PENGENDALIAN MUTU ASUHAN dan PELAYANAN KEPERAWATAN Oleh Ns.EKO YUNAETI,Skep,MMKes .
Pelayanan keperawatan merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan memegang peranan penting dalam menentukan mutu pelayanan rumah sakit , tulang punggung dalam mencapai tujuan pembangunan kesehatan karena pelayanan keperawatan diberikan secara berkesinambungan selama 24 jam dan berada dalam berbagai tatanan pelayanan kesehatan . Keperawatan mempunyai kontribusi yang cukup besar untuk mewujudkan terlaksananya program-program yang telah ditetapkan oleh Kementrian Kesehatan .
MUTU DALAM KEPERAWATAN Caring ” yang merupakan fokus /inti dari keperawatan Bersifat relatif untuk setiap klien , dinamis dan selalu berubah dari waktu ke waktu dengan kepuasan yang harus dicapai sesuai dengan standar profesional . Berupa kepuasan yang harus dicapai sesuai dengan standar operasional Berupa pengawasan dimana diperlukan dalam lingkungan yang kompetitif Merupakan tantangan yang harus diterima dan dipenuhi oleh keperawatan .
LATAR BELAKANG Asuhan keperawatan ( Askep ) adalah rangkaian interaksi Perawat dengan Klien dan Iingkungannya untuk mencapai tujuan pemenuhan kebutuhan dan kemandirian Klien dalam merawat dirinya ( UUKep . 38/2014) Askep telah diterapkan di berbagai fasyankes , namun diperlukan terminologi yang terstandarisasi agar seragam , akurat,dan tidak ambigu untuk mencegah ketidaktepatan pengambilan keputusan dan ketidaksesuaian askep kepada Klien ( Lunney , 2006; Muller Staub et al , 2007, Muller Staub et al , 2010).
Keperawatan adalah kegiatan pemberian asuhankepada individu , keluarga,kelompok atau masyarakat baik dalam keadaan sakit maupun sehat . Praktek keperawatan adalah pelayanan yang diselenggarakan oleh Perawat dalam bentuk asuhan keperawatan . Pelayanan keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan professional yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan yang didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan ditujukan kepada individu , keluarga , kelompok , atau masyarakat , baik sehat maupun sakit . Asuhan keperawatan adalah rangkaian interaksi Perawat dengan klien dan lingkungannya untuk mencapai tujuan pemenuhan kebutuhan dan kemandirian klien dalam merawat dirinya .
KMK No HK.01.07/Menkes/425/2020 tentang standar profesi perawat Area kompetensi perawat Komponen kompetensi perawat Penjabaran kompetensi Perawat Pokok bahasan Daftar massalah Daftar diagnose Kep Daftar ketrampilan keperawatan
DAFTAR MASALAH KEPERAWATAN KATEGORI ( 355 ) DAFTAR DIAGNOSA KEPERAWATAN (149) DAFTAR KETRAMPILAN KEPERAWATAN ( 531 )
Diberikan dalam bentuk 5 tahap proses keperawatan
PROSES KEPERAWATAN adalah metode sistematis yang menggunakan penalaran ilmiah , pemikiran kritis dan pemecahan masalah untuk mengarahkan perawat dalam merawat pasien secara efektif ( Altamier , 2010).
Proses Keperawatan dan Standar Asuhan Keperawatan PPNI P e ng kajian D ia gno sis Perencanaan Implementasi E val u asi S DKI SI KI S LKI Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia Standar Luaran Keperawatan Indonesia Standar Intervensi Keperawatan Indonesia
Proses Asuhan Pasien ( Crossmatch PPNI & SNARS) D at a Diagnosis Diagnosis Aktual, Risiko, Promkes Diagnosis Three part (Aktual) Two part (Risiko dan Promkes ) Lua r an Intervensi Intervensi dan Tindakan Luaran dan Kriteria Hasil 1 A n a li s i s 2 I d e n t i f i k as i 3 P er u m u sa n 4 P e n e n t u a n 5 P e n e n t u a n I A Informasi Anamnesa & Pe m e r i ksaan Analisis P ene t apa n Diagnosis R e n ca na Sasaran Terukur dan Rencana 1 2 3 R PPNI Bandingkan data dengan nilai normal Kelompokkan data S NAR S
Diagnosis, Luaran, Intervensi Keperawatan Sirkulasi Nutrisi dan Cairan Eliminasi Aktivitas dan Istirahat Neurosensori Reproduksi dan Seksualitas Nyeri dan K enyamanan Integritas Ego Pertumbuhan & Perkembangan Kebersihan Diri Penyuluhan & Pembelajaran Fisiologis Psikologis Perilaku Relasional Respirasi Interaksi Sosial Lingkungan Keamanan & Proteksi Diadaptasi dari: Standar Praktik Keperawatan Indonesia (PPNI, 2005); International Classification of Nursing Practice – Diagnosis Classification (Wake, 1994) ; Doenges & Moorhouse’s Diagnostic Division of Nursing Diagnosis (Doenges et al , 2013 ). Sistem Klasifikasi (Taksonomi) Asuhan Keperawatan PPNI Diklasifikasi berdasarkan: International Classification of Nursing Practice –Diagnosis Classification (Wake, 1994) Doenges& Moorhouse’s Diagnostic Division of Nursing Diagnosis (Doenges et al , 2013)
Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI)
Diag- nos i s P e ng ka - jian I n ter - vensi I m p l e m en - tasi E va l u as i Diagnosis Keperawatan merupakan penilaian klinis mengenai respons klien terhadap masalah kesehatan atau proses kehidupan yang dialaminya baik yang berlangsung aktual maupun potensial pada individu, keluarga & komunitas. Diagnosis Keperawatan merupakan bagian vital dalam menentukan asuhan keperawatan untuk mencapai kesehatan yang optimal
Buku SDKI Memuat 149 Diagnosis Keperawatan yang disusun dari berbagai sumber rujukan berupa textbook , standar diagnosis dari lembaga/Negara lain dan jurnal-jurnal ilmiah dan telah ditelaah oleh para praktisi dan akademisi keperawatan. Struktur Buku SDKI : Sambutan-sambutan Kata Pengantar Daftar Isi Bab I Pendahuluan Bab II Ketentuan Umum Bab III Ketentuan Khusus Bab IV Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia Proses Penyusunan SDKI Tim Penyusun dan Tim Kontributor Daftar Pustaka
Diadaptasi dari: Standar Praktik Keperawatan Indonesia (PPNI, 2005); International Classification of Nursing Practice – Diagnosis Classification (ICNP, 2015) Jenis Diagnosis Keperawatan Diagnosis Keperawatan Negatif Aktual Risiko Positif Promosi Kesehatan Tanda/Gejala Mayor dan Minor Faktor Risiko Tanda/Gejala Mayor dan Minor
Proses Diagnostik Analisis Data Id e n t i f i kasi Masalah Per u m u san Diagnosis 1 2 3 Pengkajian Diagnosis Medis Bandingkan data dengan nilai normal Kelompokkan data (deduktif atau induktif) Masalah Aktual, Risiko, Promkes
Indikator D i a gno st i k P e n ye b a b (Etiology) Tanda/Gejala (Sign/Symptom) Faktor Risiko (Risk Factor) Komponen Diagnosis Keperawatan INDIKATOR DIAGNOSTIK Pada diagnosis aktual Pada diagnosis aktual dan promkes Pada diagnosis risiko Bio-fisio-psikologis Efek terapi/Tindakan Situasional Maturasional
Komponen Disgnosis Keperawatan INDIKATOR DIAGNOSTIK Ditemukan sebanyak 80 - 100% untuk validasi diagnosis M ay or Tidak harus ditemukan Jika ditemukan dapat mendukung penegakan diagnosis M i nor Tanda dan Gejala
Nomor Kode Label/Masalah Tanda dan Gejala Definisi Contoh Diagnosis Keperawatan SDKI Penyebab
Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI)
Aspek-aspek yang dapat diobservasi dan diukur meliputi kondisi, perilaku, atau persepsi pasien, keluarga atau komunitas sebagai respons terhadap intervensi keperawatan (Germini et al , 2010; ICNP, 2015). Hasil akhir intervensi keperawatan yang terdiri atas indikator-indikator atau kriteria- kriteria hasil pemulihan masalah (ICN, 2009). Luaran ( Outcome ) Keperawatan Memuat sebanyak 139 Luaran Keperawatan
Penetapan Luaran Keperawatan S M A R T Spesific Measurable Attainable Realistic Timed Penetapan luaran memenuhi prinsip SMART Diadaptasi dari: Ackley et al (2017), Berman et al (2015), Doenges et al (2013), Potter & Perry (2013), Label dan kriteria hasil distandarisasi Disesuaikan kondisi pasien dengan menggunakan clinical judgement perawat
Jenis Luaran Keperawatan Luaran K e p e r a w ata n Luaran Positif Luaran Negatif No Jenis Luaran Contoh Luaran 1 Positif (Perlu ditingkatkan ) Bersihan Jalan Napas Keseimbangan Cairan Integritas Kulit & Jaringan Citra Tubuh 2 Negatif (Perlu diturunkan ) Tingkat Nyeri Tingkat Keletihan Tingkat Ansietas Tingkat Berduka Respon Alergi Sistemik
Komponen Luaran Keperawatan Label Nama luaran keperawatan berupa kata-kata kunci informasi luaran Ekspektasi Penilaian terhadap hasil yang diharapkan Meningkat , Menurun atau Membaik Kriteria Hasil Karakteristik pasien yang dapat diamati atau diukur Dijadikan sebagai dasar untuk menilai pencapaian hasil intervensi Menggunakan skor (1 s.d 5) pada pendokumentasian berbasis komputer No Ekspektasi Contoh Luaran 1 Meningkat Bersihan Jalan Napas Curah Jantung Perawatan Diri Sirkulasi Spontan Status Kenyamanan 2 Menurun Tingkat Keletihan T i ng k a t An si eta s Tingkat Berduka Tingkat Perdarahan 3 Membaik Eliminasi Fekal Fungsi Seksual Identitas Diri Penampiran Peran Proses Pengasuhan
VARIASI PENGGUNAAAN SKALA LIKERT (1 – 5) KRITERIA HASIL LUARAN KEPERAWATAN Komponen Luaran Keperawatan (Lanjutan) 1 2 3 4 5 Menurun Cukup Menurun Sedang Cukup Meningkat Meningkat 1 2 3 4 5 Memburuk Cukup M e m bu r uk Sedang Cukup M e m ba i k Membaik 1 2 3 4 5 Meningkat Cukup Meningkat Sedang Cukup Menurun Menurun L UARAN POSITIF LUARAN NE G A TI F
Contoh Luaran SLKI Nomor Kode Panggil Label Luaran Definisi Luaran Ekspektasi Luaran Kriteria Hasil dan Skor
Contoh Tautan SDKI - SIKI Membantu penentuan luaran setelah menegakkan diagnosis keperawatan Tautan ini bukan untuk menggantikan clinical judgement perawat Pemilihan luaran tetap didasarkan pada clinical judgement dengan mempertimbangkan kekhasan kondisi pasien Tautan (Linkage) SDKI - SLKI
Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI)
Intervensi dan Tindakan Keperawatan INTERVENSI KEPERAWATAN Segala treatment yang dikerjakan oleh perawat yang didasarkan pada pengetahuan dan penilaian klinis untuk mencapai luaran (outcome) TINDAKAN KEPERAWATAN Perilaku spesifik yang dikerjakan oleh perawat untuk mengimplementasikan intervensi Memuat sebanyak 590 intervensi keperawatan
Komponen Intervensi Keperawatan Nama dari intervensi yang merupakan kata kunci untuk memperoleh informasi tentang intervensi tersebut Makna dari label intervensi berupa perilaku yang dilakukan oleh perawat Tindakan Rangkaian aktivitas yang dikerjakan oleh perawat untuk mengimplementasikan intervensi keperawatan Contoh Intervensi Keperawatan SIKI
Jenis Tindakan Keperawatan OBSERVASI Mengumpulkan data status kesehatan pasien TERAPEUTIK Memulihkan atau mencegah perburukan kesehatan EDUKASI Meningkatkan pengetahuan/kemampuan merawat diri 1 2 3 4 KOLABORASI Bekerjasama dengan perawat atau nakes lainnya
TINDAKAN Tindakan pada intervensi keperawatan terdiri atas observasi,terapeutik , edukasi dan kolaborasi . Tindakan observasi : Tindakan yang ditujukan untuk mengumpulkan dan menganalisis data status kesehatan pasien.Kata yang digunakan : periksa,identifikasi , monitor. Tindakan terapeutik : tindakan yang secara langsung dapat berefek memulihkan status kesehatan pasien / dapat mencegah perburukan masalah kesehatan pasien . Kata yang digunakan : Berikan,lakukan,fasilitasi dll . Tindakan edukasi : tindakan yang ditujukan untuk meningkatkan kemampuan pasien merawat dirinya dengan membantu pasien memperoleh perilaku baru yang dapat mengatasi masalah . Kata yang digunakan : ajarkan,anjurkan , latih .
Tautan (linkage) SDKI - SIKI Membantu penentuan intervensi setelah menegakkan diagnosis & luaran keperawatan Tautan ini bukan untuk menggantikan clinical judgement perawat Pemilihan intervensi tetap didasarkan pada clinical judgement dengan mempertimbangkan kekhasan kondisi pasien 1 2 Level Satu Intervensi Utama Intervensi prioritas (the intervention of choice) karena bersifat resolutif Level Dua Intervensi Pendukung Tidak bersifat resolutif namun dapat menunjang resolusi masalah
MENGAPA DOKUMENTASI ASUHAN KEPERAWATAN PENTING? HUKUM LEGAL RECORD BARANG BUKTI KOMUNIKASI CONTINUITY OF CARE MULTIDISIPLIN AKREDITASI QUALITY IMPROVEMENT RISK MANAGEMENT PENELITIAN SUMBER DATA EVIDENCE-BASED PRACTICE REIMBURSEMENT PENGGANTIAN BIAYA PENDIDIKAN BAHAN PEMBELAJARAN SUMBER PEMBELAJARAN
Penulisan Diagnosis Keperawatan Di agno sis A k t ua l Penulisan Three Part Label berhubungan dengan Penyebab dibuktikan dengan Tanda/Gejala Penulisan Two Part Diagnosis Risiko Diagnosis Promosi Kesehatan Label dibuktikan dengan Faktor Risiko Label dibuktikan dengan Tanda/Gejala
Nomor Kode Label/Masalah Tanda dan Gejala Definisi Contoh Diagnosis Keperawatan SDKI Penyebab Bersihan jalan napas tidak efektif b.d. spasme jalan napas d.d. batuk tidak efektif, sputum berlebih, mengi, dispnea, gelisah
Penulisan Luaran Keperawatan Metode Dokumentasi Manual/Tertulis Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama …………., maka [Label] [Ekspektasi] dengan kriteria hasil: Kriteria 1 (hasil) Kriteria 2 (hasil) Kriteria 3 (hasil) dst Contoh: Setelah dilakukan intervensi selama 3 jam, maka Bersihan Jalan Napas Meningkat , dengan kriteria hasil: Batuk efektif meningkat Produksi sputum menurun Mengi menurun Frekuensi napas 12 -20 kali/menit Contoh: Setelah Metode Dokumentasi Berbasis Komputer Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama …………., maka [Label] [Ekspektasi] dengan kriteria hasil: Kriteria 1 (skor) Kriteria 2 (skor) Kriteria 3 (skor) dst dilakukan intervensi selama 3 jam, m a ka B e r s ih a n Jalan Napas Meningkat , dengan kriteria hasil: Batuk efektif Produksi sputum Mengi Frekuensi napas 5 5 5 5
Penulisan Intervensi dan Tindakan Keperawatan OBSERVASI Mengumpulkan data status kesehatan pasien TERAPEUTIK Memulihkan atau mencegah perburukan kesehatan EDUKASI Meningkatkan pengetahuan/kemampuan merawat diri KOLABORASI Bekerjasama dengan perawat atau nakes lainnya Tuliskan label intervensi keperawatan sesuai standar 1 Tuliskan tindakan-tindakan keperawatan secara sistematis Hindari menggunakan kata kaji, observasi, evaluasi. 3 Dianjurkan menggunakan periksa, identifikasi, monitor. 4
Tindakan dapat ditambah , dikurangi atau dimodifikasi Pada konteks gawat darurat: Pemilihan tindakan disesuaikan dengan kondisi pasien dan karakteristik pasien gawat darurat Pilih tindakan yang prioritas menyelamatkan nyawa menstabilkan kondisi pasien Penulisan Intervensi dan Tindakan Keperawatan (Lanjutan)
Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif b/d hipersekresi jalan napas dan proses infeksi d/d Batuk tidak efektif Sputum berlebih Terdengar wheezing Dispnea RR 32 x/menit Dalam 4 jam, Bersihan Jalan Napas meningkat, dengan kriteria hasil: Batuk efektif meningkat Sputum menurun Wheezing menurun Dispnea menurun RR 12-20 x/menit Manajemen Jalan Napas Monitor pola napas (frekuensi, kedalaman, usaha napas) tiap 1 jam Monitor bunyi napas wheezing tiap 1 jam Monitor sputum (jumlah, warna, aroma) tiap 1 jam Posisikan semi Fowler atau Fowler Berikan minum hangat Anjurkan asupan cairan 2000 ml/hari Ajarkan teknik batuk efektif Kolaborasi pemberian mukolitik NAC 200 mg 3x1 PO 000-0-001 Tn. Ahmad Ardiayansyah L a k i - l a ki 30 Maret 1984 LOGO RS 20 / 06 / 2021 10 . 05 Ns. Adnan Ns. Umar METODE ISIAN (FILL TEXT ) Penulisan Rencana Asuhan Keperawatan
LOGO RS METODE C E N T ANG (CHECKLIST)
Jika tersedia Fomulir Implementasi Keperawatan TGL, JAM IMPLEMENTASI TINDAKAN KEPERAWATAN P ARAF & NAMA 20/06/2021 10.10 Memonitor pola napas Hasil: RR 28 x/menit, napas dangkal Memonitor bunyi napas Hasil: masih terdengar wheezing Memposisikan semi Fowler Memberikan minum air putih hangat Memberikan mukolitik NAC 200 mg PO ttd Ns. Ali 20/06/2021 11.08 Memonitor pola napas Hasil: RR 22 x/menit, kedalaman normal Memonitor bunyi napas Hasil: wheezing menurun Memonitor sputum Hasil: Sputum menurun, bening, encer Menganjurkan asupan cairan 2000 ml/ hari Mengajarkan teknik batuk efektif ttd Ns. Ali Penulisan Implementasi Keperawatan
Memonitor pola napas Hasil: RR 28 x/menit, napas dangkal Memonitor bunyi napas Hasil: masih terdengar wheezing Memposisikan semi Fowler Memberikan minum air putih hangat Memberikan mukolitik NAC 200 mg PO ttd Ns. Ali Memonitor pola napas Hasil: RR 22 x/menit, kedalaman normal Memonitor bunyi napas Hasil: wheezing menurun Memonitor sputum Hasil: Sputum menurun, bening, encer Menganjurkan asupan cairan 2000 ml/ hari Mengajarkan teknik batuk efektif ttd Ns. Ali 20/06/2021 Ners 11.08 20/06/2021 Ners 10.10 Jika tidak tersedia fomulir khusus untuk Implementasi Keperawatan
Dokumentasi evaluasi keperawatan dilakukan dalam bentuk Catatan Perkembangan dengan format SOAP Pada setting Rumah Sakit, catatan perkembangan didokumentasikan pada formular Catatan Perkembangan Pasien Terintegrasi (CPPT) Pernyataan dari pasien/orang lain S Data yang dapat diamati/diukur O Interpretasi/kesimpulan berdasarkan DS & DO A Target dan rencana yang dilakukan atas masalah yang diidentifikasi P Subjective Objective Analysis Pl a n Penulisan Catatan Perkembangan Keperawatan
20/06/2021 14.00 N e rs Manajemen Jalan Napas Monitor pola napas tiap 2 jam Monitor bunyi napas wheezing tiap 2 jam Monitor sputum tiap 2 jam Monitor saturasi oksigen Posisikan semi Fowler Berikan minum hangat Berikan oksigen 2 L/ menit via nasal kanul Kolaborasi pemberian mukol itik NAC 200 mg 3x1 PO ttd Ns. Umar Tambahan tindakan baru Perubahan interval pemantauan (1→ 2 jam) S: Keluhan sesak dan batuk menurun O: Batuk efektif, RR 18-20 x/menit, wheezing menurun A: Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif P: Bersihan Jalan Napas meningkat dengan kriteria: Batuk efektif meningkat, batuk menurun, sputum menurun, wheezing menurun, SpO2 >94% Tambahan kriteria hasil baru Contoh Penulisan Catatan Perkembangan Keperawatan
20/06/2021 14.00 N e rs S: Pasien masih mengeluh sesak dan batuk O: Batuk efektif, RR 18-20 x/menit, terdengar wheezing, ronkhi bilateral terutama basal paru, PO 2 68, PCO 2 54, SpO 2 89%, HR 102 x/menit A: 1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif 2. Gangguan Pertukaran Gas P: Bersihan Jalan Napas meningkat dengan kriteria: Batuk efektif meningkat, batuk menurun, sputum menurun, wheezing menurun, SpO2 >94% Pertukatan Gas Meningkat dengan kriteria: sesak napas menurun, PO 2 >80, PCO 2 35-45. Manajemen Jalan Napas Monitor pola napas tiap 2 jam Monitor bunyi napas wheezing tiap 2 jam Monitor sputum tiap 2 jam Monitor saturasi oksigen Posisikan semi Fowler B e r i k a n m i n u m h a ng a t Kolaborasi pemberian mukolitik NAC 200 mg 3x1 PO Terapi Oksigen Monitor efektivitas terapi oksigen tiap 2 jam Berikan oksigen 10 lpm NRM Jelaskan tujuan dan prosedur terapi oksigen Kolaborasi penentuan dosis oksigen ttd Ns. Umar ’TIDAK DIANJURKAN BAGI PESERTA DIDIK ATAU PERAWAT BARU’ Contoh Penulisan Catatan Perkembangan Keperawatan (Lanjutan) Bolehkah menggabungkan evaluasi beberapa diagnosis keperawatan dalam satu SOAP’
APA MASALAH DOKUMENTASI DI INDONESIA? Sumber: Kamil, H., Rachmah, R., & Wardani, E. (2018). What is the problem with nursing documentation? Perspective of Indonesian nurses. International Journal of Africa Nursing Sciences , 9 , 111–114. https://doi.org/https://doi.org/10.1016/j.ijans.2018.09.002 Supervisi yang tidak memadai pada perawat dalam melakukan dokumentasi Kurangnya kompetensi melakukan dokumentasi Kurang percaya diri dan motivasi dalam melakukan dokumentasi
MUTU PELAYANAN KEPERAWATAN Kesesuaian dengan kebutuhan pasar atau konsumen (Deming) Kepuasan pelanggan sepenuhnya yaitu sesuai dengan apa yang diharapkan konsumen atas suatu produk (Feigenbaum) Pemenuhan terhadap kebutuhan / keperluan sesuai dengan apa yang dipersyaratkan atau distandarkan (Crosby) Produk yang berorientasi pada pelanggan ( Martinich , 1997: 563). Kemampuan dari suatu produk atau pelayanan dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhan pelanggan (Jay Heizer & Barry Render, 2001: 171)
Kesimpulan Semakin lengkap standar profesi yang dibutuhkan dalam pelaksanaan praktik perawat, semakin dapat menjamin mutu praktik dan keselamatan klien dalam asuhan keperawatan yang diberikan oleh perawat. SDKI, SLKI dan SIKI diharapkan tidak hanya bermanfaat dalam pelayanan dan pendidikan, namun diharapkan dapat bermakna dalam aspek penghargaan dan kesejahteraan serta perlindugan bagi perawat.
INDIKATOR MUTU ASKEP A. Pengkajian Mencatat data yang dikaji sesuai pedoman pengkajian . Data dikelompokan biopsikososialkultural spiritual Data dikaji sejak pasien masuk sampai pulang . Masalah dirumuskan berdasarkan kesenjangan .
DIAGNOSIS KEPERAWATAN Dx Keperawatan merupakan suatu penilaian klinis mengenai respon klien thd masalah kesehatan / proses kehidupan yg dialaminya baik yang berlangsung aktual / potensial . Dx Keperawatan bertujuan untuk mengidentifikasi respon klien individu , klg dan komunitas thd situasi yg berkaitan dng kesehatan .
KRITERIA PROSES Proses diagnosis terdiri dari analisis , interprestasi data, identifikasi masalah klien dan perumusan diagnosis keperawatan . Komponen : masalah ( P ), penyebab ( P), gejala / tanda ( s) atau terdiri PE Bekerja sama dengan klien , dekat dengan klien , dan petugas kesehatan lain untuk memvalidasi diagnosis keperawatan . Melakukan kaji ulang dan revisi diagnosis berdasarkan data terbaru .
PERENCANAAN Perawat membuat rencana tindakan keperawatan untuk mengatasi masalah kesehatan dan meningkatkan kesehatan klien . Perencanaan dikembangkan berdasarkan diagnosis keperawatan .
KRITERIA PROSES perencanaan terdiri dari penetapan prioritas masalah , tujuan dan rencana tindakan keperawatan . Bekerjasama dengan klien dalam menyusun rencana tindakan keperawatan . Perencanaan bersifat individual sesuai dengan kebutuhan klien . Mendokumentasikan rencana keperawatan .
Intervensi Keperawatan adalah segala treatment yang dikerjakan perawat yang didasarkan pada pengetahuan dan penilaian klinis mencapai luaran yang diharapkan . Tindakan keperawatan adalah perilaku atau aktivitas spesifik yang dikerjakan oleh perawat untuk mengimplementasikan intervensi keperawatan
Tindakan kolaburasi : tindakan yang membutuhkan kerjasama baik dengan perawat lainnya maupun dengan profesi kesehatan lainnya . Tindakan ini membutuhkan gabungan pengetahuan , ketrampilan,dari berbagai profesi kesehatan . Tindakan ini hanya dilakukan jika perawat memerlukan penanganan lebih lanjut . Kata yang digunakan : kolaburasi , rujuk,konsultasikan .
ASPEK YANG DINILAI Tindakan dilaksanakan mengacu pada rencana keperawatan Perawat mengobservasi respon pasien Revisi tindakan Semua tindakan yg telah dilaksanakan di catat ringkas dan jelas
KRITERIA PROSES Bekerja sama dengan klien dalam pelaksanaan tindakan keperawatan . Berkolaburasi dengan profesi kesehatan lain untuk meningkatkan status kesehatan klien . Melakukan tindakan keperawatan untuk mengatasi masalah klien . Melakukan supervis terhadap tenaga pelaksana keperawatan dibawah tanggungjawabnya . Menjadi koordinator pelayanan dan advokasi terhadap klien untuk mencapai tujuan kesehatan . Menginformasikan kepada klien tentang status kesehatan dan fasilitas2 pelayanan kesehatan yg ada
Memberikan pendidikan pada klien dan keluarga mengenai konsep dan ketrampilan asuhan diri sendiri , membantu klien memodifikasi lingkungan yang digunakan . Mengkaji ulang dan merevisi pelaksanaan tindakan keperawatan berdasarkan respon klien .
EVALUASI Perawat mengevaluasi perkembangan kesehatan klien terhadap tindakan dalam pencapaian tujuan , sesuai rencana yang telah ditetapkan dan merevisi data dasar dan perencanaan . Praktek keperawatan merupakan suatu proses dinamis yang mencakup berbagai perubahan data, diagnose atau perencanaan yang telah dibuat sebelumnya.Efektifitas askep tergantung pada pengkajian yang berulang ulang .
KRITERIA PROSES Menyusun rencana evaluasi hasil tindakan secara komprehensif , tepat waktu dan terus menerus . Menggunakan data dasar dan respon klien dalam mengukur perkembangan ke arah pencapaian tujuan . Memvalidasi dan menganalisis data baru dengan sejawat dan klien . Bekerjasama dengan klien , keluarga untuk memodifikasi rencana asuhan keperawatan . Mendokumentasikan hasil evaluasi dan memodifikasi perencanaan . Melakukan supervise dan konsultasi klinik .
ASPEK YANG DINILAI Evaluasi Evaluasi mengacu pada tujuan Hasil evaluasi di catat Catatan ASKEP Menulis pd format yg baku Pencatatan sesuai dengan tindakan Pencatatan ditulis dg jelas , ringkas,istilah baku Setiap melakukan tindakan mencantumkan nama Berkas catatan keperawatan disimpan sesuai dengan ketentuan
INDIKATOR MUTU KLINIK KEPERAWATAN RS harus memiliki program peningkatan mutu dan keselamatan pasien yang menjangjau seluruh unit kerja dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan dan menjamin keselamatan pasien . Fokus standar PMKP adalah : Pengelolaan kegiatan PMKP dan manajemen resiko . Pemilihan dan pengumpulan data indicator mutu . Analisis dan validasi data indicator mutu . Pencapaian dan upaya mempertahankan perbaikan mutu . Sistem pelaporan dan pembelajaran keselamatan pasien RS Penerapan manajemen resiko .
PENGELOLAAN KEGIATAN PMKP DAN MANAJEMEN RESIKO PMKP merupakan proses kegiatan yang berkesinambungan yang dilaksanakan dengan koordinasi dan integrase antara unit pelayanan dan komite . Pimpinan perlu menetapkan komite mutu yg bertugas membantu Direktur dalam mengelola kegiatan PMKP dan Manris di RS. Dalam proses pengukuran data,Direktur menetapkan : Kepala unit sebagai penanggungjawab PMKP di tk unit. Staf pengumpul data. Validator. Komite mutu melaporkan hasil pelaksanaan program kepada Direktur , mencakup Pencapaian semua indicator mutu,analisis,validasi dan perbaikan yang telah dilakukan . Laporan semua insiden keselamatan pasien .
Pemilihan dan pengumpulan data indikator mutu Pemilihan indicator mutu prioritas RS adalah tanggungjawab pimpinan dengan mempertimbangkan prioritas untuk pengukuran yang berdampak luas di Rs. Kepala unit memilih indicator prioritas unit kerjanya Komite mutu melaksanakan koordinasi dan integrasi kegiatan pengukuran serta melakukan supervise ke unit layanan . Komite mutu mengintegrasikan laporan insiden keselamatan pasien , pengukuran budaya keselamatan pasien untuk mendapatkan solusi dan perbaikan integrase.
PENGUMPULAN DATA Pengumpulan data meliputi : Indikator Nasional mutu Indikator mutu prioritas , mencakup : Indikator SKP, minimal 1 indicator tiap sasaran . Indikator pelayanan klinis prioritas . Indikator sesuai tujuan strategis RS. indikator terkait perbaikan sistem minimal Indikator terkait manajemen risiko 3. Indikator mutu prioritas unit.
INDIKATOR NASIONAL MUTU RS NO JUDUL INDIKATOR TARGET 1 Kepatuhan kebersihan tangan ≥ 85% 2 Kepatuhan penggunaan APD 100% 3 Kepatuhan identifikasi pasien 100% 4 Waktu tanggap operasi SC emergensi ≥ 80% 5 Waktu tunggu rawat jalan ≥ 80% 6 Penundaan operasi elektif ≤ 5% 7 Kepatuhan waktu visite dokter ≥ 80%
NO JUDUL INDIKATOR TARGET 8 Pelaporan hasil lab kritis 100% 9 Kepatuhan penggunaan formularium Nasional ≥ 80% 10 Kepatuhan terhadap alur klinis ≥ 80% 11 Kepatuhan upaya pencegahan resiko jatuh 100 % 12 Kecepatan waktu tanggap komplain ≥ 80% 13 Kepuasan Pasien ≥ 76,61%
Analisis dan validasi data indikator mutu Agregasi dan Analisa data dilakukan untuk mendukung program PMKP, dan menjadi informasi untuk pengambilan keputusan yang tepat dan akan membantu RS melihat pola dan trend capaian kinerjanya . RS harus melaporkan data mutu dan keselamatan pasien ke eksternal , meliputi : Pelaporan INM ke Kemenkes melalui aplikasi mutu fasilitas pelayanan kesehatan . Pelaporan IKP ke KNKP melalui aplikasi e-report. Pelaporan eksternal RS dapat membandingkan kinerjanya dengan kinerja RS setara baik di skala local maupun nasional . Perbandingan kinerja merupakan pendekatan yang efektif untuk mencari peluang peluang perbaikan
Tujuan Analisa data untuk membandingkan RS dengan 4 cara : Dengan RS sendiri dari waktu ke waktu , bulan ke bulan , tahun ke tahun . Dengan RS setara . Dengan standar – standar ( badan akreditasi , OP ) Dengan praktik praktik terbaik yang diakui
Pencapaian dan upaya mempertahankan perbaikan mutu . Hasil Analisa data digunakan untuk mengidentifikasi potensi perbaikan atau untuk mencegah kejadian yang merugikan . Khususnya perbaikan yang direncanakan untuk prioritas perbaikan tingkat RS yang sudah ditetapkan . Rencana perbaikan di uji coba dan selama masa uji coba dilakukan evaluasi hasilnya untuk membuktikan bahwa perbaikan sudah sesuai dengan yang diharapkan . Proses perbaikan dapat menggunakan PDCA atau PDSA. Untuk memastikan bahwa terdapat perbaikan berkelanjutan untuk meningkatkan mutu dan keselamatan pasien .
Sistem pelaporan dan pembelajaran keselamatan pasien RS Meliputi : Kejadian sentinel KTD KTC KNC KPCS Mekanisme pelaporan insiden Grading matriks resiko serta investigasi Analisa insiden berdasarkan hasil grading tsb
Insiden keselamatan pasien : suatu kejadian yang tdak disengaja ketika memberikan asuhan kepada pasien . KTD : insiden keselamatan pasien yang menyebabkan cidera pada pasien . KTC : insiden keselamatan pasien yang sudah terpapar pada pasien namun tidak menyebabkan cidera . KNC : insiden keselamatan pasien yang belum terpapar pada pasien KPCS : Kondisi ( selain dari proses penyakit atau kondisi pasien iyu sendiri ) yang berpotensi menyebabkam kejadian sentinel. Kejadian sentinel : kejadian yang tidak berhubungan dengan perjalanan penyakit pasien yang terjadi pada pasien . Kejadian sentinel menyebabkan : kematian , cedera permanen , cedera berat yg bersifat reversible.
Kejadian Sentinel Bunuh diri oleh pasien yang sedang dirawat . Kematian bayi cukup bulan yg tidak diantisipasi . Bayi dipulangkan pada ortu yang salah. Penculikan pada pasien yang sedang menerima pelayanan . Kaburnya pasien , yang menyebabkan kematian , cedera . Reaksi transfusi hemolitik yang pemberian darah / produk darah dengan inkompatibilitas gol darah mayor. Pemerkosaan , kekerasan atau pembunuhan . Tindakan invasive yang salah. Tertinggalnya benda asing dalam tubuh pasien secara tidak sengaja setelah tindakan , operasi .
Hiperbilirubine neonatal berat ( Bil > 30 mg/dl ) Fluoroskopi berkepanjangan dng dosi kumulatif > 1500 rad pada satu medan tunggal . Kebakaran,lidah api,asap,uap panas,pijaran yg tidak diantisipasi selama satu episode perawatan pasien . Semua kematian ibu intrapartum Morbiditas ibu derajad berat , menyebabkan cedera permanen / sementara derajad berat .
PELAPORAN INSIDEN Sesuai dengan pedoman pelaporan insiden keselamatan pasien ( KKPRS , 2015 )
Indikator Klinik Keperawatan indikator klinik keperawatan adalah suatu variabel untuk mengukur dan mengevaluasi kualitas pelayanan keperawatan dan berdampak terhadap pelayanan kesehatan . Jenis Indikator Keselamatan pasien (patient safety) Pasien aman dari kejadian jatuh , dekubitus , kesalahan pemberian obat dan cidera akibat restrain Keterbatasan Perawatan Diri Keterbatasan perawatan diri merupakan terpenuhinya kebutuhan perawatan diri pasien yang mengalami keterbatasan diri untuk makan , mandi, berpakaian , dan toileting ( eliminasi ) . Keterbatasan perawata diri dibagi menjadi keterbatasan sebagian dan total, sehingga menyebabkan tingkat ketergantungan sebagian dan total pada asuhan keperawatan .
Kepuasan pasien Tingginya tingkat kepuasan pasien terhadap pelayanan keperawatan tercapai bila terpenuhinya kebutuhan pasien / keluarga terhadap pelayananan keperawatan yang diharapkan . Kecemasan Cemas adalah perasaan was-was, kuatir atau tidak nyaman seakan-akan terjadi suatu yang dirasakan sebagai ancaman . Cemas yang masih ada setelah intervensi menurunkan kecemasan , yang diukur menjadi indikator klinik . Kenyamanan Rasa nyaman ( comfort ) adalah bebas dari rasa nyeri atau nyeri terkontrol .
Pengetahuan Discharge Planning adalah suatu proses yang dipakai sebagai pengambilan keputusan dalam hal memenuhi kebutuhan pasien untuk kesempurnaan kepindahan pasien dari satu tempat perawatan ke tempat lainnya . Dalam perencanaan pemulangan , pasien dapat dipindahkan kerumahnya sendiri atau keluarga , fasilitas rehabilitasi , nursing home , hospice , home care atau tempat – tempat lain diluar rumah sakit .
Tuntutan masyarakat terhadap kebutuhan akan pelayanan prima atau pelayanan yang bermutu tinggi menjadi prioritas dalam pelayanan kesehatan . Pelayanan keperawatan merupakan bagian dari pelayanan kesehatan di Rumah Sakit sehingga mutu pelayanan kesehatan di rumah sakit di pengaruhi oleh mutu pelayanan keperawatan . Pelayanan keperawatan dikatakan bermutu apabila pelayanan keperawatan yang diberikan sesuai dengan standar yang ditetapkan dan untuk mengukur seberapa baik mutu pelayanan keperawatan yang diberikan diperlukan suatu indikator klinik mutu pelayanan keperawatan
Keberadaan indikator klinik mutu pelayanan keperawatan bermanfaat untuk mengukur mutu pelayanan keperawatan di rumah sakit . Oleh karena itu , keberhasilan dalam mempertahankan mutu diperlukan upaya yang terpadu dari semua tenaga kesehatan . Bila indikator pelayanan keperawatan tersebut dinilai sangat berbahaya atau berdampak luas , walaupun frekuensinya rendah , maka diperlukan pengawasan atau monitoring yang lebih intens untuk perbaikan yang lebih cepat . Dalam hal ini diperlukan komitmen pimpinan rumah sakit dan seluruh perawat serta karyawan untuk memperbaiki atau meningkatkan mutu layanan .