi 50 tahun sama dengan 950 tahun lamanya Ayat di atas menjelaskan tentang lamanya Nabi Nuh A.S. tinggal bersama kaumnya yaitu 1000 tahun dikurangi 50 tahun sama dengan 950 tahun lamanya Ayat Al Qur’an tentang bilangan genap dan ganjil Yaitu Q.S. Al Fajar ayat 3 3. dan yang genap dan yang ganjil Bilangan genap seperti 1000 bulan yang disebut pada ayat di bawah ini Yaitu Qur’an Surat Al Qadr ayat 3 3. Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan Terjemah Arti: Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan.
Dan bilangan ganjil seperti 3 hari yang disebut dalam Q.S. Huud ayat 65 Quran Surat Huud Ayat 65 65. Mereka membunuh unta itu, maka berkata Shaleh: "Bersukarialah kamu sekalian di rumahmu selama tiga hari, itu adalah janji yang tidak dapat didustakan" Tahun Peringkat Jumlah Negara Peserta Skor Rerata Indonesia 2000 39 41 367 2003 38 40 360 2006 50 57 391 2009 61 65 371 2012 64 65 375 2015 73 80 386 2018 74 79 379 Tabel 2. Peringkat Indonesia Kemampuan Literasi Matematika PISA Pemahaman siswa SD kelas VI mengenai pecahan meliputi definisi pecahan, operasi hitung pecahan masih dianggap salah dan sulit, karenanya dibutuhkan cara penyampaian melalui soal HOTS (Higher Order Thinking Skills) dengan melakukan pembelajaran yang berbasis HOTS.
B. Masalah Penelitian Identifikasi Masalah Adanya peserta didik yang minat belajar Matematikanya rendah dalam masa Pandemi Covid-19. Adanya tingkat sosial ekonomi orang tua siswa yang menurun akibat Covid-19 yang menyebabkan minat belajar menjadi turun. Peserta didik kurang disiplin dalam belajar tidak tepat waktu dan mengerjakan tugas Matematika asal-asalan sehingga hasil belajar menjadi turun. Peserta didik minat belajar Matematikanya berkurang karena orang tua kurang memenuhi kebutuhan belajar seperti alat tulis dikarenakan kondisi ekonomi orang tua sedang turun. Peserta didik minat belajar Matematikanya berkurang dan menyerahkan tugas Matematikanya kepada orang tuanya walaupun yang menulis peserta didik sendiri. Pembatasan Masalah Hasil belajar ( X 3 ) sebagai variabel terikat. Status sosial ekonomi orang tua (X 1 ) sebagai variabel bebas. Minat belajar Matematika peserta didik (X 2 ) sebagai variabel bebas.
3. Perumusan Masalah Apakah terdapat kontribusi status sosial ekonomi orang tua peserta didik terhadap minat belajar Matematika berbasis HOTS pada siswa kelas VI SD di Kelurahan Lubang Buaya Kecamatan Cipayung Kotamadya Jakarta Timur? Apakah teradapat kontribusi Status Sosial Ekonomi orang tua peserta didik terhadap hasil belajar Matematika berbasis HOTS pada siswa kelas VI SD di Kelurahan Lubang Buaya Kecamatan Cipayung Kotamadya Jakarta Timur? Apakah terdapat kontribusi minat belajar Matematika terhadap hasil belajar Matematika berbasis HOTS pada siswa kelas VI SD di Kelurahan Lubang Buaya Kecamatan Cipayung Kotamadya Jakarta Timur? C. Tujuan Penelitian Untuk mendapatkan informasi seberapa besar kontribusi positif status sosial ekonomi orang tua peserta didik terhadap minat belajar Matematika berbasis HOTS pada siswa kelas VI SD di Kelurahan Lubang Buaya Kecamatan Cipayung Kotamadya Jakarta Timur. Untuk mendapatkan informasi seberapa besar kontribusi positif Status Sosial Ekonomi orang tua peserta didik terhadap hasil belajar Matematika berbasis HOTS pada siswa kelas VI SD di Kelurahan Lubang Buaya Kecamatan Cipayung Kotamadya Jakarta Timur.
D. Kegunaan Hasil Penelitian Secara Teoretis Menjadi sumbangan pemikiran bagi ilmu pengetahuan terutama pengaruh pembelajaran E-Learning Matematika berbasis HOTS terhadap minat peserta didik dan hasil belajar di dalam pembelajaran jarak jauh pada masa pandemi Covid-19. Secara Praktis Bagi Peserta Didik Siswa menjadi lebih semangat, lebih kritis dan minat serta motivasi belajar siswa menjadi lebih meningkat. Bagi Orang Tua Orang tua lebih senang mendampingi anak-anaknya dalam belajar Matematika di rumah karena minat dan hasil belajar peserta didik meningkat.
Deskripsi Teori Status Sosial Ekonomi Orang Tua Pengertian Status Sosial Ekonomi Orang Tua BAB II KAJIAN TEORI , KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS PENELITIAN Nasution (2004:22) status sosial merupakan kedudukan seseorang dalam suatu kelompok sosial. Soleman B. Taneko (2000:131) status sosial dapat dikonsepsikan sebagai posisi seseorang (kelompok) dalam suatu kelompok (kelompok yang lebih besar) sehubungan dengan orang lain dalam kelompoknya. Tingkatan Status Sosial Ekonomi Menurut Sunarto (2004) terdapat 3 tingkatan status ekonomi di masyarakat, yaitu : Kelas atas (Upper class) Upper class berasal dari golongan kaya raya seperti golongan konglomerat, kelompok eksekutif dsb. 2. Kelas menengah (Middle class) Kelas menengah biasanya diidentikkan oleh kaum profesional dan para pemilik toko dan bisnis yang lebih kecil. Kelas bawah (Lower class) Kelas bawah adalah golongan yang memperoleh pendapatan yang jumlahnya jauh lebih sedikit dibandingkan dengan kebutuhan pokoknya.
Ukuran Status Sosial Ekonomi Menurut Basrowi (2005) ukuran yang digunakan dalam menentukan kedudukan status sosial ekonomi seseorang di masyarakat adalah : Ukuran kekayaan Kekayaan bisa dilihat dari bentuk rumah yang bersangkutan, mobil pribadinya, cara-cara berpakaian serta bahan yang dipakainya dan kebiasaannya berbelanja barang dan jasa. Ukuran kekuasaan Seseorang yang memiliki kekuasaan yang besar akan masuk pada lapisan atas dan yang tidak memiliki kekuasaan maka masuk dalam lapisan bawah Ukuran kehormatan Orang yang paling disegani dan dihormati mendapatkan tempat teratas dalam lapisan sosial. Keadaan seperti ini biasa ditemui di masyarakat tradisional. Ukuran ilmu pengetahuan Biasanya dipakai oleh masyarakat yang menghargai ilmu pengetahuan. Faktor yang mempengaruhi status sosial ekonomi Pendidikan Pekerjaan atau mata pencaharian Penghasilan atau pendapatan Sosial
Menurut Gie (2004: 57) minat mempunyai peranan dalam “Melahirkan perhatian yang serta merta, memudahkan terciptanya pemusatan perhatian, dan mencegah gangguan perhatian dari luar”. Kemudain Hilfard dalam Slameto (2010: 57) menyatakan bahwa: “Interest is persisting tendency to pay attention to and enjoy same activities and or content.” (“Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan Minat Belajar Pengertian Minat Belajar Faktor-faktor yang mempengaruhi minat belajar Ada dua faktor yang mempengaruhi minat belajar yaitu: Faktor internal adalah sesuatu yang mempunyai pengaruh dari dalam diri siswa yaitu perhatian siswa, sikap siswa, bakat, kemampuan, kematangan, motivasi, intelegensi (kecerdasan) dan kesehatan. Faktor eksternal Faktor eksternal adalah segala sesuatu yang terdapat di luar individu baik kondisi maupun situasi lingkungan sekitarnya yang turut mempengaruhi minat belajar seseorang, meliputi lingkungan keluarga masyarakat dan lingkungan sekolah. Problematika pengembangan minat belajar siswa. Tetapi ada faktor penyebab anak yang bermasalah dalam minat belajarnya yaitu : Faktor anak didik, faktor sekolah dan faktor keluarga Hasil Belajar Matematika Pengertian Hasil Belajar Matematika Prestasi menurut M. Chabib (1993: 34) merupakan sekumpulan nilai sebagai hasil dalam penilaian proses belajar. Untuk memperoleh hasil belajar seperti yang diharapkan maka diperlukan kerja keras dan peran serta orang tua maupun lingkungan yang dapat menunjang hasil seperti yang diharapkan.
Fungsi Matematika adalah mengembangkan kemampuan : Mengkomunikasikan gagasan melalui model Matematika yang dapat berupa kalimat dan persamaan Matematika,diagram, grafik atau tabel. Mengembangkan aktifitas kreatif yang melibatkan imajinasi, intuisi, dan penemuan dengan mengembangkan pamikiran divergen, orsinil, rasa ingin tahu, membuat prediksi dan dugaan, serta mencoba-coba. Mengembangkan kemampuan memecahkan masalah. Mengembangkan kemampuan menyampaikan informasi atau mengkomunikasikan gagasan antara lain melalui pembicaraan lisan, grafik, peta, diagram dalam menjelaskan gagasan. Pembelajaran Berbasis HOTS (Higher Order Thinking Skills) Definisi HOTs (Higher Order Thinking Skill) Susan M Brookhart dalam bukunya yang berjudul '’How to Assess Higher-order Thinking Skills in Your Classroom’' (Sofyan, 2019:3) dimana dia mendefinisikan bahwa model ini sebagai metode untuk berfikir kritis, transfer pengetahuan dan pemecahan masalah. Menurut Brookhart (dalam Hidayati, 2017:147) menyatakan bahwa keterampilan berpikir tingkat tinggi diklasifikasikan menjadi 3 kategori yaitu bentuk transfer hasil belajar, berfikir kritis dan memecahkan masalah. Gunawan (dalam Fanani, 2018:60) menjelaskan HOTs atau keterampilan berfikir tingkat tinggi sebagai proses berfikir yang menuntut siswa mengolah infrmasi yang ada dan dapat menghasilkan pengertian dan implikasi baru dengan cara tertentu.
Karakteristik HOTS Mengukur kemampuan berpikir tingkat tinggi Kemampuan tersebut termasuk kemampuan pemecahan masalah (Problem solving), berfikir kritis (Critical thinking), kreatif (Creative thinking), kemampuan penentuan putusan (decision making), dan kemampuan berpendapat (Reasoning). Sejalan dengan pemikiran tersebut, Senk dkk (dalam Ernawati, 2016:210) menjelaskan karakteristik HOTs adalah kemampuan penyelesaian masalah yang memiliki banyak kemungkinan solusi dimana belum diajarkan teori terlebih dahulu. Menggunakan masalah dalam kehidupan sehari-hari (kontekstual). Ciri-ciri penilaian autentik yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari menurut yaitu: Siswa mampu mengembangkan sendiri jawaban yang dibuatnya sehingga tidak sekedar memilih seperti opsi pada soal pilihan ganda; Disajikan tugas kompleks yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari; Tugas kompleks tersebut memiiki beberapa alternative penyelesaian atau beberapa alternative jawaban yang tepat untuk dijadikan solusi dari tuga tersebut (Fanani, 2018:65). Digunakannya soal dengan bentuk yang bermacam-macam Terdapat beberapa jenis soal yang dapat dipakai dalam penyusunan soal berbasis HOTs yang juga digunakan PISA pada model pengujian yaitu sebagai berikut: Tes Objektif (Pilihan Ganda) Soal jenis ini merupakan jenis soal yang penyelesaiannya dapat diselesaikan dengan cara memilih dari beberapa alternatif jawaban yang tersedia. Pilihan ganda kompleks (benar/salah, atau ya/tidak)
Isian singkat Instrument tes jenis ini merupakan jenis soal dimana siswa diminta untuk melengkapi jawaban dengan jalan mengisikan sebuah kata, angka atau simbol tertentu. Uraian singkat Soal jenis ini menuntuk siswa untuk mengisi pertanyaan dengan jawaban berupa kalimat singkat atau frase yang tepat sesuai dengan permasalahan yang disajikan. Uraian Soal uraian merupakan soal yang meminta siswa untuk mengisikan jawaban berupa kalimat yang disusun dan dipadukan dengan pendapatnya menggunakan kata-kata yang disusun sendiri. Soal uraian dapat memberikan kebebasan kepada siswa dalam menuliskan jawaban sesuai ide yang diperolehnya. B. Hasil Penelitian Yang Relevan Penelitian yang dilakukan oleh: Lilis Nur Chotimah, Hety Mustika Ani, Joko Widodo (2017) dengan judul: “Pengaruh Status Sosial Ekonomi Orang Tua Terhadap Prestasi Belajar Siswa.” Penelitian yang dilakukan oleh Suminah, SPd. Tahun 2016 dengan judul “Pengaruh Status Sosial Ekonomi Orang Tua terhadap Hasil Belajar PKn Siswa Kelas V SD Negeri Se-Gugus Kresna Kecamatan Semarang Barat.” Penelitian yang dilakukan oleh: Erlando Doni Sirait (2016) dengan judul: “Pengaruh Minat Belajar Terhadap Prestasi Belajar Matematika.”
Penelitian yang dilakukan oleh Suminah, SPd. Tahun 2016 dengan judul “ Pengaruh Status Sosial Ekonomi Orang Tua terhadap Hasil Belajar PKn Siswa Kelas V SD Negeri Se-Gugus Kresna Kecamatan Semarang Barat .” Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) terdapat pengaruh yang positif dan signifikan status sosial ekonomi orang tua dengan nilai rhitung = 0,415 dengan signifikansi 0,000 < 0,05 dengan kontribusi sebesar 17,3%. Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang positif dan signifikan status sosial ekonomi orang tua terhadap hasil belajar PKn siswa kelas V SD Negeri Se-Gugus Kresna Kecamatan Semarang Barat. Saran yang diberikan dalam penelitian ini adalah 1) bagi guru diharapkan dalam proses belajar mengajar disesuaikan dengan status sosial ekonomi orang tua sehingga siswa dapat meningkatkan hasil belajarnya, 2) bagi sekolah memberikan informasi dalam rangka perbaikan sistem pembelajaran sehingga hasil belajar PKn terus optimal, 3) penelitian selanjutnya dapat meneliti untuk mengetahui faktor-faktor lain yang mempengaruhi hasil belajar PKn selain yang diteliti dalam penelitian ini. (Suminah, 2016) Penelitian yang dilakukan oleh: Erlando Doni Sirait (2016) dengan judul: “Pengaruh Minat Belajar Terhadap Prestasi Belajar Matematika .” Hasil penelitian menunjukkan bahwa perhitungan analisis regresi minat belajar dengan prestasi belajar matematika diperoleh persamaan Ŷ =22,15+0,78 𝑥 dengan Fhitung< F tabel (-1,52<1,63) hal ini menunjukkan bahwa regresi X atas Y berpola linear. Sedangkan untuk pengujian hipotesis, diperoleh koefisien korelasi X terhadap Y sebesar 0,706 dengan koefisien determinasi sebesar 49,8% dan diperoleh thitung> ttabel (7,914 > 1,670) sehingga Ho ditolak pada taraf 0,05. Maka kesimpulannya terdapat hubungan yang signifikan antara minat belajar terhadap prestasi belajar matematika. (Sirait et al., 2016)
Kerangka Berpikir dan Hipotesis Kerangka Berpikir Pengaruh Status Sosial Ekonomi Orang Tua Siswa Terhadap Minat Belajar Siswa Pendidikan melibatkan keluarga, masyarakat, pemerintah. Ketiga hal tersebut saling berkaitan satu sama lain. Dalam pelaksanaan pendidikan di sekolah terdapat proses belajar mengajar yang akan menghasilkan perubahan dalam individu dan kecakapan pada diri individu. Perubahan-perubahan itu berwujud pengetahuan atau pengalaman baru yang diperoleh individu dari usaha dalam belajar. Status sosial ekonomi seseorang tentu mempunyai peranan terhadap perkembangan anak-anaknya. Keluarga yang mempunyai status sosial ekonomi yang baik, tentu akan memberi perhatian yang baik pula pada pemenuhan kebutuhan sehari-hari dan akan memikirkan masa depan anak-anaknya. Menurut Sugihartono, dkk (2015:3) menyatakan status sosial ekonomi orang tua, meliputi tingkat pendidikan orang tua, pekerjaan orang tua, penghasilan orang tua. Keluarga yang memiliki status sosial ekonomi kurang mampu, akan cenderung untuk memikirkan bagaimana pemenuhan kebutuhan pokok, sehingga perhatian untuk meningkatkan pendidikan anak juga kurang. (Sugihartono; Chotimah et al., 2018) Keadaan ekonomi orang tua siswa turut mendukung siswa dalam pengadaan sarana dan prasarana belajar, yang akan memudahkan dan membantu pihak sekolah untuk peningkatan proses belajar mengajar di sekolah. Pembelajaran membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Alat-alat belajar mengajar yang dimaksud buku-buku pelajaran, pensil, penggaris, buku-buku lembar kerja soal ( LKS ), laptop, penghapus, dan lain-lain.
Pendidikan yang baik dapat dinikmati oleh anak apabila orang tua peduli pada masa depan anaknya. Menurut Slameto (2015:61) menyatakan bahwa orang tua yang kurang atau tidak memperhatikan pendidikan anaknya, misalnya mereka acuh tak acuh terhadap belajar anaknya, tidak memperhatikan sama sekali akan kepentingan-kepentingan dan kebutuhan-kebutuhan anaknya dalam belajar, tidak mengatur waktu belajarnya, tidak menyediakan atau melengkapi alat belajarnya, tidak memperhatikan apakah anak belajar atau tidak, tidak mau tahu bagaimanakah kemajuan belajar anaknya, kesulitan–kesulitan yang dialami dalam belajar dan lain-lain, dapat menyebabkan anak tidak atau kurang berhasil dalam belajarnya. Mungkin anak sendiri sebetulnya pandai, tetapi karena cara belajarnya tidak teratur, akhirnya kesukaran-kesukaran menumpuk sehingga mengalami ketinggalan dalam belajarnya dan akhirnya anak malas belajar. Hasil yang didapatkan, nilai atau hasil belajarnya tidak memuaskan bahkan mungkin gagal dalam studinya. Hal ini dapat terjadi pada anak dari keluarga yang kedua orang tuanya terlalu sibuk mengurusi pekerjaan mereka. (Slameto; Chotimah et al., 2018) Status ekonomi orang tua siswa ini akan berpengaruh terhadap minat belajar siswa. Jika status ekonomi orang tua siswa tinggi maka kebutuhan belajar siswa akan dapat dipenuhi dan akan menaikkan minat siswa itu sendiri dalam belajar, sedangkan jika status ekonomi orang tua siswa rendah maka kebutuhan belajar sisw kurang terpenuhi dan akan menurunkan minat belajar siswa itu sendiri. Atas dasar pemikiran tersebut diatas, maka penulis menduga terdapat pengaruh yang positif status sosial ekonomi siswa terhadap minat belajar siswa.
Pengaruh Status Sosial Ekonomi Orang Tua Siswa Terhadap Hasil Belajar Siswa Keluarga merupakan lingkungan pendidikan yang pertama karena dalam keluarga inilah anak mendapatkan pengaruh sadar dan mendapatkan didikan dan bimbingan dari orang tuanya. Selain itu, lingkungan keluarga juga dikatakan lingkungan yang utama karena pendidikan yang paling banyak diterima anak adalah berasal dari lingkungan keluarga. Menurut Narwoko (2011:92), keluarga adalah proses sosialisasi anak pertama kali mengenal lingkungan sosial dan udayanya, juga mengenal seluruh anggota keluarganya yang meliputi ayah, ibu, dan saudara-saudaranya sampai akhirnya mengenal dirinya sendiri. Tugas keluarga adalah meletakkan dasar bagi perkembangan anak berikutnya, sehingga dapat berkembang dengan baik. Oleh karena itu, orang tua harus mampu mengarahkan, membantu mengembangkan kemampuan bakat dan minat yang dimiliki anak sehingga dapat berprestasi dengan baik. . ( Narwoko , Suminah , 2016) Selain hubungan anggota keluarga yang harmonis dan cara orang tua memberikan pendidikan pada anaknya , keadaan sosial ekonomi orang tua juga ikut menentukan hasil belajar anak . Ahmadi (2007:236), menjelaskan bahwa keadaan sosial ekonomi orang tua mempunyai peranan terhadap perkembangan anak-anak , misalnya anak-anak yang orang tuanya berpenghasilan cukup ( sosial ekonominya cukup ), maka anak-anak tersebut lebih banyak mendapat kesempatan untuk mengembangkan bermacam-macam kecakapan dan sebaliknya . Oleh karena itu , keadaan sosial ekonomi orang tua sangat berpengaruh terhadap hasil belajar anak . (Ahmadi; Suminah , 2016)
Proses belajar yang diberikan orang tua kepada anaknya tidak lepas dari peralatan dan perlengkapan belajar . Tanpa peralatan dan perlengkapan belajar yang memadai proses belajar tidak dapat berjalan dengan lancar . Gerungan (2010:196) mengemukakan bahwa kebutuhan peralatan dan perlengkapan belajar dapat terpenuhi apabila keadaan ekonomi orang tua juga baik . Dengan peralatan dan perlengkapan yang memadai , mulai dari alat tulis sampai pemilihan sekolah , maka diharapkan proses belajar anak dapat berjalan dengan baik , dapat mengembangkan bakat dan minat yang dimiliki , dan dapat meningkatkan hasil belajarnya . Jadi, jika orang tua yang ekonominya tinggi maka akan mempengaruhi fasilitas belajar yang dibutuhkan oleh anak untuk meningkatkan hasil belajarnya . Sebaliknya jika orang tua yang ekonominya relatif rendah pada umumnya mengalami masalah dalam pembiayaan sekolah dan kurang lengkapnya fasilitas belajar sehingga berdampak pada menurunnya hasil belajar anak . ( Gerungan (2010:196); Suminah , 2016) Atas dasar pemikiran tersebut diatas , maka penulis menduga terdapat pengaruh yang positif status sosial ekonomi orang tua siswa terhadap hasil belajar siswa . Pengaruh Minat Belajar Siswa Terhadap Hasil Belajar Siswa Minat belajar adalah aspek psikologi seseorang yang menampakkan diri dalam beberapa gejala, seperti: gairah, keinginan, perasaan suka untuk melakukan proses perubahan tingkah laku melalui berbagai kegiatan yang meliputi mencari pengetahuan dan pengalaman, dengan kata lain, minat belajar itu adalah perhatian, rasa suka, ketertarikan seseorang (siswa) terhadap belajar yang ditunjukkan melalui keantusiasan, partisipasi dan keaktifan dalam belajar.
Minat ini besar pengaruhnya terhadap belajar, karena minat siswa merupakan faktor utama yang menentukan derajat keaktifan siswa, bila bahan pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat siswa, siswa tidak akan belajar dengan sebaik-baiknya, sebab tidak ada daya tarik baginya. Oleh karena itu, untuk mengatasi siswa yang kurang berminat dalam belajar, guru hendaknya berusaha bagaimana menciptakan kondisi tertentu agar siswa itu selalu butuh dan ingin terus belajar. Dalam artian menciptakan siswa yang mempunyai minat belajar yang besar , mungkin dengan cara menjelaskan hal-hal yang menarik , salah satunya adalah mengembangkan variasi dalam gaya mengajar . Dengan variasi ini siswa bisa merasa senang dan memperoleh kepuasan terhadap belajar . Minat mengandung unsur-unsur kognisi ( mengenal ), emosi ( perasaan ), dan konasi ( kehendak ). Oleh sebab itu , minat dapat dianggap sebagai respon yang sadar , sebab kalau tidak demikian , minat tidak akan mempunyai arti apa-apa . Unsur kognisi maksudnya adalah minat itu didahului oleh pengetahuan dan informasi mengenai obyek yang dituju oleh minat tersebut unsur emosi , karena dalam partisipasi atau pengalaman itu disertai oleh perasaan tertentu , seperti rasa senang , sedangkan unsur konasi merupakan kelanjutan dari unsur kognisi.Dari kedua unsur tersebut yaitu yang diwujudkan dalam bentuk kemauan dan hasrat untuk melakukan suatu kegiatan,termasuk kegiatan yang ada di sekolah seperti belajar.Jadi minat sangat erat hubungannya denganbelajar , belajar tanpa minat akan terasa menjemukan , dalam kenyataannya tidak semua belajar siswa didorong oleh faktor minatnya sendiri , ada yang mengembangkan minatnya terhadap materi pelajaran dikarenakan pengaruh dari gurunya , temannya , orang tuanya . Oleh sebab itu , sudah menjadi kewajiban dan tanggung jawab sekolah untuk menyediakan situasi dan kondisi yang bisa merangsang minat siswa terhadap belajar .
Membangkitkan minat belajar siswa itu juga merupakan tugas guru yang mana guru harus benar-benar bisa menguasai semua keterampilan yang menyangkut pengajaran , terutama keterampilan dalam bervariasi , keterampilan ini sangat mempengaruhi minat belajar siswa seperti halnya bervariasi dalam gaya mengajar , jika seorang guru tidak menggunakan variasi tersebut , siswa akan cepat bosan dan jenuh terhadap materi pelajaran . ( Sirait et al., 2016) Untuk mengatasi hal-hal tersebut guru hendaklah menggunakan variasi dalam gaya mengajar , agar semangat dan minat siswa dalam belajar meningkat , jika sudah begitu , hasil belajarpun sangat memuaskan . Dan tujuan pembelajaran pun akan tercapai dengan maksimal . Atas dasar pemikiran tersebut diatas , maka penulis menduga terdapat pengaruh yang positif minat belajar siswa terhadap hasil belajar siswa .
Hipotesis Penelitian Terdapat pengaruh langsung dan positif status sosial ekonomi orang tua siswa terhadap minat belajar Matematika siswa berbasis HOTS kelas VI SD sekelurahan Lubang Buaya Kotamadya Jakarta Timur . Terdapat pengaruh langsung dan positif status sosial ekonomi orang tua siswa terhadap hasil belajar Matematika siswa berbasis HOTS kelas VI SD sekelurahan Lubang Buaya Kotamadya Jakarta Timur . Terdapat pengaruh langsung dan positif minat belajar Matematika berbasis HOTS terhadap hasil belajar Matematika kelas VI SD sekelurahan Lubang Buaya Kotamadya Jakarta Timur .
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Tujuan Penelitian Berdasarkan hipotesis penelitian yang diajukan, maka yang menjadi tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis , menguji dan mengetahui : P engaruh status sosial ekonomi orang tua siswa terhadap minat belajar Matematika siswa berbasis HOTS kelas VI SD di Kelurahan Lubang Buaya Kotamadya Jakarta Timur. P engaruh status sosial ekonomi orang tua siswa terhadap hasil belajar Matematika siswa berbasis HOTS kelas VI SD di Kelurahan Lubang Buaya Kotamadya Jakarta Timur . P engaruh minat belajar Matematika terhadap hasil belajar Matematika siswa berbasis HOTS kelas VI SD di Kelurahan Lubang Buaya Kotamadya Jakarta Timur . Tempat dan Waktu Penelitian Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di SD Negeri di Kelurahan Lubang Buaya Kecamatan Cipayung Kotamadya Jakarta Timur. Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan selama kurun waktu 5 ( lima ) bul an , yaitu sejak bulan September 2020 sampai dengan bulan Januari 2021 . Untuk kegiatan yang lebih rinci dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
Tabel 3.1 Jadwal Rencana Kegiatan Penelitian No Kegiatan Bulan September Oktober November Desember Januari 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 Pengajuan Judul 2 Bimbingan Proposal 3 Seminar Proposal 4 Revisi Seminar 5 Pembuatan Instrumen 6 Penelitian Lapangan 7 Pengolahan dan Analisis Data 8 Sidang Tesis
Metode Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian lapangan yang bersifat kuantitatif. Penelitian lapangan merupakan suatu penelitian untuk memperoleh data-data yang sebenarnya terjadi di lapangan. Bersifat kuantitatif berarti menekankan analisa pada data numerikal (angka) yang diperoleh dengan metode statistik. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian survey kausal dengan teknik analisis jalur. Penelitian survei adalah penelitian yang mengambil sampel dari suatu populasi dengan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpul data yang pokok. Kerlinger mengemukakan bahwa penelitian survei adalah penelitian yang dilakukan pada populasi besar maupun kecil, tetapi data yang dipelajari adalah data dari sampel yang diambil dari populasi tersebut, sehingga ditemukan kejadian-kejadian relatif, distribusi, dan hubungan-hubungan antarvariabel sosiologis maupun psikologis. Variabel dalam penelitian terdiri dari dua variabel bebas yaitu status sosial ekonomi orang tua siswa sebagai variabel (X 1 ), minat beajar Matematika siswa sebagai variabel (X 2 ), dan satu variabel terikat yaitu hasil belajar Matematika siswa berbasis HOTS sebagai variabel (X 3 ). Adapun rancangan penelitiannya adalah sebagai beri kut:
X 1 X 2 X 3 Variabel dalam penelitian terdiri dari dua variabel bebas yaitu status sosial ekonomi orang tua siswa sebagai variabel (X 1 ), minat beajar Matematika siswa sebagai variabel (X 2 ), dan satu variabel terikat yaitu hasil belajar Matematika siswa berbasis HOTS sebagai variabel (X 3 ). Adapun rancangan penelitiannya adalah sebagai berikut: Gambar 3.1 Konstilasi Penelitian Variabel X 1, X 2 dengan X 3 Katerangan: X1 : Status Sosial Ekonomi Orang Tua Siswa X2 : Minat Belajar Matematika Siswa X 3 : Hasil Belajar Matematika Siswa Berbasis HOTS
Populasi dan Sampel Penelitian Populasi Populasi adalah suatu kumpulan menyeluruh dari suatu obyek yang merupakan perhatian peneliti. Obyek penelitian dapat berupa makhluk hidup, benda-benda, sistem dan prosedur, fenomena dan lain-lain. Populasi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VI yang ada di Sekolah Negeri se Kelurahan Lubang Buaya Kecamatan Cipayung Jakarta Timur. No Nama Sekolah Populasi 1 SDN LUBANG BUAYA 01 64 2 SDN LUBANG BUAYA 03 64 3 SDN LUBANG BUAYA 04 64 4 SDN LUBANG BUAYA 05 32 5 SDN LUBANG BUAYA 07 64 6 SDN LUBANG BUAYA 11 32 7 SDN LUBANG BUAYA 12 64 8 SDN LUBANG BUAYA 13 64 Jumlah 448 Tabel 3.2 Jumlah Populasi Penelitian
Teknik Pengambilan Sampel Sampel adalah sebagian populasi yang memiliki sifat dan karakteristik yang sama sehingga benar-benar mewakili populasi. Adapun untuk menentukan besarnya sampel peneliti menggunakan rumus Slovin, yaitu sebagai berikut: Keterangan: n = Ukuran sampel N = Ukuran populasi e = Persentase kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang masih ditolelir, yaitu 5 %. Sehingga untuk jumlah populasi 448 siswa, maka perhitungan untuk mencari sampel adalah sebagai berikut: n = Berdasarkan perhitungan di atas didapat angka 102. Sehingga sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 102 guru yang diambil secara acak ( random sampling ).
No Nama Sekolah Populasi Sampel Uji Coba 1 SDN LUBANG BUAYA 01 64 35 /448 x 64 = 5 14/448 x 64 = 2 2 SDN LUBANG BUAYA 03 64 35 /448 x 64 = 5 14/448 x 64 = 2 3 SDN LUBANG BUAYA 04 64 35 /448 x 64 = 5 14/448 x 64 = 2 4 SDN LUBANG BUAYA 05 32 35 /448 x 32 = 1 14/448 x 32 = 1 5 SDN LUBANG BUAYA 07 64 35 /448 x 64 = 5 14/448 x 64 = 2 6 SDN LUBANG BUAYA 11 32 35 /448 x 32 = 1 14/448 x 32 = 1 7 SDN LUBANG BUAYA 12 64 35 /448 x 64 = 5 14/448 x 64 = 2 8 SDN LUBANG BUAYA 13 64 35 /448 x 64 = 5 14/448 x 64 = 2 Jumlah 448 32 14 Tabel 3.3 Jumlah Sampel Penelitian Sumber: Data siswa kelas VI Tahun Ajaran 2020/2021
Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data dimulai dari penentuan definisi konseptual , definisi operasional , kisi-kisi masing-masing variabel , dan jenis instrumen masing-masing variabel . Instrumen Variabel Terikat Hasil Belajar Matematika Siswa Berbasis HOTS (Y) Definisi Konseptual Hasil belajar Matematika siswa adalah kemampuan seorang siswa dalam melaksanakan kewajibannya secara bertanggung jawab dan layak atau kemampuan dalam melaksanakan pembelajaran Matematika di kelasnya . Definisi Operasional Hasil belajar siswa adalah skor yang diperoleh dari jawaban responden dengan menggunakan instrumen variabel kemampuan siswa yang diukur melalui : a) Pengetahuan siswa . b) Keterampilan siswa c) Sikap siswa Kisi- kisi Instrumen Hasil Belajar Siswa
Dimensi Indikator No. Soal Jml Soal Kompetensi Pengetahuan Pemahaman tentang pecahan Pemahaman tentang operasi hitung pecahan Pemahaman tentang sifat operasi hitung pecahan Pemahaman tentang soal cerita pecahan Kompetensi Keterampilan Dapat menggambarkan bentuk pecahan Dapat mendiskripsikan operasi hitung pecahan Dapat mendiskripsikan sifat operasi hitung pecahan 9,10 11,12 13,14 2 2 2 Sikap Siswa Jujur didalam mengerjakan tugas Tepat waktu dalam mengerjakan tugas Posisi belajar yang baik 15,16 17,18 19,20 2 2 2 Jumlah 20 Tabel 3.4 Instrumen Variabel Hasil Belajar Siswa
Instrumen Variabel Bebas Status Sosial Ekonomi Orang Tua (X 1 ) Definisi Konseptual Definisi Status Sosial Ekonomi menurut Nasution (2004:22) merupakan kedudukan seseorang dalam suatu kelompok sosial . Kedudukan sosial (status sosial ) adalah sehubungan dengan orang lain dalam arti lingkungan pergaulannya , prestisenya dan hak-hak serta kewajibannya . Kedudukan sosial tersebut mempengaruhi kedudukan orang tersebut dalam kelompok sosial berbeda . Soekanto mendefinisikan “status atau kedudukan sebagai tempat atau posisi seseorang dalam suatu kelompok sosial sehubungan dengan orang-orang lainnya dalam suatu kelompok yang lebih besar lagi . ( Suciningrum & Rahayu , 2015) Selanjutnya Soleman B. Taneko (2000:131) sampai pada kesimpulan bahwa status sosial dapat dikonsepsikan sebagai posisi seseorang ( kelompok ) dalam suatu kelompok ( kelompok yang lebih besar ) sehubungan dengan orang lain dalam kelompoknya . Senada dengan Taneko , Idianto M (2005:39) juga memberikan definisi tentang status sosial , yaitu status sosial merupakan “ kedudukan atau posisi sosial seseorang dalam masyarakat , mengikuti keseluruhan posisi sosial yang terdapat dalam suatu kelompok masyarakat , dari yang paling rendah hingga yang paling Definisi Operasional tinggi . ( Suciningrum & Rahayu , 2015) Status sosial ekonomi adalah suatu keadaan atau kedudukan yang diatur secara sosial dan menetapkan seseorang dalam posisi tertentu dalam struktur masyarakat .
Kisi-kisi In s trumen Status Sosial Ekonomi Orang Tua Dimensi Indikator No. Soal Jml Soal Tingkat Pendidikan Orang Tua Tingkat pendidikan ayah Tingkat pendidikan ibu 1, 2, 3 , 4 4 4 Pekerjaan Orang Tua Pekerjaan ayah Pekerjaan ibu 5 ,6 7,8 2 2 Status Kepemilikan Rumah Jenis kepemilikan rumah. Waktu dalam kepemilikan rumah. 9,10 11,12 2 2 Kepemilikan Kendaraan Jenis kendaraan Jumlah kendaraan 13,14 15,16 2 2 Kepemilikan KJP Waktu kepemilikan KJP Jumlah KJP dalam satu rumah 17,18 19,20 2 2 Penghasilan Orang Tua Penghasilan ayah Penghasilan ibu 21,22 23,24 2 2 Jumlah 18 Tabel 3.5 Instrumen Variabel Status Sosial Ekonomi Orang Tua
Minat Belajar (X 2 ) Definisi Konseptual Minat belajar merupakan kecenderungan seseorang untuk memperhatikan dan tertarik kepada sesuatu dengan kemauan kuat misalnya dengan adanya fasilitas belajar yang memadai , maka minat belajar siswa akan meningkat . Definisi Operasional Minat belajar adalah aspek psikologis seseorang yang menampakkan diri dalam beberapa gejala . Misalnya rasa senang terhadap belajar , adanya keinginan yang tinggi terhadap penguasaan dan keterlibatan dengan kegiatan belajar , ada perasaan tertarik yang tinggi terhadap belajar dan adanya kesadaran sebagai subyek pendidikan . Menurut Slameto (2003.58) siswa yang berminat dalam belajar mempunyai ciri-ciri sebagai berikut : Mempunyai kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang sesuatu yang dipelajari secara terus menerus Ada rasa suka dan senang pada sesuatu yang diminati . Memperoleh sesuatu kebanggaan dan kepuasan pada sesuatu yang diminati . Ada rasa keterikatan pada sesuatu aktifitas-aktifitas yang diminati . Lebih menyukai suatu hal yang menjadi minatnya dari pada yang lainnya . Dimanifestasikan melalui partisipasi pada aktifitas dan kegiatan .
Kisi - kisi Instrumen Minat Belajar Siswa Dimensi Indikator No. Soal Jml. Soal Mempelajari secara terus menerus Bertanggung jawab atas tugas-tugas yang diberikan Berusaha mencari cara untuk menyelesaikan tugas yang diberikan Mempunyai kemampuan untuk menghafal perkalian 1 , 2 3, 4 5, 6 2 2 2 Rasa suka dan senang Mengerjakan tugas dengan senang hati Menyukai tugas yang diberikan guru Mengerjakan sendiri tugas yang diberikan oleh guru 7, 8 9, 1 0 1 1, 1 2 2 2 2 Memperoleh kebanggaan dan kepuasan Mempunyai kebanggaan jika tugas selesai tepat waktu Mempunyai kepuasan setelah menyelesaikan tugas 13,14 15,16 2 2 Berpartisipasi aktif pada kegiatan Berpartisipasi dalam bertanya dan menjawab pertanyaan oleh guru Mengerjakan seluruh tugas yang diberikan oleh guru 17,18 19,20 2 2 Jumlah 20 Tabel 3.6 Instrumen Variabel Minat Belajar Siswa
Uji Validitas dan Reliabilitas Validitas adalah suatu ukuran yang menujukan tingkat-tingkat validitas atau kesahihan sesuatu intrumen. Tinggi rendahnya validitas instrumen menunjukan sejauh mana data yang terkumpul tidak menyimpang dari gambaran variabel yang dimaksud. Suatu instrumen dikatakan valid jika instrumen yang digunakan dapat mengukur apa yang hendak diukur. Pengujian validitas instrumen ini menggunakan rumus korelasi Product Moment yaitu: Keterangan: rxy = Koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y N = Jumlah responden ∑X = Jumlah skor butir soal ∑Y = Jumlah skor total ∑XY = Jumlah perkalian skor butir soal ∑X 2 = Jumlah kuadrat skor butir soal ∑Y 2 = Jumlah kuadrat skor total
Hasil rxy hit dikonsultasikan dengan r tabel dengan taraf signifikansi 5%. Jika didapatkan harga rxy hit > r tabel , maka butir instrument dikatakan valid, akan tetapi sebaliknya jika harga rxy hit < r tabel, maka dikatakan bahwa butir instrumen tersebut tidak valid. Setelah dilakukan uji validitas, selanjutnya uji reliabilitas instrumen. Reliabilitas menunjukan sejauh mana suatu instrumen dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data. Reliabilitas menunjukan bahwa tingkat keterandalan suatu butir instrumen. Instrumen yang sudah dapat dipercaya ( reliable) akan menghasilkan data yang dapat dipercaya juga dapat diandalkan. Pengujian reliabilitas instrumen ini digunakan dengan menggunakan rumus Cranbach’s Alpha yaitu: Keterangan: R 11 = Reliabilitas Instrumen k = Banyaknya butir soal Σα 1 2 = Jumlah varian butir σ 1 2 = Varian total Selanjutnya hasil uji reliabilitas angket penelitian dikonsultasikan dengan harga r product moment pada taraf signifikansi 5%. Jika harga r 11 > r tabel , maka instrumen dikatakan reliabel, dan sebaliknya jika harga r 11 < r tabel maka dikatakan instrumen tersebut tidak reliabel.
Teknik Analisis Data Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : Statistik Deskriptif Sebelum melakukan uji hipotesis terlebih dahulu dilakukan uji statistik umum yang berupa statistik deskriptif. Statistik deskriptif meliputi mean, minimum, maximum serta standar deviasi yang bertujuan mengetahui distribusi data yang menjadi sampel di dalam penelitian. Uji Asumsi Klasik Uji Normalitas . Uji normalitas data dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui apakah sampel yang diambil telah memenuhi kriteria sebaran atau distribusi normal. Pengujian normalitas data dilakukan dengan menggunakan uji One-Sample Kolmogorov-Smirnov . Sebuah variabel dikatakan terdistribusi dengan normal apabila hasil pengujian menunjukan nilai signifikansi diatas 5%. Apabila data tidak terdistribusi dengan normal, maka data dapat dinormalkan dengan cara melakukan transformasi data. Uji Linieritas Uji linieritas bertujuan untuk mengetahui apakah dua variabel mempunyai hubungan yang linier atau tidak secara signifikan. Uji ini biasanya digunakan sebagai prasyarat dalam analisis korelasi atau regresi linier. Pengujian pada SPSS dengan menggunakan Test for Linearity dengan taraf signifikansi 0,05. Dua variabel dikatakan mempunyai hubungan yang linier bila signifikansi (linieritas) kurang dari 0,05
Uji Multikolinearitas Multikolinearitas adalah situasi adanya korelasi antara variabel independen yang satu dengan variabel indepeden yang lainnya. Dalam pengujian ini peneliti menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel independen dalam matrik interkorelasi dengan koefisien determinan dan regresi antara semua variabel independent dengan variabel dependen. Model regresi yang baik adalah apabila model tersebut tidak terjadi korelasi antar variabel independennya. Dalam menganalisa ada tidaknya problem multikolinearitas digunakan Variance Inflation Factor (VIF), toleran dan besaran korelasi antara variabel independen. Pedoman suatu model regresi yang bebas multikolinearitas adalah nilai toleran 0,10 atau sama dengan nilai VIF yang tinggi (karena VIF:1 atau toleran) dan menunjukkan adanya kolonieritas yang tinggi, ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk menghilangkan gejala tersebut dengan cara sebagai berikut ini. Transformasi variabel , yaitu salah satu cara mengurangi hubungan linear diantara variabel bebas , dapat dilakukan dalam bentuk logaritma natural dan bentuk first difference atau delta. Dengan mengeluarkan satu atau lebih variabel independen yang mempunyai korelasi yang tinggi dari model regresi dan identifikasi variabel independen lainnya untuk membantu prediksi .
Gunakan model dengan variabel bebas yang mempunyai korelasi tinggi hanya semata-mata untuk memprediksi . Gunakan korelasi sederhana antara setiap variabel bebas dan variabel terikatnya untuk memahami hubungan variabel bebas dan variabel terikat . Analisis Jalur ( Path Analysis ) Berdasarkan kajian teori dan menjawab hipotesis yang diajukan, peneliti menggunakan Analisis jalur ( path analysis ). Analisis jalur ( path analysis ) merupakan perluasan dari analisis regresi berganda dalam berbagai model regresi atau persamaan yang dapat diestimasi secara bersamaan, tetapi memberikan cara yang lebih efektif untuk mengetahui model pengaruh langsung maupun tidak langsung. Hubungan variabel Kepemimpinan kepala sekolah (X 1 ), motivasi berprestasi (X 2 ) dan kompetensi guru (X 3 ) digambarkan dalam path analysis sebagai berikut:
X 2 X 3 Ρ x3x1 X 1 1 Ρ x3x2 Ρ x2x1 Gambar 3. 3 Hubungan Substruktur X 1 , X 2 dan X 3 Hipotesis Statistik Hipotesis pertama : H : x3x1 < H 1 : x3x1 > 0 Hipotesis kedua : H : x3x2 < H 1 : x3x2 > 0 Hipotesis ketiga : H : x2x1 < H 1 : x2x1 > 0 Keterangan: H = Hipotesis Nol H 1 = Hipotesis Alternatif x3x1 = Koefesien jalur status sosial ekonomi orang tua siswa terhadap minat belajar siswa x3x2 = Koefesien jalur status sosial ekonomi orang tua siswa terhadap hasil belajar siswa x2x1 = Koefesien jalur minat belajar siswa terhadap hasil belajar siswa