Dasar Hukum Pelaksanaan Teaching Factory Perpres No. 14 tahun 2015, tentang Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Pasal 16 huruf c. yang menyatakan salah satu fungsi dari Ditjen Pendidikan Dasar dan Menengah dalam fasilitasi pembangunan teaching factory dan techno park di lingkungan SMK. •PP No. 41/2015 tentang Pembangunan Sumber Daya Industri, Pasal 6 ayat (1) “Bahwa penyelenggaraan pendidikan vokasi industry )* berbasis kompetensi harus dilengkapi dengan Lembaga Sertifikasi Profesi , Teaching Factory, dan Tempat Uji Kompetensi. •Perpres No. 60/2015 tentang Rencana Kerja Pemerintah 2016, rencana pengembangan teaching factory di 50 SMK yang tersebar pada beberapa provinsi di tahun 2016 dan total pada 200 SMK sd. 2019
APA ITU TEACHING FACTORY?? 1. Metode pembelajaran yang dapat memberikan pengalaman praktik seperti situasi sesungguhnya pada dunia industri kepada peserta didik . 2. Proses pengembangan kompetensi yg dirancang berdasarkan prosedur dan standar kerja yang sesungguhnya dan diintegrasikan dalam RPP . dengan tujuan untuk menghasilkan produk/jasa yang berkualitas sesuai dengan tuntutan pasar/konsumen.
Fungsi Teaching Factory T EFA merupakan bagian dari proses pembelajaran dalam rangka mendukung pelaksanaan salah satu fungsi pendidikan menengah kejuruan, yaitu ” membekali peserta didik dengan kemampuan ilmu pengetahuan dan teknologi serta kecakapan kejuruan profesi sesuai dengan kebutuhan masyarakat” (PP 17/2010 Pasal 76 ayat (2) huruf c)
ANALISIS PRODUK Teaching Factory SMK Negeri Rajapolah Tasikmalaya bergerak di bidang perdagangan barang dan jasa, yaitu penjualan barang dan jasa. Kami memilih usaha di bidang ini karena disesuaikan kompetensi pada paket keahlian Bisnis Daring dan Pemasaran di SMK Negeri Rajapolah Tasikmalaya . JUMLAH SISWA 2040 ORANG JUMLAH GURU+TU 120 ORANG Pasar Potensial
ANALISIS POTENSI Aspek Kondisi Saat Ini Kekuatan Kelemahan Peluang Ancaman / Tantangan Kurikulum K 13 yang diselaraskan dengan Dunia Bisnis Ritel Modern Struktur program penataan jadwal masih konvensional Permendikbud no. 60 tahun 2014 memungkinkan adanya Sinkronisasi materi sesuai dengan kebutuhan industry Perkembangan bisnis ritel selalu berkembang Sumber Daya Manusia Guru yang sudah di training di DI/DI Siswa yang telah Prakerin di DU/DI selama 6 bulan Belum semua guru di melakukan magang di DU/ID Penjualan barang/jasa dan jasa (mini market) Upgrade pengetahuan guru karena industri consumers goods setiap saat mengeluarkan produk baru Fasilitas Bengkel Bisnis Daring dan Pemasaran Standart Super Market Belum memiliki standar alat transaksi yang digunakan dalam ritel modern. Menerima pembelian dan penjualan kebutuhan masyarakat. Pengadaan alat cash register system P.O.S dan literatur produk Potensi Daerah SMK NEGERI RAJAPOLAH mempunyai 2 04 0 siswa dan 1 1 0 guru dan karyawan Dibutuhkan banyak siswa yang menjadi pebisnis untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Kebutuhan pokok di lingkungan sekolah cukup tinggi Bisnis Ritel semakin menjamur di Kab. Tasikmalaya Mitra Industri SMK NEGERI RAJAPOLAH sejak November 2014 bekerja sama dengan Qini mart, Yogya Dept. Store dan Matahari Dept. Store. Standart peralatan, sarana, dan prasarana yang tinggi dari Industri Yogya Dept. Sreo membuka diri untuk kerjasama dengan SMK pada segala bidang secara maksimal Hasil pekerjaan selalu dituntut sesuai starndart pelayanan prima